i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Pembuat Pernyataan
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Di Susun Oleh
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Prodi D IIIKeperawatan
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Medrian Harpenas Nalle
NIM. PO.530320119133
Dewan Penguji
Penguji
Mengesahkan Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Prodi D III Keperawatan
Dr. Florentianus Tat, SKp., M.Kes Meiyeriance Kapitan, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 196911281993031005 NIP. 197904302000122002
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Kualitas Hidup
Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana”
Karya tulis ilmiah ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi Diploma
III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan karya tulis ilmiah ini penulisan
banyak mendapatkan dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidak lepas
dari bantuan tenaga pikiran dan dukungan moril. Oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Antonia H.
Hamu S.Kep Ns, M,Kep dan Ibu Trifonia S. Nurwela, S.Kep Ns, M. Kes selaku
pembimbing yang penuh kesabaran dan ketelitian serta dengan segala totalitas
menyumbangkan ide-idenya dengan mengkoreksi, merevisi serta melengkapi
dalam menyusun karya tulis ilmiah. Ucapan terimakasih sebesarnya juga kepada
Bapak Simon S.Kleden, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji yang telah meluangkan
waktu untuk menguji dan memberikan masukan demi penyempurnaan laporan
penelitian. Penulis juga mengucapkan limpah terimakasih sebesar-besarnya
kepada :
v
4. Mariana Oni Bethan, S.Kep. Ns, MPH selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membantu membimbing, mengarahkan dan
memotivasi penulis selama menjalani studi di Poltekkes Kemenkes
Kupang Jurusan Keperawatan Prodi Diploma III Keperawatan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Kupang yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan selama ini.
6. Kedua Orang tua tercinta Bapak Yunus Nalle yang dengan senantiasa
mendoakan dan mendukung penulis.
7. Keempat Kaka dan adik tercinta Ani Nalle, Jefri Nalle, Tini Nalle, dan
Aditia Nalle yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
8. Kepada seluruh saudara/saudari, keluarga, dan orang-orang terkasih yang
dengan tulus hati selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.
9. Teman-teman terbaik Akwila, Sanri, Evi, eje, Tini, dan Phoenix 28 yang
selalu ada dan memberikan dukungan dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
10. Teman-teman Angkatan XXVIII Program Studi D-III Keperawatan
Poltekkes kemenkes Kupang yang telah memberikan informasi, semangat,
dan dukungan selama ini.
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penyusunan studi kasus ini.
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
*) D-III Nursing Study Program at the Health Polytechnic of the Kupang Ministry
of Health
Coronary heart disease greatly affects aspects of the sufferer's life, namely
physical, psychosocial and spiritual which affect the quality of life of the patient.
Quality of life is viewed from the context of the culture and value system in which
they live, concerning their standard of living, expectations, pleasures, and
concerns. It is summarized in a complex manner including physical health,
psychological status, and social relationships. This study was conducted to
determine the description of the quality of life in patients with coronary heart
disease in the working area of the Sikumana Health Center, Kupang City. This
study was conducted in July 2022 on 80 patients with coronary heart disease. The
research design used is descriptive, sampling using a non-probability technique
with the accidental method. The instrument used is a modified "Quality Of Life"
questionnaire. The results showed that most of the CHD patients had a quality of
life-related to the physical aspect. Bad category as many as 59 respondents (73%)
and a small portion experienced moderate category as many as 21 respondents
(26%). Aspects of Social Life. Bad category as many as 62 respondents (77%)
and a small proportion experienced moderate category as 18 respondents (22%),
Psychological Aspects in the bad category as many as 80 respondents (100%).
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................iii
HALAMAN ABSTARK............................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiv
ix
2.1.2 Ancaman Penyakit Jantung Koroner Terhadap Kualitas Hidup.....................6
x
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................................26
4.3 Pembahasan..........................................................................................................30
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Definisi Operasional
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas
Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait Dengan Aspek
Fisik
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan aspek kehidupan sosial
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Indonesia sendiri berdasarkan data dari (Riskesdas 2018) angka
prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter yaitu
terdiri dari 510.840 orang dan terbanyak di Provinsi Jawah Tengah
dengan dengan jumlah 135.447 orang yang menderita penyakit jantung
koroner. Diketahui bahwa tingginya prevalensi jantung koroner di
Indonesia diakibatkan oleh beberapa faktor resiko yang tidak dapat
dikendalikan.
2
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran kualitas hidup pada pasien dengan penyakit jantung
koroner di wilayah kerja Puskesmas Sikumana ?
3
Nabilah, Rohyadi Jantung Koroner desain deskritif jurnal penelitian
Yosep dan Tursini desain yang yang dianalisa
Yati (Bandung, dugunakan menyatakan
2020) adalah
bahwa lebih dari
systematic
setengah pasien
literature
PJK melakukan
review,
aktivitas fisik
ringan, atau
sebesar (36%-
74%)
Rahma Rahmadani Gambaran Kualitas Penelitian ini Hasil penelitian -
Destiana, Hidup Pada Pasien menggunakan ini dari tiga riset
Trajuman, dan Penyakit Jantung desain yang tesebut pada riset
Rokhayati Koroner digunakan pertama secara
(Bandung, 2020) adalah keseluruhan
sistematik (47%) memiliki
literature review kualitas hidup
dengan baik, riset kedua
menganalisa 3 (52,1%)
jurnal mengenai Riset ketiga
kualitas hidup (50%)
jantung koroner
4
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1.Manfaat Teoritis
1. Bagi Pasien
3. Bagi Peneliti
Dari hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan kesehatan untuk menambah refrensi pada penelitian.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Domain fisik pada kualitas hidup ini meliputi energi dan kelahan, nyeri
dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, mobilitas, aktivitas sehari-hari,
ketergantungan pada obat-obatan, dan kapasitas kerja. Domain psikologi
meliputi penampilan dan citra tubuh, perasaan positif, perasaan negatif,
harga diri, berfikir, belajar, memori dan kosentrasi serta spiritual. Domain
hubungan sosial meliputi hubungan personal, dukungan sosial dan aktivitas
seksual. Domain hubungan dengan lingkungan meliputi sumber keuangan;
kebebasan,keselamatan fisik dan keamanan; kesehatan dan kepedulian sosial
(aksebilitas dan kualitas); lingkungan rumah; peluang untuk memperoleh
informasi dan keterampilan baru; partisipasi dan kesempatan dalam
olahraga maupun rekreasi; lingkungan fisik (polusi/suara/lalulintas/iklim)
dan transportasi.
6
merupakan variabel yang paling signifikan mempengaruhi kualitas hidup
pada pasien PJK.
7
tingkat kualitas hidup yang lebih rendah dibanding pasien laki-laki PJK di
Netherlands.
8
depresi berdasarkan hasil analisis multivariate, dapat diketahui bahwa yang
menjadi faktor yang memengaruhi kualitas hidup pada pasien PJK dalam
penelitian ini adalah cemas, depresi, dan revaskularisasi jantung dengan
depresi menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup
pasien PJK dibanding kedua faktor yang lain.
Lebih jauh hasil penelitian menjelaskan bahwa pasien PJK yang tidak
mengalami kecemasan kualitas hidupnya 4,7 kali lebih baik dibanding
pasien cemas, sedangkan pasien yang tidak mengalami depresi memiliki
kualitas hidup 5,4 kali lebih baik dibanding dengan pasien depresi dan
pasien yang menjalani revaskularisasi memiliki kualitas hidup 3,23 kali
lebih baik dibanding pasien yang tidak menjalani revaskularisasi.
Pasien dengan PJK secara fisik mengalami berbagai perubahan yang
dapat berpengaruh terhadap aspek lainnya seperti aspek psikologis dan
spiritual. Secara fisik pasien dapat mengalami angina, sesak, mudah lelah
serta gangguan seksual (Rosidawati et al., 2015) dan secara psikologis
pasien dengan PJK sering mengalami cemas dan depresi (Aldana et al.,
2006; Fukuoka, Lindgren, Rankin, Cooper, & Carroll, 2007; Davidson et al.,
2013), lebih lanjut Sarafino dan Smith (2014) mengungkapkan bahwa
masalah psikososial yang dialami oleh pasien dengan penyakit kronis adalah
cemas, depresi, kemarahaan, dan keputusasaan. Cemas dan depresi yang
dialami oleh pasien PJK menurut Amin, Jones, Nugent, Rumsfeld, dan
Spertus (2006) dapat terjadi karena diagnosis dokter tentang penyakit serius,
status kesehatan yang memburuk, intervensi pengobatan, dan kekambuhan
gejala yang berulang.
2.2. 1. Definisi
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah jenis penyakit yang banyak
menyerang penduduk Indonesia kondisi ini terjadi akibat penyempitan
penyumbatan didinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan
kolesterol sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi
9
terganggu. Perubahan pola hidup, pola makan, dan stress juga dapat
mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner (Kasron, 2018).
10
sekali karena arteri koroner tersumbat maka mengakibatkan serangan
jantung yang mematikan atau infark miokard akut (Kasron,2012).
2.2. 2. Etiologi
Penyakit jantung koroner dapat terjadi ketika faktor-faktor tertentu
merusak arteri coroner. Faktor-faktor ini termasuk merokok, jumlah lemak
dan kolesterol yang tinggi dalam darah, tekanan darah tinggi, dan jumlah
gula yang tinggi dalam darah karena resistensi insulin atau diabetes.
Kerusakan arteri koroner akan menyebabkan penumpukan plak pada arteri
tersebut. Penumpukan plak ini yang dapat menyebabkan penyumbatan
arteri coroner sehingga menghambat aliran darah kejaringan dan otot
jantung.
11
1). Kadar kolesterol darah yang tinggi
2). Tekanan darah tinggi
3). Kebiasaan merokok
4). Resistensi insulin
5). Diabetes
6). Kegemukan atau obesitas
7). Sindrom metabolic
8). Kurangnya aktifitas fisik
9). Usia (semakin bertambahnya usia, risiko PJK meningkat)
10). Riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
12
2019). Di Amerika gejala PJK sebelum umur 60 tahun didapatkan
pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan. Ini berarti bahwa laki-
laki mempunyai resiko PJK 2-3 kali lebih besar dari perempuan.
Pada beberapa perempuan pemakian oral kontrasepsi dan selama
kehamilan akan meningkatkan kadar kolesterol, pada wanita hamil
kadar kolesterolnya akan lebih normal 20 minggu setelah melahirkan.
Angka kematian pada laki-laki didapatkan lebih tinggi dari pada
perempuan dimanana ketinggalan waktu 10 tahun kebelakang, akan
tetapi setelah menopause hampir tidak didapatkan perbedaan dengan
laki-laki (Kasron 2018).
2. Faktor yang dapat diubah
a. Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok saat ini sebagai salah satu faktor risiko utama
PJK disamping penigkatan kolesterol dan hipertensi, merokok juga
termasuk faktor resiko penyebab terjadinya penyakit jantung koroner.
Tipe perokok menurut jumlah rokok yang dihisap, meliputi: perokok
ringan apabila merokok kurang dari 100 batang per hari, perokok
sedang apabila merokok 10-20 batang per hari dan perokok berat
apabila merokok lebih dari 20 batang per hari. dan orang yang
merokok >20 batang per hari dapat mempengaruhi dua faktor resiko
lainnya.
Menurut World Heart Federation tembakau yang dikandung dalam
rokok dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang dialirkan
oleh darah cenderung mudah menggumpal. Gumpalan darah yang
terbentuk diarteri ini menyebabkan penyakit jantung koroner dan juga
stroke serta kematian mendadak. Literatur lain dari Heart Foundation
menyatakan bahwa tembakau memiliki efek patofisiologi terhadap
jantung, system pembekuan darah, dan metabolisme lipoprotein.
Merokok meningkatkan pembentukan plak koroner dan mendorong
terjadinya thrombosis koroner. Merokok juga dapat meningkatkan
13
kebutuhan oksigen oleh otot jantung dan menurunkan kemampuan
darah untuk mengangkut oksigen. (Kasron, 2018)
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko penyebab penyakit
jantung koroner. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ensensial
biasanya akibat perubahan struktur arteri dan arterial sistemik,
terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak diobati. Mula-mula akan
terjadi hipertropi dan tunika media diikuti dengan hialisinasi setempat
dan penebalan fibrosis dari tunika intima dan kemudian akhirnya akan
terjadi penyempitan pembuluh darah.
Tempat yang berbahaya adalah bila mengenai otot jantung, arteri
dahn arterial sistemik, arteri koroner dan serebral serta pembuluh darah
ginjal. Komplikasi terhadap jantung hipertensi yang paling sering
adalah kegagalan ventrikel kiri, PJK seperti nyeri dada dan miokard
infark. Dari penelitian 50% penderita miokard infark menderita
hipertensi dan 75% kegagalan ventrikel kiri akibat hipertensi
perubahan hipertensi khususnya pada jantung disebabkan karena:
1. Meningkatnya tekanan darah
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk
jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau
pembesaran ventrikel kiri (faktor miokard). Keadaan ini
tergantung dari berat dan lamanya hipertensi.
2. Mempercepat timbulnya arteroklorosis
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan
trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri
koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklosis
koroner (faktor koroner). Hal ini menyebabkan nyeri dada,
insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering didapatkan
pada penderita hipertensi dibanding orang normal.
Tekanan darah sistolik diduga mempunyai pengaruh yang
lebih besar. Kejadian PJK pada hipertensi sering dan secara
14
langsung berhubungan dengan tingginya tekanan darah sistolik.
Penelitian Framingham selama 18 tahun terhadap penderita
berusia 45-75 tahun mendapatkan hipertensi sistolik merupakan
faktor pencetus terjadinya angina pectoris dan miokard infark.
Juga pada penelitian tersebut didapatkan penderita hipertensi
yang mengalami miokard infark mortalitasnya 3x lebih besar
dari pada penderita yang normotensi dengan miokard infark.
Hasil penelitian framinghan juga mendapatkan hubungan
PJK dan tekanan darah diastolik. Kejadian miokard infark 2x
lebih besar pada kelompok tekanan darah diastolik 90-104
mmHg dibandingkan tekanan darah diastolik 85 mmHg,
sedangkan pada tekanan darah diastolik 105 mmHg 4x lebih
besar. Penelitian Stewart 1979 dan 1982 juga memperkuat
hubungan antara kenaikan tekanan darah diastolic dengan
resiko mendapat infark miokard.
Apabila hipertensi sistolik dan diastolik terjadi bersamaan
maka akan menunjukkan resiko yang paling besar
dibandingkan penderita yang tekanan darahnya normal atau
tekanan sistolik saja. Lichensenter juga melaporkan bahwa
kematian PJK lebih berkolerasi dengan tekanan darah sistolik
diastolik dibandingkan tekanan darah diastolik saja.
Pemberian obat yang tepat pada hipertensi dapat mencegah
terjadinya miokard infark dan kegagalan ventrikel kiri tetapi
perlu juga diperhatikan efek samping dari obat-obatan jangka
panjang. Oleh sebab itu pencegahan terhadap hipertensi
merupakan usaha yang jauh lebih baik untuk menurunkan
resiko PJK (Kasron, 2018).
c. Diabetes Melitus
Penyakit kencing manis atau DM adalah suatu keadaan dimana
terjadi kadar gula darah melebihi kadar normal yaitu gula darah puasa
>126mg/dL, atau dua jam sesudah minum 75gr glukosa, kadar gula
15
darah>200 mg/dL. Hal ini dapat diakibatkan oleh gangguan produksi
insulin dari pancreas ataupun ketidakmampuan insulin untuk bekerja
secara maksimal. Peningkatan resiko kardiovaskuler pada penderita
kencing manisnya sendiri. (Kabo, 2014).
Dengan demikian dapat dimengerti apabila pasien DM memiliki
resiko kematian dari PJK 2-6 kali dibanding orang yang tidak DM.
intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai
predisposisi penyakit pembuluh darah. Penelitian menunjukan laki-laki
yang menderita DM resiko PJK 50% lebih tinggi dari pada orang
normal, sedangkan pada perempuan resikonya 2 kali lipat (Kasron,
2018).
16
Tanda dan gejala penyakit jantung koroner sesuai dengan lokasi dan
derajat penyempitan pembuluh darah akibat obstruksi pada pembuluh darah
tersebut. Obstruksi ini menyebabkan suplai oksigen ke sel-sel otot jantung
berkurang. Kondisi ini yang disebut dengan iskemia dan menghasilkan gejala
nyeri dada. Obstruksi aliran darah pada pembuluh darah koroner biasa
sifatnya progresif sehingga menyebabkan kerusakan pembuluh darah coroner
yang irreversible. Akibatnya kerusakan dan matinya sel-sel otot jantung yang
memberikan tanda penurunan curah jantung dan dapat mengarah ke gagal
jantung. Selain nyeri dada, penyakit jantung coroner juga dapat menyebabkan
gejala sesak napas, serangan jantung tiba-tiba dan gejala lainnya (Smeltzer et
al.2010).
2.2. 5. Anatomi
Jantung terletak dirongga dada sedikit kekiri diatas diafragma,
berukuran kira-kira sebesar kepalan tangan kita. Jantung dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu jantung kanan dan jantung kiri. Setiap bagian
terdiri dari bilik dan serambi sehingga jantung dapat dibagi menjadi
serambi kanan, bilik kanan, serambi kiri dan bilik kiri. Serambi dan bilik
dipisahkan oleh katup, sedangkan jantung kanan dan kiri dipisahkan oleh
dinding jaringan yang disebut sebagai septum.
17
Jantung merupakan organ utama system kardivaskuker, beroto dan
berongga toraks bagian mediastinum. Jantung berbentuk seperti kerucut
tumpul dengan bagian bawah disebut apeks terletak lebih kekiri dan garis
mideal: bagian tepi terletak pada ruang interkosta IV kiri atau sekitar 9 cm
dari kiri linea medioklavikularis: bagian atas disebut basis terletak sedikit
kekanan pada kosta ke lll sekitar 1 cm dari tepi lateral sternum. Memiliki
ukuran panjang sekitar 12 cm, lebar 8-9 cm, dan tebal 6 cm. berat jantung
sekitar 200-425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram dan pada perempuan
sekitar 225 gram.
a. Epikardium
Merupakan lapisan terluar, memiliki struktur yang sama dengan
pericardium visceral
b. Mokardium
Merupakan lapisan tengah yang terdiri dari atas otot yang berperan
dalam menentukan kekuatan kontraksi
c. Endokardium
Merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel yang
melapisi bagian dalam jantung dan menutupi katup jantung
Katup jantung
Katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah
searah melalui bilik jantung. Ada dua jenis katup, yaitu katup
antrioventrikuler dan katup seminular.
18
a. Katup antrioventrikuler, memisahkan antara atrium dan
ventrikel. Katup ini memungkinkan darah mengalir dari
masing-masing atrium ke ventrikel saat diastole ventrikel dan
mencegah aliran balik ke atrium saat systole ventrikel. Katup
atrioventrikuler ada dua yaitu katup trikuspidalis dan katup
bikuspidalis. Katup trikuspidalis memiliki tiga buah daun katup
yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup
kiri. atau katup mitral memiliki dua buah daun katup dan
terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
b. Katup seminular, memisahkan antara arteri pulmonalis dan
aorta dari ventrikel. Katup seminular yang membatasi ventrikel
kanan dan arteri pulmonalis disebut katup seminular pulmonal.
Katup yang membatasi ventrikel kiri dan aorta disebut katup
semiluar aorta. Adanya katup ini memungkinkan darah
mengalir masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau
aorta selama systole ventrikel dan mencegah aliran balik ke
ventrikel sewaktu diastole ventrikel. Katup tersebut membuka
dan menutup secara pasif, menangggapi perubahan tekanan dan
volume dalam bilik jantung dan pembuluh darah. Septum atrial
adalah bagian yang memisahkan antara atrium kiri kanan
sedangkan septum ventrikel adalah bagian yang memisahkan
ventrikel kanan dan kiri.
2.2. 6. Patofisiologi
Penyakit jantung koroner dapat terjadi karena aterosklerosis yang
dihubungkan dengan faktor lingkungan, gaya hidup, dan genetic.
Aterosklerosis merupakan proses kronis yang ditandai dengan akumulasi
lemak dan inflamasi pembuluh darah coroner. Penumpukan lemak dan
inflamasi yang terus menerus dapat menumbulkan plak pada pembuluh
darah koroner. Hal ini menyebabkan aliran darah ke arteri koroner
19
terhamlbat dan menyebabkan iskemia yang menyebabkan nyeri dada atau
angina pektoris (Themistocleous et al, 2017).
20
komponen-kompenen seluler darah melakukan adhesi,
menghambat proliferasi sel otot polos vaskular, menghambat
aktivasi dan agregasi platelet, menghambat adhesi dan dan migrasi
dari sel-sel inflamasi. Terjadinya jejas pada endotel yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor lama-kelamaan akan menurunkan
efek protektif dari sistem anti inflamasi endogen di dalam sel
endotel (Wihastuti et al,. 2016). Gesekan antara aliran darah dan
lapisan endotel pada lumen arteri akan menimbulkan suatu gaya
yang disebut dengan shear stress. Lapisan endotel yang melapisi
arteri sangat sensitif akan terjadi gesekan antara aliran darah dan
lapisan endotel pada lumen arteri.Distribusi aliran darah pada
beberapa daerah arteri akan mengakibatkan shear stress yang
kompleks dan akhirnya mengakibatkan jejas pada endotel. Adanya
hipertensi juga dapat meningkatkan shear stress sehingga berakibat
pada terjadinya jejas endotel (Wihastuti et al,. 2016)
2.2. 8. Komplikasi
Komplikasi penyakit jantung koroner sangat bergantung pada ukuran dan
lokasi iskemia serta infark yang mengenai miokardium. Adapun
komplikasi dari penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut:
21
a. Gagal jantung kongestif
b. Syok kardiogenik
c. Edema paru akut
d. Disfungsi otot papilaris
e. Ruptur jantung
f. Anaurisme ventrikel
g. Tromboembolisme
h. Perikarditis
i. Aritmia
2.2. 9. Penatalaksanaan
Pada dasarnya penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut:
a. Menghentikan, atau mengurangi atau regresi dari proses aterosklerosis
dengan cara mengendalikan faktor-faktor resiko:
1. Tidak merokok
2. Latihan fisik sesuai jantung penderita
3. Diet untuk mencapai profil lemak yang baik dan berat badan yang
ideal
4. Mengendalikan tekanan darah tinggi, DM, dan stress mental
b. Penanganan nyeri
Penanganan nyeri dapat berupa terapi farmakologi adalah sebagai
berikut: Mofin sulfat, Nitrat, Beta bloker.
2.3 Kerangka Konsep
: Terdapat Hubungan
22
BAB III
METODE PENELITIAN
23
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2016).
Kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah
a. Pasien dengan penyakit jantung koroner
b. Pasien dengan penyakit jantung koroner yang memiliki riwayat gangguan
kesehatan dan penyakit kronik sebelum dan selama sakit
24
3.4 Definisi Operasional
Table 1 Definisi Operasional
25
3.6 Metode pengumpulan data
Peneliti menggunakan metode pengumpulan data kuisioner
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana
2. Waktu
Penelitian akan di laksanakan pada bulan Juli 2022
26
d. Tabulating
Tabulating adalah menyususn data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
setelah dilakukan perhitungan data secara manual.
e. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pemeriksaan kembali data yang sudah di-
entry untuk memastikan tidak ada kesalahan saat entry data. Peneliti
memeriksa kembali data yang telah di-entry untuk memastikan semua
prosedur pengumpulan data dilakukan dengan tepat.
2. Penyajian Data
Data yang telah di olah di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
selanjutnya dinarasikan.
27
3. Connfidentiality (Kerahasiaan)
Hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya . semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian.
4. Justice and Inclusiveness (Keadilan dan keterbukaan) permasalahana etika
responden yang memberikan jaminan keadilan untuk setiap responden
untuk mendapatkan perlakuan yang sama tanpa membedakan gender,
agama, dan etnis. Sedangkan untuk keterbukaan peneliti memberikan
jaminan untuk lingkungan peneliti supaya dikondisikan agar peneliti dapat
menjelaskan prosedur peneliti secara terbuka kepada responden.
5. Sukarela
Penelitian ini tidak ada unsur paksaan atau tekanan, secara langsung
maupun tidak langsung dari peneliti kepada calon responden atau sampel
yang diteliti.
6. Beneficiency (kebermanfaatan)
Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya dan dengan
kajian pustaka. Dalam penelitian ini subjek ditempatkan pada posisi
terhormat dan tidak dirugikan.
a. Manfaat bagi peneliti
Untuk mengetahui kualitas hidup pada pasien dengan penyakit jantung
koroner
b. Manfaat bagi pasien
Untuk mengetahui kualitas hidup yang dialami agar melakukan
pemeriksaan rutin ke puskesmas.
28
BAB IV
29
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden
30
4.2.2. Data Khusus
a. Kualitas Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait dengan Aspek
Fisik
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas
Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait Dengan Aspek
Fisik
No Kategori F P (%)
1. Baik 0 0%
2. Sedang 21 26%
3. Buruk 59 73%
Total 80 100
No Kategori F P
(%)
1. Baik 0 0%
2. Sedang 18 22%
3. Buruk 62 77%
Total 80 100
31
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian
besar pasien PJK memiliki kualitas hidup terkait dengan Aspek
Kehidupan Sosial. Kategori buruk sebanyak 62 responden
(77%) dan sebagian kecil mengalami kategori sedang sebanyak
18 responden (22%).
No Kategori F P (%)
1. Baik 0 0%
2. Sedang 0 0%
3. Buruk 80 80%
Total 80 100
4.3. Pembahasan
4.3.1. Kualitas Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait dengan Aspek Fisik
Penyakit jantung koroner bisa berdampak di berbagai aspek
kehidupan penderitanya secara fisik penderita akan merasakan sesak,
mudah lelah, mengalami gangguan seksual, serta nyeri dada. (Nuraeni,
2016). Menurut penelitian yang di lakukan oleh Hilmi Nur Aziz, Farial
Nurhayati, (2018) hasil penelitiannya menunjukan bahwa sebanyak 18
responden (37%) memiliki kualitas fisik baik, dikarenakan sebagian besar
responden di kuesioner menyatakan bahwa responden puas akan
kemampuannya untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Namun
32
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan hasil
penelitian dapat di ketahui kualitas hidup pasien jantung koroner terkait
dengan aspek fisik di wilayah kerja Puskesmas Sikumana yaitu kategori
buruk berjumlah 59 responden (73%), dikarenakan responden mengisi
kuesioner menyatakan bahwa responden mengalami sakit yang cukup
sering dalam satu minggu sehingga mengganggu sehari-hari dan frekuensi
terapi yang sering.
Menurut opini peneliti aspek fisik dapat mempengaruhi
kemampuan responden dalam beraktivitas. Di karenakan adanya nyeri
dada, sesak napas dan ketakutan terhadap serangan jantung sehingga
aktivitas yang dilakukan responden memiliki keterbatasan kemampuan
untuk melakukan aktivitas dan mengurangi jumlah jam kerja dan
membatasi aktivitas serta menghabiskan waktunya untuk melakukan
aktivitas lain yang tidak menimbulkan rasa nyeri atau sesak napas.
33
responden menyatakan bahwa responden mengalami kesulitan dalam
hubungan sosial.
Menurut opini peneliti aspek kehidupan sosial dapat berhubungan
antar responden atau lebih dimana tingkah laku individu atau responden
akan saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki tingkah laku
responden lainnya. Mengingat manusia merupakan makhluk sosial maka
dalam behubungan sosial, manusia dapat merealisasikan kehidupan serta
berkembang menjadi manusia seutuhnya. Kehidupan sosial mencakup
hubungan pribadi, dukungan sosial.
4.3.3. Kualitas Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait dengan Aspek
Psikologis
Psikologis meliputi penampilan citra tubuh, peraasaan positif,
perasaan negatif harga diri, berfikir, belajar, memori dan konsentrasi serta
spiritual. Menurut penelitian yang di lakukan oleh Remita Ully
Hutagalung, F,Sri Susilaningsih, Ai Mardiyah (2014). hasil penelitiannya
menunjukan bahwa sebanyak 62 responden (52%) memiliki kualitas
psikologis baik. Dikarenakan responden menyatakan bahwa responden
jarang memiliki perasaan negatif terhadap dirinya.
Hal ini dapat didukung dengan pendapat yang diungkapkan oleh
peneliti yang menyatakan bahwa orang yang kesehatan psikologisnya baik
dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya sehingga ia dapat
mengatasi kekalutan mental seperti perasaan negatif akibat dari tekanan-
tekanan perasaan dan hal-hal yang menimbulkan frustasi sehingga akan
baik kualitas hidupnya
Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dapat di ketahui kualitas hidup pasien jantung koroner terkait
dengan aspek psikologis di wilayah kerja Puskesmas Sikumana yaitu
kategori buruk berjumlah 80 responden (100%). dikarenakan responden
mengisi kuesioner menyatakan bahwa pasien penderita jantung koroner
mengalami depresi yang terjadi akibat penyakitnya.
34
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianti, dkk
(2012) yang didapatkan hasil sebanyak 29 responden (41%) memiliki
kualitas psikologis buruk yang menyatakan bahwa pasien akan merasa
takut penyakitnya yang tidak bisa disembuhkan, dan tidak percaya diri.
Menurut opini peneliti penyakit jantung koroner mempunyai
dampak negatif pada aspek psikologis, diantaranya gangguan presepsi
pasien terhadap penyakitnya (termasuk tingkat penerimaan diri dan
kepuasan terhadap hidupnya). Aspek psikologis berkaitan dengan keadaan
mental responden. keadaan mental responden mengarah pada mampu atau
tidaknya responden menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan
perkembangan sesuai dengan kemampuannya, baik tuntutan dalam diri
maupun dari luar diri. Aspek psikologis juga berkaitan dengan aspek fisik,
dimana responden dapat melakukan suatu aktivitas dengan baik bila
responden tersebut sehat secara mental. Kesejahteraan psikologis
mencakup perasaan positif, perasaan negatif, spiritual/agama/keyakinan
pribadi, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi.
35
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian ini di wilayah kerja Puskesmas Sikumana pada
tanggal 11 juli-23 juli 2022 dapat disimpulkan beberapa hal. Sebagian
besar pasien penyakit jantung koroner berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 52 orang (65%), berusia 45-60 tahun sebanyak 44 orang
(55%), berpendidikan menengah sebanyak 54 orang (67%), bekerja
sebagai Petani/Nelayan/Buruh sebanyak 25 orang (31%). Sebagian
besar pasien penyakit jantung koroner memiliki kualitas hidup terkait
dengan aspek fisik buruk (73%), Sebagian besar pasien penyakit
jantung koroner memiliki kualitas hidup terkait dengan aspek
kehidupan sosial buruk (77%), Sebagian besar pasien penyakit jantung
koroner memiliki kualitas hidup terkait dengan aspek psikologis buruk
(80%).
5.2. Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dari hasil penelitian, pelayanan kesehatan selalu ditingkatkan dan
terus memberikan pendidikan kesehatan dan informasi mengenai
cara mencegah penyakit jantung koroner.
2. Bagi Mahasiswa/i
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan dan
refrensi untuk teman-teman maupun peserta didik
3. bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjut, diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian
ini sebagai sumber informasi atau data agar lebih lanjut tentang
36
variabel-variabel yang berhubungan dengan aspek fisik, psikilogis,
dan kehidupan sosial.
LAMPIRAN
37
Lampiran1.
38
Lampiran 2.
39
Lampiran 3.
40
Lampiran 4.
41
Lampiran 5.
LEMBAR PENJELASAN
42
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
NIM : PO530320119133
Saya akan melakukan penelitian dengan judul “ Gambaran Kualitas Hidup Pada
Pasien Penyakit Jantung Koroner di Puskesmas Sikumana” saya mohon kesediaan
Bapa/Ibu menjadai parsitisipasi dalam penelitian ini adapun hal-hal yang perlu
bapak ibu ketahui adalah:
Lampiran 6.
43
(INFORMEND CONSENT)
NIM : PO530320119133
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak membahayakan dan merugikan saya.
Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk di pergunakan sebagai mestinya.
Yang
menyetujui
Lampiran 7.
44
Judul Penelitian GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN PENYAKIT
JANTUNG KORONER DI PUSKESMAS SIKUMANA
A. Identitas Pasien
Petunjuk Pengisian : Isilah Data Berikut Dengan Benar
1. Nomor Responden : …………………..
2. Nama : ……………..
3. Umur : ……………..
4. Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Petani/Nelayan/Buruh
Wiraswaasta
PNS
Lainnya
45
Pentunjuk Pengisian :
1. Sebelum menjawab pertanyaan dimohon membaca dengan teliti
pertanyaan
2. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√) sesuai
dengan keadaan saudara/bapak/ibu
3. Semua item pertanyaan harus dijawab dengan lengkap
4. Semua jawaban akan dirahasiakan dan dipergunakan dalam
penelitian ini
5. Cara menjawab sesuai dengan petunjuk masing-masing kuesioner
6. Untuk setiap item pertanyaan, pilihan jawaban saudara adalah :
a. Sangat buruk (1), buruk (2), biasa saja (3), baik (4), sangat
baik (5).
b. Tidak sama sekali (1), sedikit (2), dalam jumlah sedang (3),
sangat sering (4), dalam jumlah banyak (5).
c. tidak pernah (1), jarang (2), cukup sering (3), sangat sering
(4), selalu (5).
a). Camkan dalam pikiran anda segala standar hidup, harapan, kesenangan, dan
perhatian anda. Kami akan bertanya apa yang anda pikirkan tentang kehidupan
anda pada empat minggu terkahir.
Pertanyaan Sangat Buruk Biasa Baik Sangat
No Buruk Saja Baik
1. Bagaimana
menurut anda
kualitas
hidup anda
Pertanyaan Sangat Tidak Biasa Puas Sangat
Tidak Puas Puas Saja Puas
2. Seberapa
puas anda
terhadap
kesehatan
anda
46
b). Pertanyaan berikut adalah tentang Seberapa Sering Anda telah mengalami
hal-hal berikut ini dalam empat minggu terakhir.
3. Seberapa jauh rasa
sakit fisik anda
mencegah anda
dalam beraktivitas
sesuai kebutuhan
anda?
4. Seberapa sering
anda membutuhkan
terapi medis untuk
dapat berfungsi
dalam kehidupan
sehari-hari?
5. Seberapa jauh anda
menikmati hidup
anda?
6. Seberapa jauh anda
merasa hidup anda
berarti?
7. Seberapa jauh anda
mampu
berkonsentrasi?
8. Secara umum,
seberapa aman
anda rasakan dalam
kehidupan anda
sehari-hari?
9. Seberapa sehat
lingkungan tempat
tinggal anda
(berkaitan dengan
sarana prasarana) ?
47
c). Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal
berikut ini dalam empat minggu terakhir ?
No. Pertanyaan Tidak Sedikit Dalam Sangat Dalam
sama jumlah sering jumlah
sekali sedang banyak
10. Apakah anda
memiliki
vitalitas yang
cukup untuk
beraktivitas
sehari-hari?
11 Apakah anda
dapat menerima
penampilan
tubuh anda?
12. Apakah anda
memiliki cukup
uang untuk
memenuhi
kebutuhan
anda?
48
No Pertanyaan Sangat Buruk Biasa Baik Sangat
buruk Saja Baik
15. Seberapa
baik
kemampuan
anda dalam
bergaul?
Sangat Tidak Puas Sangat
Tidak Puas Biasa Puas
Puas Saja
16. Seberapa
puaskah anda
dengan tidur
anda?
17. Seberapa
puas anda
dengan
kemampuan
anda untuk
menampilkan
aktivitas
kehidupan
anda sehari-
hari?
18. Seberapa
puaskah anda
dengan
kemampuan
anda untuk
bekerja?
19. Seberapa
puaskah anda
terhadap diri
anda?
20. Seberapa
puaskah anda
dengan
hubungan
personal/
sosial anda?
49
21. Seberapa
puaskah
anda
dengan
kehidupan
seksual
anda?
22. Seberapa
puaskah
anda
dengan
dukungan
yang anda
peroleh dari
teman
anda?
23. Seberapa
puaskah
anda
dengan
kondisi
tempat
anda?
24. Seberapa
puaskah
dengan
akses anda
pada
layanan
kesehatan?
25. Seberapa
puaskah
anda
dengan
transportasi
yang harus
anda jalani?
d). Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau
mengalami hal-hal berikut dalam empat minggu terakhir?
Tidak Jarang Cukup Sangat selalu
pernah sering sering
26. Seberapa
sering anda
50
memiliki
perasaan
negative
seperti
“feeling
blue”
(kesepian),
putus asa,
cemas, dan
depresi?
Lampiran 8.
51
Lampiran 9.
DOKUMENTASI
52
53
54