Ayu Aprilia - Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus
Ayu Aprilia - Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus
Disusun Oleh:
Ayu Aprilia Maharani
20101440121010
I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : TNI AD
Gol. Darah :-
Alamat : Jl. Parasamya rt 4/rw 3 Gedanganan, Ungaran Timur
2. Identitas Penanggung Jawab Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat :Jl.Parasamya rt 4/rw 3 Gedanganan, Ungaran Timur
Genogram
III. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola Persepsi Kesehatan
Pasien berusaha untuk sembuh dengan rutin berobat ke Puskesmas.
Beliau mengatakan ingin sembuh total, sehingga dapat beraktivitas normal.
Namun, kadang pasien lupa meminum obat sehingga pusing dan lemas
sering kambuh.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
a. Pola makan
Selama di rumah sakit, pasien makan 3x sehari, habis setengah porsi.
Makanan yang dikonsumsi pasien yaitu berupa nasi, sayur dan lauk.
Pengkajian nutrisi
Antropometri:
TB = 175cm
BB = 80 kg
IMT = 26,12 kg/m2
Biochemical:
Hemoglobin = 15,2 g/dL
Eritrosit = 5,39 mm2
GDS = 529 Mg/dL
Leukosit = 7,02 /mm2
b. Cairan
Selama di rumah sakit, pasien minum 8-10 gelas perhari (1500-2000cc)
berupa air putih.
3. Pola Eliminasi
a. Eliminasi feses
Selama di rumah sakit pasien buang air besar 1 kali dalam sehari.
Terdapat ampas. Warna kuning bau khas feses.
b. Eliminasi urin
Selama di rumah sakit buang air kecil pasien lancar sehari 5-6 kali sehari.
Urine berwarna kuning jernih.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Selama sakit, kemampuan dalam menata diri pasien ada pada tingkat
kedua, yaitu dibantu orang lain. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari
meliputi mandi, makan, BAB/ BAK dan berpakaian pasien dibantu oleh
anaknya. Pola perpanapasan pasien teratur. Pasien mengatakan tidak
berdebar-debar setelah melakukan aktivitas.
5. Pola Istirahat dan Tidur
Selama di rumah sakit pola tidur pasien tidak berubah dan pasien lebih
banyak waktu untuk istirahat.
6. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif
a. Tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan sensasi
(penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecapan dan peraba).
b. Tidak ada alat bantu yang digunakan (kacamata dan alat bantu dengar).
c. Kemampuan kognitif (pasien mampu mengingat tempat, orang, waktu,
memahami pesan yang diterima dan mengambil keputusan yang bersifat
sederhana).
d. Kesulitan yang dialami, yaitu sering merasakan pusing dan lemas.
7. Pola Peran dan Hubungan
Pasien dapat berkomunikasi dengan jelas dan lancar dengan orang lain.
Ketika menglami kesulitan, pasien biasa meminta tolong kepada anaknya.
8. Pola seksual Reproduktif
Pasien tidak memikirkan kebutuhan seksualnya.
9. Pola Persepsi dan Konsep Diri
a. Pola persepsi diri
Pasien mengatakan lemas. Pasien sedikit terganggu dalam menjalankan
aktivitas karena merasa lemas. Pasien berharap agar segera sembuh,
sehingga dapat menjalankan aktivitas dengan normal.
b. Status emosi
Selama sakit, pasien merasa sedih karena tidak dapat beraktivitas dengan
normal.
c. Konsep diri
1) Gambaran diri
Pasien mengatakan lemas. Pasien sedikit terganggu dalam
menjalankan aktivitas karena merasa lemas.
2) Harga diri
Pasien menghargai dirinya dan selalu mempunyai harapan terhadap
hidupnya.
3) Peran diri
Keseharian pasien adalah sebagai seorang ibu rumah tangga, pasien
mengatakan bahwa ingin segera sembuh agar dapat berkumpul dengan
keluarga.
4) Ideal diri
Pasien lebih menurut pada keluarganya.
5) Identitas diri
Pasien mengenali siapa dirinya.
10. Pola Toleransi-Koping Stres
Pengambilan keputusan dalam menjalankan tindakan dilakukan oleh
pihak keluarga, terutama anak pasien dan pasien.
11. Pola Nilai dan Keyakinan
Sumber kekuatan atau keyakinan pasien adalah Allah SWT. Pasien
tidak mengalami masalah yang pada keyakinannya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kesadaran dari pasien adalah composmentis.
2. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
TD = 128/83 mmHg
Nadi = 83 x/menit
Suhu = 36,2oC
RR = 22 x/menit
TB = 175 cm
BB = 80 kg
IMT = 26,12 kg/m2
3. Pemeriksaan Wajah
a. Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva tidak anemis, dilatasi pupil normal,
reflek pupil baik, sklera baik. Tidak ada keluhan pada mata.
b. Hidung
Saat dilakukan inspeksi dan palpasi pada hidung, hidung terlihat normal,
simetris, tidak ada pembengkokan, dan tidak ada lesi. Tidak ada keluhan
pada hidung.
c. Mulut
Mulut bersih, tidak ada gigi palsu, gigi rapat berwarna putih kekuningan,
mukosa bibir lembab, tidak berbau mulut, dan tidak ada kelainan ataupun
keluhan dari mulut.
d. Telinga
Bentuk telinga simetris dan normal, tidak terdapat lesi pada telinga, dan
kedua lubang telinga bersih tidak mengeluarkan cairan. Tidak ada
keluhan pada telinga.
4. Pemeriksaan Kepala dan Leher
a. Kepala
Saat dilakukan inspeksi, bentuk kepala normal, simetris, tidak terdapat
luka, tidak ada pendarahan, tidak ada hidrochepalus, dan tidak ada bekas
trepanasi. Saat dilakukan palpasi, tidak timbul nyeri tekan pada kepala.
b. Leher
Saat dilakukan inspeksi, bentuk leher simetris, tidak ada peradangan,
tidak ada jaringan parut, tidak ada perubahan warna, dan tidak timbul
massa. Saat dilakukan palpasi, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid, posisi trakea simetris, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
5. Pemeriksaan Toraks/Dada
a. Pemeriksaan Paru
Saat dilakukan inspeksi, bentuk toraks normal chest, bentuk dada
simetris, warna kulit merata, dan tidak timbul nyeri tekan. Tidak ada
keluhan pada paru-paru.
b. Pemeriksaan Jantung
INSPEKSI : Ictus cordis (-), pelebaran - cm
PALPASI : Pulsasi pada dinding torak teraba: (Normal)
PERKUSI : Batas-batas jantung
Batas atas = Normal
Batas bawah = Normal
Batas Kiri = Normal
Batas Kanan = Normal
AUSKULTASI : BJ I terdengar = Normal
BJ II terdengar = Normal
Tidak ada bunyi jantung
tambahan.
Tidak ada keluhan terkait dengan jantung.
6. Pemeriksaan Abdomen
INSPEKSI : Bentuk abdomen = Normal
Massa/Benjolan = Tidak
ada Kesimetrisan = Simetris
AUSKULTASI : Frekuensi peristaltik usus normal.
PALPASI : Palpasi Hepar = Normal
Palpasi Lien = Normal
Palpasi Appendik = Normal
Palpasi Ginjal = Normal
pasien lupa minum obat meningkat), menjadi 4 - Berikan asupan cairan di rumah.
rutin dan kadar glukosa (cukup menurun). oral.
darah tinggi (529 - Lelah dari 2 (cukup - Anjurkan monitor kadar
mg/dL). meningkat), menjadi 4 glukosa darah secara
(cukup menurun). mandiri.
- Kadar glukosa dalam darah - Ajarkan pengelolaan
dari 2 (cukup memburuk), diabetes.
menjadi 4 (cukup Kolaborasi pemberian
insulin.
meningkat).
2. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan Dukungan Perawatan Diri - Sebagai upaya menjaga Ayu
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 (1.11348) kebersihan tubuh
kelemahan fisik jam, diharapkan kebutuhan - Monitor tingkat pasien.
(D.0109), dibuktikan perawatan diri (L.11103) kemandirian. - Pasien mampu untuk
dengan Pasien pasien dapat meningkat - Fasilitasi kemandirian, mandi sendiri.
mengatakan, untuk dengan kriteria hasil: bantu jika idak mampu - Pasien dapat makan
kegiatan sehari-hari - Kemampuan mandi dari 2 melakukan perawatan dengan mandiri.
seperti, mandi, makan, (cukup menurun), menjadi diri. - Pasien mampu
minum dan ke kamar 4 (cukup meningkat). - Jadwalkan rutinitas menggunakan pakaian
mandi dibantu oleh - Kemampuan mengenakan perawatan diri. secara mandiri.
anaknya. pakaian dari 2 (cukup - Anjurkan melakukan - Pasien dapat
menurun), menjadi 4 perawatan diri secara melakukan BAB/BAK
(cukup meningkat). konsisten sesuai secara
- Kemampuan makan dari 2 kemampuan. mandiri.
(cukup menurun), menjadi Dukungan Perawatan Diri:
4 (cukup meningkat). BAB/BAK (1.11349)
- Kemampuan ke toilet dari 2 - Identifikasi kebiasaan
(cukup menurun), menjadi BAK/BAB sesuai usia.
4
(cukup meningkat).
- Anjurkan ke kamar
mandi/toilet.
Dukungan Perawatan Diri:
Berpakaian (1.11350)
- Berikan pujian terhadap
kemampuan berpakaian
secara mandiri.
- Ajarkan mengenakan
pakaian.
Dukungan Perawatan Diri:
Makan/Minum (1.11351)
- Berikan bantuan saat
makan/minum sesuai
tingkat kemandirian.
Dukungan Perawatan Diri:
Mandi (1.11352)
- Identifikasi jenis bantuan
yang dibutuhkan.
- Fasilitasi mandi, sesuai
kebutuhan.
- Jelaskan manfaat mandi
dan dampak tidak mandi
bagi kesehatan.
X. EVALUASI
O: - Kadar glukosa dalam darah dari 2 (cukup memburuk), menjadi 4 (cukup meningkat).
Dari 529 mg/dL menjadi 197 mg/dL.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
03/06/2023 2 Ayu
S: Pasien mengatakan sudah cukup mampu untuk melakukan perawatan diri.
O: - Kemampuan mandi dari 2 (cukup menurun), menjadi 4 (cukup meningkat).
- Kemampuan mengenakan pakaian dari 2 (cukup menurun), menjadi 4 (cukup meningkat).
- Kemampuan makan dari 2 (cukup menurun), menjadi 4 (cukup meningkat).
- Kemampuan ke toilet dari 2 (cukup menurun), menjadi 4 (cukup meningkat).
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan