FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022/2023
KEBIJAKAN SOSIAL
(SOCIAL POLICY)
Professional crime:
• Kejahatan korporasi
• Kejahatan jabatan
• Kejahatan profesional
• Kejahatan individu
KEJAHATAN KORPORASI
• Dilakukan oleh para eksekutif demi kepentingan dan
keuntungan perusahaan yang berakibat kerugian
pada masyarakat.
• Missal , kejahatan lingkungan, kejahatan pajak, iklan
yang menyesatkan dll.
Unsur Kejahatan Korporasi:
• Kejahatan yang dilakukan oleh orang terhormat
• Dari status sosial tertinggi
• Dalam hubungannya dengan pekerjaannya melanggar
kepercayaan public
Kejahatan jabatan
(governmental occupational crime)
• Kejahatan yang dilakukan oleh pejabat atau
birokrat seperti korupsi dan abuse of power.
KEJAHATAN PROFESSIONAL
• Kejahatan di lingkungan professional,
pelakunya meliputi lingkungan professional,
seperti: dokter, akuntan, pengacara, notaris,
dan berbagai profesi yang mempunyai kode
etik khusus disebut malpraktik
Kejahatan individual
Kejahatan yang dilakukan oleh individu untuk
mendapatkan keuntungan pribadi
Karakteristik White Collar Crime:
• Kejahatan tersebut sulit dilihat , karena biasanya tertutup oleh kegiatan
pekerjaan yang normal dan rutin, melibatkan keahlian professional dan
system organisasi yang kompleks
• Kejahatan tersebut sangat kompleks karena berkaitan dengan
kebohongan, pemcurian dan penipuan, serta berkaitan dengan sesuatu
yang ilmiah dan teknoligis, financial, legal, terorganisir, melibatkan
banyak orang serta berjalan bertahun-tahun
• Terjadi penyebaran tanggungjawab yang semakin meluas akibat
kompleksitas organisasi
• Penyebaran korban yang luas
• Hambatan dalam pendeteksian, penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan akibat kurang professionalnya aparat
• Peraturan yang tidak jelas sehingga merugikan dalam penegakan hukum
• Sikap mendua terhadap prilaku tindak pidana. Dalam tindak pidana
ekonomi harus diakui bahwa pelaku bukanlah orang yang secara moral
salah, tetapi karena melanggar peraturan pemerintah untuk melindungi
kepentingan umum.
Joseph F. Sheley membagi Kejahatan
Korporasi dalam 6 katagori:
• Menggelapkan/Menipu para pemegang
saham
• Menipu masyarakat
• Menipu pemerintah
• Membahayakan kesejahteraan umum
• Membahayakan pekerja
• Intervensi illegal dalam proses politik
KORPORASI SBG. SUBJEK TP
DAN DAPAT DIPIDANA
1. UU No. 7/Drt. 1955 (UU-TPE);
2. UU No. 11 Pnps. 1963 (Subversi; sudah dicabut);
3. UU No. 5/1984 (Perindustrian);
4. UU No. 6/1984 (Pos);
5. UU No. 9/1985 (Perikanan); sdh. diganti dgn. UU No.
31/2004
6. UU No. 8/1995 (Pasar Modal);
7. UU No. 5/1997 (Psikotropika);
8. UU No. 22/1997 (Narkotika; menggantikan UU No.
9/1976);
9. UU No. 23/1997 (Lingkungan Hidup);
10. UU No. 5/1999 (Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat);
11. UU No. 8/1999 (Perlindungan Konsumen);
12. UU No. 31/1999 (Tindak Pidana Korupsi); Psl.
13. UU No. 15/2002 (TP Pencucian Uang) – Psl. 4-5
14. UU No. 20/2002 (Ketenagalistrikan) – Psl. 65
RESUME – Subjek TP
1. penentuan korporasi sebagai subjek tindak
pidana hanya untuk tindak pidana tertentu,
yang diatur dalam UU khusus;
2. pada awalnya tidak digunakan istilah
“korporasi”, tetapi digunakan istilah yang
bermacam-macam/ bervariasi (tidak seragam)
dan tidak konsisten;
3. istilah “korporasi” mulai terlihat pada th. 1997
dalam UU Psikotropika yang dipengaruhi oleh
istilah dalam Konsep KUHP 1993.
ATURAN PEMIDANAAN (PJP)
• “jenis sanksi” :
– ada yang pidana pokok saja;
– ada yang pidana pokok dan tambahan;
– ada yang ditambah lagi dengan tindakan “tata tertib”;
– ada yang menyatakan dapat dikenakan tindakan tata
tertib, tetapi tidak disebutkan jenis-jenisnya;
POLA PIDANA DENDA UNTUK
KORPORASI
• Ada yang sama dengan delik pokok;
• Didasarkan pada :