Anda di halaman 1dari 17

“PERAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI SISWI MIS

NURUSSALAM MANTINGAN, NGAWI”

Mutmainnah Choliq, Nadhilla Claryzha, Zila Gustita.


Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Darussalam Gontor
Email: nadhilaclaryzha@gmail.com

Abstrak
Pendidikan merupakan faktor kunci dalam pembangunan individu dan masyarakat. Salah
satu faktor yang dapat memengaruhi prestasi akademik siswa adalah lingkungan keluarga, di mana
pola asuh orang tua memainkan peran sentral. Peran orang tua dalam membentuk lingkungan
pendidikan bagi anak memiliki dampak yang sangat berpengaruh terhadap prestasi akademik para
siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pola asuh orang tua terhadap prestasi
siswi di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurussalam Mantingan, Ngawi. Madrasah Ibtidaiyah Swasta
Nurussalam, terletak di JL. Dadung, Mantingan, Ngawi, Jawa Timur, Indonesia. Metode penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan metode obsevasi, dokumen, studi Pustaka
dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara pola asuh yang
responsif, penuh dukungan, dan otoritatif dengan prestasi siswi. Implikasi dari temuan ini
menyadarkan penting nya kolaborasi aktif antara orang tua dan lembaga pendidikan dalam
menciptakan lingkungan yang membantu perkembangan holistik siswa. Berdasarkan temuan
tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa peran pola asuh orang tua memiliki dampak yang
signifikan terhadap prestasi siswi di MIS Nurussalam Mantingan, Ngawi.
Kata Kunci: Pola Asuh, Prestasi Siswi, Madrasah Ibtidaiyyah Swasta.
Abstract
Education is a key factor in the development of individuals and communities. One of the
factors that can affect student academic achievement is the family environment, where parenting
styles play a central role. The role of parents in shaping the educational environment for children
has a very influential impact on students' academic achievement. This study aims to analyze the
role of parenting style on student achievement at Madrasah Ibtidaiyah Nurussalam Mantingan,
Ngawi. Madrasah Ibtidaiyah Nurussalam, located at JL. Dadung, Mantingan, Ngawi, East Java,
Indonesia. The research method used is a qualitative approach, with observation methods,
documents, literature studies and interviews. The results showed that there was a positive
relationship between responsive, supportive, and authoritative parenting styles and student
achievement. The implications of these findings make it aware of the importance of active
collaboration between parents and educational institutions in creating an environment that supports
students' holistic development. Based on these findings, this study concludes that the role of
parenting style has a significant impact on student achievement at MI Nurussalam Mantingan,
Ngawi.
Keywords: Parenting Pattern, Student Achievement, Madrasah Ibtidaiyyah.

Pendahuluan
Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pembentukan potensi dan karakter suatu
individu, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
perkembangan masyarakat dan negara. Dalam konteks pendidikan, peran orang tua memiliki
dampak yang tak terbantahkan. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua memiliki pengaruh
penting terhadap prestasi anak di sekolah. Salah satu tahapan pendidikan yang memiliki peran
sentral dalam membentuk karakter dan kemampuan anak adalah Madrasah Ibtidaiyah Swasta
(MIS). Khususnya di lingkungan MIS Nurussalam Mantingan, Ngawi, peran orang tua dan pola
asuh yang mereka terapkan menjadi faktor kunci dalam membentuk prestasi siswi-siswi.

Prestasi akademik siswa di MIS Nurussalam Mantingan, Ngawi, tentu tidak muncul begitu
saja. Ada faktor-faktor yang turut memengaruhi, dan salah satunya adalah pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua. Pola asuh mencakup berbagai aspek, seperti dukungan emosional,
pengawasan, dorongan untuk belajar, serta lingkungan yang mendukung perkembangan akademik
dan non-akademik siswa. Menurut Luluk Kartikawati “bahwa prestasi yang unggul itu
didominasikan dari orang tua yang berprofesi sebagai petani, hal itu dikarenakan letak tempat mata
pencahariannya yang dekat dengan rumah sehingga orang tua masih bisa mengontrol dan
mengamati perkembangan belajar anaknya.” 1 dan menurut Aslan Marani, “tipe pola asuh orang
tua mengalami sistem yang berbeda, sehingga, menghasilkan karakter yang berbeda beda juga
kepada setiap anak.” 2 Dari penelitian Aslan Marani, dapat kita simpulkan bahawa orang tua adalah
pendidik pertama bagi setiap anak didik nya, dalam bidang akademik maupun non akademik. Baik
atau buruk nya seorang anak adalah cerminan dari pendidiknya, atau dari orang tua nya. Menurut
Amir Prihartono, dalam jurnal nya yang berjudul “Pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi
belajar pesarta didik” menyimpulkan bahwa pola asuh yang diterapkan atau di lakukan kepada
anak didiknya sangatlah berpengaruh besar bagi prestasi anak didiknya.3

Anak adalah titipan dari sang pencipta kepada setiap orang tua. Orang tua berkewajiban
untuk mengasuh, mendidik serta memiliki tanggung jawab peniuh atas pendidikan yang ia terima.
Kebanyakan dari orang tua menyerahkan tugaskan tugas nya kepada sekolahan, padahal sekolah
formal tidaklah cukup menjamin pendidikan yang didapat pasti positive, di butuhkan bimbingan
dan contoh yang baik untuk perkembangan nya. Hal itu dikarenakan anak adalah peniru yang

1
Luluk Kartikawati, Pengaruh Profesi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VI Semester Gasal SD
Negri Segit, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.
2
Aslan Marani, peran pola asuh orang tua di era digital, institute agama islam sultan Muhammad syafiuddin
sambas, 2019.
3
Amir Prihartono, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik”, Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya, 2021.
sangat handal. Bahwa semua yang didengar, dilihat dan dirasakan akan mempengaruhi pola pikir
dan perilakunya. Dan dari sinilah kita semua tau bahwa orang tua adalah kunci pertama dari sukses
atau tidak nya seseorang anak, karena Rasullullah SAW pernah bersabda:

ِ ‫ود اليولد على‬


‫الفطرةِ فابوه‬ ِ ‫ ماِ من مول‬: ‫عن اىب هريرة رضي هللا عنه قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
.‫نصرانِِه او ُيجسانِِه‬
ِ ‫يه ِودانِِه او ي‬

Yang artinya : setiap anak dilahrkan dalam keadaan fitrah (suci) maka, kedua orang tuanyalah
yang menjadikan nya sebagai Yahudi, nasrani, maupun majusi. )H.R Bukhori)

Maka dari itu, penelitian tentang peran pola asuh orang tua dalam hubungannya dengan
prestasi siswi di MIS Nurussalam menjadi hal penting untuk dijelajahi. Selain menjadi penting,
penelitian ini juga bertujuan untuk menjawab bagaimana gambaran umum pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua siswi di MIS Nurussalam Mantingan, Ngawi dan apa hubungan antara
pola asuh orang tua dengan prestasi akademik siswi di MIS Nurussalam Mantingan, Ngawi. Serta
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan untuk memberikan
wawasan yang lebih baik tentang bagaimana peran pola asuh orang tua itu dapat memengaruhi
prestasi akademik siswa atau anak didiknya, memberikan pemahaman tambahan tentang
pentingnya peran orang tua dalam membentuk prestasi anak melalui pola asuh yang tepat, serta
menyadarkan siswa akan pengaruh lingkungan dan dukungan orang tua terhadap prestasi mereka.4

Metode Penelitian
Metode Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dalam kajian obsevasi,
dokumen, studi Pustaka dan wawancara. Kajian Observasi yang dimaksud adalah Kajian observasi
yang melibatkan pengamatan langsung terhadap fenomena atau objek penelitian, mengumpulkan
data dengan memperhatikan peristiwa atau perilaku yang terjadi dalam situasi nyata. Kajian
Dokumen yang dimaksud disini adalah Kajian dokumen yang melibatkan analisis teks tertulis,
catatan, laporan, atau dokumen lainnya yang relevan dengan penelitian. Lalu Kajian Studi Pustaka
adalah kajian yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber pustaka, seperti buku, jurnal
ilmiah, artikel, dan sumber-sumber elektronik. Kajian Wawancara, kajian ini melibatkan interaksi
langsung antara peneliti dan responden dengan tujuan mendapatkan data dalam bentuk
percakapan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menggambarkan pengaruh pola asuh orang
tua terhadap prestasi siswi di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurussalam Mantingan, Ngawi, Jawa
Timur. Dalam usaha pencapaian tujuan penelitian artikel ini penelitian melakukan pengumpulan
data berdasarkan kajian observasi, dokumen, studi Pustaka, dan wawancara. Lalu penelitian ini di
rumuskan menjadi: 1) bagaimana gambaran pola asuh orang tua? 2) bagaimana gambaran prestasi

4
Nurkamila Sihotang, Peran Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah
Muhammadiyah Pekanbaru, Universitas Negri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru, 2010.
siswa MI Nurussalama? 3) peran pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa MI
Nurussalam?

Pencarian data jurnal ini dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2023, data ini di dapat dari
mengunjungi sekolah MIS Nurussalam, mewawancarai guru, mendapatkan data yang sudah ada
dari sekolah, dan berbagai websisite jurnal ilmiah google dengan menggunakan kata kunci “peran
pola asuh orang tua” dan “prestasi belajar siswa”. Maka dengan semua data yang dimiliki, dapat
memudahkan peneliti untuk menjawab rumusan masalah yang ada di artikel ini.

Hasil dan Pembahasan


pola asuh orang tua
Secara epistimologi kata “pola” dapat diartikan dengan cara berkerja, dan kata “asuh”
memiliki arti merawat, mendidik, menjaga, membimbing, membantu, melatih anak yang sedang
belajar menuju tahap kemandirian. Secara terminology pola asuh orang tua adalah cara terbaik
yang ditempuh oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari tanggung jawab
kepada anak 5. Pola asuh dapat diartikan sebagai pola pengasuhan setiap orang tua terhadap
anaknya, yaitu bagaimana cara orang tua memperlakukan anaknya, mendidik, membimbing dan
mendisiplinkan serta melindungi anaknya dalam mencapai proses pendewasaan sampai dengan
membentuk perilaku anak sesuai dengan norma dan nilai yang baik serta yang sesuai dengan
kehidupan di Masyarakat 6.
Berdasarkan pengertian tentang pola asuh orang tua di atas, dapat di Tarik kesimpulan,
bahwa pola asuh orang tua merupakan suatu gambaran tentang bagaimana sikap dan perilaku orang
tua dalam mendidik anaknya selama sedang melaksanakan kegiatan pengasuhan untuk membentuk
perilaku anak yang baik. Setiap Orang tua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan
membimbing anaknya. Pelaksanaan cara dan pola tersebut pasti memiliki perbedaan antara satu
keluarga dengan keluarga lainnya. Dari penelitian Diana baumrind pada 1971, ada beberapa pola
asuh yang ditujukan oleh para orang tua 7, yaitu:
Pertama, Pola pengasuhan otoriter (Authoritarian parenting). Pengasuhan ini merupakan
gaya yang membatasi dan menghukum, dimana orangtua mendesaknya anak untuk mengikuti
arahan mereka. Orang tua yang mempraktikkan gaya pengasuhan ini menetapkan batasan yang
tegas dan mengawasi anak serta meminimalkan pertengkaran verbal. Pola asuh otoriter ditandai
dengan anak harus mengulangi pekerjaan rumah tangga yang dianggap salah oleh orang tuanya,
orang tua selalu mengancam dan menghukum anaknya jika dia tidak melaksanakan perintahnya,
dan orang tua selalu bersuara keras saat menyuruh anaknya untuk melaksanakan pekerjaan rumah
tangga. Orang tua yang otoriter juga mungkin sering memukul anak itu, menegakkan aturan

5
Uswatun Hasanah, “Pola asuh orangtua dalam membentuk karakter anak,” Jurnal elementary 2, no. 2 (2016): 72–
82.
6
Listiya Fitriani, “Peran pola asuh orang tua dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak,” Lentera 17, no. 1
(2015).
7
Ika Kurnia Sofiani dan Titin Mufika, “Bias Gender dalam Pola Asuh Orangtua pada Anak Usia Dini,” Jurnal
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 2 (2020): 766–77.
dengan tegas tetapi tidak menjelaskannya, dan menunjukkan kemarahan kepada anak itu. Anak-
anak dari orang tua otoriter sering tidak bahagia, takut, dan cemas tentang membandingkan diri
mereka dengan orang lain, gagal memulai kegiatan, dan memiliki keterampilan komunikasi yang
lemah. Anak-anak yang didik oleh orang tua otoriter dapat menjadi anak yang agresif.
Kedua, Pola pengasuhan demokratis (Authoritative Parenting). pengasuhan demokratis
adalah pengasuhan yang mendorong anak untuk mandiri namun masih menerapkan batas dan
kendali pada tindakan mereka. Ada tindakan timbal balik, memberi dan menerima, serta orang tua
yang bersikap hangat serta penyayang terhadap anaknya. Ciri khas dari pola asuh demokratis
adalah adanya komunikasi yang baik antara anak dan orang tua, dimana orang tua melibatkan diri
dan slalu ada dalam menyelesaikan masalah yang dialami oleh anaknya. Salah satu tindakan yang
dilakukan orang tua adalah memberikan pujian ketika anak melakukan sesuatu yang baik dan
mengajarkan anak untuk melakukan segala sesuatunya secara mandiri dengan rasa penuh tanggung
jawab dan mencerminkan rasa cinta kepada anak.
Ketiga, Pola pengasuhan membiarkan (Permissive Indulgent). pengasuhan membiarkan
adalah di mana orang tua sangat terlibat dengan anak-anak mereka tetapi hanya sedikit menuntut
atau mengendalikan mereka. Orang tua semacam itu membiarkan anak-anak mereka melakukan
apa yang mereka inginkan. Hasilnya adalah bahwa anak-anak tidak pernah belajar mengendalikan
perilaku mereka sendiri dan selalu berharap bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Beberapa orang tua dengan sengaja membesarkan anak-anak mereka dengan cara ini karena
mereka percaya kombinasi keterlibatan yang hangat dan sedikit pengekangan akan menghasilkan
anak yang kreatif dan percaya diri. Namun, anak-anak yang orang tuanya memanjakan, jarang
belajar menghargai orang lain dan sulit mengendalikan perilaku mereka. Tetapi cara ini mungkin
dapat membuat anak menjadi egosentris, tidak patuh, dan memiliki kesulitan dalam hubungan
teman sebaya.
Keempat, Pola asuh mengabaikan (Permissive Indifferent). Pola asuh mengabaikan adalah
gaya pengasuhan dimana orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Orang tua
yang menerapkan pola pengasuhan ini tidak memiliki banyak waktu untuk bersama anak-anak
mereka, sehingga menyebabkan berhubungan dengan tidak baik kepada anak. Anak-anak dari
orang tua yang lalai dalam mengembangkan perasaan bahwa aspek-aspek lain dalam kehidupan
orang tua mereka lebih penting daripada aspek kehidupan mereka sendiri. Anak-anak ini biasanya
tidak kompeten secara sosial. Banyak dari mereka yang memiliki pengendalian diri yang buruk
dan tidak dapat mengurus kemandiriannya dengan baik. Mereka sering memiliki harga diri yang
rendah, tidak dewasa, dan mungkin terasing dari keluarga. Pada masa remaja, mereka mungkin
menunjukkan ketidakhadiran mereka dalam kelas dan sengaja untuk tidak mengikuti pelajaran
dikelasnya dan menunnjukkan kenakalannya. Seperti yang kita tau bahwa setiap orang tua memili
pola asuh yang berbeda, dan tentu akan menghasilkan anak yang berbeda juga. Maka kita sebagai
pendidik harus memberikan pendidikan yang terbaik yang kita miliki untuk anak anak kita.
Pendidikan anak usia dini harus dilakukan secara holistic (menyeluruh), dimana stimulasi
dini yang diberikan keluarga terhadap anak dapat mempercepat perkembangannya. Keluarga
berpotensi untuk mengembangkan karakter anak melalui ikatan emosi yang kuat antara orang tua
dan anak8. Pola asuh orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak.
Pola asuh mencakup berbagai pendekatan, norma, dan strategi yang digunakan oleh orang tua
dalam mendidik dan membimbing anak-anak mereka.
Peran pola asuh orang tua mencakup beberapa hal yaitu,9 Pengasuhan Emosional,
Pemberian Nilai dan Norma, Pendidikan dan Pembelajaran, Pengembangan Sosial, Pembentukan
Karakter, Pengembangan Kemandirian, Pengembangan Keterampilan Hidup dan Kesehatan Fisik
dan Mental. Penting untuk diingat bahwa pola asuh yang efektif dapat berbeda-beda tergantung
pada kebutuhan dan karakteristik anak. Pola asuh yang baik melibatkan keseimbangan antara
memberikan arahan, dukungan, dan kebebasan kepada anak-anak dalam upaya membantu mereka
tumbuh dan berkembang menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan berempati 1 .

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh

Adapun faktor yang mempengaruhi pola asuh anak adalah 1 faktor Pendidikan Orang1
Tua.
Pendidikan setiap orang tua dan pengalaman orang tua dalam merawat anaknya akan
mempengaruhi persiapan mereka dalam menjalankan Amanah nya dalam mengasuh dan
mendidik. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan perannya dalam
mengasuh. Orang tua tentu saja terlibat secara aktif dalam setiap pendidikan anak, mengamati
segala sesuatu dengan baik dan benar pada setiap masalah anak, selalu berupaya meluangkan
waktunya untuk anak-anak nya dan memperhatikan perkembangan nya.

Setelah faktor Pendidikan Orang Tua, terdapat faktor Lingkungan. Faktor Lingkungan
dapat mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak jarang jika lingkungan akan ikut serta
mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya. Sekeras apapun
orang tua mendidikan dengan didikan yang baik jika lingkungan anak nya tidak baik, maka tidak
di pungkiri anak itu di luar rumah menjadi tidak baik. Begitu pula sebalik nya, jika orang tua
mencontohkan yang tidak baik, namun anak nya memiliki lingkungan yang baik, tidak menutup
kemungkinan dia dapat membedakan mana yang baik untuk nya dan mana yang buruk.

Lalu faktor yang terakhir adalah faktor budaya. Sering kali orang tua mengikuti cara-cara
atau kebiasaan-kebiasaan masyarakat disekitarnya dalam mengasuh anak, atau mengikuti adat
istiadat orang sekitar nya. Karena mereka berpikir bahwa pola-pola tersebut dianggap telah
berhasil dalam mendidik anak kearah yang lebih baik. Setelah kita mengetahui apa itu pola asuh
orang tua, dan apa saja faktor faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua, tentusaja kita harus
mengetahui apa peran orang tua kepada prestasinya disekolah. Orang tua tentu memiliki peran

8
Solihin Slamet Kusdi, “Peranan pola asuh orang tua dalam pembentukan karakter anak,” AL-USWAH: Jurnal Riset
dan Kajian Pendidikan Agama Islam 1, no. 2 (2019): 100–111.
9
Izzatullaili Nadhifah, Mohammad Kanzunnudin, dan Khamdun Khamdun, “Analisis Peran Pola Asuh Orangtua
Terhadap Motivasi Belajar Anak,” Jurnal Educatio FKIP UNMA 7, no. 1 (2021): 91–96.
1 0
Kusdi, “Peranan pola asuh orang tua dalam pembentukan karakter anak.”
1 1
Hendri Hendri, “Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Pada Anak,” At-Taujih:
Bimbingan Dan Konseling Islam 2, no. 2 (2019): 56–71.
yang sangat penting kepada prestasi anak anaknya di sekolah, karena orang tua adalah pendidik
pertama bagi setiap anak didiknya.

Peran Orang Tua Terhadap Pretasi Anak Disekolah


Seperti yang kita ketahui bahwasannya orang tua adalah seseorang yang paling dekat
dengan kita, yang bertanggung jawab atas pendidikan kita serta perkembangan kita akademik
maupun non akademik, dan orang tua juga memiliki peran yang sangat penting bagi pencapaian
anaknya. Segala sikap dan perilaku orang tua akan ditiru oleh anaknya dan dijadikan bekal
kedepannya, maka dari itu sebagai orang tua harus berhati- hati dalam berperilaku dan bersikap
didepan anak- anaknya. Dan juga dapat aktif dan kreatif dalam meningkatkan kemampuan agar
bisa mmendidik dan membimbing anaknya. Sehingga anak dapat menirukan perilaku positif dari
orang tuanya. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwasannya peran orang tua adalah sikap
serta perilaku yang berkaitan dengan orang tua dalam memegang posisi tertentu dalam sebuah
keluarga yang dibinanya dan berfungsi sebagai pengasuh, pembimbing, serta pendidik bagi
anaknya 1 . 2

Maka dalam hal ini diperlukan peran orang tua sebagai pengganti guru dirumah dalam
membimbing anak- anaknya dalam proses pembelajaran jarak jauh, diantara peran orang tua
tersebut adalah:

1. Orang tua memiliki peran sebagai guru dirumah, yang mana orang tua disimi memiliki
peran sebagai pembimbing dalam pembelajaran anaknya dan melaksanakan pembelajaran
jarak jauh1 . 3

2. Orang tua sebagai fasilitator, dimana orang tua berpean sebagai sarana prasarana bagi
anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
3. Orang tua sebagai motivator, yaitu orang tua berperan dalam memberikan motivasi berupa
semangat serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan pembelajaran , sehingga
anak memiliki semangat untuk belajar serta memperoleh prestasi yang baik1 . 4

4. Orang tua sebagai director


Terdapat tiga peran orang tua dalam prestasi belajar anak yaitu1 Memberikan kesempatan
5

sebaik- baiknya kepada anak untuk menemukan minat, bakat, serta kecakapan yang
lainnya, serta mendorong anak agar meminta bimbingan dan nasehat kepada guru.
Memberikan informasi- informasi yang penting dan relevan sesuai dengan bidang bakat

1 2
Kurniadi, “Pengaruh Komunikasi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Anak,” 32.
1 3
Novita, “Pengaruh Pemberian Reward Transaksional Orangtua Terhadap Prestasi Siswa Di Smk N 1 Saptosari,”
12.
1 4
Mawarsih And Hamidi, “Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Sma Negeri Jumapolo,” 12.
1 5
Arwen, “Pentingnya Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa,” 13.
masing- masing anak. Dan Memberikan fasilitas atau sarana belajar serta membantu
kendala kesulitan belajarnya.

Menurut Ki Hajar Dewantara bahwasannya asensi pendidikan merupakan tanggung jawab


keluarga, sedangkan pendidikan disekolah hanya berpartisipasi. Pada proses perkembangan anak,
peran orang tua antara lain, 1 Pertama, Mendampingi 6
dalam belajar. Sebagian besar bahkan
seluruh anak didunia ini pasti memerlukan perhatian dari setiap orang tuanya. Bagi orang tua yang
focus berkonsentrasi pada rumah tangga khususnya seorang ibu pasti memiliki waktu yang sangat
cukup dalam mendampingi proses belajar anaknya. Tetapi pada era modern seperti sekarang ini
sebagian orang tua menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja diluar rumah, dalam hal ini
bukan berarti mereka gugur kewajiban untuk mendampingi dan menemani anak- anak ketika
dirumah. Meskipung dengan waktu yang terbatas, namun orang tua bisa memberikan perhatian
yang berkualitas dengan fokus menemani anak, seperti mendengar ceritanya, bercanda atau
bersenda gurau dengan anaknya, bermain bersama, dan menemaninya sehingga anak teta
mempunyai sosok untuk pulang.

Kedua, Menjalin komunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
hubungan antara orang tua dan anak, karena komunikasi merupakan jembatan yang
menghubungkan keinginan, harapan, dan respon masing- masing pihak. Dengan komunikasi yang
baik orang tua dapat menyampaikan harapannya kepada anak, erta dukungan dan saran kepada
anaknya. Begitu pula sebaliknya anak dapat menyampaikan pendapatnya dan keinginannya 1 .

Ketiga, Memberikan kesempatan kepada sang anak. Orang tua sangat berperan dalam
memberikan kesempatan pada anak, kesempatan disini adalah kesempatan anak untuk memilih,
mencoba, dan mengekspresikan keinginannya, dan juga dapat mengambil keputusan sesuai dengan
keingnan dirinya. Kesempatan yang diberikan oleh orang tua berupa kepercayaan, tentunya
kesempatan ini juga didampingi dengan pengarahan dan pengawasan yang baik.

Keempat, Mengawasi anak. Pengawasan diberikan kepada anak agar anak tetap dapat
dikontrol dan diarahkan. Pengawasan disini bukan berarti dengan memata- matai dan mencurigai
sang anak, tetapi dengan menjalin komunikasi yang baik dan keterbukaan orang tua dapat
mengawasi anak secara langsung, dengan siapa dan apa yang dilakukan sang anak1 . 8

Kelima, Mendorong dan memberikan motivasi. Motivasi merupakan suatu keadaan dalam
diri seseorang atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Motivasi dapat muncul dari
diri individu atau dari luar individu yang berupa dorongan dari orang lain. Motivasi sangat berpean
penting pada anak, dengan motivasi yang diberika oleh orang tua anak jauh lebih bersemangat
dalam melakukan sesuatu dan meraih prestasinya. Motivasi diberikan agar anak selalu berusaha

1 6
hyoscyamina, “Peran Keluarga Dalam Membangun Karakter Anak,” 11.
1 7
Purwantoga, Nurkholis, and Himawanto, “Peran Orangtua dalam Mendukung Prestasi Atlet Pencak Silat PSHT di
Ranting Megaluh,” 10.
1
Afni And Jumahir, “Peranan8 Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak,” 11.
meningkatkan dan mempertahankan apa yang telah dicapainya. Apabila abak belum berhasil
meraihnya maka motivasi dapat membuat anak pantang menyerah dan mau untuk mencobanya
lagi 1 . Itulah peran orang tua terhadap
9
anak nya, membantu anak nya agar dapat terus melangkah
kearah yang lebih baik lagi, tidak pantang menyerah dan tidak mudah berputus asa. Lalu, adakah
hubungan anatara pola asuh orang tua dengan prestasinya? Tentu saja terdapat hubungan antara
pola asuh orang tua dengan setiap prestasi anak yang di milikinya.

Hubungan antara pola asuh dengan prestasi siswi


Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak yang mereka lahirkan,
karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Bentuk pertama dari pendidikan
berasal dari lingkungan keluarga karena itu sebagai lingkungan pendidikan informal yang
mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak. Setiap orang tua niscaya menginginkan anak-
anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlakul karimah. Akan tetapi banyak dari
orang tua yang tidak sadar bahwasan nya cara yang mereka gunakan untuk mendidik membuat
anak mereka merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak
disayang oleh orang tuanya. Perasaan-perasaan yang timbul itulah yang akan mempengaruhi sikap
nya, perasaan nya, cara berpikir nya, bahkan kecerdasan mereka dalam akademik maupun non
akademik.2 0

Pola asuh merupakan suatu cara yang dilakukan untuk membina, mendidik dan
membimbing seorang anak dalam mencapai suatu proses kedewasaan sesuai dengan yang
diharapkan. Pola asuh memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi anak, termasuk prestasi
siswi. 2 Pola asuh mencakup berbagai
1
aspek, seperti gaya asuh, disiplin, perhatian, dan nilai-nilai
yang diajarkan kepada anak. Sedangkan yang dimaksud dengan pola asuh orangtua adalah suatu
keseluruhan interaksi orang tua dan anak dimana orang tua yang memberikan dorongan bagi anak
dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang menurutnya paling tepat bagi
orang tua agar setiap anak didiknya dapat hidup mandiri, bertumbuh serta berkembang secara
menyeluruh dan optimal, memiliki rasa percaya diri, memiliki rasa ingin tahu, mudah bersahabat
dan slalu berjuang untuk sukses. 2 2

Terdapat beberapa poin penting mengenai hubungan antara pola asuh dan prestasi siswi,
diantara nya adalah Pertama, Gaya Asuh. Gaya asuh yang otoriter, yang cenderung otoritas dan
kontrol yang tinggi tanpa memberikan ruang bagi kemandirian, dapat menghambat perkembangan
prestasi siswi. Anak-anak dalam gaya asuh ini mungkin cenderung kurang percaya diri dan kurang
mampu mengambil inisiatif. Gaya asuh demokratis, yang lebih inklusif dan memberikan
kebebasan untuk berbicara dan berpikir, cenderung mendukung prestasi siswi. Anak-anak dalam

1
A’la And Subhi, “Perhatian 9Orang Tua Dan Motivasi Belajar Siswa,” 22.
2 0
Umi Susiana Dewi. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa-Siswi. Yogyakarta. 2015
2 1
Gunarsa. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta. 2006.
2 2
Nurul wasilah mustamin, Hubungan Antara Pola Asuh Orangtua Terhadap Prestasi Belajar. Makassar. 2019
gaya asuh ini mungkin lebih mampu mengembangkan keterampilan komunikasi, pemecahan
masalah, dan kemandirian.

Kedua, Perhatian dan Dukungan. Siswi yang merasa didukung oleh orang tua mereka, baik
secara emosional maupun akademis, cenderung lebih termotivasi untuk belajar dan meraih prestasi
yang lebih baik. Orang tua yang terlibat dalam kehidupan pendidikan anak dapat membantu siswi
mengatasi kesulitan belajar dan mengembangkan minat terhadap pembelajaran nya.

Ketiga, Nilai-nilai dan Ekspektasi. Nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tua, seperti
pentingnya pendidikan, kerja keras, dan tanggung jawab, dapat membentuk pandangan dunia siswi
terhadap prestasi. Orang tua yang memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap prestasi akademis
anak-anak mereka cenderung mendorong mereka untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.2

Keempat, Lingkungan Belajar. Lingkungan belajar di rumah juga memainkan peran


penting dalam prestasi siswi. Memiliki tempat yang tenang dan nyaman untuk belajar, akses ke
bahan belajar, dan jadwal yang teratur dapat meningkatkan produktivitas dan konsentrasi siswi.

Kelima, Komunikasi dan Keterlibatan Orang Tua. Komunikasi yang baik antara orang tua
dan siswi tentang perkembangan akademis dan emosional dapat membantu mengatasi masalah dan
memberikan dukungan tambahan. Keterlibatan orang tua di sekolah juga bisa berkontribusi positif
terhadap prestasi siswi.

Keenam, Pola Asuh yang Seimbang. Penting untuk mencari keseimbangan antara
memberikan dukungan dan panduan, serta memberikan ruang bagi anak untuk belajar mandiri dan
mengambil tanggung jawab atas prestasi mereka sendiri. Dalam pengalaman banyak siswi, pola
asuh yang positif, dukungan keluarga, dan nilai-nilai yang ditanamkan dapat memotivasi mereka
untuk meraih prestasi akademis yang baik. Namun, setiap individu unik, dan faktor-faktor lain
seperti bakat, minat, dan motivasi pribadi juga turut berperan dalam mencapai prestasi.2
Pola asuh orangtua yang baik dengan selalu mengekspresikan kasih sayang, melatih emosi
dan melakukan pengontrolan pada anak akan berakibat anak merasa diperhatikan dan akan lebih
percaya diri, sehingga hal ini akan membentuk pribadi anak yang baik. Hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Anak yang merasa diperhatikan dan disayangi oleh
orangtua nya tidak ada rasa takut untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga anak
lebih berekspresif, kreatif sehingga prestasi belajarnya optimal. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar anak.
Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis cenderung memiliki anak dengan prestasi
belajar yang lebih baik.2 Begitulah hubungan anatara
5
pola asuh orang tua dengan prestasi anak
didik nya. Dengan bantuan sekolah yang terpercaya dan unggul tentu sangat membantu juga

2 3
Tutuk Ningsih. “Implementasi Pendidikan Karakter.” Purwakerto. 2015
2
Yarida. Hubungan Pola Asuh4 Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Madrasah Ibtidaiyah (Mi). Makassar.
2011.
2
Sari Defia Rizki. Hubungan 5Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah Dasar. Sukabumi,
2017.
pertumbuhan dan perkembangan nya. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurussalam adalah salah satu
contoh sekolah yang telah terpercaya di berkalangan Masyarakat yang siap membantu murit nya
menuju anak yang lebih baik dan berprestasi.

Madrasah Ibtidaiyyah Swasta Nurussalam


Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Nurussalam Ngawi beralamat di JL. Dadung,
Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur 63261, Indonesia. Madrasah Ibtidaiyyah Swasta
Nurussalam, Jawa Timur, merupakan sekolah dibawah naungan Kementrian Agama yang
melayani pengajaran jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Ngawi. Adapun
pelajaran yang diberikan meliputi semua mata pelajaran wajib sesuai kurikulum nasional dengan
tambahan nilai-nilai agama Islam.
Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Nurussalam memiliki staf pengajar sebanyak 50 orang
guru yang kompeten pada bidang pelajarannya sehingga berkualitas dan menjadi salah satu yang
terbaik di Kabupaten Ngawi. Disana juga tersedia berbagai fasilitas sekolah seperti ruang kelas
yang nyaman, perpustakaan, lapangan olahraga, mushollah/masjid, kantin dan lainnya. Jumlah
pelajar yang ada di MIS Nurussalam sekitar 268 siswi dari kelas 1 SD sampai kelas 6 SD, dan
setiap jenjang memiliki 3 kelas.
Setiap anak pasti memiliki orang tua, dan setiap orang tua memiliki kesibukan dan profesi
nya masing masing. Menurut data yang kami dapat saat wawancara, mayoritas murit di MIS
Nurussalam yang berprestasi memiliki latar belakang orang tua yang berprofesi. Profesi orang tua
siswa MIS Nurussalam adalah guru, pedagang, pegawai swasta, dan petani. Mayoritas profesi
orang tua murid yang berprestasi adalah guru. Walaupun siswi yang berprestasi di MIS
Nurussalam tidak 24 jam bertemu orang tua nya, namun orang tua mereka dapat membagi waktu
dengan baik dan tepat. Hingga anak nya tetap dapat terpantau dan dapat meraih prestasi di
Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurussalam.
Cara orang tua mereka membagi waktu nya dengan sepulang nya kerja, orang tua siswi
MIS Nurussalam akan menemani anak nya saat belajar, memberikan pertanyaan dari apa yang
telah didapat nya saat di sekolah, dan membantu anak nya membuat pekerjaan rumah. Maka dari
itu, semangat dan bekal para siswi MIS Nurussalam tidak pernah padam, karena adanya dukungan,
semangat, dan motivasi dari semua aspek. Sehingga walaupun orang tua mereka berkerja, tidak
menutup kemungkinan anak nya untuk terus berprestasi di setiap tahun nya. Namun, tentu saja
terdapat beberapa waktor yang ikut serta mempengaruhi prestasi siswi di MIS Nurussalam.

Factor Yang Mempengaruhi Prestasi Siswi MIS Nurussalam


Sebuah prestasi siswi MIS Nurussalam muncul tentu saja tidak dengan tiba tiba atau
langsung. Namun prestasi itu ada karena terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi nya. Diantara
faktor-faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal yaitu faktor yang
berhubungan dengan kondisi siswa, diantara nya adalah faktor Kesehatan fisik. Kesehatan fisik
sangat mendukung siswi MIS Nurussalam dalam melakukan kegiatan belajar yang baik, dengan
begitu mereka akan bisa meraih prestasi yang baik juga. Sedangkan siswa yang kesehatannya
kurang baik dia tidak bisa berkonsentrasi dalam kegiatan belajar yang baik, dengan begitu dia tidak
bisa meraih prestasi yang baik bahkan bisa mengakibatkan kegagalan dalam belajar. 2 6

Setelah kesehatan fisik terdapat faktor internal lain, yaitu Psikologis. Faktor Psikologis
meliputi kecakapan prestasi yang dimiliki, adanya unsur-unsur kepribadian seperti motivasi,
minta, kebiasaan, kebutuhan dan emosi. 2 intelegensi yang tinggi7 pada siswi MI Nurussalam
memudahkan mereka dalam memecahkan sebuah masalah yang dihadapi di sekolah. Setiap siswi
di MIS Nurussalam mempunyai bakat dalam artian mereka berpotensi mencapai prestasi sesuai
kapasitasnya masing-masing.

Lalu faktor internal lainnya adalah Motivasi. Motivasi adalah sebuah dorongan yang
mampu menggerakkan siswi MIS Nurussalam dalam melakukan kegiatan dengan sungguh-
sungguh. Mereka yang memiliki motivasi berprestasi pasti memiliki keinginan yang kuat bekerja
dan belajar secara serius tanpa adanya putus asa dalam dirinya. Karena jika motivasi itu datang
dengan sendiri nya ia tidak akan mudah goyah, namun jika tidak ada motivasi dari dalam dirinya

Dan faktor internal yang terakhir adalah Kondisi emosi yang stabil. Kondisi emosi adalah
keadaan perasaan suasana hati yang dialami oleh setiap siswi MIS Nurussalam. Maka sebaiknya
untuk memperhatikan emosi siswi nya agar tetap stabil. Supaya belajar mereka tidak terganggu.
Setelah kita mengetahui seluruh faktor internal, terdapat 1 faktor lainnya yaitu faktor eksternal.
Faktor Eksternal adalah faktor-faktor dari luar diri seorang siswi MIS Nurussalam yang bisa
mempengaruhi belajar mereka, diantaranya dari sikap orang tua terhadap anak, sikap guru terhadap
siswa, orangtua, sekolah dan Masyarakat.2 8

Faktor eksternal bisa didapat dari berbagai cara, dianatara nya berasal dari, orang tua.
Setiap orang tua tentu memiliki cara mendidik anak nya yang berbeda beda. Mengapa orang orang
tua menjadi faktor eksternal pertama? Karena orang tua adalah penyebab pertama seorang anak
dapat berprestasi. Semangat, dukungan, dan bimbingan orang tua lah yang menjadi tiang pendirian
seorang anak untuk terus berusaha menjadi lebih baik lagi. Mengajarkan anak untuk menerima
kekalahan adalah hal sangat penting. Menemani nya belajar, membantunya saat kesulitan,
memberikan kasih sayang saat ia kecewa, adalah bentuk hal kecil yang dapat menjadikan hati anak
membaik dan dapat mengambil Pelajaran dari apa yang telah terjadi. Hasil penelitian kami
mengatakan bahwa siswi MIS Nurussalam telah mendapat faktor eksternal dari orang tua mereka
masing masing.
Faktor yang kedua berasal dari sekolah. Faktor yang berasal dari sekolah, bisa berasal dari
guru, metode Pelajaran yang diajarkan, dan mata Pelajaran yang sedang ditempuh. Faktor atau
pengaruh guru merupakan penyebab keberhasilan atau kegagalan seorang siswa, karena dari

2 6
Salsabila Azzahra & Puspitasari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar,
Tangerang
2 7
Tri Marfiyanto, Siti Kholidatur Rodiyah Surabaya, Studi Tentang Prestasi Belajar Siswa Dalam Berbagai Aspek
Dan Faktor Yang Mempengaruhi Ahmad Syafi’i,
2 8
Yuzarion, Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Peserta Didik, Sumatera Barat
gurulah siswi MIS Nurussalam mendapatkan motivasi dan minat dalam belajar. Guru adalah orang
tua bagi setiap siswa di sekolah. Setiap siswi di MIS Nurussalam memiliki tingkat kecerdasan yang
berbeda beda, maka seorang guru harus bisa memberikan ilmu dengan cara yang berbeda pula.
Selama seorang anak berada di sekolah, gurulah yang bertanggung jawab penuh atas anak
didiknya. Dan ketika siswi di MIS Nurussalam mendapat masalah, maka guru diperkenan kan
membantu untuk menyelesaikan masalah nya itu selagi tidak menyangkut hal pribadi atau privasi.

Faktor yang ketiga berasal dari Masyarakat, Setiap siswi di MIS Nurussalam tidak bisa
terlepas dari kehidupan Masyarakat. Bahkan faktor Masyarakat ini pengaruhnya sangat kuat
terhadap Pendidikan siswi MIS Nurussalam. Karena Ketika semua siswi berada di dalam
Masyarakat yang baik, anak itu anak menjadi baik juga. Namun Ketika siswi itu berada di dalam
Masyarakat yang buruk, maka anak itu juga akan menjadi buruk. Tetapi alhamdulillah siswi di
MIS Nurussalam memiliki Masyarakat yang baik, sehingga mereka mendapat pendidikan yang
baik juga dari orang tua, guru, dan Masyarakat. 2 9

Inilah faktor-faktor yang bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka sudah sepatutnya
bagi lingkungan sekelilingnya memberikan pengaruh yang baik bagi siswa agar bisa bermanfaan
dan membantu siswa dalam belajar dan menggapai semua prestasi yang diinginkan. Islam juga
menganjurkan kita untuk slalu berbuat kebaikan, terutama dalam pola asuh orang tua dalam
mendidik anak nya.

Pandangan Islam Tentang Pola Asuh Orang Tua Dalam Mendidik Anak Nya
Dalam pandangan islam secara umum dapat dipahami bahwa prestasi bukan hanya sekedar
akademik, namun akhlak atau budi pekerti, juga dapat disamakan dengan prestasi. Akhlak dapat
mencerminkan kepribadian sekaligus dapat menggambarkan karakter yang apabila mengandung
kebaikan disebut akhlak baik atau akhlak mulia, dan yang mengandung keburukan disebut akhlak
buruk atau akhlak tercela. Akhlak ini senantiasa dibina dan di bangun oleh dirinya sendiri, keluarga
serta masyarakat yang ada disekitarnya. Anak yang memiliki akhlak yang baik sama saja memiliki
seperti prestasi yang baik. Karena islam mengajarkan bahwa akhlak letaknya lebih tinggi dari pada
ilmu. Jika seseorang yang berprestasi di bidang akademik nya namun tidak memiliki ilmu, maka
sama saja ia belum bisa di katakana berprestasi. Karena prestasi yang sesunggungnya adalah
prestasi dalam melaksanakan perintah allah tanpa melalaikan nya.

Membesarkan dan mendidik anak merupakan hal terpenting yang menjadi perhatian dalam
Islam, anak merupakan pejuang generasi penerus bangasa di masa yang akan datang. Ketika anak-
anak dibimbing dan dilatih dengan baik, mereka akan memberikan harapan yang baik dan
berpengarauh positif untuk generasi penerusnya. Sesungguhnya, anak-anak yang diabaikan dan
tidak dididik dengan baik maka mereka akan memiliki masa depan yang suram kedepannya. Orang
tua selalu berharap agar anak yang dilahirkannya dapat menjadi penerus keturunan sekaligus

2 9
Ibrahim M. Jamil, S.Ag., M.Pd, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak, Aceh
amanat dari Allah SWT, yang kelak menjadi anak yang cerdas, sholeh, dan berbudi luhur, serta
berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan negara.3 0

konsep pola asuh dalam Islam lebih berorientasi pada praktek pengasuhan, dimana
pengasuhan tersebut lebih mengarahkan kepada metode pendidikan yang berpengaruh terhadap
anak. Adapun metode-metode tersebut adalah pertama, Pola asuh yang bersifat keteladanan.
Pendidikan dengan memberikan contoh atau keteladanan merupakan dasar pendidikan yang utama
dan terbaik, hal ini seperti yang telah dilakukan Rasulullah SAW kepada keluarga dan umatnya.

Kedua, Pola asuh yang bersifat nasihat. Contoh Pola asuh adalah Seruan atau ajakan yang
menyenangkan disertai dengan penolakan yang lemah lembut jika memang ada perilaku anak yang
dianggap tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Metode cerita yang disertai
perumpamaan yang mengandung pelajaran dan nasihat. Gabungan antara metode wasiat dan
nasihat

Ketiga, Pola asuh dengan perhatian dan pengawasan yang meliputi perhatian dalam
pendidikan sosialnya, terutama praktek dalam pembelajarannya, pendidikan spiritual, moral, dan
konsep pendidikan yang berdasarkan imbalan (reward) dan hukuman (punishment) terhadap
anak.3 1

Dari uraian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa Islam sangat memperhatikan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan pengasuhan anak di dalam keluarga. Menurut
Muallifah yang menyatakan bahwa Secara umum, pola asuh dalam Islam adalah mempersiapkan
generasi muda yang memiliki moral yang mengacu dalam norma-norma islam dan membentuk
generasi yang sholeh dan sholehah.

Kesimpulan
Pola asuh orang tua pada anak sangat berpengaruh dalam pretasi sang anak, ditinjau dari
sisi islami anak lahir dengan fitrah suci, maka dari itu anak itu dapat menjadi baik tergantung
bagaimana orang tua nya mengasuh nya, dan tidak cukup dalam hal dengan hal itu terdapat faktor
lain yang mempengaruhi pretasi sang anak, misalnya dari sisi Pendidikan orang tua, sisi
lingkungan sekitar nya, dan budaya yang ada disekitar sang anak. dan pola asuh yang paling efektif
adalah menyeimbangkan antara motivasi dari sang orang tua dan kebebasan dari sang orang tua
agar sang anak nantinya dapat bertanggung jawab dan dapat mengatasi masalah nya sendiri.

Dan disini kami menganalisi pola asuh yang digunakan siswa-siswi MI Nurussalam,
Ngawi, dan dapat dikonklusikan bahwa pola asuh yang diaplikasikan orang tua para siswa dan
siswi MI Nurussalam yaitu dengan pola yang asuh yang seimbang dimana mayoritas orang tua
dari siswa-siswi Nurussalam memiliki profesi dan itu tidak menghambat prestasi sang anak,
dengan menemani sang anak belajar dan memberikan kebebasan sang anak untuk mengeksplorasi

3 0
Ratna fatmawati, pola asuuh orang tua pada perilaku anak dalam pendidikan agama islam, 2022.
3 1
Dewi Purnama Sari, “Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran”, Islamic Counseling, 2017.
apa yang ada disekolah, yang nanti nya dari hal tersebut terciptanya hubungan yang harmonis
sehingga rasa ingin membahagiakan orang tua akan muncul dari diri sang anak. Maka dari itu para
siswa-siswi berpresepsi untuk meningkatkan prestasi nya untuk membahagikan orang tua nya.

Dan dalam ranah islam pola asuh orang tua pada sang anak sangat penting, tetapi kata
prestasi dalam ranah bukan hanya dinilai dari sisi akademik nya saja tetapi juga dilihat dari sisi
akhlaq dan budi pekerti nya. Dan itulah perbedaan antara pola asuh orang tua prespektif umum
dan dalam ranah islam.

Daftar Pustaka
Amir Prihartono, Y. S. (2021). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Peserta
Didik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar , 999-1007.

Arwen, D. (2021). Pentingnya Peran Orangtua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.
Education And Instruction, 574-580.

Azza Salsabila, P. (2020). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Sekolah
Dasar. Pendidikan Dan Dakwah, 282-290.

Desy. (2015). Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Mendidik Agama Islam . Pendidikan Agama
Islam , 84-88.
Dewi, U. S. (2019). Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Siswi Kelas 8 SMPN
1 Gembong . Al-Fahim, 88-91.

Fatmawati, R. (2022). Pola Asuh Orang Tua Pada Prilaku Anak Dalam Pendidikan Agama Islam .
Keislaman Dan Ilmu Pendidikan , 468-470.

Fitriyani, L. (2015). Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosi
Anak. Jurnal Lentera, 19-22.

Hasanah, U. (2016). Pola Asuh Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Anak. Jurnal Elementary,
72- 75.

Hasgimianti, H. N. (2017). Perhatian Orang Tua Dan Motivasi Belajar Siswa Yang Berlatar
Belakang Melayu Dan Jawa. Bimbingan Dan Konseling, 136-139.

Hendri. (2019). Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Pada Anak . At-
Taujid, 60-63.

Hyoscyamina, D. E. (2011). Peran Keluarga Dalam Membangun Karakter Anak. Psikologi Undip,
151-155.
Ika Kurnia Sofiani, T. S. (2020 ). Bias Gender Dalam Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Usia Dini.
Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak, 766-777.
Izzatullaili Nadhifah, M. K. (2021). Analisis Peran Pola Asuh Orangtua Terhadap Motivasi Belajar
Anak . Jurnal Educatio, 91-96.

Jamil, I. M. (2017). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak. Ilmiah Pendidikan
Anak, 9-13.

Kartikawati, L. (2015). Pengaruh Profesi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VI
Semester Gasal SD Negri Segit. 12-13.
Kurniandi, O. (2001). Pengaruh Komunikasi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Anak. Mediator
, 269-271.

Kusdi, S. S. (2018). Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak. Jurnal Riset
Dan Kajian Pendidikan Agama Islam, 111-113.
Kusdi, S. S. (2018). Peranan Pola Asuh Orangtua Dalam Pembentukan Karakter Anak. Jurnal Riset
Dan Kajian Pendidikan Agama Islam, 100-111.
Maharani, A. (2019). Peran Pola Asuh Orang Tua Di Era Digital. Jurnal Studia Insania, 20-34.

Mawarsih, S. E. (2013). Pengaruh Perhatian Orangtua Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siwa SMA Negri Jumapolo. JUPE UNS, 1-13.

Nashihah, R. (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah
Ibtidaiyyah Miftahul Semarang. 45-49.

Ningsih, T. (2015). Implementasi Pendidikan Karakter Di SMP Negri 8. Pembangunan Pendidikan


, 227-230.

Nivita, A. (2015). Pengaruh Pemberian Reward Transaksional Orangtua Terhadap Prestasi Siswi
Di Smk 1. Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 252-257.

Purwantoga, M. A. (2022). Peran Orangtua Dalam Mendukung Prestasi Atlet Pencak Silat .
Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 127-133.
Rizki, S. D. (2017). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah
Dasar. 82-87.
Sari, D. P. (2017). Pendidikan Karakter Berbasis Al Quran . Islamic Counseling, 4-7.
Setiasih, D. Y. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa. 6-9.
Sihotang, N. (2010). Peran Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah
Muhammadiyah Pekanbaru. 18-19.

Syafi'i, A. (2018). Studi Tentang Prestasi Belajar Siswi Dalam Berbagai Aspek Dan Faktor Yang
Mempengaruhi. Komunikasi Pendidikan , 119-121.
Umar, M. (2015). Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak. Ilmiah Edukasi,
22-26.

Yuzarion. (2017 ). Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak Didik. Ilmu Pendidikan, 109-
122.

Anda mungkin juga menyukai