Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM Nilai praktikum

GKP 0301 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


Laboratorium Sistem Informasi Geografis
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

ACARA IV : TOPOLOGY RULES

KELOMPOK HARI: KAMIS PUKUL: 11.15


MAULYDIA FEBRIANTI PRATIWI 22/ 497173/ GE/ 09880
.
ASISTEN:
1. ANASTASYA DIVAZIENA PUSPITA
2. SHAFA MUTIA
.

A. PEMBAHASAN
SIG merepresentasikan real world dengan data spasial yang terbagi atas dua model
data, yaitu data vektor dan data raster (Awangga, 2017). Data raster perlu dikonversikan
ke data vektor untuk mengubah peta analog ke peta digital. Pengubahan data raster ke
data vektor dapat dilakukan dengan digitasi dan tracing. Digitasi dilakukan dengan
menelusuri objek secara manual. Sementara itu, tracing menggunakan prinsip scanning.
Proses-proses tersebut dikenal dengan input data vektor. Terkadang input data vektor
terdapat kesalahan sehingga perlu adanya koreksi dengan topology rules.
Topologi merupakan sebuah metode untuk melacak dan menghilangkan atau
memperbaiki error dalam data spasial (Zhu, 2016). Ada banyak aturan topologi yang
dapat diterapkan dalam geodatabase, tergantung pada hubungan spasial yang akan
digunakan (Wicaksono, 2020). Aturan yang umum digunakan pada data dengan tipe
poligon adalah antar poligon tidak boleh bertampalan dan antar poligon tidak boleh ada
celah (gap). Data yang telah dikoreksi dapat digunakan pada proses lanjutan. Aturan
topologi secara default telah tersedia pada software GIS.
Aturan topologi dapat diterapkan pada QGIS dengan menginstall plugins topology
checker. Peta administrasi yang menjadi input dikoreksi dengan aturan topologi must not
have gaps yang artinya batas antar fitur tidak boleh memiliki gap atau jarak sehingga
fitur-fitur yang ada harus saling menempel atau menyatu. Besar toleransi jarak snapping
yang digunakan untuk mengkoreksi data poligon administrasi adalah adalah 0,03 meter.
Error dengan otomatis dapat muncul dan diketahui letaknya. Vertex yang menyebabkan
adanya gap digeser menggunakan vertex tool. Lama proses penggeseran sehingga error
yang ada dapat hilang bergantung pada keteilitian individu dalam menyesuaikan node
pada arc sehingga terlihat menyatu. Fitur zoom in dapat digunakan untuk memudahkan
pengoreksiaan. Apabila pengoreksian data sudah benar, daftar error pada tabel akan
otomatis berkurang. Namun, error dapat bertambah apabila koreksi yang dilakukan tidak
benar. Data topologi dianggap benar apabila seluruh error yang ada sudah terkoreksi.
Peta administrasi terlihat lebih rapi setelah ada pengoreksian. Gap dapat teridentifikasi
sebagai area sehingga pembagian wilayah pada peta dapat menjadi rancu jika tidak ada
pengoreksian.
Data hasil koreksi topologi disimpan dalam database spasial SIG yaitu SpatiaLite
(.sqlite). SQLite adalah sebuah embedded database yang sangat terkenal karena
menggabungkan antarmuka SQL dengan memori yang sangat kecil dan kecepatan yang
baik (Coulibaly, 2015). QGIS merupakan salah satu software yang sudah mendukung
basis data SpatiaLite/SQLite. Penyimpanan data dalam format ini tergolong cukup
mudah dilakukan. Namun, terdapat kesulitan saat tahapan input layer tidak dapat
connected.
B. KESIMPULAN
1. Pelanggaran aturan topologi dapat dicek dengan topology checker pada aplikasi
QGIS. Topology checker digunakan untuk melihat letak kesalahan atau error
yang ada setelah proses digitasi. Kesalahan yang ditampilkan kemudian
diperbaiki sesuai dengan kebutuhan dengan bantuan aturan topologinya. Lama
proses pengoreksian bergantung pada ketelitian dan kesabaran dalam mengoreksi.
C. DAFTAR PUSTAKA
Awangga, Rolly Maulana. 2017. Pengantar Sistem Informasi Geografis. Bandung:
unpublished version.
Coulibaly, Mariam. 2015. Pengembangan Mobile Learning Grammar Imbuhan Bahasa
Indonesia untuk Mahasiswa Asing. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Wicaksono, Maulana Kukuh. 2020. Analisis Spasial Sistem Informasi Geografis Untuk
Pembentukan Geodatabase Batas Wilayah dan Perubahan Garis Pantai dengan
Standar Kugi (Katalog Unsur Geografi Indonesia). Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Zhu, X. 2016. GIS for Environmental Aplications: A Practical Approach. Abingdon:
Routledge
D. LAMPIRAN
1. Display kesalahan topologi (tampilan peta dan tabel)

2. Display setelah dilakukan perbaikan polygon


3. Database (Sqlite)

Anda mungkin juga menyukai