Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang Keluarnya Dekrit Presiden

Dekrit Presiden dikeluarkan oleh Soekarno sebagai bentuk tanggapan atas


kegagalan Badan Konstituante dalam menetapkan UUD baru.

UUD baru tersebut direncanakan akan menjadi pengganti UUD Sementara


(UUDS) tahun 1950.

Pembentukan UUD tersebut dilakukan oleh Badan Konstituante yang dibentuk


oleh pemerintah sebagai lembaga dewan perwakilan.

Pada saat itu, ada beberapa masalah pada UUDS yang 1950, hingga perlu
dilakukan perubahan.

Salah satu masalah yang harus diubah pada UUDS adalah sering terjadinya
pergantian kabinet.

Pergantian kabinet itu yang kemudian membuat adanya ketidakstabilan politik


di Indonesia.

Lalu pada 10 November 1956, para anggota konstituante mulai melakukan


persidangan untuk membuat UUD baru yang akan menggantikan UUDS.

Namun, dalam dua tahun UUD baru belum juga berhasil dirumuskan seperti
yang diinginkan.
Karena mengetahui hal itu, Soekarno mengambil tindakan dengan meminta
kembali digunakannya UUD 1945 sebagai dasar hukum.

Keputusan Soekarno itu didukung oleh 269 suara sedangkan ada 199 lainnya
merasa tidak setuju dengan keputusan tersebut.

Namun, karena jumlah suara yang tidak setuju masih cukup banyak, maka
pemungutan suara dilakukan ulang pada tanggal 1 dan 2 Juni 1959.

Tapi, sayangnya pungutan suara yang kedua juga tidak memberikan hasil yang
sesuai.

Hingga akhirnya, Soekarno menganggap konstituante gagal menjalankan tugas.

Karena itu, Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, pukul
17.00.

Dampak Adanya Dekrit Presiden


Setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, ada beberapa hal
yang terjadi, seperti padanya perbahan bentuk pemerintahan.

Pada awalnya bentuk pemerintahan Indonesia adalah parlementer, karena


Dekrit Presiden bentuk pemerintahan berubah menjadi presidensial.
Lalu, Dekrit Presiden juga berdampak pada dihapuskannya konstituante dan
DPR dihapuskan.

Selain itu, dibentuklah DPR GR atau Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong.

Posisi Perdana Menteri pun juga ikut dihapuskan, serta UUDS 1950 diganti
dengan UUD 1945.

Ada juga dampak yang membuat ABRI masuk dalam pemerintahan melalui
dwifungsi.

Isi Dekrit Presiden


Setelah mengetahui penjelasan dari Dekrit Presiden, teman-teman perlu tahu
isi dari keputusan presiden tersebut.

Berikut beberapa poin isi dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang sangat terkenal
itu.

Konstituante dibubarkan

Pemerintah memberlakukan kembali UUD 1945

UUDS 1950 tidak diberlakukan

Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan


Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) yang diberlakukan dalam waktu
singkat

Itulah penjelasan tentang alasan terbentuknya Dekrit Presiden hingga berbagai


dampak yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai