Anda di halaman 1dari 6

Alat-alat Musik Melayu

1. Rebab

Termasuk alat music kordofon (lute type) yang kegunaannya sebagai music melodi solo. Di jaman dahulu di Persia terdapat rebab bertali satu yang digunakan untuk mengiringi diklamasi yang disebut rebab ul Shaer. Rebab berasal dari Timur Tengah, kemudian ke Persia, barulah kemudian mencapai kepulauan nusantara pada abad 11 M, alat musik rebab telah dilukiskan pada dinding Candi Borobudur. Rebab mempunyai peranan yang tinggi dan sangat dihormati di tanah Melayu karena alat ini mempunyai keterkaitan dengan upacara yang bersifat gaib. Suara rebab terdengar tinggi. Karena kedudukannya yang dianggap tinggi, rebab sering diukir dan dihias baik kepalanya (kecopong) maupun batangnya (shaft). Batang pinggangnya ramping dan biasanya terbuat dari kayu leban, panjang 3 kaki 6 inci, biasanya diukir dari ujung kepala sampai akhir batangnya. Tali (dawai) rebab ada tiga, dan dua buah dimainkan sekaligus bersama-sama. Nadanya E, A, dan E tinggi, ada juga G, D, A. Gesekannya terbuat dari kayu yang diukir dan bercemara, kemudian dimainkan seperti menggesek cello. Batangnya memanjang melalui badannya yang disebut tempurung dan muncul lagi di bawah sebagai kakinya. Lebar di atas kira-kira 8 inci, yang dibawah 4 inci dan tebalnya 2 inci. Tempurung bisanya terbuat dari kulit kerbau. Ada juga yang disebut susu yang melengket pada kulit yang kegunaannya untuk menekan suara (resonance). Cemara untuk gesekan terbuat dari ekor kerbau atau sabut kelapa. Pemain rebab meletakkan ibu jari kanannya di samping kepala gesekan dan jari ke-2 dan ke-3 di bawah, lalu jari ke-4 dan 5 mengeraskan tali. Tali gesekan dimainkan pada bagian atas tempurung. Bagian belakang rebab itu menghadap ke pemainnya.

2.

Gendang Panjang

Di India disebut dhol. Gendang panjang ini kedua sisinya ditutupi kulit. Selalu dimainkan dua buah, yang besar disebut induk dan yang agak kecil bentuknya disebut anak. Panjangnya rata-rata 21 inci, terbuat dari kayu merbau yang kuat dan tahan lama. Salah satu sisinya lebih kecil daripada sisi lainnya. Gendang anak kulitnya terbuat dari kulit kambing sedangkan gendang induk kulitnya terbuat dari kulit kerbau. Kulit yang terletak di kedua sisinya itu diikat dengan rotan yang dibelitkan. Untuk memainkan gendang panjang ini diperlukan keahlian tangan dan jari-jari lincah, kecepatan, dan kepekaan untuk mengikuti irama. Biasanya gendang panjang ini dipukul dengan buah rotan. 3. Gedombak

Gedombak dalam bahasa Arab disebut darabuka, di Turki disebut deblak, di Thailand disebut thon, sedangkan Persia menyebutnya dompak. Gendang ini berbentuk kerucut dengan kepalanya bulat besar yang terbuat dar kulit kambing, sedangkan ekornya terbuka guna untuk mendengarkan suara dengan cara membuka dan mengatupkannya. Di beberapa negeri Melayu, gedombak ini hanya dipergunakan dalam music Melayu untuk Menora dan Wayang Orang, tetapi di Serdang dan Kepulauan Riau pernah juga dipakai dalam music Makyong. Gedombak besar disebut induk dan yang kecil disebut anak.

4.

Geduk

Geduk adalah jenis gendang yang dua sisinya berkulit, tetapi hanya satu sisi yang dimainkan, sedangkan sisi lainnya diletakkan di bawah. Memainkannya dengan kayu pemukul (stick). Gendang induknya 15 inci besarnya dan gendang anaknya 12 inci dengan garis tengahnya 9 inci. Untuk memperkuat rotan pada pengikat kulitnya, ditambahkan lagi satu barisan ganda kayu. Geduk ini dipakai pada permulaan Wayang Kulit Melayu atau Makyong. 5. Gong

Gong termasuk dalam golongan alat music idiophone. Gong yang dibuat dari perunggu ini sudah dikenal lama baik melalui persuratan naskah maupun dalam ukiran di candi. Gong dianggap mempunyai tenaga gaib sehingga pantang dilangkahi. Untuk orang Melayu, sejenis gong yang agak tebal sisinya disebut Tetawak yang biasanya dipakai untuk mengiringi tarian joget. Dipergunakan juga untuk mengiringi teater tradisional semacam Makyong. Untuk Menora, Mendu, dan Wayang Kulit Melayu dipakai dua buah gong.

Gong yang induk bernada C dan gong anak bernada G. Disamping itu sejenis gong kecil yang lantang suaranya disebut Canang yang dipakai untuk menyampaikan berita. Gong yang lebih kecil disebut Telempong atau Kromong berdiameter 6 inci diletakkan pada sebuah alat dengan mukanya ke atas yang dipukul dengan kayu. Kegunaan telempong ini ialah untuk mengulangi melodi dasar. Ada juga gong yang besar disebut Mong bernada C yang dipakai bersama-sama dua buah Tetawak dan Mong menyelinginya. Gong Melayu terbuat dari gangsa dan berbusut. Gong yang tidak berbusut (gong ceper) menunjukkan pengaruh dari Thailand atu China. 6. Serunai

Serunai dimainkan dengan menjaga aliranudara melalui lubangnya dan mendapatkan nada dengan menutup lubang-lubang yang ada. Panjang batangnya sekitar 18 inci, kemudian ada lidah Serunai yang terbuat dari daun kelapa atau nibung yang disebut juga pipit. Sedangkan pipit yang satu lagi dibiarkan tergantung diikatkan dengan benang di alat tersebut sebagai serap. Pipit masik ke mulut dan dihembuskan dengan pipi digembungkan. Umumnya tidak dimainkan sebagai melodi, tetapi hanya sebagai iringan pada sebuah orkes atau pada nyanyian. Ada tujuh lubah dan sebuah di sebelah bawah. Meskipun seluruhnya ada 8 lubang, tetapi hanya lima lubang yang yang dapat dimainkan sekaligus dengan berbagai nada dimana nada umumnya adalah C. Tiga lubang di atas bernada G, A, dan B. Lubang ke 5 dan 6 bernada D dan E, sedangkan nada ke 7 merupakan nada antara. Jika lubang yang berada di sebelah bawah ditutup, maka nada akan naik 1 oktaf. Biasanya dalam lagu digunakan sebagai pengiring silat dan inai, serunai dimainkan dengan hembusan panjang tanpa melodi tertentu. Serunai ini termasuk alat-alat Nobat Diraja Melayu.

7.

Gambang

Adalah jenis alat music yang menyerupai ataupun sama dengan Saron (Jawa) dan Garantung (Batak). Yang memiliki 7 bilah kayu dengan nada 7, diletakkan di atas suatu tempat semacam puan dan bilah-bilah kayu itu dipukul dengan kayu. Ada juga gambang yang lebih dari 7 nada atau lebih dari satu oktaf dan dimainkan sebagai melodi, tetapi alat music ini sudah jarang terlihat. 8. Ceracap

Ceracap ialah dua bilah bamboo yang panjangnya kira-kira 35 cm, dan dipukulkan bersamasama menurut irama ketukan tertentu seperti bertepuk tangan. Alat ini merupakan alat perkusi tambahan yang sering juga dipergunakan untuk music Makyong. 9. Kesi

Kesi adalah sepasang cymbal kecil terbuat dari campuran tembaga dengan ukuran 2 inci dan disatukan dengan tali untuk pegangannya, kemudian saling dipukulkan menurut irama tertentu. Kesi juga sering dipergunakan dalam music Makyong.

10.

Gendang Joget (Ronggeng)

Gendang joget (ronggeng) ini berbentuk bulat seperti rebana besar, badannya terbuat dari kayu nyiur yang berukuran sekitar 40 cm dan ditutupi kulit kambing atau kulit anak lembu di sebelahnya saja, dan bagian lainnya sengaja tidak ditutupi kulit. Untuk menegangkan kulitnya jika akan dimainkan maka satu rotan bulat kecil ditekankan masuk antara kulit dengan dinding kayu sekelilingnya dari arah lubang sebelah dalam. Rotan tersebut biasa disebut sedak. Untuk mengiringi nyanyian ataupun tarian biasanya digunakan dua buah gendang, yang besar disebut induk dan yang kecil disebut anak. Yang pertama biasanya memberikan pukulan yang tetap, sedangkan anak memberikan pukulan dengan irama beragam menyelingi gendang induk. Untuk itu diperlukan kelincahan jari dan telapak tangan. Di antara semua jenis gendang, gendang joget inilah yang paling terkenal. Ada yang mengatakan bahwa gendang ini berasal dari Timur Tengah, tetapi ada pula yang mengatakan berasal dari orang Portugis. 11. Rebana

Dalam bahasa Arab disebut Tara dan di Cina Selatan disebut Daira. Alat gendang rebana ini menyerupai gendang joget, dan hanya satu sisinya yang ditutupi kulit kambing yang dipakukan ke dinding kayu bulat. Ada juga yang jenis besar disebt Kompang dan dimainkan mengiringi Rodat. Ketika mengiringi pengantin atau tamu agung yang tiba iramanya bertingkat (inter locking).

Anda mungkin juga menyukai