PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
1
berlandaskan paradigma sakit tetapi paradigma sehat yaitu
pembangunan pada setiap pembangunan berwawasan kesehatan.
Untuk itu yang penting adalah memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat/keluarga. Berbagai
penelitian menunjukan bahwa gangguan gizi kurang pada anak balita
membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik dan mental.
Akibat lainnya adalah menurunnya daya tahan tubuh sehingga
kejadian infeksi meningkat. Dalam hal ini kontribusi kurang gizi
terhadap morbiditas dan mortalitas diperkirakan lebih 50 %. Pada
orang dewasa, gangguan gizi kurang akhirnya akan menurunkan
produktifitas kerja, suatu kondisi yang tidak diinginkan terutama
dalam era globalisasi dan persaingan bebas.
2. MISI
Misi UPT. Puskesmas Mengwi II adalah :
1. Memberikan Pelayanan Yang Merata Dan Bermutu
2. Mengoptimalisasikan potensi yang ada di Masyarakat
3. Mengadvokasi Lintas Program Dan Lintas sektoral
MOTTO
”MARI HIDUP SEHAT’
3.STRATEGI
1.Pemberdayaan Masyarakat
2.Kerja Lintas Program Dan Lintas sektoral
3.Peningkatan Mutu Pelayanan
2
4. PRNSIP PELAYANAN ”CERDAS”
CEKATAN,RAMAH,DEDIKASI,SANTUN
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
3
KELURA BANJAR DINAS BANJAR DESA ADAT
HAN SUKA DUKA
Kuta 12 3 1
Tuban 4 4 2
Kedongana 6 6 1
n
Jumlah 22 13 4
II.2. Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT. Puskesmas Kuta I tahun
2011 adalah 31.660 jiwa dan 7.462 KK yang terbagi di tiga kelurahan,
masing-masing kelurahan adalah seperti tabel berikut :
4
Kedongana 225 215 200 220 215
n
II.3. Kesehatan
1. Sarana Pelayanan Kesehatan
a. Puskesmas :1
b. Puskesmas Pembantu :7
1. Puskesmas Pembantu Kapal
2. Puskesmas Pembantu Abianbase
3. Puskesmas Pembantu Buduk
4. Puskesmas Pembantu Tumbakbayuh
5. Puskesmas Pembantu Pererenan
6. Pukesmas Pembantu Munggu
7. Puskesmas Pembantu Cemagi
c. Poskesdes :3
1. Poskesdes Kuta
2. Poskesdes Tuban
3. Poskesdes Kedonganan
d. BKIA : 1 ( BKIA Abian Base )
e. Klinik Swasta : 15
f. Posyandu : 32 terdiri dari :
Kuta : 17
Tuban :9
Kedonganan :6
Tabel III
Distribusi Peran Serta Masyarakat Pendukung Kesehatan
UPT. Puskesmas Kuta I Tahun 2011
5
Kuta 85 7 245
Tuban 45 7 190
Kedonganan 30 4 190
3. Tenaga Kesehatan
Tabel IV
Distribusi Jumlah Tenaga Berdasarkan Ijasah dan Jenis
Kelamin
UPT. Puskesmas Kuta I
Tahun 2011
1. Dokter Umum 3 4
2. Dokter Gigi 4
1.Pengatur rawat/Perawat 11
kesehatan/AKPER
2. Bidan 13
3.Perawat Gigi 3
2. Analis 1 2
3.Asisten Apoteker 2
4.D3 Gizi 1
5.Radiologi 1
IV. Non Medis
6
1. SKM 2
2.SE 1
3.SMA 1
V. Pekarya Kesehatan
VI. SD / Sopir 1
Jumlah 9 44
5. Dana
Dana untuk operasional Puskesmas Kuta I tahun 2011 sebesar :
Rp 416.956.470 yang bersumber dari :
DPA Tahun 2011 : Rp 281.073.845
Dana 50 % Pengembalian dari Retribusi : Rp
16.259.125
Dana BOK : Rp. 70.000.000
Dana Jamkesmas : Rp. 10.090.000
Dana Askes : Rp. 30.423.500
Jampersal : Rp. 9.110.000
Dana tersebut digunakan untuk pelaksanaan dan kelancaran program
kesehatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada.
6. Derajat Kesehatan
7
Jml Jml Jml B B M Se- Le Bai Ku BG
bayi Ana a a a mu - k ra M
Pddk lahir k - li t a bi ng
Hidu Bali y t e um h
p ta i a r ur
n
a
l
1. POA/RPK
Untuk meningkatkan tugas puskesmas secara efektif dan efisien
maka disusun perencanaan tahunan yang disebut POA atau RPK
(Rencana Pelaksanaan Kegiatan). RPK Puskesmas Kuta I tahun 2012
disusun pada awal tahun anggaran yaitu awal bulan Januari 2012. RPK
berisi rencana kerja untuk 1 tahun dari semua program maupun
ketatalaksanaan yang dilaksanakan Puskesmas Kuta I. Isi dari RPK
meliputi :
1. Kegiatan
2. Volume kegiatan
3. Rincian Pelaksanaan
4. Lokasi Pelaksanaan
5. Tenaga Pelaksana
6. Biaya tersedia
8
7. Sumber Biaya
8. Frekuensi dan jadwal.
b. Raker Bulanan
Raker bulanan dilakukan tiap awal bulan bulan. Raker diikuti
oleh seluruh petugas Puskesmas yang dipimpin oleh Kepala
Puskesmas
Dalam raker ini dibahas informasi-informasi dari Dinas
Kesehatan, hasil-hasil pencapaian program dan masalah -masalah
yang ada untuk dicari cara pemecahannya.
9
BAB III
KEGIATAN DAN HASIL PROGRAM GIZI
INDIKATOR PENCAPAIAN
TARGET 2010 KESENJANGAN
2010
10
bulan
mendapat
ASI Eksklusif
PENCAPAIAN
INDIKATOR TARGET 2011 KESENJANGAN
2011
11
garam beryodium
PENCAPAIAN
TARGET
INDIKATOR TRIMESTER I KESENJANGAN
2012
(2012)
12
TABEL.4 PENCAPAIAN PROGRAM GIZI DARI TAHUN 2010 SAMPAI
2011
PENCAPAIAN
INDIKATOR PENCAPAIAN 2011 TREND
2010
13
disebabkan karena peran serta masyarakat baik dari kader, tokoh
masyarakat,lintas sektoral dan program.namun perlu adanya promosi yang
lebih giat lagi oleh semua lintas terkait untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat.
Dari data tahun 2010 sampai maret 2012 tidak ditemukan balita gizi
buruk, hal ini dikarenakan makin meningkatnya pengetahuan,kesadaran
masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi, pola asuh dan lingkungan
yang mendukung dalam pertumbuhan dan perkembangan Balita.
Persentase balita yang mendapat kapsul Vitamin A tahun 2010
sampai Pebruari 2012 sudah mencapai target yaitu 100 % hal ini
disebabkan karena gencarnya promosi bulan vitamin A( Pebruari &
Agustus) oleh kader dan petugas,bahkan kalau ada balita yang tidak datang
ke posyandu akan langsung dibawakan ke rumah-rumah. Disamping itu
didukung pula dengan kerja sama bidan praktek suasta, rumah bersalin,
pustu. Untuk memberikan Vitamin A
Persentase ibu hamil yang mendapat Fe 90 Tablet dari tahun 2010
sampai maret 2012 sudah mencapai target ( 95 %)yaitu tahun 2010
( 105.38%), tahun 2011 ( 108.15%) dam maret 2012 (100%) ini
dikarenakan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil sudah sangat bagus dan
dukungan dari suami siaga, petugas kesehatan serta masyarakat ( kader
dan tokoh masyarakat) yang memberikan informasi dan penyuluhan secara
terus menerus melalui posyandu dan pertemuan pertemuan masyarakat.
Puskesmas melaksanakan surveilans gizi setiap bulan dan di berikan
umpan balik dari kabupaten.
Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium di
wilayah UPT. Puskesmas Kuta I sangat rendah /belum mencapai target (80
%) . Hasil pencapaian rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium
tahun 2010( 33.33 %)dan tahun 2011(33.33%) disebabkan masih
beredarannya garam curah di pasaran dengan harga yang lebih
murah,masyarakat juga beranggapan karena mereka dekat dengan laut dan
sering mengkonsumsi hasil laut maka tidak terlalu perlu mengkonsumsi
garam beryodium.
Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI Ekslusif sangat
rendah karena belum sesuai target(70 %) dimana pencapaian tahun 2010
( 48.3%),tahun 2011(56.1%) dan Pebruari 2012 (27.66%) .pencapain ASI
Ekslusif sangat sulit untuk ditingkatkan karena kurangnya kesadaran ibu
,dukungan keluarga,tempat kerja ,lingkunganserta pengetahuan tentang
manajemen laktasi. Tidak tercapainya ASI Eklusif juga dikarenakan
Gencarnya promosi susu Formula.
14
Pojok gizi dilakukan di BKIA Abian Base setiap hari kerja dan
disiapkan juga suatu ruangan untuk pojok laktasi yang sudah dilengapi dengan
tempat cuci tangan dan ASI yang sudah di tampung bisa di titipkan dulu di kulkas
BKIA Abian Base sebelum di bawa pulang .
Setiap kali posyandu petugas gizi dan darbin melakukan
penyuluhan secara periodik untuk meningkatkan cakupan program,
penyuluhan yang dilakukan secara kelompok maupun individu.
Disamping melakukan tugas-tugas pokok program gizi, TPG juga
mendapatka tugas-tugas tambahan yaitu, sebagai Tim pembina UKS,
membatu posyandu Lansia,Pelayanan di Apotik dan pelayanan
Registrasi/loket pendaftaran sesuai dengan jadwal.
BAB IV
MASALAH DAN UPAYA PEMECAHANNYA
A.MASALAH
Masalah yang ditemukan di wilayah kerja UPT. Puskesmas kuta I
pada program Gizi Masyarakat adalah :
1. Partisipasi masyarakat (D/S)
2. Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium
3. ASI Ekslusif
B.UPAYA PEMECAHANNYA
1. Partisipasi Masyarakat ( D/S)
Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dengan cara
melaporkan hasil capain kepada camat dan mohon agar
menghimbau serta menginformasikan kepada lintas terkait
lurah,PKK,tokoh masyarakat,serta suasta agar mendukung dan
ikut berperan dalam mengaktifkan posyandu.
Melalui lintas program( Promkes,KIA,KB, Imunisasi,Diare),
darbin dan kader terus gencar meginformasikan kepada
masyarakat untuk datang ke posyandu.
Mengupayakan pemberian reward kepada bayi atau balita yang
datang ke posyandu lebih dari 8 kali dalam 1 tahun oleh tokoh
masyarakat/ suasta.
15
2.Cakupan rumah tangga yang menggoksumsi garam beryodium
Koordinasi dengan dinas perdagangan dan perindustrian tentang
distribusi garam beryodium
Kerjasama dengan tokoh masyarakat dan PKK untuk selalu
menginformasikan konsumsi garam beryodium
Melakukan penyuluhan tentang garam beryodium di
sekolah(dokter kecil), kegiatan-kegiatan remaja(KKR) dan
masyarakat(Kader, PKK)
Melakukan demonstrasi pembuatan masakan dengan
menggunakan garam beryodium dan garam curah .
Petugas agar selalu setiap kali posyandu memberikan
penyuluhan tentang garam beryodium
Membuat sepanduk/leaflet tentang garam beyodium dengan
dukungan tokoh masyarakat dan suasta sebagai bentuk
dukungan atas program meningkatkan drajat kesehatan.
Dilakukan fortifikasi zat yodium pada produksi garam curah/lokal
3.ASI Eksklusif
Koordinasi dan Kerjasama dengan tokoh masyarakat dan PKK
untuk selalu menginformasikan tentang ASI Ekslusif di segala
kesempatan dan kegiatan di masyarakat.
Melakukan penyuluhan tentang ASI Eksklusif di sekolah oleh
KKR , di masyarakat melalui posyandu / kegiatan-kegiatan
masyarakat oleh Kader dan PKK
Melakukan KIE manajemen laktasi pada ibu hamil beserta suami
yang merupakan faktor pendukung untuk keberhasilan menyusui
.
Petugas agar selalu setiap kali posyandu memberikan
penyuluhan tentang ASI Eksklusif
Membuat sepanduk/leaflet tentang ASI Eksklusif dengan
dukungan tokoh masyarakat dan suasta sebagai bentuk
dukungan atas program meningkatkan drajat kesehatan dan di
pasang di tempat-tempat umum .
Membuat Pojok laktasi untuk membantu ibu-ibu menyusui yang
bekerja atau sedang bepergian untuk memberikan dukungan dan
rasa nyaman untuk menyusui.
16
C.RENCANA TINDAK LANJUT
Mohon kerjasama lintas sektoral , Lintas program, tokoh
masyarakat dan suasta untuk mensosialisasikan program yang
belum tercapai ( Partisipasi masyarakat ke posyandu (D/S),
Rumah tangga yang mengkonsumsi Garam Beryodium, ASI
Eksklusif)
Mengupayakan di buat Pojok Laktasi di instansi
pemerintah,suasta atau fasilitas umum untuk mendukung ibu
menyusui
Melakukan Refresing kader/penyegaran kader posyandu untuk
meningkatkan pengetahuan kader
Memasang poster ,pamplet tentang Posyandu, ASI Eksklusif dan
Garam beryodium di tempat-tempat umum.
BAB V
KESIMPULAN
Kerja sama lintas sektoral , lintas program , tokoh masyarakat dan
dukungan pihak suasta sangat menujang pencapaian program gizi di
puskesmas kuta I
Dengan adanya pojok laktasi dan sosialisasi manajemen laktasi di
instansi pemerintah,suasta atau fasilitas umum diharapkan bisa
membantu ibu dan bayi dalam meningkatkan drajat kesehatan dan
keberhasilan menyusui secara eksklusif
Pengadaan dan pendistribusian garam beryodium juga mempengaruhi
cakupan konsumsi garam beryodium di masyarakat
Perlunya di lakukan pelatihan khusus ( manajemen laktasi ) oleh
petugas dan juga kader untuk meningkatkan pengetahuan sebagai
bekal untuk membimbing masyarakat
Promosi posyandu,konsumsi garam beryodium,ASI Eksklusif akan
lebih bagus bila diinformasikan lewat media massa dan infotaiment.
17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SUAMI
NAMA : I MADE DIBIA WIBAWA, SSTP, MM.
TEMPAT TANGGAL LAHIR : DENPASAR, 9 MEI 1979
AGAMA : HINDU
PENDIDIKAN : PASCA SARJANA
PEKERJAAN : PNS PEMKAB BANGLI
ALAMAT : JL. PULAU SEBATIK NO 29 DENPASAR
18
MADE AGASTYA PERMANA
WIBAWA
19