PENDAHULUAN
1
tahun 2018, subsektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap perekonomian nasional, yakni menyumbang
7,44% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), 14,28% angkatan
kerja, dan 13,77% ekspor. Di Indonesia, terdapat sekitar 8,2 juta
bisnis kreatif, dan fotografi merupakan salah satu bisnis yang
menonjol di antara bisnis tersebut.
2
orang-orang terkenalnya. The New York Times memuji Annie
Leibovitz sebagai fotografer potret yang mampu memotret tokoh
paling berpengaruh di planet ini (www.nytimes.com).
3
Anya sering diundang sebagai pembicara di workshop dan
pameran fotografi, serta menjadi pengajar tamu di Home Schooling
Kak Seto. Prestasi luar biasa yang diraih Anya tidak terjadi melalui
jalan instan. Berawal dari kejenuhan selama pandemi Covid tahun
2020 ketika aktivitas dibatasi, Anya yang berprofesi sebagai
fotografer, terpaksa tidak bisa bekerja karena pembatasan yang
diberlakukan pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus.
Dihadapkan pada kebosanan dan tidak dapat melakukan aktivitas
fotografi seperti biasanya, perempuan berusia 23 tahun ini
memutuskan untuk mencoba membuat konten di platform media
sosial seperti Instagram dan TikTok pribadinya. Berbagi wawasan
perjalanan hidup dan beragam pengetahuan seputar dunia fotografi
menjadi konten pilihannya untuk Instagram dan TikTok. Awalnya,
tujuannya hanya untuk mengisi waktu luang dan menambah
portofolio. Namun, tanggapan positif yang tak terduga dan
peningkatan jumlah penonton melambungkan popularitasnya,
dengan pengikut media sosialnya yang terus meningkat seiring
berjalannya waktu.
4
personal branding fotografer freelance Anya Cahyarani dalam
meningkatkan citra profesional?
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Connectivity
2. Competency
6
Selling Proposition (USP) Tujuan dari proposisi adalah untuk
mempromosikan diri kita dan profesi kita sebagai entitas unik
sehingga kita dapat terhubung dengan target pasar kita
menggunakan keahlian kita. Sedangkan Emotional Selling
Proposition (ESP) adalah strategi yang kita gunakan untuk
menarik emosi target pasar kita dan mendapatkan dukungan
mereka. Keterampilan ini harus dipertimbangkan agar orang lain
dapat memahami, mengakui, dan menghargai kedekatan agar
dapat meninggalkan kesan yang baik pada otak dan emosi
audiens sasaran.
3. Creativity
7
seseorang dalam membangun personal branding.
5. Contribution
Kontribusi menjadi tolok ukur untuk mengukur persepsi
publik terhadap solusi yang kita tawarkan. Kontribusi adalah
pendekatan lain untuk menilai keterampilan dalam diri
seseorang dan menentukan apakah kesan yang seseorang buat
terhadap penonton itu positif atau negatif, serta apa yang kurang
atau harus dikurangi
8
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Keahlian
b. Kepercayaan
c. Daya Tarik
9
komunikator lebih menarik bagi pendengar karena kesamaan
karakteristik, seperti bahasa, agama, lokasi asal, atau ideologi.
Komunikator yang ahli akan diterima dengan baik karena audiens
tidak akan meragukan kompetensi dan integritasnya. Dengan
demikian komunikator tersebut akan lebih menarik jika dihargai
karena penampilan luarnya, kemiripannya, atau ketenarannya.
10
orang lain. Personal branding secara tidak langsung dibangun
melalui pekerjaan atau profesi seseorang, bertujuan untuk
menumbuhkan persepsi positif masyarakat. Para peneliti, seperti
McNally dan Speak (2004), telah menguraikan tiga aspek mendasar
dari personal branding:
11
kesuksesan (Anggrianto, 2012).
2.2.2 Fotografi
2.2.2.1 Pengertian Fotografi
Menurut para ahli fotografi berfungsi sebagai alat komunikasi,
memungkinkan individu menyampaikan pesan atau ide kepada orang
lain melalui media visual. Fotografi yang sering juga disebut media
foto berfungsi sebagai alat untuk mendokumentasikan momen atau
peristiwa penting (Sudarma 2014). Menurut Bull (2010)
menjelaskan bahwa istilah “fotografi” berasal dari kata Yunani
“photo” yang berarti cahaya, dan “graphy” yang berarti tulisan atau
12
gambar. Oleh karena itu, arti harfiah fotografi adalah tindakan
menulis atau menggambar dengan cahaya. Definisi ini
menggabungkan kejadian alami cahaya dengan aktivitas buatan
manusia dan ekspresi budaya seperti menulis dan
menggambar/melukis. Sedangkan Sudjojo (2010) menekankan
bahwa fotografi pada dasarnya adalah proses merekam dan
memanipulasi cahaya untuk mencapai hasil yang diinginkan,
mengkategorikannya sebagai keterampilan teknis dan bentuk seni.
Dalam buku “Foto Jurnalisme: Sebuah Pengantar” Gani dan
Kusumalestari (2014) menyatakan bahwa fotografi sebagai
keterampilan teknis melibatkan pengetahuan tentang teknik fotografi
yang benar, pengaturan pencahayaan, dan metode pengolahan
gambar. Di sisi lain, fotografi sebagai suatu bentuk seni mengandung
nilai-nilai estetika yang mencerminkan pikiran dan emosi
fotografernya, yang bermaksud menyampaikan pesan melalui
gambar atau foto. Ditekankan bahwa jika hanya mengandalkan
berbagai teori tentang fotografi dapat menghasilkan gambar yang
kaku, kusam, dan tidak berasa. Oleh karena itu, fotografi harus
diresapi dengan sentuhan artistic didalamnya.Beberapa profesi
fotografer pun beragam, mulai dari Freelance Photographer
Photojournalist, Fine Art Photographer, Fashion Photographer, dan
lain sebagainya.
a. Independen
13
Fraser-Thill, R. (2020) mendefinisikan bahwa
karakteristik utama dari pekerjaan freelance adalah
independensi. Seorang freelancer bekerja secara mandiri dan
tidak memiliki keterikatan dengan satu pemberi kerja tetap.
Mereka menjual jasa atau keahlian mereka kepada klien secara
independen. Kebebasan untuk mengatur waktu kerja, metode
kerja, dan pengambilan keputusan merupakan elemen kunci dari
independensi freelance.
b. Fleksibilitas
14
mereka sendiri berdasarkan nilai dan kualifikasi mereka. Mereka
bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan mereka sendiri,
termasuk menentukan harga, mengatur pembayaran, dan
mengelola pajak. Kebebasan finansial ini memberikan
kesempatan untuk menghasilkan penghasilan yang lebih tinggi
jika berhasil.
15
Merujuk pada konsistensi dan kejujuran yang terlihat dalam
tindakan dan keputusan seorang profesional, serta komitmen
teguh terhadap nilai-nilai moral.
4. Perilaku Interpersonal (Perilaku Interpersonal)
Hal ini berfokus pada bagaimana seorang profesional terlibat
dengan kolega, klien, dan pihak terkait lainnya di bidang
profesional.
5. Reputasi (Reputasi)
Ini melibatkan keseluruhan penilaian dan opini yang dibentuk
orang tentang seorang profesional berdasarkan pengalaman atau
informasi yang tersedia.
16
2.3 Penelitian Terdahulu
17
Danar Arnando, kualitatif hasil bahwa komitmen Oza
Strategi dalam membangun Personal
Membangun Branding melalui konten
Personal Branding berbahasa ABG Jakarta Selatan
Oza Rangkuti dapat disebabkan oleh dua faktor
Melalui Konten utama. Pertama, kekhasannya
Bahasa Abg Jaksel terlihat melalui indikator spesifik
Di Media Tiktok dan variasi konten yang disajikan
(Studi Pada Akun Oza dengan menggunakan
TikTok bahasa ABG Jaksel. Kedua,
@Podcastkeselaje), konsistensi terlihat melalui
2023. indikator-indikator nyata yang
mencerminkan kekompakan dan
tekad Oza dalam membuat
konten TikTok. Bersamaan
dengan itu, melalui akun
@podcastkeselaje, Oza
menampilkan sosok-sosok yang
mewakili ABG Jaksel dengan
memadukan ciri khas perpaduan
bahasa, khususnya dialek Jakarta
Selatan.
3 Diana Sari Fajriati, Deskriptif Diketahui bahwa proses
Instagram Sebagai kualitatif membangun personal branding
Media Sosial Untuk di Instagram melibatkan minimal
Membangun tiga tahap: (1) pemilihan peran;
Personal Branding (2) mengawasi kinerja; (3)
di Kalangan mengelola tayangan. Pada tahap
Komunitas kinerja, pengguna Instagram
Instameet memanfaatkan fitur-fitur yang
Indonesia di disediakan oleh platform,
18
Jakarta, 2020. memanfaatkan berbagai elemen
di profil mereka untuk
menyampaikan “siapa saya?” Ini
mencakup aspek-aspek seperti:
(1) Konsep foto
(2) Keterangan foto
(3) Slogan/tagar.
Selanjutnya, setelah tayangan
atau gambar berhasil dikaitkan
dengan pengguna, manajemen
tayangan menjadi penting untuk
mempertahankan persepsi yang
sudah ada. Dalam proses
pengembangan personal
branding, pengguna Instagram
memerlukan upaya kolaboratif
dari orang-orang di sekitarnya,
khususnya dalam hal pembuatan
konten untuk postingan
Instagram dan menginvestasikan
waktu untuk menavigasi sistem
algoritma Instagram. Intinya,
situasi dan kesan yang
diproyeksikan di Instagram
merupakan hasil kolaborasi
beberapa individu.
Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dibaca penulis. Maka terlihat
bahwa penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian yang sudah
ada sebelumnya yaitu terletak pada objek penelitian, metode penelitian, dan fokus
penelitian. Objek penelitian yang dipilih penulis berbeda dengan penelitian yang
19
sudah ada sebelumnya atau bisa dikatakan sebagai objek penelitian baru dalam
ranah penelitian personal branding fotografer. Selain itu metode yang pilih
penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang
mana melalui fenomenologi ini penulis mampu lebih detail dalam memaparkan
diri objek penelitian penulis lebih detail. Hal tersebut dikarenakan adanya
keterlibatan penulis dengan objek penelitian secara langsung melalui
keikutsertaan setiap kegiatan ataupun event yang diikuti penulis. Sehingga
perolehan data lebih banyak dan pengamatan terkait beberapa indicator dalam diri
objek penelitian tersebut juga semakin luas. Pemilihan fokus penelitian strategi
personal branding fotografer freelance pun menjadi warna baru dalam penelitian
ranah komunikasi. Seorang yang bekerja dengan status freelance tidak serta merta
memiliki potensi atau keahlian yang minim. Namun justru seorang freelance
terkhusus fotografer memiliki ragam skill dan juga kemampuan personal branding
yang luar biasa sehingga mampu menarik vendor, company, dan lainnya untuk
bekerjasama dengan nya. Beberapa pertimbangan tersebut yang menjadikan
penelitian yang dilakukan peneliti berbeda dengan beberapa penelitian
sebelumnya.
20
2.4 Kerangka Berpikir
21
BAB III
METODE PENELITIAN
22
fenomenologis berupaya memahami makna pengalaman yang diakui
secara sadar oleh individu.
23
tentang relevansi signifikan mereka dengan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini terdapat informan kunci yaitu Anya Cahyarani
Santoso. Sedangkan untuk informan pendukung memiliki kriteria:
1. Pernah terlibat Kerjasama atau projek tertentu dengan informan
utama
2. Menjadi rekan kerja atau rekan komunitas fotografi dengan
informan utama dengan kurun waktu lebih dari 6 bulan.
24
3.5.2 Observasi
Menurut Syaodih (2013) merupakan metode pengumpulan
data dengan cara mengamati secara langsung terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung. Tujuan observasi adalah untuk memusatkan
perhatian pada aktivitas secara tepat, meneliti fenomena yang ada,
dan menguji hubungan antara berbagai aspek dari fenomena
tersebut. Melalui observasi, peneliti memperoleh data untuk
meningkatkan pemahaman atau memverifikasi informasi yang
diperoleh sebelumnya. Aktivitas observasi dalam penelitian ini
melibatkan kunjungan fisik ke lokasi dan terlibat dalam aktivitas
pengumpulan data yang diperlukan, dengan fokus khusus pada
strategi personal branding fotografer untuk memperoleh data
spesifik individu.
3.5.3 Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013) meliputi teks, gambar, atau karya
penting seseorang. Dalam penelitian kualitatif, dokumentasi
melengkapi metode observasi dan wawancara, sehingga
meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas temuan. Menurut
Syaodih (2013), kegiatan dokumentasi dilakukan untuk melengkapi
metode observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini,
dokumentasi mencakup foto atau gambar yang menggambarkan
aktivitas personal branding.
25
ditemui subjek dengan mentranskripsikan wawancara kepada
subjek.
2. Peneliti menyoroti pernyataan-pernyataan penting yang
relevan dengan hasil transkripsi, suatu tahap yang disebut
horizontalisasi.
3. Langkah selanjutnya melibatkan pengumpulan makna, di mana
peneliti mengkategorikan pernyataan-pernyataan penting ke
dalam kelompok-kelompok tematik sambil menghilangkan
pernyataan-pernyataan yang berlebihan. Secara bersamaan,
peneliti melakukan tahap deskripsi tekstur dan deskripsi
struktural. Deskripsi tekstur mencakup pendokumentasian apa
yang dialami subjek, sedangkan deskripsi struktural mencakup
pendokumentasian bagaimana suatu fenomena dialami oleh
subjek, dengan mempertimbangkan konteks sosial, situasi, dan
kondisi pada saat terjadinya fenomena tersebut.
4. Selanjutnya peneliti melanjutkan ke tahap deskripsi esensi,
mengkonstruksi gambaran komprehensif tentang makna dan
esensi pengalaman subjek.
26
mengidentifikasi persamaan, perbedaan, dan perbedaan sudut
pandang pada ketiga sumber data. Triangulasi sumber dipilih
karena perlunya perbandingan beberapa data dari berbagai
sumber dan penelitian pendukung.
3.7.2 Member Check
Menurut Wimmer dan Dominic (2011), melibatkan
verifikasi data yang diperoleh peneliti dengan penyedia data.
Dalam metode ini, sumber diundang untuk meninjau catatan
dan kesimpulan peneliti, memastikan apakah peneliti secara
akurat mewakili pernyataan sumber. Jika data sesuai dengan
sudut pandang sumber, maka dianggap valid dan lebih dapat
dipercaya. Sebaliknya, jika temuan peneliti, dengan berbagai
interpretasi, tidak sejalan dengan sudut pandang penyedia
data, dan jika perbedaannya cukup besar, maka peneliti harus
menyesuaikan temuannya agar selaras dengan data yang
diberikan oleh sumber.
27
BAB IV
OBJEK PENELITIAN
28
Namun siapa sangka dari konten yang diposting di media sosial Instagram dan
TikTok menjadikan nama Anya naik daun dan dikenal public sebagai fotografer
freelance cewek as a content creator dengan follower lebih dari 150k.
Semakin melejitnya nama Anya makin membuka peluang baru baginya
dalam mengembangkan karir. Berawal dari konten iseng mampu membawa Anya
sebagai pemateri di berbagai workshop, seminar, kopi darat, talkshow, dan masih
banyak lainnya. Tak hanya sampai disitu Anya juga dipercaya menjadi BA dari
beberapa brand ternama yang bergerak di bidang ritel perlengkapan kamera
hingga BA skincare. Berbekal dari personal branding yang dibangun di media
sosial Instagram dan TikTok mampu membawa Anya yang dulunya hanya sebagai
remaja cewek yang hobi foto kini terkenal sebagai influencer dengan branding
fotografer freelance as a content creator. Pencapaiannya yang luar biasa di media
sosial tidak membawa lupa pada jati dirinya sebagai seorang fotografer. Anya
masih aktif memfoto dan juga beberapa kesempatan aktif mengikuti motret bareng
para fotografer lokal.
29
pemotretan. Anya yang saat itu bisa dibilang newbie mulai membiasakan diri
memotret secara profesional dan menyesuaikan konsep foto yang sebelumnya
sudah disepakati. Tahun berlalu Anya yang sudah memiliki jam terbang luar biasa
akhirnya harus bisa membagi waktunya untuk kuliah dan juga freelance
fotografer. Keputusannya untuk menjadi freelance fotografer karena menurutnya
kerja freelance jauh lebih fleksibel, tidak terikat kontrak yang berkepanjangan,
dan ribet. Statusnya yang masih menjadi mahasiswa pun tidak akan terganggu
apabila ia memilih bekerja secara freelance.
Learning by doing yang merupakan prinsip Anya dalam dunia fotografi
membawa Anya menjadi Perempuan yang hobi mengeksplorasi diri dengan
berbagai genre fotografi yang anak. Berbagai genre sudah Anya coba pelajari
hingga pada akhirnya membawanya memiliki minat khusus di wedding
photography dan family photography. Tak hanya tentang memotret dan seni
fotografi, Perempuan kelahiran tahun 2000 ini memiliki ketertarikan kepada
kamera. Menurut Anya kunci seorang fotografer adalah memiliki taste tersendiri,
dan taste tersebut tidak hanya diperoleh dari pengalaman melainkan juga minatan
tentang memahami kamera sehingga bisa memaksimalkan gear yang ada untuk
menghasilkan karya yang luar biasa.
Berbagai pengalaman yang dimiliki Anya membawanya memiliki banyak
Kerjasama untuk memotret di setiap momen Bahagia. Jam terbang yang cukup
padat pada saat itu seketika mendapatkan penutupan dadakan akibat PPKM yang
ditetapkan pemerintah sebagai wujud mengurangi penyebaran covid-19. Dunia
fotografi wedding pada saat itu seakan mati suri. Anya yang sudah terbiasa
dengan banyak job motret akhirnya merasa bosan dan mulai berpikir mencari
kesibukan baru untuk mengisi waktu luangnya selama pandemi. Iseng-iseng
menjadi jalan tak terduga Anya menjadi seorang influencer terkenal dengan
branding Fotografer Freelancer as a Content Creator. Gadis 23 tahun yang hobi
membagikan tips and trik, suka duka, cara cerdas dalam dunia fotografi, dan
berbagai lika liku drama yang ada saat memotret membawa Anya terkenal sebagai
fotografer freelance cewek dengan konten menarik di media sosial Instagram dan
TikTok.
30
Kurang lebih 3 tahun aktif membuat konten di media sosial Instagram dan
TikTok, saat ini Anya memiliki lebih dari 165rb followers. Kesuksesannya
membuat konten di media sosial tak semata-mata membuatnya melupakan profesi
dirinya sebagai seorang fotografer. Di beberapa kesempatan kopi darat maupun
hunting foto bareng komunitas fotografer lokal Anya masih terlibat aktif
didalamnya. Branding Anya di media sosial yang aktif membagikan konten
tentang lika-liku tentang dunia fotografi tidak serta merta ingin menghapuskan
brandingnya sebagai fotografer. Konsep branding tersebut dipilihnya sebagai
bentuk strategi branding yang berbeda dari seseorang yang memiliki profesi
sebagai seorang fotografer pada umumnya yang lebih menunjukan hasil karyanya.
Strategi yang kerap kali dianggap aneh oleh sebagian orang karena tidak
menunjukkan karyanya bukan menjadi hal membosankan bagi Anya. Selain akun
@anyacahyara dengan 165k followers Anya juga memiliki second akun
Instagram yaitu @anyacahyarapotrait yang digunakannya sebagai media untuk
menunjukkan hasil karya jepretannya. Berbakal dari kesuksesan branding di
media sosial Perempuan Surabaya berhasil berkolaborasi dengan brand Canon.
Selain itu ia juga dipercaya sebagai BA dan berkolaborasi dengan beberapa brand
ritel penjualan alat kamera kenamaan diantaranya Plaza Kamera, Dorang Gadget,
Sandisk, dan Doss camera & gadget Surabaya. Selain itu di beberapa kesempatan
Anya juga dipercaya menjadi pemateri di Sekolah Khadijah Surabaya, Mezink
academy, Home Schooling Kak Seto Surabaya dan berbagai workshop lainnya di
berbagai kampus ataupun komunitas.
Kesuksesan dalam branding membawanya kian terkenal tidak hanya sebagai
fotografer tapi juga content creator yang luar bisa dengan segudang talenta. Gadis
humble Surabaya ini selalu berupa mengeksplorasi hal-hal kecil yang dianggap
remeh dalam dunia fotografi sehingga konten yang dibuatnya banyak diminati
khalayak karena dianggap relate dengan pengalaman para fotografer. Strategi
branding yang diterapkan bukan seolah tanpa alasan. Strategi tersebut diterapkan
guna menyasar segmen audiens yang tidak hanya berfokus pada hasil karya
namun belajar berbagai tips fotografi dan konten hiburan yang sesuai dengan
profesi fotografi. Penentuan segmen yang berbeda mampu membawa Anya
31
memiliki branding diri yang unik dari fotografer freelance cewek pada umumnya.
32
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
33
keterampilan atau kompetensi, yang menjadi penekanan utama dalam
membangun self-branding bagi fotografer lepas untuk menunjukkan
kemampuan mereka dan berkontribusi dalam membangun citra profesional.
Di era kontemporer, memanfaatkan konten media sosial merupakan pilihan
yang tepat untuk membangun personal branding. Menurut Aaker, J. (1997),
seorang pakar pemasaran, menganjurkan media sosial sebagai alat penting
untuk membangun dan memperkuat personal branding, menyoroti perannya
dalam memungkinkan individu mengelola citra mereka secara langsung dan
interaktif. Hal serupa juga dilakukan oleh Anya Cahayarani:
34
fotografer. Ia memiliki dua akun media sosial yang berbeda dengan tujuan
branding yang berbeda pula. Satu media sosial Instagram @anyacahyara
berfokus membangun personal branding melalui konten seputar dunia
fotografi dan satu akun lainnya @anyapotrait sebagai media sosial untuk
posting portofolio karyanya. Sebagai bentuk menonjolkan komptensi
dimedia sosial Instagram @anyacahyara memiliki strategi tersendiri:
35
Lebih lanjut Gadis 23 tahun ini mengungkapkan bahwa selain melalui
postingan dimedia sosial untuk menunjukan kompetensi diri sebagai
seorang fotografer yang membedakan kita dengan fotografer lain dimata
publiK yaitu dengan memiliki karakteristik tersendiri disetiap hasil jepretan
yang dihasilkan.
36
Taktik yang dilakukan Anya dalam me nunjukan kompetensi sebagai
seorang fotografer juga secara tidak langsung membangun citra tersendiri
bagi fotografer tersebut dimata khalayak. Menurut Gibson, J. (2010),
seorang ahli fotografi, memiliki karakteristik diri yang kuat sebagai seorang
fotografer sangat penting untuk membedakan diri di pasar yang kompetitif.
Gibson menekankan bahwa setiap fotografer harus mengembangkan ciri
khasnya sendiri, baik dalam gaya fotografi, pendekatan artistik, atau fokus
subjek, untuk menarik perhatian klien dan peminat.
Mendapatkan karakteristik tersendiri sebagai seorang fotografer juga
tidak bisa didapatkan secara tiba-tiba. Dibutuhkan proses panjang sehingga
kita mampu mengetahui karakteristik seperti apa yang layak kita tonjolkan.
Perlu upaya eksplorasi dan eksperimen sebagai seorang fotografer dalam
membuka diri untuk mempelajari Teknik fotografi, pencahayaan, dan
komposisi untuk dapat menemukan karakteristiknya. Hal tersebut dapat
didapat melalui mencoba berbagai teknik, style, gendre, ataupun mengikuti
kelas terbuka bersama fotografer lainnya untuk dapat lebih mengeksplorasi
diri, ataupun dari sebuah kegiatan sertifikasi (Wang, 2018). Dalam
menemukan karakteristik dalam dirinya Anya Cahayarani lebih berokus
pada kegiatan eksplorasi diri
37
tersebut juga dilakukan oleh Perempuan dengan branding content creator
as a fotografer cewek di instagramnya:
2. Connectivity
Tahapan konektivitas ini berfokus pada bagaimana seorang individu
membangun jalan agar kompetensi bisa dirasakan manfaatnya oleh publik.
Dalm industri fotografi jaringan memungkinkan fotografer untuk
membangun hubungan, mendapatkan peluang kerja, dan berbagi
pengetahuan. Diera pesatnya teknologi saat ini media sosial menjadi alat
utama dalam memperluas jaringan seorang fotografer (Brown, 2000).
Pemanfaatan media sosial sebagai media branding tak terlepas dari upaya
Anya Cahyarani dalam memperluas koneksi dan jaringan profesionalnya.
Banyaknya followers dimedia sosial terkhusus instgram Anya memiliki
strategi khusus dalam membangun dan merawat koneksinya dengan
audiens:
38
terdapat faktor utama dalam membangun koneksi yang kuat dengan audiens:
Menurut Brown, (2000) media sosial tidak hanya sebatas sebagai alat
yang kuat dalam membangun jaringan professional dalam industry fotografi.
Melalui media sosial yang menarik dan terlihat professional mampu
meningkatkan visibilitas dan menarik perhatian klien potensial. Dapat
39
dirasakan sendiri manfaat dalam mengembangkan karakter personal
branding melalui koneksi media sosial. Bersumber dari kompetensi diri
yang dikelola menjadi sebuah konsep branding mampu menciptakan
karakter yang kuat dan koneksi dapat dengan mudah terjadi melalui media
sosial dan menciptakan word of mouth tersendiri tanpa disadari.
3. Creativity
Menurut Amabile (1983) Kreativitas dapat membantu seseorang untuk
membedakan diri dari yang lain dan menciptakan citra yang unik dan
berkesan. Dalam personal branding seorang fotografer, kreativitas sering
kali mencakup ekspresi gaya fotografi yang unik. Fotografer dapat
mengintegrasikan elemen kreatif, seperti penggunaan cahaya, komposisi
yang inovatif, atau pemilihan subjek yang tidak konvensional. Dalam hal
ini Anya mengemasnya menjadi sebuah konten di akun instagramnya.
40
@anyacahyara
Taktik serupa selaras dengan konsep branding visual melalui media
sosial. Fotografer sering menggunakan kreativitas dalam menceritakan
cerita visual mereka. Mengintegrasikan narasi yang kuat melalui fotografi
dapat menciptakan daya tarik dan membantu audiens terhubung dengan
merek pribadi fotografer (Berger, J., 2016). Selain itu dalam membuat
sebuah konten dimedia sosial sebagai bentuk branding perlu memperhatikan
beberapa sisi sehingga konten yang dihasilkan tepat sasaran dan bermuatan
positif. Dalam hal ini Gadis 23 dengan akun Instagram @anyacahyara ini
mengungkapkan strategi khususnya dalam menciptakan konten visual yang
menarik untuk diposting dimedia sosial instagramnya.
41
harus mengoptimalkannya. Karena moment seperti susah
didapat. Selain itu mumpung engagement Instagram masih
bagus jadi potensi ini harus dimaksimalkan” (Wawancara Anya
Cahyarani Susanto, 10 November 2023).
42
et. al, 2016). Mengahadapi tantangan tersebut Anya memiliki cara
tersendiri.
4. Compliance
Menurut Dutton (1994) dalam membangun personal branding,
penting untuk mempertimbangkan kesesuaian dengan pasar atau industri
tertentu. Memahami norma dan nilai yang diakui dalam industri dapat
membantu membangun citra yang relevan dan diterima. Aspek compliance
juga diperlukan seorang fotografer terkhusus yang terjun dalam dunia
content creator. Aspek ini dibutuhkan untuk menjaga citra dan reputasi
dalam membentuk personal branding. Dalam hal ini Anya Cahyarani
43
Content creator as a fotografer cewek asal Surabaya memiliki pandangan
tersendiri dalam menjaga compliance.
44
publik sebagai fotografer multitalenta.
5. Contribution
Menurut Wasesa (2018), kontribusi berfungsi sebagai metrik untuk
mengukur efektivitas solusi yang diberikan kepada publik. Posisi ini
bertindak sebagai metode untuk mengevaluasi kapasitas seseorang untuk
mengukur kecukupan reputasi yang diberikan kepada audiens, menentukan
apakah peningkatan diperlukan dan mengidentifikasi elemen yang dapat
disempurnakan atau dikembangkan lebih lanjut. Dalam ranah personal
branding, fotografer juga membutuhkan atribut tersebut. Mereka dapat
berkontribusi pada personal branding dengan terlibat dalam penyampaian
cerita visual. Kemampuan menarasikan cerita melalui gambar berperan
penting dalam menciptakan kesan yang menarik dan bertahan lama di benak
penonton, seperti yang ditegaskan (Berger, 2013). Selaras dengan aspek
tersebut, Anya menunjukkan pendekatan khas dalam memberikan nilai
tambah kepada audiensnya.
45
dengan audiens dan menjaga reputasi sebagai bentuk mendukung citra yang
kuat dan positif dimata audiens. Selaras dengan hal tersebut Fotografer
cewek Surabaya ini memiliki taktik tersendiri.
46
Tak hanya sampai disitu, sebagai bentuk branding yang dilakukan
Anya dari aspek kontribusi ini selain berfokus dalam meningkatkan reputasi
dan kolaborasi juga berfokus pada melihat peluang dan kontribusi kedepan
dalam melihat persaingan. Menanggapi hal tersebut Anya memiliki cara
optimalisasi trend tersendiri yang dikemasnya menjadi sebuah konten yang
mengena diingatan publik.
6. Consistency
Menurut Haroen (2014) menunjukkan bahwa personal branding yang
kuat biasanya muncul dari upaya branding yang berkelanjutan di berbagai
saluran, mewakili komitmen untuk membangun keunggulan merek yang
bertahan lama, yang sering disebut sebagai penanaman ekuitas merek yang
berkelanjutan. Sejalan dengan hal tersebut Gadis 23 Tahun asal Surabaya ini
memanfaatkan media sosial untuk membangun personal branding.
47
personal branding yang ingin dituju. Sehingga cara buat konten yang
tidak jauh-jauh dari kompetensi yang dimiliki” (Wawancara Anya
Cahyarani Susanto, 10 November 2023).
48
Hal tersebut secara tidak langsung efek dari upaya dalam
membanggun keunggulan merek yang kuat bisa membuahkan hasil dan
menjadikan Anya memiliki posisi tersendiri dimata public. Sehingga dalam
jangka waktu 3 tahun gadis 23 tahun tersebut bisa semakin popular dengan
165k followers di Instagram dan 122k Followers di TikTok dengan
konsitensi yang dimilikinya sehingga tetap mampu mempertahankan
keunggulan merek dan mampu bersaing disemakin ketatnya industry
fotografi serta content creator di media sosial. Sisi yang berbeda ditunjukan
Anya melalui media sosial seperti Instagram dan TikTok, Anya tidak hanya
menyoroti aspek teknis fotografi tetapi juga berbagi wawasan komersial dan
sikap fotografer. Membangun citra yang khas melalui pengalaman
pribadinya, Anya menciptakan hubungan akrab dengan audiensnya,
meminimalkan kesenjangan antara pembuat konten dan pengikut.
Kreativitas Anya tidak hanya terbatas pada fotografi, melainkan juga
mencakup konten edukatif dan hiburan seputar kehidupan seorang
fotografer. Fokus pada kepatuhan dan menghindari topik sensitif, Anya
memberikan pendidikan tentang etiket dan tata krama. Kontribusinya
melalui konten yang memberikan nilai dan wawasan tidak hanya
memperluas jaringan, tetapi juga meningkatkan eksposur dalam komunitas
fotografi. Secara keseluruhan, pendekatan ini dapat menjadi panduan
berharga bagi fotografer lain dalam membangun merek pribadi yang kuat
dan unik di bidang fotografi yang kian kompetitif. Secara keseluruhan,
berdasarkan analisis 6 komponen Circle C Anya Cahyarani menerapkan
strategi personal branding yang holistik. Anya Cahyarani menyeimbangkan
setiap komponen yang ada. Selain itu dalam hal ini konsistensi Gadis
kelahiran Banjarmasin ini menjadi point yang mendominasi dalam
membangun personal brandingnya. Konsistensi yang dibangunnya
menjadikannya mampu bertahan dengan ketatnya persaingan dunia fotografi
melalui konsisten bangun branding di media sosial dari sebuah konten yang
49
rajin diuploadnya dengan menerapkan schedule content 1 Day 1 Content.
50
konten yang berisikan hasil jempretannya saat mengadakan challage di
konten tersebut.
51
Gambar 5.10 Akun Instagram Gambar 5.11 Akun Instagram
@anyacahyara @anyapotrait
2. Etika Kerja
Dalam membangun citra profesional, Anya Cahyarani fokus pada
aspek etika kerja. Ia mengedukasi audiensnya tentang pentingnya etika,
perilaku, dan penampilan yang baik saat bekerja. Strateginya termasuk
membagikan pengalaman sebagai seorang fotografer, mulai dari
menghadapi klien hingga menyusun price list. Dengan memperlihatkan sisi
manusiawi dan profesionalnya, Anya menciptakan citra yang baik di mata
klien dan audiens. Hal tersebut juga dirasakan Cantika Helva Azizi salah
satu client Anya dan pernah beberapa kali menjadi model dalam projeknya
yang berkolaborasi dengan Anya Cahyarani.
52
nyaman” (Wawancara Cantika Helva Azizi, 20 Desember
2023).
3. Pemasaran Pribadi
Menganalisis secara mendalam pada aspek ini Anya menggunakan
media sosial sebagai alat utama untuk membangun dan memperkuat
personal branding.
53
kehidupan seputar fotografer sehingga kontennya bersifat
review pengalaman. Dari situ branding yang kuat secara tidak
lansung meningkatkan citra professional dimata public”
(Wawancara Anya Cahyarani Susanto, 10 November 2023).
54
“Untuk jangka pendek selalu aktif bikin konten dengan content
planner yang ga jauh-jauh dari kehidupan fotografer. Jangka
panjang bangun branding yang lebih maksimal di akun
@anyapotrait. Selebihnya mengikuti trend yang ada seiring
berjalannya waktu” (Wawancara Anya Cahyarani Susanto, 10
November 2023).
Tak hanya sampai disitu, Anya juga kerap kali mengajak kolaborasi
sesama fotografer ataupun model yang pernah dipotretnya untuk melakukan
projek baru. Hal tersebut dianggap Anya selain sebagai bentuk memperluas
55
dan menjaga jaringan professional dengan sesama fotografer ataupun model,
upaya tersebut juga mampu menjadi strategi pemasaran soft selling
tersendiri baginya.
Keunikan yang ingin Anya tampilkan tidak serta merta tanpa tujuan.
Hal tersebut dilakukan Anya untuk dapat dikenal publik sebagai fotografer
serba bisa.
56
Gambar 5.14 Isi Konten Akun Instagram @anyapotrait
57
dan beberapa kesempatan melakukan kegiatan hunting foto bareng.
58
Gambar 5.15 Konten Hasil Repost Komentar Audien di Akun TikTok @anyacahyaraa
59
Gambar 5.16 Cuplikan isi konten Instagram @anyacahyara
60
Cahyarani dalam membangun personal branding dari sudut pandang keahlian
Anya dalam fotografi dinilai sangat baik dari segi skill dan manner, menciptakan
pengalaman profesional dan ramah bagi client. Portofolio Anya di media sosial
memberikan gambaran yang jelas tentang kemampuan dan gaya kerjanya. Selain
itu kinerja Anya yang cepat, tanggap, dan solutif membuatnya sangat diinginkan
untuk pemotretan mendatang. Berikutnya dalam menjaga kepercayaan calon
client mencari ulasan dan referensi sebelum memilih fotografer, dan reputasi
Anya dalam dunia fotografi dinilai sangat baik. Responsibilitas, komitmen, dan
kecepatan Anya dalam menangani projek menjadi faktor positif yang memperkuat
kepercayaan. Interaksi positif, humility, dan public speaking yang baik
meningkatkan kredibilitas Anya di mata klien.
Poin yang terakhir yaitu kualitas diri sebagai fotografer dan skill public
speaking menjadi daya tarik utama yang perlu dijaga oleh Anya. Preferensi
terhadap gaya fotografi Anya yang bright dinilai sangat bagus dan sesuai dengan
brandingnya di media sosial. Kreativitas, inovasi, dan kemampuan mengatasi
tantangan membuat Anya menonjol dalam proyek-proyek fotografi. Anya
Cahyara berhasil membangun personal branding yang kuat melalui kombinasi
keahlian fotografer yang handal, kepercayaan yang tinggi dari klien, dan daya
tarik yang terjaga dengan baik. Kualitas hasil foto, reputasi online, interaksi
personal, dan keterbukaan terhadap kritik turut memperkuat citra profesional
Anya Cahyara di dunia fotografi.
61
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Bersumber dari penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
menarik kesimpulan bahwa Anya Cahyarani Susanto, seorang fotografer
freelance, telah sukses membangun personal branding yang kuat dengan
pendekatan melalui media sosial, terutama Instagram dan TikTok, menjadi
wadah bagi Anya untuk memamerkan portofolio serta memberikan edukasi
kepada audiensnya tentang berbagai aspek fotografi. Dengan berbagi
pengalaman dan keterampilan teknisnya, Anya berhasil menciptakan citra
sebagai seorang fotografer yang sangat kompeten.
Dunia maya tidak hanya dimanfaatkan Anya sebagai posting konten
melainkan juga dimanfaatkan untuk memperluas jaringan dan hubungan
profesional. Interaksi langsung dengan audiens, termasuk menjawab
komentar dan membuka sesi tanya jawab, membantu Anya membangun
koneksi yang erat dengan audiensnya. Keterlibatannya dalam menjalin
hubungan seperti teman menciptakan kesan bahwa Anya bukan hanya
seorang fotografer, tetapi juga teman bagi para pengikutnya. Di samping itu,
aspek yang menjadi kekuatan Anya, terlihat dalam kontennya yang unik dan
beragam di media sosial. Selain fokus pada aspek teknis fotografi, ia
menciptakan konten edukatif dan hiburan seputar kehidupan seorang
fotografer, menegaskan citra sebagai sosok yang tidak hanya mahir secara
teknis, tetapi juga kreatif.
Disetiap konten unggahannya gadis 23 tahun tersebut memahami
pentingnya mematuhi norma dan nilai di industri fotografi. Dengan
memberikan penekanan pada etika, perilaku, dan penampilan profesional
saat bekerja, Anya menjaga citra dan reputasinya. Kontribusi Anya terlihat
dalam di mana ia berfokus pada memberikan nilai tambah kepada
audiensnya. Melalui konten yang berhubungan dengan kehidupan
fotografer, Anya berusaha meningkatkan wawasan dan memberikan nilai
62
kepada pengikutnya. Kontribusinya juga terlihat dalam partisipasinya dalam
komunitas fotografi dan kegiatan hunting foto bersama fotografer lain.
Konsistensi, sebagai faktor yang tak kalah penting menjadi kunci utama
dalam personal branding. Melalui konten yang dibuat secara teratur di
media sosial, Anya berhasil membangun keunggulan merek secara
berkelanjutan, memastikan keberlangsungan dan keberhasilan citra
profesionalnya di dunia fotografi freelance yang kompetitif.
6.2 Saran
Bersumber dari penjabaran diatas terdapat beberapa saran yang
diberikan peneliti kepada Anya Cahyarani sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun strategi jangka pendek dan jangka panjang meliputi:
63
6.2.2 Saran Praktis
1. Penguatan Pemahaman Terhadap Follower
Anya dapat lebih memperkuat pemahaman terhadap minat
followers mengenai nilai-nilai dan pesan yang ingin dia sampaikan
melalui personal branding-nya. Hal ini dapat dilakukan dengan
konsistensi dalam pesan yang disampaikan dan sebagai bahan
pertimbangan dalam pembuatan content planner.
2. Pengelolaan Konten Sosial Media
Pada bagian ini diharapakan kedepannya Anya untuk terus
mengelola konten di media sosial dengan tetap relevan dan
berkualitas. Melalui perencanakan konten secara lebih strategis,
termasuk rencana konten jangka panjang yang dapat menarik dan
lebih fresh untuk audiensnya. Tidak hanya berokus pada penekanan
pentingnya pendekatan edukatif dalam kontennya. Anya juga dapat
mengemas konten teknis fotografi, pemahaman etika kerja, dan
informasi yang bermanfaat bagi audiensnya dengan konsep yang
lebih fresh dan menarik.
3. Kolaborasi dan Jaringan
Sarankan untuk lebih mengoptimalkan kolaborasi dengan
fotografer lain diluar wilayah Surabaya dan aktif terlibat dalam
komunitas fotografi. Ini dapat meningkatkan jaringan
profesionalnya dan membuka peluang kerja lebih lanjut.
4. Pemeliharaan Keseimbangan
Menjaga keseimbangan antara kreativitas, kolaborasi, dan
pemeliharaan diri. Fotografer perlu memperhatikan kelelahan
kreatif dan mengambil langkah-langkah untuk tetap terinspirasi.
Selain itu peningkatan skill juga diperlukan sehingga kualitas foto
yang dihasilkan saat memotret bisa lebih berkharisma.
64
65