Anda di halaman 1dari 5

3.

Keterampilan

1) Cerpen bertemakan “Cinta” yang saya buat adalah

CERPEN

“Embun Senja dan Cinta”

Penokohan

Emma : Gadis Introvert yang jatuh cinta pada Nicolas sejak SMA.

Nicolas : Pria yang ceria dan merupakan anggota Embun Senja.

Helen : Gadis yang galak dan merupakan sahabat Emma.

“Emma, reuni teater Embun Senja kali ini kamu dateng gak?” suara teriakan Helen di telepon

genggam membuatku termenung.

“Gak tau ya... Liat dulu perkerjaanku banyak atau tidak.” Jawabku ogah-ogahan.

“Dasar sombong ya, mentang-mentang sekarang jadi script writer kamu jadi gak mau lagi

ngumpul sama kita.”ujar Helen sambil marah.

Mendengar Helen aku pun tersadar bahwa sudah lama sekali aku tidak kumpul dengan

teman-teman teaterku. Waktu SMA aku adalah bagian dari Teater Embun Senja, salah satu eskul

kebanggaan sekolahku. Tentu saja menjadi kebanggaan karena Teater Embun Senja sudah sering

memenangkan perlombaan teater Nasional. Mengingat masa SMA aku jadi rindu masa-masa itu.

“Kamu jadi dateng atau engga nih? Atau jangan-jangan kamu gak mau dateng karena ada

Nicolas ya?! Ayo ngaku!” suara Helenpun menandakan bahwa dia sudah menyadari hal yang

aku sembunyikan.

“Iya, iya aku datang!” jawabku sambil menutup telepon.

Memang agak susah sih kalau mau berbohong pada Helen karena sahabatku yang satu itu

tahu persis watakku. Tapi sebenarnya aku tidak ingin dia tahu kalau aku menghindari reuni itu
karena Nicolas. Bagaimanapun aku tidak mau dikenal sebagai seorang perempuan yang gagal

move on selama 8 tahun. Itu kan memalukan!

Kisahku dimulai ketika aku kelas 2 SMA. Saat SMA aku dikenal sebagai seorang gadis yang

pemalu. Aku jarang mengobrol dengan teman-teman. Hobiku hanya satu, menulis novel.

Sebenarnya belum bisa dibilang novel sih, itu cuma tulisan iseng-isengan. Tapi Nicolas orang

pertama yang menyadari hal itu karena aku sembarangan meletakkan tumpukan kertas tak

bermakna itu di atas meja. Sifat ingin tahunya berhasil membuat rahasiaku ketahuan.

“Wow... Keren banget nih! Kamu bisa bikin naskah drama juga? Ikutan Embun Senja yuk!”

ujarnya sambil berseri-seri padaku.

“Embun Senja?” aku keceplosan bertanya.

“Kamu gak tau Embun Senja? Itu nama teater sekolah kita. Ayo sini aku kenalin ke anak-anak.”

tanpa berpikir panjang dia menarik tanganku ke ruang teater.

Di ruangan yang kecil dan penuh perabotan itulah aku mengenal sahabatku Helen.

Ketika aku masuk keruangan itu dia menyambutku dengan sangat antusias. Karena tidak enak

hati, akupun memutuskan untuk menjadi bagian dari Embun Senja. Disinilah aku mulai

mengasah bakatku secara serius. Peran sebagai aktris tidak cocok dengan sifatku yang pemalu,

namun aku menikmati bekerja dibelakang layar.

Seiring berjalannya waktu, akupun menyadari bahwa Enbun Senja sudah merupakan

bagian dari diriku. Aku tidak pernah menyesal pernah bergabung dengan Embun Senja.

Disinilah cinta pertamaku bersemi. Nicolas adalah orang yang pertama kali membuka pintu

hatiku. Dia orang yang penuh dengan kekurangan, sangat ingin tahu akan segala hal. Namun,

kelemahannya itulah yang membuat aku mengenal Embun Senja dan segala hal yang ingin

kulakukan. Masa-masa kami berdiskusi bersama di Embun Senja adalah kenangan yang

kurindukan.

Akupun menceritakan perasaanku pada Helen. Awalnya dia kaget, namun Helen

mendukungku sepenuhnya. Helenpun menyuruhku untuk menyatakan perasaanku yang


sesungguhnya pada Nicolas. Sayangnya aku terlambat. Nicolas berpacaran dengan salah satu

aktris utama Embun Senja, Susan. Perasaanku padanyapun kupendam sampai kami semua lulus.

Akupun memutuskan untuk menghadiri reuni Embun Senja. Selama ini aku menghindar,

namun kurasa ini saatnya untuk bertemu lagi dengan Nicolas dan memilih jalan yang terbaik

untuk perasaanku. Sebenarnya aku juga rindu sih pada Nicolas. Sejak kelulusan aku tidak

bertemu dengannya.

Sesampainya aku di gedung reuni Embun Senja, aku langsung mencari Helen. Aku mencarinya

kemana-mana namun Helen tidak ada. Tak kusangka bahwa aku malah bertemu dengan orang

yang paling kurindukan.

“Emma ya?” sapa Nicolas dengan ramah.

“Ni... Nicolas?” jawabku terbata-bata. Aku belum siap untuk bertemu dengannya.

“Tak kusangka kita akan bertemu secepat ini. Kukira kau tidak akan datang ke reuni, seperti

biasa.” ujarnya dengan santai.

“Aku dipaksa Helen.” Jawabku dengan malu.

“Ya aku tahu. Aku yang menyuruhnya melakukan itu.” Perkataan Nicolas membuatku heran.

Kami mengobrol bersama di bangku taman. Tanpa sepengetahuanku, Nicolas ternyata

sudah menjadi seorang asisten sutradara terkenal. Dia ingin mencari ilmu dari yang ahli sebelum

melanjutkan sekolahnya lagi. Kurasa sudah terlalu banyak hal yang aku tidak ketahui darinya.

“Oh iya... Kamu akan jadi script writer di film baru sutradara Jhonny Kusumo kan?” tanyanya.

“Lho darimana kamu tahu?” aku balas bertanya dengan bingung.

“Aku adalah asistennya Jhonny Kusumo, akulah yang menyarankanmu untuk menjadi script

writernya. Aku tak percaya bahwa kau benar-benar terpilih.” aku kaget mendengar jawabannya.

“Aku benar-benar merindukanmu tahu! Kau tiba-tiba menghilang begitu saja. Helen juga benar-

benar sombong padaku. Kalian ini kenapa sih?” tanya Nicolas padaku.
Oke... yang satu ini aku merasa benar-benar bersalah. Aku bilang pada Helen untuk tidak

memberitahukan Nicolas tentang diriku. Yah... kuakui itu memang kekanak-kanakan, tapi ini

cinta pertamaku tahu! Aku gak tau harus bagaimana! Lagipula aku gak minta Helen ikut-ikutan,

dia sendiri yang ikut! Tunggu sebentar, bukannya tadi Nicolas bilang...

“Ah aku lupa bilang, sebenernya setelah lulus SMA aku baru sadar bahwa aku juga suka

padamu.” Ujar Nicolas tiba-tiba.

Apa? Apa yang barusan dia katakan? Aku juga suka... dia tahu aku suka padanya?! Ohh

Helen, bersiaplah aku akan benar-benar membunuhmu nanti. Aku benar-benar malu, aku tidak

bisa melihat muka Nicolas. Tapi, kemudian aku melihat kearahnya dan mendapati dia sedang

melihat kearahku dengan wajah memerah. Kami kemudian memalingkan wajah. Aku tidak tahu

harus bagaimana. Ini pertama kalinya bagiku mendapatkan pengakuan cinta.

“Aa.. aku masuk dulu ya. Sampai bertemu lagi di kantor sutradara sebagai partner... kerja.”

Ujarnya dengan terburu-buru lalu pergi.

Aku masih diam termenung. Apakah ini mimpi? Aku memroses setiap kata yang keluar

dari bibirnya. Ohh... astaga! Aku tidak tahu ingin memuji atau mengumpat Helen karena

kejadian ini, tapi yang kutahu adalah Nicolas suka padaku! Dan kami akan menjadi partner

dalam membuat film. Aku benar-benar bahagia. Aku tidak tahu bahwa masa-masa indah di

Embun Senja akan datang kembali. Masa-masa yang sangat aku rindukan. Dan yang terpenting

adalah kisah cintaku bersemi lagi.

2) Unsur intrinsik dan ekstrinsik yang ada pada cerpen yang saya buat adalah

Unsur Intrinsik
 Tema : Cinta

 Judul : Embun Senja dan Cinta

 Alur : Campuran

 Penokohan : Dijelaskan secara langsung dan melalui pemikiran tokoh.

1. Emma adalah gadis yang pemalu dan penakut.

2. Nicolas adalah pria yang ceria, ingin tahu segala hal, dan percaya diri.

3. Helen adalah gadis yang galak dan perhatian pada sahabatnya.

 Latar : Di sekolah, ruangan teater, dan gedung reuni Embun Senja.

 Konflik : Emma memiliki cinta pertama saat SMA dan dia masih belum bisa melupakan

pria itu. Dia ingin memilih jalan yang terbaik untuk perasaannya, entah itu melupakan

Nicolas atau tetap mencintai Nicolas.

 Amanat :

1. Kita tidak boleh menyimpulkan sesuatu ataupun mengambil keputusan dengan gegabah.

2. Kita tidak perlu takut mengikuti kegiatan yang kita sukai.

 Sudut pandang : orang pertama

Unsur Ekstrinsik

 Latar belakang pengarang : Saya adalah seorang siswa SMAN 2 Depok. Saya lahir pada

tanggal 1 Juni 2001.

 Latar belakang penciptaan : Saya menulis cerpen ini karena saya teringat dengan sebuah

film yang menceritakan tentang seorang gadis yang masih mencintai cinta pertamanya.

Namun ending film ini tragis, oleh karena itu saya mengubahnya menjadi ending yang

bahagia.

 Latar belakang pendukung masyarakat : Suasana perasaan si pemeran utama yang jatuh

cinta kepada seseorang namun tidak berbalas sering kali terdapat di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai