Anda di halaman 1dari 70

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG


KORONER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIKUMANA

MEDRIAN HARPENAS NALLE


NIM: PO530320119133

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
2022
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG


KORONER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIKUMANA

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan


Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

MEDRIAN HARPENAS NALLE


NIM: PO530320119133

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
2022

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:


Nama : Medrian Harpenas Nalle
NIM : PO.530320119133
Program Studi : DIII Keperawatan
Institusi : Politeknik Kesehatan KemenkesKupang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya


Tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambilan ahlian tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan karya tulis ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.

Pembuat Pernyataan

Medrian Harpenas Nalle


NIM: PO.530320119133

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Gambaran Kualitas Hidup Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner


Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana

Di Susun Oleh

Medrian Harpenas Nalle


PO530320119133

Telah di setujui untuk di seminarkan di depan Dewan Penguji Prodi D-III


Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Pada Tanggal, 2022

Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Antonia H. Hamu S.Kep.,Ns, M,Kep Trifonia S. Nurwela, S.Kep.,Ns, M.Kes


NIP. 197409191998032013 NIP. 197710192001122001

Mengesahkan Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Prodi D IIIKeperawatan

Dr.FlorentianusTat, SKp,M.Kes Meiyeriance Kapitan, S.Kep.,Ns., M.Kep


NIP. 196911281993031005 NIP. 197904302000122002

iii
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH


GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN PENYAKIT
JANTUNG KORONER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIKUMANA

Disusun Oleh :
Medrian Harpenas Nalle
NIM. PO.530320119133

Telah Diuji Pada Tanggal

Dewan Penguji

Penguji

Simon S. Kleden, S.Kep, Ns, M.Kep.


NIP 197409061997031005

Mengesahkan Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Prodi D III Keperawatan

Dr. Florentianus Tat, SKp., M.Kes Meiyeriance Kapitan, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 196911281993031005 NIP. 197904302000122002

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Kualitas Hidup
Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana”

Karya tulis ilmiah ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi Diploma
III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan karya tulis ilmiah ini penulisan
banyak mendapatkan dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidak lepas
dari bantuan tenaga pikiran dan dukungan moril. Oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Antonia H.
Hamu S.Kep Ns, M,Kep dan Ibu Trifonia S. Nurwela, S.Kep Ns, M. Kes selaku
pembimbing yang penuh kesabaran dan ketelitian serta dengan segala totalitas
menyumbangkan ide-idenya dengan mengkoreksi, merevisi serta melengkapi
dalam menyusun karya tulis ilmiah. Ucapan terimakasih sebesarnya juga kepada
Bapak Simon S.Kleden, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji yang telah meluangkan
waktu untuk menguji dan memberikan masukan demi penyempurnaan laporan
penelitian. Penulis juga mengucapkan limpah terimakasih sebesar-besarnya
kepada :

1. Ibu Dr. R.H. Kristina., SKM. M.Kes, selaku Direktur Politeknik


Kesehatan Kementrian Kesehatan Kupang.
2. Bapak Dr.Florentianus Tat,SKp., M.Kes, selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kupang.
3. Ibu Meiyeriance Kapitan, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Kupang.

v
4. Mariana Oni Bethan, S.Kep. Ns, MPH selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membantu membimbing, mengarahkan dan
memotivasi penulis selama menjalani studi di Poltekkes Kemenkes
Kupang Jurusan Keperawatan Prodi Diploma III Keperawatan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Kupang yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan selama ini.
6. Kedua Orang tua tercinta Bapak Yunus Nalle yang dengan senantiasa
mendoakan dan mendukung penulis.
7. Keempat Kaka dan adik tercinta Ani Nalle, Jefri Nalle, Tini Nalle, dan
Aditia Nalle yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
8. Kepada seluruh saudara/saudari, keluarga, dan orang-orang terkasih yang
dengan tulus hati selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.
9. Teman-teman terbaik Akwila, Sanri, Evi, eje, Tini, dan Phoenix 28 yang
selalu ada dan memberikan dukungan dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
10. Teman-teman Angkatan XXVIII Program Studi D-III Keperawatan
Poltekkes kemenkes Kupang yang telah memberikan informasi, semangat,
dan dukungan selama ini.
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penyusunan studi kasus ini.

Penulis menyadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan karya tulis


ilmiah ini. Besar harapan penulis akan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap agar karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan bagi pembaca sekalian.

vi
ABSTRAK

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG


KORONER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIKUMANA

Medrian Harpenas Nalle, Antonia Hamu*)


*) Program Studi D-III Keperawatan Poltekes Kemenkes Kupang

Penyakit jantung koroner sangat berdampak pada aspek kehidupan


penderitanya yaitu baik fisik, psikososial maupun spiritual yang
berpengaruh pada kualitas hidup pasien. Kualitas hidup ditinjau
dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal,
hubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan
perhatian mereka. Hal ini terangkum secara kompleks mencakup
kesehatan fisik, status psikologi, hubungan sosial. Penelitian ini
dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup
pada pasien penyakit jantung koroner diwilayah kerja Puskemas
Sikumana Kota Kupang. Penelitian ini di lakukan pada bulan Juli
2022 pada 80 pasien penyakit jantung koroner. Desain penelitian
yang digunakan adalah deskriptif, pengambilan sampel
menggunakan teknik non-probability dengan metode aksidental.
Instrumen yang digunakan yaitu modifikasi kuesioner “Quality Of
Life” yang telah dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa
sebagian besar pasien PJK memiliki kualitas hidup terkait dengan
Aspek Fisik. Kategori buruk sebanyak 59 responden (73%) dan
sebagian kecil mengalami kategori sedang sebanyak 21 responden
(26%). Aspek Kehidupan Sosial. Kategori buruk sebanyak 62
responden (77%) dan sebagian kecil mengalami kategori sedang
sebanyak 18 responden (22%), Aspek Psikologis kategori buruk
sebanyak 80 responden (100%).

Kata Kunci: Kualitas Hidup, Pasien Jantung Koroner

vii
ABSTRACT

DESCRIPTION OF QUALITY OF LIFE IN CORONARY HEART DISEASE


PATIENTS IN THE WORK AREA OF SIKUMANA PUSKESMAS

Medrian Harpenas Nalle, Antonia Hamu*)

*) D-III Nursing Study Program at the Health Polytechnic of the Kupang Ministry
of Health

Coronary heart disease greatly affects aspects of the sufferer's life, namely
physical, psychosocial and spiritual which affect the quality of life of the patient.
Quality of life is viewed from the context of the culture and value system in which
they live, concerning their standard of living, expectations, pleasures, and
concerns. It is summarized in a complex manner including physical health,
psychological status, and social relationships. This study was conducted to
determine the description of the quality of life in patients with coronary heart
disease in the working area of the Sikumana Health Center, Kupang City. This
study was conducted in July 2022 on 80 patients with coronary heart disease. The
research design used is descriptive, sampling using a non-probability technique
with the accidental method. The instrument used is a modified "Quality Of Life"
questionnaire. The results showed that most of the CHD patients had a quality of
life-related to the physical aspect. Bad category as many as 59 respondents (73%)
and a small portion experienced moderate category as many as 21 respondents
(26%). Aspects of Social Life. Bad category as many as 62 respondents (77%)
and a small proportion experienced moderate category as 18 respondents (22%),
Psychological Aspects in the bad category as many as 80 respondents (100%).

Keywords: Quality of Life, Coronary Heart Patients

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSYARATAN GELAR ..................................................................i

LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN.....................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................iv

KATA PENGANTAR ..............................................................................................v

HALAMAN ABSTARK............................................................................................vii

DAFTAR ISI..............................................................................................................viii

DAFTAR TABEL......................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiv

DAFTAR ARTI LAMBANG....................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................4

2.1. Konsep Kualitas Hidup...................................................................................4

2.1.1 Definisi Kualitas Hidup............................................................................5

ix
2.1.2 Ancaman Penyakit Jantung Koroner Terhadap Kualitas Hidup.....................6

2.1.3 Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kualitas Hidup .........................................7

2.2. Konsep Penyakit Jantung Koroner .....................................................................8

2.2.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner ................................................................9


2.2.2 Etiologi............................................................................................................9
2.2.3 Faktor-Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner...........................................10
2.2.4 Tanda dan Gejala ...........................................................................................14
2.2.5 Anatomi..........................................................................................................15
2.2.6 Patofisiologi ...................................................................................................17
2.2.7 Pemeriksaan Penunjang .................................................................................18
2.2.8 Komplikasi......................................................................................................19
2.2.9 Penatalaksanaan..............................................................................................19

2.3. Kerangka Konsep ...............................................................................................19

BAB II METODE PENELITIAN ...................................................................................20

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................................20

3.2. Subjek Penelitian.................................................................................................20

3.3. Fokus Studi..........................................................................................................21

3.4.Definisi Operasional ............................................................................................22

3.5. Instrumen Penelitian ...........................................................................................22

3.6 Metode Pengumpulan Data..................................................................................23

3.7 Lokasi & Waktu Penelitian .................................................................................23

2.8 Analisa Data dan Penyajian Data.........................................................................23

3.9 Etika Penelitian ...................................................................................................25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................26

x
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................................26

4.2 Data Hasil Penelitian ...........................................................................................27

4.3 Pembahasan..........................................................................................................30

4.4 Keterbatasan Penelitian .......................................................................................33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................34

5.1 Kesimpulan .........................................................................................................34

5.2 Saran ....................................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................36

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Definisi Operasional
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas
Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait Dengan Aspek
Fisik
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan aspek kehidupan sosial

xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Bukti ACC Judul


Lampiran 2 Surat Permintaan Data Awal
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4 Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 5 Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 6 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 8 Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 9 Master Data Penelitian
Lampiran 10 Lembar Konsultasi KTI
Lampiran 11 Lembar Dokumentasi Penelitian

xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar


WHO : World Health Organization
Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
PJK : Penyakit Jantung Koroner
MmHg : Milimeter Merkuri Hydrargyrum
DM : Diabetes Melitus
EKG : Elektrokardiogram
Mg : Mili gram

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit jantung koroner sangat berdampak pada aspek kehidupan
penderitanya yaitu baik fisik, psikososial maupun spiritual yang
berpengaruh pada kualitas hidup pasien. Yang terjadi perubahan pada
kondisi fisik, psikososial dan spiritual pada pasien penyakit jantung
koroner berpengaruh pada kualitas hidup.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Isma Istiqomah 2018)


menunjukan bahwa sebagian besar pasien PJK memiliki kualitas hidup
yang buruk, hasil dari gambaran kualitas hidup yang didapatkan dinilai
dari presepsi individu, psikologis, hubungan sosial, dan hubungan
lingkungan,

Menurut penelitian (Purnama, 2020) tentang salah satu faktor yang


mempengaruhi kualitas hidup pasien jantung koroner adalah usia karena,
usia mempengaruhi kualitas hidup dimana ketika usia semakin bertambah
maka kualitas hidup akan semakin menurun

Menurut penelitian (Rahmat, 2020) mengatakan bahwa penyakit


jantung koroner mulai terdeteksi pada usia kurang dari empat puluh lima
tahun di karenakan hasil dari penelitian umur termuda dari pasien jantung
koroner yaitu tiga puluh lima tahun.

Menurut Word Healt Organization (WHO 2015) penderita penyakit


jantung koroner tebanyak di Amerika Serikat lebih dari 366.800 orang
mengalami penyakit jantung koroner dan wilayah Asia Tenggara
menempati posisi kedua setelah Amerika Serikat.

1
Indonesia sendiri berdasarkan data dari (Riskesdas 2018) angka
prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter yaitu
terdiri dari 510.840 orang dan terbanyak di Provinsi Jawah Tengah
dengan dengan jumlah 135.447 orang yang menderita penyakit jantung
koroner. Diketahui bahwa tingginya prevalensi jantung koroner di
Indonesia diakibatkan oleh beberapa faktor resiko yang tidak dapat
dikendalikan.

Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan data yang didapatkan dari


Riskesdas tahun 2018 prevalensi penderita penyakit jantung koroner yaitu
sebesar 4,4% dengan urutan pertama pada kabupaten Sumba barat daya
dengan total presentase 15,5% dan yang menempatkan posisi terendah
pada kabupaten manggarai timur dengan presentase 12,6%.

Berdasarkan data yang di dapatkan dari dinas kesehatan kota kupang


yaitu pada tahun 2019 pengidap penyakit jantung koroner sebanyak 905
orang. Dan berdasarkan data yang di dapatkan dari Puskesmas Sikumana
pasien yang mengidap penyakit jantung koroner yaitu 80 orang.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin melakukan


penelitian yang berjudul Gambaran Kualitas Hidup Pada Pasien Penyakit
Jantung Koroner di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana.

2
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran kualitas hidup pada pasien dengan penyakit jantung
koroner di wilayah kerja Puskesmas Sikumana ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum


Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran
kualitas hidup pada pasien penyakit jantung koroner di wilayah
kerja Puskemas Sikumana Kota Kupang

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Mengetahui kualitas hidup pada pasien jantung koroner terkait
dengan aspek fisik
2. Mengetahui kualitas hidup pada pasien jantung koroner terkait
dengan aspek emosional
3. Mengetahui kualitas hidup pada pasien jantung koroner terkait
dengan aspek kehidupan sosial

1.3. Keaslian Penelitian


Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa
penelitian terdahulu.

Penelitian Judul peneliti Metode Hasil Penelitian Analisa


Penelitian Penelitian
Miftah Amarullah, Gambaran Kualitas Penelitian ini 87% responden Univariat
Fahrun Nur Rosyid Hidup Pasien menggunakan
(Surakarta, 2021 Jantung Koroner desain deskritif
dengan cara
pendekatan
survey
Nurlimi Diah, Gambaran Aktifitas Penelitian ini Hasil penelitian -
Pangestuningsih, Fisik Pasien menggunakan yaitu dari 3

3
Nabilah, Rohyadi Jantung Koroner desain deskritif jurnal penelitian
Yosep dan Tursini desain yang yang dianalisa
Yati (Bandung, dugunakan menyatakan
2020) adalah
bahwa lebih dari
systematic
setengah pasien
literature
PJK melakukan
review,
aktivitas fisik
ringan, atau
sebesar (36%-
74%)
Rahma Rahmadani Gambaran Kualitas Penelitian ini Hasil penelitian -
Destiana, Hidup Pada Pasien menggunakan ini dari tiga riset
Trajuman, dan Penyakit Jantung desain yang tesebut pada riset
Rokhayati Koroner digunakan pertama secara
(Bandung, 2020) adalah keseluruhan
sistematik (47%) memiliki
literature review kualitas hidup
dengan baik, riset kedua
menganalisa 3 (52,1%)
jurnal mengenai Riset ketiga
kualitas hidup (50%)
jantung koroner

Sedangkan peneliti sendiri tertarik untuk mengambil judul Gambaran Kualitas


Hidup Pada Pasien Jantung Koroner di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kota
Kupang, yang membedakan dengan peneliti sebelumnya adalah waktu, tempat,
variabel yang di teliti.

4
1.4. Manfaat Penelitian

Studi khasus ini diharapkan memberikan manfaat bagi

1.4.1.Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam bidang keilmuan yang


berkaitan dalam hal meningkatkan kualitas hidup pasien dengan
penyakit jantung koroner.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Pasien

Memberikan informasi mengenai kualitas hidup yang mungkin


terganggu pada pasien dengan penyakit jantung koroner

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan


hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dan bahan
bacaan yang dapat dikembangkan pada penelitian Gambaran
Kualitas Hidup Pada Pasien Dengan Penyakit Jantung Koroner

3. Bagi Peneliti
Dari hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan kesehatan untuk menambah refrensi pada penelitian.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Kualitas Hidup

2.1.1. Definisi Kualitas Hidup


Menurut WHO kualitas hidup adalah ditinjau dari konteks budaya dan
sistem nilai dimana mereka tinggal, hubungan dengan standar hidup,
harapan, kesenangan, dan perhatian mereka. Hal ini terangkum secara
kompleks mencakup kesehatan fisik, status psikologi, hubungan sosial dan
hubungan dengan lingkungan mereka.

Domain fisik pada kualitas hidup ini meliputi energi dan kelahan, nyeri
dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, mobilitas, aktivitas sehari-hari,
ketergantungan pada obat-obatan, dan kapasitas kerja. Domain psikologi
meliputi penampilan dan citra tubuh, perasaan positif, perasaan negatif,
harga diri, berfikir, belajar, memori dan kosentrasi serta spiritual. Domain
hubungan sosial meliputi hubungan personal, dukungan sosial dan aktivitas
seksual. Domain hubungan dengan lingkungan meliputi sumber keuangan;
kebebasan,keselamatan fisik dan keamanan; kesehatan dan kepedulian sosial
(aksebilitas dan kualitas); lingkungan rumah; peluang untuk memperoleh
informasi dan keterampilan baru; partisipasi dan kesempatan dalam
olahraga maupun rekreasi; lingkungan fisik (polusi/suara/lalulintas/iklim)
dan transportasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Aan Nuareni


dkk (2016) mengenai faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien
dengan penyakit jantung koroner di rawat jalan ruang poli jantung RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup. Dari ketiga variabel tersebut depresi

6
merupakan variabel yang paling signifikan mempengaruhi kualitas hidup
pada pasien PJK.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rochmayanti (2011),


dalam penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup pasien PJK di Rumah Sakit Pelni Jakarta, mengatakan
bahwa terdapat hubungan ansietas dengan kualitas hidup pasien PJK dan
terdapat hubungan antara depresi dengan kualitas hidup, yang keduanya
menghasilkan arah korelasi negatif yang berarti semakin mengalami
ansietas dan depresi maka kualitas hidup semakin berkurang. Selain itu,
terdapat hubungan antara koping dengan kualitas hidup dan terdapat
hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas, dimana keduanya
menghasilkan arah korelasi yang positif yang berarti semakin baik koping
dan dukungan sosial maka kualitas hidup akan semakin baik.

2.1.2. Ancaman Penyakit Jantung Koroner Terhadap Kualitas Hidup


Seperti yang telah dijelaskan diatas, PJK tidak hanya menjadi
ancaman kematian di beberapa Negara maju seperti Amerika. Negara ini
mencatat 900.000 kasus PJK terjadi setiap tahunnya. Tidak hanya itu
prevalensi PJK yang meningkat juga dirasakan di Eropa pada tahun 2012.
Yakni sekitar 41. 000 orang terkena serangan jantung berakhir meninggal
dunia akibat PJK.

2.1.3. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kualitas Hidup


Jenis kelamin ternyata memengaruhi kualitas hidup pasien PJK.
Berdasarkan data hasil penelitian didapatkan bahwa dari 69 responden
laki-laki ada 49 responden (71,0%) yang memiliki kualitas baik,
sedangkan dari 41 responden perempuan hanya 16 responden (39,0%)
memiliki kualitas hidup baik. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kualitas
hidup pasien PJK (P<0,05). Hasil penelitian ini sesuai hasil penelitian
Boswort (2001) yang menunjukkan pasien perempuan PJK memiliki

7
tingkat kualitas hidup yang lebih rendah dibanding pasien laki-laki PJK di
Netherlands.

Perempuan mempunyai kualitas hidup yang lebih rendah di


bandingkan dengan laki-laki. Banyak perempuan bertanggung jawab untuk
tugas-tugas rumah tangga dibandingkan dengan laki-laki yang berdampak
terhadap pemulihan

2.1.4. Hubungan Status Pernikahan Dengan Kualitas Hidup

Hubungan status pernikahan rupanya sangat memengaruhi kualitas hidup


seseorang penderita PJK. Berdasarkan data hasil yang didapatkan bahwa
dari 92 responden yang berstatus menikah sebanyak 59 responden
(64,1%) memiliki kualitas hidup baik, sedangkan dari 18 responden yang
berstatus tidak menikah atau berpisah hanya 6 responden (33,3%) yang
memiliki kualitas hidup baik. Hasil uji statistik menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara status pernikahan dengan
kualitas hidup pasien PJK.

Penduduk yang sudah bercerai dengan tingkat kualitas hidup yang


rendah lebih banyak dibandingkan dengan yang sudah menikah. Hal ini
didukung oleh penelitian kualitas hidup dengan menggunakan kuesioner
SF-36 terhadap 145 laki-laki dan perempuan. Dilaporkan bahwa laki-laki
dan perempuan yang sudah menikah memiliki kualitas hidup yang lebih
baik dibandingkan dengan yang belum menikah atau yang sudah bercerai.
Kualitas hidup yang baik pada laki-laki dan perempuan yang sudah
menikah karena adanya ukungan sosial dari pasangannya (Chan et al,
2005).

2.1.5. Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien PJK

Berdasarkan hasil analisis multivariate, dapat diketahui bahwa yang


menjadi faktor yang memengaruhi kualitas hidup pada pasien PJK dalam
penelitian ini adalah cemas, depresi, dan revaskularisasi jantung dengan

8
depresi berdasarkan hasil analisis multivariate, dapat diketahui bahwa yang
menjadi faktor yang memengaruhi kualitas hidup pada pasien PJK dalam
penelitian ini adalah cemas, depresi, dan revaskularisasi jantung dengan
depresi menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup
pasien PJK dibanding kedua faktor yang lain.
Lebih jauh hasil penelitian menjelaskan bahwa pasien PJK yang tidak
mengalami kecemasan kualitas hidupnya 4,7 kali lebih baik dibanding
pasien cemas, sedangkan pasien yang tidak mengalami depresi memiliki
kualitas hidup 5,4 kali lebih baik dibanding dengan pasien depresi dan
pasien yang menjalani revaskularisasi memiliki kualitas hidup 3,23 kali
lebih baik dibanding pasien yang tidak menjalani revaskularisasi.
Pasien dengan PJK secara fisik mengalami berbagai perubahan yang
dapat berpengaruh terhadap aspek lainnya seperti aspek psikologis dan
spiritual. Secara fisik pasien dapat mengalami angina, sesak, mudah lelah
serta gangguan seksual (Rosidawati et al., 2015) dan secara psikologis
pasien dengan PJK sering mengalami cemas dan depresi (Aldana et al.,
2006; Fukuoka, Lindgren, Rankin, Cooper, & Carroll, 2007; Davidson et al.,
2013), lebih lanjut Sarafino dan Smith (2014) mengungkapkan bahwa
masalah psikososial yang dialami oleh pasien dengan penyakit kronis adalah
cemas, depresi, kemarahaan, dan keputusasaan. Cemas dan depresi yang
dialami oleh pasien PJK menurut Amin, Jones, Nugent, Rumsfeld, dan
Spertus (2006) dapat terjadi karena diagnosis dokter tentang penyakit serius,
status kesehatan yang memburuk, intervensi pengobatan, dan kekambuhan
gejala yang berulang.

2.2 Konsep Penyakit Jantung Koroner

2.2. 1. Definisi
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah jenis penyakit yang banyak
menyerang penduduk Indonesia kondisi ini terjadi akibat penyempitan
penyumbatan didinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan
kolesterol sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi

9
terganggu. Perubahan pola hidup, pola makan, dan stress juga dapat
mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner (Kasron, 2018).

Penyakit jantung coroner adalah penyakit jantung yang ditandai dengan


kerusakan atau gangguan pada arteri coroner. Penyakit jantung coroner
dapat disebabkan oleh adanya plak atau sumbatan pada arteri coroner. Arteri
coroner berfungsi mensuplai darah dan oksigen kejantung. Aliran darah ke
jantung disuplai oleh arteri koroner kanan dan kiri. Setiap arteri coroner
bercabang menjadi arteri tambahan, yang bertanggungjawab untuk
memasok darah dan oksigen ke jaringan spesifik jantung (Pheng et al, 1017;
Themistocleous, Stefanakis, & Douda, 2017).

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu bentuk utama penyakit


kardiovaskuler (penyakit jantung dan pembuluh darah), menjadi penyebab
kematian nomor satu didunia. PJK ini bukanlah penyakit menular,
melainkan akibat gaya hidup (life style) masyarakat yang tidak disiplin
seperti merokok, stress, minum-minuman berakohol. (Kabo, 2014).

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan fungsi jantung yang


diakibatkan karena otot jantung yang kekurangan darah sehingga
menyebabkan adanya penyempitan pada pembuluh darah koroner
(Riskesdas, 2013). Penyakit jantung koroner (penyakit arteri koroner) terjadi
akibat penyumbatan atau penyempitan karena adanya endapan lemak yang
secara bertahap menumpuk di dinding arteri. Proses ini disebut
aterosklerosis, ini bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya pada
arteri koroner (Kasron,2012). Aterosklerosis ini disebut juga fatty streak
(garis-garis lemak) yang dimulai dari masa anak-anak dengan akumulasi
lipid yang terlokalisasi dalam intima arteri sampai menjelang lanjut usia
beberapa fatty streak berkembang menjadi plak aterosklerosis (Aaronson
dan Ward, 2010). Kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri
koroner mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina, terjadi saat
beraktivitas fisik atau mengalami stress. Jika darah tidak mengalir sama

10
sekali karena arteri koroner tersumbat maka mengakibatkan serangan
jantung yang mematikan atau infark miokard akut (Kasron,2012).

Penyakit jantung koroner awalnya disebabkan karena penumpukan lemak


pada dinding pembuluh darah koroner yang akan diikuti dengan 6 gangguan
seperti pengapuran, penimbunan jaringan ikat dan pembekuan darah
sehingga, bisa menghambat aliran darah ke jantung. Darah yang menuju ke
jantung akan berkurang, otot jantung juga akan mengalami kekurangan
darah yang akan menyebabkan gangguan organ lainnya (Irianto, 2014).
Penyakit jantung koroner menyebabkan daya pompa jantung melemah
sehingga darah tidak mengalir secara sempurna ke seluruh tubuh yang
disebut dengan gagal jantung. Gagal jantung akan menyebabkan penderita
sulit untuk bernafas karena paru dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan
terdapat bengkak di daerah persendian dan di kaki (Kasron, 2012). Secara
klinis, ditandai dengan nyeri dada, atau terasa tidak nyaman di dada atau
dada terasa tertekan berat ketika sedang kerja berat ataupun berjalan
terburu-buru pada saat berjalan datar atau berjalan jauh (Riskesdas, 2013)

2.2. 2. Etiologi
Penyakit jantung koroner dapat terjadi ketika faktor-faktor tertentu
merusak arteri coroner. Faktor-faktor ini termasuk merokok, jumlah lemak
dan kolesterol yang tinggi dalam darah, tekanan darah tinggi, dan jumlah
gula yang tinggi dalam darah karena resistensi insulin atau diabetes.
Kerusakan arteri koroner akan menyebabkan penumpukan plak pada arteri
tersebut. Penumpukan plak ini yang dapat menyebabkan penyumbatan
arteri coroner sehingga menghambat aliran darah kejaringan dan otot
jantung.

Ada beberapa kondisi dan kebiasaan gaya hidup yang dapat


meningkatkan resiko penyakit jantung coroner, Beberapa diantaranya yaitu
(Gertler, White, Cady, & Whiter, 2009)

11
1). Kadar kolesterol darah yang tinggi
2). Tekanan darah tinggi
3). Kebiasaan merokok
4). Resistensi insulin
5). Diabetes
6). Kegemukan atau obesitas
7). Sindrom metabolic
8). Kurangnya aktifitas fisik
9). Usia (semakin bertambahnya usia, risiko PJK meningkat)
10). Riwayat keluarga dengan penyakit jantung.

2.2. 3. Faktor- Faktor Resiko Penyakit Jantung koroner


1. Faktor yang tidak dapat diubah
a. Usia
Semakin bertambahnya usia, maka resiko terkena PJK makin
tinggi dan dimulai pada usia 40 tahun ke atas. Telah dibuktikan
adanya hubungan antara umur dan kematian akibat PJK. Sebagian
besar kasus kematian terjadi pada laki-laki umur 35-44 tahun dan
meningkat bertambahnya umur. Kadar kolesterol pada laki-laki dan
perempuan mulai meningkat umur 20 tahun.
Pada laki-laki kolesterol meningkat sampai umur 50 tahun. Pada
perempuan sebelum menopause (45-60 tahun) lebih rendah dari pada
laki-laki dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol
perempuan meningkat menjadi lebih tinggi dari pada laki-laki (kasron
2018).
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin laki-laki lebih besar terkena PJK dibandingkan
dengan wanita. Akan tetapi, pada wanita yang sudah menopause risiko
PJK meningkat. Hal ini disebabkan akibat penurunan hormone
estrogen yang berperan penting dalam melindungi pembuluh darah
dari kerusakan yang memicu terjadinya aterosklerosis. (Pudiastuti,

12
2019). Di Amerika gejala PJK sebelum umur 60 tahun didapatkan
pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan. Ini berarti bahwa laki-
laki mempunyai resiko PJK 2-3 kali lebih besar dari perempuan.
Pada beberapa perempuan pemakian oral kontrasepsi dan selama
kehamilan akan meningkatkan kadar kolesterol, pada wanita hamil
kadar kolesterolnya akan lebih normal 20 minggu setelah melahirkan.
Angka kematian pada laki-laki didapatkan lebih tinggi dari pada
perempuan dimanana ketinggalan waktu 10 tahun kebelakang, akan
tetapi setelah menopause hampir tidak didapatkan perbedaan dengan
laki-laki (Kasron 2018).
2. Faktor yang dapat diubah
a. Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok saat ini sebagai salah satu faktor risiko utama
PJK disamping penigkatan kolesterol dan hipertensi, merokok juga
termasuk faktor resiko penyebab terjadinya penyakit jantung koroner.
Tipe perokok menurut jumlah rokok yang dihisap, meliputi: perokok
ringan apabila merokok kurang dari 100 batang per hari, perokok
sedang apabila merokok 10-20 batang per hari dan perokok berat
apabila merokok lebih dari 20 batang per hari. dan orang yang
merokok >20 batang per hari dapat mempengaruhi dua faktor resiko
lainnya.
Menurut World Heart Federation tembakau yang dikandung dalam
rokok dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang dialirkan
oleh darah cenderung mudah menggumpal. Gumpalan darah yang
terbentuk diarteri ini menyebabkan penyakit jantung koroner dan juga
stroke serta kematian mendadak. Literatur lain dari Heart Foundation
menyatakan bahwa tembakau memiliki efek patofisiologi terhadap
jantung, system pembekuan darah, dan metabolisme lipoprotein.
Merokok meningkatkan pembentukan plak koroner dan mendorong
terjadinya thrombosis koroner. Merokok juga dapat meningkatkan

13
kebutuhan oksigen oleh otot jantung dan menurunkan kemampuan
darah untuk mengangkut oksigen. (Kasron, 2018)
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko penyebab penyakit
jantung koroner. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ensensial
biasanya akibat perubahan struktur arteri dan arterial sistemik,
terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak diobati. Mula-mula akan
terjadi hipertropi dan tunika media diikuti dengan hialisinasi setempat
dan penebalan fibrosis dari tunika intima dan kemudian akhirnya akan
terjadi penyempitan pembuluh darah.
Tempat yang berbahaya adalah bila mengenai otot jantung, arteri
dahn arterial sistemik, arteri koroner dan serebral serta pembuluh darah
ginjal. Komplikasi terhadap jantung hipertensi yang paling sering
adalah kegagalan ventrikel kiri, PJK seperti nyeri dada dan miokard
infark. Dari penelitian 50% penderita miokard infark menderita
hipertensi dan 75% kegagalan ventrikel kiri akibat hipertensi
perubahan hipertensi khususnya pada jantung disebabkan karena:
1. Meningkatnya tekanan darah
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk
jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau
pembesaran ventrikel kiri (faktor miokard). Keadaan ini
tergantung dari berat dan lamanya hipertensi.
2. Mempercepat timbulnya arteroklorosis
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan
trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri
koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklosis
koroner (faktor koroner). Hal ini menyebabkan nyeri dada,
insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering didapatkan
pada penderita hipertensi dibanding orang normal.
Tekanan darah sistolik diduga mempunyai pengaruh yang
lebih besar. Kejadian PJK pada hipertensi sering dan secara

14
langsung berhubungan dengan tingginya tekanan darah sistolik.
Penelitian Framingham selama 18 tahun terhadap penderita
berusia 45-75 tahun mendapatkan hipertensi sistolik merupakan
faktor pencetus terjadinya angina pectoris dan miokard infark.
Juga pada penelitian tersebut didapatkan penderita hipertensi
yang mengalami miokard infark mortalitasnya 3x lebih besar
dari pada penderita yang normotensi dengan miokard infark.
Hasil penelitian framinghan juga mendapatkan hubungan
PJK dan tekanan darah diastolik. Kejadian miokard infark 2x
lebih besar pada kelompok tekanan darah diastolik 90-104
mmHg dibandingkan tekanan darah diastolik 85 mmHg,
sedangkan pada tekanan darah diastolik 105 mmHg 4x lebih
besar. Penelitian Stewart 1979 dan 1982 juga memperkuat
hubungan antara kenaikan tekanan darah diastolic dengan
resiko mendapat infark miokard.
Apabila hipertensi sistolik dan diastolik terjadi bersamaan
maka akan menunjukkan resiko yang paling besar
dibandingkan penderita yang tekanan darahnya normal atau
tekanan sistolik saja. Lichensenter juga melaporkan bahwa
kematian PJK lebih berkolerasi dengan tekanan darah sistolik
diastolik dibandingkan tekanan darah diastolik saja.
Pemberian obat yang tepat pada hipertensi dapat mencegah
terjadinya miokard infark dan kegagalan ventrikel kiri tetapi
perlu juga diperhatikan efek samping dari obat-obatan jangka
panjang. Oleh sebab itu pencegahan terhadap hipertensi
merupakan usaha yang jauh lebih baik untuk menurunkan
resiko PJK (Kasron, 2018).
c. Diabetes Melitus
Penyakit kencing manis atau DM adalah suatu keadaan dimana
terjadi kadar gula darah melebihi kadar normal yaitu gula darah puasa
>126mg/dL, atau dua jam sesudah minum 75gr glukosa, kadar gula

15
darah>200 mg/dL. Hal ini dapat diakibatkan oleh gangguan produksi
insulin dari pancreas ataupun ketidakmampuan insulin untuk bekerja
secara maksimal. Peningkatan resiko kardiovaskuler pada penderita
kencing manisnya sendiri. (Kabo, 2014).
Dengan demikian dapat dimengerti apabila pasien DM memiliki
resiko kematian dari PJK 2-6 kali dibanding orang yang tidak DM.
intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai
predisposisi penyakit pembuluh darah. Penelitian menunjukan laki-laki
yang menderita DM resiko PJK 50% lebih tinggi dari pada orang
normal, sedangkan pada perempuan resikonya 2 kali lipat (Kasron,
2018).

2.2. 4. Tanda dan Gejala


Gejala penyakit jantung koroner akan timbul apabila terjadi penyempitan
sebesar 75% atau lebih dari lumen arteri. Gambaran klinisnya dapat
berupa:

a. Bila mengenai otak dapat menyebabkan penyakit serebrovaskuler


iskemia serebral transien atau TIA dan stroke
b. Pada aorta dan lesi aterosklerotik pada ekstremitas juga dapat
terjadi
c. Bila terjadi oklusi atau sumbatan pada arteri perifer maka akan
timbul gejala seperti nyeri saat aktivitas dan hilang saat istirahat,
nyeri yang terus-menerus dapat terjadi jika oklusi semakin berat
dan terjadi iskemia kronis, perubahan warna kulit seperti pucat
atau sianosis dan pada palpasi terasa dingin.
d. Akibat suplai nutrisi yang kurang akan terjadi tanda-tanda
hilangnya rambut, kuku, rapuh, kulit kering, dan bersisik, atropi
dan ulserasi
e. Bisa juga terjadi edema bilateral atau unilateral akibat posisi
ekstremitas yang terlalu lama menggantung

16
Tanda dan gejala penyakit jantung koroner sesuai dengan lokasi dan
derajat penyempitan pembuluh darah akibat obstruksi pada pembuluh darah
tersebut. Obstruksi ini menyebabkan suplai oksigen ke sel-sel otot jantung
berkurang. Kondisi ini yang disebut dengan iskemia dan menghasilkan gejala
nyeri dada. Obstruksi aliran darah pada pembuluh darah koroner biasa
sifatnya progresif sehingga menyebabkan kerusakan pembuluh darah coroner
yang irreversible. Akibatnya kerusakan dan matinya sel-sel otot jantung yang
memberikan tanda penurunan curah jantung dan dapat mengarah ke gagal
jantung. Selain nyeri dada, penyakit jantung coroner juga dapat menyebabkan
gejala sesak napas, serangan jantung tiba-tiba dan gejala lainnya (Smeltzer et
al.2010).

Adapun menurut Pedoman Perhimpunan Dokter spesialis kardiovaskuler


Indonesia Tahun 2004 Gejala klinis PJK yakni:

1. Merasakan nyeri di bagian dada, substernal, dada kiri hingga


menjalar ke leher, bahu kiri serta tangan dan punggung.
2. Merasakan ada tekanan, remasan, terbakar hingga tertusuk.
3. Merasakan keringat dingin, mual, muntah, lemas, pusing hingga
pingsan.
4. Merasakan secara tiba-tiba dengan kecepatan tinggi dan waktu
bervariasi.

2.2. 5. Anatomi
Jantung terletak dirongga dada sedikit kekiri diatas diafragma,
berukuran kira-kira sebesar kepalan tangan kita. Jantung dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu jantung kanan dan jantung kiri. Setiap bagian
terdiri dari bilik dan serambi sehingga jantung dapat dibagi menjadi
serambi kanan, bilik kanan, serambi kiri dan bilik kiri. Serambi dan bilik
dipisahkan oleh katup, sedangkan jantung kanan dan kiri dipisahkan oleh
dinding jaringan yang disebut sebagai septum.

17
Jantung merupakan organ utama system kardivaskuker, beroto dan
berongga toraks bagian mediastinum. Jantung berbentuk seperti kerucut
tumpul dengan bagian bawah disebut apeks terletak lebih kekiri dan garis
mideal: bagian tepi terletak pada ruang interkosta IV kiri atau sekitar 9 cm
dari kiri linea medioklavikularis: bagian atas disebut basis terletak sedikit
kekanan pada kosta ke lll sekitar 1 cm dari tepi lateral sternum. Memiliki
ukuran panjang sekitar 12 cm, lebar 8-9 cm, dan tebal 6 cm. berat jantung
sekitar 200-425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram dan pada perempuan
sekitar 225 gram.

Jantung dilapisi oleh selaput yang disebut perikardium. Perikardium


terdiri atas dua lapisan, yaitu pericardium parietal dan perikardium vaseral.
Perikardium parietal, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan
selaput paru. Perikardium viseral yaitu lapisan permukaan dari jantung itu
sendiri yang juga disebut epikardium. Diantara dua lapisan tersebut
terdapat cairan perikardium yang mengurangi gesekan akibat gerak
jantung saat memompa. Lapisan jantung terdiri dari:

a. Epikardium
Merupakan lapisan terluar, memiliki struktur yang sama dengan
pericardium visceral
b. Mokardium
Merupakan lapisan tengah yang terdiri dari atas otot yang berperan
dalam menentukan kekuatan kontraksi
c. Endokardium
Merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel yang
melapisi bagian dalam jantung dan menutupi katup jantung
 Katup jantung
Katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah
searah melalui bilik jantung. Ada dua jenis katup, yaitu katup
antrioventrikuler dan katup seminular.

18
a. Katup antrioventrikuler, memisahkan antara atrium dan
ventrikel. Katup ini memungkinkan darah mengalir dari
masing-masing atrium ke ventrikel saat diastole ventrikel dan
mencegah aliran balik ke atrium saat systole ventrikel. Katup
atrioventrikuler ada dua yaitu katup trikuspidalis dan katup
bikuspidalis. Katup trikuspidalis memiliki tiga buah daun katup
yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup
kiri. atau katup mitral memiliki dua buah daun katup dan
terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
b. Katup seminular, memisahkan antara arteri pulmonalis dan
aorta dari ventrikel. Katup seminular yang membatasi ventrikel
kanan dan arteri pulmonalis disebut katup seminular pulmonal.
Katup yang membatasi ventrikel kiri dan aorta disebut katup
semiluar aorta. Adanya katup ini memungkinkan darah
mengalir masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau
aorta selama systole ventrikel dan mencegah aliran balik ke
ventrikel sewaktu diastole ventrikel. Katup tersebut membuka
dan menutup secara pasif, menangggapi perubahan tekanan dan
volume dalam bilik jantung dan pembuluh darah. Septum atrial
adalah bagian yang memisahkan antara atrium kiri kanan
sedangkan septum ventrikel adalah bagian yang memisahkan
ventrikel kanan dan kiri.

2.2. 6. Patofisiologi
Penyakit jantung koroner dapat terjadi karena aterosklerosis yang
dihubungkan dengan faktor lingkungan, gaya hidup, dan genetic.
Aterosklerosis merupakan proses kronis yang ditandai dengan akumulasi
lemak dan inflamasi pembuluh darah coroner. Penumpukan lemak dan
inflamasi yang terus menerus dapat menumbulkan plak pada pembuluh
darah koroner. Hal ini menyebabkan aliran darah ke arteri koroner

19
terhamlbat dan menyebabkan iskemia yang menyebabkan nyeri dada atau
angina pektoris (Themistocleous et al, 2017).

1). Dislipidemia adalah abnormalitas lipid dan lipoprotein pada darah.


Dislipidemia adalah peningkatan kadar low density lipoprotein
(LDL) dan very low density lipoprotein (VLDL) serta penurunan
kadar high density lipoprotein (HDL). Keadaan dislipidemia yang
terus menerus menyebabkan terjadinya disfungsi endotel.
Disfungsi endotel akan memicu LDL masuk dan terakumulasi di
dalam lapisan sub-endothel dari pembuluh darah. Pembentukan
plak aterosklerosis diawali dengan adanya lesi awal yang berasal
dari penumpukan permeabilitas dan adanya ikatan antara molekul
proteoglikan di matriks ekstraseluler intima dan LDL. Ikatan
dengan molekul proteoglikan menahan partikel lipoprotein dan
memperlambat keluarnya molekul lipoprotein dari intima
(Wihastuti et al,. 2016). Low density lipoprotein terikat pada
proteoglikan dalam jaringan menyebabkan LDL terinfiltrasi akan
terperangkap lebih lama dalam jaringan dinding pembuluh darah.
Akumulasi tersebut mempermudah terjadinya modifikasi LDL
yang mengakibatkan terbentukya oxidized LDL (oxLDL).
Timbulnya oxLDL ini menstimulasi disfungsi pembuluh darah,
menyebabkan ekspresidari gen-gen pro inflamasi, molekul adhesi,
dan perekrutan monosit ke dalam subendotel (Wihastuti et al,
2016).
2). Disfungsi Endotel dan Inflamasi Proses aterosklerosis ditandai oleh
gangguan dalam fungsi endotel atau disfungsi endotel. Disfungsi
endotel terjadi pada lapisan sel endotel yang mengalami kerusakan
atau stress metabolik. Endotel merupakan lapisan sel epitel yang
melapisi lumen pembuluh darah dan memiliki fungsi penting
dalam proses hemostatis vaskuler (Dorland, 2011). Adanya
substansi nitric oxide (NO) pada lapisan endotel akan mencegah

20
komponen-kompenen seluler darah melakukan adhesi,
menghambat proliferasi sel otot polos vaskular, menghambat
aktivasi dan agregasi platelet, menghambat adhesi dan dan migrasi
dari sel-sel inflamasi. Terjadinya jejas pada endotel yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor lama-kelamaan akan menurunkan
efek protektif dari sistem anti inflamasi endogen di dalam sel
endotel (Wihastuti et al,. 2016). Gesekan antara aliran darah dan
lapisan endotel pada lumen arteri akan menimbulkan suatu gaya
yang disebut dengan shear stress. Lapisan endotel yang melapisi
arteri sangat sensitif akan terjadi gesekan antara aliran darah dan
lapisan endotel pada lumen arteri.Distribusi aliran darah pada
beberapa daerah arteri akan mengakibatkan shear stress yang
kompleks dan akhirnya mengakibatkan jejas pada endotel. Adanya
hipertensi juga dapat meningkatkan shear stress sehingga berakibat
pada terjadinya jejas endotel (Wihastuti et al,. 2016)

2.2. 7. Pemeriksaan Penunjang


a. Tes Laboratorium
1. Membantudiagnosa infark miokard akut (angina pectoris, yaitu nyeri
dada akibat kekurangan suplai darah ke jantung, tidak dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan darah, maupun urine)
2. Skrining faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit arteri
koronaria aterosklerotik
b. Elekrokardiografi (EKG)
Elektrokardiografi (EKG) mencerminkan aktivitas listrik jantung yang
disadap dari berbagai sudut permukaan.

2.2. 8. Komplikasi
Komplikasi penyakit jantung koroner sangat bergantung pada ukuran dan
lokasi iskemia serta infark yang mengenai miokardium. Adapun
komplikasi dari penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut:

21
a. Gagal jantung kongestif
b. Syok kardiogenik
c. Edema paru akut
d. Disfungsi otot papilaris
e. Ruptur jantung
f. Anaurisme ventrikel
g. Tromboembolisme
h. Perikarditis
i. Aritmia

2.2. 9. Penatalaksanaan
Pada dasarnya penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut:
a. Menghentikan, atau mengurangi atau regresi dari proses aterosklerosis
dengan cara mengendalikan faktor-faktor resiko:
1. Tidak merokok
2. Latihan fisik sesuai jantung penderita
3. Diet untuk mencapai profil lemak yang baik dan berat badan yang
ideal
4. Mengendalikan tekanan darah tinggi, DM, dan stress mental
b. Penanganan nyeri
Penanganan nyeri dapat berupa terapi farmakologi adalah sebagai
berikut: Mofin sulfat, Nitrat, Beta bloker.
2.3 Kerangka Konsep

Penyakit jantung koroner Kualitas Hidup

:Variabel yang diteliti

: Terdapat Hubungan

22
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bersifat deskriptif yaitu
bertujuan untuk mengetahui Gambaran Kualitas Hidup Pada Pasien Jantung Koroner
di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kota Kupang.
3.2 Subjek Penelitian
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti atau subyek yang memenuhi
kriteria yang ditetapkan (Nursalam, 2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah 80 pasien dengan penyakit jantung koroner
yang berada di wilayah kerja puskesmas sikumana kota kupang.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini
adalah pasien dengan penyakit jantung koroner yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Sikumana
Menurut (Ari Kunto 1998, hal: 112) apabila subjek pada penelitian kurang dari
100 orang atau lebih maka pada penelitian itu adalah total sehingga penelitian itu
digunakan populasi.
1. Kriteria inklusi
Menurut Nursalam (2016) kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek
penelitian dari suatu populasi target yang di terjangkau yang diteliti.
a. Pasien yang bersedia menjadi responden dan koorperatif
b. Pasien yang mampu berkomunikasi dengan baik
c. Pasien dengan penyakit jantung koroner
d. Berdomisili di Puskesmas Sikumana

23
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2016).
Kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah
a. Pasien dengan penyakit jantung koroner
b. Pasien dengan penyakit jantung koroner yang memiliki riwayat gangguan
kesehatan dan penyakit kronik sebelum dan selama sakit

3.3.3. Teknik Sampling


Teknik sampling (Siyonto, 2015) yaitu merupakan teknik pengambilan
sampel terdapat berbagai macam teknik sampling untuk menentukan sampel
yang akan dipakai dalam penelitian. Dalam penelitian ini rumus yang dipakai
yaitu Non Probability

Non Probability dengan menggunakan teknik konsekutif sampling adalah


pemilihan sampling dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian dimasukan dalam penelitian sampai jumlah kurung waktu tertentu
sehingga kriteria dipenuhi menurut

3.3 Fokus Studi Kasus


Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah gambaran kualitas hidup pada pasien
dengan penyakit jantung koroner di wilayah kerja Puskesmas Sikumana.

24
3.4 Definisi Operasional
Table 1 Definisi Operasional

Variabel Defenisi Alat ukur Hasil ukur Skala


operasional
Kualitas Suatu Kuesioner 1. Skor > dari 50% Ordinal
Hidup gambaran kesehatan mental atau
kondisi fisik baik
pasien PJK 2. Skor < dari 50%
yang dinilai kesehatan mental atau
dari fisik, fisik buruk
psikis,
Kehidupan
Sosial

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kuesioner, untuk
pengukuran kualitas hidup pada pasien jantung koroner menggunakan kuesioner
Quality Of Life menurut (Nursalama 2008, hal 337-339) terdapat 26 pernyataan
yang mencangkup 3 subvariabel diantaranya fisik, psikologis/emosional, dan
kehidupan sosial.

Item Penyebaran Kualitas Hidup PJK

Variabel Subvariabel No Item Kualitas


Hidup
Kualitas Hidup 1. Fisik 2,3,4,11, 12, 16,
Pada Pasien 17, 18, 19, 21
Penyakit Jantung 2. Psikologis 5, 6, 7, 23, 24, 25,
Koroner 26
3. Kehidupan 1,8, 9, 13, 14, 15,
Sosial 20, 22

25
3.6 Metode pengumpulan data
Peneliti menggunakan metode pengumpulan data kuisioner
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana
2. Waktu
Penelitian akan di laksanakan pada bulan Juli 2022

3.8 Analisa dan Data Penyajian Data


1. Pengolahan data
a. Editing
Suatu kegiatan untuk memeriksa kembali segala kelengkapan dan
kebenaran data yang telah terkumpul. Peneliti memeriksa kembali isi
jawaban kuesioner yang telah di isi oleh responden.
b. Skoring
Scoring merupakan proses skoring data dari hasil penelitian dengan
responden menggunakan Kuesioner dengan cara pemberian pemberian
skor pada jumlah jawaban “Ya” pada kuesioner tersebut.
c. Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data
angka atau bilang. Peneliti memberi kode pada setiap responden untuk
memudahkan dalam pengolahan data dan analisa data. Pada penelitian ini
jenis kelamin laki-laki di berikan kode 1 bila jenis kelamin perempuan di
beri kode 2. Usia diberikan pengkodean 1 bila usia <45, di berikan kode 2
bila usia 45-60, dan diberi kode 3 bila usia >60. Tingkat pendidikan di
berikan pengkodean,1 Rendah, kode 2 Menengah, kode 3 Tinggi.
Pekerjaan di berikan pengkodean 1 tidak bekerja, kode 2 petani/ nelayan
/buruh, kode 3 wiraswasta, kode 4 PNS, kode 5 lainnya.

26
d. Tabulating
Tabulating adalah menyususn data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
setelah dilakukan perhitungan data secara manual.
e. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pemeriksaan kembali data yang sudah di-
entry untuk memastikan tidak ada kesalahan saat entry data. Peneliti
memeriksa kembali data yang telah di-entry untuk memastikan semua
prosedur pengumpulan data dilakukan dengan tepat.
2. Penyajian Data
Data yang telah di olah di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
selanjutnya dinarasikan.

3.9 Etika Penelitian


Peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan instrument kuisoner yaitu
meminta data pribadi pasien maka peneliti juga harus memperhatikan etika penelitian
yaitu:

1. Informent Consent (Persetujuan menjadi klien)


Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan memberikan lembar
persetujuan informed konsent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan dengan menjadi subyek
studi khusus. Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subyek
bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika
subyek studi kasus tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak
subyek studi kasus.
2. Anonimty (Tanpa nama)
Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam subyek penelitian
dengan cara tidak memberikan atau mencamtumkan nama subyek studi
kasus pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang diisikan.

27
3. Connfidentiality (Kerahasiaan)
Hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya . semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian.
4. Justice and Inclusiveness (Keadilan dan keterbukaan) permasalahana etika
responden yang memberikan jaminan keadilan untuk setiap responden
untuk mendapatkan perlakuan yang sama tanpa membedakan gender,
agama, dan etnis. Sedangkan untuk keterbukaan peneliti memberikan
jaminan untuk lingkungan peneliti supaya dikondisikan agar peneliti dapat
menjelaskan prosedur peneliti secara terbuka kepada responden.
5. Sukarela
Penelitian ini tidak ada unsur paksaan atau tekanan, secara langsung
maupun tidak langsung dari peneliti kepada calon responden atau sampel
yang diteliti.
6. Beneficiency (kebermanfaatan)
Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya dan dengan
kajian pustaka. Dalam penelitian ini subjek ditempatkan pada posisi
terhormat dan tidak dirugikan.
a. Manfaat bagi peneliti
Untuk mengetahui kualitas hidup pada pasien dengan penyakit jantung
koroner
b. Manfaat bagi pasien
Untuk mengetahui kualitas hidup yang dialami agar melakukan
pemeriksaan rutin ke puskesmas.

28
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Puskesmas Sikumana


Puskesmas Sikumana terletak di Kelurahan Sikumana Kecamatan
Maulafa, Wilayah kerja Puskesmas mencakup 6 (enam) Kelurahan dalam
wilayah Kecamatan Maulafa dengan luas wilayah kerja sebesar 200,67
km2 Kelurahan yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Sikumana
adalah Kelurahan Sikumana, Kelurahan Kolhua, Kelurahan Bello,
Kelurahan Fatukoa, Kelurahan Naikolan dan Kelurahan Oepura. Sebelah
timur berbatasan dengan Kecamatan Kupang Tengah, sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Alak, sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Oebobo, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan
Kupang Barat.
Wilayah kerja Puskesmas mencangkup seluruh penduduk yang
berdomisili di Kecamatan Maulafa. Puskesmas ini melayani berbagai
program puskesmas seperti periksa kesehatan seperti periksa kesehatan
(check up), pembuatan surat keterangan sehat, rawat jalan, lepas jahitan,
ganti balutan, jahit luka, cabut gigi, periksan tensi, tes hamil,
bersalin/persalinan, periksa anak, tes golongan darah, asam urat, kolesterol
dan lainnya.

4.2. Data Hasil Penelitian

4.2.1. Data Umum

Data karakteristik responden dapat diuraikan sebagai berikut yang


terdiri dari Jenis Kelamin, Usia Responden, Pendidikan, Pekerjaan. Data
ini ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase data
demografi.

29
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden

No. Karakteristik Frekuensi Presentase (p)


(n=80) %
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 52 65%
Perempuan 28 35%
2 Usia
Usia <45 Tahun 3 4%
Usia 45-60 Tahun 44 55%
Usia >60 Tahun 33 41%
3 Pendidikan
Tidak Sekolah 1 1%
SD 4 55%
SMP 4 55%
SMA 54 68%
Perguruan Tinggi 17 21%
4. Pekerjaan
Tidak Bekerja 0 0%
Petani/Nelayan/Buruh 25 31%
Wiraswasta 24 30%
PNS 18 23%
Lainnya 13 16%
Total 80 100%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas. Hasil Penelitian menunjukan bahwa


jumlah responden sebanyak 80 orang dengan riwayat penyakit jantung
koroner. Mayoritas responden sebagian besar berjenis kelamin Laki-Laki
sebanyak 52 orang (65%) sebagian besar berusia 45-60 tahun sebanyak 44
orang (55%). Sebagian kecil berusia lebih dari 60 tahun sebanyak 33 orang
(41%), Berpendidikan Menengah sebanyak 54 orang (67%). Bekerja
sebagai Petani/Nelayan/Buruh sebanyak 25 orang (31%).

30
4.2.2. Data Khusus
a. Kualitas Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait dengan Aspek
Fisik
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas
Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait Dengan Aspek
Fisik

No Kategori F P (%)
1. Baik 0 0%
2. Sedang 21 26%
3. Buruk 59 73%
Total 80 100

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian


besar pasien PJK memiliki kualitas hidup terkait dengan Aspek
Fisik. Kategori buruk sebanyak 59 responden (73%) dan sebagian
kecil mengalami kategori sedang sebanyak 21 responden (26%).

b. Kualitas Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait dengan Aspek


Kehidupan Sosial
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi berdasarkan Kualitas Hidup Pasien
Jantung Koroner terkait dengan Aspek Kehidupan Sosial

No Kategori F P
(%)
1. Baik 0 0%
2. Sedang 18 22%
3. Buruk 62 77%
Total 80 100

31
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian
besar pasien PJK memiliki kualitas hidup terkait dengan Aspek
Kehidupan Sosial. Kategori buruk sebanyak 62 responden
(77%) dan sebagian kecil mengalami kategori sedang sebanyak
18 responden (22%).

c. Kualitas Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait dengan Aspek


Psikologis
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi berdasarkan Kualitas Hidup Pasien
Jantung Koroner terkait dengan Aspek Psikologis

No Kategori F P (%)
1. Baik 0 0%
2. Sedang 0 0%
3. Buruk 80 80%
Total 80 100

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian


besar pasien PJK memiliki kualitas hidup terkait dengan Aspek
Psikologis. Kategori buruk sebanyak 80 responden (100%)

4.3. Pembahasan
4.3.1. Kualitas Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait dengan Aspek Fisik
Penyakit jantung koroner bisa berdampak di berbagai aspek
kehidupan penderitanya secara fisik penderita akan merasakan sesak,
mudah lelah, mengalami gangguan seksual, serta nyeri dada. (Nuraeni,
2016). Menurut penelitian yang di lakukan oleh Hilmi Nur Aziz, Farial
Nurhayati, (2018) hasil penelitiannya menunjukan bahwa sebanyak 18
responden (37%) memiliki kualitas fisik baik, dikarenakan sebagian besar
responden di kuesioner menyatakan bahwa responden puas akan
kemampuannya untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Namun

32
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan hasil
penelitian dapat di ketahui kualitas hidup pasien jantung koroner terkait
dengan aspek fisik di wilayah kerja Puskesmas Sikumana yaitu kategori
buruk berjumlah 59 responden (73%), dikarenakan responden mengisi
kuesioner menyatakan bahwa responden mengalami sakit yang cukup
sering dalam satu minggu sehingga mengganggu sehari-hari dan frekuensi
terapi yang sering.
Menurut opini peneliti aspek fisik dapat mempengaruhi
kemampuan responden dalam beraktivitas. Di karenakan adanya nyeri
dada, sesak napas dan ketakutan terhadap serangan jantung sehingga
aktivitas yang dilakukan responden memiliki keterbatasan kemampuan
untuk melakukan aktivitas dan mengurangi jumlah jam kerja dan
membatasi aktivitas serta menghabiskan waktunya untuk melakukan
aktivitas lain yang tidak menimbulkan rasa nyeri atau sesak napas.

4.3.2. Kualitas Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait dengan Aspek


Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial meliputi hubungan personal, dukungan sosial,
sumber keuangan, kebebasan Menurut penelitian yang di lakukan oleh
Syaibutul hutyah, Saiful Nurhidayat, Laily Isron (2019). hasil
penelitiannya menunjukan bahwa sebanyak 22 responden (45,8%)
memiliki kualitas kehidupan sosial baik. Dikarenakan responden
menyatakan bahwa responden aktif serta tidak mengalami kesulitan dalam
hubungan sosial. Hal ini sejalan dengan pendapat Tresenia (2012) yang
menyatakan semakin baik interaksi sosial atau dukungan sosial yang
diterima seseorang maka semakin baik juga kualitas hidup orang tersebut.
Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan hasil penelitian dapat di ketahui kualitas hidup pasien jantung
koroner terkait dengan aspek kehidupan sosial di Puskesmas Sikumana
yaitu kategori buruk berjumlah 62 responden (77%). Dikarenakan

33
responden menyatakan bahwa responden mengalami kesulitan dalam
hubungan sosial.
Menurut opini peneliti aspek kehidupan sosial dapat berhubungan
antar responden atau lebih dimana tingkah laku individu atau responden
akan saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki tingkah laku
responden lainnya. Mengingat manusia merupakan makhluk sosial maka
dalam behubungan sosial, manusia dapat merealisasikan kehidupan serta
berkembang menjadi manusia seutuhnya. Kehidupan sosial mencakup
hubungan pribadi, dukungan sosial.
4.3.3. Kualitas Hidup Pasien Jantung Koroner Terkait dengan Aspek
Psikologis
Psikologis meliputi penampilan citra tubuh, peraasaan positif,
perasaan negatif harga diri, berfikir, belajar, memori dan konsentrasi serta
spiritual. Menurut penelitian yang di lakukan oleh Remita Ully
Hutagalung, F,Sri Susilaningsih, Ai Mardiyah (2014). hasil penelitiannya
menunjukan bahwa sebanyak 62 responden (52%) memiliki kualitas
psikologis baik. Dikarenakan responden menyatakan bahwa responden
jarang memiliki perasaan negatif terhadap dirinya.
Hal ini dapat didukung dengan pendapat yang diungkapkan oleh
peneliti yang menyatakan bahwa orang yang kesehatan psikologisnya baik
dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya sehingga ia dapat
mengatasi kekalutan mental seperti perasaan negatif akibat dari tekanan-
tekanan perasaan dan hal-hal yang menimbulkan frustasi sehingga akan
baik kualitas hidupnya
Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dapat di ketahui kualitas hidup pasien jantung koroner terkait
dengan aspek psikologis di wilayah kerja Puskesmas Sikumana yaitu
kategori buruk berjumlah 80 responden (100%). dikarenakan responden
mengisi kuesioner menyatakan bahwa pasien penderita jantung koroner
mengalami depresi yang terjadi akibat penyakitnya.

34
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianti, dkk
(2012) yang didapatkan hasil sebanyak 29 responden (41%) memiliki
kualitas psikologis buruk yang menyatakan bahwa pasien akan merasa
takut penyakitnya yang tidak bisa disembuhkan, dan tidak percaya diri.
Menurut opini peneliti penyakit jantung koroner mempunyai
dampak negatif pada aspek psikologis, diantaranya gangguan presepsi
pasien terhadap penyakitnya (termasuk tingkat penerimaan diri dan
kepuasan terhadap hidupnya). Aspek psikologis berkaitan dengan keadaan
mental responden. keadaan mental responden mengarah pada mampu atau
tidaknya responden menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan
perkembangan sesuai dengan kemampuannya, baik tuntutan dalam diri
maupun dari luar diri. Aspek psikologis juga berkaitan dengan aspek fisik,
dimana responden dapat melakukan suatu aktivitas dengan baik bila
responden tersebut sehat secara mental. Kesejahteraan psikologis
mencakup perasaan positif, perasaan negatif, spiritual/agama/keyakinan
pribadi, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi.

4.4. Keterbatasan Penelitian


Keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian metode dan sampel yang
digunakan sangat sederhana yaitu deskritif.

35
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian ini di wilayah kerja Puskesmas Sikumana pada
tanggal 11 juli-23 juli 2022 dapat disimpulkan beberapa hal. Sebagian
besar pasien penyakit jantung koroner berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 52 orang (65%), berusia 45-60 tahun sebanyak 44 orang
(55%), berpendidikan menengah sebanyak 54 orang (67%), bekerja
sebagai Petani/Nelayan/Buruh sebanyak 25 orang (31%). Sebagian
besar pasien penyakit jantung koroner memiliki kualitas hidup terkait
dengan aspek fisik buruk (73%), Sebagian besar pasien penyakit
jantung koroner memiliki kualitas hidup terkait dengan aspek
kehidupan sosial buruk (77%), Sebagian besar pasien penyakit jantung
koroner memiliki kualitas hidup terkait dengan aspek psikologis buruk
(80%).
5.2. Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dari hasil penelitian, pelayanan kesehatan selalu ditingkatkan dan
terus memberikan pendidikan kesehatan dan informasi mengenai
cara mencegah penyakit jantung koroner.
2. Bagi Mahasiswa/i
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan dan
refrensi untuk teman-teman maupun peserta didik
3. bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjut, diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian
ini sebagai sumber informasi atau data agar lebih lanjut tentang

36
variabel-variabel yang berhubungan dengan aspek fisik, psikilogis,
dan kehidupan sosial.

LAMPIRAN

37
Lampiran1.

BUKTI ACC JUDUL

38
Lampiran 2.

SURAT IJIN PENGAMBILAN DATA AWAL

39
Lampiran 3.

SURAT IJIN PENELITIAN

40
Lampiran 4.

SURAT PERSETUJUAN MELAKUKAN PENELITIAN

41
Lampiran 5.

LEMBAR PENJELASAN

42
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Medrian Harpenas Nalle

NIM : PO530320119133

Program Studi : D-III Keperawatan Poltekes Kemenkes Kupang

Saya akan melakukan penelitian dengan judul “ Gambaran Kualitas Hidup Pada
Pasien Penyakit Jantung Koroner di Puskesmas Sikumana” saya mohon kesediaan
Bapa/Ibu menjadai parsitisipasi dalam penelitian ini adapun hal-hal yang perlu
bapak ibu ketahui adalah:

1. Bahwa tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas hidup yang


dialami oleh pada bapak/ibu
2. Manfaat dari penelitian ini adalah mengembangkan ilmu keperawatan
3. Peneliti melakukan pengambilan data dengan memberikan peryataan dan
pertanyaan sesuai kuisioner yang telah di siapkan
4. Apabila ditengah penelitian bapak/ibu merasa ada yang tidak nyaman
dapat mengundurkan diri.
5. Apabila ada pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Medria Nalle
No HP 082144036128
6. Keikutsertaan bapak ibu sebagai responden pada penelitian ini bukan
paksaan tetapi atas dasar Sukarela oleh karena itu bapak/Ibu berhak untuk
melanjutkan atau menghentikan keikut sertaan karna alasan tertentu dan
dikomunikasikan kepada peneliti
7. Identitas bapak ibu akan dirahasikan sepenuhnya oleh peneliti dan hanya
disampaikan dan digunakan demi kepentingan penelitian
8. Semua responden akan mendapat perlindungan dan perlakuan yang sama
peneliti tidak akan memungut biaya apapun dari responden
9. Demikian penjelasan ini atas perhatian saya ucapkan terimakasih

Lampiran 6.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

43
(INFORMEND CONSENT)

Setelah membaca, mendengarkan, dan memahami isi penjelasan tentang tujuan


dan manfaat dari penelitian ini, maka saya bersedia/tidak bersedia saya dengan
sukarela turut berpatisipasi sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan
oleh Mahasiswa D-III Keperawatan Poltekes Kemenkes Kupang Yaitu:

Nama : Medrian Harpenas Nalle

NIM : PO530320119133

Judul : Gambaran Kualitas Hidup Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak membahayakan dan merugikan saya.
Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk di pergunakan sebagai mestinya.

Peneliti, Kupang, Juli 2022

Yang
menyetujui

Medrian Harpenas Nalle

Lampiran 7.

KUESIONER QUALITY OF LIFE PADA PASIEN JANTUNG KORONER

44
Judul Penelitian GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN PENYAKIT
JANTUNG KORONER DI PUSKESMAS SIKUMANA

A. Identitas Pasien
Petunjuk Pengisian : Isilah Data Berikut Dengan Benar
1. Nomor Responden : …………………..
2. Nama : ……………..
3. Umur : ……………..
4. Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan

5. Pendidikan Tidak Sekolah

SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi

6. Pekerjaan Tidak Bekerja

Petani/Nelayan/Buruh

Wiraswaasta

PNS
Lainnya

B. Aspek Pertanyaan Gambaran Kualitas Hidup Pada Pasien Penyakit


Jantung Koroner

45
Pentunjuk Pengisian :
1. Sebelum menjawab pertanyaan dimohon membaca dengan teliti
pertanyaan
2. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√) sesuai
dengan keadaan saudara/bapak/ibu
3. Semua item pertanyaan harus dijawab dengan lengkap
4. Semua jawaban akan dirahasiakan dan dipergunakan dalam
penelitian ini
5. Cara menjawab sesuai dengan petunjuk masing-masing kuesioner
6. Untuk setiap item pertanyaan, pilihan jawaban saudara adalah :
a. Sangat buruk (1), buruk (2), biasa saja (3), baik (4), sangat
baik (5).
b. Tidak sama sekali (1), sedikit (2), dalam jumlah sedang (3),
sangat sering (4), dalam jumlah banyak (5).
c. tidak pernah (1), jarang (2), cukup sering (3), sangat sering
(4), selalu (5).
a). Camkan dalam pikiran anda segala standar hidup, harapan, kesenangan, dan
perhatian anda. Kami akan bertanya apa yang anda pikirkan tentang kehidupan
anda pada empat minggu terkahir.
Pertanyaan Sangat Buruk Biasa Baik Sangat
No Buruk Saja Baik
1. Bagaimana
menurut anda
kualitas
hidup anda
Pertanyaan Sangat Tidak Biasa Puas Sangat
Tidak Puas Puas Saja Puas
2. Seberapa
puas anda
terhadap
kesehatan
anda

46
b). Pertanyaan berikut adalah tentang Seberapa Sering Anda telah mengalami
hal-hal berikut ini dalam empat minggu terakhir.
3. Seberapa jauh rasa
sakit fisik anda
mencegah anda
dalam beraktivitas
sesuai kebutuhan
anda?
4. Seberapa sering
anda membutuhkan
terapi medis untuk
dapat berfungsi
dalam kehidupan
sehari-hari?
5. Seberapa jauh anda
menikmati hidup
anda?
6. Seberapa jauh anda
merasa hidup anda
berarti?
7. Seberapa jauh anda
mampu
berkonsentrasi?
8. Secara umum,
seberapa aman
anda rasakan dalam
kehidupan anda
sehari-hari?
9. Seberapa sehat
lingkungan tempat
tinggal anda
(berkaitan dengan
sarana prasarana) ?

47
c). Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal
berikut ini dalam empat minggu terakhir ?
No. Pertanyaan Tidak Sedikit Dalam Sangat Dalam
sama jumlah sering jumlah
sekali sedang banyak
10. Apakah anda
memiliki
vitalitas yang
cukup untuk
beraktivitas
sehari-hari?
11 Apakah anda
dapat menerima
penampilan
tubuh anda?
12. Apakah anda
memiliki cukup
uang untuk
memenuhi
kebutuhan
anda?

13. Seberapa jauh


ketersediaan
informasi bagi
kehidupan anda
dari hari ke
hari?
14. Seberapa sering
anda memiliki
kesempatan
untuk
bersenang-
senang/rekreasi

48
No Pertanyaan Sangat Buruk Biasa Baik Sangat
buruk Saja Baik
15. Seberapa
baik
kemampuan
anda dalam
bergaul?
Sangat Tidak Puas Sangat
Tidak Puas Biasa Puas
Puas Saja
16. Seberapa
puaskah anda
dengan tidur
anda?
17. Seberapa
puas anda
dengan
kemampuan
anda untuk
menampilkan
aktivitas
kehidupan
anda sehari-
hari?
18. Seberapa
puaskah anda
dengan
kemampuan
anda untuk
bekerja?
19. Seberapa
puaskah anda
terhadap diri
anda?
20. Seberapa
puaskah anda
dengan
hubungan
personal/
sosial anda?

49
21. Seberapa
puaskah
anda
dengan
kehidupan
seksual
anda?
22. Seberapa
puaskah
anda
dengan
dukungan
yang anda
peroleh dari
teman
anda?
23. Seberapa
puaskah
anda
dengan
kondisi
tempat
anda?
24. Seberapa
puaskah
dengan
akses anda
pada
layanan
kesehatan?
25. Seberapa
puaskah
anda
dengan
transportasi
yang harus
anda jalani?

d). Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau
mengalami hal-hal berikut dalam empat minggu terakhir?
Tidak Jarang Cukup Sangat selalu
pernah sering sering
26. Seberapa
sering anda

50
memiliki
perasaan
negative
seperti
“feeling
blue”
(kesepian),
putus asa,
cemas, dan
depresi?

Lampiran 8.

MASTER DATA PENELITIAN

51
Lampiran 9.

DOKUMENTASI

52
53
54

Anda mungkin juga menyukai