Anda di halaman 1dari 12

BAB II

ALAT BOR DAN KOMPRESOR

2.1. Latar Belakang


Salah satu peralatan penting dalam proses peledakan batuan adalah rig
pengeboran dan kompresor. Oleh karena itu, pada praktikum acara II praktikan
akan mengenal bor dan kompresor. Praktikum acara II merupakan penjelasan
praktis tentang bagian-bagian alat pengeboran dan komponen kompresor.
Dengan diperkenalkannya kompresor dapat dipahami prinsip kerja,
mekanisme, fungsi kompresor, bagian-bagian mesin bor dan sistem peralatan
terkait. Dengan magang ini diharapkan para peserta pelatihan dapat memahami
dan memahami alat-alat yang digunakan dalam proses pengeboran serta proses
pemilihan alat pengeboran dan kompresor untuk keperluan pembuatan lubang
ledak pada proses peledakan tambang. Hasilnya, para praktisi dapat menerapkan
prinsip pemilihan alat masa depan serta mekanisme kerja bor dan kompresor
yang akan berguna dalam dunia pertambangan.

2.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum Kriteria Kemampuberaian ini
adalah:
1. Praktikan dapat memahami prinsip kerja kompresor
2. Praktikan dapat memahami prinsip pengeboran, mekanisme kerja alat
bor, dan macam alat bor
3. Praktikan dapat memahami faktor-faktor yang menentukan kinerja alat
bor

Abdul Mubin / 112210145 / BAB II


2.3. Landasan Teori
2.3.1. Dasar Teori
Pemboran adalah kegiatan pertama yang dilakukan dalam proses peledakan
dengan tujuan untuk membuat lubang ledak dengan geometri dan pola tertentu
pada massa batuan yang selanjutnya akan diisi oleh sejumlah bahan peledak yang
akan diledakkan. (Koesnaryo, 2011).
Udara bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh kompresor merupakan sumber
tenaga untuk alat-alat pengeboran, seperti Jack Hammer dan Crawl Rock Drill
(CRD) dll. Selain berfungsi sebagai sumber tenaga untuk mengoperasikan
berbagai alat pengeboran, udara bertekanan tinggi juga dapat dimanfaatkan:
1. Membersihkan lubang bor yang mengangkat cuttings.
2. Mendinginkan mata bor.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja alat bor yaitu
1. Waktu delay
2. Sifat batuan
3. Kondisi alat bor
4. Keterampilan operator mesin bor

2.3.1.1. Mekanisme Kerja Kompresor


Kapasitas kompresor dinyatakan dalam Cubic Feet per Minute (Cfm), yaitu
udara bebas yang dihisap dan ditekan oleh kompresor merupakan udara pada
kondisi tekanan udara bebas atau atmosfer (1 atm), yang berada pada batas
permukaan air laut. Proses penekanan udara tersebut ada 2 macam :
1. Kompresi Adiabatik : proses penekanan udara dimana tekanannya tetap.
2. Kompresi Isotermik : proses penekanan udara dimana suhunya tetap.
Adapun prinsip kerja kompresor yaitu
1. Pulley bergerak karena energi dari motor yang dihubungkan dengan belt.
2. Piston turun dan katup isap terbuka kemudian menghisap udara.
3. Piston naik, udara masuk ke lubang menuju tabung.
4. Piston turun dan katub isap terbuka kemudian menghisap udara.

Abdul Mubin / 112210145 / BAB II


Dalam pemilihan kompresor harus mempertimbangkan tekanan udara
yang dibutuhkan alat bor, jika aliran udara bertekanan tidak mencukupi dapat
berakibat:
1. Kecepatan pemboran akan berkurang.
2. Biaya pemakaian mata bor dan batang bor meningkat.
3. Konsumsi bahan bakar bertambah.
Jadi untuk menentukan kapasitas dan jumlah kompresor yang diperlukan
dalam suatu operasi pemboran harus mempertimbangkan hal-hal seperti berikut:
1. Jumlah dan ukuran mesin bor yang harus dilayani
2. Ketinggian tempat kerja (berpengaruh pada tekanan udara bebas)
3. Luas tempat kerja (berpengaruh pada panjang jaringan dan kehilangan
tekanan)

2.3.1.2. Jenis Kompresor


Tipe kompresor berdasarkan tekanan yang dihasilkan yaitu
1. Perpindahan Dinamik (Dynamic Displacement)
Peningkatan tekanan dicapai dengan cara akselerasi udara dengan suatu
elemen rotasi dan aksi posterior dari sebuah diffuser. Kompresor sentifugal dan
aksial masuk dalam kelompok ini.
2. Perpindahan Positif (Positive Displacement)
Jenis ini yang dipakai untuk mesin bor, dimana tekanan tinggi diperoleh
dengan cara menekan gas dalam ruang tertutup, mengurangi volume dengan
gerakan satu atau beberapa elemen. Kompresor rotari atau bolak-balik termasuk
dalam kelompok ini. Jenis yang paling banyak dipakai untuk pemboran adalah
kompresor piston (resiprokating)

2.3.1.3. Jenis Metode Pemboran


Jenis pemboran dalam peledakan dibagi menjadi dua yaitu
A. Pemboran Manual (Hand Drill)
Pemboran manual biasa digunakan dalam eksplorasi dangkal seperti
placer deposit dan residu deposit. Contoh dari alat pemboran manual yaitu
auger drill dan bangka bor

Abdul Mubin / 112210145 / BAB II


B. Pemboran Mekanis (Mechanical Drill)
Pemboran mekanis merupakan kegiatan pemboran yang mampu dilakukan
hingga kedalaman sangat dalam dengan keadaan bawah permukaan sangat
kelas sekalinya. Contoh dari metode pemboran secara mekanis sebagai
berikut
1. Metode Pemboran Perkusif (Percussive Drill)
Mata bor dalam suatu bor perkusi adalah suatu Chisel-Shaped atau Button-
studed yang menumbuk batuan dengan suatu mirip dengan palu. Pada pemboran
ini energi dari mesin bor (rock drill) diteruskan oleh batang bor dan mata bor
untuk meremukan batuan. Komponen utama dari mesin bor ini ialah piston yang
mendorong dan menarik tangkai (shank) batang bor. Rotasi memungkinkan mata
bor untuk menabrak/menumbuk batuan pada titik-titik yang berbeda. Tahapan
pembentukan lubang dapat terlihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1.
Tahapan Pemotongan dari Mata Bor Perkusi (After Hartman, 1959)

2. Metode Rotari (Rotary Drill)


Berdasarkan sistem penetrasinya, metode rotary terbagi menjadi 2 sistem
yaitu tricone dan drag bit. Disebut tricone jika penetrasinya berupa gerusan
(crushing) dan drag bit jika hasil penetrasinya berupa potongan. Sistem tricone
digunakan untuk batuan sedang hingga lunak, systemdrag bit digunakan untuk
batuan lunak. Contoh alat bor dengan system ini adalah hydroulic rotary drill.

Abdul Mubin / 112210145 / BAB II


Gambar 2.2
Tahapan Cutting dari Mata Bor Drag Bit

3. Metode Rotari-Perkusif (Rotary-percussive Drill)


Pada pemboran rotari-perkusif, aksi penumbukan oleh mata bor
dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga terjadi proses peremukan dan
penggerusan permukaan batuan. Metode ini dapat digunakan pada bermacam-
macam jenis batuan. Metode putar-tumbuk terbagi menjadi dua, yaitu Top
Hammer dan Down the hall yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Top Hammer
Metode pemboran Top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari
dua kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari
gerakan gigi dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank
adaptor dan batang bor menuju mata bor. Berdasarkan jenis penggerak
putaran dan tumbukannya, metode ini dibagi menjadi dua jenis yaitu
Hydrolic Top Hammer dan Pneumatic Top Hammer.
b. Down the Hole Hammer
Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber
dasarnya menggunakan udara bertekanan. DTH Hammer dipasang dibelakang
mata bor, di dalam lubang sehingga hanya sedikit energi tumbukan yang
hilang akibat melewati batang bor dan sambungan-sambungannya. Contoh
dari alat bor dengan menggunakan sistem tumbuk putar adalah jack hammer.
Suatu alat bor yang biasa digunakan untuk dipasangkan dengan kompresor
terdiri dari beberapa bagian penting antara lain
a. Mesin Bor
Mesin bor adalah alat pengubah energi potensial berupa udara
bertekanan dari kompresor menjadi energi mekanik penggerak
piston dan drill rod.
b. Shank Adaptors
Shank adaptors adalah bagian tangkai yang digunakan untuk
mentransmisikan energi tumbukan dari piston ke batang bor,
kemudian dilanjutkan ke mata bor.
c. Coupling

Abdul Mubin / 112210145 / BAB II


Coupling digunakan untuk menghubungkan batang bor yang satu
dengan yang lainnya sampai kedalaman lubang bor yang
diinginkan.
d. Drill Rod
Drill rod merupakan bagian yang menggerakkan bit (mata bor)
atau sebagai tempat mata bor.
e. Bit (Mata bor)
Bit (mata bor) merupakan mata bor yang jenisnya tergantung dari
tujuan pemboran. Mata bor (bit ) ada beberapa macam yaitu
1. Detachable bit
Apabila bitnya bisa diganti-ganti tidak menyatu dengan drill
rod. Pada jack hammer deteacable bit ini dikenal juga dengan
soket.
2. Forget Bit
Apabila menyatu dengan drill rod dan bitnya tidak bias lepas.
Pada jack hammer,forget bit ini dikenal juga dengan nama
chiel. Untuk jenis-jenis bit tergantung dari pemanfaatan dan
media yang akan di bor, misalnya untuk coring menggunakan
bit khusus yang memiliki ruang di dalamnya.

2.3.1.4. Cycle Time dan Estimasi Pemboran


Cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan lubang bor
pada kedalaman tertentu termasuk hambatan yang timbul pada saat pengeboran.
Tujuan dari perhitungan cycle time untuk waktu yang diperlukan untuk membuat
lubang ledakan. Mulai dari pengambilan posisi, pengoperasian pengeboran,
pemasangan, penggantian mata bor, pembersihan potongan hingga mengatasi
hambatan dan kendala.
Pada praktikum acara II ini juga dikenalkan rumus antara lain

Cycle Time=¿ Pt + Bt + St + Dt
Keterangan
Pt = Waktu pengambilan posisi
Bt = Waktu melakukan pemboran

Abdul Mubin / 112210145 / BAB II


St = Waktu persiapan pemboran
Dt = Waktu mengatasi hambatan

Abdul Mubin / 112210145 / BAB II


V total=∑ B x ∑ S x ∑ L
Keterangan
∑B = Jumlah burden

∑S = Jumlah spasi
L = Tinggi jenjang

m3 V
Vequivalen ( ) = Total
m nxH
Keterangan
N = Jumlah lubang ledak
H = Kedalaman lubang ledak

m H
Kecepatan Pemboran (Vpemboran) ( )=
menit Ct

Keterangan
H = Kedalaman pemboran
Ct = Cycle time

3
m
Produksi Mesin Bor ( ) = Kec.Pemboran x V.setara x ή x 60 menit
jam
Keterangan
ή = Efisiensi mesin bor
Tonase = Produksi mesin bor x Densitas

2.4. Pelaksanaan Praktikum


2.4.1. Pelaksanaan
Hari, tanggal : Senin, 4 September 2023
Sesi / jam : I / (07.00 – 09.00) WIB
Acara : II (Alat Bor dan Kompresor)

Abdul Mubin / 112210145 / BAB II


2.4.2. Peralatan dan Perlengkapan
Berikut peralatan dan perlengkapan yang digunakan

Gambar 2.3. Gambar 2.4.


Diamond Bit Drag Bit

Gambar 2.5. Gambar 2.6.


X-Bit Button Bit

Gambar 2.7. Gambar 2.8.


Chisel Bit Jangka Sorong

Gambar 2.9.

Abdul Mubin / 112210145 / BAB II


Tricone Bit

2.4.3. Prosedur Praktikum


Prosedur praktikum pada acara ini yaitu
1. Siapkan kompresor yang ada
2. Ukur diameter pulley besar dan pulley kecil pada kompresor
3. Untuk mengetahui kapasitas kompresor, ukur diameter lubang piston
4. Ukur kedalaman piston
5. Catat hasil pengukuran dan lakukan pengolahan data

2.5. Pembahasan
Pada praktikum acara 2 alat bor dan kompresor ini praktikan diperkenalkan
tentang prinsip kerja kompresor. Dalam praktikum ini kompresor yang dipakai
ialah kompresor skala kecil. Prinsip kerja kompresor adalah sebagai berikut :
1. Pulley bergerak karena energi dari motor yang dihubungkan dengan
belt
2. Piston turun dan katup isap terbuka kemudian menghisap udara
3. Piston naik, udara masuk ke lubang menuju tabung
4. Piston turun dan katup isap terbuka kemudian menghisap udara
Dalam melakukan pemboran untuk peledakan, perhitungan kapasitas
kompresor, produksi pemboran, dan loading density merupakan faktor yang
penting untuk mengelola operasi secara efisien. Kapasitas kompresor menjadi
tolak ukur dalam menjaga aliran gas yang stabil dan sesuai dengan kebutuhan
produksi. Kemudian perhitungan produksi pemboran merupakan informasi
menilai sejauh mana operasi pemboran telah mencapai target produksi dan juga
mencerminkan berapa banyak komoditas tambang yang berhasil didapatkan dalam
satu jam. Selanjutnya loading density merupakan berat dari produk yang
dihasilkan dalam satu unit volume.
Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan data sebagai berikut :
1. Kapasitas kompresor : 1394,8488 CFM
2. Produksi pemboran : 1.272,5 ton/jam
3. Loading density : 0,02569 kg/meter

Abdul Mubin / 112210145 / BAB II


2.6. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum acara 2 alat bor dan
kompresor yaitu :
a. Pemboran adalah kegiatan pertama yang dilakukan dalam proses
peledakan dengan tujuan untuk membuat lubang ledak dengan geometri
dan pola tertentu pada massa batuan yang selanjutnya akan diisi oleh
sejumlah bahan peledak yang akan diledakkan.
b. Prinsip kerja kompresor
1) Pulley bergerak karena energi dari motor yang dihubungkan dengan
belt.
2) Piston turun dan katup isap terbuka kemudian menghisap udara.
3) Piston naik, udara masuk ke lubang menuju tabung.
4) Piston turun dan katub isap terbuka kemudian menghisap udara.
c. Jenis pemboran untuk peledakan yaitu
1) Pemboran manual (hand drill) seperti auger drill, dan bangka bor
2) Pemboran mekanis (mechanical drill)
d. Faktor yang mempengaruhi kinerja alat bor yaitu
1) Waktu delay
2) Sifat batuan
3) Kondisi alat bor
4) Keterampilan operator mesin bor
e. Parameter yang didapat
1) Kapasitas kompresor = 1394,8488 CFM
2) Produksi pemboran = 1.272,5 ton/jam.
3) Loading density = 0,02569 kg/meter

Abdul Mubin / 112210145 / BAB II


DAFTAR PUSTAKA

[1] Dwinagara, Barlian. 2017. Buku Panduan Praktikum Teknik Peledakan.


Yogyakarta : Laboratorium Teknik Peledakan, Jurusan Teknik
Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta.
[2] Hariyanto, R. 2021. Buku Panduan Praktikum Teknik Peledakan. Yogyakarta
: Laboratorium Teknik Peledakan, Program Studi Sarjana Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta.

Abdul Mubin / 112210145 / BAB II

Anda mungkin juga menyukai