Anda di halaman 1dari 27

PENETAPAN JABATAN

DAN PERINGKAT PELAKSANA

A. DASAR HUKUM
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/PMK.01/2015 jo. 17/PMK.01/2017
tentang Mekanisme Penetapan Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana Di
Lingkungan Kementerian Keuangan.
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 950/KMK.01/2016 tentang Jabatan dan
Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan.

B. PENGERTIAN UMUM
Pengertian umum dalam Penetapan Jabatan dan Peringkat Pelaksana ini
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Pelaksana adalah Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Kementerian Keuangan yang tidak menduduki jabatan struktural maupun jabatan
fungsional.
2. Pelaksana Umum adalah Pelaksana yang menduduki jabatan yang disyaratkan
pangkat/golongan ruang dan pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam
ketentuan mengenai jabatan dan peringkat bagi Pelaksana di lingkungan
Kementerian Keuangan.
3. Pelaksana Khusus adalah Pelaksana yang menduduki jabatan yang disyaratkan
pendidikan dan/atau masa kerja sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
mengenai jabatan dan peringkat bagi Pelaksana di lingkungan Kementerian
Keuangan.
4. Pelaksana Tertentu adalah Pelaksana selain Pelaksana Umum dan Pelaksana
Khusus yang menduduki jabatan dengan persyaratan tertentu sebagaimana
ditetapkan dalam ketentuan mengenai jabatan dan peringkat bagi Pelaksana di
lingkungan Kementerian Keuangan.
5. Kompetensi Teknis Pelaksana yang selanjutnya disebut Kompetensi Teknis adalah
kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang
Pelaksana yang terkait dengan bidang tugas pekerjaannya.
6. Pejabat Penilai adalah kelompok pejabat yang bertugas melakukan penilaian atas
hasil evaluasi jabatan dan peringkat bagi Pelaksana.
7. Tugas Belajar adalah penugasan untuk melaksanakan tugas belajar dengan gelar,
dengan masa tugas belajar paling singkat 6 (enam) bulan.

405
8. Pelaksana Tugas Belajar adalah PNS Kementerian Keuangan yang menjalankan
Tugas Belajar sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan mengenai jabatan dan
peringkat Pelaksana di lingkungan Kementerian Keuangan.
9. Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat yang selanjutnya disingkat UPKP adalah ujian
yang diperuntukan bagi PNS di lingkungan Kementerian Keuangan yang akan
diberikan kenaikan pangkat pilihan karena telah memperoleh Surat Tanda Tamat
Belajar atau Ijazah yang lebih tinggi.
10. Unit Kerja adalah unit kerja eselon I, eselon II, eselon III, eselon IV dan eselon V di
lingkungan Kementerian Keuangan.
11. Formasi Jabatan adalah kebutuhan atas jabatan dan jumlah Pelaksana
sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan mengenai jabatan dan peringkat
Pelaksana di lingkungan Kementerian Keuangan.
12. Nilai Prestasi Kerja PNS yang selanjutnya disingkat NPKP adalah penjumlahan Nilai
Sasaran Kerja Pegawai dengan Nilai Perilaku dengan memperhitungkan masing-
masing bobot sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan mengenai pengelolaan
kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan.
13. Nilai Kinerja Organisasi yang selanjutnya disingkat NKO adalah nilai keseluruhan
capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) suatu organisasi dengan memperhitungkan
bobot IKU dan bobot perspektif pada unit yang memiliki peta strategi sebagaimana
ditetapkan dalam ketentuan mengenai pengelolaan kinerja di lingkungan
Kementerian Keuangan.
14. Nilai Evaluasi Pelaksana yang selanjutnya disingkat NEP adalah nilai yang
digunakan sebagai dasar penilaian bagi Pelaksana Umum yang mengacu pada
NPKP dan NKO.
15. Masa Kerja adalah lamanya waktu Pelaksana menduduki jabatan Pelaksana
Khusus.

C. DASAR PENETAPAN
1. Penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana Umum didasarkan pada:
a. Kompetensi Teknis;
b. Pangkat/golongan ruang;
c. Pendidikan; dan
d. Formasi Jabatan pada unit kerja yang bersangkutan.
2. Penetapan jabatan dan peringkat bagi jabatan Pelaksana Khusus didasarkan pada:
a. Masa Kerja;
b. Pendidikan; dan
c. Formasi jabatan pada unit kerja yang bersangkutan.
3. Penetapan jabatan dan peringkat bagi jabatan Pelaksana Tugas Belajar didasarkan
pada:
a. Pangkat/golongan ruang;

406
b. Pendidikan; dan
c. Formasi Jabatan pada unit kerja yang bersangkutan.
4. Dasar penetapan menjadi batasan bagi pelaksana untuk berada pada jabatan dan
peringkat tertentu.
5. Penetapan jabatan dan peringkat Pelaksana berdasarkan pangkat/golongan ruang:
Peringkat Syarat Golongan Minimal
No.
Maksimal Pelaksana Umum Pelaksana TB Pelaksana Khusus
1 12 III/c III/c
2 11 III/b III/b
3 10 III/a III/a
4 9 II/d II/d
5 8 II/c II/c
Tidak Dipersyaratkan
6 7 II/b II/b
7 6 II/a II/a
8 5 I/d I/d
9 4 I/c I/c
10 3 I/b -
6. Penetapan jabatan dan peringkat Pelaksana Umum berdasarkan pendidikan:
No. Pendidikan Maksimal Peringkat Jabatan
1 Strata I 12
2 Diploma III 10
3 Diploma I/SMA 6
4 SMP 3
7. Penetapan jabatan dan peringkat Pelaksana Khusus berdasarkan pendidikan:
Syarat Pendidikan Dan Maksimal
No Nama Jabatan Peringkat Jabatan Yang Diberikan
S1 DIII DI SMA/SMK
1 Bendahara 11 10 10 10
2 Sekretaris Menteri/Wamen 12 10 - -
Sekretaris Pejabat Eselon I 12 10 - -
Sekretaris Pejabat Eselon II 10 10 - -
Sekretaris Pejabat Eselon III
10 10 - -
(kantor vertikal)
3 Pengemudi Jemputan 9 9 6 6

No. Nama Jabatan Syarat Pendidikan dan


Peringkat Jabatan yang Diberikan

407
S1 DIII DI SMA/SMK
1 Ajudan Menteri/Wamen 12 10 - -
Ajudan Pejabat Eselon I 11 10 - -
2 Pengemudi Menteri/Wamen 12 10 - -
Pengemudi Pejabat Eselon I 11 10 6 6
Pengemudi Pejabat Eselon II 10 10 6 6
Pengemudi Pejabat Eselon III 10 10 6 6
8. Pendidikan diakui jika telah memenuhi ketentuan mengenai Tugas Belajar dan izin
belajar, dan telah melaporkan bukti penyelesaian pendidikannya kepada pengelola
kepegawaian.

D. PRINSIP, DASAR, DAN KEWENANGAN EVALUASI PELAKSANA


1. Evaluasi Pelaksana merupakan proses penilaian bagi Pelaksana Umum dan
Pelaksana Khusus untuk 1 (satu) periode evaluasi setiap tahun, dihitung mulai
bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berjalan.
2. Evaluasi bagi Pelaksana Umum dan Pelaksana Khusus berlaku bagi yang telah
diangkat menjadi PNS.
3. Evaluasi dilakukan oleh atasan langsung, paling lama bulan Januari tahun
berikutnya.
4. Evaluasi dapat dilakukan oleh Pelaksana Tugas atau Pelaksana Harian, dalam hal
atasan langsung Pelaksana yang bersangkutan:
a. belum ditetapkan;
b. berhalangan tetap; atau
c. berhalangan sementara.
5. Dalam hal Pelaksana Tugas atau Pelaksana harian, ditunjuk dari Pelaksana
bawahannya, maka evaluasi Pelaksana dilakukan oleh Pejabat yang setingkat
dengan atasan langsung Pelaksana Umum atau Pelaksana Khusus yang
bersangkutan, dalam unit eselon III yang sama.

E. EVALUASI DAN PENILAIAN PELAKSANA UMUM


1. Evaluasi Pelaksana Umum dilakukan dengan cara menjumlahkan NPKP dan NKO,
yang masing-masing memiliki bobot sebagai berikut:
a. bobot NPKP sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus); dan
b. bobot NKO sebesar 25% (dua puluh lima per seratus).
2. NPKP diperhitungkan telah memenuhi 1 (satu) periode evaluasi, apabila:
a. telah melaksanakan tugas sebagai Pelaksana Umum paling singkat 6 (enam)
bulan dalam tahun berjalan pada 1 (satu) periode evaluasi; dan
b. telah diangkat menjadi PNS paling singkat 6 (enam) bulan dalam tahun
berjalan pada 1 (satu) periode evaluasi.

408
3. Hasil penjumlahan NPKP dan NKO dengan bobot yang telah ditentukan
menghasilkan berupa NEP, dengan kriteria:
a. Baik, apabila memiliki NEP paling sedikit 85 (delapan puluh lima), dengan
NPKP paling sedikit 76 (tujuh puluh enam);
b. Sedang, apabila memiliki NEP 70 (tujuh puluh) sampai dengan kurang dari 85
(delapan puluh lima), dengan NPKP paling sedikit 76 (tujuh puluh enam); dan
c. Kurang, apabila memiliki NEP kurang dari 70 (tujuh puluh), atau memiliki
NPKP kurang dari 76 (tujuh puluh enam).
4. NEP disampaikan oleh Pejabat yang melakukan evaluasi Pelaksana Umum ke
pejabat yang menangani kepegawaian di lingkungan Unit Kerja masing-masing.
5. NEP bersifat rahasia dan hanya dapat diketahui oleh:
a. Pejabat Penilai;
b. Pejabat yang menangani kepegawaian;
c. Atasan langsung; dan
d. Pelaksana Umum yang dinilai.
6. Pelaksana Umum yang sedang menjalani hukuman disiplin sedang atau berat,
tetap dilakukan evaluasi.
7. NEP digunakan sebagai bahan penilaian oleh Pejabat Penilai apabila Pelaksana
Umum yang dinilai telah memiliki NEP sebanyak 2 (dua) periode evaluasi berturut-
turut.
8. Bagi Pelaksana Umum yang mendapat kenaikan pangkat/golongan ruang karena
lulus UPKP atau Tugas Belajar dapat dinilai oleh Pejabat Penilai menggunakan 1
(satu) NEP.

F. EVALUASI DAN PENILAIAN PELAKSANA KHUSUS


1. Evaluasi Pelaksana Khusus didasarkan pada Masa Kerja yang dihitung setiap tahun.
2. Masa Kerja diperhitungkan telah memenuhi 1 (satu) tahun apabila yang
bersangkutan telah melaksanakan tugas sebagai Pelaksana Khusus paling singkat 6
(enam) bulan dalam tahun berjalan pada 1 (satu) periode evaluasi.
3. Evaluasi Pelaksana Khusus dilakukan dengan mengakumulasi Masa Kerja setiap
tahun.
4. Akumulasi Masa Kerja hanya dapat dilakukan dalam hal Pelaksana yang
bersangkutan menjalani tugas sebagai Pelaksana Khusus secara terus menerus dan
tidak terputus pada jabatan Pelaksana Khusus yang sama.
5. Hasil perhitungan evaluasi Pelaksana Khusus, disampaikan oleh pejabat yang
melakukan evaluasi Pelaksana kepada pejabat yang menangani kepegawaian di
lingkungan Unit Kerja masing-masing.
6. Hasil perhitungan evaluasi Pelaksana Khusus bersifat rahasia dan hanya dapat
diketahui oleh:
a. Pejabat Penilai;

409
b. pejabat yang menangani kepegawaian;
c. atasan langsung; dan
d. Pelaksana Khusus yang dinilai.
7. Hasil penghitungan evaluasi Pelaksana Khusus digunakan oleh Pejabat Penilai
sebagai bahan penilaian bagi Pelaksana Khusus.

G. PEJABAT PENILAI
1. Pejabat Penilai mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Melakukan penilaian atas hasil evaluasi Pelaksana yang disampaikan oleh
pimpinan unit yang menangani kepegawaian; dan
b. Merekomendasikan penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana.
2. Pejabat Penilai terdiri dari:
a. Pejabat Penilai Kantor Pusat, beranggotakan:
i. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (es.II) unit yang bersangkutan, sebagai
pimpinan sidang;
ii. Pejabat Pejabat Administrator (es.III) atasan Pelaksana yang
bersangkutan;
iii. Seluruh Pejabat Administrator (es.III) lainnya dalam lingkup eselon II
yang bersangkutan; dan
iv. Pejabat Administrator (es.III) yang membidangi urusan kepegawaian
pada masing-masing unit eselon I.
b. Pejabat Penilai Instansi Vertikal setingkat eselon II, beranggotakan:
i. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (es.II) unit yang bersangkutan, sebagai
pimpinan sidang;
ii. Pejabat Administrator (es.III) atasan Pelaksana yang bersangkutan;
iii. Paling sedikit 2 (dua) Pejabat Administrator (es.III) lainnya dalam lingkup
eselon II yang bersangkutan; dan
iv. Pejabat Administrator (es.III) yang membidangi urusan kepegawaian
pada masing-masing unit eselon II.
c. Pejabat Penilai Instansi Vertikal setingkat Pejabat Administrator (es.III),
beranggotakan:
i. Pejabat Pejabat Administrator (es.III) unit yang bersangkutan, sebagai
pimpinan sidang;
ii. Pejabat Pengawas (es.IV) atasan Pelaksana yang bersangkutan;
iii. Paling sedikit 2 (dua) Pejabat Pengawas (es.IV) lainnya dalam lingkup
eselon III yang bersangkutan; dan
iv. Pejabat Pengawas (es.IV) yang membidangi urusan kepegawaian pada
masing-masing unit eselon III.

410
H. SIDANG PENILAIAN
1. Penilaian Pelaksana dilakukan oleh Pejabat Penilai melalui mekanisme sidang
penilaian setiap bulan Januari.
2. Sidang Penilaian bagi masing-masing Pelaksana diselenggarakan paling lama bulan
Januari tahun berikutnya setelah 2 (dua) periode evaluasi.
3. Sidang Penilaian dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling kurang 50% + 1
dari jumlah Pejabat Penilai.
4. Hasil sidang penilaian oleh Pejabat Penilai dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Penilaian dan lampiran Berita Acara Hasil Penilaian.
5. Berdasarkan hasil sidang penilaian, Pejabat Penilai menyusun surat rekomendasi
untuk:
a. Kenaikan jabatan dan peringkat;
b. Penurunan jabatan dan peringkat; atau
c. Tetap pada jabatan dan peringkat.
6. Pejabat Penilai wajib menyampaikan surat rekomendasi dengan dilampiri Berita
Acara Hasil Penilaian kepada pejabat yang berwenang menetapkan jabatan dan
peringkat bagi Pelaksana.
7. Untuk rekomendasi yang disampaikan oleh Pejabat Penilai instansi vertikal
setingkat Pimpinan Unit Eselon III, sebelum ditetapkan oleh Pimpinan Unit Eselon
II di daerah, dilakukan verifikasi terlebih dahulu oleh pejabat yang menangani
bidang kepegawaian di lingkungan kantor wilayah Unit Kerja yang bersangkutan.

I. PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN JABATAN DAN


PERINGKAT
1. Pimpinan Unit Eselon II di tingkat pusat dan daerah merupakan Pejabat yang
berwenang menetapkan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana.
2. Jabatan dan peringkat bagi Pelaksana ditetapkan dengan keputusan Pimpinan Unit
Eselon I yang ditandatangani oleh Pimpinan Unit Eselon II atas nama Pimpinan Unit
Eselon I bersangkutan.
3. Dalam hal pejabat definitif Unit Eselon II bersangkutan belum ditetapkan,
berhalangan tetap atau berhalangan sementara, maka penetapan jabatan dan
peringkat Pelaksana dilakukan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
4. Dalam hal pejabat definitif Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan belum
ditetapkan, berhalangan tetap atau berhalangan sementara, maka penetapan
jabatan dan peringkat Pelaksana dilakukan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan.

411
J. JENIS PENETAPAN JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA
1. Keputusan Penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana terdiri dari:
a. Penetapan Reguler, yaitu keputusan penetapan Pelaksana berdasarkan hasil
sidang penilaian.
b. Penetapan Non Reguler, terdiri dari:
i. Keputusan penetapan Pelaksana yang ditetapkan pertama kali, meliputi:
1. Pegawai yang baru diangkat menjadi CPNS Kementerian Keuangan;
2. PNS dari luar Kementerian Keuangan yang masuk ke Kementerian
Keuangan;
3. Pejabat fungsional yang diberhentikan dari jabatannya;
4. Pelaksana Umum dan Pelaksana Khusus yang sebelum dipekerjakan
atau diperbantukan belum pernah ditetapkan jabatan dan
peringkatnya.
ii. Keputusan penetapan Pelaksana yang dimutasi, meliputi:
1. Pelaksana yang dimutasi antar unit organisasi menjadi Pelaksana
Umum.
2. Pelaksana yang dimutasi antar unit organisasi menjadi Pelaksana
Khusus.
iii. Keputusan penetapan CPNS menjadi PNS;
iv. Keputusan penetapan Pelaksana yang kembali dari dipekerjakan atau
diperbantukan;
v. Keputusan penetapan Pelaksana yang kembali dari cuti di luar
tanggungan negara;
vi. Keputusan penetapan PNS yang menjalankan Tugas Belajar; dan
vii. Keputusan penetapan PNS yang kembali dari Tugas Belajar.
2. Keputusan penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana, disampaikan kepada:
a. Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan;
b. Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan;
c. Kepala Biro Sumber Daya Manusia; dan
d. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan u.p. Kepala Bagian Sumber
Daya Manusia.

K. PENETAPAN JABATAN DAN PERINGKAT REGULER


K.1. Mekanisme Penetapan Reguler
Penetapan Reguler dilaksanakan setiap tahun pada bulan Januari dengan
mekanisme seperti berikut:

412
Keterangan:
1. Pejabat yang berwenang melakukan evaluasi pelaksana, menyampaikan hasil
evaluasi kepada pejabat yang menangani kepegawaian pada Unit Kerja masing-
masing.
2. Pejabat yang menangani kepegawaian menyampaikan hasil evaluasi Pelaksana
kepada Pejabat Penilai dalam sidang penilaian untuk dilakukan penilaian terhadap
masing-masing Pelaksana yang telah memenuhi ketentuan.
3. Selanjutnya, Pejabat Penilai menyampaikan rekomendasi naik/turun/tetap dalam
jabatan dan peringkat kepada pejabat yang berwenang untuk ditetapkan. Untuk
rekomendasi yang disampaikan oleh Pejabat Penilai pada KPPN, sebelum
ditetapkan oleh pimpinan unit Eselon II di daerah, dilakukan verifikasi terlebih
dahulu oleh pejabat yang menangani bidang kepegawaian di lingkungan kantor
wilayah Unit Kerja yang bersangkutan.
4. Pejabat yang berwenang, melakukan penetapan paling lama 31 Januari dan
berlaku mulai 1 Januari tahun yang sama dengan pelaksanaan sidang penilaian.
5. Salinan penetapan disampaikan kepada pihak terkait paling lama bulan Februari
tahun yang sama dengan pelaksanaan sidang penilaian.
K.2. Kenaikan Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana Umum dan Pelaksana Khusus
1. Pelaksana Umum direkomendasikan kenaikan jabatan dan peringkat 1 (satu)
tingkat lebih tinggi oleh Pejabat Penilai apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. memenuhi Kompetensi Teknis sesuai dengan yang dipersyaratkan pada
jabatan yang diusulkan;
b. memiliki NEP Baik selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-turut;
c. memenuhi syarat pangkat/golongan ruang;
d. memenuhi syarat pendidikan;
e. tersedianya Formasi Jabatan; dan
f. tidak sedang menjalani hukuman disiplin sedang atau berat pada saat sidang
penilaian.
2. Pelaksana Khusus direkomendasikan kenaikan jabatan dan peringkat 1 (satu)
tingkat lebih tinggi oleh Pejabat Penilai apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. memenuhi Masa Kerja yang dipersyaratkan;
b. memenuhi syarat pendidikan;
c. tersedianya Formasi Jabatan; dan

413
d. tidak sedang menjalani hukuman disiplin sedang atau berat pada saat sidang
penilaian.
3. NEP yang telah digunakan sebagai dasar kenaikan jabatan dan peringkat bagi
Pelaksana Umum tidak dapat digunakan lagi sebagai bahan Penilaian oleh Pejabat
Penilai.
K.3. Penurunan Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana Umum
1. Pelaksana Umum direkomendasikan penurunan jabatan dan peringkat 1 (satu)
tingkat lebih rendah oleh Pejabat Penilai apabila memiliki NEP Kurang selama 2
(dua) periode evaluasi berturut-turut.
2. Pelaksana Umum yang telah ditetapkan turun jabatan dan peringkat 1 (satu)
tingkat lebih rendah karena NEP Kurang selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-
turut, dapat direkomendasikan kembali oleh Pejabat Penilai untuk diturunkan
jabatan dan peringkat 2 (dua) tingkat lebih rendah apabila memiliki NEP Kurang
dalam 2 (dua) periode evaluasi berikutnya.
3. NEP yang telah digunakan sebagai dasar penurunan jabatan dan peringkat bagi
Pelaksana Umum, tidak dapat digunakan lagi sebagai bahan penilaian Pelaksana
oleh Pejabat Penilai.
K.4. Tetap Dalam Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana Umum dan Pelaksana Khusus
K.4.1. Bagi Pelaksana Umum
1. Pelaksana Umum direkomendasikan Tetap pada jabatan dan peringkat oleh
Pejabat Penilai, apabila:
a. NEP selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-turut untuk syarat kenaikan
atau penurunan tidak terpenuhi;
b. NEP Baik selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-turut, namun jabatan dan
peringkatnya sudah maksimal pada pangkat/golongan ruangnya;
c. NEP Baik selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-turut, namun tidak ada
Formasi Jabatan pada jabatan dan peringkat yang akan diberikan;
d. NEP Baik selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-turut, namun tidak
memenuhi syarat minimal pendidikan pada jabatan dan peringkat yang akan
diberikan;
e. NEP Baik selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-turut, namun pada saat
sidang penilaian, yang bersangkutan sidang menjalani hukuman disiplin
sedang atau berat; dan
f. NEP Baik selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-turut, namun belum
memenuhi kompetensi pada jabatan yang akan diberikan.
2. NEP Baik atau Kurang pada periode kedua yang ditetapkan Tetap karena
pertimbangan nilai yang tidak memenuhi syarat naik atau turun, digabungkan
dengan NEP pada 1 (satu) periode evaluasi selanjutnya sebagai dasar penilaian
Pelaksana Umum oleh Pejabat Penilai pada sidang penilaian berikutnya.

414
3. NEP Baik pada periode kedua yang ditetapkan Tetap karena pertimbangan
pangkat/golongan ruang, Formasi Jabatan, pendidikan, sedang menjalani
hukuman disiplin sedang/berat, dan kompetensi, digabungkan dengan NEP pada 1
(satu) periode evaluasi selanjutnya sebagai dasar penilaian Pelaksana Umum oleh
Pejabat Penilai pada sidang penilaian berikutnya
4. Pelaksana Umum yang dikenai hukuman disiplin berupa penurunan
pangkat/golongan ruang, maka pada saat menjalani hukuman disiplin ditetapkan
Tetap dalam jabatan dan peringkatnya.
K.4.2. Bagi Pelaksana Khusus
1. Pelaksana Khusus direkomendasikan Tetap pada jabatan dan peringkat oleh
Pejabat Penilai, apabila:
a. memenuhi Masa Kerja yang dipersyaratkan, namun pada saat sidang
penilaian, yang bersangkutan sedang menjalani hukuman disiplin sedang
atau berat;
b. memenuhi Masa Kerja yang dipersyaratkan, namun tidak memenuhi syarat
minimal pendidikan pada jabatan dan peringkat yang akan diberikan.
2. Masa Kerja selama menjalani hukuman disiplin sedang atau berat tetap
diperhitungkan dan diakumulasi dengan Masa Kerja setelah yang bersangkutan
sudah tidak menjalani hukuman disiplin untuk digunakan sebagai bahan penilaian
Pelaksana Khusus pada sidang penilaian berikutnya.
3. Masa Kerja sampai memenuhi syarat minimal pendidikan, tetap diperhitungkan
dan diakumulasi dengan Masa Kerja setelah yang bersangkutan memenuhi syarat
minimal pendidikan, untuk digunakan sebagai bahan penilaian Pelaksana Khusus
pada sidang penilaian berikutnya.
K.5. Penilaian bagi Pelaksana Tugas Belajar
1. Pelaksana Umum dan Pelaksana Khusus yang sedang melaksanakan Tugas Belajar
dapat direkomendasikan untuk memperoleh kenaikan jabatan dan peringkat 1
(satu) tingkat lebih tinggi oleh Pejabat Penilai, apabila:
a. memiliki NEP Baik selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-turut;
b. memenuhi syarat pangkat/golongan ruangnya;
c. memenuhi syarat pendidikan; dan
d. tersedianya Formasi Jabatan.
2. NEP Pelaksana Umum dan Pelaksana Khusus yang sedang melaksanakan Tugas
Belajar yang telah digunakan sebagai dasar kenaikan jabatan dan peringkat, tidak
dapat digunakan kembali sebagai bahan Penilaian Pelaksana periode berikutnya
oleh Pejabat Penilai.
3. Pelaksana Umum dan Pelaksana Khusus yang sedang melaksanakan Tugas Belajar,
dapat direkomendasikan Penurunan pada jabatan dan peringkatnya oleh Pejabat
Penilai, apabila memiliki NEP Kurang selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-
turut.

415
4. NEP Pelaksana Umum dan Pelaksana Khusus yang sedang menjalankan Tugas
Belajar yang telah digunakan sebagai dasar penurunan jabatan dan peringkat, tidak
dapat digunakan kembali sebagai bahan penilaian Pelaksana periode berikutnya
oleh Pejabat Penilai;
5. Pelaksana Umum dan Pelaksana Khusus yang sedang melaksanakan Tugas Belajar
direkomendasikan Tetap pada jabatan dan peringkat oleh Pejabat Penilai, apabila:
a. NEP selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-turut untuk syarat kenaikan
atau penurunan tidak terpenuhi;
b. NEP Baik selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-turut, namun jabatan dan
peringkatnya sudah maksimal pada pangkat/golongan ruangnya;
c. NEP Baik selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-turut, namun tidak
memenuhi syarat minimal pendidikan pada jabatan dan peringkat yang akan
diberikan; dan
d. NEP Baik selama 2 (dua) periode evaluasi berturut-turut, namun tidak ada
Formasi Jabatan pada jabatan dan peringkat yang akan diberikan.
6. NEP Baik atau Kurang pada periode kedua yang ditetapkan Tetap karena
pertimbangan nilai yang tidak memenuhi syarat naik atau turun, digabungkan
dengan NEP pada 1 (satu) periode evaluasi selanjutnya sebagai dasar penilaian
Pelaksana oleh Pejabat Penilai pada sidang penilaian berikutnya.
7. NEP Baik pada periode kedua yang ditetapkan Tetap karena pertimbangan
pangkat/golongan ruang, Formasi Jabatan, dan pendidikan, digabungkan dengan
NEP pada 1 (satu) periode evaluasi selanjutnya sebagai dasar penilaian Pelaksana
oleh Pejabat Penilai pada sidang penilaian berikutnya.
K.6. Penilaian bagi Pelaksana Umum yang Memperoleh Kenaikan Pangkat Karena
Lulus UPKP atau Tugas Belajar
1. Pelaksana Umum yang mendapatkan kenaikan pangkat/golongan ruang pada
periode evaluasi yang pertama karena lulus UPKP atau lulus Tugas Belajar dan
memiliki NEP Baik 1 (satu) periode evaluasi, dapat direkomendasikan kenaikan
jabatan dan peringkat 1 (satu) tingkat lebih tinggi pada sidang penilaian tahun
berikutnya apabila:
a. memenuhi Kompetensi Teknis sesuai yang dipersyaratkan pada jabatan yang
diusulkan;
b. memenuhi syarat pangkat/golongan ruang;
c. memenuhi syarat pendidikan;
d. tersedianya Formasi Jabatan;
e. tidak sedang menjalani hukuman disiplin sedang atau berat pada saat sidang
penilaian.
2. Pelaksana Umum yang mendapat kenaikan pangkat golongan/ruang pada periode
evaluasi yang kedua karena lulus UPKP atau Tugas Belajar dan memiliki NEP Baik 2
(dua) periode evaluasi berturut-turut, kenaikan jabatan dan peringkatnya
mengikuti mekanisme sebagai berikut:

416
a. yang bersangkutan mengikuti sidang penilaian pada tahun berikutnya
berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan Pejabat Penilai atas NEP Baik 2
(dua) periode evaluasi;
b. pada sidang penilaian tahun berikutnya setelah sidang penilaian, yang
bersangkutan dapat direkomendasikan mendapatkan kenaikan jabatan dan
peringkat 1 (satu) tingkat lebih tinggi apabila memiliki NEP Baik 1 (satu)
periode evaluasi dan apabila:
i. memenuhi Kompetensi Teknis sesuai yang dipersyaratkan pada jabatan
yang diusulkan;
ii. memenuhi syarat pangkat/golongan ruang;
iii. memenuhi syarat pendidikan;
iv. tersedianya Formasi Jabatan;
v. tidak sedang menjalani hukuman disiplin sedang atau berat pada saat
sidang penilaian.

L. PENETAPAN JABATAN DAN PERINGKAT NON REGULER


L.1. Mekanisme Penetapan Non Reguler
Penetapan Non Reguler dilaksanakan sepanjang tahun sesuai dengan
kejadiannya, dengan mekanisme sebagai berikut:
1. KPPN membuat usulan penetapan jabatan dan peringkat ke Kantor Wilayah,
berdasarkan dokumen pendukung seperti SK Mutasi, SPMT, Surat Tugas Belajar,
dan SK PNS.
2. Berdasarkan Usulan KPPN, Kepala Kantor Wilayah melakukan penetapan jabatan
dan peringkat, setelah terlebih dahulu dilakukan verifikasi usulan oleh pejabat
yang menangani bidang kepegawaian di Kantor Wilayah.
3. Khusus bagi Unit Kerja eselon II, yaitu Kantor Wilayah, Sekretariat, dan Direktorat,
penetapan jabatan dan peringkat dilakukan berdasarkan dokumen pendukung
seperti SK Mutasi, SPMT, Surat Tugas Belajar, dan SK PNS.
L.2. Penetapan Pelaksana yang Ditetapkan Pertama Kali
1. Pegawai yang baru diangkat menjadi CPNS Kementerian Keuangan
a. Jika ditetapkan sebagai Pelaksana Umum, kepada yang bersangkutan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
i. bagi CPNS golongan III dengan pendidikan S2, peringkat jabatannya
adalah 9;
ii. bagi CPNS golongan III dengan pendidikan S1, peringkat jabatannya
adalah 8;
iii. bagi CPNS golongan II dengan pendidikan Diploma III, peringkat
jabatannya adalah 6;

417
iv. bagi CPNS golongan II dengan pendidikan Diploma I atau SMA/SMK,
peringkatnya adalah 4;
v. Penggunaan nama jabatan bagi CPNS, didasarkan pada hasil rekrutmen
masing-masing pelaksana.
vi. bagi CPNS hasil rekrutmen mulai tahun 2015, diberikan jabatan
sebagaimana tercantum dalam sistem rekrutmen nasional, dengan
peringkat sebagai berikut:
Pendidikan dan Peringkat Jabatan
No. Nama Jabatan
S2 S1 DIII DI SMA/SMK
1 Analis 9 8 - - -
2 Pengolah Data - - 6 - -
3 Pengelola - - 6 - -
4 Pengadministrasi Umum - - - 4 4
b. Jika ditetapkan sebagai Pelaksana Khusus, kepada yang bersangkutan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
i. Diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Khusus yang
didasarkan pada ketentuan mengenai pendidikan, dan Masa Kerjanya
dihitung mulai dari 0 (nol) tahun terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan diangkat menjadi CPNS, dalam hal sesuai hasil seleksi yang
bersangkutan ditetapkan sebagai Pelaksana Khusus;
ii. Diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Khusus yang
didasarkan pada ketentuan mengenai pendidikan, dan Masa Kerjanya
dihitung mulai dari 0 (nol) tahun terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan diangkat sebagai Pelaksana Khusus, dalam hal sesuai hasil
seleksi yang bersangkutan ditetapkan sebagai Pelaksana Umum, namun
yang bersangkutan kemudian dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
Pengangkatan sebagai Pelaksana Khusus dimaksud dilakukan terhitung
mulai tanggal yang bersangkutan diangkat menjadi CPNS.
2. PNS dari luar Kementerian Keuangan yang masuk ke Kementerian Keuangan
a. Jika diangkat dan ditetapkan sebagai Pelaksana Umum, kepada yang
bersangkutan diberikan peringkat 2 (dua) tingkat di bawah peringkat
maksimal pada pangkat/golongan ruangnya apabila memenuhi Kompetensi
Teknis yang dipersyaratkan, ketersediaan Formasi Jabatan pada unit yang
bersangkutan, dan ketentuan pendidikan. Dalam hal tidak memenuhi
ketentuan pendidikan, maka diberikan peringkat maksimal sesuai pendidikan
yang dimiliki.
b. Jika diangkat dan ditetapkan sebagai Pelaksana Khusus, kepada yang
bersangkutan diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Khusus
yang didasarkan pada ketentuan mengenai pendidikan dan ketersediaan
Formasi Jabatan, dan Masa Kerjanya dihitung mulai dari 0 (nol) tahun.

418
3. Pejabat fungsional yang diberhentikan dari jabatannya
a. Jika ditetapkan sebagai Pelaksana Umum, kepada yang bersangkutan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
i. bagi pejabat fungsional yang diberhentikan dari jabatannya karena:
1. tidak mampu mengumpulkan angka kredit;
2. mengundurkan diri menjadi Pelaksana Umum;
3. kembali dari dipekerjakan atau diperbantukan menjadi Pelaksana
Umum; dan
4. mutasi menjadi Pelaksana Umum;
diberikan peringkat maksimal pada pangkat/golongan ruangnya, tetapi
tidak melebihi peringkat jabatan terakhir pada jabatan fungsionalnya,
apabila memenuhi Kompetensi Teknis yang dipersyaratkan,
ketersediaan Formasi Jabatan pada unit yang bersangkutan, dan
ketentuan pendidikan. Dalam hal tidak memenuhi ketentuan
pendidikan, maka diberikan peringkat maksimal sesuai pendidikan yang
dimiliki.
ii. bagi pejabat fungsional yang diberhentikan dari jabatannya karena
hukuman disiplin, diberikan jabatan dan peringkat 2 (dua) tingkat di
bawah peringkat maksimal pada pangkat/golongan ruang, apabila
memenuhi Kompetensi Teknis yang dipersyaratkan, ketersediaan
Formasi Jabatan pada unit baru, dan ketentuan pendidikan. Dalam hal
tidak memenuhi ketentuan pendidikan, maka diberikan peringkat
maksimal sesuai pendidikan yang dimiliki.
b. Jika diangkat dan ditetapkan sebagai Pelaksana Khusus, kepada yang
bersangkutan diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Khusus
yang didasarkan pada ketentuan mengenai pendidikan dan ketersediaan
Formasi Jabatan, dan Masa Kerjanya dihitung mulai dari 0 (nol) tahun.
4. Pelaksana Umum dan Pelaksana Khusus yang sebelum dipekerjakan atau
diperbantukan belum pernah ditetapkan jabatan dan peringkatnya
a. Jika kembali ke Kementerian Keuangan ditetapkan sebagai Pelaksana Umum,
kepada yang bersangkutan diberikan peringkat 2 (dua) tingkat di bawah
peringkat maksimal pada pangkat/golongan ruangnya, apabila memenuhi
Kompetensi Teknis yang dipersyaratkan, ketersediaan Formasi Jabatan pada
unit yang bersangkutan, dan ketentuan pendidikan. Dalam hal tidak
memenuhi ketentuan pendidikan, maka diberikan peringkat maksimal sesuai
pendidikan yang dimiliki.
b. Jika kembali ke Kementerian Keuangan ditetapkan sebagai Pelaksana Khusus,
kepada yang bersangkutan diberikan jabatan dan peringkat sebagai
Pelaksana Khusus yang didasarkan pada ketentuan mengenai pendidikan dan
ketersediaan Formasi Jabatan, dan Masa Kerjanya dihitung mulai dari 0 (nol)
tahun.

419
L.3. Penetapan Pelaksana yang Dimutasi
1. Pelaksana yang dimutasi antar unit organisasi menjadi Pelaksana Umum:
a. Jika Pelaksana Umum dimutasi menjadi Pelaksana Umum, kepada yang
bersangkutan diberikan peringkat sebelum dimutasi dengan didasarkan pada
Kompetensi Teknis yang dipersyaratkan, ketersediaan Formasi Jabatan pada
unit baru, dan ketentuan pendidikan. Dalam hal yang bersangkutan sebelum
dimutasi telah ditetapkan peringkatnya namun tidak sesuai dengan
ketentuan pendidikan, maka tetap dapat menggunakan peringkat yang sama
dengan peringkat sebelum dimutasi.
b. Jika Pelaksana Khusus dimutasi menjadi Pelaksana Umum, kepada yang
bersangkutan berlaku ketentuan sebagai berikut:
i. Pelaksana Khusus yang belum pernah menduduki jabatan Pelaksana
Umum, diberikan peringkat dengan memperhatikan pangkat/golongan
ruang, Kompetensi Teknis yang dipersyaratkan, ketersediaan Formasi
Jabatan pada unit baru, dan ketentuan pendidikan, serta tidak boleh
melebihi dan tidak harus sama dengan peringkat Pelaksana Khusus
sebelumnya.
ii. Pelaksana Khusus yang sebelumnya menduduki jabatan Pelaksana
Umum, dan dimutasi kembali sebagai Pelaksana Umum, diberikan
peringkat sebagai berikut:
1. sama dengan peringkat Pelaksana Umum sebelum yang
bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus, dalam hal:
a. yang bersangkutan menduduki jabatan Pelaksana Khusus paling
lama 2 (dua) tahun; atau
b. yang bersangkutan menduduki jabatan Pelaksana Khusus lebih
dari 2 (dua) tahun, dengan ketentuan:
i. memiliki NEP Baik 1 (satu) periode terakhir yang belum
digunakan sebagai bahan penilaian sebelum yang
bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus, tetapi
tidak tersedia Formasi Jabatan atau pendidikan atau
pangkat/golongan ruang terakhir yang dimiliki tidak
memenuhi syarat untuk memperoleh kenaikan peringkat;
ii. memiliki NEP Baik 1 (satu) periode terakhir yang dapat
digabungkan sebagai akibat penetapan Tetap dalam jabatan
dan peringkat sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi
Pelaksana Khusus, tetapi pendidikan atau pangkat/golongan
ruang terakhir yang dimiliki tidak memenuhi syarat untuk
memperoleh kenaikan peringkat atau tidak tersedia Formasi
Jabatan;
iii. memiliki NEP Kurang 1 (satu) periode terakhir yang dapat
digabungkan sebagai akibat penetapan Tetap dalam jabatan

420
dan peringkatnya yang belum digunakan sebagai bahan
penilaian sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi
Pelaksana Khusus;
iv. memiliki NEP Sedang atau Kurang 1 (satu) periode terakhir
yang belum digunakan sebagai bahan penilaian sebelum
yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus; atau
v. belum memiliki NEP sebelum yang bersangkutan dimutasi
menjadi Pelaksana Khusus.
2. 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari peringkat Pelaksana Umum sebelum
yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus, dalam hal:
a. yang bersangkutan menduduki jabatan Pelaksana Khusus lebih
dari 2 (dua) tahun;
b. memiliki NEP Baik 1 (satu) periode terakhir yang belum
digunakan sebagai bahan penilaian atau yang dapat
digabungkan sebagai akibat penetapan Tetap dalam jabatan
peringkat sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi
Pelaksana Khusus;
c. pendidikan dan pangkat/golongan ruang terakhir yang dimiliki
memenuhi syarat untuk memperoleh kenaikan peringkat serta
tersedia Formasi Jabatan.
2. Pelaksana yang dimutasi antar unit organisasi menjadi Pelaksana Khusus:
a. Jika Pelaksana Umum dimutasi menjadi Pelaksana Khusus, kepada yang
bersangkutan berlaku ketentuan sebagai berikut:
i. diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Khusus yang
didasarkan pada ketentuan mengenai pendidikan dan ketersediaan
Formasi Jabatan, dan Masa Kerjanya dihitung mulai dari 0 (nol) tahun,
dalam hal yang bersangkutan belum pernah sebelumnya menduduki
jabatan Pelaksana Khusus;
ii. diberikan jabatan dan peringkat sama dengan jabatan dan peringkat
sebelum yang bersangkutan dimutasi sebagai Pelaksana Umum dengan
memperhatikan ketentuan mengenai pendidikan dan ketersediaan
Formasi Jabatan dan Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus sebelum
dimutasi tetap digunakan untuk perhitungan akumulasi Masa Kerja yang
bersangkutan setelah dimutasi kembali sebagai Pelaksana Khusus,
dalam hal:
1. yang bersangkutan dimutasi kembali sebagai Pelaksana Khusus
dengan nama jabatan yang sama; dan
2. yang bersangkutan menduduki jabatan Pelaksana Umum paling lama
6 (enam) bulan.
iii. diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Khusus yang
didasarkan pada ketentuan mengenai pendidikan dan ketersediaan

421
Formasi Jabatan, dan Masa Kerjanya dihitung mulai dari 0 (nol) tahun,
dalam hal:
1. yang bersangkutan dimutasi kembali sebagai Pelaksana Khusus
dengan nama jabatan yang sama; dan
2. yang bersangkutan menduduki jabatan Pelaksana Umum lebih dari 6
(enam) bulan.
iv. diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Khusus yang
didasarkan pada ketentuan mengenai pendidikan dan ketersediaan
Formasi Jabatan, dan Masa Kerjanya dihitung mulai dari 0 (nol) tahun,
dalam hal yang bersangkutan dimutasi kembali sebagai Pelaksana
Khusus dengan nama jabatan berbeda.
b. Jika Pelaksana Khusus dimutasi menjadi Pelaksana Khusus dengan nama
jabatan yang sama, kepada yang bersangkutan diberikan jabatan dan
peringkat yang sama dengan jabatan dan peringkat sebelum dimutasi dengan
didasarkan pada:
i. Ketentuan mengenai pendidikan; dan
ii. Formasi Jabatan pada unit kerja baru.
Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus sebelum dimutasi tetap digunakan
untuk perhitungan akumulasi Masa Kerja yang bersangkutan setelah
dimutasi kembali sebagai Pelaksana Khusus. Dalam hal yang bersangkutan
sebelum dimutasi telah ditetapkan peringkatnya namun tidak sesuai dengan
ketentuan mengenai pendidikan, yang bersangkutan tetap dapat
menggunakan peringkat yang sama dengan peringkat sebelum dimutasi.
c. Jika Pelaksana Khusus dimutasi menjadi Pelaksana Khusus dengan jabatan
yang berbeda, kepada yang bersangkutan diberikan jabatan dan peringkat
sebagai Pelaksana Khusus yang didasarkan pada ketentuan mengenai
pendidikan dan ketersediaan Formasi Jabatan, dan Masa Kerjanya dihitung
mulai dari 0 (nol) tahun.
L.4. Penetapan CPNS Menjadi PNS
CPNS yang telah diangkat menjadi PNS Kementerian Keuangan, diberikan
jabatan dan peringkat Pelaksana Umum sesuai ketentuan mengenai jabatan dan
peringkat bagi pelaksana di lingkungan Kementerian Keuangan, terhitung mulai
tanggal yang bersangkutan diangkat menjadi PNS.
L.5. Penetapan Pelaksana yang Kembali dari Dipekerjakan atau Diperbantukan
1. Pelaksana Umum yang kembali dari dipekerjakan atau diperbantukan
a. Jika saat kembali ke Kementerian Keuangan ditetapkan sebagai Pelaksana
Umum, kepada yang bersangkutan berlaku ketentuan sebagai berikut:
i. diberikan peringkat sama dengan peringkat jabatan sebelum yang
bersangkutan dipekerjakan atau diperbantukan apabila:
1. dipekerjakan atau diperbantukan sampai dengan 2 (dua) tahun;

422
2. dipekerjakan atau diperbantukan lebih dari 2 (dua) tahun, dengan
syarat:
a. memiliki NEP Baik 1 (satu) periode terakhir yang belum
digunakan sebagai bahan penilaian sebelum yang bersangkutan
dipekerjakan atau diperbantukan, tetapi tidak tersedia Formasi
Jabatan atau pendidikan atau pangkat/golongan ruang terakhir
yang dimiliki tidak memenuhi syarat untuk memperoleh
kenaikan peringkat;
b. memiliki NEP Baik 1 (satu) periode terakhir yang dapat
digabungkan sebagai akibat penetapan Tetap dalam jabatan dan
peringkat sebelum yang bersangkutan dipekerjakan atau
diperbantukan, tetapi pendidikan atau pangkat/golongan ruang
terakhir yang dimiliki tidak memenuhi syarat untuk memperoleh
kenaikan peringkat atau tidak tersedia Formasi Jabatan;
c. memiliki NEP Kurang 1 (satu) periode terakhir yang dapat
digabungkan sebagai akibat penetapan Tetap dalam jabatan dan
peringkatnya yang belum digunakan sebagai bahan penilaian
sebelum yang bersangkutan dipekerjakan atau diperbantukan;
d. memiliki NEP Sedang atau Kurang 1 (satu) periode terakhir yang
belum digunakan sebagai bahan penilaian sebelum yang
bersangkutan dipekerjakan atau diperbantukan; atau
e. belum memiliki NEP sebelum yang bersangkutan dipekerjakan
atau diperbantukan.
ii. diberikan peringkat 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari peringkat jabatan
sebelum dipekerjakan atau diperbantukan apabila yang bersangkutan
dipekerjakan atau diperbantukan lebih dari 2 (dua) tahun, dengan
syarat:
1. memiliki NEP Baik 1 (satu) periode terakhir sebelum dipekerjakan
atau diperbantukan yang belum digunakan sebagai bahan penilaian
atau yang dapat digabungkan sebagai akibat penetapan Tetap dalam
jabatan peringkat sebelum yang bersangkutan dipekerjakan atau
diperbantukan; dan
2. pendidikan dan pangkat/golongan ruang terakhir yang dimiliki
memenuhi syarat untuk memperoleh kenaikan peringkat serta
tersedia Formasi Jabatan.
b. Jika saat kembali ke Kementeriaan Keuangan ditetapkan sebagai Pelaksana
Khusus, kepada yang bersangkutan diberikan jabatan dan peringkat sebagai
Pelaksana Khusus yang didasarkan pada ketentuan mengenai pendidikan dan
ketersediaan Formasi Jabatan, dan Masa Kerjanya dihitung mulai dari 0 (nol)
tahun.

423
2. Pelaksana Khusus yang kembali dari dipekerjakan atau diperbantukan
a. Jika saat kembali ke Kementerian Keuangan ditetapkan sebagai Pelaksana
Umum, kepada yang bersangkutan diberikan peringkat dengan
memperhatikan pangkat/golongan ruang, Kompetensi Teknis yang
dipersyaratkan, ketersediaan Formasi Jabatan pada unit yang bersangkutan;
dan ketentuan pendidikan, namun tidak boleh melebihi dan tidak harus sama
dengan peringkat Pelaksana Khusus sebelumnya.
b. Jika saat kembali ke Kementeriaan Keuangan ditetapkan sebagai Pelaksana
Khusus dengan nama jabatan yang sama, kepada yang bersangkutan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
i. diberikan jabatan dan peringkat sama dengan jabatan dan peringkat
sebagai Pelaksana Khusus sebelum yang bersangkutan dipekerjakan
atau diperbantukan dengan memperhatikan ketentuan mengenai
pendidikan dan ketersediaan Formasi Jabatan, dan Masa Kerja sebagai
Pelaksana Khusus sebelum dipekerjakan atau diperbantukan tetap
digunakan untuk perhitungan akumulasi Masa Kerja yang bersangkutan,
dalam hal yang bersangkutan dipekerjakan atau diperbantukan paling
lama 6 (enam) bulan;
ii. diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Khusus yang
didasarkan pada ketentuan mengenai pendidikan dan ketersediaan
Formasi Jabatan, dan Masa Kerjanya dihitung mulai dari 0 (nol) tahun,
dalam hal yang bersangkutan dipekerjakan atau diperbantukan lebih
dari 6 (enam) bulan.
c. Jika saat kembali ke Kementeriaan Keuangan ditetapkan sebagai Pelaksana
Khusus dengan nama jabatan yang berbeda, kepada yang bersangkutan
diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Khusus yang didasarkan
pada ketentuan mengenai pendidikan dan ketersediaan Formasi Jabatan, dan
Masa Kerjanya dihitung mulai dari 0 (nol) tahun.
L.6. Penetapan Pelaksana yang Kembali dari Cuti di Luar Tanggungan Negara
Bagi Pelaksana Umum dan Pelaksana Khusus yang mengambil cuti di luar
tanggungan negara, kecuali untuk persalinan anak keempat dan seterusnya, ketika
kembali berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Jika saat kembali ke Kementerian Keuangan ditetapkan sebagai Pelaksana Umum,
kepada yang bersangkutan diberikan peringkat 2 (dua) tingkat di bawah peringkat
maksimal pada pangkat/golongan ruangnya apabila memenuhi:
a. Kompetensi Teknis;
b. ketersediaan Formasi Jabatan; dan
c. ketentuan pendidikan.
Dalam hal yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan pendidikan, maka
diberikan peringkat maksimal sesuai pendidikan yang dimiliki.

424
2. Jika saat kembali ke Kementerian Keuangan ditetapkan sebagai Pelaksana Khusus,
kepada yang bersangkutan diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana
Khusus yang didasarkan pada ketentuan mengenai pendidikan dan ketersediaan
Formasi Jabatan, dan Masa Kerja yang dihitung mulai dari 0 (nol) tahun.
L.7. Penetapan PNS yang Menjalankan Tugas Belajar
1. Pejabat struktural yang menjalankan Tugas Belajar, kepada yang bersangkutan
berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Diberikan peringkat 12 (dua belas), terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan menjalankan Tugas Belajar sebagaimana ditetapkan dalam
surat Tugas Belajar;
b. Selama menjalankan Tugas Belajar, kepada yang bersangkutan tidak
dilakukan evaluasi dan penilaian Pelaksana.
2. Pejabat fungsional yang menjalankan Tugas Belajar, kepada yang bersangkutan
berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Diberikan peringkat 12 (dua belas) terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan menjalankan Tugas Belajar sebagaimana ditetapkan dalam
surat Tugas Belajar, bagi pejabat fungsional yang sebelum Tugas Belajar
memiliki peringkat di atas 12 (dua belas);
b. Diberikan peringkat maksimal pada pangkat/golongan ruang, tetapi tidak
boleh melebihi peringkat jabatan terakhir pada jabatan fungsionalnya
terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menjalankan Tugas Belajar
sebagaimana ditetapkan dalam surat Tugas Belajar, bagi pejabat fungsional
yang sebelum Tugas Belajar memiliki peringkat paling tinggi 12 (dua belas);
c. Selama menjalankan Tugas Belajar, kepada yang bersangkutan tidak
dilakukan evaluasi dan penilaian sebagaimana halnya Pelaksana Umum yang
menjalankan Tugas Belajar.
3. Pelaksana Umum yang menjalankan Tugas Belajar, kepada yang bersangkutan
berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Diberikan peringkat yang sama dengan peringkat sebelum yang
bersangkutan menjalankan Tugas Belajar terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan menjalankan Tugas Belajar sebagaimana ditetapkan dalam
surat Tugas Belajar; dan
b. Selama menjalankan Tugas Belajar, kepada yang bersangkutan dilakukan
evaluasi dan penilaian Pelaksana.
4. Pelaksana Khusus yang menjalankan Tugas Belajar, kepada yang bersangkutan
berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Diberikan peringkat sebagai Pelaksana Umum dengan ketentuan sebagai
berikut:
i. Pelaksana Khusus yang sebelum Tugas Belajar belum pernah ditetapkan
jabatan dan peringkatnya sebagai Pelaksana Umum, diberikan peringkat
dengan memperhatikan:

425
1. pangkat/golongan ruang;
2. Kompetensi Teknis yang dipersyaratkan;
3. ketersediaan Formasi Jabatan pada unit baru; dan
4. ketentuan mengenai pendidikan;
terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menjalankan Tugas Belajar
sebagaimana ditetapkan dalam surat Tugas Belajar.
ii. Pelaksana Khusus yang sebelumnya menduduki jabatan Pelaksana
Umum, diberikan peringkat sebagai berikut:
1. sama dengan peringkat Pelaksana Umum sebelum yang
bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus, terhitung mulai
tanggal yang bersangkutan menjalankan Tugas Belajar sebagaimana
ditetapkan dalam surat Tugas Belajar, dalam hal:
a. yang bersangkutan menduduki jabatan Pelaksana Khusus paling
lama 2 (dua) tahun;
b. yang bersangkutan menduduki jabatan Pelaksana Khusus lebih
dari 2 (dua) tahun, dengan ketentuan:
i. memiliki NEP Baik 1 (satu) periode terakhir yang belum
digunakan sebagai bahan penilaian sebelum yang
bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus, tetapi
tidak tersedia Formasi Jabatan atau pendidikan atau
pangkat/golongan ruang terakhir yang dimiliki tidak
memenuhi syarat untuk memperoleh kenaikan peringkat;
ii. memiliki NEP Baik 1 (satu) periode terakhir yang dapat
digabungkan sebagai akibat penetapan Tetap dalam
jabatan dan peringkat sebelum yang bersangkutan dimutasi
menjadi Pelaksana Khusus, tetapi pendidikan atau
pangkat/golongan ruang terakhir yang dimiliki tidak
memenuhi syarat untuk memperoleh kenaikan peringkat
atau tidak tersedia Formasi Jabatan;
iii. memiliki NEP Kurang 1 (satu) periode terakhir yang dapat
digabungkan sebagai akibat penetapan Tetap dalam
jabatan dan peringkatnya yang belum digunakan sebagai
bahan penilaian sebelum yang bersangkutan dimutasi
menjadi Pelaksana Khusus;
iv. memiliki NEP Sedang atau Kurang 1 (satu) periode terakhir
yang belum digunakan sebagai bahan penilaian sebelum
yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus;
atau
v. belum memiliki NEP sebelum yang bersangkutan dimutasi
menjadi Pelaksana Khusus.

426
2. 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari peringkat Pelaksana Umum sebelum
yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus terhitung
mulai tanggal yang bersangkutan menjalankan Tugas Belajar
sebagaimana ditetapkan dalam surat Tugas Belajar, dalam hal:
a. yang bersangkutan menduduki jabatan Pelaksana Khusus lebih
dari 2 (dua) tahun;
b. memiliki NEP Baik 1 (satu) periode terakhir yang belum
digunakan sebagai bahan penilaian atau yang dapat
digabungkan sebagai akibat penetapan Tetap dalam jabatan
peringkat sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi
Pelaksana Khusus; dan
c. pendidikan dan pangkat/golongan ruang terakhir yang dimiliki
memenuhi syarat untuk memperoleh kenaikan peringkat serta
tersedia Formasi Jabatan.
b. Selama menjalankan Tugas Belajar, kepada yang bersangkutan dilakukan
evaluasi dan penilaian Pelaksana.
L.8. Penetapan PNS yang Kembali dari Tugas Belajar
Bagi PNS Kementerian Keuangan yang telah kembali dari Tugas Belajar dan
aktif bekerja di Kementerian Keuangan, kepada yang bersangkutan berlaku ketentuan
sebagai berikut:
1. Bagi pejabat fungsional mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Umum dengan didasarkan
pada:
i. Kompetensi Teknis yang dipersyaratkan;
ii. ketersediaan Formasi Jabatan pada unit baru;
iii. pangkat/golongan ruang; dan
iv. ketentuan mengenai pendidikan.
terhitung mulai tanggal yang bersangkutan aktif kembali bekerja
sebagaimana tercantum dalam Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
(SPMT), dalam hal pada saat kembali ke Kementerian Keuangan yang
bersangkutan tidak langsung ditetapkan kembali sebagai pejabat fungsional
dan ditetapkan sebagai Pelaksana Umum;
b. diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Khusus yang didasarkan
pada ketentuan mengenai pendidikan dan ketersediaan Formasi Jabatan, dan
Masa Kerjanya dihitung mulai dari 0 (nol) tahun mulai tanggal yang
bersangkutan aktif kembali bekerja sebagaimana tercantum dalam SPMT,
dalam hal pada saat kembali ke Kementerian Keuangan yang bersangkutan
tidak langsung ditetapkan kembali sebagai Pejabat Fungsional dan ditetapkan
sebagai Pelaksana Khusus.

427
2. Bagi Pelaksana Umum dan Pelaksana Khusus, mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
a. diberikan peringkat yang sama dengan peringkat terakhir selama yang
bersangkutan menjalankan Tugas Belajar mulai tanggal yang bersangkutan
aktif kembali bekerja sebagaimana tercantum dalam SPMT, dalam hal pada
saat kembali ke Kementerian Keuangan yang bersangkutan ditetapkan
sebagai Pelaksana Umum;
b. diberikan jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Khusus yang didasarkakan
pada ketentuan mengenai pendidikan, ketersediaan Formasi Jabatan, dan
Masa Kerjanya dihitung mulai dari 0 (nol) tahun mulai tanggal yang
bersangkutan aktif kembali bekerja sebagaimana tercantum dalam SPMT,
dalam hal pada saat kembali ke Kementerian Keuangan yang bersangkutan
ditetapkan sebagai Pelaksana Khusus.

M. PENGATURAN NEP BAGI PELAKSANA UMUM YANG MENDAPAT


PENUGASAN TERTENTU
1. Pelaksana umum mendapatkan penugasan tertentu, berupa:
a. mutasi menjadi Pelaksana Khusus; atau
b. diperbantukan/dipekerjakan di luar Kementerian Keuangan.
2. Setelah Pelaksana Umum mendapatkan penugasan tertentu dan ditetapkan
kembali sebagai Pelaksana Umum, pengaturan penggunaan NEP yang
bersangkutan sebelum mendapatkan penugasan tertentu, berlaku ketentuan
sebagai berikut:
a. Dalam hal penugasan tertentu dilaksanakan selama 1 (satu) bulan sampai
dengan 12 (dua belas) bulan:
i. apabila sebelum penugasan tertentu yang bersangkutan memiliki 2
(dua) NEP yang belum digunakan sebagai bahan sidang penilaian, NEP
yang bersangkutan digunakan dalam sidang penilaian berikutnya setelah
ditetapkan kembali sebagai Pelaksana Umum;
ii. apabila sebelum penugasan tertentu yang bersangkutan memiliki 1
(satu) NEP Baik atau Kurang yang belum digunakan sebagai bahan
penilaian, NEP yang bersangkutan digunakan dalam sidang penilaian
berikutnya setelah ditetapkan kembali sebagai Pelaksana Umum;
iii. apabila sebelum penugasan tertentu yang bersangkutan memiliki 1
(satu) NEP Baik atau Kurang yang dapat digabungkan sebagai akibat
penetapan Tetap dalam jabatan dan peringkat yang belum digunakan
sebagai bahan penilaian, NEP yang bersangkutan disimpan dan
digabungkan dengan 1 (satu) NEP periode berikutnya untuk digunakan
dalam sidang penilaian berikutnya setelah ditetapkan kembali sebagai
Pelaksana Umum.

428
b. Dalam hal penugasan tertentu dilaksanakan selama 13 (tiga belas) bulan
sampai dengan 24 (dua puluh empat) bulan:
i. NEP 1 (satu) periode terakhir sebelum penugasan tertentu yang memiliki
kriteria Baik atau Kurang yang belum digunakan sebagai bahan
penilaian, disimpan dan digabungkan dengan 1 (satu) NEP periode
berikutnya setelah ditetapkan kembali sebagai Pelaksana Umum;
ii. NEP sebelum penugasan tertentu yang memiliki kriteria Baik atau
Kurang yang dapat digabungkan sebagai akibat penetapan Tetap dalam
jabatan dan peringkat yang belum digunakan sebagai bahan penilaian,
NEP yang bersangkutan disimpan dan digabungkan dengan 1 (satu) NEP
periode berikutnya untuk digunakan dalam sidang penilaian berikutnya
setelah ditetapkan kembali sebagai Pelaksana Umum.
c. Dalam hal penugasan tertentu dilaksanakan selama lebih dari 24 (dua puluh
empat) bulan:
i. apabila setelah penugasan tertentu yang bersangkutan diberikan
peringkat yang sama dengan peringkat sebelum mendapatkan
penugasan tertentu, NEP 1 (satu) periode terakhir sebelum penugasan
tertentu yang memiliki kriteria Baik atau Kurang yang belum digunakan
sebagai bahan penilaian, disimpan dan digabungkan dengan 1 (satu) NEP
periode berikutnya untuk digunakan dalam sidang penilaian selanjutnya.
ii. apabila setelah penugasan tertentu yang bersangkutan diberikan
peringkat yang sama dengan peringkat sebelum mendapatkan
penugasan tertentu, NEP dengan kriteria Baik atau Kurang yang dapat
digabungkan sebagai akibat penetapan Tetap dalam jabatan dan
peringkatnya yang belum digunakan sebagai bahan penilaian, disimpan
dan digabungkan dengan 1 (satu) NEP periode berikutnya untuk
digunakan dalam sidang penilaian selanjutnya.
iii. apabila setelah penugasan tertentu yang bersangkutan diberikan
peringkat 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari peringkat sebelum
mendapatkan penugasan tertentu, NEP yang dimiliki sebelum
penugasan tertentu yang belum digunakan sebagai bahan penilaian
tidak dapat digunakan dalam sidang penilaian berikutnya.

N. RIWAYAT KRITERIA NILAI EVALUASI PELAKSANA


Kriteria nilai evaluasi pelaksana sebagai bahan penilaian pelaksana pada sidang
penilaian telah mengalami beberapa pergantian sejalan dengan perubahan atau
pergantian Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mekanisme penetapan
jabatan dan peringkat bagi pelaksana di Kementerian keuangan, sebagaimana pada
gambar berikut:

429
Keterangan:
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/2008 yang mulai diberlakukan
sejak tanggal 20 November 2008, merupakan ketentuan pertama yang menjadi
dasar bagi penilaian pelaksana dalam jabatan dan peringkat berdasarkan nilai
evaluasi. Saat itu, nilai evaluasi menggunakan perhitungan tertentu yang hasilnya
terbagi dalam tiga kriteria, yaitu Baik, Sedang, dan Kurang.
2. Selanjutnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/2008 diganti
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 246/PMK.01/2011, yang berlaku
terhitung mulai tanggal 1 Januari 2012. Dalam peraturan baru ini, yang menjadi
dasar nilai evaluasi adalah Nilai Kinerja Pegawai (NKP), dengan nilai kriteria Baik,
Sedang, dan Kurang. Namun sejak 1 Januari 2015, terjadi beberapa perubahan
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 246/PMK.01/2011 melalui
diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 237/PMK.01/2014,
diantaranya mengubah penggunaan dasar nilai evaluasi yang semula
menggunakan NKP menjadi NPKP, dengan kriteria nilai evaluasi Sangat Baik, Baik,
Cukup, Kurang, dan Buruk.
3. Namun terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/PMK.01/2015
yang berlaku terhitung mulai tanggal 1 Januari 2016 sebagaimana diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2017, mengubah
penggunaan dasar nilai evaluasi yang semula menggunakan NPKP menjadi
perhitungan NPKP dan NKO, dengan kriteria nilai evaluasi Baik, Sedang, dan
Kurang. Oleh karena itu, pada penilaian 1 Januari 2016, kriteria nilai evaluasi

430
berdasarkan PMK 237/PMK.01/2014 perlu disetarakan dengan kriteria nilai
evaluasi berdasarkan PMK 241/PMK.01/2015 (bukan konversi).

431

Anda mungkin juga menyukai