Anda di halaman 1dari 31

AFTAR ISI

DAFTAR

1. GAMBARAN UMUM KAWASAN


Peta Kawasan Strategis
G...a..m b..aran Umum Wilayah

Kecamatan Dua Boccoe merupakan salah satu


kecamatan yang terletak di bagian Utara Kab.
Bone dengan wilayah administratifnya yang
terdiri dari 21 desa, dan 1 Kelurahan.
Kondisi Topografi Wilayah Kecamatan Dua
Boccoe pada umumnya datar dan berbukit.
Wilayah dengan kondisi topografi yang datar
terdapat pada beberapa desa yang berada di
Dua Boccoe Utara, dan selebihnya didominasi
dengan topografi yang berbukit pada Dua
Boccoe Selatan, adapun batas wilayah
kecamatan Dua Boccoe adalah Sebagai
Berikut :
Utara : Kecamatan Cenrana
Timur:Kecamatan Tellu Siattinge
Selatan : Kecamatan Amali
Barat: Kecamatan Ajangale

b
Luas Wialayah Kecamatan Dalam Kawasan
Strategis
Selatan : Kecamatan Sabbangparu
Kecamatan Dua Boccoe : 144,63 Ha

Lokasi Sentra Ekonomi

Sentra Ekonomi (Pasar) terletak di, Kelurahan


Unyi, Sebelah Timur Lokasi Kantor Kecamatan
Dua Boccoe.

5
Profil Kawasan
Kec. Dua Boccoe TA. 2022
Sasaran kegiatan PISEW ini meliputi terbangunnya infrastruktur dasar skala wilayah
kecamatan, yang dapat berupa infrastruktur perhubungan/ transportasi; Infrastruktur
pendukung produksi pertanian, peternakan dan perikanan, industri, dan pariwisata;

Infrastruktur pendukung pemasaran hasil pertanian, peternakan dan perikanan, industri;


serta air bersih dan sanitasi. Selain itu PISEW juga mempunyai sasaran untuk peningkatan
kapasitas daerah dalam pembangunan sosial dan ekonomi lokal termasuk komoditas
unggulannya, tersedianya fasilitator pendamping masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan, peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan
dan pembangunan, pendayagunaan tenaga kerja lokal dalam pembangunan serta
tersedianya akses dengan lembaga keuangan dan pelatihan peningkatan kapasitas usaha.

Kecamatan Dua Boccoe sebagai lokasi tujuan program Kegiatan PISEW tahun 2022, dan ada 2
(dua) desa sebagai lokasi sasaran kegiatan yaitu. Desa Tempe dan Desa Melle

Setelah dilakukan survey terhadap lokasi kawasan PISEW, maka gambaran umum kawasan
adalah merupakan kawasan dengan potensi yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan
dimasa datang dan adanya saling keterkaitan antara satu desa dengan desa lainnya dalam
kawasan.

Lokasi rencana kegiatan infrastruktur di Desa Tempe dan Desa Melle, bukan hanya memiliki
potensi yang membanggakan, akan tetapi pada jalur lokasi yang disepakati merupakan akses
pendukung jalan alternatif menuju lahan pertanian masyarakat.

Kondisi kawasan secara umum bahwa, infrastruktur yang terbangun baik sarana prasarana
transportasi (sarana jalan) maupun sarana prasarana penunjang lainnya masih sangat minim
terbangun dan saat ini masyarakat sangat mengharapkan terbangunnya sarana jalan yang
dapat menunjang aktivitas keseharian mereka guna meningkatkan produktivitas hasil
pertanian yang bernilai ekonomi dengan harga jualan yang tinggi.

6
2. KEPENDUDUKAN
A. Desa Tempe

1) Administrasi Desa
a. Nama Desa : Tempe
b. Kecamatan : Dua Boccoe
c. Kabupaten : Bone

2) Kewilayahan/Geografi
a. Jumlah Dusun atau Rukun Warga (RW) : 3 Dusun 6 RT
b. Jumlah Dusun atau Rukun Warga (RW) Kategori Miskin : 3 Dusun 6 RT
c. Luas Desa 4,55 Ha
d. Luas Ruang Terbuka Hijau 9 Ha
e. Luas Lahan Pertanian 5173 Ha
f. Luas Permukiman 263 Ha
g. Jarak ke Ibukota Kecamatan 7 Km

3) Kependudukan/Demografi
a. Jumlah Penduduk 723 Jiwa
- Pria Dewasa 251 Jiwa
- Perempuan Dewasa 247 Jiwa
- Anak-anak 225 Jiwa
b. Jumlah KK 250 KK
c. Jumlah Warga Miskin 167 Jiwa
d. Jumlah KK Miskin 147 KK
e. Pengangguran Usia Produktif 107 Jiwa
- Pengangguran Pria 58 Jiwa
- Pengangguran Perempuan 49 Jiwa
f. Kepadatan Penduduk 4 Jiwa/Ha

4) Struktur Ekonomi Penduduk (mata pencaharian utama)


a. Sektor Jasa 21 KK
b. Pegawai (PNS/Swasta) 3 KK
c. Sektor Pertanian 392 KK
d. Sektor Perdagangan 10 KK
e. Jumlah KK Berpenghasilan dibawah UMP6 10 KK
f. Jumlah KK Berpenghasilan dibawah UMP 307 KK

6 Disesuaikan dengan ketentuan UMP di daerah masing-masing


~7~ Profil Kawasan
Kec. Dua Boccoe TA. 2022
B. Desa Melle

1) Administrasi Desa
a. Nama Desa : Melle
b. Kecamatan : Dua Boccoe
c. Kabupaten : Bone

2) Kewilayahan/Geografi
a. Jumlah Dusun atau Rukun Warga (RW) : 3 Dusun 6 RT
b. Jumlah Dusun atau Rukun Warga (RW) Kategori Miskin: 3 Dusun 6 RT
c. Luas Desa 7.500 Ha
d. Luas Ruang Terbuka Hijau 4 Ha
e. Luas Lahan Pertanian 5180 Ha
f. Luas Permukiman 1200 Ha
g. Jarak ke Ibukota Kecamatan 3 Km

3) Kependudukan/Demografi
a. Jumlah Penduduk 1.860 Jiwa
- Pria Dewasa 550 Jiwa
- Perempuan Dewasa 590 Jiwa
- Anak-anak 720 Jiwa
b. Jumlah KK 474 KK
c. Jumlah Warga Miskin 369 Jiwa
d. Jumlah KK Miskin 123 KK
e. Pengangguran Usia Produktif 122 Jiwa
- Pengangguran Pria 145 Jiwa
- Pengangguran Perempuan 146 Jiwa
f. Kepadatan Penduduk 4 Jiwa/Ha

4) Struktur Ekonomi Penduduk (mata pencaharian utama)


a. Sektor Jasa 22 KK
b. Pegawai (PNS/Swasta) 3 KK
c. Sektor Pertanian 406 KK
d. Sektor Perdagangan 43 KK
e. Jumlah KK Berpenghasilan dibawah UMP6 12 KK
f. Jumlah KK Berpenghasilan dibawah UMP 324 KK

6 Disesuaikan dengan ketentuan UMP di daerah masing-masing

~8~ Profil Kawasan


Kec. Dua Boccoe TA. 2022
3. SOSIAL EKONOMI WILAYAH
A. Desa Tempe

1) Pertanian
a. Jenis komoditas Utama : 1. Padi
2. Jagung
3. Kacang Tanah / Kacang Hijau
b. Luas Lahan 795 Ha.
c. Produksi kg/Ha/Tahun : 1. 100
2. 1.500
3. -

d. Lahan yg terlayani Sistem irigasi 10 Ha.


2) Peternakan/Perikanan
a. Jenis komoditas Utama : 1. Ikan
2. Ayam Kampung
3. Sapi
a. Hasil yang didapatkan : Rp. 154.000.000,-/tahun
3) Sentra Ekonomi (Tidak Ada)
a. Jenis komoditas Utama : 1.
2.
3.
a. Jumlah Sentra Ekonomi : …………………………………
b. Jumlah Pemanfaat : KK
4) Aksesibilitas
a. Jumlah Ruas Jalan :
b. Total Panjang Jalan : 8 Km.
c. Perkerasan Jalan : - Km.
d. Jumlah Jembatan : 3 Unit
e. Jarak terdekat ke sentra ekonomi : 7 Km.
f. Jarak terdekat ke fasilitas Kesehatan : 10 Km

~9~ Profil Kawasan


Kec. Dua Boccoe TA. 2022
B. Desa Melle

1) Pertanian
d. Jenis komoditas Utama : 1. Padi
2. Jagung
3. Kelapa
e. Luas Lahan 2.675 Ha.
c. Produksi kg/Ha/Tahun : 1. 1.194
2. 1.455
3. 170

d. Lahan yg terlayani Sistem irigasi 28 Ha.


2) Peternakan/Perikanan
a. Jenis komoditas Utama : 1. Sapi
2. Ayam Kampung
3. Ikan
a. Hasil yang didapatkan : Rp. 482.000.000,-/tahun
3) Sentra Ekonomi
a. Jenis komoditas Utama : 1.
2.
3.
c. Jumlah Sentra Ekonomi :
d. Jumlah Pemanfaat :
4) Aksesibilitas
a. Jumlah Ruas Jalan : 1
b. Total Panjang Jalan : 8 Km.
c. Perkerasan Jalan : 0 Km.
d. Jumlah Jembatan : 1 Unit
e. Jarak terdekat ke sentra ekonomi : 3 Km.
f. Jarak terdekat ke fasilitas Kesehatan : 4 Km

~ 10 ~
Profil Kawasan
Kec. Dua Boccoe TA. 2022
~ 11 ~
Profil Kawasan
Kec. Dua Boccoe TA. 2022
4. CAKUPAN KAWASAN

Peta Cakupan Kawasan Deskripsi


Desa Tempe dan Desa Melle
merupakan 2 Desa di Wilayah
DESA MELLE DESA TEMPE Kecamatan Dua Boccoe, Kab.
Bone yang saling berbatasan
dengan kondisi Wilayah yang
datar dan dilalui oleh aliran
sungai, membuat kedua Desa
Tersebut sangat potensial di
bidang Pertanian / Perkebunan
yang ditunjang dengan Lahan
Pertanian / Perkebunan yang
luas, dengan cuaca iklim tropis.
Lokasi Wilayah pertanian
membutuhkan penunjang
prasarana Jalan Transportasi
yang layak untuk lebih
meningkatkan nilai jual hasil
pertanian / perkebunan.
Dengan dasar tersebut
masyarakat Desa Tempe dan
Melle bersepakat untuk
membangun “Perkerasan jalan
Desa Tempe dan Desa Melle”

~ 12 ~ Profil Kawasan
Kec. Dua Boccoe TA. 2022
5. KONDISI EKSISTING

Peta Citra Satelit

Foto Eksisting

Foto Eksisting

~ 13 ~ Profil Kawasan
Kec. Dua Boccoe TA. 2022
6. HAMBATAN/PERMASALAHAN KAWASAN

6.1 Infrastruktur Dasar

Pembangunan infrastruktur secara umum belum memadai pada lokasi rencana


kawasan PISEW, baik infrastruktur penunjang transportasi, infrastruktur penunjang
produk pertanian dan industri serta beberapa infrastruktur lainnya masih sangat
kurang.
Permasalahan yang di hadapi oleh pemerintah desa untuk membangun infrastrukur
dasar dan infrastruktur lainnya dalam menunjang tersedianya sarana dan prasarana
tersebut di atas, yaitu :
a. Ketersediaan lahan yang sangat terbatas dan pemerintah desa membutuhkan biaya
pembebasan tanah

b. Kurangnya dana pembangunan infrastruktur yang di alokasikan oleh pemerintah,


dan untuk dana desa yang diberikan oleh pemerintah pusat, penggunaannya
sangat terbatas pada jenis prasarana tertentu saja sesuai kebijakan program, serta
adanya pengalokasian untuk Penanganan Covid 19 dalam bentuk BLT ke
masyarakat.

6.2 Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi

Sarana dan prasarana sosial ekonomi yang ada saat ini di wilayah kawasan PISEW
adalah sarana pasar rakyat yang jumlahnya sangat minim.

6.3 Kelembagaan Sosial Ekonomi

Kelembagaan sosial ekonomi yang ada pada kawasan kecamatan sementara ini
bernama BUMDES yang berasal dari Porgram P3MD, namun beberapa BUMDES ini
tidak berjalan efektif sesuai harapan undang-undang.
Permasalahan yang dihadapi yaitu : 1) kurangnya dana untuk melaksanakan sejumlah
kegiatan ekonomi dengan tujuan melayani dalam hal bantuan ekonomi untuk
meningkatkan usaha ekonomi masyarakat; 2) kurangnya pelatihan kepada masyarakat
khususnya kepada pengurus kelembagaan yang kaitannya dengan pengelolaan
keuangan (pembukuan) yang baik serta bentuk usaha yang dapat dikelola agar
perputaran modal usaha dapat berjalan dengan baik.

6.4 Pelayanan Publik

Pada umumnya pelayanan publik kepada masyarakat, baik pada tingkat desa maupun
kecamatan sudah cukup baik, namun permasalahan yang dihadapi adalah tingkat
pemahaman terhadap kebijakan, baik yang terkait langsung dengan kebijakan
pemerintahan kabupaten maupun kebijakan dari beberapa program bantuan.

Oleh karena itu sangat diperlukan adanya pelatihan-pelatihan yang khususnya kepada
staf pemerintah desa dan kecamatan untuk memperkuat kapasitas SDM-nya dalam
memahami setiap kebijakan yang ada untuk dapat dijalankan dengan baik, yang tentunya
sesuai harapan kebijakan itu sendiri.
13
7. PERENCANAAN KAWASAN

7.1 Analisa Terhadap Kegiatan-Kegiatan yang Telah Direncanakan

Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Fasilitatos Masyarakat (FM) adalah :


a. Identifikasi Kelembagaan BKAD
b. Fasilitasi kegiatan MAD Pembentukan BKAD dan Berita Acara MAD
c. Pembuatan Surat Kesanggupan Memanfaatkan dan Memelihara Infrastruktur
Terbangun PISEW.
d. Fasilitasi Pembuatan SKB Kepala Desa
e. Fasilitasi Pencatatan Kelembagaan BKAD
f. Pertemuan Kecamatan 1
g. Survey Kawasan PISEW
h. Penyusunan Dokumen Profil Kawasan
i. Survey Infrastruktur dan
j. Penyusunan DED dan RAB

Dari beberapa kegiatan yang telah direncanakan dan sudah dilaksanakan tersebut di
atas, yang akan kami analisa khususnya pada kegiatan Pertemuan Kecamatan 1 karena
pada kegiatan ini menurut analisa FM merupakan kata kunci terhadap suksesnya
pelaksanaan program yang tidak lain adalah tingkat Partisipasi Masyarakat serta
pemahaman bersama terhadap tujuan dan hasil/keluaran yang diingikan oleh program.
Analisa terhadap Tingkat Pasrtisipasi Masyarakat pada kegiatan Pertemuan Kecamatan
1, menunjukkan betapa partisipasi masyarakat begitu besar dan hal ini dibuktikan
dengan terpenuhinya 3/4 undangan yang dibuat dengan sejumlah perempuan yang
hadir pada pertemuan PK 1. Pada kegiatan PK 1 ini pula banyak pertanyaan yang timbul
dari masyarakat untuk lebih mengetahui tujuan Proram PISEW yang berskala kawasan,
dan salah satu pertanyaan yang mereka sangat ingin mengetahui jawabanya adalah :
Apakah setelah hari ini program PISEW dapat sukses dilaksanakan di Kecamatan Dua
Boccoe dapat berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya dan bertambahnya desa yang
menjadi sasaran kegiatan serta ditambahkannya jumlah dana kegiatan agar infrastruktur
desa dapat terbangun dalam rangka menyokong pengembangan ekonomi yang berskala
wilayah.

7.2 Analisa Terhadap Hasil Survei Kawasan

7.2.1 Survei Identifikasi kawasan


Hasil survey kawasan di Kecamatan Dua Boccoe secara umum menunjukkan
bahwa banyak potensi yang dimiliki oleh kawasan yang belum mendapat hasil
secara maksimal terutama dari lahan-lahan pertanian, dan perkebunan
masyarakat sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat pada umumnya dengan
hasil pertanian dan perkebunan tersebut. Kondisi ini telihat dengan jelas pada
saat survey dilakukan, dimana akses transportasi jalan yang belum memadai
guna menunjang hasil pertanian dan perkebunan untuk segera diangkut menuju
pemasaran dengan jumlah yang banyak. Selama ini dengan kondisi jalan yang
14
masih jalan tanah, masyarakat sangat terkendala dengan kondisi jalan yang licin
pada daerah yang berbukit untuk dilalui dan sekaligus menjadi kendala dalam
mengangkut hasil panen masyarakat. Untuk diketahui pula bahwa jalan tersebut
mengbungkan dengan desa-desa sekitarnya.

7.2.2 Survei Teknis/Rencana Infrastruktur

Setelah dilakukan Survey teknis/rencana infrastruktur pada wilayah kecamatan


tujuan kegiatan PISEW dengan lokasi tujuan pembangunan infrastruktur, yaitu
pada Desa Tempe dan Desa Melle, maka secara teknis dapat dianalisa bahwa
kondisi jalan eksisting pada lokasi rencana sangat tidak memungkinkan dalam
menunjang aktifitas masyarakat untuk mempercepat mobilitas hasil
pertanian/perkebunan dari dan menuju pusat pemasaran dengan kondisi jalan
yang hanya berupa mata jalan (Jalan setapak) dan jembatan darurat sebagai
penghubung antar Desa. Olehnya karena itu diperlukan adanya “Perkerasan
Jalan dan talud di Desa Tempe dan Desa Melle” agar dapat nyaman dilalui oleh
masyarakat, dan pada lokasi ini tidak hanya dilalui oleh masyarakat setempat
akan tetapi telah terhubung dengan masyarakat desa lainnya dalam kawasan.
Pada lokasi ini juga telah dipergunakan oleh masyarakat desa lainnya sebagai
jalan alternatif menuju desa sekitarnya.

7.3 Jenis-Jenis Infrastruktur yang Akan Dibangun

Pada Pertemuan Kecamatan 1, masyarakat mengusulkan beberapa kegiatan yang perlu


dibangun di desanya masing-masing seperti, pembangunan akses jalan
penghubung/jalan tani dan Jembatan.

7.4 Prioritas Infrastruktur yang Akan Dibangun

Hasil Pertemuan Kecamatan 1 (PK-1) dengan munculnya beberapa usulan kegiatan


masyarakat, dan setelah melalui dialog yang cukup alot dalam rapat tersebut serta
dengan pertimbangan bahwa kegiatan infrastruktur yang diprioritaskan harus berskala
wilayah yang dapat dipergunakan / dimanfaatkan secara bersama dan saling terhubung
antara satu desa dengan lainnya, serta dapat menunjang peningkatan perekonomian
masyarakat. Akhir dari pertemuan PK-1, disepakati secara bersama oleh masyarakat
serta menetapkan bahwa yang menjadi prioritas infrastruktur yang akan dilaksanakan
pada Desa Tempe, Desa Melle adalah “Perkerasan Jalan di Desa Tempe dan Desa
Melle” yang akan menghubungkan kelokasi desa.

Bentuk konstruksi yang disepakati bersama oleh masyarakat adalah “Perkerasan Jalan
di Desa Tempe dan Desa Melle” serta diharapkan pelibatan tenaga kerja lokal dan dapat
menggunakan material yang dikumpulkan oleh masyarakat untuk menambah
pendapatan harian masyarakat lokal.

15
8. DETAIL RENCANA PENGEMBANGAN

Lokasi kegiatan pembangunan “Perkerasan Jalan di Desa Tempe dan Desa Melle”
merupakan lokasi yang berada di wilayah lokasi pertanian sehingga dapat menunjang
kelancaran transportasi distribusi hasil pertanian.

Dengan lokasi yang strategis sehingga sangat potensial untuk pengembangan pembangunan
gudang penyimpanan hasil pertanian yang dapat lebih meningkatkan nilai jual hasil
pertanian bilamana hasil pertanian menjadi siap olah.

16
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

A. Umum

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan


Permukiman mengamanatkan terwujudnya lingkungan perkotaan dan
perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta
mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Pengembangan jaringan
infrastruktur penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan kota-
kota kecil terdekat dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan
ekonomi yang saling komplementer dan saling menguntungkan, sekaligus
mendukung 5 (lima) visi Presiden Republik Indonesia, khususnya:
Ke-1 : Pembangunan infrastruktur terus berlanjut, interkoneksi
infrastruktur dengan kawasan, industri kecil, KEK, pariwisata,
persawahan, perkebunan, dan perikanan;

Ke-5 : APBN harus tepat sasaran, dipastikan harus memiliki manfaat


ekonomi & meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat
Jenderal Cipta Karya menginisiasi Kegiatan Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk meningkatkan dan mengembangkan
infrastruktur guna mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan permukiman di
kecamatan. Kegiatan PISEW dilaksanakan dengan pola kegiatan
pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat.

Program PISEW dengan konsep pembangunannya berskala kawasan, sedangkan konsep


pelaksanaan Infrastrukturnya dilakukan secara kontraktual dengan mengutamakan Padat
Karya yang mengutamakan/memaksimalkan penggunaan material lokal yang memenuhi
spesifikasi serta memaksimalkan tenaga kerja lokasl yang sesuai dengan kemampuan teknis
jenis pekerjaannya.

Pelaksanaan kegiatan PISEW dilakukan pada kawasan perdesaan yang merupakan wilayah
yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
Pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

B. Tujuan

17
Tujuan Program PISEW adalah meningkatkan pengembangan sosial ekonomi wilayah
berbasis pada potensi sumberdaya lokal untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah
melalui pembangunan infrastruktur wilayah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
sosial masyarakat.

C. Sasaran

Sasaran kegiatan PISEW meliputi :

a. Terbangunnya infrastruktur dasar skala wilayah kecamatan guna mendorong


pengembangan sosial dan ekonomi lokal, berdasarkan potensi atau komoditas
unggulan yang dapat berupa :
1) infrastruktur transportasi;
2) infrastruktur air minum dan sanitasi;
3) infrastruktur penunjang produksi pertanian dan industri; dan
4) infrastruktur peningkatan prasarana pendukung pemasaran pertanian, peternakan,
perikanan, industri, dan pendukung kegiatan pariwisata.
b. Meningkatnya kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan.
c. Mendayagunakan sumber daya dan tenaga kerja lokal dalam pembangunan

1.2 Lokasi Sasaran PISEW

Pelaksanaan kegiatan Program PISEW di Kecamatan Dua Boccoe dengan lokasi sasaran
kegiatan yang terdiri dari 2 (dua) desa, yaitu Desa Tempe dan Desa Melle.

Dari hasil Survey dan identifikasi Kawasan serta survey infrastruktur yang dilakukan terhadap
lokasi sasaran kegiatan PISEW, yang berdasarkan pada potensi yang dimiliki secara
keseluruhan serta adanya konektifitas yang saling terkait antara desa-desa dalam kawasan
dapat dikatakan bahwa rencana infrastruktur yang akan dilaksanakan merupakan
pembukaan akses masyarakat yang bertujuan meningkatkan layanan dan infrastruktur
kawasan potensial melalui pembangunan infrastruktur yang mendukung pengembangan
sosial ekonomi.

18
II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN

2.
2.1. Administratif Kecamatan

Secara administratif pembagian wilayah pemerintahan Kecamatan Dua Boccoe terdiri dari
21 desa dan 1 Kelurahan. Yang luas wilayah dari masing-masing desa dapat dilihat pada
tabel:

Nama Desa / Kel Luas (km²) Persentase


Prajamaju 5,67 9,11
Mario 7,36 10,26
Panyili 14,24 10,26
Laccori 8,77 10,31
Pattiro 8,78 5,92
Tocina 6,00 7,59
Kampoti 5,15 7,12
Pakkasalo 10,04 8,12
Cabbeng 6,71 6,98
Tempe 4,55 4,70
Melle 7,05 4,85
Lallatang 3,20 2,13
Sanrangeng 14,15 10,25
Sailong 5,85 3,70
Wt Padacenga 3,65 3,01
Ujung 7,70 4,15
Unyi 5,11 3,19
Uloe 3,65 4,15
Tawaroe 7,04 5,10
Matajang 2,54 2,20
Padacenga 6,14 5,25
Solo 1,30 2,10

Kecamatan Dua Boccoe terus melakukan upaya dalam memajukan berbagai sektor
pembangunan di wilayahnya, baik dalam hal pelayanan Adimistrasi publik, maupun dalam
sektor pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan, disamping itu juga peningkatan
kapasitas kelembagaan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat terus dilakukan.

2.2. Kewilayahan/Geografi Kecamatan

19
Dua Boccoe adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi
Selatan, dengan titik koordinat Lintang -4.197617 dan Bujur 120,099501 dengan luas
kecamatan 144.63 km² dan kepadatan penduduknya adalah 228/km².

Adapun letak geografis Kec. Dua Boccoe diuraikan sebagai berikut :


 Pada bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Cenrana
 Pada bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Tellu Siattinge
 Pada bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Amali
 Pada bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Ajangale

Data geografi tentang jarak Desa ke Ibukota Kecamatan dan Ibukota Kabupaten di Kecamatan
Dua Boccoe (dalam km), disajikan pada tabel sebagai berikut :

Nama Desa Jarak ke Ibukta Jarak ke Ibukota


Kecamatan Kabupaten
Prajamaju 1,50 41,50
Mario 9,80 50,80
Panyili 9,60 49,60
Laccori 8,50 89,50
Pattiro 7,20 47,20
Tocina 5,30 45,30
Kampoti 6,70 46,70
Pakkasalo 2,70 43,70
Cabbeng 4,10 39,10
Tempe 3,70 43,70
Melle 4,00 44,20
Lallatang 3,40 43,40
Sanrangeng 5,30 11,90
Sailong 11,40 41,40
Wt Padacenga 4,70 41,70
Ujung 6,00 41,87
Unyi 9,59 41,59
Uloe 7,80 39,80
Tawaroe 3,70 41,70
Matajang 4,50 42,50
Padacenga 1,00 41,00
Solo 3,45 43,45

2.3. Topografi Kecamatan (Kemiringan, Lahan, Daerah Pegunungan, Sungai, Rawa, Daerah
Genangan, Dll) serta ketinggian dari permukaan laut

Kecamatan Dua Boccoe dengan wilayah administratifnya yang terdiri dari 21 desa, dan 1
Kelurahan dapat ditempuh dengan perjalanan darat menggunakan kendaraan roda 2
maupun roda 4
20
Kondisi Topografi Wilayah Kecamatan Dua Boccoe pada umumnya datar dan berbukit.
Wilayah dengan kondisi topografi yang datar terdapat pada beberapa desa yang berada di
Dua Boccoe Utara, dan selebihnya didominasi dengan topografi yang berbukit pada Dua
Boccoe Selatan.

Tinggi wilayah di atas permukaan laut menurut Desa di Kecamatan Dua Boccoe,
diperlihatkan pada tabel sebagai berikut :

Nama Desa Tinggi (meter)


Prajamaju 97
Mario 87
Panyili 67
Laccori 71
Pattiro 50
Tocina 23
Kampoti 28
Pakkasalo 25
Cabbeng 67
Tempe 64
Melle 56
Lallatang 65
Sanrangeng 70
Sailong 51
Wt Padacenga 55
Ujung 36
Unyi 28
Uloe 26
Tawaroe 31
Matajang 34
Padacenga 49
Solo 38

2.4. Tataguna Lahan

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Prosentase


1 Permukiman/Kampung 3.796 23,42
2 Sawah 6.229 38,43
3 Perkebunan Sejenis 2.225 13,72
4 Perkebunan Campuran

21
5 Hutan Lebat
6 Hutan Belukar
7 Semak Belukar
8 Padang Rumput - -
9 Perairan -
10 Ladang 2.943 18,16

2.5. Kependudukan/Demografi

I.
II.
II.1
II.2
II.3
II.4
II.5
II.5.1 Jumlah Penduduk
Masyarakat Kecamatan Dua Boccoe yang rata-rata bermukim pada wilayah pesisir
sungai dan sebagian pada wilayah yang berbukit dengan mata pencaharian sebagai
Petani/Pekebun dan Nelayan, populasi pertumbuhan penduduknya pertahun berada
pada kisaran 0,12 %.
Jumlah Penduduk di Kecamatan Dua Boccoe sesuai data yang diambil dari Data
Kecamatan Dua Boccoe Dalam Angka, hingga akhr tahun 2020 sebanyak 37.066 Jiwa.

II.5.2 Kepadatan
Administratif Wilayah pemerintahahn Kecamatan Dua Boccoe yang terdiri dari 21
desa dan 1 Kelurahan. Desa Panyili merupakan desa yang terluas yang mencapai
14,24 km².
Kepadatan penduduk di Kecamatan Dua Boccoe hingga akhir 2020, berdasarkan data
dari Dua Boccoe Dalam Angka adalah 197 per km².

II.5.3 Penduduk Miskin


Kondisi perekonomian masyarakat di Kecamatan Dua Boccoe bertumpu pada
beberapa sektor/sub sektor antara lain perikanan, pertanian, perkebunan dan
beberapa industri kecil masyarakat.
Data Klasifikasi Keluarga di Kecamatan Dua Boccoe

Desa/Kel Keluarga Sejahtera JUMLAH


PraSejahtera I II III III+
Prajamaju 91 142 216 281 26 1,389
Mario 45 297 135 246 48 2.317
Panyili 33 125 438 301 64 2.059
Laccori 93 173 359 104 13 2.001

22
Pattiro 22 232 365 144 46 2.157
Tocina 46 115 230 104 12 854
Kampoti 43 130 171 167 66 1.007
Pakkasalo 13 156 326 60 7 2.595
Cabbeng 65 137 178 96 8 1.970
Tempe 56 180 397 147 46 801
Melle 93 197 206 39 7 1.895
Lallatang 41 102 302 173 15 1.272
Sanrangeng 91 156 277 98 171 1.403
Sailong 42 54 151 50 6 1.759
Wt Padacenga 23 56 207 37 5 529
Ujung 23 65 146 27 4 1.116
Unyi 1.174
Uloe 1.981
Tawaroe 2.234
Matajang 587
Padacenga 1.042
Solo 1.012

2.6. Sosial Ekonomi

II.6
II.6.1 Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Dua Boccoe dapat dikatakan sudah
cukup baik, dengan ketersediaan sarana pendidikan yang dibangun oleh
pemerintah daerah terutama untuk gedung Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah
Menengah Pertama (SMP) yang tersebar di setiap desa demikian pula dengan
Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) sudah terdapat dibeberapa desa. Untuk Sekolah
Menengah Atas (SLTA) masih sangat kurang dan hanya terdapat 1 (satu) unit
gedung di ibukota kecamatan.

II.6.2 Kesehatan
Ketersediaan sarana dan prasarana dasar, yang khususnya fasilitas sarana
kesehatan menurut desa di Kecamatan Dua Boccoe disajikan pada tabel sebagai
berikut :

Desa Rumah Puskesmas Posyandu Pustu/


Sakit Poskesdes
Prajamaju - - 2 1
Mario - - 3 1
Panyili - - 4 1
Laccori - - 4 1
Pattiro - 1 2 1
Tocina - - 3 1
23
Kampoti - - 2 1
Pakkasalo - 1 2 1
Cabbeng - - 3 1
Tempe - - 2 1
Melle - - 3 1
Lallatang - - 2 1
Sanrangeng - - 3 1
Sailong - - 2 1
Wt Padacenga - - 1 1
Ujung - - 1 1
Unyi - 2 1
Uloe - 3 1
Tawaroe - 3 1
Matajang - 2 1
Padacenga - 2 1
Solo - 3 1

Pelayanan kesehatan kepada masyarakat sudah cukup baik dengan adanya


sarana gedung kesehatan disetiap desa, demikian pula dengan tenaga medisnya.

II.6.3 Pendapatan Rata-Rata per Kapita


Data tentang Pendapatan Rata-rata Perkapita di Kecamatan Dua Boccoe
Kabupaten Bone, belum didapatkan/memuat data yang pasti baik pada sumber
data Kecamatan Dua Boccoe Dalam Angka 2021 maupun data lainnya .
II.6.4 Struktur Ekonomi
Data Struktur Ekonomi di Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone, belum
didapatkan/memuat data yang pasti baik pada sumber data Kecamatan Dua
Boccoe Dalam Angka 2021 maupun data lainnya

II.7 Kondisi Permukiman dan Perumahan

Masyarakat di Kecamatan Dua Boccoe dengan kondisi permukiman yaitu lebih banyak
bermukim pada lahan yang memungkinkan untuk bercocok tanam, baik pada lahan
dengan konidsi topografii yang datar maupun berbukit.
Kondisi Perumahan yang ada di Kecamatan Dua Boccoe masih sangat sederhana
dengan bahan bangunan dari kayu dan papan, dan bangunan dengan kondisi bangunan
semi permanen serta permanen. Hal lainnya bahwa infrastruktur untuk akses jalan
permukiman belum cukup merata, dan masih banyak jalan desa menuju akses ke
beberapa dusun yang masih perlu mendapat perhatian khusus.
Beberapa infrastruktur jalan permukiman dibeberapa dusun dengan kondisi rusak
berat, dan disisi lainnya bahwa dusun ini adalah salah satu penyokong PAD Desa.

II.8 Kondisi Infrastruktur

24
II.8.1 Infrastruktur Transportasi (jalan, jembatan, tambatan perahu, dan bangunan
pelengkapnya)

Ketersediaan sarana transportasi yang ada di Kecamatan Dua Boccoe, yang


khususnya sarana prasarana jalan sebagai akses penghubung antar desa dan
antar dusun serta akses menuju pusat produksi perlu mendapat perhatian
khusus dari pemerintah daerah karena masih sangat minim dan sebagian kondisi
jalan sudah rusak berat.
Hal lainnya bahwa, terdapat banyak sarana jalan dengan kondisi masih jalan
tanah yang sulit dilalui pada musim hujan untuk menuju lahan
pertanian/perkebunan masyarakat karena kondisinya sangat licin.
Masyarakat Kecamatan Dua Boccoe saat ini sangat mengharapkan adanya
peningkatan/pembangunan sarana jalan yang dapat memudahkan aktifitas
masyarakat dari dan menuju lahan perkebunan serta sebagai jalan artenatif
masyarakat yang menghubungkan antara satu desa dengan desa lainnya.
Sarana pendukung/pelengkap yang terbangun di Kecamatan Dua Boccoe hanya
terdapat beberapa bangunan duiker yang sederhana sebagai bangunan
pelengkap dari sarana jalan. Bangunan pelengkap jalan lainnya berupa drainase
yang terdapat di beberapa desa belum sepenuhnya terbangun secara maksimal
dan pada saat musim hujan, sebagian permukiman masyarakat mengalami
banjir karena tidak lancarnya pembuangan akhir air hujan.
Kondisi Jalan Darat Antar Desa/Kelurahan di Kecamatan Dua Boccoe

Desa Jenis Permukaan Jalan Dapat dilalui


Kendaraan Bermotor
Roda 4 atau Lebih
Prajamaju Diperkeras (Krikil, Batu, dll) Sepanjang Tahun
Mario Diperkeras (Krikil, Batu, dll) Sepanjang Tahun
Panyili Diperkeras (Krikil, Batu, dll) Sepanjang Tahun
Laccori Diperkeras (Krikil, Batu, dll) Sepanjang Tahun
Pattiro Aspal Beton Sepanjang Tahun
Tocina Aspal Beton Sepanjang Tahun,
Kecuali Saat Tertentu
Kampoti Aspal Beton Sepanjang Tahun
Pakkasalo Aspal Beton Sepanjang Tahun
Cabbeng Aspal Beton Sepanjang Tahun
Tempe Diperkeras (Krikil, Batu, dll) Sepanjang Tahun
Melle Diperkeras (Krikil, Batu, dll) Sepanjang Tahun
Lallatang Aspal Beton Sepanjang Tahun
Sanrangeng Diperkeras (Krikil, Batu, dll) Sepanjang Tahun
Sailong Diperkeras (Krikil, Batu, dll) Sepanjang Tahun
Wt Padacenga Diperkeras (Krikil, Batu, dll) Sepanjang Tahun,
Ujung Aspal Beton Sepanjang Tahun,
Unyi Aspal Beton Sepanjang Tahun
Uloe Aspal Beton Sepanjang Tahun
25
Tawaroe Aspal Beton Sepanjang Tahun
Matajang Diperkeras (Krikil, Batu, dll) Sepanjang Tahun
Padacenga Aspal Beton Sepanjang Tahun
Solo Aspal Beton Sepanjang Tahun

II.8.2 Prasarana Air Minum dan Sanitasi

Kecamatan Dua Boccoe dengan wilayah administratif pemerintahannya yang


membawahi 14 desa dan 2 Kelurahan, dimana sarana dan prasarana air minum
cukup merata disemua desa. Kondisi ketersediaan sarana air minum sangat
bergantung pada sumber air yang ada disetiap desa.
Untuk prasarana sanitasi disetiap desa di Kecamatan Dua Boccoe sudah cukup
terpenuhi, namun demikian perlu adanya penataan yang baik agar tidak
bedampak pada lingkungan yang tidak sehat, dan terutama pada pembuangan
akhirnya. Sanitasi yang banyak terbangun dimasyarakat melalui program
pemerintah salah satunya adalah sanitasi komunal.

Jumlah Rumah Tangga Akses terhadap Air Minum dapat digambarkan melalui
tabel berikut

Desa Akses Air


Minum
Prajamaju 619
Mario 628
Panyili 520
Laccori 482
Pattiro 615
Tocina 391
Kampoti 447
Pakkasalo 398
Cabbeng 342
Tempe 495
Melle 356
Lallatang 515
Sanrangeng 470
Sailong 271
Wt Padacenga 420
Ujung 179
Unyi 267
Uloe 390
Tawaroe 340
Matajang 227

26
Padacenga 239
Solo 250

II.8.3 Prasarana Penunjang Produksi Pertanian (irigasi kecil perdesaan dan bangunan
pelengkapnya)

Prasarana penunjang produksi pertanian seperti irigasi kecil perdesaan di


Kecamatan Dua Boccoe, belum ada terbangun sampai saat ini. Tanaman
pertanian yang dikelola oleh masyarakat rata-rata lahan tadah hujan dan
sebagian menggunakan Pompa

II.8.4 Prasarana Pendukung Pemasaran Pertanian, Peternakan, Perikanan, Industri


dan Kegiatan Pariwisata

Prasarana pendukung untuk hasil pertanian masyarakat dan peternakan serta


perikanan, disediakan oleh pemerintah desa melalui pembangunan sarana pasar
rakyat untuk aktiviatas jual beli. Untuk industri kecil di Kecamatan Dua Boccoe
berupa industri makanan dan minuman.

III. GAMBARAN UMUM KAWASAN

Sasaran kegiatan PISEW ini meliputi terbangunnya infrastruktur dasar skala wilayah
kecamatan, yang dapat berupa infrastruktur perhubungan/ transportasi; Infrastruktur
pendukung produksi pertanian, peternakan dan perikanan, industri, dan pariwisata;

Infrastruktur pendukung pemasaran hasil pertanian, peternakan dan perikanan, industri;


serta air bersih dan sanitasi. Selain itu PISEW juga mempunyai sasaran untuk peningkatan
kapasitas daerah dalam pembangunan sosial dan ekonomi lokal termasuk komoditas
unggulannya, tersedianya fasilitator pendamping masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan, peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaandan pembangunan, pendayagunaan tenaga kerja lokal dalam pembangunan
serta tersedianya akses dengan lembaga keuangan dan pelatihan peningkatan kapasitas
usaha.

Kecamatan Dua Boccoe sebagai lokasi tujuan program Kegiatan PISEW tahun 2022, dan ada 2
(dua) desa sebagai lokasi sasaran kegiatan yaitu. Desa Tempe dan Desa Melle

Setelah dilakukan survey terhadap lokasi kawasan PISEW, maka gambaran umum kawasan
adalah merupakan kawasan dengan potensi yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan
dimasa datang dan adanya saling keterkaitan antara satu desa dengan desa lainnya dalam
kawasan.

Lokasi rencana kegiatan infrastruktur di Desa Tempe dan Desa Melle, bukan hanya memiliki
potensi yang membanggakan, akan tetapi pada jalur lokasi yang disepakati merupakan akses
pendukung jalan alternatif menuju lahan pertanian masyarakat.
27
Kondisi kawasan secara umum bahwa, infrastruktur yang terbangun baik sarana prasarana
transportasi (sarana jalan) maupun sarana prasarana penunjang lainnya masih sangat minim
terbangun dan saat ini masyarakat sangat mengharapkan terbangunnya sarana jalan yang
dapat menunjang aktivitas keseharian mereka guna meningkatkan produktivitas hasil
pertanian yang bernilai ekonomi dengan harga jualan yang tinggi.

IV. POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN PISEW

V.
VI.
4.1 Potensi

4.1.1 Pertanian
Pada Kawasan Kegiatan PISEW, potensi pertanian yang dihasilkan adalah Padi
dan Jagung serta beberapa tanaman palawija lainnya dengan luas lahan
pertanian yang cukup luas.

4.1.2 Sumber Daya Manusia


Potensi Sumber Daya Manusia pada lokasi Kawasan PISEW dapat dikatakan
cukup baik dengan tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar tamat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan adapula yang lulus Sekolah Menengah Atas
( SMA) dan Sarjana.
SDM lainnya banyak yang berprofesi sehari-harinya sebagai tukang, baik itu
tukang batu maupun tukang kayu.

4.1.3 Sumber Daya Alam


Potensi suber daya alam yang menjadi primadona adalah tanaman Pertanian
Padi dan Jagung serta tanama perkebunan Kelapa dan Kakao.

4.1.4 Pariwisata
Pada Desa kawasan PISEW tidak terdapat Objek Wisata

4.1.5 Infrastruktur
Jenis infrastruktur yang terbangun antara lain infrastrukur transportasi,
infrastruktur berupa sarana pasar rakyat untuk mendukung pemasaran hasil
pertanian masyarakat. Infrastruktur lainnya yang ada seperti bangunan
perpipaan dan bak penampung air untuk menunjang ketersediaan air minum
masyarakat.

Pada dasarnya ketersediaan/terbangunnya infrastruktur yang ada saat ini masih


sangat minim, dan masyarakat Kecamatan Dua Boccoe pada umumnya sangat
mengharapkan adanya bantuan yang lebih dari pemerintah atau pihak swasta,
yang khususnya infrastruktur transportasi untuk dapat dibangun lebih banyak
lagi karena sangat membantu dalam menunjang ekonomi masyarakat

4.1.6 Kelembagaan

28
Kecamatan Dua Boccoe sebagai kawasan terpilih program Peningkatan
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), melalui strategi pembangunan
wilayah selalu mengedepankan tingkat partispasi masyarakat desa dalam
perencanaan dan pembangunan dengan melibatkan sejumlah kelembagaan
yang ada di desa serta masyarakat umum. Kelembagaan yang ada desa telah
berperan aktif dalam menentukan arah kebijakan pembangunan secara
menyeluruh, mulai dari tahap perencanaan, pembangunan dan pengawasan
dengan pelibatan kaum perempuan secara total.

4.2 Permasalahan

4.2.1 Infrastruktur Dasar

Pembangunan infrastruktur secara umum belum memadai pada lokasi rencana


kawasan PISEW, baik infrastruktur penunjang transportasi, infrastruktur
penunjang produk pertanian dan industri serta beberapa infrastruktur lainnya
masih sangat kurang.
Permasalahan yang di hadapi oleh pemerintah desa untuk membangun
infrastrukur dasar dan infrastruktur lainnya dalam menunjang tersedianya
sarana dan prasarana tersebut di atas, yaitu :
c. Ketersediaan lahan yang sangat terbatas dan pemerintah desa
membutuhkan biaya pembebasan tanah

d. Kurangnya dana pembangunan infrastruktur yang di alokasikan oleh


pemerintah, dan untuk dana desa yang diberikan oleh pemerintah pusat,
penggunaannya sangat terbatas pada jenis prasarana tertentu saja sesuai
kebijakan program, serta adanya pengalokasian untuk Penanganan Covid 19
dalam bentuk BLT ke masyarakat.

4.2.2 Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi


Sarana dan prasarana sosial ekonomi yang ada saat ini di wilayah kawasan
PISEW adalah sarana pasar rakyat yang jumlahnya sangat minim.

4.2.3 Kelembagaan Sosial Ekonomi

Kelembagaan sosial ekonomi yang ada pada kawasan kecamatan sementara ini
bernama BUMDES yang berasal dari Porgram P3MD, namun beberapa BUMDES
ini tidak berjalan efektif sesuai harapan undang-undang.
Permasalahan yang dihadapi yaitu : 1) kurangnya dana untuk melaksanakan
sejumlah kegiatan ekonomi dengan tujuan melayani dalam hal bantuan
ekonomi untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat; 2) kurangnya
pelatihan kepada masyarakat khususnya kepada pengurus kelembagaan yang
kaitannya dengan pengelolaan keuangan (pembukuan) yang baik serta bentuk
usaha yang dapat dikelola agar perputaran modal usaha dapat berjalan dengan
baik.

4.2.4 Pelayanan Publik

29
Pada umumnya pelayanan publik kepada masyarakat, baik pada tingkat desa
maupun kecamatan sudah cukup baik, namun permasalahan yang dihadapi
adalah tingkat pemahaman terhadap kebijakan, baik yang terkait langsung
dengan kebijakan pemerintahan kabupaten maupun kebijakan dari beberapa
program bantuan,
Oleh karena itu sangat diperlukan adanya pelatihan-pelatihan yang khususnya
kepada staf pemerintah desa dan kecamatan untuk memperkuat kapasitas
SDM-nya dalam memahami setiap kebijakan yang ada untuk dapat dijalankan
dengan baik, yang tentunya sesuai harapan kebijakan itu sendiri.

V. RENCANA PENANGANAN KAWASAN PISEW

5
5.1 Analisa Terhadap Kegiatan-Kegiatan yang Telah Direncanakan

Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Fasilitatos Masyarakat (FM) adalah :


a. Identifikasi Kelembagaan BKAD
b. Fasilitasi kegiatan MAD Pembentukan BKAD dan Berita Acara MAD
c. Pembuatan Surat Kesanggupan Memanfaatkan dan Memelihara Infrastruktur
Terbangun PISEW.
d. Fasilitasi Pembuatan SKB Kepala Desa
e. Fasilitasi Pencatatan Kelembagaan BKAD
f. Pertemuan Kecamatan 1
g. Survey Kawasan PISEW
h. Penyusunan Dokumen Profil Kawasan
i. Survey Infrastruktur dan
j. Penyusunan DED dan RAB

Dari beberapa kegiatan yang telah direncanakan dan sudah dilaksanakan tersebut di
atas, yang akan kami analisa khususnya pada kegiatan Pertemuan Kecamatan 1 karena
pada kegiatan ini menurut analisa FM merupakan kata kunci terhadap suksesnya
pelaksanaan program yang tidak lain adalah tingkat Partisipasi Masyarakat serta
pemahaman bersama terhadap tujuan dan hasil/keluaran yang diingikan oleh program.
Analisa terhadap Tingkat Pasrtisipasi Masyarakat pada kegiatan Pertemuan Kecamatan
1, menunjukkan betapa partisipasi masyarakat begitu besar dan hal ini dibuktikan
dengan terpenuhinya 3/4 undangan yang dibuat dengan sejumlah perempuan yang
hadir pada pertemuan PK 1. Pada kegiatan PK 1 ini pula banyak pertanyaan yang timbul
dari masyarakat untuk lebih mengetahui tujuan Proram PISEW yang berskala kawasan,
dan salah satu pertanyaan yang mereka sangat ingin mengetahui jawabannyya adalah :
Apakah setelah hari ini program PISEW dapat sukses dilaksanakan di Kecamatan Dua
Boccoe dapat berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya dan bertambahnya desa yang
menjadi sasaran kegiatan serta ditambahkannya jumlah dana kegiatan agar infrastruktur
desa dapat terbangun dalam rangka menyokong pengembangan ekonomi yang berskala
wilayah.

6
6.1
5.2 Analisa Terhadap Hasil Survei Kawasan

30
5.2.1 Survei Identifikasi kawasan
Hasil survey kawasan di Kecamatan Dua Boccoe secara umum menunjukkan
bahwa banyak potensi yang dimiliki oleh kawasan yang belum mendapat hasil
secara maksimal terutama dari lahan-lahan pertanian, dan perkebunan
masyarakat sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat pada umumnya dengan
hasil pertanian dan perkebunan tersebut. Kondisi ini telihat dengan jelas pada
saat survey dilakukan, dimana akses transportasi jalan yang belum memadai
guna menunjang hasil pertanian dan perkebunan untuk segera diangkut menuju
pemasaran dengan jumlah yang banyak. Selama ini dengan kondisi jalan yang
masih jalan tanah, masyarakat sangat terkendala dengan kondisi jalan yang licin
pada daerah yang berbukit untuk dilalui dan sekaligus menjadi kendala dalam
mengangkut hasil panen masyarakat. Untuk diketahui pula bahwa jalan tersebut
mengbungkan dengan desa-desa sekitarnya.

5.2.2 Survei Teknis/Rencana Infrastruktur


Setelah dilakukan Survey teknis/rencana infrastruktur pada wilayah kecamatan
tujuan kegiatan PISEW dengan lokasi tujuan pembangunan infrastruktur, yaitu
pada Desa Tempe dan Desa Melle, maka secara teknis dapat dianalisa bahwa
kondisi jalan eksisting pada lokasi rencana sangat tidak memungkinkan dalam
menunjang aktifitas masyarakat untuk mempercepat mobilitas hasil
pertanian/perkebunan dari dan menuju pusat pemasaran dengan kondisi jalan
yang hanya berupa mata jalan (Jalan setapak) dan jembatan darurat sebagai
penghubung antar Desa. Olehnya karena itu diperlukan adanya “Perkerasan
Jalan di Desa Tempe dan Desa Melle” agar dapat nyaman dilalui oleh
masyarakat, dan pada lokasi ini tidak hanya dilalui oleh masyarakat setempat
akan tetapi telah terhubung dengan masyarakat desa lainnya dalam kawasan.
Pada lokasi ini juga telah dipergunakan oleh masyarakat desa lainnya sebagai
jalan alternatif menuju desa sekitarnya.

5.3 Jenis-Jenis Infrastruktur yang Akan Dibangun


Pada Pertemuan Kecamatan 1, masyarakat mengusulkan beberapa kegiatan yang perlu
dibangun di desanya masing-masing seperti, pembangunan akses jalan
penghubung/jalan tani dan Jembatan.

5.4 Prioritas Infrastruktur yang Akan Dibangun


Hasil Pertemuan Kecamatan 1 (PK-1) dengan munculnya beberapa usulan kegiatan
masyarakat, dan setelah melalui dialog yang cukup alot dalam rapat tersebut serta
dengan pertimbangan bahwa kegiatan infrastruktur yang diprioritaskan harus berskala
wilayah yang dapat dipergunakan dan dimanfaatkan secara bersama serta saling
terhubung antara satu desa dengan lainnya. Akhir dari pertemuan PK-1, disepakati
secara bersama oleh masyarakat serta menetapkan bahwa yang menjadi prioritas
infrastruktur yang akan dilaksanakan pada Desa Tempe, Desa Melle adalah
“Perkerasan Jalan di Desa Tempe dan Desa Melle” yang terhubung kelokasi desa.

31
Bentuk konstruksi yang disepakati bersama oleh masyarakat adalah “Perkerasan Jalan
di Desa Tempe dan Desa Melle” serta diharapkan pelibatan tenaga kerja lokal dan
dapat menggunakan material yang dikumpulkan oleh masyarakat untuk menambah
pendapatan harian masyarakat lokal.

VI. PENUTUP

Dokumen Profil Kawasan ini memuat data-data kawasan yang berasal dari data desa-desa
tujuan kegiatan PISEW serta dari Data Kecamatan Dua Boccoe Dalam Angka 2020 dan data
pada saat survey kawasan yang dilaksanakan dilapangan serta beberapa data dari
Pemerintah setempat dan dari Masyarakat Desa Tempe dan Desa Tadang Palie.

Lokasi desa tujuan kegiatan Infrastruktur PISEW berada pada Desa Tempe dan Desa
Tadangpalie dengan jenis konstruksi infrastruktur yang akan dilaksanakan “Perkerasan Jalan
di Desa Tempe dan Desa Melle” pada kedua desa tersebut.

Akhir kata kami ucapkan kepada segenap masyarakat desa dan pemerintah desa yang telah
memberikan bantuan data dan informasi demi kelancaran kegiatan PISEW tahun anggaran

32
2022, semoga data Dokumen Profiil Kawasan ini dapat menjadi acuan dalam merencanakan
pembangunan yang khususnya pada Kawasan Kecamatan Dua Boccoe dikemudian hari.

Lampiran :
a. Dokumen pendukung proses Pertemuan Kecamatan I
b. Dokumen Pendukung Survei (Identifikasi kawasan dan Teknis)
c. Dokumentasi Photo-Photo Kegiatan

33
Lampiran

34

Anda mungkin juga menyukai