Anda di halaman 1dari 16

LIMPOO

WASTE OF LIME PEELS SHAMPOO


SAMPO SISA KULIT JERUK NIPIS
(Proposal PKM)

Oleh :
1. Dhea Yolanda Efrina Monica (2318031004)
2. Zakiah Meyra Putri (2318031055)
3. Reval Hidayat (2318031069)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas
segala karunia, rahmat, hidayah, inayah dan ridho-Nya, sehingga Proposal dengan
judul “LIMPOO WASTE OF LIME PEELS SHAMPOO” ini dapat penulis
selesaikan tepat pada waktunya.

Proposal ini disusun secara maksimal untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian makalah ini. Penulis berharap semoga Proposal ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan
penulisan Proposal ini serta sebagai masukan bagi penulis untuk membuat
penelitian dan penulisan Proposal PKM di masa yang akan datang.

Bandar Lampung, 15 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan .................................................................................................. 2

1.4 Luaran yang Diharapkan ................................................................... 3

1.5 Manfaat ................................................................................................ 3

BAB II GAMBARAN UMUM RANCANGAN USAHA ................................... 4

2.1 Visi dan Misi Perusahaan ..................................................................... 4

2.2 Berdasarkan Umum Lingkungan ....................................................... 5

2.3 Berdasarkan Umum Lingkungan ....................................................... 5

2.4 STP (Segmentation, Targeting, Positioning) ...................................... 6

2.4.1 Segmentation ...................................................................................... 6

2.4.2 Targeting ............................................................................................ 6

2.4.3 Positioning .......................................................................................... 6

2.5 Bauran Pemasaran ............................................................................... 6

2.5.1 Product ............................................................................................... 6

2.5.2 Price ................................................................................................... 7

2.5.3 Place ................................................................................................... 7

2.5.4 Promotion........................................................................................... 8

2.6 Analisis Kelayakan Usaha.................................................................... 8

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 9

3.1 Praproduksi ......................................................................................... 9

3.2 Produksi ............................................................................................... 9

3.3 Pengemasan Produk ......................................................................... 10

iii
3.4 Pemasaran ......................................................................................... 10

3.5 Pascaproduksi ................................................................................... 10

3.6 Keberlanjutan Usaha........................................................................ 10

3.6.1 Jangka pendek .................................................................................. 10

3.6.2 Jangka menengah ............................................................................. 11

3.6.3 Jangka panjang ................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Rambut yang bermasalah dengan ketombe hingga kini masih menjadi salah satu
penyebab setiap orang dan menjadi penghambat kenyamanan beraktivitas.
Ketombe adalah suatu gangguan di kulit kepala berupa kulit mati secara
berlebihan. Penyebab ketombe dapat berupa sekresi kelenjar keringat yang
berlebihan atau adanya peranan mikroorganisme dikulit kepala yang
menghasilkan suatu metabolit yang dapat menginduksi terbentuknya ketombe di
kulit kepala. Mikroorganisme yang diduga sebagai penyebab utama ketombe
adalah Microsporumypseum. Jamur ini sebenarnya merupakan flora normal di
kulit kepala, namun pada kondisi rambut dengan kelenjar minyak berlebih,
jamur ini dapat tumbuh dengan subur (Mahataranti,2012).

Jamur Microsporum gypseum merupakan jamur penyebab penyakit kulit,


pengurai zat tanduk atau keratin, serta perusak kuku dan rambut. Golongan
jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya tarik
kepada keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang
lapisan-lapisan kulit mulai dari stratum korneurm sampai dengan stratum
basalis. Jamur Microsporum gypseum merupakan salah satu jenis dermatofita
geofilik yang hidup di tanah dan dapat menimbulkan radang yang moderat pada
manusia. Infeksi yang dikarenakan Microsporum gypseum jika tidak
ditanggulangi dengan baik akan menimbulkan infeksi yang moderat (Turnip,
dkk 2013).

Kulit buah jeruk nipis merupakan salah satu jenis buah yang telah banyak
dimanfaatkan sebagai produk fitofarmaka. Secara empiris kulit buah jeruk nipis
dapat mengobati penyakit gangguan kerongkongan yang berdahak, demam,
pembengkakan limfa, radang telinga, bronchitis, rematik dan sebagai pencampur
obat kuat. Selain itu kulit buah jeruk nipis juga bersifat sebagai antijamur dan

1
antibakteri sehingga sering digunakan untuk mengobati eksim, panu, borok dan
koreng.

Khasiat antijamur ekstrak kulit buah jeruk nipis telah banyak dibuktikan secara
ilmiah. Hasil penelitian Hert et al., (2011) menyatakan bahwa ekstrak kulit buah
jeruk nipis dapat menghambat pertumbuhan jamur penyebab penyakit kulit, yaitu
jamur Trichophyton mentagraphytes dan Microsporium cains. Ekstrak kulit buah
jeruk nipis yang diaplikasikan dalam salep dapat menghambat Trichophyton
mentagraphytes sebesar 34,89 mm dan Microsporium cains sebesar 39,55 mm.
Selain itu Sund dan Windt (2011) menyatakan bahwa beberapa bentuk sediaan
ekstrak kulit buah jeruk nipis dapat menghambat pertumbuhan 5 (lima) jenis
jamur yaitu Trichophyton rubrum, Trichophyton ajelloi, Trichophyton
mentagraphytes, Microsporium gypseum, dan Epidermo floccosum.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang mendasari penciptaan produk ini adalah tingginya
masyarakat yang bermasalah dalam penyakit ketombe ini. Produk shampo
anti ketombe herbal sudah banyak dengan harga yang relatif mahal. Namun,
shampo herbal berbahan dasar kulit jeruk nipis yang alami belum ada di
pasar. Hal ini merupakan peluang usaha untuk memproduksi dan
memasarkan shampo anti ketombe berbahan kulit jeruk nipis yang aman dan
alami serta harga jualnya dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.

1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan tersebut, PKM-K ini bertujuan untuk mendirikan
usaha shampo dengan cara memproduksi dan memasarkan shampo anti
ketombe herbal yang alami berbahan baku kulit jeruk nipis untuk mengatasi
kebutuhan shampo herbal dengan harga terjangkau dan mengurangi limbah
kulit jeruk nipis.

2
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah aktivitas wirausaha yaitu
terciptanya shampoo herbal yang sehat dan berguna karena mengandung
limonen,linanin asetat, asani sitrat, minyak asitri, belerang posfor dan
vitamn C. Produk ini juga berupaya mengurangi penggunaan produk kimia
yang berlebihan.

1.5 Manfaat
Manfaat dari kegiatan ini adalah menciptakan produk inovasi yang
meningkatkan pemanfaatan potensi limba kulit jeruk yang kaya akan
manfaat dan melimpah di alam. Produk LIMEPOO memberi solusi kepada
masyarakat yang menginginkan jajanan yang lezat sekaligus bermanfaat
bagi tubuh. Berkontribusi dalam mengenalkan bahan herbal. Selain itu,
melalui kegiatan ini dapat mengasah skill kewirausahaan mahasiswa.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RANCANGAN USAHA

2.1 Visi dan Misi Perusahaan

Limer merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang body care berupa
shampoo dari limbah kulit jeruk. Produk ini adalah hasil inovasi yang baik dari
segi manfaat maupun tampilan yang berkualitas, aman, halal, dan menjamin
kepuasan konsumen.

Dalam pemasaran yang membantu optimalisasi profit, Limer melakukan sistem


promosi menggunakan teknologi pengiklanan di media sosial IoT (Internet of
Things), pemasangan iklan di media sosial, seperti di Instagram dan Facebook
yang dapat mendukung otomatisasi dari segi promosi dan marketing produk.
Limer memiliki kepala pelaksanaan dari semua pekerjaan dengan menerapkan
efesiensi kerja dalam mengembangkan usaha.

VISI : Menjadikan perusahaan yang berkembang dalam hal produk herbal dan
mengutamakan nilai kesehatan, khasiat, serta mengurangi limbah kulit jeruk.

MISI :

1. Mengutamakan kualitas produk dari segi kesehatan yang bermanfaat bagi


konsumen.

2. Melakukan inovasi yang unik dan menarik untuk mengurangi limbah.

3. Melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengusung era


teknologi 5.0
DIREKTUR
Reval Hidayat

Manajer Produksi Manajer Pemasaran


Zakiah Meyra Putri Dhea Yolanda Efrina M.

4
2.2 Berdasarkan Umum Lingkungan
Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat, termasuk
shampo anti ketombe. Kosmetik berbahan kimia berbahaya banyak beredar di
pasar. Sebagai contoh, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun
2013 menemukan 47.521 item kosmetik yang mengandung zat-zat berbahaya.
Padahal, kosmetik khususnya shampo berbahan kimia dapat menimbulkan
inflamasi, radang kulit, bahkan dapat memicu kanker. Saat ini, masyarakat
membutuhkan kosmetik yang berbahan alami dan tidak berbahaya bagi kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 20 orang dari berbagai kalangan masyarakat


di Kedamaian, Bandarlampung, seperti pelajar, mahasiswa, karyawan, dan ibu
rumah tangga, mereka membutuhkan shampo anti ketombe yang aman dan alami,
dengan harga yang terjangkau. Mereka lebih percaya dengan shampo herbal dari
pada shampo yang berbahan kimia. Di sisi lain, permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat adalah banyaknya limbah, salah satunya kulit jeruk nipis. Limbah
kulit jeruk nipis banyak ditemukan di berbagai tempat, seperti kedai jus dan
warung makan. Jeruk nipis secara kimia memiliki unsur-unsur senyawa yang
dapat menggantikan fungsi.

Limbah kulit jeruk nipis melimpah dan berserakan tidak terpakai, kulit buah ini
banyak mengandung zat yang berguna untuk perawatan kulit rambut. Akan tetapi,
meskipun banyak manfaat, pemanfaatan limbah kulit jeruk ini masih belum
optimal. Berdasarkan kondisi lingkungan ini memiliki potensi limbah kulit jeruk
nipis yang cukup tinggi, pembuatan produk Limepoo memanfaatkan minyak atsiri
yang terdapat di kulit jeruk sehingga bermanfaat untuk antiinflamasi, antioksidan,
dan menghambat sintesis prostagalandin.

2.3 Berdasarkan Umum Lingkungan


Berikut analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat) produk
Limepoo

Aspek Analisis Produk Limepoo


Strenght 1. Menawarkan inovasi shampoo dengan bahan herbal
(Kekuatan) 2. Kandungan minyak atsiri sebagai penghambat

5
pertumbuhan jamur
3. Kemasan praktis dan modern yang terintegrasi QR-Code
4. Tidak menggunakan bahan pengawet
Weakness 1. Brand awareness yang berkurang
(Kelemahan) 2. Besaing dengan shampoo merk terkenal
Opportunity 1. Menarik konsumen dari segi wangi, herbal, dan kesehatan
(Peluang) 2. Budaya konsumtif masyarakat Indonesia terhadap produk
unik yang menarik
Threat 1. Selera konsumen yang selalu berubah-ubah
(Ancaman) 2. Munculnya kompetitor yang menyontek produk Limepoo

2.4 STP (Segmentation, Targeting, Positioning)

2.4.1 Segmentation

Segmentasi pasar produk Limepoo adalah seluruh kalangan masyarakat yang


menginginkan shampoo herbal tetapi juga tidak mengalami efek samping yang
berkepanjangan sehingga sangat cocok dalam upaya pencegahan pertumbuhan
jamur Trichophyton rubrum, Trichophyton ajelloi, Trichophyton mentagraphytes,
Microsporium gypseum, dan Epidermo floccosum.

2.4.2 Targeting
Target pasar Produk Limepoo adalah kalangan masyarakat yang banyak
beraktivitas di luar ruangan terkhusus dewasa berumur sekitar 16 - 35 tahun. Pada
usia tersebut, aktivitas setiap orang terbilang produktif dan banyak dilakukan di
luar ruangan. Sehingga banyak yang membutuhkan shampoo herbal tanpa efek
samping.

2.4.3 Positioning
Limepoo merupakan inovasi shampoo yang dibuat dengan bahan dasar limbah
kulit jeruk sehingga memiliki zat antioksidan dan pencegah jamur untuk tumbuh
di kulit kepala. Oleh karena itu, Limepoo dapat menjadi upaya pencegahan
pertumbuhan jamur di kulit kepala.

6
2.5 Bauran Pemasaran

2.5.1 Product

Sampo merupakan bahan sediaan yang digunakan sebagai pembersih rambut dan
epicarp kepala terutama masalah ketombe yang disebabkan oleh jamur. Buah
jeruk purut memiliki kandungan senyawa minyak atsiri, flavonoid dan tanin yang
berkhasiat sebagai antijamur. Tujuan penelitian ini untuk menguji sampo dari
jeruk purut dan mengetahui daya hambatnya terhadap pertumbuhan jamur
Mikrosporum gypseum. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan
menggunakan metode difusi agar. Sampel yang diteliti adalah air perasan epicarp
jeruk purut dan mesocarp jeruk purut dengan konsentrasi masing-masing 10%,
20%, 30%, 40%, 50%. Uji evaluasi sediaan sampo meliputi uji daya hambat, uji
organoleptis, uji pH, uji tinggi busa dan uji waktu membasahi.

Hasil penelitian menunjukkan air perasan mesocarp jeruk purut memiliki daya
hambat pada konsentrasi 10% (13,09 mm), konsentrasi 20% (14,9 mm),
konsentrasi 30% (18,52 mm), konsentrasi 40% (20,86 mm) dan konsentrasi 50%
(22,53 mm). Sedangkan hasil dari air perasan epicarp jeruk purut memiliki daya
hambat yang lemah dengan konsetrasi 10% (5,66 mm), Konsentrasi 20% (7,09
mm), konsentrasi 30% (8,09 mm), konsentrasi 40% (10,19), dan konsentrasi 50%
(11,36). Konsentrasi efektif pada pembuatan sediaan sampo adalah konsentrasi
20% dan 30% dari air perasan mesocarp buah jeruk purut. Hasil uji evaluasi
sediaan dari dua formulasi sampo anti ketombe memenuhi persyaratan sampo
yang baik dan mempunyai daya hambat masing-masing yaitu F1(20%) memiliki
daya hambat 14,54 mm dan F2(30%) memiliki daya hambat 19,12 mm. Kedua
sediaan sampo bersifat anti ketombe. Kata kunci: Dandruff, Citrus hystrix,
Mikrosporum gypseum.

2.5.2 Price

shampo herbal anti ketombe berukuran 100 ml dengan harga jual sebesar
Rp10.000. Limepoo tidak hanya mampu mengatasi masalah ketombe, tetapi juga
mampu mengurangi kadar minyak berlebih pada rambut.

2.5.2 Place

7
Produksi Limepoo akan dilakukan di Teluk Betung, Bandar Lampung, Provinsi
Lampung. Produk Limepoo tidak hanya dijual secara online, tetapi juga secara
offline dengan distribusi ke gerai di Kota Bandar Lampung dan Universitas
Lampung yang merupakan tempat yang strategis. Selain itu juga, distribusi ke
konsumen sekitar kota BandarLampung agar para konsumen semakin mengenal
dan mudah menemukan produk Limepoo.

2.5.3 Promotion

Promosi produk Limepoo hanya dilakukan secara online menggunakan media


sosial, dikarenakan kondisi pandemi yang mengharuskan tidak bertemu banyak
orang. Media sosial yang digunakan adalah instagram dengan menampilkan feeds
dan konten instargam yang menarik, edukatif, dan interaktif. Selain itu, digunakan
juga promosi media sosial berbayar seperti instagram ads, dan endorsement agar
produk semakin dikenal oleh masyarakat luas (brand awareness) serta
meningkatkan penjualan. Pemilihan instagram sebagai media promosi dan
pemasaran adalah karena hampir seluruh kalangan usia produktif memiliki
instagram yang aktif.

2.6 Analisis Kelayakan Usaha


Asusmsi total penjual untuk produk Limepoo 450 buah / bulan maka proyeksi
sebagai berikut:

INDIKATOR TOTAL
Harga Pokok Produksi (HPP) Rp6.000,00
Harga Penjualan Rp10.000,00
Pendapatan (TR) Rp4.500.000
Keuntungan Rp.1.800.000
Break Event Point (BEP) 344 buah

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Praproduksi

Pada tahapan pra produksi dilakukan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi pasar, bahan baku, target pasar. Selain itu, pada tahapan ini dilakukan
survei lokasi penjualan bahan baku dan peralatan yang digunakan serta pemilihan
motif kain tapis. Segala jenis persiapan produksi hingga pemasaran diselesaikan
pada tahap ini.

3.2 Produksi
Sebelum dimulainya produksi dilakukan proses seterilisasi dengan pencucian
semua alat dan pencucian kulit jeruk, pengelapan kemasan bahan, dan
membersihkan lingkungan produksi.

Kulit jeruk nipis 100


gram dicuci dan
dipotong kecil-kecil

Dihaluskan dengan Tambahkan 0,1 ml Pengemasan


dicampur 60 ml fragrance Limepoo
aquadest

Disaring untuk Tambahkan 30 gram Limepoo siap


mendapatkan sari kulit natrium lauryl dijual
jeruk nipis sulfate

60 ml sari kulit jeruk Tambahkan 2 gram


nipis ditambah 1 gram natrium bicarbonate
methyl paraben

9
3.3 Pengemasan Produk

Produk Limepoo dikemas menggunakan kemasan kekinian sehingga dapat lebih


mudah untuk memasuki dan menarik target pasar yaitu kalangan usia produktif.
Kemasan yang dipilih adalah botol. Kemasan botol dipilih karena sangat praktis
untuk dibawa kemana pun. Kemasan seperti ini, biasa dipakai untuk mengemas
skincare yang sedang kekinian sehingga penggunaan kemasan seperti ini dapat
menjadi pintu bagi bahan herbal untuk lebih dikenal oleh kalangan usia produktif.
Pada botol terdapat stiker logo produk Limepoo yang menjadi identitas produk
Limepoo sendiri.

3.4 Pemasaran

Produk Limepoo dipasarkan secara offline maupun online. Di era sekarang ini,
pemasaran Limepoo yang paling utama adalah pemasaran secara online melalui
media sosial, seperti Instagram serta marketplace lainnya. Pada penjualan offlien
bisa melalui distribusi dengan penitipan di gerai gerai toko obat herbal di Bandar
Lampung.

3.5 Pascaproduksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap seluruh proses kegiatan usaha dimulai
dari praproduksi, produksi, pengemasan, promosi, serta pemasaran yang telah
dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengetahi pencapaian baik itu target usaha,
profit penjualan, apakah usaha berjalan lancar, sampai kergian atau struggling
yang dihadapi. Setelah itu, pembuatan laporan yang bertujuan memperoleh
gambaran secara detail tentang hal hal yang harus dilakukan selanjutnya dalam
pengembangan usaha.

3.6 Keberlanjutan Usaha

3.6.1 Jangka pendek


Mendapatkan legalitas usaha, pengajuan BPOM, sertifikat halal, dan harga
terjangkau.

10
3.6.2 Jangka menengah
Memperluas jangkauan pasar dan konsumen dengan pengembangan produk.

3.6.3 Jangka panjang


Memperluas pemasaran produk, membka cabang usaha, membuka gerai,
membuka pabrik industri dan bekerja sama dengan pihak swasta ataupin
pemerintah agar mengembangkan produk pemasaran hingga internasional.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, P. D. (2020). Formulation of Antidandruff Shampoo From Skin Fruit


Exctract and Press Water Lime (Citrus Hystrix DC.) with Various
Concentrations. SANITAS: Jurnal Teknologi dan Seni Kesehatan, 11(2),
136-148.
Latifah, F., Taufiq, H., & Fitriyana, N. M. (2023). Uji Antioksidan dan
Karakterisasi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C).
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 8(1),
46-62.
Mutiara, A. U. (2018). Formulasi dan uji aktivitas antioksidan sediaan krim
minyak atsiri kulit jeruk manis (citrus aurantium dulcis) dengan asam
stearat sebagai emulgator (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah).
Ubando-Rivera, J., Navarro-Ocaña, A., & Valdivia-López, M. A. (2005). Mexican
lime peel: Comparative study on contents of dietary fibre and associated
antioxidant activity. Food Chemistry, 89(1), 57-61.
Wardani, R., Jekti, D. S. D., & Sedijani, P. (2019). Uji aktivitas antibakteri
ekstrak kulit buah jeruk nipis (citrus aurantifolia swingle) terhadap
pertumbuhan bakteri isolat klinis. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 5(1).

12

Anda mungkin juga menyukai