Keterampilan
CERPEN
Penokohan
Emma : Gadis Introvert yang jatuh cinta pada Nicolas sejak SMA.
“Emma, reuni teater Embun Senja kali ini kamu dateng gak?” suara teriakan Helen di telepon
“Gak tau ya... Liat dulu perkerjaanku banyak atau tidak.” Jawabku ogah-ogahan.
“Dasar sombong ya, mentang-mentang sekarang jadi script writer kamu jadi gak mau lagi
Mendengar Helen aku pun tersadar bahwa sudah lama sekali aku tidak kumpul dengan
teman-teman teaterku. Waktu SMA aku adalah bagian dari Teater Embun Senja, salah satu eskul
kebanggaan sekolahku. Tentu saja menjadi kebanggaan karena Teater Embun Senja sudah sering
memenangkan perlombaan teater Nasional. Mengingat masa SMA aku jadi rindu masa-masa itu.
“Kamu jadi dateng atau engga nih? Atau jangan-jangan kamu gak mau dateng karena ada
Nicolas ya?! Ayo ngaku!” suara Helenpun menandakan bahwa dia sudah menyadari hal yang
aku sembunyikan.
Memang agak susah sih kalau mau berbohong pada Helen karena sahabatku yang satu itu
tahu persis watakku. Tapi sebenarnya aku tidak ingin dia tahu kalau aku menghindari reuni itu
karena Nicolas. Bagaimanapun aku tidak mau dikenal sebagai seorang perempuan yang gagal
Kisahku dimulai ketika aku kelas 2 SMA. Saat SMA aku dikenal sebagai seorang gadis yang
pemalu. Aku jarang mengobrol dengan teman-teman. Hobiku hanya satu, menulis novel.
Sebenarnya belum bisa dibilang novel sih, itu cuma tulisan iseng-isengan. Tapi Nicolas orang
pertama yang menyadari hal itu karena aku sembarangan meletakkan tumpukan kertas tak
bermakna itu di atas meja. Sifat ingin tahunya berhasil membuat rahasiaku ketahuan.
“Wow... Keren banget nih! Kamu bisa bikin naskah drama juga? Ikutan Embun Senja yuk!”
“Kamu gak tau Embun Senja? Itu nama teater sekolah kita. Ayo sini aku kenalin ke anak-anak.”
Di ruangan yang kecil dan penuh perabotan itulah aku mengenal sahabatku Helen.
Ketika aku masuk keruangan itu dia menyambutku dengan sangat antusias. Karena tidak enak
hati, akupun memutuskan untuk menjadi bagian dari Embun Senja. Disinilah aku mulai
mengasah bakatku secara serius. Peran sebagai aktris tidak cocok dengan sifatku yang pemalu,
Seiring berjalannya waktu, akupun menyadari bahwa Enbun Senja sudah merupakan
bagian dari diriku. Aku tidak pernah menyesal pernah bergabung dengan Embun Senja.
Disinilah cinta pertamaku bersemi. Nicolas adalah orang yang pertama kali membuka pintu
hatiku. Dia orang yang penuh dengan kekurangan, sangat ingin tahu akan segala hal. Namun,
kelemahannya itulah yang membuat aku mengenal Embun Senja dan segala hal yang ingin
kulakukan. Masa-masa kami berdiskusi bersama di Embun Senja adalah kenangan yang
kurindukan.
Akupun menceritakan perasaanku pada Helen. Awalnya dia kaget, namun Helen
aktris utama Embun Senja, Susan. Perasaanku padanyapun kupendam sampai kami semua lulus.
Akupun memutuskan untuk menghadiri reuni Embun Senja. Selama ini aku menghindar,
namun kurasa ini saatnya untuk bertemu lagi dengan Nicolas dan memilih jalan yang terbaik
untuk perasaanku. Sebenarnya aku juga rindu sih pada Nicolas. Sejak kelulusan aku tidak
bertemu dengannya.
Sesampainya aku di gedung reuni Embun Senja, aku langsung mencari Helen. Aku mencarinya
kemana-mana namun Helen tidak ada. Tak kusangka bahwa aku malah bertemu dengan orang
“Ni... Nicolas?” jawabku terbata-bata. Aku belum siap untuk bertemu dengannya.
“Tak kusangka kita akan bertemu secepat ini. Kukira kau tidak akan datang ke reuni, seperti
“Ya aku tahu. Aku yang menyuruhnya melakukan itu.” Perkataan Nicolas membuatku heran.
sudah menjadi seorang asisten sutradara terkenal. Dia ingin mencari ilmu dari yang ahli sebelum
melanjutkan sekolahnya lagi. Kurasa sudah terlalu banyak hal yang aku tidak ketahui darinya.
“Oh iya... Kamu akan jadi script writer di film baru sutradara Jhonny Kusumo kan?” tanyanya.
“Aku adalah asistennya Jhonny Kusumo, akulah yang menyarankanmu untuk menjadi script
writernya. Aku tak percaya bahwa kau benar-benar terpilih.” aku kaget mendengar jawabannya.
“Aku benar-benar merindukanmu tahu! Kau tiba-tiba menghilang begitu saja. Helen juga benar-
benar sombong padaku. Kalian ini kenapa sih?” tanya Nicolas padaku.
Oke... yang satu ini aku merasa benar-benar bersalah. Aku bilang pada Helen untuk tidak
memberitahukan Nicolas tentang diriku. Yah... kuakui itu memang kekanak-kanakan, tapi ini
cinta pertamaku tahu! Aku gak tau harus bagaimana! Lagipula aku gak minta Helen ikut-ikutan,
dia sendiri yang ikut! Tunggu sebentar, bukannya tadi Nicolas bilang...
“Ah aku lupa bilang, sebenernya setelah lulus SMA aku baru sadar bahwa aku juga suka
Apa? Apa yang barusan dia katakan? Aku juga suka... dia tahu aku suka padanya?! Ohh
Helen, bersiaplah aku akan benar-benar membunuhmu nanti. Aku benar-benar malu, aku tidak
bisa melihat muka Nicolas. Tapi, kemudian aku melihat kearahnya dan mendapati dia sedang
melihat kearahku dengan wajah memerah. Kami kemudian memalingkan wajah. Aku tidak tahu
“Aa.. aku masuk dulu ya. Sampai bertemu lagi di kantor sutradara sebagai partner... kerja.”
Aku masih diam termenung. Apakah ini mimpi? Aku memroses setiap kata yang keluar
dari bibirnya. Ohh... astaga! Aku tidak tahu ingin memuji atau mengumpat Helen karena
kejadian ini, tapi yang kutahu adalah Nicolas suka padaku! Dan kami akan menjadi partner
dalam membuat film. Aku benar-benar bahagia. Aku tidak tahu bahwa masa-masa indah di
Embun Senja akan datang kembali. Masa-masa yang sangat aku rindukan. Dan yang terpenting
2) Unsur intrinsik dan ekstrinsik yang ada pada cerpen yang saya buat adalah
Unsur Intrinsik
Tema : Cinta
Alur : Campuran
2. Nicolas adalah pria yang ceria, ingin tahu segala hal, dan percaya diri.
Konflik : Emma memiliki cinta pertama saat SMA dan dia masih belum bisa melupakan
pria itu. Dia ingin memilih jalan yang terbaik untuk perasaannya, entah itu melupakan
Amanat :
1. Kita tidak boleh menyimpulkan sesuatu ataupun mengambil keputusan dengan gegabah.
Unsur Ekstrinsik
Latar belakang pengarang : Saya adalah seorang siswa SMAN 2 Depok. Saya lahir pada
Latar belakang penciptaan : Saya menulis cerpen ini karena saya teringat dengan sebuah
film yang menceritakan tentang seorang gadis yang masih mencintai cinta pertamanya.
Namun ending film ini tragis, oleh karena itu saya mengubahnya menjadi ending yang
bahagia.
Latar belakang pendukung masyarakat : Suasana perasaan si pemeran utama yang jatuh
cinta kepada seseorang namun tidak berbalas sering kali terdapat di masyarakat.