Anda di halaman 1dari 27

BAB I

UMUM

KRITERIA DAN TATA CARA EVALUASI


PEKERJAAN PENINGKATAN/REVITALISASI TERMINAL
PADA DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

1. Kriteria dan tata cara evaluasi dimaksud untuk dilaksanakan pada Paket
Pekerjaan sebagai berikut:
a. Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe A Amplas, Sumut;
b. Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe A Tj. Pinggir, Sumut;
c. Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe A Bobotsari, Jateng;
d. Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe A Induk Pemalang, Jateng;
e. Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe A Cepu, Jateng;
f. Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe A Samarinda Seberang, Kaltim;
g. Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe A Tingkir;
h. Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe A Kebumen;
i. Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe A Banjar;
j. Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe A Patria, Blitar;
k. Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe A Puuwatu, Kendari;
l. Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe A Bimoku Kota Kupang;
m. Pembangunan Terminal Barang Internasional Motaain;
n. Pembangunan Terminal Barang Internasional Skouw.
2. Metode evaluasi penawaran dalam pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi ini
dilakukan dengan menggunakan Metode Tender, Pascakualifikasi, Dua File,
Sistem Nilai, Kontrak Gabungan Lumsum Dan Harga Satuan.
3. Metode evaluasi sistem nilai digunakan untuk pekerjaan konstruksi, harga
penawawannya dipengaruhi oleh kualitas teknis, sehingga penetapan pemenang
berdasarkan kombinasi perhitunbgan penilaian teknis dan harga.
4. Evaluasi kualifikasi dan administrasi menggunakan sistem gugur (pass and
fail).
Evaluasi penawaran dilakukan dengna memberikan bobot penilaian terhadap
teknis dan harga.
a. Bobot penawaran teknis sebesar 70% (tujuh puluh perseratus);
b. Bobot penawaran harga sebesar 30% (tiga puluh perseratus).
5. Penilaian penawaran harga dengan cara memberikan nilai tertinggi kepada
penawar terendah. Nilai penawaran Peserta yang lain dihitung dengan
menggunakan perbandingan harga penawarannya dengan harga penawaran
rendah.
6. Pemenang tender adalah peserta yang mendpatkan nilai kombinasi tertinggi
(perhitungan kombinsi teknis dan harga) yang memenuhi persyaratan
kualifikasi, administrasi dan ambang batas nilai teknis.
7. Pelaksanaan Evaluasi pekerjaan terdiri dari beberapa tahapan, sebagai berikut:
a. Evaluasi administrasi menggunakan sistem gugur (pass and fail);
b. Evaluasi kualifikasi menggunakan sistem gugur (pass and fail);
c. Evaluasi Teknis menggunakan sistem nilai dengan bobot 70% (tujuh puluh
perseratus);
d. Evaluasi Harga menggunakan sistem nilai dengan bobot 30% (tiga puluh
perseratus).
Dengan rincian sebagaimana berikut:
a. Aspek Kualifikasi Memenuhi/tidak memenuhi
b. Aspek Administrasi Memenuhi/tidak memenuhi
c. Aspek Teknis (bobot teknis 70%) Nilai Maksimum Total 100
1) Penilaian Metode Pelaksanaan Pekerjaan Nilai Maksimum 35
2) Penilaian Peralatan Utama Minimal Nilai Maksimum 20
3) Penilaian Personil Manajerial Nilai Maksimum 20
4) Penilaian Bagian Pekerjaan Nilai Maksimum 15
yang disubkontrakkan
5) Penilaian Dokumen Rencana Nilai Maksimum 10
Keselamatan Konstruksi
d. Aspek Evaluasi Harga (bobot harga 30%)
8. Pemaketan Pekerjaan Konstruksi untuk :
a. Nilai HPS sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah) disyaratkan hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan
kualifikasi usaha kecil;
b. Nilai HPS di atas Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) disyaratkan
hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha
menengah;
c. Nilai HPS di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) sampai
dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) disyaratkan hanya
untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha besar non
badan usaha milik negara; atau
d. Nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) disyaratkan
hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha besar.
e. Pemaketan pada huruf a dapat disyaratkan untuk Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dengan kualifikasi usaha menengah dalam hal pekerjaan yang
akan ditenderkan memiliki tingkat risiko sedang dan/atau teknologi madya
atau Tender gagal karena tidak ada penyedia jasa dengan kualifikasi Usaha
Kecil yang memasukkan dokumen kualifikasi dan/atau dokumen
penawaran.
f. Pemaketan pada huruf b dapat disyaratkan untuk Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dengan kualifikasi usaha besar non badan usaha milik negara
dalam hal pekerjaan yang akan ditenderkan memiliki tingkat risiko besar
dan/atau teknologi tinggi atau Tender gagal karena tidak ada penyedia jasa
dengan kualifikasi Usaha Menengah yang memasukkan dokumen kualifikasi
dan/atau dokumen penawaran
g. Kriteria tingkat risiko dan teknologi, harus dicantumkan dalam spesifikasi
teknis yang disetujui KPA dan ditetapkan oleh PPK.
BAB II
EVALUASI KUALIFIKASI

1. Proses evaluasi kualifkasi bersifat rahasia dan dilaksanakan oleh Pokja


Pemilihan secara independen;
2. Evaluasi kualifikasi terhadap dokumen kualifikasi yang disampaikan
(diunggah) oleh peserta melalui form elektronik isian kualifikasi dalam aplikasi
SPSE atau pada fasilitas upload data kualifikasi lainnya, yang dilakukan
dengan ketentuan Evaluasi Kualifikasi dilakukan dengan Sistem gugur;
3. Data kualifikasi pada form elektronik isian kualifikasi dalam aplikasi SPSE
atau pada fasilitas upload data kualifikasi lainnya merupakan bagian yang
saling melengkapi;
4. Dalam hal dijumpai perbedaan mengenai isian data kualifikasi dengan data
yang diunggah (upload), maka data yang digunakan adalah data yang sesuai
persyaratan kualifikasi;
5. Persyaratan kualifikasi sebagai berikut:
a. Peserta yang melakukan Kerjasama Operasi (KSO)
1) Formulir kualifikasi dan Pakta integritas ditandatangani oleh seluruh
anggota KSO, kecuali leadfirm KSO mengisi data kualifikasi melalui
SPSE;
2) Jumlah anggota KSO dapat dilakukan dengan batasan paling banyak 3
(tiga) perusahaan dalam 1 (satu) kerjasama operasi;
3) Leadfirm KSO harus memiliki kualifikasi setingkat atau lebih tinggi dari
badan usaha anggota KSO dengan porsi modal paling banyak 70%
(tujuh puluh persen)
b. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Izin Usaha Konstruksi (IUJK)
yang masih berlaku;
c. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan kualifikasi usaha besar
serta disyaratkan
Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Komersial (BG 004)
Dalam hal ber-KSO, persyaratan kualifikasi usaha harus dipenuhi oleh
leadfirm KSO.
d. Untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha Menengah
dan Besar, memiliki Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama dengan
3 x NPt (Nilai pengalaman tertinggi dalam15 tahun terakhir):
1) untuk kualifikasi Usaha Menengah, pengalaman pekerjaan sesuai sub
bidangklasifikasi/layanan SBU yang disyaratkan, atau
2) untuk kualifikasi Usaha Besar, pengalaman pekerjaan pada sub bidang
klasifikasi/layanan SBU yang disyaratkan dan atau lingkup pekerjaan
Terminal
Nilai KD paling kurang sama dengan HPS
e. Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu, Sertifikat Manajemen Lingkungan,
serta Sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
[hanya disyaratkan untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat
Kompleks/Berisiko Tinggi dan/atau diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha
Besar]
f. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan (SPT Tahunan)
tahun pajak 2019;
g. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akte perubahan perusahaan
(apabila ada perubahan);
h. Surat Pernyataan:
1) Tidak masuk dalam Daftar Hitam;
2) keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan kepentingan pihak
yang terkait;
3) tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan;
4) yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana;
5) pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali
yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara; dan
i. Pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang
baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
j. Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP) denga perhitungan:
SKP = 5 – P, dimana P adalah Paket pekerjaan konstruksi yang sedang
dikerjakan.
[untuk pekerjaan Kualifikasi Usaha Kecil]
k. Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dengan nilai paling kurang sama
dengan 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.
Peserta menyampaikan laporan keuangan tahun 2019 melalui fasilitas
pengunggahan kualifikasi lain pada SPSE dengan ketentuan:
1) untuk Usaha Menengah, laporan keuangan yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik; atau
2) untuk Usaha Besar, laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik yang di registrasi sesuai ketentuan peraturan
perundangan;
l. dalam hal peserta akan melakukan KSO:
1) wajib mempunyai perjanjian KSO yang memuat persentase KSO
dan perusahaan yang mewakili/leadfirm KSO tersebut;
2) evaluasi persyaratan pada huruf b, f, g, h, dan i dilakukan untuk
setiap perusahaan yang tergabung dalam KSO;
3) evaluasi pada huruf c, dilakukan secara saling melengkapi oleh
anggota KSO dan setiap anggota KSO harus memiliki salah satu SBU
yang disyaratkan;
4) evaluasi pada huruf e dilakukan secara saling melengkapi oleh anggota
KSO
5) evaluasi pada huruf k, dilakukan dengan menjumlahkan SKN seluruh
anggota KSO dan setiap anggota KSO harus menyampaikan laporan
keuangan dan daftar pekerjaan yang sedang dilaksanakan;
6) evaluasi pada huruf d hanya dilakukan kepada leadfirm KSO; dan
7) dalam hal KSO dilakukan antara usaha kualifikasi menengah dengan
usaha kualifikasi kecil, maka evaluasi pada angka 10 tetap dilakukan
terhadap usaha kecil tersebut.
BAB III
EVALUASI ADMINISTRASI

1. evaluasi administrasi meliputi pemeriksaan kelengkapan dokumen


penawaran.
2. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila:
a. syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen Pemilihan
terpenuhi, yaitu dengan dilampirkan
1) Surat Penawaran (sebagaimana tercantum dalam SPSE);
2) Jaminan Penawaran Asli;
3) Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi (apabila ber-KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis;
5) Dokumen Penawaran Harga.
b. Surat Penawaran memenuhi ketentuan yaitu jangka waktu berlakunya
Penawaran tidak kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP.
c. Jaminan Penawaran Asli memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam hal pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di
atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sampai dengan
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), diterbitkan oleh:
a) Bank Umum;
b) Perusahaan Penjaminan;
c) Perusahaan Asuransi;
d) Lembaga khusus yang menjalankan usaha di bidang
pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk mendorong ekspor
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang Lembaga pembiayaan ekspor Indonesia; atau
e) konsorsium perusahaan asuransi umum/ konsorsium Lembaga
penjaminan/ konsorsium perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship).
huruf 1)b sampai dengan 1.e telah ditetapkan/ mendapatkan
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2) Dalam hal pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) diterbitkan oleh:
a) Bank Umum; atau
b) konsorsium perusahaan asuransi umum/ konsorsium Lembaga
penjaminan/ konsorsium perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship);
huruf 2)b telah ditetapkan/ mendapatkan rekomendasi dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).
3) Peserta harus menyampaikan Jaminan penawaran asli secara
langsung atau melalui pos/jasa pengiriman diterima Pokja Pemilihan
paling lambat sebelum batas akhir pemasukan penawaran
4) Dalam hal Jaminan Penawaran asli tidak diterima Pokja Pemilihan
sampai dengan batas waktu yang ditentukan, maka penawaran
dinyatakan gugur.
5) Masa berlaku tidak kurang dari waktu sebagimana tercantum
dalam LDP;
6) Segala risiko keterlambatan dan kerusakan pengiriman Jaminan
Penawaran asli menjadi risiko peserta.
7) Masa berlaku dicantumkan dalam angka dan huruf, dengan
ketentuan:
a) apabila ada perbedaan penulisan antara angka dan huruf maka
masa berlaku yang diakui adalah tulisan huruf;
b) apabila yang tertulis dalam angka jelas sedangkan dalam huruf
tidak jelas/tidak bermakna/salah, maka yang diakui adalah
masa berlaku yang tertulis dalam angka; atau
c) apabila yang tertulis dalam angka dan dalam huruf tidak
jelas/tidak bermakna/salah, maka dinyatakan gugur.
8) Nama yang tercantum dalam surat Jaminan Penawaran sama dengan
nama peserta;
9) Besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai jaminan
yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;
10) Besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan
huruf, dengan ketentuan:
a) apabila ada perbedaan penulisan antara angka dan huruf maka
nilai yang diakui adalah tulisan huruf;
b) apabila yang tertulis dalam angka jelas sedangkan dalam huruf
tidak jelas/tidak bermakna/salah, maka yang diakui adalah nilai
yang tertulis dalam angka; atau
c) apabila yang tertulis dalam angka dan dalam huruf tidak
jelas/tidak bermakna/salah, maka penawaran dinyatakan gugur.
11) Nama Pokja Pemilihan yang menerima Jaminan Penawaran
sama dengan nama Pokja Pemilihan yang mengadakan Tender;
12) Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang
ditenderkan;
13) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari
Pokja Pemilihan diterima oleh Penerbit Jaminan;
14) Jaminan Penawaran atas nama KSO harus ditulis atas nama KSO;
dan
15) Substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan Penawaran telah
dikonfirmasi dan diklarifikasi secara tertulis oleh Pokja Pemilihan
kepada penerbit jaminan apabila kurang jelas dan meragukan.
d. Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1) mencantumkan nama KSO sesuai dengan dokumen isian
kualifikasi;
2) mencantumkan nama perusahaan leadfirm dan anggota KSO;
3) mencantumkan pembagian modal (sharing) dari setiap perusahaan;
4) mencantumkan nama individu pihak yang mewakili KSO; dan
5) ditandatangani para calon peserta KSO.
3. Pokja Pemilihan dapat melakukan klarifikasi/ konfirmasi secara tertulis
terhadap hal-hal yang kurang jelas dan meragukan namun tidak boleh
mengubah substansi;
4. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu
memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat
administrasi;
5. Peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan
evaluasi teknis;
6. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis; dan
7. Apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
tender dinyatakan gagal.
BAB IV
EVALUASI TEKNIS

Evaluasi teknis menggunakan evaluasi sistem ambang batas dengan ketentuan.


1. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi;
2. Unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam LDP;
3. Evaluasi teknis dilakukan dengan ketentuan:
a. Evaluasi teknis dilakukan dengan cara memberikan nilai angka tertentu
pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan bobot
sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. Penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur
maupun nilai total keseluruhan unsur memenuhi ambang batas minimal
yang ditetapkan dalam LDP:
4. Pokja Pemilihan menilai persyaratan teknis minimal yang harus dipenuhi
sebagaimana tercantum dalam LDP;
5. Evaluasi teknis yang dilakukan oleh Pokja Pemilihan meliputi unsur-unsur
sebagai berikut:
a. Metode Pelaksanaan Pekerjaan; bobot maks = 35
b. Peralatan Utama Minimal; bobot maks = 20
c. Personil Manajerial; bobot maks = 20
d. Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan; bobot maks = 15
e. Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi; bobot maks = 10
6. Ambang Batas masing-masing unsur:
a. Metode Pelaksanaan Pekerjaan; bobot min= 24,5
b. Peralatan Utama Minimal; bobot min = 14
c. Personil Manajerial; bobot min = 14
d. Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan; bobot min = 10,5
e. Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi; bobot min = 7
7. Bobot penilaian:
a. Bobot penawaran teknis : 70%
b. Bobot penawaran biaya : 30%
8. Ambang batas total keseluruhan unsur : 70
9. Adapun kriteria dan tata cara evaluasi, sebagai berikut:

Bobot Ambang
No. Unsur, Sub Unsur, dan Kriteria Bobot Unsur Sub Batas
Unsur Unsur
1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan 35 24,5
a) Tahapan/urutan pekerjaan dari awal 19
sampai akhir secara garis besar dan
uraian/cara kerja dari masing-masing
jenis pekerjaan utama yang meliputi:
1) Prediksi dan Penjelasan titik-titik 4
kritis dalam urutan pekerjaan
beserta tata cara penanganannya
2) Jelaskan pengaruh kondisi cuaca 2
lokasi kerja (hujan dan panas)
terhadap metode pekerjaan apabila
dilapangan terjadi hujan/genangan
air/banjir
3) Jelaskan pengaruh dan 2
penanganan dampak lingkungan
terhadap pekerjaan
4) Jelaskan bagaimana menghadapi 2
pengujian hasil pekerjaan, proses
serah terima akhir pekerjaan dan
masa pemeliharaan
5) Penjelasan mengenai urutan dan 2
mekanisme pembongkaran yang
tidak mengganggu operasional
terminal
6) Penjelasan mekanisme / metode 2
pengeboran sumur air tanah
7) Penjelasan bagaimana metode 3
penanganan bangunan kios
terminal selama proses
pembangunan
8) Jelaskan bagaimana membuat 2
administrasi pelaporan pekerjaan
(laporan kemajuan pekerjaan,
dokumentasi, MSS, RFI dan RFM)
b) Kesesuaian antara metode kerja dengan
peralatan utama yang ditawarkan 4
/diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan, meliputi:
1) Jelaskan dan ilustrasikan 2
mengenai mobilisasi peralatan dan
penempatannya selama masa
konstruksi
2) Jelaskan dan ilustrasikan 2
mengenai metode penggunaan
peralatan utama yang diperlukan
c) Kesesuaian antara metode kerja dengan 12
spesifikasi/volume pekerjaan yang
disyaratkan meliputi:
1) Penjelasan metode penyedia jasa 2
mengontrol dan meyakinkan
kualitas material dan hasil
pekerjaan serta waktu pengiriman
ke lokasi kerja
- Penjelasan dan ilustrasi 10
mengenai rencana sumber
material yang didukung
dengan surat dukungan
dilengkapi surat perijinan,
dokumentasi dan hasil uji
material yang pernah
dilakukan.

- Memiliki Surat Pernyataan


Kerjasama Pengadaan
Material dan Bahan dengan
Distributor / Pabrikan yang
memiliki NPWP dan ISO
45001:2018, 9001:2015,
14001:2015 untuk
pengadaan material besi
beton, disertai spesifikasi
mutu SNI, uji tensile;
- Memiliki Surat Pernyataan
Kerjasama Pengadaan
Material dan Bahan dengan
Distributor / Pabrikan yang
memiliki NPWP dan ISO
9001:2015, 14001:2015, dan
18001:2007 untuk
pengadaan material baja
profil, disertai spesifikasi
mutu;
- Memiliki Surat Pernyataan
Kerjasama Pengadaan
Material dan Bahan dengan
Distributor / Pabrikan
Escalator yang memiliki
Surat Keagenan dari
Kementerian Perdagangan,
ISO 14001-2015, 9001-2015,
18001-2001, Certificate
Energy Efficiency, Lisensi K3,
Teknisi K3 Elevator dan
Escalator, Certificate of
Trainning, Letter of
Authorization, NIB, SIUP,
Surat Ijin Importir, TDP;
- Memiliki Surat Pernyataan
Kerjasama Pengadaan
Material dan Bahan dengan
Distributor / Pabrikan AC
type VRF/VRV, yang
memiliki ISO 14001-2015,
9001-2015;
- Memiliki Surat Pernyataan
Kerjasama Pengadaan
Material dan Bahan dengan
Distributor / Pabrikan
GENSET, dengan
persyaratan :
- Produk Diesel generator set
harus 100% baru/asli
(Genuine) dari pabrik
perakitan diesel genset dan
bebas dari cacat / kerusakan
yang terlihat maupun yang
tersembunyi
- Diesel engine dilengkapi
dengan Certificate Of Origin
(COO) yang menyatakan asal
usul barang dan tahun
pembuatan dari pabrikan
mesin diesel engine dan
alternator serta dilengkapi
dengan manufacturer Load
Test Certificate (LTC) dari
perakit diesel generating set,
dan Certificate Of Quality
(COQ) dari pabrikan perakit
diesel generator set
- Pabrikan perakit diesel
generating set harus
mempunyai sertifikat BV ISO
9001:2015 untuk lingkup
pekerjaan design,
manufacture & sale of diesel
generator set, ISO
14001:2004, Sertifikat EC
Examination Safenet Limited
- Melampirkan sertifikat ISO
9001: 2015 untuk
Engine(Mesin), Alternator
dan Control Modul Genset
- Pabrikan perakit diesel
genset juga harus
mempunyai certificate OEM
partner dari pabrikan
pembuat diesel engine ,
pabrikan pembuat alternator
dan pabrikan control modul
genset
- Produk diesel generator set
juga harus mempunyai agen
tunggal di Indonesia yang
mempunyai Surat Tanda
Pendaftaran Sebagai Agen
Tunggal Barang Produksi
Luar Negeri (ATPM) dengan
produsen barang dari negara
Eropa, Amerika, Jepang yang
dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian
dan Perdagangan Pusat,
Jakarta
- Agen Tunggal memiliki
Tenaga Ahli yang
mempunyai Sertifikat
Kompentensi dengan jabatan
Operator Senior Lokal
Peralatan Mesin Diesel –
Generator PLTD Besar , Kode
jenjang kualifikasi :
D.35.114.01.
KUALIFIKASI.3,KITLTD yang
dikeluarkan oleh Lembaga
Sertifikasi Kompentensi
Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan Indonesia
yang terdaftar di Menteri
Energi dan sumber Daya
Mineral Republik Indonesia
- Memiliki Surat Pernyataan
Kerjasama Pengadaan
Material dan Bahan dengan
Distributor / Pabrikan
LAMPU, yang memiliki IUI
(Ijin Usaha Industri),
Sertifikat SNI, ISO 14001-
2015, 9001-2015, 45001-
2018
- Memiliki Surat Pernyataan
Kerjasama Pengadaan
Material / dan Bahan
dengan Distributor /
Pabrikan Panel Surya sesuai
dengan RAB / Spesifikasi
teknik yang diminta, yang
memiliki ISO 9001:2015, ISO
14001:2015 dan dilengkapi
hasil pengujian produk
- Memiliki Surat Pernyataan
Kerjasama Pengadaan
Material dan Bahan dengan
Pabrikan BETON PRECAST,
dengan persyaratan:
Pabrikan harus mempunyai
manajemen mutu ISO 9001,
14001, dan 45001
Pabrikan harus memiliki IUI
(Ijin Usaha Industri) , NIB
(Nomor Induk Berusaha) ,
dan Ijin Lokasi
- Surat Pernyataan Kerjasama
dari Pabrikan / Distributor
harus menyebutkan nama
paket pekerjaan serta
perusahaan yang didukung
serta sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan

Ketentuan kriteria penilaian:


a. Sangat baik, penilaian 90% - 100%
dari point maksimal dengan kriteria
logis, layak, dapat diandalkan,
sangat efisien, sangat sesuai dengan
penerapan metode kerja dan sesuai
dengan kondisi lapangan
b. Baik, penilaian 70% - 89% dari point
maksimal dengan kriteria logis,
layak, dapat diandalkan, efisien,
metode kerja dapat diterapkan
dengan kondisi lapangan
c. Cukup, penilaian 50% - 69% dari
point maksimal dengan kriteria logis,
layak, masih dapat diandalkan,
kurang efisien, metode kerja masih
dapat diterapkan dengan kondisi
lapangan
d. Kurang, penilaian 30% - 49% dari
point maksimal dengan kriteria logis,
layak, kurang dapat diandalkan,
kurang efisien, metode kerja sulit
diterapkan dengan kondisi lapangan
e. Sangat Kurang, penilaian 0% - 29%
dari point maksimal dengan kriteria
tidak dapat diterapkan dalam
pekerjaan/tidak disampaikan.
Nilai Unsur Metode Pelaksanaan Pekerjaan
= jumlah nilai yang didapatkan masing-
masing sub unsur

2. Peralatan Utama Minimal 20 14


a. Excavator Kapasitas 0,8 m3 (2 Unit)
dilengkapi dengan Surat Izin Alat dan 6
Surat Izin Operasi
b. Car Mix/Ready Mix Kapasitas Minimal
4
3 m3 (2 Unit)
c. Dump Truck 4 m3 (3 Unit) dan
memiliki uji kelayakan (KIR) yang 3
masih berlaku
d. Bulldozer Kap.6 Ton /80 Hp (1 Unit) 3
e. Alat Bor Pondasi (Bored Pile) diameter 40
2
cm dan 25 cm (1 Unit)
f. Bar Cutter 42 mm (1 Unit) & Bar Bender
2
42 mm (1 Unit)
a) Dengan Ketentuan Sebagai berikut :
b) Untuk masing-masing unit peralatan
harus dilengkapi dengan hasil
pemindaian (scan) bukti
kepemilikan/sewa.
c) Milik sendiri, dilakukan terhadap bukti
kepemilikan peralatan (contoh STNK,
BPKB, invoice);
d) Untuk peralatan sewa, selain
menyampaikan surat perjanjian sewa
harus disertai dengan bukti
kepemilikan/penguasaan terhadap
peralatan dari pemberi sewa
e) Apabila salah satu peralatan yang
diusulkan jumlahnya kurang dari yang
dipersyaratkan atau tidak ada sama
sekali, maka nilai/bobotnya adalah
dengan membagi jumlah peralatan yang
ada dengan jumlah peralatan yang
disyaratkan dikalikan dengan bobot
peralatan yang bersangkutan.
Sedangkan apabila peralatan yang
diusulkan jumlahnya sama atau lebih
banyak dari jumlah yang disyaratkan,
maka diberi nilai/bobot sama dengan
nilai/bobot maksimum peralatan yang
disyaratkan. Apabila kapasitas peralatan
yang disampaikan kurang dari yang di
persyaratkan maka diberi nilai/bobot
nol.
Apabila peralatan yang mensyaratkan
Surat Izin Alat, Surat Izin Operasi, uji
kelayakan (KIR) yang masih berlaku
tidak dilengkapi sesuai dengan syarat
peralatan utama minimal di maksud,
maka tidak di nilai.
f) Dengan kriteria penilaian, sebagai
berikut:
1) Peralatan Milik sendiri dinilai 100% x
bobot
2) Peralatan Sewa Beli 85% x bobot
3) Peralatan Sewa dinilai 70% x bobot
4) Tidak menyampaikan diberi Nilai 0

3. Personel Manajerial 20 14
Pengalaman
minimal 5 Tahun
a. Project Manajer/Manager Pelaksana Proyek Bidang
5
(SKA Ahli Manajemen Proyek – Utama (602) Manajemen
Konstruksi

Pengalaman
b. Manager Teknik Sipil (SKA Ahli Manajemen minimal 5 Tahun
4
Konstruksi – Utama (601) Bidang Bangunan
Gedung
Pengalaman
c. Manager Teknik Struktur (SKA Ahli Teknik minimal 5 Tahun
4
Bangunan Gedung – Utama (201) Bidang Bangunan
Gedung
Pengalaman
minimal 5 Tahun
d. Manager Keuangan Pekerjaan
3
Konstruksi
Pengalaman
e. Ahli K3 Konstruksi (Sertifikat K3– Madya minimal 3 Tahun
4
(102) Pekerjaan
Konstruksi
Persyaratan Personil :
(1) Personil manajerial dilengkapi dengan
Surat pernyataan kepemilikan sertifikat
kompetensi kerja dilengkapi Sertifikat
Kompetensi Kerja, daftar riwayat
pengalaman kerja yang ditandatangani
oleh pimpinan perusahaan dan personil
yang bersangkutan/referensi kerja dari
pemberi tugas, KTP, NPWP, Surat
Penugasan masing-masing personil
yang ditandatangani oleh pimpinan
perusahaan, Surat Pernyataan
Kesediaan Untuk ditugaskan di lokasi
pekerjaan;
(2) Sertifikat Kompetensi Kerja dibuktikan
saat rapat persiapan penunjukan
penyedia, namun tetap harus
dilampirkan dalam dokumen
penawaran karena kelompok kerja
berhak melakukan
klarifikasi/pengecekan terhadap
dokumen yang dianggap kurang jelas
sehingga akan didapatkan kebenaran
dokumen;
(3) Kompetensi personel manajerial
meliputi lama pengalaman bekerja.
(4) Pengalaman kerja dihitung berdasarkan
daftar riwayat pengalaman kerja atau
referensi kerja dari pengguna jasa.
(5) Pengalaman yang disampaikan tanpa
melampirkan daftar riwayat
pengalaman kerja atau referensi maka
tidak dapat dihitung sebagai
pengalaman.
(6) Bidang pengalaman kerja yang dihitung
adalah pengalaman sesuai dengan
keterampilan/ keahlian yang
disyaratkan, bukan berdasarkan
jabatan yang disyaratkan;
(7) Pengalaman kerja dihitung per tahun
tanpa memperhatikan lamanya
pelaksanaan konstruksi (dihitung
berdasarkan Tahun Anggaran);
(8) Pengalaman kerja yang dinilai adalah
pengalaman kerja setelah personel lulus
pendidikan minimal sesuai persyaratan
untuk memperoleh SKA/SKTK sesuai
yang disyaratkan dalam LDP.
(1) Apabila personil tidak melampirkan
salah satu data sebagaimana dimaksud
butir (1) diatas, maka akan diberikan
nilai 0 (nol).
Dengan kriteria penilaian, sebagai berikut:
1) Pengalaman Pekerjaan
a) Memiliki ≥ dari yang dipersyaratkan
dinilai 100% x Bobot Personel
b) Memiliki < dari yang dipersyaratkan
dinilai 50% x Bobot Personel
c) Tidak Menyampaikan dinilai 0% x
Bobot Personel

Bagian Pekerjaan yang akan


15 10,5
disubkontrakkan
a. Uraian Pekerjaan yang disubkontrakkan 3
merupakan pekerjaan utama maka
dinilai : 3
Kriteria Penilaian:
1) Memenuhi persyaratan diberi Nilai 100
2) Kurang Memenuhi persyaratan diberi
Nilai 70
3) Tidak Menyampaikan diberi Nilai 0
b. Uraian Pekerjaan yang disubkontrakkan 2
bukan pekerjaan utama maka dinilai : 2
Kriteria Penilaian :
1) Memenuhi persyaratan diberi Nilai 100
2) Kurang Memenuhi persyaratan diberi
Nilai 70
3)Tidak Menyampaikan diberi Nilai 0
c. Surat dukungan subkontraktor dan 5
Penawaran Biaya pekerjaan yang
disubkontrakkan dinilai : 5
1) Pekerjaan Utama
2) Pekerjaan Bukan Utama
Kriteria Penilaian:
1) Menyampaikan secara lengkap
persyaratan diberi Nilai 100
2) Menyampaikan sebagian persyaratan
diberi Nilai 70
3) Tidak menyampaikan diberi Nilai 0
d. Kelengkapan administrasi 5
(SIUJK, SBU Kode SP006) dinilai : 5
1) Pekerjaan Utama
2) Pekerjaan Bukan Utama
Kriteria Penilaian :
4. 1) Menyampaikan secara lengkap
persyaratan diberi Nilai 100
2) Menyampaikan sebagian persyaratan
diberi nilai 70
3) Tidak menyampaikan diberi Nilai 0

a. Dokumen Rencana Keselamatan


10 7
Konstruksi
1)Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja 2
dalam Keselamatan Konstruksi meliputi:
a. Kepedulian pimpinan terhadap Isu
eksternal dan internal:
b. Pakta Komitmen Keselamatan
Konstruksi
2)Perencanaan keselamatan konstruksi 2
meliputi:
a. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko,
Pengendalian dan Peluang
b. Rencana tindakan (sasaran &
program)
c. Standar dan peraturan perundangan
3)Dukungan Keselamatan Konstruksi 2
meliputi:
a. Sumber Daya
b. Kompetensi
c. Kepedulian
d. Komunikasi
e. Informasi Terdokumentasi
4)Operasi Keselamatan Konstruksi 2
meliputi:
a. Perencanaan dan Pengendalian
5.
Operasi
b. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap
Kondisi Darurat
5)Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi 2
meliputi:
a. Pemantauan dan evaluasi
b. Tinjauan manajemen
c. Peningkatan kinerja keselamatan
konstruksi
kriteria penilaian sebagai berikut:
a) Menyampaikan sangat baik dinilai
100% x Bobot
b) Menyampaikan baik dinilai 80% x
Bobot
c) Menyampaikan cukup dinilai 70% x
Bobot
d) Menyampaikan kurang dinilai 30% x
Bobot
e) Menyampaikan sangat kurang/tidak
menyampaikan dinilai 0% x Bobot
TOTAL 100 70

10. Penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur dan nilai
total keseluruhan unsur memenuhi ambang batas unsur dan total
keseluruhan unsur.
BAB V
EVALUASI HARGA

1. Evaluasi harga menggunakan evaluasi system nilai dengan bobot 30% (tiga
puluh perseratus);
2. Sebelum evaluasi harga, dilakukan koreksi aritmatik dengan ketentuan:
a. Bagian Pekerjaan Lumsum:
1) Koreksi aritmatik dilakukan tanpa mengubah nilai total harga
penawaran untuk bagian pekerjaan Lumsum, dengan menyesuaikan
keluaran (output) pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Keluaran
dan Harga dengan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan;
2) Koreksi aritmatik untuk penawaran yang tidak melampirkan
Daftar Keluaran dan Harga, maka keluaran (output) pekerjaan yang
ditawarkan ditetapkan sama dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan tanpa mengubah nilai total penawaran untuk bagian
pekerjaan Lumsum;
3) Perbedaan angka dan huruf harga penawaran:
a) apabila ada perbedaan antara penulisan nilai harga
penawaran antara angka dan huruf maka nilai yang diakui
adalah nilai dalam tulisan huruf;
b) apabila penawaran dalam angka tertulis dengan jelas sedangkan
dalam huruf tidak jelas dan/atau tidak bermakna dan/atau
salah, maka nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan angka;
atau
c) apabila penawaran dalam angka dan huruf tidak jelas
dan/atau tidak bermakna dan/atau salah, maka penawaran
dinyatakan gugur.
b. Bagian Pekerjaan Harga Satuan:
1) volume pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga disesuaikan dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan;
2) apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume
dengan harga satuan pekerjaan, dilakukan pembetulan, dengan
ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh
diubah;
3) jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan harga satuan
pada Daftar Kuantitas dan Harga tetap dibiarkan kosong;
4) jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen pemilihan dan harga satuan pekerjaan dimaksud
dianggap nol.
c. Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai total harga penawaran
sehingga urutan peringkat dapat menjadi lebih tinggi atau lebih
rendah dari urutan peringkat semula.
d. Penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi nilai total HPS
dinyatakan gugur.
e. Apabila semua harga penawaran setelah koreksi aritmatik di atas
nilai total HPS, tender dinyatakan gagal.
f. Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja Pemilihan menyusun
urutan dari penawaran terendah.
g. Pokja Pemilihan melakukan evaluasi penawaran harga
terhadap semua penawaran setelah koreksi aritmatik.
3. unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal- hal yang pokok atau penting,
dengan ketentuan:
a. Total harga penawaran terkoreksi dibandingkan dengan nilai total HPS:
1) apabila total harga penawaran terkoreksi melebihi nilai total
HPS, dinyatakan gugur; dan
2) apabila semua harga penawaran terkoreksi di atas nilai total
HPS, tender dinyatakan gagal;
b. Apabila tidak menyampaikan perkiraan biaya penyelenggaraan
keamanan dan kesehatan kerja serta Keselamatan Konstruksi maka nilai
penawaran biaya sama dengan 0 (nol).
c. Dalam hal bagian pekerjaan harga satuan maka harga satuan penawaran
yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh perseratus) dari
harga satuan yang tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi dengan
ketentuan:
1) apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga satuan tersebut
dinyatakan timpang maka harga satuan timpang hanya berlaku
untuk volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga. Jika terjadi
penambahan volume terhadap pekerjaan yang harga satuannya
dinyatakan timpang, maka pembayaran terhadap volume tersebut
berdasarkan harga satuan hasil negosiasi;
2) apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga satuan tersebut
dapat dipertanggungjawabkan/ sesuai dengan harga pasar maka
harga satuan tersebut dinyatakan tidak timpang.
d. Apabila terdapat mata pembayaran yang harganya nol atau tidak ditulis
maka dilakukan klarifikasi, kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan.
Harganya dianggap termasuk dalam harga pekerjaan lainnya.
4. Dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Evaluasi kewajaran harga dilakukan terhadap bagian pekerjaan
lumsum dan bagian pekerjaan harga satuan;
b. Klarifikasi terhadap hasil koreksi aritmatik, apabila ada
koreksi/ perubahan;
c. Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) berbeda dibandingkan dengan perkiraan Pokja Pemilihan (apabila
mempersyaratkan TKDN);
d. Klarifikasi/evaluasi kewajaran harga apabila harga penawaran
dibawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS dengan ketentuan:
1) Peserta menyampaikan Rincian Keluaran dan Harga (untuk
bagian pekerjaan lumsum) dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan
(untuk bagian pekerjaan harga satuan)
2) Rincian Keluaran dan Harga (untuk bagian pekerjaan lumsum) dan
Analisa Harga Satuan Pekerjaan (untuk bagian pekerjaan harga
satuan) hanya digunakan untuk evaluasi kewajaran harga
penawaran dan tidak dapat digunakan sebagai dasar pengukuran
dan pembayaran pekerjaan;
3) Meneliti dan menilai kewajaran harga satuan dasar meliputi
harga upah, bahan, dan peralatan dari harga satuan penawaran
sekurang- kurangnya pada setiap mata pembayaran utama;
4) Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas/koefisien dari unsur
upah, bahan, dan peralatan dalam Analisa Harga Satuan sekurang-
kurangnya pada setiap pekerjaan utama:
5) Hasil penelitian butir 3) dan butir d) digunakan untuk menghitung
kewajaran harga tanpa memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan;
6) Harga dalam Analisa Harga Satuan Pekerjaan dan Rincian Keluaran
dan Harga yang dinilai wajar dan dapat dipertanggungjawabkan
digunakan untuk menghitung total harga penawaran;
7) Total harga sebagaimana dimaksud pada angka 6) dihitung
berdasarkan:
a) volume yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga; serta
b) keluaran (output) yang ada dalam Daftar Keluaran
dan Harga.
8) Apabila total harga lebih kecil dari hasil evaluasi sebagaimana angka
7) tersebut, maka harga penawaran dinyatakan tidak wajar dan
gugur harga;
9) Apabila total harga penawaran lebih besar dari hasil evaluasi
sebagaimana angka 7) tersebut, maka harga penawaran dinyatakan
wajar;
10) Apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang tender, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS; dan
11) Apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai
Jaminan Pelaksanaan menjadi sebesar 5% (lima perseratus) HPS,
penawarannya digugurkan serta dikenakan sanksi Daftar Hitam.
5. Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam
negeri (apabila memenuhi persyaratan diberlakukannya preferensi harga)
dengan ketentuan perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian sendiri (self assessment),
dengan ketentuan:
a. Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri diberlakukan pada
Pengadaan Barang/ Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi hanya
berlaku untuk Pengadaan Barang/ Jasa bernilai diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan
b. Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam
negeri dengan TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus) Apabila peserta tidak menyampaikan formulir perhitungan
TKDN maka peserta dianggap tidak menginginkan diberlakukan
preferensi harga bagi penawarannya dan tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk pada ketentuan
yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi urusan perindustrian
dengan tetap berpedoman pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa.
c. Rumus penghitungan sebagai berikut:
HEA = (1 – KP) x HP

HEA = Harga Evaluasi Akhir

KP = TKDN x Preferensi Tertinggi.

KP adalah koefisien preferensi

Preferensi tertinggi adalah preferensi harga maksimum yaitu 7,5% untuk


pekerjaan konstruksi dan 25% untuk barang/jasa
HP = harga penawaran setelah koreksi aritmatik.
d. dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA yang sama,
penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai pemenang;
e. pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga Penawaran dan
hanya digunakan oleh Pokja Pemilihan untuk keperluan perhitungan
HEA guna menetapkan peringkat pemenang tender.

6. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar akibat


terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan
bersama (kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan peraturan dan
perundang- undangan, maka tender dinyatakan gagal dan peserta yang
terlibat dikenakan sanksi Daftar Hitam.
7. Apabila dalam evaluasi harga terdapat hal- hal yang kurang jelas atau
meragukan, Pokja Pemilihan dapat melakukan klarifikasi dengan peserta.
Dalam klarifikasi, peserta tidak diperkenankan mengubah substansi
penawaran;
8. Apabila dalam evaluasi kewajaran harga (apabila ada) dalam hal klarifikasi,
peserta tidak hadir dan/atau tidak bersedia dilakukan klarifikasi sehingga
tahapan- tahapan Evaluasi Kewajaran Harga tidak dapat dilaksanakan, maka
penawaran digugurkan;
9. Undangan klarifikasi evaluasi kewajaran harga (apabila ada)
disampaikan tertulis secara elektronik dan/atau non elektronik kepada
data kontak penyedia yang terdapat pada daftar isian kualifikasi;
10. Dalam hal peserta tidak hadir karena tidak dapat mengakses data kontak
(misal akun email atau no telepon), tidak dapat dibuka/dihubungi, tidak
sempat mengakses atau alasan teknis apapun dari sisi peserta, maka risiko
sepenuhnya ada pada peserta;
11. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus evaluasi harga,
maka evaluasi dilanjutkan dengan evaluasi kualifikasi; dan
12. Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi harga maka tender dinyatakan
gagal.
13. Pokja Pemilihan melakukan perhitungan kombinasi teknis dan biaya, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Menghitung nilai kombinasi antara nilai penawaran teknis (NPT) dan nilai
penawaran biaya (NB) dengan cara perhitungan sebagai berikut:
NILAI AKHIR PESERTA = {Nilai Penawaran Teknis x Bobot Penawaran
Teknis} + {Nilai Penawaran Biaya x Bobot Penawaran Biaya}
b. Bobot masing-masing unsur ditetapkan oleh Pokja Pemilihan
berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan yang
tercantum dalam LDP, dengan ketentuan rentang pembobotan sebagai
berikut:
1) bobot penawaran teknis sebesar 70% (tiga puluh perseratus)
2) bobot penawaran biaya sebesar 30% (tiga puluh perseratus)
c. Nilai penawaran biaya terkoreksi terendah diberikan nilai tertinggi,
sementara untuk nilai penawaran biaya yang lain secara proporsional.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
PBt
NBi = × 100
PBi
Keterangan:
Nbi : nilai penawaran biaya masing-masing peserta
PBt : penawaran biaya terendah
Pbi : penawaran biaya masing-masing peserta
i : peserta
d. Apabila terdapat calon pemenang memiliki nilai akhir yang sama, maka
Pokja Pemilihan memilih peserta yang mempunyai Nilai Penawaran
Teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita Acara Hasil Tender.
e. Pokja Pemilihan menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
14. Dilakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Dalam hal hanya 1 (satu) peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, teknis dan kualifikasi, dilakukan klarifikasi dan engosiasi
teknis dan harga;
b. Hal yang diklarifikasi adalah metode pelaksanaan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi harga untuk dilakukan negosiasi;
c. Hasil klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dituangkan dalam berita
acara klarifikasi dan negoasiasi teknis dan harga

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Drs. BUDI SETIYADI, SH. M.Si

Anda mungkin juga menyukai