Anda di halaman 1dari 17

MEMOAR PERSALINAN DALAM BIRTH PHOTOGRAPHY

NASKAH PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH


Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat magister dalam bidang seni
Minat utama penciptaan fotografi

oleh
Galuh Paramithasari
NIM 1721075411

PROGRAM PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN


PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2021

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


MEMOAR PERSALINAN DALAM BIRTH PHOTOGRAPHY

Program Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni


Pasccasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2021
Surel : gparamithasari@gmail.com

Oleh
Galuh Paramithasari

ABSTRAK

Fenomena kemunculan birth photography beberapa tahun terakhir ini menjadi bagian dari
perkembangan industri fotografi yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Birth
photography atau lebih dikenal dengan fotografi persalinan adalah dokumentasi visual proses
persalinan untuk mengabadikan momen seorang ibu yang tengah berjuang melahirkan buah hati.
Kehadiran birth photography telah memungkinkan untuk diimplementasikan berbagai bermacam
tujuan dan fungsi, baik secara personal maupun yang bernilai sosial dan komersial. Adapun tujuan
dari penciptaan ini untuk mengenang kembali peristiwa dan pengalaman seorang ibu melahirkan
sebagai sebuah bentuk dokumentasi perjuangan, kekuatan, perjalanan spiritual, cinta kasih seorang
ibu untuk melahirkan sang anak. Maka penciptaan ini dilakukan dengan praktik fotografi
dokumenter yang menerapkan estetika fotografi tataran ideasional dan tataran teknikal. Tataran
ideasional adalah nilai estetika yang berhubungan dengan gagasan, ide atau suatu konsep,
sedangkan tataran teknikal adalah penggalian nilai estetika melalui teknik-teknik proses dalam
penciptaan fotografi. Penerapan estetika fotografi dilakukan dengan tujuan untuk membentuk
proses kreatif dalam penciptaan fotografi. Penciptaan karya momen persalinan tidak hanya didapat
seketika saat melihat sebuah foto yang bagus dari aspek fotografis, namun kesenangan tersebut
tumbuh seiring proses dialektis, pengamatan dan penilaian terhadap keseluruhan muatan nilai
dalam sebuah foto. Fotografer harus memiliki intuisi ideasional dan jeli memilih objek yang
mewakili penggalan peristiwa yang diabadikan dan momentum yang tepat untuk memotretnya
sebagai awal pengungkapan nilai-nilai estetis dalam karyanya.

Kata Kunci : birth photography, fotografi persalinan, fotografi dokumenter, estetika fotografi.

1
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ABSTRACT

The emergence of birth photography in recent years has become part of the photography industry's
development which is inseparable from the life of modern society. Birth photography, or better
known as childbirth photography, is a visual documentation of the birth process to capture the
moments of a struggling mother to give birth to a baby. Birth photography has various purposes
and functions, both personally and with social and commercial values. The purpose of this creation
is to reminisce about a mother's experiences in giving birth as a form of documentation of her
struggle, strength, spiritual journey, and love. This creation is executed using the practice of
documentary photography that applies the aesthetics of photography at the ideational and technical
levels. The ideational level is the aesthetic value associated with an idea or concept, while the
technical level is the exploration of the aesthetic value through processes and techniques in the
creation of photography. The aesthetic approach to photography is carried out to shape the creative
process in the creation of photography. The creation of birth photography is not only obtained
instantly when viewing a decent photograph from the photographic aspect but also when the
pleasure grows along with its dialectical process, observing and evaluating the overall value
content in a photo. Photographers must have ideational intuition and be observant in choosing
objects that represent fragments of events captured and the precise moment to photograph them as
the beginning of expressing aesthetic values in their works.

Kata Kunci : birth photography, documentary photography, aesthetic photography

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


PENDAHULUAN fragmentasi dalam fotografi. Genre
fotografi itu memberikan identitas yang
Melihat fenomena kemunculan
berbeda karena spesifikasinya beraneka
birth photography beberapa tahun
ragam. Bergantung kepentingan
terakhir ini menjadi bagian dari
penggunaan fotografi. Entah keperluan
perkembangan industri fotografi yang
hobi, komersial, maupun ideologis.
tidak terpisahkan dari kehidupan
Media dalam area bisnis atau idealis.
masyarakat modern. Munculnya tren
Klasifikasi dilakukan untuk menjawab
fotografi baru merupakan
bagaimana kategori itu dipahami dalam
pengembangan yang dihasilkan dari
perspektif yang berbeda berdasarkan
olah kreatifitas fotografer itu sendiri
fungsi, teknik, dan tujuan (Abdi,
yang telah memungkinkan untuk
2012:5).
diimplementasikan berbagai bermacam
tujuan dan fungsi, baik secara personal Salah satu tren fotografi yang
maupun bernilai sosial dan komersial. mulai muncul dan berkembang pesat
Fotografi sekarang memiliki banyak empat tahun terakhir ini adalah birth
spesialisasi. Hal tersebut tidak terlepas photography atau lebih dikenal dengan
dari kemajemukan kehidupan itu fotografi persalinan. Birth photography
sendiri. dilakukan untuk mengabadikan momen
seorang ibu yang tengah berjuang
Pembagian kategori fotografi
melahirkan sang buah hati.
bertujuan lebih memudahkan
Ide penciptaan ini bermula ketika
pemaknaan realitas dalam sifat yang
penulis mulai terjun dunia industri
lebih homogen. Kategori fotografi
birth photography pertengahan 2018
antara satu dengan yang lain bukanlah
lalu dengan membuka sebuah jasa
pemisah. Tidak bisa terumuskan secara
fotografi persalinan yang berbasis di
akurat dan detail dalam batasannya.
Jogja, Menanti Dinanti namanya.
Sifat level semuanya memberikan
Berawal sebagai seorang fotografer
perbedaan pemahaman pada persoalan
persalinan penulis menyadari bahwa
teknis dan ruang lingkupnya serta
fenomena birth photography terbilang
perbedaan berdasar konteks fungsional.
baru pada saat itu, jika selama ini
Tidak dapat dihindari bahwa ada
persalinan hanya dinikmati oleh

3
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
keluarga terdekat, namun dengan ayah, seorang saudara kandung, kakek-
adanya fenomena birth photography nenek dan seterusnya.
momen persalinan penuh makna dapat Fotografi senantiasa berkaitan
dinikmati oleh semua orang. dengan pengalaman manusia, momen-
Penelitian/penciptaan karya seni momen persalinan termasuk
tentang birth photography dalam ranah didalamnya. Memoar tersebut
akademis juga masih minim referensi, dituliskan dalam bentuk cerita atau
berangkat dari hal inilah penulis caption atas pengalaman yang
tergugah untuk menambah wawasan memberikan makna hidup seorang ibu
tentang birth photography dalam yang terdapat pada foto momen
perkembangan fotografi. Penulis juga persalinan. Foto-foto kemudian
ingin dengan hadirnya penciptaan ini dihadirkan sebagai sebuah rekaman
setiap momen persalinan yang perjalanan berharga yang bisa dijadikan
terabadikan sebagai bentuk pelajaran dan dinikmati orang lain.
dokumentasi perjuangan, kekuatan, Foto menjadi sarana petualangan
perjalanan spiritual, cinta kasih seorang imajinatif pengalaman manusia,
Ibu terhadap kelahiran seorang anak komunikasi manusia dengan dirinya,
setelah mengandung selama kurang antarorang dan bahkan antargenerasi.
lebih sembilan bulan. Memoar persalinan ini sebagai wujud
Momen persalinan menjadi perayaan dan hadiah untuk anak-
penting karena kelahiran sangat berarti anaknya kelak, orang tua, atau
untuk dimaknai dan dihargai, sebab siapapun atas momen persalinan yang
dihari itulah bukan hanya seorang bayi hanya sekali terjadi seumur hidup pada
mungil yang terlahir sebagai manusia seorang perempuan sekalipun ada
namun juga orang-orang persalinan selanjutnya.
disekelilingnya yang statusnya menjadi
Proses penciptaan nantinya
berubah pula. Menurut Simkin, dkk.,
melalui ketiga tahapan praxis yang
(2010:xiv) melahirkan bukan hanya
merupakan proses sebuah karya
kelahiran seorang bayi. Melahirkan
fotografi diciptakan, diproses dan
adalah lahirnya seorang ibu, seorang
dihadirkan secara konvensional

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


diantaranya 1). Pra-pemotretan, 2). BIRTH PHOTOGRAPHY DALAM
Pemotretan, 3). Pasca-pemotretan. FOTOGRAFI DOKUMENTER
Setiap prosesnya memiliki pendekatan Birth photography merupakan
estetika fotografi tersendiri baik pada bentuk baru kelahiran seni,
tataran ideasional maupun tataran kemunculan fotografi persalinan
teknikal yang mewakili keseluruan sebagai sebuah ekspresi pengalaman
untuk menggali ide, visual karya yang melahirkan seorang perempuan yang
sesuai dan ingin disampaikan dalam berpusat pada perempuan. Mencari
penciptaan ini. Karya visual foto hitam perjalanan sejarah tentang kehadiran
putih dipilih sebagai visual hasil akhir birth photography sebenarnya sudah
karyanya. Pemilihan foto hitam putih ada sejak lama dalam buku “The
bagi penulis memiliki esensi tersendiri Family of Man – The greatest
akan sebuah makna lebih mendalam photographic exhibition of all time –
sehingga menghadirkan kesan klasik, 503 picture from 68 countries” yang
historik, dan murni/jujur dibandingkan dibuat oleh Edward Steichen untuk
dengan foto berwarna agar mampu Museum of Modern Art, New York
memperkuat emosi foto dan mengantar buku tersebut berisi tentang kumpulan
penonton agar fokus pada peristiwa foto-foto yang mengabadikan tentang
tanpa terganggu oleh warna. kehidupan dari lahir sampai mati
dengan penekanan hubungan sehari-
Berdasarkan uraian latar
hari manusia dengan dirinya sendiri,
belakang di atas, maka perumusan
keluarganya, masyarakat dan dimana
masalah dari penciptaan karya fotografi
tempat kita hidup termasuk didalamnya
ini adalah bagaimana menghadirkan
terdapat karya-karya foto dan tulisan
estetika fotografi tataran ideasional dan
proses persalinan seorang perempuan.
tataran teknikal pada karya penciptaan
fotografi “Memoar Persalinan dalam
Birth Photography”?

5
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
“Karya fotografi dapat bermakna
dokumentatif karena sifatnya
yang dapat mengabadikan suatu
objek atau peristiwa penting
dengan kemampuan realitas dan
detil visual yang memadai. Hasil
reproduksinya yang tak terbatas
baik jumlah maupun ukurannya
memungkinkan sebuah karya
fotografi dapat disebarluaskan
dan disimpan sebagai acuan
referensi data dan informasi yang
bisa dipercaya bagi kepentingan
masa depan. Di samping itu
Gambar 1. Wayne Miller (Sumber: Hasil foto
sebuah foto dokumentasi tertentu
reproduksi, difoto pada tanggal 24 Juli 2019, pada dapat menggugah rasa nostalgia
pukul 09.25 WIB terhadap kejadian masa lalu serta
memberikan informasi tentang
keadaan yang berlaku pada satu
masa tertentu. Dalam hal ini
sebuah karya fotografi memiliki
makna historis karena
kemampuannya untuk
mengabadikan suatu objek,
kejadian dan peristiwa penting
masa lampau yang dapat dikaji
Gambar 2. Buku „The Magic Moment of Birth’ ulang pada masa kini.”
(Sumber: Hasil foto reproduksi, difoto pada tanggal 24
Juli 2019, pada pukul 09.45 WIB)
Birth photography termasuk
bagian dari fotografi dokumenter, yang
Sejak awal, fotografi telah
mana mendokumentasikan sebuah
digunakan untuk merekam orang,
peristiwa persalinan merupakan dari
tempat, dan peristiwa. Dengan
sejarah kehidupan. Fungsi utama
demikian karya fotografi juga memiliki
fotografi adalah dokumentasi atau
kemampuan untuk mendekatkan
merekam segala hal yang menjadi
dengan hal-hal yang jauh sehingga
bidikan kamera. Dalam bukunya
dapat merasakan kegembiraan ataupun
Photography: History and Theory
kesedihan yang tertampilkan dalam
(2012), Jae Emerling menyatakan
informasi gambar tersebut. Seperti
bahwa pengalaman dari seorang
yang diungkapkan Soedjono (2007:28):
fotografer dan latar belakang fotografer

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


juga akan mempengaruhi isi dari foto Estetika fotografi meliputi dua
dokumenter yang dibuatnya. Foto tataran, estetika pada tataran ideational
dokumenter merupakan bukti dari dan estetika pada tataran technical
peristiwa, sedangkan yang menyajikan (Soedjono, 2007: 8). Tataran ideational
foto tersebut adalah fotografer. Oleh yaitu nilai estetika yang berhubungan
karena itu, foto itu dibuat berdasarkan dengan gagasan, ide atau suatu konsep.
pemahaman dan pengalaman dari Sedangkan tataran technical yaitu
fotografer terhadap peristiwa yang penggalian nilai estetika melalui
dipotretnya. teknik-teknik proses dalam penciptaan
fotografi. Dua aspek pada estetika
ESTETIKA FOTOGRAFI
fotografi yakni tataran ideational dan
SEBAGAI PENCIPTAAN BIRTH
tataran technical tersebut dijabarkan
PHOTOGRAPHY
sebagai berikut:
Wacana estetika fotografi juga
a. Tataran Ideational
meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
Secara ideational, dalam
teknik, baik itu yang bersifat teknikal
konteks fotografi ini ditinjau
peralatan maupun teknikal praxis-
bagaimana manusia menemukan
implementatif dalam menggunakan
sesuatu ide dan mengungkapkannya
peralatan yang ada guna mendapatkan
dalam bentuk konsep, teori ataupun
hasil yang diharapkan (Soedjono,
sebuah wacana. Dari ide dan konsep
2007:14). Varian teknik fotografi yang
tersebut dapat dikembangkan dan
ada ternyata menghadirkan berbagai
ditindaklanjuti sehingga
terminologi dengan pengertian dan
menghasilkan suatu karya yang
pemahaman istilah yang memiliki
memiliki nilai estetika (Soedjono,
keunikan tersendiri. Hal tersebut terjadi
2007: 8).
karena dari setiap teknik yang
Kajian utama dalam tataran
digunakan kadang sangat berkaitan
ideational ini adalah bagaimana
dengan peralatan yang ada baik itu
seorang fotografer mengembangkan
dalam teknik pemotretan, proses kamar
berbagai ide kemudian membuatnya
gelap atau terang dan penampilannya.
menjadi suatu konsep yang
digunakan yang nantinya akan

7
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
digunakan sebagai dasar pembuatan pemotretan dan tahap penampilan
suatu karya. Konsep dalam fotografi atau pengemasan hasil fotografi
adalah suatu ide yang dituangkan sesuai dengan kebutuhannya.
dalam suatu karya fotografi oleh Fotografer memiliki peran
fotografer atau dari sekitarnya. yang sangat penting dalam
Banyak karya fotografi yang dibuat pemilihan teknik yang digunakan.
dengan suatu konsep yang cukup Hal ini membutuhkan kemampuan
sederhana sehingga orang dapat dan penguasaan berbagai teknik
dengan mudah menangkap pesan pada fotografer tersebut. Meskipun
yang terdapat pada foto tersebut. peralatan fotografi yang digunakan
Namun ada juga foto yang dalam pengambilan suatu foto
membutuhkan suatu pemikiran yang cukup lengkap, tetap dibutuhkan
mendalam sebelum menangkap seorang operator yang dalam hal ini
pesan yang terdapat pada foto fotografer itu sendiri yang memiliki
tersebut. kemampuan teknis dengan kepekaan
b. Tataran Technical estetis dalam mengimplementasikan
Wacana estetika pada semua peralatan fotografi tersebut
fotografi juga meliputi hal-hal yang dalam menciptakan suatu karya
berkaitan dengan teknis fotografi yang bagus dan memiliki
pengambilan suatu foto. Macam- nilai estetika. Semua pemanfaatan
macam teknik fotografi yang ada secara teknikal dapat disesuaikan
ternyata menghadirkan berbagai dengan fungsi dan tujuan fotografer
pengertian dan pemahaman istilah masing-masing, contohnya hal ini
yang memiliki keunikan tersendiri meliputi pemilihan teknik fotografi
(Soedjono, 2007: 14). Hal tersebut point of interest, permainan selektif
terjadi karena dalam setiap teknik fokus, bukaan besar maupun bukaan
yang digunakan berkaitan dengan kecil diafragma sehingga
peralatan yang ada dan digunakan menghasilkan foto menjadi depth of
dalam pengambilan suatu foto. field luas/sempit, pemilihan
Adapun masalah teknikal tersebut background atau latar belakang,
variannya meliputi teknik angle atau sudut pandang

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


pengambilan objek foto, dan Foto hitam putih merupakan foto
lighting atau pengolahan yang polos yang memaksa penonton
pencahayaan. untuk melihat bentuk daripada warna.
Dengan demikian estetika Sebuah subjek dengan pencahayaan
fotografi dapat digunakan sebagai yang redup dan memiliki bayangan
metode untuk menciptakan sebuah mungkin tidak terlalu berarti dalam
karya fotografi dari awal hingga akhir. sebuah foto berwarna, namun dalam
Skema estetika fotografi dibawah ini foto hitam putih hal tersebut bisa
dapat digunakan sebagai referensi menjadi hal yang sangat kuat dan
untuk menrancang sebuah proses sebuah elemen penting dalam foto
penciptaan karya. hitam putih tersebut. Hachette
Magazine dalam Popular Photography
(1952:42) menyatakan tentang foto
hitam putih:
“Black and white, often works for
one reason, simplicity. It’s
nonchromatic tonal spectrum can
reduce bias of color to a pattern
of black, white and grays the (sic)
reveal that elements of texture,
FOTO HITAM PUTIH line,form, and light with
unmatched clarity.”
Foto hitam putih adalah bagian
dari sejarah fotografi. Foto hitam putih Foto hitam putih memiliki nilai
memang memiliki daya tarik tersendiri estetika tersendiri dimana warna yang
di tengah begitu banyaknya warna yang terkandung di dalam foto akan terlihat
bisa dihasilkan dan ditampilkan oleh lebih abadi dibandingkan foto berwarna.
perangkat imaging yang ada karena Foto hitam putih juga merupakan
terkadang fotografi hitam putih lebih medium yang tepat untuk menyatakan
lincah dalam menghidupkan emosi dan sebuah gagasan sesuatu yang penting
menangkap ekspresi objek foto atau dalam sebuah foto dan memiliki daya
suasana dalam sebuah karya. magis tersendiri bagi siapa saja.
Dengan menggunakan tampilan hitam

9
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
putih, maka warna-warna pada dengan prenatal yang mengacu pada
spektrum warna dapat dikurangi periode kehamilan antara 24-26
sehingga elemen dari tekstur, garis, minggu usia kehamilan – kelahiran.
bentuk, cahaya, dan kecerahan yang Pada tahap persalinan karya-karya
dihasilkannya akan cenderung tidak fotonya dikategorikan dengan judul
sama dan kejelasan warnanya terlihat partus. Partus adalah istilah medis
lebih sederhana. Kelebihan foto hitam yang diartikan sebagai perihal
putih sendiri dalam penciptaan ini melahirkan (bayi); persalinan. Karya-
untuk membangun penokohan yang karya yang ada didalamnya berkaitan
lebih kontras, kuat, berkarakter dan dengan momen melahirkan, tindakan
tidak terdistorsi oleh pesan lain yang dilakukan oleh dokter, bidan dan
layaknya foto berwarna. perawat, pelepasan ari-ari, momen
IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
HASIL PENCIPTAAN
Tahapan terakhir adalah tahapan pasca-
Hasil penciptaan karya dibagi
persalinan yang diberi judul immediate
menjadi 3 bagian proses persalinan
postpartum. Istilah tersebut merupakan
diantaranya ada pra-pesalinan,
bahasa medis yang memiliki arti
persalinan dan pasca persalinan. Pada
sebuah periode setelah melahirkan
tahap pra-persalinan momen-momen
sesaat plasenta lahir sampai 24 jam
yang dijadikan sebagai objek
setelah proses persalinan. Karya-karya
pemotretan biasanya meliputi suasana
fotonya mengabadikan tentang bayi
kamar/ruang bersalin, momen
yang telah lahir, meliputi pengukuran
kehamilan bersama pasangan, saat akan
lingkar kepala bayi, berat badan bayi,
memasuki persalinan dimulai saat
cap kaki kanan dan kiri, dan foto-foto
kontraksi kala 1, identitas klien, alat
kebahagian bersama keluarga atau para
yang akan dipersiapkan saat persalinan.
perawat setelah bayi terlahir.
Tahap pra-persalinan pada ulasan karya
dan katalog buku foto dikategorikan
dengan antepartum berasal dari bahasa
latin ante “sebelum” dan parere
“melahirkan” secara harfiah sama

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


1. ANTEPARTUM “Menanti Hadirmu” foto pada
(PRA-PERSALINAN) gambar 4 yang menjadi point of
interest memperlihatkan detail 3 buah
tangan yang saling berinteraksi.
Tangan pertama mengusap perut ibu
yang sedang mengandung, dan dua
tangan yang lainnya saling
berpegangan. Emosi yang membawa
Gambar 3. “Menanti Lahirmu” (2018)
penulis ikut merasakan betapa seorang
calon ibu membutuhkan dukungan dari
orang-orang terdekat agar merasa
nyaman saat persalinan itu tiba.

Gambar 4. “Menanti Hadirmu” (2018)

Karya “Menanti Lahirmu”


mengandung selama 9 bulan
merupakan proses yang panjang.
Didalamnya ada perjalanan spiritual,
cinta kasih, kekuatan, kecemasan, dan Gambar 5. “Seiring Waktu” (2021)
kebahagiaan. Foto pada gambar 3
Kita tidak bisa memprediksi
menunjukkan perut ibu yang sedang
secara pasti kapan dan pukul berapa
mengandung dan sedang menunggu
kita akan melahirkan seorang bayi
proses persalinan. Foto dengan sudut
mungil. Seiring berjalannya waktu dan
pengambilan gambar eye level, dalam
menikmati setiap kontraksi yang hadir
foto tersebut penulis ingin
dan menunggu pembukaan lengkap,
menonjolkan detail perut yang sedang
tidak semua ibu memiliki pengalaman
mengandung dan sedang diusap oleh
melahirkan secara cepat. Mbak Ririn,
ibu dari pasien sebagai upaya
mengalami kontraksi sedari pukul 3
menenangkan dan meringankan rasa
sore hingga pukul 7 malam, dibantu
sakit saat kontraksi.
dengan induksi untuk merangsang

11
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
kontraksi rahim sebagai upaya saja lahir untuk membantu bayi belajar
melancarkan persalinan melalui vagina. bernafas. Terlihat para perawat sibuk
Gambar 5 menunjukkan seorang melakukan tindakan pada sang bayi,
perawat, suami, kakak perempuan ada yang membantu memegang kepala
sedang menunggu mbak Ririn pada bayi, ada yang membantu memegang
periode Kala 1, menunggu pembukaan kaki bayi, ada yang membantu
lengkap dan melahirkan. Foto pada membersihkan air ketuban dari mulut
gambar 5 menggunakan teknik multiple bayi. Pengambilan gambar dengan
exposure, menggabungkan foto objek sudut eye level, dan penggunaan
jam dinding dan foto kedua situasi komposisi rule of third membuat foto
didalam ruang bersalin. Foto jam tersebut menjadi dinamis. Pada saat
dinding diambil dengan menggunakan editing, foto sedikit di cropping untuk
sudut low angle, sedangkan situasi mendapatkan komposisi yang baik.
dikamar bersalin menggunakan sudut Brightness dan contrast juga diatur
pengambilan eye level. Kedua foto untuk mendapatkan hasil akhir foto
tersebut merepresentasikan waktu dan hitam putih yang diinginkan.
persalinan memang tidak bisa
diprediksi.
2. PARTUS (PERSALINAN)

Gambar 7. “Kala III” (2021)

Kala III merupakan waktu untuk


Gambar 6. “I‟m Alive” (2021)
pelepasan dan pengeluaran plasenta.
Pada momen diatas yang berjudul
Plasenta atau yang sering kita kenal
“I’m Alive”, bidan dan para perawat
dengan istilah “ari-ari” adalah organ
sedang membersihkan air ketuban dari
yang berkembang di area rahim selama
mulut atau hidung bayi, tindakan ini
masa kehamilan. Plasenta memiliki
dilakukan pada semua bayi yang baru
fungsi memberikan oksigen serta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


nutrisi sehingga janin dapat cukup terang membuat pencahayaan
berkembang selama di dalam terlihat keras.
kandungan. Oksigen dan nutrisi yang 3. IMMEDIATE POSTPARTUM
(PASCA PERSALINAN)
dibawa melalui aliran darah ibu
kemudian menembus ari ari bayi. Dari
sini, tali pusar yang terhubung ke bayi
membawa oksigen dan nutrisi tersebut.
Melalui plasenta, bayi juga dapat
membuang zat yang tidak ia perlukan,
seperti karbon dioksida. Kemudian,
diteruskan ke aliran darah ibu untuk
dibuang oleh sistem dalam tubuh.
Plasenta pun menghasilkan hormon
yang dibutuhkan di masa kehamilan,
seperti oksitosin, laktogen, estrogen,
dan progesteron. Ini dapat melindungi
Gambar 8 & 9. “Pemeriksaan Antropometri”
bayi dari infeksi. Menjelang akhir (2021)

kehamilan atau memasuki waktu Pemeriksaan fisik bayi baru lahir


persalinan, ari ari bayi ini bekerja merupakan prosedur medis rutin yang
dengan meneruskan antibodi untuk penting dilakukan oleh setiap dokter
melindungi bayi baru lahir. Maka dari atau bidan. Hal ini bertujuan untuk
itu, bayi baru lahir mempunyai memastikan apakah bayi baru lahir
kekebalan tubuh selama hampir 3 bulan dalam keadaan sehat atau memiliki
lamanya. kelainan tubuh maupun gangguan
Pada gambar 7 sudut kesehatan. Pemeriksaan ini termasuk
pengambilan foto yang dipilih adalah penghitungan panjang badan, berat
high level. Teknik pengambilan objek badan, lingkar kepala, bentuk kepala,
dengan sudut yang lebih tinggi leher, mata, hidung, dan telinga bayi.
daripada objek foto. Sudut ini dipilih Pemeriksaan ini penting dilakukan
untuk memfokuskan pada satu objek, untuk mendeteksi apakah terdapat
yaitu plasenta/ari ari. Highlight yang

13
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
kelainan pada bentuk kepala / anggota Potret kebahagiaan keluarga
tubuh bayi baru lahir. menjadi penutup foto cerita dari
Gambar 8, seorang bayi laki-laki tahapan pasca persalinan. Mimik
dengan berat 3,5 kg sedang ditimbang wajah sumringah masing-masing
diatas timbangan tidur bayi. Sudut keluarga tampak pada keluarga Hebby,
pengambilan high angle memberi Koko dan Kala beserta para bidan dan
kesan objek terlihat lebih kecil, namun perawat setelah proses persalinan. Para
sudut ini dapat mempertegas / bidan yang masih berkostum apd
menunjukkan detail angka pada persalinan tak segan untuk diminta foto
timbangan tersebut. Gambar 9 bersama sebagai kenang-kenangan
ditunjukkan dengan foto kaki bayi dan memoar persalinan keluarga baru ini.
catatan cap telapak kaki bayi. Gestur tangan mengangkat jempol yang
Pengecapan kaki bayi baru lahir dilakukan para bidan dapat diisyaratkan
berfungsi sebagai identitas untuk sebagai proses persalinan berjalan
menghindari tertukarnya bayi. Gambar dengan lancar, sehat dan selamat.
9, komposisi rule of third pada foto Diambil dengan menggunakan sudut
menjadikan kaki bayi sebagai objek pengambilan gambar eye level, untuk
utama, namun pada foto tersebut menghasilkan foto yang memiliki
rekaman cap kaki bayi yang menjadi kesan nyata dan realistis sehingga akan
point of interest karena highlight tampak lebih alami seperti halnya
mengenai kertas putih sehingga cahaya penglihatan manusia.
yang dihasilkan lebih terang.

SIMPULAN
Banyak sekali bentuk dan
kebaharuan dalam menyajikan foto
dokumenter. Selama ini momen
persalinan sebagai peristiwa dalam
kehidupan manusia sering luput untuk
didokumentasikan, dengan hadirnya
Gambar 10. “Setelah Momen Melahirkan” (2021)
birth photography setiap persalinan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


akan memiliki kenangan dan kisah sebagai cara manusia memahami dan
tersendiri. memaknai pengalaman hidupnya
sehari-hari. Fotografi kini dilihat dalam
Ketika seorang fotografer
perspektif yang lebih produktif:
menghasilkan suatu foto dengan
medium untuk memproduksi makna-
kecenderungan pada pose, momen, dan
makna. Fotografer adalah agen kultural,
komposisi tertentu selalu terkait dengan
subjek yang menafsir,
apa yang dialami sang fotografer itu
mengekspresikan, sekaligus
sendiri, maka foto menjadi bentuk
mengapresiasi pengalaman hidupnya
ekspresi pengalaman fotografer. Di sisi
sebagai manusia.
lain, foto memproduksi pengalaman
pengamatnya. Ketika melihat sebuah DAFTAR LAMAN
foto, tak sekadar melihat gambar, Abdi, Yuyung. 2012. Photography
From My Eyes ; Semua Hal Yang
melainkan melihat sebuah peristiwa Perlu Anda Ketahui Untuk
atau pengalaman itu sendiri. Menjadi Fotografer Serba Bisa.
Jakarta: Elex Media Komputindo
Penciptaan ini dibuat dengan / Kompas Gramedia.
Langger, Susanne, K. (1957). Problems
penerapan estetika fotografi tataran
of Arts. Charles Seribner Sons.
ideasional dan tataran teknikal dalam New York.
Life, Time Books. 1970. Life Library
melakukan praktik fotografi
of Photography “Photography as
dokumenter. Estetika fotografi a Tool”. New York: Time Life
Books.
dilakukan sebagai sebuah proses untuk
Mann, Martin. 2002. Documentary
menciptakan sebuah karya dari awal Photography: Time Life Library
of photography. Illinois: TLB.
hingga akhir.
Rais, Heppy El. 2012. Kamus Ilmiah
Populer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dengan demikian estetika
Simkin, Penny., Janet Whalley., Ann
fotografi, saat tataran ideasional dan Keppler. 2010. Panduan Lengkap
Kehamilan, Melahirkan, & Bayi.
tataran teknikal telah dipenuhi fotografi
Jakarta: Arcan.
tidak lagi dilihat sebagai cara-cara Soedjono, Soeprapto. 2007. Pot-Pouri
Fotografi. Jakarta: Universitas Trisakti
merekam suatu peristiwa, tetapi juga
Sumartono. 1992. Orisinalitas Seni
cara-cara untuk mengendalikan dan Rupa Indonesia ; Pengetahuan
dan Penciptaan Seni No. II/02,
mengubah cara pandang, mengatur tata
BP ISI Yogyakarta.
nilai manusia, namun juga dielaborasi

15
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Steichen, Edward. 1955. The Family of
Man – The greatest photographic
exhibition of all time – 503
picture from 68 countries. New
York: Maco Magazine
Corporation.
Wijaya, Taufan. 2014. Foto Jurnalistik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Wijaya, Taufan. 2016. Photo Story
Handbook: Panduan Membuat Foto
Cerita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
The Editor of Time – Life books.
(1975). Documentary
Photography. Time-Life
International. Netrerland.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai