oleh
Galuh Paramithasari
NIM 1721075411
Oleh
Galuh Paramithasari
ABSTRAK
Fenomena kemunculan birth photography beberapa tahun terakhir ini menjadi bagian dari
perkembangan industri fotografi yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Birth
photography atau lebih dikenal dengan fotografi persalinan adalah dokumentasi visual proses
persalinan untuk mengabadikan momen seorang ibu yang tengah berjuang melahirkan buah hati.
Kehadiran birth photography telah memungkinkan untuk diimplementasikan berbagai bermacam
tujuan dan fungsi, baik secara personal maupun yang bernilai sosial dan komersial. Adapun tujuan
dari penciptaan ini untuk mengenang kembali peristiwa dan pengalaman seorang ibu melahirkan
sebagai sebuah bentuk dokumentasi perjuangan, kekuatan, perjalanan spiritual, cinta kasih seorang
ibu untuk melahirkan sang anak. Maka penciptaan ini dilakukan dengan praktik fotografi
dokumenter yang menerapkan estetika fotografi tataran ideasional dan tataran teknikal. Tataran
ideasional adalah nilai estetika yang berhubungan dengan gagasan, ide atau suatu konsep,
sedangkan tataran teknikal adalah penggalian nilai estetika melalui teknik-teknik proses dalam
penciptaan fotografi. Penerapan estetika fotografi dilakukan dengan tujuan untuk membentuk
proses kreatif dalam penciptaan fotografi. Penciptaan karya momen persalinan tidak hanya didapat
seketika saat melihat sebuah foto yang bagus dari aspek fotografis, namun kesenangan tersebut
tumbuh seiring proses dialektis, pengamatan dan penilaian terhadap keseluruhan muatan nilai
dalam sebuah foto. Fotografer harus memiliki intuisi ideasional dan jeli memilih objek yang
mewakili penggalan peristiwa yang diabadikan dan momentum yang tepat untuk memotretnya
sebagai awal pengungkapan nilai-nilai estetis dalam karyanya.
Kata Kunci : birth photography, fotografi persalinan, fotografi dokumenter, estetika fotografi.
1
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ABSTRACT
The emergence of birth photography in recent years has become part of the photography industry's
development which is inseparable from the life of modern society. Birth photography, or better
known as childbirth photography, is a visual documentation of the birth process to capture the
moments of a struggling mother to give birth to a baby. Birth photography has various purposes
and functions, both personally and with social and commercial values. The purpose of this creation
is to reminisce about a mother's experiences in giving birth as a form of documentation of her
struggle, strength, spiritual journey, and love. This creation is executed using the practice of
documentary photography that applies the aesthetics of photography at the ideational and technical
levels. The ideational level is the aesthetic value associated with an idea or concept, while the
technical level is the exploration of the aesthetic value through processes and techniques in the
creation of photography. The aesthetic approach to photography is carried out to shape the creative
process in the creation of photography. The creation of birth photography is not only obtained
instantly when viewing a decent photograph from the photographic aspect but also when the
pleasure grows along with its dialectical process, observing and evaluating the overall value
content in a photo. Photographers must have ideational intuition and be observant in choosing
objects that represent fragments of events captured and the precise moment to photograph them as
the beginning of expressing aesthetic values in their works.
3
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
keluarga terdekat, namun dengan ayah, seorang saudara kandung, kakek-
adanya fenomena birth photography nenek dan seterusnya.
momen persalinan penuh makna dapat Fotografi senantiasa berkaitan
dinikmati oleh semua orang. dengan pengalaman manusia, momen-
Penelitian/penciptaan karya seni momen persalinan termasuk
tentang birth photography dalam ranah didalamnya. Memoar tersebut
akademis juga masih minim referensi, dituliskan dalam bentuk cerita atau
berangkat dari hal inilah penulis caption atas pengalaman yang
tergugah untuk menambah wawasan memberikan makna hidup seorang ibu
tentang birth photography dalam yang terdapat pada foto momen
perkembangan fotografi. Penulis juga persalinan. Foto-foto kemudian
ingin dengan hadirnya penciptaan ini dihadirkan sebagai sebuah rekaman
setiap momen persalinan yang perjalanan berharga yang bisa dijadikan
terabadikan sebagai bentuk pelajaran dan dinikmati orang lain.
dokumentasi perjuangan, kekuatan, Foto menjadi sarana petualangan
perjalanan spiritual, cinta kasih seorang imajinatif pengalaman manusia,
Ibu terhadap kelahiran seorang anak komunikasi manusia dengan dirinya,
setelah mengandung selama kurang antarorang dan bahkan antargenerasi.
lebih sembilan bulan. Memoar persalinan ini sebagai wujud
Momen persalinan menjadi perayaan dan hadiah untuk anak-
penting karena kelahiran sangat berarti anaknya kelak, orang tua, atau
untuk dimaknai dan dihargai, sebab siapapun atas momen persalinan yang
dihari itulah bukan hanya seorang bayi hanya sekali terjadi seumur hidup pada
mungil yang terlahir sebagai manusia seorang perempuan sekalipun ada
namun juga orang-orang persalinan selanjutnya.
disekelilingnya yang statusnya menjadi
Proses penciptaan nantinya
berubah pula. Menurut Simkin, dkk.,
melalui ketiga tahapan praxis yang
(2010:xiv) melahirkan bukan hanya
merupakan proses sebuah karya
kelahiran seorang bayi. Melahirkan
fotografi diciptakan, diproses dan
adalah lahirnya seorang ibu, seorang
dihadirkan secara konvensional
5
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
“Karya fotografi dapat bermakna
dokumentatif karena sifatnya
yang dapat mengabadikan suatu
objek atau peristiwa penting
dengan kemampuan realitas dan
detil visual yang memadai. Hasil
reproduksinya yang tak terbatas
baik jumlah maupun ukurannya
memungkinkan sebuah karya
fotografi dapat disebarluaskan
dan disimpan sebagai acuan
referensi data dan informasi yang
bisa dipercaya bagi kepentingan
masa depan. Di samping itu
Gambar 1. Wayne Miller (Sumber: Hasil foto
sebuah foto dokumentasi tertentu
reproduksi, difoto pada tanggal 24 Juli 2019, pada dapat menggugah rasa nostalgia
pukul 09.25 WIB terhadap kejadian masa lalu serta
memberikan informasi tentang
keadaan yang berlaku pada satu
masa tertentu. Dalam hal ini
sebuah karya fotografi memiliki
makna historis karena
kemampuannya untuk
mengabadikan suatu objek,
kejadian dan peristiwa penting
masa lampau yang dapat dikaji
Gambar 2. Buku „The Magic Moment of Birth’ ulang pada masa kini.”
(Sumber: Hasil foto reproduksi, difoto pada tanggal 24
Juli 2019, pada pukul 09.45 WIB)
Birth photography termasuk
bagian dari fotografi dokumenter, yang
Sejak awal, fotografi telah
mana mendokumentasikan sebuah
digunakan untuk merekam orang,
peristiwa persalinan merupakan dari
tempat, dan peristiwa. Dengan
sejarah kehidupan. Fungsi utama
demikian karya fotografi juga memiliki
fotografi adalah dokumentasi atau
kemampuan untuk mendekatkan
merekam segala hal yang menjadi
dengan hal-hal yang jauh sehingga
bidikan kamera. Dalam bukunya
dapat merasakan kegembiraan ataupun
Photography: History and Theory
kesedihan yang tertampilkan dalam
(2012), Jae Emerling menyatakan
informasi gambar tersebut. Seperti
bahwa pengalaman dari seorang
yang diungkapkan Soedjono (2007:28):
fotografer dan latar belakang fotografer
7
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
digunakan sebagai dasar pembuatan pemotretan dan tahap penampilan
suatu karya. Konsep dalam fotografi atau pengemasan hasil fotografi
adalah suatu ide yang dituangkan sesuai dengan kebutuhannya.
dalam suatu karya fotografi oleh Fotografer memiliki peran
fotografer atau dari sekitarnya. yang sangat penting dalam
Banyak karya fotografi yang dibuat pemilihan teknik yang digunakan.
dengan suatu konsep yang cukup Hal ini membutuhkan kemampuan
sederhana sehingga orang dapat dan penguasaan berbagai teknik
dengan mudah menangkap pesan pada fotografer tersebut. Meskipun
yang terdapat pada foto tersebut. peralatan fotografi yang digunakan
Namun ada juga foto yang dalam pengambilan suatu foto
membutuhkan suatu pemikiran yang cukup lengkap, tetap dibutuhkan
mendalam sebelum menangkap seorang operator yang dalam hal ini
pesan yang terdapat pada foto fotografer itu sendiri yang memiliki
tersebut. kemampuan teknis dengan kepekaan
b. Tataran Technical estetis dalam mengimplementasikan
Wacana estetika pada semua peralatan fotografi tersebut
fotografi juga meliputi hal-hal yang dalam menciptakan suatu karya
berkaitan dengan teknis fotografi yang bagus dan memiliki
pengambilan suatu foto. Macam- nilai estetika. Semua pemanfaatan
macam teknik fotografi yang ada secara teknikal dapat disesuaikan
ternyata menghadirkan berbagai dengan fungsi dan tujuan fotografer
pengertian dan pemahaman istilah masing-masing, contohnya hal ini
yang memiliki keunikan tersendiri meliputi pemilihan teknik fotografi
(Soedjono, 2007: 14). Hal tersebut point of interest, permainan selektif
terjadi karena dalam setiap teknik fokus, bukaan besar maupun bukaan
yang digunakan berkaitan dengan kecil diafragma sehingga
peralatan yang ada dan digunakan menghasilkan foto menjadi depth of
dalam pengambilan suatu foto. field luas/sempit, pemilihan
Adapun masalah teknikal tersebut background atau latar belakang,
variannya meliputi teknik angle atau sudut pandang
9
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
putih, maka warna-warna pada dengan prenatal yang mengacu pada
spektrum warna dapat dikurangi periode kehamilan antara 24-26
sehingga elemen dari tekstur, garis, minggu usia kehamilan – kelahiran.
bentuk, cahaya, dan kecerahan yang Pada tahap persalinan karya-karya
dihasilkannya akan cenderung tidak fotonya dikategorikan dengan judul
sama dan kejelasan warnanya terlihat partus. Partus adalah istilah medis
lebih sederhana. Kelebihan foto hitam yang diartikan sebagai perihal
putih sendiri dalam penciptaan ini melahirkan (bayi); persalinan. Karya-
untuk membangun penokohan yang karya yang ada didalamnya berkaitan
lebih kontras, kuat, berkarakter dan dengan momen melahirkan, tindakan
tidak terdistorsi oleh pesan lain yang dilakukan oleh dokter, bidan dan
layaknya foto berwarna. perawat, pelepasan ari-ari, momen
IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
HASIL PENCIPTAAN
Tahapan terakhir adalah tahapan pasca-
Hasil penciptaan karya dibagi
persalinan yang diberi judul immediate
menjadi 3 bagian proses persalinan
postpartum. Istilah tersebut merupakan
diantaranya ada pra-pesalinan,
bahasa medis yang memiliki arti
persalinan dan pasca persalinan. Pada
sebuah periode setelah melahirkan
tahap pra-persalinan momen-momen
sesaat plasenta lahir sampai 24 jam
yang dijadikan sebagai objek
setelah proses persalinan. Karya-karya
pemotretan biasanya meliputi suasana
fotonya mengabadikan tentang bayi
kamar/ruang bersalin, momen
yang telah lahir, meliputi pengukuran
kehamilan bersama pasangan, saat akan
lingkar kepala bayi, berat badan bayi,
memasuki persalinan dimulai saat
cap kaki kanan dan kiri, dan foto-foto
kontraksi kala 1, identitas klien, alat
kebahagian bersama keluarga atau para
yang akan dipersiapkan saat persalinan.
perawat setelah bayi terlahir.
Tahap pra-persalinan pada ulasan karya
dan katalog buku foto dikategorikan
dengan antepartum berasal dari bahasa
latin ante “sebelum” dan parere
“melahirkan” secara harfiah sama
11
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
kontraksi rahim sebagai upaya saja lahir untuk membantu bayi belajar
melancarkan persalinan melalui vagina. bernafas. Terlihat para perawat sibuk
Gambar 5 menunjukkan seorang melakukan tindakan pada sang bayi,
perawat, suami, kakak perempuan ada yang membantu memegang kepala
sedang menunggu mbak Ririn pada bayi, ada yang membantu memegang
periode Kala 1, menunggu pembukaan kaki bayi, ada yang membantu
lengkap dan melahirkan. Foto pada membersihkan air ketuban dari mulut
gambar 5 menggunakan teknik multiple bayi. Pengambilan gambar dengan
exposure, menggabungkan foto objek sudut eye level, dan penggunaan
jam dinding dan foto kedua situasi komposisi rule of third membuat foto
didalam ruang bersalin. Foto jam tersebut menjadi dinamis. Pada saat
dinding diambil dengan menggunakan editing, foto sedikit di cropping untuk
sudut low angle, sedangkan situasi mendapatkan komposisi yang baik.
dikamar bersalin menggunakan sudut Brightness dan contrast juga diatur
pengambilan eye level. Kedua foto untuk mendapatkan hasil akhir foto
tersebut merepresentasikan waktu dan hitam putih yang diinginkan.
persalinan memang tidak bisa
diprediksi.
2. PARTUS (PERSALINAN)
13
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
kelainan pada bentuk kepala / anggota Potret kebahagiaan keluarga
tubuh bayi baru lahir. menjadi penutup foto cerita dari
Gambar 8, seorang bayi laki-laki tahapan pasca persalinan. Mimik
dengan berat 3,5 kg sedang ditimbang wajah sumringah masing-masing
diatas timbangan tidur bayi. Sudut keluarga tampak pada keluarga Hebby,
pengambilan high angle memberi Koko dan Kala beserta para bidan dan
kesan objek terlihat lebih kecil, namun perawat setelah proses persalinan. Para
sudut ini dapat mempertegas / bidan yang masih berkostum apd
menunjukkan detail angka pada persalinan tak segan untuk diminta foto
timbangan tersebut. Gambar 9 bersama sebagai kenang-kenangan
ditunjukkan dengan foto kaki bayi dan memoar persalinan keluarga baru ini.
catatan cap telapak kaki bayi. Gestur tangan mengangkat jempol yang
Pengecapan kaki bayi baru lahir dilakukan para bidan dapat diisyaratkan
berfungsi sebagai identitas untuk sebagai proses persalinan berjalan
menghindari tertukarnya bayi. Gambar dengan lancar, sehat dan selamat.
9, komposisi rule of third pada foto Diambil dengan menggunakan sudut
menjadikan kaki bayi sebagai objek pengambilan gambar eye level, untuk
utama, namun pada foto tersebut menghasilkan foto yang memiliki
rekaman cap kaki bayi yang menjadi kesan nyata dan realistis sehingga akan
point of interest karena highlight tampak lebih alami seperti halnya
mengenai kertas putih sehingga cahaya penglihatan manusia.
yang dihasilkan lebih terang.
SIMPULAN
Banyak sekali bentuk dan
kebaharuan dalam menyajikan foto
dokumenter. Selama ini momen
persalinan sebagai peristiwa dalam
kehidupan manusia sering luput untuk
didokumentasikan, dengan hadirnya
Gambar 10. “Setelah Momen Melahirkan” (2021)
birth photography setiap persalinan
15
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Steichen, Edward. 1955. The Family of
Man – The greatest photographic
exhibition of all time – 503
picture from 68 countries. New
York: Maco Magazine
Corporation.
Wijaya, Taufan. 2014. Foto Jurnalistik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Wijaya, Taufan. 2016. Photo Story
Handbook: Panduan Membuat Foto
Cerita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
The Editor of Time – Life books.
(1975). Documentary
Photography. Time-Life
International. Netrerland.