LP Kebutuhan Nutrisi
LP Kebutuhan Nutrisi
Disusun Oleh :
Ayu Aprilia Maharani
NIM (20101440121010)
B. PENGERTIAN
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan enrgy dan digunakan dalam aktivitas tubuh
(Hidayat,A.Aziz Alimul2015).Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,termasuk keseluruhan prosesdalam
tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya
dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisanya (Tarwoto dan Wartonah,2010).
Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit termasuk keseluruhan
proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan penting dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.Nutrisi yang tidak seimbang dalam tubuh
ada yang diakibatkan karena kekurangan nutrisi dan kelebihan nutrisi.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metaolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stresor fisiologisdan
lingkungan.Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh merupakan salah
satu bagian dari fisiologi homeostatis.Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan bebagai cairan tubuh (Aziz Alimul,2015)
C. TANDA-TANDA KEBUTUHAN TERPENUHI
a. Turgor kulit baik
b. Mata tidak cekung
c. Kulit hangat dan lembab
d. BAB atau BAK lancar
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah sebagai
berikut:
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempat
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan
makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa
mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya di beberapa daerah,
terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal,
makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula
larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat
mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang
sangat baik bagi anak-anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat
mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena
itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan
kondisi perekonomian rendah.
E. GANGGUAN KEBUTUHAN YANG TERJADI
Gangguan seperti mal nutrisi biasanya terjadi pada klien yang mengalami gangguan
dalam saluran gastrointestinalnya.Klien yang di anjurkan untuk tidak mengkonsumsi
melalui mulut biasanya beresiko mempunyai gangguan pada nutrisinya.Asupan
makanan terkadang berubah pada pasien operatif.
Persiapan operasi biasanya melibatkan pembersihan perut minimal 8 jam
berpuasa.Permulaan asupan makanan pascaoperasi bergantung pada pengembalian
fungsi perut,tingkat prosedur bedah,keberadaan komplikasi apapun,dan pilihan
pembedah untuk mengawali pemberian makanan. (Johnson,2000)
F. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
a) Riwayat keperawatan
1) Usia, jenis kelamin, dan tingkar aktivitas
2) Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
3) Perubahan nafsu makan
4) Perubahan berat badan
5) Ketidakmampuan fisik
6) Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam
pemulihan makanan
7) Status kesehatan umum dan kondisi medis
8) Riwayat pengobatan
b) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan fisik : apatis, lesu
2. Berat badan : obesita, kurus (underweight)
3. Otot : flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja
4. Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
5. Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver/lien.
6. Kariovaskuler : denyut nadi lebih 100 kali/menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah/tinggi.
7. Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/ patah-
patah.
8. Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
9. Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane
mukosa pucat.
10. Gusi : pendarahan, peradangan.
11. Lidah : edema, hiperemis.
12. Gigi : karies, nyeri, kotor.
13. Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
14. Kuku : mudah patah.
15. Pengukuran antropometri :
- Berat badan ideal
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC) :
Nilai Normal Wanita : 28,5 cm
Pria: 28,3 cm
- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 – 18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
- Lingkar Tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk
pengukuran ini kepala, dada, dan otot bagian lengan atas
(LILA)
b. Diagnosa
1. Resiko Defisit Nutrisi berhubung dengan Faktor Psikologis
(Ketidakmampuan Menelan Makanan) (D.0019)
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Faktor Fisiologis (
c. Intervensi
1. Resiko Defisit Nutrisi
Manajemen Nutrisi (1.03119)
Observasi :
- Idetifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
https://id.scribd.com/document/412930287/Lp-Defisit-Nutrisi-SDKI
Alimul Aziz. 2014. Ketrampilan Dasar Praktik untuk Kebidanan, Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat
https://id.scribd.com/doc/296137281/LP-Nutrisi