DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BOAWAE
Jln. Boawae – Soa No: - Telp: - Kode Pos: 86462
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.42 Tahun 2013 Tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2019 Tentang
Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat PenyakiT
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.4 Tahun 2019 Tentang
Standar Teknis Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2019 Tentang
Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat Penyakit
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2023. Petunjuk Teknis
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal Untuk Bayi
Balita dan Ibu Hamil
8. Undang- Undang N0.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
9. Undang- Undang No.36 Tahun 2014 Tentang Kenaga Kesehatan
10.Petunjuk teknis dan rencana operasional kegiatan bidang kesehatan yang
bersumber dari DAK Non Fisik Tahun 2022
2. Gambaran Umum
Untuk mewujudkan kesehatan yang yang baik dapat dimulai dari
perbaikan status gizi masyarakat. Gizi merupakan faktor penting untuk
mewujudkan manusia yang lebih baik.Kekurangan gizi terutama pada anak usia
dini akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Anak yang kekurangan gizi
akan tumbuh kecil, kurus, dan pendek. Kekurangan gizi juga berdampak pada
rendahnya kemampuan kognitif dan kecerdasan anak, serta berpengaruh
terhadap menurunnya produktivitas anak, selain itu juga akan berdampak
terhadap tumbuh kembang otak. Anak yang menderita kekurangan gizi tidak saja
menurun kecerdasan otaknya, tetapi menyimpan potensi terkena penyakit
degeneratif (kerusakan atau penghancuran terhadap jaringan atau organ tubuh).
1
Pasalnya organ tubuh penting bisa menaglami penuaan dini. Anak balita yang
sehat atau kurang gizi diketahui dari pertumbuhan berat badan setiap bulan
sampai usia minimal dua tahun.Penyebab mendasar terjadinya masalah gizi
adalah kemiskinan,keterbatasan sumberdaya alam,Status Sosial
Ekonomi,Pendidikan. Upaya peningkatan kesehatan dan gizi masyarakat dapat
dimulai dari tingkat individu, keluarga/rumah tangga maupun komunitas. Di
tingkat individu, dapat dimulai dari membiasakan berperilaku hidup bersih dan
pola hidup sehat. Misalnya, makan bervariasi, tidak harus mahal tetapi
seimbang. Di tingkat keluarga/rumah tangga, implementasi pola hidup bersih
harus dibudayakan. Makan dirumah (bukan jajanan) merupakan salah satu
tehnik untuk mendapatkan nutrisi secara benar, seimbang, cukup dan merata
antar anggota keluarga. Disamping itu, makan dirumah dapat meningkatkan
hubungan komunikasi dan social antar anggota rumah tangga serta menghindari
unsafety makanan yang berlebihan, antara lain penggunaan penyedap dan food
additive. Tingkat komunitas, pemanfaatan sarana komunikasi melalui
perkumpulan kelompok seminat (misal: kelompok pengajian, kelompok
pensiunan,PKK) termasuk pemanfaatan media radio, bulletin maupun selebaran.
Kepedulian masyarakat juga perlu ditingkatkan melalui system Dasa Wisma di
tingkat Lurah; yaitu membentuk kelompok komunitas untuk setiap 10 rumah
tangga agar saling peduli dan saling berinteraksi dalam upaya peningkatan
kesehatan anggotanya.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilaksanakan upaya
Pemberian Makanan Tambahan(PMT) Berbahan Pangan Lokal di Kecamatan
Boawae.
2
3. PENERIMA MANFAAT
NO NAMA KEGIATAN JUMLAH PENERIMA MANFAAT
1 Persiapan pemberian makanan 5 org (57 Kader, orang tua sasaran
3
NO RINCIAN MENU KEGIATAN KEBUTUHAN BIAYA
7. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dijadikan pedoman pelaksanaan
kegiatan Pemberian Makan Tambahan(PMT)Berbahan Pangan Lokal.
Boawae, 2023
Kepala UPTD Puskesmas Boawae