SKRIPSI
OLEH:
IRAWANDI PURBA
NIM. 6193311028
Irawandi Purba. NIM: 6193311028, “Perbedaan Pengaruh Latihan Circuit Training Dan
Latihan Beban Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Ekstrakurikuler Futsal Di SMA
Negeri 11 Medan”. Pembimbing: Muhammad Irfan. Skripsi: Fakultas Ilmu
Keolahragaan UNIMED 2023.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan Pengaruh Latihan
Circuit Training Dan Latihan Beban Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Di SMA Negeri 11 Medan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Negeri 11 Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2023 dengan
jumlah siswa 12 orang putra dengan kategori umur 16-19 tahun.
Hasil analisis uji-t pada circuit training dengan nilai thitung sebesar 10,847
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kemudian nilai t hitung dibandingkan dengan
nilai ttabel pada taraf signifikan 5%, sehingga ttabel sebesar 2,015. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari pada ttabel (10,847>2,015). Jika
dibandingkan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka
hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan diterima. Hasil analisis uji-t pada Latihan
beban dengan nilai thitung sebesar 8,367 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
Kemudian nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel (df = 5) pada taraf signifikan
5%, sehingga ttabel sebesar 2,015. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung lebih
besar dari pada ttabel (8,367>2,015). Jika dibandingkan nilai signifikansi 0,000 lebih
kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan
diterima.
Data awal Tingkat Kebugaran Jasmani siswa rata-rata termasuk dalam kategori
kurang pada kedua kelompok dengan nilai rata-rata 12,17 pada kelompok latihan circuit
training dan 11,83 pada kelompok latihan beban. Setelah diberi perlakuan latihan
circuit training terjadi perubahan peningkatan sebesar 6,666 atau 54,8%. Latihan
beban terjadi perubahan peningkatan sebesar 4,667 atau 39,5%. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani siswa ekstrakurikuler futsal yang
diberi latihan circuit training memiliki pengaruh yang lebih besar dalam meningkatkan
kebugaran jasmani siswa yaitu 54,8% dibandingkan dengan siswa yang diberi latihan
beban yaitu 39,5%.
Kata Kunci:
- Latihan Sirkuit
- Latihan Beban
- Kebugaran Jasmani
- Ekstrakurikuler Futsal
i
ABSTRACT
Ancient Irawandi. NIM: 6193311028, "Differences in the Effect of Circuit Training and
Weight Training on the Physical Fitness of Futsal Extracurricular Students at SMA
Negeri 11 Medan". Advisor: Muhammad Irfan. Thesis: Faculty of Sports Science
UNIMED 2023.
The purpose of this study was to determine the differences in the effect of circuit
training and weight training on the physical fitness of extracurricular futsal students at
SMA Negeri 11 Medan. This research was conducted at SMA Negeri 11 Medan. The
time of the research was carried out in May - June 2023 with a total of 12 male students
in the 16-19 year age category.
The results of the t-test analysis on circuit training with a tcount of 10.847 with a
significance value of 0.000. Then the tcount value is compared with the t table value at a
significant level of 5%, so that the ttable is 2.015. These results indicate that the value of
tcount is greater than ttable (10.847> 2.015). When compared to the significance value
of 0.000 which is less than 0.05 (0.000 <0.05), the hypothesis in this study is declared
accepted. The results of the t-test analysis on weight training with a tcount of 8.367 with
a significance value of 0.000. Then the tcount value is compared with the t table value (df
= 5) at a significant level of 5%, so that the ttable is 2.015. These results indicate that
the value of tcount is greater than t table (8.367> 2.015). When compared to the
significance value of 0.000 which is less than 0.05 (0.000 <0.05), the hypothesis in
this study is declared accepted.
Preliminary data on the level of Physical Fitness on average students fall into the
poor category in both groups with an average score of 12.17 in the circuit training
group and 11.83 in the weight training group. After being given the circuit training
treatment, there was an increase of 6.666 or 54.8%. Weight training increased by 4.667
or 39.5%. Based on these results it can be concluded that the physical fitness of futsal
extracurricular students who were given circuit training exercises had a greater
influence in improving students' physical fitness, namely 54.8% compared to students
who were given weight training, namely 39.5%.
Keywords:
- Circuit Training
- Weight Training
- Physical Fitness
- Futsal Extracurricular
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan kasih karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini dimaksud untuk memenuhi sala satu syarat dalam menyelesaikan program
yang dialami oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan tentunya keberhasilan
penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, baik dengan dukungan moral, spritual maupun materi.
terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah turut membantu dalam
1. Bapak Prof. Dr. Syamsul Gultom, S.KM, M.Kes selaku Rekor Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd selaku Dekan FIK UNIMED.
3. Bapak Dr. Hariadi, M.Kes selaku Wakil Dekan I FIK UNIMED.
4. Bapak Prof. Dr. Imran Akhmad, S.Pd, M.Pd selaku wakil Dekan II FIK
UNIMED.
5. Ibu Dr. Novita, S.Pd, M.Pd selaku Wakil Dekan III FIK UNIMED.
6. Bapak Dr. Ibrahim, S.Pd, M.Or selaku Ketua Jurusan PJKR FIK UNIMED.
7. Bapak Usman Nasution, S.Pd, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PJKR FIK
UNIMED.
8. Bapak Dr. Muhammad Irfan, S.Pd, M.Or selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang selama ini telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd selaku Dosen Penguji I.
10. Bapak Iwan Saputra, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Penguji II.
11. Seluruh Staf Akademik dan Administrasi FIK UNIMED yang telah
iii
memberikan kemudahan dalam hal administrasi selama mengikuti proses
perkuliahan.
12. Kepada keluarga teristimewa dan tercinta orang tua penulis : Tumbur Purba
(Ayah), Rusli Pasaribu (Ibu), dan kepada Abang, Kakak dan Adik yang selalu
memberikan dukungan baik segi hal moral dan materi selama penulis
mengikuti proses perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
13. Kepada Dwi Cahyani yang ikut serta memberikan dukungan kepada penulis
selama mengikuti proses perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
14. Buat sahabat penulis, keluarga besar PJKR E 2019, yang ikut serta
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
untuk pembaca.
Irawandi Purba
Nim. 6193311028
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2.Identifikasi Masalah..................................................................................8
1.3.Pembatasan Masalah.................................................................................9
1.4.Rumusan Masalah.......................................................................................9
1.5.Tujuan Penelitian.......................................................................................10
1.6.Manfaat Penelitian.....................................................................................10
v
3.1.Lokasi Dan Waktu Penelitian....................................................................50
3.1.1 Lokasi Penelitian...........................................................................50
3.1.2 Waktu Penelitian...........................................................................50
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................77
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................80
vi
DAFTAR TABEL
Hal
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 4: Dokumentasi...................................................................................103
viii
BAB I
PENDAHULUAN
kehidupannya, agar seseorang dapat mengerti akan hakekat dan martabatnya sendiri.
l l l l l l l l
sudah diberikan langsung oleh sang pencipta sejak dilahirkan. Melalui proses
l l l l l l l l l
pendidikan dapat dikembangkan suatu keadaan yang seimbang antara aspek sosial dan
l l l l l l l
aspek individu. l l
Seperti yang tertera didalam UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha
l l l l l l l l l
dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar l l l l l l l l l l l l
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
l l l l l l l l l l l
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
l l l l l l l l
Maha Esa, berakhalak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
l l l l l l l l
alternative yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa
l l l l l l l l l l l l
1
2
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif me lalui
l l l l l l l l l l
perkembangan peserta didik secara menyeluruh, yang berkembang bukan hanya aspek
l l l l l l l l l l l l l
keterampilan dan kebugaran jasmaninya, akan tetapi aspek yang lain yang sangat
l l l l l l
karakter seseorang menjadi tangguh. Hal ini juga perlu pada siswa SMA yang menjadi
l l l l l l l l l
formal di Indonesia yang dilaksanakan setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama l l l l l l l l l
(SMP) atau sederajat. Bagi siswa SMA kesegaran jasmani sangat penting untuk l l l l l l l l
menjaga kondisi tubuh tetap baik pada saat belajar maupun diluar sekolah. Masa remaja
l l l l l l l l l l
sekali dengan lama 40 x 3 jam pelajaran sekolah atau selama 120 menit, secara fisiologi
l l l l l l l l
dimana olahraga ini dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan lima l l l
orang. Futsal mirip dengan permainan sepakbola, tujuannya sama memasukkan bola ke
l l l l l l l l l
internasional untuk permainan sepakbola dalam ruangan. Kata itu berasal dari kata
l l l l l l l l
Futbol atau Futebol (dari bahasa Spanyol atau Portugal yang berarti permainan
l l l l l l l l
sepakbola)”. l
banyak diminati oleh siswa di SMA Negeri 11 Medan. Oleh karena itu pihak sekolah l l l l l l l l
lebih mengembangkan bakat dan minat yang ada pada siswa dengan mengadakan
l l l l l
sekolah SMA Negeri 11 Medan. Program latihan yang dapat diberikan dalam kegiatan
l l l l l l
ekstrakurikuler futsal yaitu meliputi latihan fisik, latihan teknik, dan latihan taktik.
l l l l l l l l l
Apabila kegiatan ekstrakurikuler futsal dapat dilaksanakan dengan baik, benar, terarah,
l l l l l l l l l
ekstrakurikuler futsal tentu juga harus didukung oleh beberapa faktor diantaranya
l l l l l l l l l l l l l l
alokasi waktu latihan yang hanya 2 kali pertemuan perminggu, tidak memungkinkan l l l l l l l l
untuk mengharapkan siswa mampu menguasai keterampilan dan teknik dasar yang
l l l l l l l l l
diberikan. Secara utuh untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik perlu latihan
l l l l l l l l l l l l l
yang terprogram, teratur dan terukur. Kondisi yang hanya 2 kali pertemuan tersebut,
l l l l l l l l l l l l
4
masih perlu dan butuh latihan untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik pada
l l l l l l l l l l l
siswa.
Dari pengamatan dan observasi peneliti di lokasi latihan yaitu dilapangan futsal SMA
l l l l l l
Negeri 11 Medan pada tanggal 11 Februari 2023. Saat dilakukan latihan, Peneliti
l l l l l l l l
menemukan banyak siswa yang mengalami kelelahan berlebih saat dalam latihan.
l l l l l l l l
SMA Negeri 11 Medan. Pada saat pertandingan banyak siswa yang mengalami
l l l l l
Medan telah banyak mengikuti kejuaran futsal yang ada di kota medan ini diantaranya
Piala Kapoldasu antar SMA, Piala Gubernur, Gerakan Anti Narkoba, Piala Panca Budi
Peneliti juga melakukan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) yang dilakukan
l l l l l l l l l l
dilapangan sekolah pada jadwal latihan, bahwasannya daya tahan paru siswa l l
Ekstrakurikuler Futsal di SMA Negeri 11 Medan masih dalam kategori rata-rata sangat
l l l l l l l l l
kurang. Berikut adalah hasil tes kebugaran jasmani yang dilaksanakan peneliti pada
l l l l l l l l
Tabel 1.1. Hasil Tes Kebugaran Jasmani Lari 60 Meter Siswa Ekstrakurikuler
Futsal di SMA Negeri 11 Medan.
NO NAMA USIA Lari 60 Meter KATEGORI NILAI l l l l
Tabel 1.1. Hasil Tes Kebugaran Jasmani Gantung Angkat Tubuh Siswa
Ekstrakurikuler Futsal di SMA Negeri 11 Medan.
NO NAMA USIA Gantung Angkat KATEGORI
l l NILAI l
Tubuh l l
1 Dani 16 10 Sedang 3 l
2 Yeremia
l l 16 7 Kurang 2 l
3 Rahmat 16 11 Sedang 3 l
4 M. Naufal l 17 9 Sedang 3 l
6 Evang Rei
l 17 l 8 Kurang 2 l
7 Farel Viere
l 17 l l 6 Kurang 2 l
8 H. Daulay l 16 8 Kurang 2 l
10 Safrizal 17 7 Kurang 2 l
11 M. Ade l 16 8 Kurang 2 l
12 Jona S 16 5 Kurang 2 l
Tabel 1.1. Hasil Tes Kebugaran Jasmani Baring Duduk Siswa Ekstrakurikuler
Futsal di SMA Negeri 11 Medan.
NO NAMA USIA Baring Duduk lKATEGORI NILAI l l l
1 Dani 16 27 Sedang 3 l
2 Yeremia
l l 16 24 Sedang 3 l
3 Rahmat 16 25 Sedang 3 l
4 M. Naufal l 17 20 Kurang 2 l
6 Evang Rei
l 17 l 22 Sedang 3 l
7 Farel Viere
l 17 l l19 Kurang 2 l
8 H. Daulay l 16 21 Sedang 3 l
9 Aris Kembare 17
l 20 l Kurang 2 l
10 Safrizal 17 21 Sedang 3 l
11 M. Ade l 16 17 Kurang 2 l
12 Jona S 16 16 Kurang 2 l
6
Tabel 1.1. Hasil Tes Kebugaran Jasmani Loncat Tegak Siswa Ekstrakurikuler
Futsal di SMA Negeri 11 Medan.
NO NAMA USIA Loncat Tegak KATEGORI NILAI l l l
1 Dani 16 55 Sedang 3 l
2 Yeremia l 16 l 52 Sedang 3 l
3 Rahmat 16 50 Sedang 3 l
4 M. Naufal 17 52
l Sedang 3 l
6 Evang Rei
l 17 50 Sedang
l 3 l
8 H. Daulay 16 l 50 Sedang 3 l
10 Safrizal 17 47 Kurang 2 l
11 M. Ade 16 45
l Kurang 2 l
12 Jona S 16 42 Kurang 2 l
Tabel 1.1. Hasil Tes Kebugaran Jasmani Lari 1200 Meter Siswa Ekstrakurikuler
Futsal di SMA Negeri 11 Medan.
NO NAMA USIA Lari 1200 KATEGORI NILAI l l
Meter l l
6 Evang Rei
l 17 6’39 Menit Kurang Sekali
l 1 l l l
Berdasarkan hasil observasi dan tes pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
l l l l l l l l l l
pada hari Sabtu 11 Februari 2023 yang bertepatan dengan jadwal latihan ekstrakurikuler
l l l l l l l l l l
futsal dengan menggunakan Tes Pengukuran Jasmani Indonesia dalam TKJI menurut
l l l l l l l l l l l l
(Agung Sunarno 2017:93). Pada tes lari 60 Meter diketahui 1 orang berada pada
l l l l l l l l
7
kategori baik, 7 orang berada pada kategori sedang dan 4 orang berada pada kategori
l l l l l l
kurang. Pada tes gantung angkat tubuh diketahui 4 orang berada pada kategori sedang
l l l l l l l l l l
dan 8 orang pada kategori kurang. Pada tes baring duduk diketahui 6 orang berada pada
l l l l l l l l
kategori sedang dan 6 orang berada pada kategori kurang. Pada tes loncat tegak
l l l l l l l
diketahui 6 orang berada pada kategori sedang dan 6 orang berada pada kategori
l l l l l l l
kurang. Pada tes lari 1200 Meter diketahui 3 orang berada pada kategori sedang, 5 orang
l l l l l l l l l
pada kategori kurang dan 4 orang berada pada kategori kurang sekali. Hal ini dapat
l l l l l l
disebabkan karena kurangnya program latihan yang diberikan guru maupun pelatih
l l l l l l l l l
kepada siswa. Adapun tabel nilai dan norma Kesegaran Jasmani Indonesia sebagai
l l l l l l l
berikut:
l l
Berdasarkan
l permasalahan l tersebut, l l l peneliti l l merencanakanl l perbaikan
l
Training dan Latihan Beban. Dalam hal ini peneliti akan membuat program latihan l l l l l
dengan membagi dua kelompok dimana satu kelompok akan melakukan program
l l l l l l l l
latihan circuit training dan satu kelompok lagi akan melakukan program latihan beban.
l l l l l l
8
Berdasarkan dari hasil uraian diatas peneliti ingin membuktikan didalam suatu
l l l l l l l l
penelitian ilmiah apakah ada perbedaan hasil untuk meningkatkan kebugaran jasmani
l l l l l l l l l
siswa ekstrakurikuler futsal melalui perbedaan latihan circuit training dan latihan
l l l l l l l l l l
beban, sehingga hal tersebut bukan hanya sekedar teori dan merupakan hal yang nyata
l l l l l l l l l l l
permainan futsal. Hal ini yang melatar belakangi peneliti mengambil judul “Perbedaan
l l l l l l l l l
Berdasarkan dari latar belakang masalah maka dapatlah dibuat suatu gambaran
l l l l l
tentang permasalahan yang dihadapi. Dalam penelitian ini masalah yang diteliti dapat
l l l l l
4. Apakah ada perbedaan latihan circuit training dan latihan beban terhadap l l l l l
Negeri 11 Medan. l l l
9
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka
l l l l l
berikut:
l l
3. Apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan Circuit Training dan Latihan l l l l l
11 Medan? l
Penentuan tujuan penelitian adalah hal yang sangat mendasar sehingga kegiatan
l l l l l l l l l l
penelitian yang dilakukan akan lebih terarah dan akan memberikan gambaran terhadap
l l l l l l l l
penelitian yang akan dilakukan. Adapun tujuan penelitian yang dimaksud adalah :
l l l l l l l l l
Negeri 11 Medan. l l l
3. Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara latihan Circuit Training dan
l l l l l l l
Negeri 11 Medan. l l l
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui
l l l l l l l l
dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. l l l l l l l l
berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai
l l l l l l
hidup seseorang, sehingga akan terbentuk jiwa spotif dan gaya hidup aktif.
l l l l l l l l
Manusia perlu memahami hakikat kebugaran jasmani dan resep latihan yang
l l l l l l l l
benar. Olahraga merupakan bentuk lanjut dari bermain dan merupakan bagian
l l l l l l l l l
yang tak terpisahkan dari kehidupan keseharian manusia, agar manusia dapat
l l l l l l l
11
12
di sekolah baik ditingkat SD, SMP dan SMA antara lain untuk meningkatkan
l l l l
tidak dapat dipisahkan dari bidang studi lain dalam proses pendidikan secara l l l l
jasmani dari mulai tingkat dasar sampai dengan sekolah tingkat lanjutan dan l l l l
sangat luas, maka tidak mungkin tercapai tujuan-tujuan tersebut jika dalam l l l l l l l l l l
melalui aktivitas jasmani dan permainan yang terpilih untuk mencapai tujuan
l l l l l l l l l
pendidikan”. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aktivitas fisik ataupun fisikis
l l l l l l l
13
dalam suatu pembelajaran yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
l l l l l l l l l l l
berfikir, emosional, sosial, dan moral, pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan
l l l l l l l
untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktip sepanjang hayat”.
l l l l l l l l l l l
“Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dipilih
l l l l l
untuk mencapai tujuan pendidikan, alat yang digunakan untuk mendidik”. Dapat di
l l l l l l l l l l
motorik, perkembangan afektif dan perkembangan kognitif anak dapat berjalan dengan
l l l l l l l
seimbang.
l
mendiskusikan tentang aktivitas fisik. Kebugaran fisik atau lazim disebut kesegaran
l l l l l l l l l l
yang berlebihan. l l
14
jasmani. Menurut Kamus Besar Indonesia (2001) kebugaran adalah sehat dan segar, l l l l l l l l l l
menimbulkan kelelahan yang berarti. Bebas dari penyakit belum berarti tingkat
l l l l l l l l l l
memiliki 4 komponen dasar yaitu daya tahan jantung dan paru (kardiopulmonal),
l l l l l l
maksimal tanpa mengalami kelelahan yang begitu berarti (Kurnianto 2015). Kebugaran l l l l l l l l l
jasmani merupakan salah satu faktor penting bagi peserta didik untuk melakukan l l l l l l l l l l
aktivitas fisik dan olahraga serta berdampak positif untuk perkembangan kognitif, l l l l l l
psikomotor, dan afektif (Suhartoyo et al. 2019). Dengan pengelolaan pembelajaran yang l l l l l l l l
baik nantinya akan meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik sesuai dengan salah l l l l l l l l
tertentu yang sesuai dengan bidang tugasnya yang memerlukan usaha otot”.
l l l l l l l l l l l
Menurut Azizil Fikri (2017), kebugaran jasmani meliputi keadaan sehat jasmani
l l l l l l l l l
dan kemampuan kerja secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Dengan
l l l l l l l l l l l l
kemampuan fungsi sistem dalam tubuh yang dapat mewujudkan peningkatan kualitas
l l l l l l l l l l l
dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh atau kebugaran l l l l l l l l l l
fisik seseorang yang memiliki kekuatan dan daya tahan tubuh, baik untuk
l l l l l l l l l
melakukan tugas serta pekerjaan sehari-hari dengan mudah atau secara efisien dan
l l l l l l l l l l l l l
efektif tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Serta masih mempunyai sisa atau
l l l l l l l l l l l
berkait antara yang satu dengan yang lain. Masing-masing komponen memiliki ciri-ciri
l l l l l
sendiri yang berfungsi pokok dalam kebugaran jasmaninya yang baik, maka status
l l l l l l
Menurut Tanja (2010), Pelatihan kebugaran fisik dapat dibagi menjadi empat
l l l l l l l l
Kebugaran Jasmani dapat dibagi dalam dua aspek yaitu: 1) kebugaran jasmani
l l l l l l l
untuk kerja otot jangka waktu yang lama (Menurut Djoko Pekik Irianto 2004: 4).
l l l l l l l l
Seseorang yang memiliki daya tahan jantung-paru baik, tidak akan cepat kelelahan
l l l l l l l l
Menurut Harsono (2018:11) "daya tahan jantung dan paru-paru adalah keadaan
l l l l l l l
atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama,
l l l l l l l l l l l
melatih daya tahan jantung dan paru-paru ada dua sistem yang digunakan yaitu: Fartlek
l l l l l l l l l
yang intensif dan dengan lari jarak menengah dengan kecepatan yang konstan yang
l l l l l l l
cukup tinggi), dan Interval Training (latihan yang diselingi dengan interval-interval
l l l l l l l
yang berupa masa-masa istirahat)". Latihan untuk meningkatkan daya tahan jantung dan
l l l l l l
pernafasan ialah latihan yang berlangsung lama seperti lari jarak jauh, renang jarak jauh,
l l l l l l l l
cross country atau lari lintas alam, interval training, fartlek, atau bentuk latihan yang
l l l l l l l
bersifat memaksa tubuh kita untuk bekerja dengan waktu yang lama (Zulbahri, 2019).
l l l l l l l l l l l
beban menggunakan kekuatan tidak perlu maksimal dalam jangka waktu tertentu".
l l l l l l l l l l l
17
Otot juga dapat memberi kesan bahwa tubuh seseorang dapat menampilkan sikap
l l l l l l l l l
yang lebih baik, sel otot mampu membakar kalori yang lebih besar, bagi seseorang
l l l l l l l l
olahragawan, atlet atau siapa pun yang memiliki kekuatan dan daya tahan akan dapat l l l l l l
meningkatkan performa dan prestasi yang ada pada dirinya hanya saja me merlukan
l l l l l l
latihan-latihan yang cukup dan terprogram. Untuk meningkatkan kekuatan dan daya l l l l l l l l
tahan otot dapat dilakukan melalui latihan seperti: latihan beban, push-up untuk melatih l l l l l l l l l l l
otot lengan, sit-up melatih daya tahan otot perut, pull-up dan latihan beban lainnya dan
l l l l l l l l
harus diingat bahwa dalam melatih daya tahan yang penting diutamakan adalah jumlah
l l l l l
repetisi.
l l
Berdasarkan perbedaan pendapat di atas jelas bahwa kapasitas jantung dan paru-
l l l l l l l
paru sangatlah penting untuk menunjang kinerja otot dengan perannya mengambil
l l l l l l l l l l
oksigen dan menyalurkan ke seluruh jaringan otot yang sedang aktif sehingga dapat
l l l l l l l l l
c) Kelenturan/Fleksibiltas l l l l
melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Selain oleh ruang gerak sendi, kelentukan
l l l l l l l l l l l l l l
juga ditentukan oleh elastis tidaknya oto-otot, tendon, dan ligamen di sekitar sendinya".
l l l l l l l l l
Selanjutnya
l l menurut l l l Wahjoedi l (2002:60), mengemukakan l l l kelenturan
l l l adalah
"kemampuan tubuh untuk gerakan melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubub
l l l l l l l l l l l l l l l l l
secara maksimal".
l
Terkait dengan kesehatan maka kelenturan merupakan salah satu parameter atau
l l l l l l l l l l l l l
tolak ukut kesembuhan akibat cedera dan penyakit sistem musculus skeletal, kelenturan
l l l l l l l l l l l l l l l l l
gerakan yang baik. Kelenturan yang baik juga akan memudahkan seseorang untuk
l l l l l l l l l l l
mendapat hasil kerja yang baik karena hilangnya kelakuan yang memungkinkan
l l l l l l l
mempersulit gerakan. l l l l
d) Komposisi Tubuh l l
tubuh, dari berat badan tanpa lemak (Otot, tulang rawan dan organ vital)". Karena
l l l l l l
lemak merupakan bagian daripada tubuh yang dapat memberikan andil pada keindahan
l l l l l l l l
bentuk tubuh bila jumlahnya tepat dan sesuai dengan jumlah dan letaknya. Oleh karena
l l l l l l l l l l l l l
itu persentase lemak haruslah kita ketahui degan cara melakukan pengukuran dengan
l l l l l l l l l l l l l l l
alat Schinfold Caliper dibagian-bagian tertentu seperti triceps, sub scapula dan l l l l l l l l l
suprailiaka.
l
Persentase lemak tubuh biasanya tergantung pada jenis kelamin, usia, keturunan
l l l l l l l l l l l l l l
dan aktivitas seseorang. Karena pada umumnya semakin usia menanjka akan semakin l l l l l l l l l
meningkat pula persenatse lemak, maka akan semakin baik kinerja seseorang. Ada
l l l l l l l l l l
Seseorang yang mempunyai badan yang besar atau terlihat berlebihan lemak
l l l l l l l l l l
pada tubuhnya sangatlah mempengaruhi ruang gerak yang ada pada dirinya, untuk itu
l l l l l l l l l l
hendaknya kita selalu menjaga komposisi tubuh kita agar seimbang yaitu melalui
l l l l l l l l l l
meliputi: l l
19
a) Kecepatan l l
"Kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan- gerakan yang sejenis secara berturut-
l l l l l l l l l l l l l l l l
Kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan
l l l l l l l l l l l l l
tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh, seperti lengan,
l l l l l l l l l l
b) Power l
Menurut Harsono (2001:24), power adalah produk dari kekuatan dan kecepatan.
l l l l l l l l l
Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu
l l l l l l l l l l
yang amat singkat. Dapat diambil kesimpulan power adalah perpaduan antara kekuatan l l l l l l l
dan kecepatan yang dikerahkan secara maksimal dan dalam waktu yang amat singkat.
l l l l l
c) Kelincahan l
mengubah arah secara tepat tanpa adanya gangguan keseimbangan atau kehilangan
l l l l l l l l l
keseimbangan". Dengan koordinasi dan kecepatan yang tinggi maka dengan sendirinya
l l l l l l l
Berdasarkan penjelasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa orang yang lincah
l l l l l l
adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh l l l l l l l l l l
dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan
l l l l l l l l l l
d) Kesimbangan l
20
"Kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisi atau sikap tubuh secara tepat pada
l l l l l l l l l l l l l
saat melakukan gerakan". Karena pada dasarnya keseimbangan sangat diperlukan untuk
l l l l l l l l l l
selalu dapat mempertahankan postur dan kondisi tubuh baik pada saaat berjalan, duduk,
l l l l l l l l l l
e) Kecepatan Reaksi l l l
diperlukan untuk memberikaan respon kinetik setelah menerima suatu stimulus atau
l l l l l l l l l l l l l l l l l
dan rabaan". Berdasarkan penjelasan diatas, jelas bahwa kecepatan reaksi sangatlah l l l l l l l
penting bagi setiap individu yang melakukan aktivitas kerja maupun kegiatan lainnya.
l l l l l l l l l
f) Koordinasi
kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas dan sangat penting untuk mempelajari dan
l l l l l l l l
tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat
l l l l l l l l l l l l l l l
dan efisien. Seseorang dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan
l l l l l l l l l
suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat mempelajari dan
l l l l l l l l l l l l l
menguasai suatu keterampilan yang masih baru atau asing baginya. Koordinasi sangat
l l l l l l l l
dibutuhkan seseorang berhubung akibat aktifitasnya yang hampir selalu berubah setiap
l l l l l l l l l l l l
Berdasarkan uraian dan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa
l l l l
21
komponen kebugaran jasmani terdiri dari daya tahan jantung dan paru-paru,
l l l l l l l
Kebugaran
l l jasmani erat l hubunganya l l dengan
l tugas yang dilaksanakan
l
sendiri. Kebugaran jasmani tidak perlu sama bagi setiap orang. Cukup kiranya
l l l l l l l l
tersedia pula cadangan untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga yang
l l l l l l l l l
dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
l l l l l l l l l
internal adalah sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh seseorang yang bersifat
l l l l l l l l l l l
menetap misalnya genetik, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal di
l l l l l l l l l l l
antaranya aktivitas fisik, istirahat, status gizi, dan dan suhu tubuh. l l l l l
A. Faktor Internal l
1) Faktor Genetik l l
Faktor genetik, yaitu sifat-sifat spesifik dalam tubuh seseorang dari sejak lahir. l l l l l l l l l
Pengaruh genetik terhadap kekuatan otot dan daya tahan otot pada u mumnya
l l l l l l l l l
berhubungan dengan komposisi serabut otot yang terdiri atas serat merah dan serat
l l l l l l l l l l
putih. l
2) Faktor Umur l l
tahan kardiovaskuler ditemukan, sejak usia anak-anak sampai sekitar usia 20 tahun, l l l l l l l l l
22
daya tahan kardiovaskuler meningkat dan mencapai maksimal diusia 20-30 tahun. Daya l l l l l l
tahan tersebut akan makin menurun sejalan dengan bertambahnya usia, namun
l l l l l l l l l l l
penurunan ini dapat berkurang, bila seseorang berolahraga teratur sejak dini.
l l l l l l l l l l l
Kebugaran jasmani antara pria dan wanita berbeda, karena adanya perbedaan
l l l l l l l
ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan kardiovaskuler pada usia
l l l l l l l l l l l l
anak-anak, antara pria dan wanita tidak berbeda, namun setelah masa pubertas terdapat l l l l l l l l
perbedaan, karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dan kadar
l l l l l l
B. Faktor Eksternal l l
1) Aktivitas Fisik
yang bersifat aerobik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan daya tahan
l l l l l l l
2) Istirahat
3) Status Gizi l
Ketersediaan zat gizi dalam tubuh akan berpengaruh pada kemampuan otot
l l l l l l l l l l
4) Suhu Tubuh l l l l
Kontraksi otot akan lebih kuat dan cepat bila suhu otot sedikit lebih tinggi dari l l l l l l l
suhu normal tubuh. Pada pemanasan (Warming Up), reaksi kimia untuk kontraksi dan
l l l l l l l l l
aktivitas sehari-hari. Tubuh yang mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik
l l l l l l l
tidak akan mudah lelah sehingga aktivitas dapat dilakukan dengan baik tanpa ada l l l l l
hambatan. “Menjaga kebugaran jasmani dan daya tahan tubuh tentunya harus dilakukan l l l l l l l l l
dengan rutin berolahraga. Karena olahraga merupakan salah satu media fisik untuk
l l l l l l l l l l
membuat dan menjadikan kondisi kesehatan dari manusia menjadi lebih baik dan lebih
l l l l l l l l l
Untuk meningkatkan fisik dan psikis seseorang kearah yang lebih baik lagi,
l l l l l l l
salah satu jalan terbaik adalah dengan melakukan olahraga secara teratur dan
l l l l l l l l
akan mempengaruhi kondisi bahan seperti peningkatan dalam kekuatan, kelentukan dan
l l l l l l l l l l l
stamina, kecepatan reaksi serta pemulihan yang lebih cepat dari organ-organ tubuh
l l l l l l l l l l
setelah latihan. Apabila seseorang memiliki keadaan tubuh yang segar salah satu aspek
l l l l l l l l l l l
pokok yang tampak adalah keadaan penampilan jasmaninya. Pada orang yang l l
mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang baik tentu kita akan menjumpai seseorang
l l l l l l l l l l
yang memiliki tubuh yang fit dimana ketika melakukan berbagai aktifitas maka aktivitas
l l l l l l l
memiliki jasmani yag baik adalah orang-orang yang cukup mempunyai kekuatan
l l l l l l l
(strenght), kemampuan (ability), kesanggupan, daya kreasi dan daya untuk melakukan
l l l l l l l l l l
dengan baik walaupun dalam keadaan sulit, dimana orang yang kebugaran jasmaninya
l l l l l l l
24
kurang tidak akan dapat melakukannya. Jadi dengan demikian dapat dikemukakan
l l l l l l l
kondisi fisik setealah melakukan tugas-tugas yang diberikan tetap baik; (b) kemampuan
l l l l l l l l l l
manfaat, di antaranya:
3) Meningkatkan fleksibilitas
l l
5) Mengurangi stres l l l
e) Mengurangi stres l l l
mempunyai tingkat kesegaran jasmani untuk dapat melakukan aktivitas hidup secara
l l l l l l l l l l
maksimal.
Tingkat kebugaran jasmani sangat penting bagi siswa yang berada di SMA l l l l
mengingat mereka memiliki jadwal kegiatan-kegiatan yang begitu padat baik disekolah
l l l l l l l l l
maupun dilingkungan tempat mereka tinggal. Bagi siswa yang berada di SMA Negeri
l l l l l l l l l
harinya, dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, juga tingkat kebugaran jasmani l l l l l l l
akan mendukung proses belajar yang mereka lakukan disekolah. Anak-anak menjadi
l l l l l l l l l l
tidak mudah lelah dalam belajar, mempunyai konsentrasi yang tinggi dan semangat
l l l l l l l
yang baik dalam belajar. Kebugaran jasmani ini akan mendukung pencapaian prestasi l l l l l l l l
Menurut Sarwono (2007:27) Siswa adalah setiap orang yang resmi terdaftar
l l l l l l
untuk mengikuti pelajaran di dunia pendidikan. Siswa atau anak didik adalah salah satu
l l l l l l l l l
komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar,
l l l l l l l l
dalam proses belajar mengajar siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita memiliki
l l l l l l
tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa akan menjadi faktor
l l l l l l l
26
penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai
l l l l l l l l l l l l l l l l
tujuan belajarnya.
l l l
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) secara umum berusia enam belas tahun
l l l l l l l l l l l
sampai dengan Sembilan belas tahun dan berapa pada tahap perkembangan remaja.
l l l l l l l l
Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
l l l l l
masa dewasa yang mengandung perubahan besar pada kondisi fisik, kognitif dan
l l l l l l
psikososial. Piaget menyatakan bahwa siswa sekolah menengah atas berada pada tahap l l l l l l
Mereka berpikir tentang ciri-ciri ideal diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia. Hal
l l l l l l l l l
inilah yang disebut oleh Santrock sebagai standar ideal remaja (siswa SMA). Pada tahap l l l l l l
ini, siswa mulai membandingkan kenyataan yang terjadi dengan standar idealnya (siswa l l l l l l
Kemampuan berpikir dengan pendapat sendiri pada siswa ditahap ini belum
l l l l l l l l
disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya sehingga pandangan dan penilaian diri
l l l l l
sendiri dianggap sama dengan pandangan orang lain mengenai dirinya (Fatimah,
l l l l
2010:94).
Menurut Sukintaka dalam lanun (2007:19-20) karakteristik anak SMA umur 16-
l l l l l l l l
4. Sangat senang terhadap hal-hal yang ideal dan senang sekali bila l l l l l
B. Sosial
2. Lebih bebas. l l
6. Sadar untuk berpenampilan dengan baik dan cara berpakaian rapi dan l l l l l l
baik.
C. Perkembangan Motorik
l l
dewasanya, keadaan tubuhnya pun akan menjadi lebih kuat dan lebih baik, maka
l l l l l l l l l
kemampuan motorik dan keadaan psikisnya juga telah siap menerima latihan-
l l l l l l l
Untuk itu mereka telah siap dilatih secara intensif di luar jam pelajaran. Bentuk
l l l l l l l l l l l l
pelajaran yang tercantum dalam susunan program yang sudah sesuai dengan keadaan
l l l l l l l l l l
dan juga kebutuhan sekolah. Lebih lanjut ekstrakurikuler merupakan program sekolah,
l l l l l l l l l l l l l l
siswa, optimis pelajaran yang terkait, menyalurkan bakat dan minat, kemampuan dan l l l l l l
belajar mengajar.
l l
potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan
l l l l l l l l l l l
oleh peserta didik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
l l l l l l l l l l
pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, serta minat mereka melalui
l l l l l l l l l l l l l l
kegiatan
l yang terencana l l dan secara l khusus l l diselenggarakan l l oleh l tenaga l
ekstrakurikuler merupakan suatu pelajaran tambahan yang diadakan oleh sekolah dan
l l l l l l l l l l l
dilakukan diluar jam sekolah yang mempunyai nilai positif bagi peserta didik agar dapat
l l l l l l l
29
menambah pengetahuan atau meningkatkan prestasi dari bakat yang telah dimiliki oleh
l l l l l l l l l
Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler ayat (2) yaitu: Kegiatan l l l l l l l l l
diantaranya yaitu: l
Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau kerja, yang dilakukan l l l l l l
secara berulang- ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau
l l l l l l l l l
adalah suatu aktivitas olahraga yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang lama
l l l l l l
ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah pada ciri- ciri fungsi l l l l l
Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang l l l l l l l l
semakin bertambah. Sistematis adalah terencana dan terprogram menurut jadwal, pola
l l l l l l l l l
dari yang paling mudah ke yang paling sukar atau latihan secara teratur. Berulang-ulang l l l l l l l l l l
maksud dan tujuannya agar gerakan-gerakan yang pada awal mulanya sukar dilakukan
l l l l l l l l
dan dilakukan secara terus menerus (Suharjana, 2004:13-14). Menurut Palar, dkk
l l l l l l l l l l l
dilakukan berulang–ulang dalam jangka waktu lama disertai dengan peningkatan beban
l l l l l l l l l
individu, tujuannya adalah untuk membentuk dan mengembangkan fungsi fisiologis dan
l l l l l l l l l l l
psikologis”.
suatu cara yang sistematis, teratur, dan terencana yang berfungsi fisiologis, psikologis,
l l l l l l l l l
dan keterampilan gerak agar penampilan gerak lebih baik dalam keterampilan khusus.
l l l l l l l l l l
31
yang akan dikembangkan. Latihan yang dipilih harus sesuai dengan tujuan l l l l l l l
orang mempunyai cirri yang berbeda baik secara mental maupun fisik.
l l l l l l l l
32
dicapai akan berangsur-angsur menurun bahkan bisa hilang sama sekali, jika l l l l l l l
tidak latihan. Kualitas otot akan menurun kembali apabila tidak dilihat secara l l l l l l
teratur dan kontinyu. Karena itu rutinitas latihan mempunyai peranan penting
l l l l l l l l l l
Latihan sirkuit adalah suatu sistem latihan yang dapat me ngembangkan secara l l l l l l l
serempak fitness keseluruhan dari tubuh, yaitu unsur-unsur daya tahan, ke kuatan,
l l l l l l l l l l l l l l l l
kelentukan power, daya tahan otot, ke lincahan, kecepatan dan lain-lain kompone n
l l l l l l l l
kondisi fisik. Karena itu bentuk-bentuk latihan dalam sirkuit biasanya merupakan l l l l l l l l l
kombinasi dari semua atau beberapa unsur fisik tersebut (Harsono 2018:183). l l l l l l l l l l
dari beberapa pos. Dengan sedikit kecerdikan dan kreativitas, pelatih akan bisa
l l l l l l l l
mendesain suatu program latihan sirkuit yang paling cocok untuk mengembangkan
l l l l l l l l l
unsur-unsur fisik yang cocok bagi cabang olahraganya. Karena itu di beberapa pos
l l l l l l l l
pelatih bebas untuk menempatkan bentuk-bentuk latihan teknik atau fisik yang ada atau
l l l l l l l l l l l l l
Sirkuit adalah suatu program latihan yang terdiri dari beberapa stasion dan di setiap
l l l l l l l
stasion seseorang harus melakukan gerakan yang bertujuan untuk melatih daya tahan,
l l l l l l l l l l l l
masing-masing.
33
jumlah stasiun adalah delapan tempat. Satu stasion diselesaikan dalam waktu 45
l l l l l l l l
detik, dengan repetisi antara 15-20 kali. Waktu istirahat tiap stasion adalah satu menit
l l l l l l l
atau kurang. l l
tersebut terdiri dari rangkaian, biasanya 10-15, latihan ketahanan untuk bagian tubuh
l l l l l l l l l
yang berbeda. Untuk setiap latihan 12–15 pengulangan, menggunakan bobot sederhana
l l l l l l l l l l l
(sekitar 40–60% dari satu pengulangan maksimum (RM)), dilakukan (Salvador, dkk,
l l l l l l
2013).
mengenai sasaran yang dituju. Latihan sirkuit dengan beban berat, sasaran utama
l l l l l l l l l
sasaran kedua untuk endurance. Latihan untuk endurance otot, maka rancangan l l l l l l l l l l l l
program dibuat dengan repetisi tinggi tetapi beban ringan, sasaran adalah endurance l l l l l l l l l
program latihan sirkuit harus dirancang sesuai dengan sasaran yang akan dicapai l l l l l
misalnya ingin melatih kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, power. Latihan l l l l l l l
2. Setiap latihan dapat diketahui kondisi kebugaran peserta naik atau turun.
l l l l l l l l l l
Karena mengerjakan dosis latihan yang sama, kalau waktunya makin lambat
l l l l l
sehingga
l jika dibutuhkan l l dalam jumlah l yang banyak tetap mudah l l
mencukupinya. l l l
4. Dosis latihan sesuai dengan kemampuan individu, hal ini sesuai dengan l l l l l l l l l
latihan sirkuit yaitu melatih dapat disesuaikan diberbagai area atau tempat latihan.
l l l l l l l l l
kebutuhan intensitas, dosis, waktu, dan bobot latihan serta klasifikasi peserta didik.
l l l l l l l l
macam latihan yang semuanya harus diselesaikan dalam rangkaian. Menurut Amat l l l l l l l l
1. Shuttle Run l l l
2. Push up l l
3. Sit up l
4. Back Up l
5. Side Jump l l
6. Step Up l l
7. Frog Jump l
8. Lompat zig-zag
9. Bench Jump
l l
kekuatan, daya tahan otot, hipertrofi, kinerja atlet atau kombinasi dari tujuan tersebut
l l l l l l l l l l l
(Baechle, 2012). Avery dan Wayne (2009) mengatakan bahwa latihan beban merupakan
l l l l l l l l
latihan olahraga yang terencana dan terstruktur dengan menggunakan beban yang tepat l l l l l l l l l l
dan secara bertahap dengan tujuan agar otot berkembang lebih kuat. Sedangkan Baechle
l l l l l l l l l l l l
(2014) mengatakan bahwa latihan beban banyak digunakan oleh para penggemar
l l l l l l
kebugaran, karena latihan beban merupakan aktivitas yang dapat dicapai dalam waktu
l l l l l l l
yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan tubuh melalui l l l l l l l l l
serangkaian latihan beban secara progresif yang membebani sistem otot dan
l l l l l l l
(weight training) disebut juga resistance training adalah salah satu jenis latihan
l l l l l l l l
olahraga yang menggunakan beban sebagai sarana untuk memberikan rangsang gerak l l l l l l l l l
pada tubuh. Pada awalnya latihan beban dikembangkan untuk melatih otot dengan
l l l l l l l l
Latihan beban yang dilakukan secara teratur akan memberikan banyak manfaat l l l l l l l
tulang. Latihan beban dapat meningkatkan kekuatan otot, otot akan menjadi lebih
l l l l l l l
efisien dan kuat sebagai akibat dari stres yang diterima otot ketika melakukan latihan
l l l l l l l l l
beban. Latihan beban juga dapat mencegah otot atrofi ketika tumbuh menjadi tua.
l l l l l l l l l l
Seseorang yang memiliki otot yang kuat akan memiliki kontrol, keseimbangan dan
l l l l l l l
koordinasi yang lebih baik untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Otot yang kuat akan l l l l l l l
melindungi sendi dari cedera. Latihan beban juga dapat membantu mengontrol berat
l l l l l l l l l l l
badan seseorang dengan membakar lebih banyak kalori ketika seseorang melakukan
l l l l l l l l l l
latihan beban. l
Pelaksanaan latihan beban harus dilakukan secara teratur dan terukur serta harus
l l l l l l l l l l l l
diimbangi dengan pengaturan pola makan yang baik, istirahat cukup dan manajemen l l l l l l l
stres yang bagus. Frekuensi latihan hendaknya dilakukan 3-5 kali dalam seminggu
l l l l l l l l l
dengan intensitas latihan tergantung pada tujuan latihan. Pengaturan pola makan dan
l l l l l l l l
yang menggunakan gaya berat gravitasi, untuk menentang gaya yang dihasilkan oleh
l l l l l l l l
otot melalui kontraksi konsentris atau eksentrik. Bentuk latihan tersebut di mana otot-
l l l l l l l l l l l
otot tubuh mengalami kontraksi menggunakan berat badan atau perangkat lain untuk
l l l l l l l l l l
kontraksi otot yang terjadi pada tubuh. Otot pada manusia dapat melakukan gerakan l l l l l l l
memendek (kontraksi), memanjang (relaksasi) dan keadaan tetap seperti dalam keadaan
l l l l l l l l l l
tidak berkontraksi. Foss & Keteyian 1998 mengemukakan bahwa ada empat macam
l l l l l l l
kontraksi otot: 1) Isotonik yaitu otot memendek pada saat terjadi tegangan meningkat, l l l l l l l
2) Isometrik (statik) yaitu otot menegang tetapi tidak memanjang dan tidak berubah, 3)
l l l l l l l l
Eksentrik, yaitu otot memanjang pada saat tegangan meningkat, 4) Isokinetik, yaitu otot
l l l l l l l l
memendek pada saat terjadi tegangan melalui ruang gerak dalam kecepatan konstan.
l l l l l l l l l l l
1. Beban Dalam l
sendiri, mesin, atau perangkat lain untuk mencapai tujuan latihan (Baechle,
l l l l l l l l l l l
2012). Latihan beban dapat dilakukan dengan menggunakan beban dari berat l l l l l l l
badan sendiri (beban dalam) atau menggunakan beban luar yaitu beban bebas l l l l l l l l l l
(free weight) seperti dumbell, barbell, dan mesin (gym machine). Latihan dengan
l l l l l l l l l l l
Akan tetapi, variasi latihan dengan beban dalam ini tidak sebanyak beban bebas
l l l l l l
38
berikut: a) push up, b) sit up, c) crunch, d) v-up, e) pull up, f) back up, g) back
l l l l l l l l l l l
2. Beban Luar l l
mesin, beban bebas berupa barbell dan dumbbell. Latihan beban dengan beban
l l l l l l l l l l l
bebas ini cenderung lebih efektif karena dapat dilakukan dengan berbagai variasi
l l l l l l l l l l l
cara penggunaannya. Hal ini dimaksudkan agar dalam proses latihan beban tidak
l l l l l
dan kettlebells), band resistensi, bola stabilitas, atau kombinasi dari semuanya,
l l l l l l l l
(Baechle, 2014). l l
Kata futsal berasal dari kata “fut” yang diambil dari kata futbol atau futebol,
l l l l l l l
yang dalam bahasa Spanyol dan Portugal berarti sepak bola, dan kata “sal” yang l l l
diambil dari kata sala atau salao yang berarti ruangan dan pertama kali diperkenalkan l l l l l l
secara tidak sengaja seorang pelatih sepak bola bernama Juan Carlos Ceriani pada tahun
l l l l l l l l l
39
Futsal adalah permainan berupa regu terdiri atas 5 lawan 5, dan produ ktivitas
l l l l l l l l
setiap gol pertandingannya sangat cepat sehingga olahraga ini nyaman untuk ditekuni.
l l l l l l l l
Menang atau kalah dalam pertandingan dilihat dari tingkat baik buruknya pemain serta
l l l l l l l
proses strategi dalam pertandingan. Menurut Mulyono (2017:5) futsal adalah salah satu
l l l l l l l l l
cabang olahraga yang termaksud bentuk permainan bola besar. Sepak bola futsal yang l l l l l l l l
dimainkan di dalam ruangan adalah olahraga berupa team dengan sifat dinamis. l l l l l
Sedangkan menurut Naser & Ali (2016:1) pengertian futsal adalah sebuah versi
l l l l l l l l l l l
sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan lima melawan lima (satu penjaga gawang
l l l l l
dan lima sebagai pemain) yang telah disetujui oleh badan pengatur sepak bola l l l l l l l l l l
internasional atau yang biasa kita sebut (Federation International de asosiasi sepakbola,
l l l l l l l l l
FIFA 2014).
atlet dapat memecahkan rekor yang dilakukan sebelum atau sesudah dengan hasil yang
l l l l l l l l l l l l
jauh lebih baik karena persiapan fisik, mental dan teknis. Serrano (2013:157)
l l l l l l l
insensitas pemain futsal juga akan lebih cepat ketika merasakan kelelahan antara waktu
l l l l l l l l l l l
ketika permainan berlangsung. Permainan bentuk team futsal mampu bertransisi dalam
l l l l l l l l l l l
hitungan perdetik, dengan mengiringi perubahan dari posisi bertahan ke serangan begitu
l l l l l l l l l l l l
Menurut Mulyono (2017:5) futsal adalah salah satu di antara cabang olahraga
l l l l l l
yang termaksud bentuk permainan bola besar. Sepak bola berkembang menjadi
l l l l l l l l l l
40
alternatif olahraga futsal, karena lebih efesien untuk digunakan lahan sera ukuran
l l l l l l l l l l l l l
lapangan yang agak lebih kecil. Futsal dimainkan oleh dua tim yang masing-masing l l l l l
terdiri atas lima pemain, salah satunya adalah kiper, futsal mempunyai karakteristik di
l l l l l l l l
antaranya adalah semua pemain aktif berpartisipasi secara merata dan kapan saja bisa l l l l l l
main walaupun dalam keadaan fase bertahan atau menyerang, eksekusi sangat cepat
l l l l l l l l l l l l
dengan tingkat presisi yang sangat tinggi sehingga dapat mengejutkan lawan kemudian
l l l l l l l l
kewajiban melakukan improvisasi arahan dari pelaih ketika dalam menghadapi yang
l l l l l l
berbeda-beda, sehingga diperlukan konsentrasi dan intlegensi yang tinggi. Tiap atlet
l l l l l l l l l l
diharuskan berjuang agar selalu menguasai mengontrol bola, dan juga ditekankan agar
l l l l l l l l l l
selalu berlari dengan tempo yang tinggi, hal ini sesuai dengan pernyataan Lhaksana
l l l l l l l l l
(2012:4) bahwa olahraga futsal merupakan permainan dinamis dan cepat, dan transisi l l l l l
bola bertahan ke menyerang harus seimbang. Setiap atlet melakukan gerakan kombinasi
l l l l l l l l l l l
tubuh yang baik dari rotasi sepatu pemain dan permukaan lapangan futsal. Menurut
l l l l l l l l l l l
Sarmento (2016:628) analisis permainan futsal semestinya tidak hanya mencakup aksi
l l l l l l l
permainan di lapangan saja, namum sebaiknya pemain futsal yang dapat dihasilkan dari
l l l l l
Olahraga futsal mempunyaai kesamaan dengan sepak bola, salah satu bentukl l l l l l l l l
kesamaannya adalah memiliki tujuan untuk merebut bola dari penguasaan lawan dan
l l l l l l l l l l l
kemasukan bola, dan pemenang diketahui dari total gol tercipta. Walaupun futsal dan
l l l l l l l l l l
sepak bola itu sepintas hanya memiliki kesamaan namun ada beberapa yang
l l l l l l l l
membedakan. l l
41
adalah sebuah permainan dilakukan dengan dua regu yang masing-masing terdiri atas
l l l l l l l l l
lima orang pemain disetiap team. Permainan futsal merupakan hasil dari adopsil l l l l l l
olahraga sepak bola yang telah dimodivikasi menjadi sebuah permainan dan memiliki
l l l l l l l
tujuan yang sama yaitu merebut bola dari penguasaan lawan juga mencetak gol
l l l l l l l l l l l
tangan. Olahraga futsal sendiri mempunyai peraturan yang sangat terperinci, sehingga l l l l l l l l l
bisa membedakan mana sepak bola dan mana futsal. Adapun khusus aturan di lapangan
l l l l l l l l
baik ukuran tertentu seperti, ukuran bola, ukuran pada gawang, ukuran lapangan,
l l l l l l l l l l l l l
sepakbola lapangan besar. Mulai dari ukuran lapangan dan bola, jumlah pemain, hingga
l l l l l l l
sistem pertandingan. Berikut ini penjelasan secara rinci tentang aturan permainan futsal
l l l l l l l l l l l
a. Lapangan Permainan l
2. Garis batas; garis lebar 8 cm, yakni garis setengah di sisi, garis gawang l l l
di ujung-ujungnya. l l l l
b. Bola
1. Ukuran; nomor 4
l l
2. Keliling; 62-64 cm
l
3. Berat; 390-430 gr
l
5. Bahan; kulit atau bahan yang cocok lainnya (yang tidak berbahaya)
l l l
c. Jumlah Pemain
l l
d. Lama Permainanl
4. Ada adu penalti jika jumlah gol kedua tim sama sedangkan perpanjangan
l l l l l l l
5. Time-out 1 kali per tim babak tak ada dalam waktu tambahan.
l l l l
e. Gawang
tengah dari masing-masing garis gawang. Gawang terdiri dari dua tiang yang sama
l l l
44
dari masing-masing sudut dan dihubungkan dengan pucuk tiang oleh mistar gawang l l l l l l l l
Lebar gawang adalah 3 m diukur dari bagian dalam tiang. Sedangkan tinggi gawang
l l l l
adalah 2 m diukur dari bagian dalam tiang palang atas gawang ke lantai. Bentuk
l l l l l
penampang tiang yang diperbolehkan adalah kotak dan lingkaran, namun bentuk
l l l l l l
penampang kotak lebih dianjurkan, karena pantulan bola dengan tiang penampang
l l l l l l l
kotak lebih menghasilkan arah yang akurat. Jaring gawang berbahan nilon, yang
l l l l
f. Perlengkapan pemain
l l l
b. Celana pendek, jika pemain memakai celana yang bentuknya stretch pants
l l l l l l l l l
c. Memakai kaos kaki, juga plaster disesuaikan dengan warna yang sudah
l l l l l l l
disepakati. l
e. Sepatu yang dipakai harus sama dengan model yang diperkenankan petunjuk
l l l l l l l l l l
lapangan.
Teknik dasar dalam permainan futsal sama dengan teknik dasar permainan
l l l l l l
sepakbola. Teknik-teknik yang digunakan dalam permain futsal relatif tidak jauh
l l l l l l l l
berbeda dalam permainan sepakbola namun karena faktor lapangan yang relatif kecil
l l l l l l l l
teknik. Pemain dalam tim futsal, seperti dalam sepakbola Menurut Suharno (1984:12)
l l l l l l l l l l
teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan
l l l l l l l l l l l l l
tertentu secara efektif dan efisien. Menurut Justinus Lhaksana, (2011:29), modern futsal
l l l l l l l l l l l l l l l
adalah permainan futsal yang para pemainnya diajarkan bermain dengan sirkulasi bola
l l l l l l
yang sangat cepat, menyerang dan bertahan, dan juga sirkulasi pemain tanpa bola l l l l l l l
ataupun timing yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan menguasai teknik
l l l l l l l l l l l l l
pendek atau istilah kerennya passing game. Karenenya, seorang pemain harus
l l l l l l l l l l l
dasar permainan futsal yang sangat dibutuhkan oleh pemain. Di lapangan yang
l l l l l l
rata dan ukuran lapangan yang kecil dibutuhkan passing yang keras dan akurat
l l l l l l l
karena bola yang meluncur sejajar dengan tumit pemain. Ini di sebabkan hampir
l l l l l l l l l
sempurna memerlukan skill yang vital bagi pemain dalam mengontrol bola
l l l l l l l
ketika menerima operan dari rekannya. Ada beberapa cara mengontrol bola,
l l l l l l l l
yakni dengan kaki, dada dan paha. Sedangkan Menurut Justinus Lhaksana,
l l l l l l l
menggunakan telapak kaki (sole). Dengan permukaan lapangan yang rata, bola
l l l l l l l
akan bergulir cepat sehingga para pemain harus dapatmengontrol dengan baik.
l l l l l l l l
Apabila menahan bola jauh dari kaki, lawan akan mudah merebut bola. l l l l l l
mengumpan bola di belakang lawan atau dalam situasi lawan bertahan satu
l l l l l l l
terletak pada saat chipping menggunakan bagian atas ujung sepatu dan
l l l l l l l l
beberapa sentuhan ada bola. Basanya kaki dibenturkan pada bagian pinggir bola.
l l l l l l
keterampilan penting dan mutlak harus dikuasai oleh setiap pemain futsal.
l l l l l l l l l l
mencetak gol. l l
dengan keras guna mencetak gol. Ini juga merupakan bagian tersulit karena
l l l l l l l l l l l
perlu kematangan dan kecerdikan pemain dalam menendang bola agar tidak bisa
l l l l l l l l
(2011:34) shooting merupakan teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap l l l l l l l
pemain. Teknik ini merupakan cara untuk menciptakan gol. Ini disebabkan
l l l l l l l l
pertandingan atau permainan. Shooting dapat dibagi menjadi dua teknik, yaitu
l l l l l l l
shooting menggunakan punggung kaki dan ujung kaki atau ujung sepatu. l l l l l l l l l l l
(Heading) adalah, tidak begitu sulit untuk mengontrol bola dengan kaki atau
l l l l l l l l l
menahan bola dengan paha. Namun, tidak mudah untuk mengontrol boladengan
l l l l l l l l
kepala. Mereka yang tahu tentang sepakbola, tentu mengetahui bahwa sundulan
l l l l l l l l l l l l l
merupakan salah satu skill paling penting dalam suatu permainan. Teknik
l l l l l l l l
menyundul bola pada permainan futsal sama dengan teknik yang dilakukan
l l l l l l l l
48
bola (heading) jarang diterapkan. Ada satu istilah dalam menyundul, yakni l l l l l l
driving header teknik ini memerlukan latihan yang rutin karna tidak mudah l l l l l l l l
kecermatan dalam membaca arah sehingga bola bisa di sundul dengan baik dan
l l l l l l l
B. Kerangka Berfikir
Pentingnya
l kebugaran l l kardiorespirasi l (VO2 Max) dalam permainan l futsal l
Daya tahan jantung paru baik akan memberikan gerakan permainan futsal yang baik l l l l l l l
dan lari zig-zag. Kebugaran jasmani dipandang sangat penting untuk ditingkatkan l l l l l
penurunan kualitas.
l l l l
Latihan circuit terdiri dari beberapa latihan dan memiliki item yang berbeda- l l l l l l l l
beda setiap pos. Latihan ini sangatlah mendukung dalam proses peningkatakan
l l l l l l l
melalui latihan circuit terdiri dari beberapa item latihan diantaranya: Shuttle run, Push-
l l l l l l l l l l l
meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan tubuh melalui serangkaian latihan beban
l l l l l l l l l
fisiologis. Kebugaran jasmani yang akan ditingkatkan melalui Latihan Beban terdiri dari l l l l l l
beberapa item latihan diantarannya: (1) Pull-Up (gantung angkat tubuh), (2) Dumbbell
l l l l l l l l l l
Pullover, (3) One Arm Dumbbell Row, (4) Dumbbell Lateral Raise, (5) Dumbbell
l l l l l l l l l l l
Rowing.
Kebugaran jasmani adalah salah satu unsur yang mendukung kualitas manusia
l l l l l l l l l l
kesehatan melalui pengenalan sifat positif, serta gerak dasar berbagai aktivitas jasmani.
l l l l l l l l l
Upaya peningkatan kesegaran jasmani lewat pendidikan jasmani perlu evaluasi dengan
l l l l l l l l l l l
cara menyelenggarakan tes dan menggunakan alat ukur tes kesegaran jasmani yang
l l l l l l l l l l l
sudah baku. Perlu adanya pembuktian melalui penelitian mengenai latihan mana yang
l l l l l l l l l l l l
lebih berpengaruh antara circuit training dan latihan beban terhadap kebugaran jasmani
l l l l l l l l l
C. Hipotesis
3. Latihan Circuit Training lebih besar pengaruhnya dari pada Latihan Beban
l l l l l l
Medan.
l
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan di bulan Mei - Juni 2023 dengan
l l l l l l l
frekuensi latihan 3 kali seminggu pada hari Senin, Rabu dan Sabtu di lapangan Futsal
l l l l l l l l l
3.2.1. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
l l l l l l l l l l l l l
penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 11 Medan yang berusia
l l l l l l l l l l l l
16-19 tahun. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal sebanyak 20 siswa
l l l l l l l l l l
laki-laki.
3.2.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2017:85) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
l l l l l l l
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun teknik sampel yang digunakan dalam l l l l l l l l l
penelitian ini adalah Purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan
l l l l l l l l l l
51
52
generalisasi.
l l
53
Sampel dalam penelitian ini berdasarkan Usia dan Jenis kelamin. Pertimbangan sampel
l l l l l l l l l
ekstrakurikuler futsal.
l l l l l
pengaruh latihan circuit training dan latihan beban terhadap kebugaran jasmani siswa
l l l l l l l
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
l l l l l l l l l l l
teknik pengumpulan data menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Ada
l l l l l l l l l l
tiga variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu Latihan Circuit Training
l l l l l l
sebagai variabel bebas dan Latihan Beban sebagai variabel bebas dan Kebugaran
l l l l l l l l l
Desain yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode matching pre-test
l l l l l l l l l
Tabel 3.4.1. Desain penelitian pre-test dan post-test two group design
pairing (group) l
T1 Kelompok A
l Latihan Circuit Training l T2
T2 : Tes Akhir l
diberikan perlakuan/latihan. Data yang akan diperoleh melalui Tes Kesegaran Jasmani
l l l l l l l l l l
sehingga diperoleh sampel yang diberikan latihan circuit training untuk kelompok A
l l l l l l l l l
A B
1 2
4 3
5 6
8 7
9 10
12 11
55
diberikan perlakuan. Data yang diperoleh melalui Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
l l l l l l l l l l l
(TKJI). Kemudian hasil Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) tersebut selanjutnya
l l l l l l l l l l l
akan diolah menjadi data penelitian sehingga dapat dibuktikan kebenaran hipotesa yang l l l l l l l l
diajukan. l
Tjaliek Sugiardo (1991: 25) dalam Bangkit Budi Iswanjaya (2014: 63) latihan sebanyak
l l l l
16 kali secara fisiologis sudah ada perubahan yang menetap. Adapun perlakuannya
l l l l l l l l l
(treatment) ialah latihan circuit dan latihan beban yang terdiri dari masing-masing
l l l l l
Dosis latihan yang harus dijalankan oleh peserta melakukan aktivitas latihan l l l l l l
circuit dan latihan beban dengan maksimal untuk semua stasion. Setiap stasion dilalui
l l l l l l l l l
tanpa berhenti/istrahat. Setelah siswa melalui semua pos latihan, istrahat diberikan antara
l l l l l l l l l
1-2 menit kemudia langsung kembali dalam aktivitas latihan circuit dan latihan beban.
l l l l l l l
apa-apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Dalam penelitian ini terdapat l l l l l l l l l
dua variabel, variabel bebas yaitu latihan circuit dan latihan beban, sedangkan variabel
l l l l l l l l l
56
terikatnya yaitu tingkat kebugaran jasmani. Adapun defenisi variabel dalam peneltian
l l l l l l l l l l
Latihan circuit adalah suatu program latihan yang terdiri dari beberapa stasion l l l l l l
dan disetiap stasion seseorang harus melakukan gerakan yang bertujuan untuk
l l l l l l l l l l l l
melatih daya tahan, kekuatan, kelincahan, daya ledak, kecepatan, ketepatan. Latihan
l l l l l l l l l
circuit terdiri dari beberapa latihan dan memiliki item yang berbeda-beda setiap pos
l l l l l l l l l l
latihan yaitu: (1) Shuttle run (lari bolak-balik), (2) Push-Up (dorong angkat), (3) Sit- l l l l l l
kekuatan otot dan daya tahan tubuh melalui serangkaian latihan beban secara progresif
l l l l l l l l l l
jasmani yang akan ditingkatkan melalui Latihan Beban terdiri dari beberapa item latihan l l l l l l l
diantarannya: (1) Pull-Up (gantung angkat tubuh), (2) Dumbbell Pullover, (3) One Arm l l l l l l l l l l
ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 11 Medan yang memiliki kekuatan daya tahan
l l l l l l l l l l l
tubuh baik untuk melakukan tugas serta pekerjaan sehari-hari dengan mudah atau
l l l l l l l l l l l l l l
secara efisien dan efektif tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebih, serta masih
l l l l l l l l l l l l
Kebugaran jasmani siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 11 Medan diukur
l l l l l l l l l l l l l l
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya dalam
l l l l l l
ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 11 Medan adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
l l l l l l l l l l l l
(TKJI) untuk anak umur 16-19 tahun yang di kutip dari Sunarno.A (2017:83). Tes
l l l l l l l l
ini memiliki validasi untuk putra sebesar 0,950 dan reabilitas untuk remaja putra
l l l l l l l l l l l
c. Dinding untuk vertical jump dengan landasan yang datar dan tidak licin l l l l l
f. Bendera start l l
h. Formulir TKJI l
i. Stopwatch
58
j. Nomor Dada
k. Peluit l l
Adapun tabel nilai dan norma Kesegaran Jasmani Indonesia sebagai berikut:
l l l l l l l l
2 18 – 21 Baik (B)
3 14 – 17 Sedang (S)
l
Data yang telah terkumpul dari pre-test dan post test dianalisis dengan
l l l l l l l l
menggunakan perhitungan uji normalitas, uji homogenitas, statistic uji-t dan uji-t
l l l l l l l l l
gabungan. Membuktikan apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat
l l l l l l l
59
diterima atau ditolak. Untuk menentukan kebugaran jasmani dengan dibedakan antara
l l l l l l l l l l l
latihan circuit training dan latihan beban pada sampel dapat dihitung dalam uji hipotesa,
l l l l l l
dengan uji-t. Untuk menguji hipotesa ditempuh beberapa prosedur statistic dengan
l l l l l l l l l l l l l l
X=
∑x (Sudjana, 2002 : 67)
l
nn x 2— ( ∑ x
∑ 1 1
2 )2
S =
1 (Sudjana, 2002 : 94)
n(n-1)
l
xi−x
zi= (Sudjana, 2002 : 466)
s
l
VariansTerbesar
F= (Sudjana, 2002 : 250)
Varians Terkecil
l
3. Uji hipotesis
l l
B
t = SB (Sudjana, 2002: 239)
l
√n
b. Hipotesis III menggunakan uji beda/ uji-t tidak berpasangan
l l l l l l l
Hipotesis I l
60
Medan. l
Hipotesis II
l
Hipotesis III
l
Ho :Latihan beban tidak lebih besar pengaruhnya dari pada latihan circuit
l l l l l l
Negeri 11 Medan. l l l
Ha :Latihan beban lebih besar pengaruhnya dari pada latihan circuit training
l l l l l l
Medan. l
BAB IV
terhadap subyek penelitian secara langsung yaitu pada siswa ekstrakurikuler di SMA
l l l l l l l l l l l l
berjumlah 12 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok latihan yaitu 6 orang pada latihan
l l l l l l
circuit training dan 6 orang pada latihan beban. Berikut adalah siswa yang mengikuti
l l l l l l
proses penelitian: l l l
Kelompok Latihan
l Kelompok Latihan l
Frekuensi Persentase
l l l l
l
l Frekuensi Persentasel l l l l l
Tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa siswa ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 11
l l l l l l l l l l l l l
Medan yang berada pada kelompok latihan circuit training dengan usia terbanyak
l l l l l l l
adalah usia 16 tahun yaitu sebanyak 4 orang (66,7%), sedangkan yang berada pada
l l l l l l
kelompok latihan beban terdapat 50% yang berusia 16 tahun dan 50% berusia 17 tahun.
l l l l l l l l l
Pelaksanaan TKJI pada latihan circuit training dan latihan beban dilakukan
l l l l
peneliti pada hari Senin tanggal 19 Juni 2023 pukul 16.00 – 17.30 Wib untuk seluruh
l l l l l l l l l l l
siswa ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 11 Medan tersebut dengan mengukur 5 item
l l l l l l l l l l l l l l l l
61
62
indikator TKJI siswa usia 16-19 tahun yaitu lari 60 meter, gantung angkat tubuh, baring l l l l l l l l
duduk, loncat tegak dan lari 1200 meter. Hasil selengkapnya Tes Kesegaran Jasmani
l l l l l l l l l l
Indonesia siswa yang diberi latihan circuit training dan latihan beban di SMA Negeri 11
l l l l l l
a. Lari 60 Meter
Hasil tes lari 60 meter untuk putra usia 16-19 tahun yang diberi latihan circuit
l l l l l l l l l l
training dan latihan beban di SMA Negeri 11 Medan adalah sebagai berikut: l l l l l l l
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Pada
Lari 60 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal di SMA Negeri 11 Medan
F % F % F % F %
5 Sangat Baik 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Baik 1 16,7 5 83,3 0 0,0 4 66,7
3 Sedang l 3 50,0 1 16,7 4 66,7 2 33,3
2 Kurang l 2 33,3 0 0,0 2 33,3 0 0,0
1 Kurang Sekali
l l 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Jumlah l 6 100 6 100 6 100 6 100
Tabel 4.2 memperlihatkan hasil tes lari 60 meter untuk kelompok latihan circuit
l l l l l l l l l l
training pada pretes paling banyak mendapat nilai 3 yaitu sebanyak 3 orang (50,0%) l l l l l
dengan waktu 8,4” – 9,6”. Sedangkan pada nilai posttest paling banyak mendapat nilai 4
l l l l l
Selanjutnya hasil tes lari 60 meter untuk kelompok latihan beban pada pretes
l l l l l l l l l l l
paling banyak mendapat nilai 3 (sedang) yaitu sebanyak 4 orang (66,7%) dengan waktu
l l l l l l
8,4” – 9,6” detik. Sedangkan pada nilai posttest paling banyak mendapat nilai 4 yaitu
l l l l l
Hasil tes kesegaran jasmani pada gantung angkat tubuh pada siswa putra yang
l l l l l l l
diberi latihan circuit training dan latihan beban di SMA Negeri 11 Medan dapat dilihat
l l l l l l
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kesegaran Jasmani Pada Gantung
Angkat Tubuh Siswa Ekstrakurikuler Futsal di SMA Negeri 11 Medan
F % F % F % F %
5 Sangat Baik 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Baik 0 0,0 5 83,3 0 0,0 3 50,0
3 Sedang l 3 50,0 1 16,7 1 16,7 3 50,0
2 Kurang l 3 50,0 0 0,0 5 83,3 0 0,0
1 Kurang Sekali l l 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Jumlah l 6 100 6 100 6 100 6 100
Tabel 4.3 memperlihatkan hasil tes gantung angkat tubuh untuk kelompok
l l l l l l l l l l
latihan circuit training pada pretes paling banyak mendapat nilai 3 dan 2 yaitu masing-
l l l l l
masing 3 orang (50,0%) dengan gantung angkat tubuh sebanyak 5-8 dan 9-13 kali. l l l l l
Sedangkan pada nilai posttest paling banyak mendapat nilai 4 (baik) sebanyak 5 orang
l l l l
Selanjutnya hasil tes gantung angkat tubuh untuk kelompok latihan beban pada
l l l l l l l l l l
pretes paling banyak mendapat nilai 2 (kurang) yaitu sebanyak 5 orang (83,3%) dengan
l l l l l l l
gantung angkat tubuh sebanyak 5-8 kali. Sedangkan pada nilai posttest paling banyak
l l l l l l
mendapat nilai 3 dan 4 yaitu masing-masing sebanyak 3 orang (50,0%) dengan gantung
l l l l l
c. Baring Duduk
Hasil tes kesegaran jasmani pada tes baring duduk pada anak putra diberi latihan
l l l l l l l l l
circuit training dan latihan beban di SMA Negeri 11 Medan dapat dilihat pada Tabel
l l l l l l
4.4 berikut : l l
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kesegaran Jasmani Pada Baring
Duduk Siswa Ekstrakurikuler Futsal di SMA Negeri 11 Medan
F % F % F % F %
5 Sangat Baik 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Baik 0 0,0 4 66,7 0 0,0 4 66,7
3 Sedang l
2 33,3 2 33,3 4 66,7 2 33,3
2 Kurang l
4 66,7 0 0,0 2 33,3 0 0,0
1 Kurang Sekali
l l
0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Jumlah l 6 100 6 100 6 100 6 100
Tabel 4.4 memperlihatkan hasil tes baring duduk untuk kelompok latihan circuit
l l l l l l l l l l
training pada pretes paling banyak mendapat nilai 2 atau kurang yaitu 4 orang (66,7%)
l l l l l l
dengan baring duduk 10-20. Sedangkan pada nilai posttest paling banyak mendapat
l l l l l l
Selanjutnya hasil tes baring duduk untuk kelompok latihan beban pada pretes
l l l l l l l l l l l
paling banyak mendapat nilai 3 atau sedang yaitu sebanyak 4 orang (66,7%) dengan l l l l l l
baring duduk 21–29. Sedangkan pada nilai posttest paling banyak mendapat nilai 4
l l l l l
d. Loncat Tegak
Hasil tes kesegaran jasmani pada tes loncat tegak pada anak putra yang diberi
l l l l l l l l
latihan circuit training dan latihan beban di SMA Negeri 11 Medan dapat dilihat pada
l l l l l
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kesegaran Jasmani Pada Loncat
Tegak Siswa Ekstrakurikuler Futsal di SMA Negeri 11 Medan
F % F % F % F %
5 Sangat Baik 0 0,0 1 16,7 0 0,0 0 0,0
4 Baik 0 0,0 4 66,7 0 0,0 1 16,7
3 Sedang l
3 50,0 1 16,7 3 50,0 5 83,3
2 Kurang l
3 50,0 0 0,0 3 50,0 0 0,0
1 Kurang Sekali
l l
0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Jumlah l 6 100 6 100 6 100 6 100
Tabel 4.5 memperlihatkan hasil tes loncat tegak untuk kelompok latihan circuit
l l l l l l l l l
training pada pretes paling banyak mendapat nilai 3 dan 2 yaitu masing-masing 3 orang
l l l l
(50,0%) dengan loncat tegak 50 – 59 dan 39 – 49. Sedangkan pada nilai posttest paling
l l l l
banyak mendapat nilai 4 sebanyak 4 orang (66,7%) dengan loncat tegak 60 – 72.
l l l l
Selanjutnya hasil tes loncat tegak untuk kelompok latihan beban pada pretes
l l l l l l l l l l
paling banyak mendapat nilai 3 dan 2 yaitu masing-masing 3 orang (50,0%) dengan
l l l
loncatan 50 – 59 dan 39 – 49. Sedangkan pada nilai posttest paling banyak mendapat l l l
Hasil tes kesegaran jasmani pada tes lari 1200 meter putra yang diberi latihan
l l l l l l l l l
circuit training dan latihan beban di SMA Negeri 11 Medan dapat dilihat pada Tabel
l l l l l l
4.6 berikut :
l l
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kesegaran Jasmani Pada Lari 1200
Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal di SMA Negeri 11 Medan
F % F % F % F %
5 Sangat Baik 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Baik 0 0,0 4 66,7 0 0,0 1 16,7
66
3 Sedang l
1 16,7 1 16,7 2 33,3 3 50,0
2 Kurang l
4 66,7 1 16,7 1 16,7 2 33,3
1 Kurang Sekali l l
1 16,7 0 0,0 3 50,0 0 0,0
Jumlah l 6 100 6 100 6 100 6 100
Tabel 4.6 memperlihatkan hasil tes lari 1200 meter untuk kelompok latihan
l l l l l l l l l
circuit training pada pretes paling banyak mendapat nilai 2 atau kurang yaitu masing-
l l l l l l l
masing 4 orang (66,7%) dengan waktu 5’13”–6’33” sedangkan pada posttest paling l l l l
banyak mendapat nilai 4 atau baik sebanyak 4 orang (66,7%) dengan waktu 3’15” –
l l l l l
4’25”.
Selanjutnya hasil tes lari 1200 meter untuk kelompok latihan beban pada pretes
l l l l l l l l l l l
paling banyak mendapat nilai 1 atau kurang sekali yaitu masing-masing 3 orang l l l l l
(50,0%) dengan waktu 6’33” - dst sedangkan pada posttest paling banyak mendapat
l l l l l
nilai 3 atau sedang sebanyak 3 orang (60,0%) dengan waktu 4’26” – 5’12”.
l l l l l
Berikut rekap hasil Tes Kesegaran Jasmani yang diberi latihan circuit training
l l l l l l l l
dan latihan beban pada siswa ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 11 Medan:
l l l l l l l l l
Rentan
l
g Nilai
l l l l l l l
F % F % F % F %
22 – 25 Sangat Baik 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
18 – 21 Baik 0 0,0 4 66,7 0 0,0 2 33,3
14 – 17 Sedang l 2 33,3 2 33,3 2 33,3 4 66,7
10-13 Kurang l 3 50,0 0 0,0 3 50,0 0 0,0
5–9 Kurang Sekali l l 1 16,7 0 0,0 1 16,7 0 0,0
Jumlah l 6 100 6 100 6 100 6 100
67
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa pada kelompok
l l l l l l l
siswa yang diberi latihan circuit training pada pretes diperoleh 3 orang pada kategori l l l l l l l
kurang (50%), 2 orang pada kate gori sedang (33,3%) dan 1 orang pada kate gori kurang
l l l l l
sekali (16,7%). Sedangkan pada posttest diperoleh 4 orang pada kategori baik (66,7%)
l l l l l l
Tingkat kebugaran jasmani siswa pada kelompok siswa yang diberi latihan beban pada
l l l l l
pretes diperoleh 3 orang pada kategori kurang (50%), 2 orang pada kategori sedang
l l l l l l l l
(33,3%) dan 1 orang pada kategori kurang sekali (16,7%). Sedangkan pada posttest l l l l l
diperoleh 4 orang pada kategori sedang (66,7%) dan 2 orang pada kate gori baik
l l l l l
(33,3%).
Berikut rangkuman hasil analisis data nilai mean pada pre-test dan post-test
l l l l l l l
dalam penelitian ini, yang ditunjukkan pada tabel 4.8 di bawah ini :
l l l l l
Tabel 4.8 Rangkuman Perbandingan Nilai Mean Pada Pre-test dan Post-test
l l l l l l l
Berdasarkan tabel 4.8 di atas didapatkan pada kelompok latihan circuit training
l l l l
diperoleh nilai rata-rata kebugaran jasmani siswa untuk pre test adalah 12,17 dengan
l l l l l l l l l
standar deviasi 2,137 dan post test meningkat sebesar 18,83 dengan standar deviasi
l l l l l l l
Futsal di SMA Negeri 11 Medan sesudah diberi perlakuan latihan circuit training
l l l l l l l l l l
Selanjutnya pada kelompok siswa yang diberi latihan beban diperoleh nilai rata-
l l l l l l l
rata pre test sebesar 11,83 dengan standar deviasi 2,041 dan post test sebesar 16,50
l l l l l l l l l
Penggambaran hasil analisis data nilai mean pada pre-test dan post-test melalui
l l l l l l l
data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji prasyarat analisis
l l l l l l
1. Uji Normalitas
program SPSS 21. Dalam uji ini akan menguji hipotesis sampel berasal dari l l l l l l
apabila angka signifikan lebih besar dari 0,05 (Sig> 0,05). Hasil uji normalitas pada l l l
Tabel 4.9 di atas diketahui bahwa dari hasil pre test dan posttest nilai TKJI
l l l l l l
sebesar 0,875 dan 0,425 untuk latihan circuit training dan nilai signifikansi sebesar
l l l l l l l
0,393 dan 0,961 untuk nilai latihan beban dimana nilai signifikan tersebut lebih l l l l l l l
besar dari 0,05 (Sig> 0,05), artinya data pretest dan posttest tersebut berdistribusi
l l l l l l l l l
2. Uji Homogenitas
menguji bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen. Kriteria
l l l l l l l l
pengambilan keputusan diterima apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (Sig>
l l l l l l l
Beban l
Beban l
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai pretes dan post test memiliki
l l l l l l l l
signifikansi lebih dari 0,05, artinya data tersebut mempunyai varian yang sama.l l l l l l
Maka bisa dikatakan data berasal dari populasi-populasi yang homogen. Sehingga l l l l l
hipotesis yang menyatakan bahwa data diperoleh dari populasi yang homogen
l l l l l l
diterima. l
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu “ada pengaruh latihan circuit
l l l l l l l l l
Medan”. Untuk pengujian hipotesis analisis data dilakukan dengan uji-t paired
l l l l l l l l l l
sample test pada data pre test dan post test hasil pengukuran tingkat kebugaran
l l l l l l l l l l
jasmani. Dalam uji ini akan menguji hipotesis terdapat perbedaan tingkat l l l l l l l
kebugaran
l l jasmani. Untuk l l menerima l l atau l menolak l hipotesis l dengan l
hipotesis apabila harga thitung terletak antara negatif dan positif dari ttabel, atau jika
l l l l l l l
jasmani setelah diberi perlakuan circuit training digunakan uji-t dua sampel l l l l l l l l l l
berhubungan atau Paired samplet-test. Hasil uji-t ditunjukkan pada tabel berikut.
l l l l l l l l l l l l l
Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Uji-t Paired samplet-test Pada Kelompok Latihan
l l l l l l l
Tabel 4.11 di atas, diketahui hasil analisis uji-t dengan nilai thitung sebesar
l l l l l l l l
10,847 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kemudian nilai thitung dibandingkan
l l l l l l
dengan nilai ttabel pada taraf signifikan 5%, se hingga ttabel sebesar 2,015. Hasil
l l l l l l
tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari pada ttabel (10,847>2,015).
l l l l l l l l l l
Jika dibandingkan nilai signifikansi 0,000 le bih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), l l
pengaruh yang signifikan Latihan Circuit Training Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa
l l l l l l
siswa ditunjukkan dari nilai rata-rata untuk data pre test adalah sebesar 12,16 dan
l l l l l l l l
nilai rata-rata untuk data post test adalah sebesar 18,83. Hasil ini menunjukkan l l l l l l l l
sesudah diberi perlakuan latihan circuit training meningkat sebesar 6,666 atau
l l l l l l l l l l
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu “ada pengaruh latihan beban terhadap
l l l l l l l l l l
pengujian hipotesis analisis data dilakukan dengan uji-t paired sample test pada
l l l l l l l l l
data pre test dan post test hasil pengukuran tingkat kebugaran jasmani. Dalam ujil l l l l l l l l
ini akan menguji hipotesis terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani. Untuk l l l l l l l l l l
harga ttabel. Kriterianya adalah menerima hipotesis apabila harga thitung terletak antara l l l l l l l l
negatif dan positif dari ttabel, atau jika signifikan perhitungan lebih besar dari 0,05.
l l l l l l l
sebelum diberikan latihan beban dengan tingkat kebugaran jasmani setelah diberi
l l l l l l l l l l l
perlakuan latihan beban digunakan uji-t dua sampel berhubungan atau Paired
l l l l l l l l l l l l
Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Uji-t Paired samplet-test Pada Kelompok Latihan
l l l l l l l
Tabel 4.12 di atas, diketahui hasil analisis uji-t dengan nilai thitung sebesar
l l l l l l l l
8,367 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kemudian nilai thitung dibandingkan l l l l l l
dengan nilai ttabel (df = 5) pada taraf signifikan 5%, sehingga ttabel sebesar 2,015.
l l l l l l
Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari pada ttabel l l l l l l l l l l
(8,367>2,015). Jika dibandingkan nilai signifikansi 0,000 le bih kecil dari 0,05 l l
terdapat pengaruh yang signifikan Latihan Beban Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa
l l l l l l l
siswa ditunjukkan dari nilai rata-rata untuk data pre test adalah sebesar 11,83 dan
l l l l l l l l
nilai rata-rata untuk data post test adalah sebesar 16,50. Hasil ini menunjukkan l l l l l l l l
sesudah diberi perlakuan latihan beban meningkat sebesar 4,666 atau 39,5%.
l l l l l l l l l l
Latihan Beban terhadap kebugaran jasmani siswa ekstrakurikuler futsal digunakan uji-t
l l l l l l l l l l l
independen sample test pada kedua kelompok. Hasil uji-t independen sample test
l l l l l l l l l l l l l l
Training
Latihan Beban l 6 16,50 ± 1,870
Tabel 4.13 di atas, diketahui hasil analisis uji-t independent sample test
l l l l l l l l l
dengan nilai thitung sebesar 2,320 dan signifikansi 0,043. Kemudian nilai thitung
l l l l l l l
dibandingkan dengan nilai ttabel (df = 10) pada taraf signifikan 5%, sehingga ttabel l l l l
sebesar 2,228. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari pada
l l l l l l l l l l l
ttabel (2,320>2,228) dan nilai signifikansi 0,043 < 0,05, maka hipotesis dalam
l l
latihan Circuit Training dan Latihan Beban terhadap kebugaran jasmani siswa l l l l l
disimpulkan bahwa kebugaran jasmani siswa ekstrakurikuler futsal yang diberi latihan
l l l l l l l l l
circuit training memiliki pengaruh yang lebih besar dalam meningkatkan kebugaran
l l l l l l l l l
jasmani siswa yaitu 54,8% dibandingkan dengan siswa yang diberi latihan beban yaitu l l l l l
39,5%.
4.2 Pembahasan
tingkat kebugaran jasmani siswa ekstrakurikuler fultsal di SMA Negeri 11 Medan rata-
l l l l l l l l l l
rata termasuk dalam kategori kurang pada kedua kelompok dengan nilai rata-rata 12,17
l l l l l l l l
pada kelompok latihan circuit training dan 11,83 pada kelompok latihan beban. Setelah
l l l l l l
mengikuti latihan circuit training selama 3 kali seminggu dengan frekuensi lama
l l l l l l l l l l
latihan selama 6 minggu didapatkan post test TKJ siswa meningkat dengan nilai
l l l l l
rata-rata 18,83 dengan kriteria penilaian Baik. Ternyata setelah diberi perlakuan l l l l l l l l l
latihan circuit training terjadi perubahan peningkatan sebesar 6,666 atau 54,8%. Hasil l l l l l l l l
analisis uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga hal
l l l l l l l l
ini menunjukkan bahwa ternyata latihan circuit training memberikan pengaruh yang
l l l l l l l l l
Begitu juga dengan siswa pada kelompok latihan beban yang diberi selama
l l l l l l l l
3 kali seminggu dengan frekuensi lama latihan selama 6 minggu didapatkan post
l l l l l l l l
test TKJ siswa meningkat dengan nilai rata-rata 16,50 dengan kriteria penilaian
l l l l l l
peningkatan sebesar 4,667 atau 39,5%. Hasil analisis uji-t menunjukkan bahwa
l l l l l l l l
75
terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga hal ini menunjukkan bahwa latihan
l l l l l l l
ekstrakurikuler futsal yang diberi latihan circuit training memiliki pengaruh yang lebih
l l l l l l l l l l l
besar dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa yaitu 54,8% dibandingkan dengan
l l l l l l
dijalankan secara terprogram, dengan intensitas yang semakin hari semakin meningkat l l l l l l l
telah memberi bukti nyata meningkatkan tingkat kebugaran. Dengan demikian jelas
l l l l l l l l l l
bahwa latihan sirkuit atau circuit training merupakan salah satu program latihan yang l l l l l l
Circuit training merupakan suatu cara latihan kondisi fisik yang bertujuan
l l l l l l l l
efisien. Pemberian latihan circuit training pada siswa futsal di SMA Negeri 11
l l l l l l l l
Medan digunakan untuk mencari tahu apakah latihan tersebut berpengaruh terhadap
l l l l l l l l l l l l l
jasmani siswa futsal di SMA Negeri 11 Medan yang cukup besar dari latihan circuit l l l l l l l l
training. Latihan circuit training memberikan pengaruh sebesar 54,8%. Hal ini l l l l l l l
76
kembali pada tujuan latihan circuit training yaitu meningkatkan kerja jantung,
l l l l l l l l
pernafasan dan pembuluh darah. Karena kerja jantung, pernafasan dan pembuluh
l l l l l l l l l l l
darah dapat optimal dan efisien, maka kebugaran jasmani seseorang akan l l l l l l
meningkat. l
Setiap unsur itu perlu dikembangkan untuk meningkatkan kondisi fisik, melalui
l l l l l l l l l l l l
setiap bentuk latihan dapat dikembangkan setiap unsur. Namun cara ini memerlukan
l l l l l l l l l l l
waktu yang cukup lama. Karena itu dapat diterapkan cara lain yang efektif untuk
l l l l l l l l l l
mengembangkan latihan yang disebut latihan sirkuit. Latihannya terdiri atas latihan
l l l l l l
kondisi fisik seperti kelincahan, daya tahan, kekuatan, dan unsur lainnya.
l l l l l l l
BAB V
5.1. Kesimpulan
kesimpulan, yaitu:
l l l
3. Ada perbedaan pengaruh antara latihan Circuit Training dan Latihan Beban
l l l l l l
Tingkat kebugaran jasmani siswa ekstrakurikuler futsal yang diberi latihan circuit
l l l l l l l l l
jasmani siswa yaitu 54,8% dibandingkan dengan siswa yang diberi latihan beban l l l l
yaitu 39,5%. l
5.2 Saran
pengaruh latihan circuit training dan latihan beban terhadap kebugaran jasmani siswa
l l l l l l l
sebagai berikut:
l l l
1. Kepada Pelatih l l
77
78
futsal.
l
2. Bagi atlet l
mengikuti arah dan cara mengajar pelatih yang masih belum menggunakan
l l l l l l l l
model latihan tertentu, agar kualitas kebugaran jasmani atlet selalu terjaga
l l l l l l l l l l l
dan dengan objek yang berbeda pula, sehingga hasil dari penelitiannya
l l l l l l l l
DAFTAR PUSTAKA
Bengkulu. Kinestetik,
l 2(1), 118–125.
l l l l
https://doi.org/10.33369/jk.v2i1.9196
Aksara.
Ricardo.
81
Harsono. (2018). Latihan Kondisi Fisik Untuk Atlet Sehat Aktif. Bandung: l l l l l
Festiawan, R., Raharja, A. T., Ju suf, J. B. K., & Mahardika, N. A. (2020). E ffect
l l l l l
John D. Tenang. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung. PT. Mizan Pustaka.
l l l l l
Justinus Lhaksana. (2011). Taktik & Strategi Futsal Modern. Jakarta: Penebar
l l l l l l l
Swadaya Group l
Documents, 12–26. l l
https://doi.org/10.20473/jbe.v4i2.2016.237 l
82
https://doi.org/10.21274/taalum.2015.3.2.185-199 l
Susanto, S., Siswantoyo, S., Prasetyo, Y., & Putranta, H. (2021). The effect of
l l l l l l
https://doi.org/10.16926/par.2021.09.12
Lampiran 1.
o Arahan
o Peregangan
o Arahan
Pendinginan
o Peregangan
o Arahan
Step up
Pendinginan
o Peregangan
o Arahan
Lampiran 2.
Rabu Pemanasan
o Peregangan
o Statis, Dinamis, Jogging
Latihan Inti
o Latihan Beban
• Pull-Up
• Dumbbell Pullover 3 1 set 30 1 menit
• One Arm Dumbbell Rown detik
• Dumbbell Lateral Raise
• Dumbbell Rowing
Pendinginan
o Peregangan
o Arahan
Sabtu Pemanasan
o Peregangan
o Statis, Dinamis, Jogging
Latihan Inti
o Latihan Beban
• Pull-Up
• Dumbbell Pullover 3 1 set 30 1 menit
• One Arm Dumbbell Rown detik
• Dumbbell Lateral Raise
92
• Dumbbell Rowing
Pendinginan
o Peregangan
o Arahan
Rabu Pemanasan
o Peregangan
o Statis, Dinamis, Jogging
Latihan Inti
o Latihan Beban
• Pull-Up
• Dumbbell Pullover 4 1 set 30 1 menit
• One Arm Dumbbell Rown detik
• Dumbbell Lateral Raise
• Dumbbell Rowing
Pendinginan
o Peregangan
o Arahan
Sabtu Pemanasan
o Peregangan
o Statis, Dinamis, Jogging
Latihan Inti
o Latihan Beban
• Pull-Up
• Dumbbell Pullover 4 1 set 30 1 menit
93
Rabu Pemanasan
o Peregangan
o Statis, Dinamis, Jogging
Latihan Inti
o Latihan Beban
• Pull-Up
• Dumbbell Pullover 5 1 set 30 1 menit
• One Arm Dumbbell Rown detik
• Dumbbell Lateral Raise
• Dumbbell Rowing
Pendinginan
o Peregangan
o Arahan
Sabtu Pemanasan
o Peregangan
o Statis, Dinamis, Jogging
Latihan Inti
o Latihan Beban
94
• Pull-Up
• Dumbbell Pullover 5 1 set 30 1 menit
• One Arm Dumbbell Rown detik
• Dumbbell Lateral Raise
• Dumbbell Rowing
Pendinginan
o Peregangan
o Arahan
Rabu Pemanasan
o Peregangan
o Statis, Dinamis, Jogging
Latihan Inti
o Latihan Beban
• Pull-Up
• Dumbbell Pullover 4 1 set 30 1 menit
• One Arm Dumbbell Rown detik
• Dumbbell Lateral Raise
• Dumbbell Rowing
Pendinginan
o Peregangan
o Arahan
Sabtu Pemanasan
o Peregangan
o Statis, Dinamis, Jogging
95
Latihan Inti
o Latihan Beban
• Pull-Up
• Dumbbell Pullover 4 1 set 30 1 menit
• One Arm Dumbbell Rown detik
• Dumbbell Lateral Raise
• Dumbbell Rowing
Pendinginan
o Peregangan
o Arahan
Rabu Pemanasan
o Peregangan
o Statis, Dinamis, Jogging
Latihan Inti
o Latihan Beban
• Pull-Up
• Dumbbell Pullover 5 1 set 30 1 menit
• One Arm Dumbbell Rown detik
• Dumbbell Lateral Raise
• Dumbbell Rowing
Pendinginan
o Peregangan
o Arahan
Sabtu Pemanasan
96
o Peregangan
o Statis, Dinamis, Jogging
Latihan Inti
o Latihan Beban
• Pull-Up
• Dumbbell Pullover 5 1 set 30 1 menit
• One Arm Dumbbell Rown detik
• Dumbbell Lateral Raise
• Dumbbell Rowing
Pendinginan
o Peregangan
o Arahan
Rabu Pemanasan
o Peregangan
o Statis, Dinamis, Jogging
Latihan Inti
o Latihan Beban
• Pull-Up
• Dumbbell Pullover 6 1 set 30 1 menit
• One Arm Dumbbell Rown detik
• Dumbbell Lateral Raise
• Dumbbell Rowing
Pendinginan
o Peregangan
97
o Arahan
Sabtu Pemanasan
o Peregangan
o Statis, Dinamis, Jogging
Latihan Inti
o Latihan Beban
• Pull-Up
• Dumbbell Pullover 6 1 set 30 1 menit
• One Arm Dumbbell Rown detik
• Dumbbell Lateral Raise
• Dumbbell Rowing
Pendinginan
o Peregangan
o Arahan
4 Loncat Tegak
Tinggi raihan : ..... Cm
Loncatan 1 : ..... Cm
Loncatan 2 : ..... Cm
Loncatan 3 : ..... Cm ..... Cm
5 Lari 1200 Meter ..... Menit
Frequencies
Statistics
Pre - Circuit Post - Circuit
Training Training
N Valid 6 6
Missing 0 0
Mean 12,17 18,83
Median 12,00 19,00
Std. Deviation 2,137 1,602
Variance 4,567 2,567
Minimum 9 17
Maximum 15 21
Sum 73 113
Frequency Table
99
2. Latihan Beban
Statistics
Pre - Latihan Post - Latihan
beban beban
N Valid 6 6
Missing 0 0
Mean 11,83 16,50
Median 12,00 16,50
Std. Deviation 2,041 1,871
Variance 4,167 3,500
Minimum 9 14
Maximum 14 19
Sum 71 99
Frequency Table
100
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre - Circuit Training ,198 6 ,200* ,967 6 ,875
Post - Circuit Training ,208 6 ,200* ,908 6 ,425
Pre - Latihan beban ,199 6 ,200* ,903 6 ,393
Post - Latihan beban ,122 6 ,200* ,982 6 ,961
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
T-Test
T-Test
T-Test
Group Statistics
Latihan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai TKJI Circuit Training 6 18,83 1,602 ,654
Latihan Beban 6 16,50 1,871 ,764
Lampiran 4. Dokumentasi
107