SKRIPSI
DEPARTEMEN EPIDEMIOLOGI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
LEMBAR PERSETUJUAN WAKTU SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
iv
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Epidemiologi
Ruri Khallaj Al-Farabi
“Efektivitas Temephos Dalam Pengendalian Vektor Kejadian Demam
Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Pekkabata Tahun 2022”
(xviii + 89 Halaman + 6 Tabel + 7 Gambar + 9 Diagram + 11 Lampiran)
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan oleh vektor Aedes Aegypti.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten dengan IR
DBD tertinggi adalah Kabupaten Polewali Mandar. Pada tahun 2021, IR DBD
Provinsi Sulawesi Barat mengalami penurunan kembali dari tahun sebelumnya
menjadi 24 per 100.000 penduduk dan diikuti dengan peningkatan CFR menjadi
1,77. Kabupaten dengan IR tertinggi adalah Kabupaten Polewali Mandar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas temephos dalam
pengendalian vektor kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Pekkabata
Kabupaten Polewali Mandar.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasi
Experimental, desain yang digunakan adalah Non-Randomized Control Group
Pretest Posttest Design, yaitu kelompok eksperimental diberi perlakuan
sedangkan kelompok kontrol tidak dan kedua kelompok menggunakan Pretest
dan Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penampungan
air/container dan seluruh rumah penduduk pada lingkungan Koppe sebanyak 439
rumah dan lingkungan Padaelo sebanyak 336 rumah dengan total populasi ialah
sebanyak 775 rumah sehingga sampelnya adalah 90 rumah yang terbagi sebanyak
45 rumah di masing-masing lingkungan. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling. Data dianalisis menggunakan aplikasi
SPSS secara univariat dan bivariat yaitu uji T tidak berpasangan.
Berdasarkan hasil uji statistik didapati untuk House Index, Container Index
dan Breteau Index mengalami pergerakan grafik yang signifikan, pekan pertama
sampai dengan pekan ketiga kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
mengalami penurunan grafik, berarti setiap pekannya semakin berkurang rumah
dan kontainer yang positif larva Ae. Aegypti. Kemudian diketahui P-value dari
House index, Container Index, dan Breteau Index masing-masing 0,74; 0,45; dan
0,52 yang berarti tidak ada perbedaan House Index, Container Index, dan Breteau
Index antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol selama intervensi.
Pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar
secara umum dan Puskesmas Pekkabata secara khusus untuk aktif melakukan
pelayanan kesehatan guna sebagai upaya memberantas kejadian DBD serta
masyarakat hendaknya memperhatikan pelaksanaan pengendalian DBD secara
fisik, kimia, ataupun biologi
Kata Kunci : Demam Berdarah, Rumah, Kontainer, Breteau
Daftar Pustaka : 59 (1999-2022)
v
SUMMARY
Hasanuddin University
Faculty of Public Health
Epidemiology
Ruri Khallaj Al-Farabi
“The Effectiveness of Temephos in Dengue Hemorrhagic Fever Vector Control
in the Working Area of Pekkabata Health Center 2022”
(xviii + 89 Pages + 6 Tables + 7 Figures + 9 Diagrams + 11 Attachments)
Dengue fever (DHF) is an infectious disease caused by the Aedes
Aegypti vector and disseminated by the dengue virus. Polewali Mandar
District has the highest DHF IR, according to data from the West
Sulawesi Provincial Health Office. The DHF IR in West Sulawesi
Province declined from the previous year to 24 per 100,000 population
in 2021, followed by an increase in CFR to 1.77. Polewali Mandar was
the district with the highest IR. This study aims to control dengue vectors
in the working area of Pekkabata Health Center, Polewali Mandar
Regency through abatement.
The type of research is a quantitative research with Quasi
Experimental method, the design used is the Non-Randomized Control
Group Pretest Posttest Design, namely the experimental group is given
treatment while the control group is not and both groups use Pretest and
Posttest. The population in this study were all air shelters/containers and
all resident's houses in the Koppe neighborhood of 439 houses and the
Padaelo neighborhood of 336 houses with a total population of 775
houses so the sample was 90 houses divided into 45 houses in each
neighborhood. The sampling technique used was purposive sampling.
Data were analyzed using the SPSS application in a univariate and
bivariate way, namely the unpaired T-test.
Based on the results of statistical tests, it was found that for the
House Index, Container Index and Breteau Index there were significant
graphical movements, the first week to the third week of the treatment
group and the control group experienced a decrease in the graphs,
meaning that every week there were fewer and fewer houses and
containers positive for Ae larvae. aegypti. Then it is known that the P-
value of the House index, Container Index, and Breteau Index is 0,74;
0,45; and 0,52 which means there is no difference in the House Index,
Container Index, and Breteau Index between the treatment group and the
control group during the intervention.
The government, in this case the Polewali Mandar District Health
Office in general and the Pekkabata Health Center in particular, are to
actively provide health services in an effort to eradicate DHF incidents
and the public should pay attention to the implementation of physical,
chemical or biological DHF control.
Keywords : Dengue Fever, House, Container, Breteau
Bibliography : 59 (1999-20022)
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah dengan penuh usaha dan kerja keras serta doa dari
Ag yang selama ini telah menjadi sumber dukungan utama dan senantiasa
skripsi ini. Kasih sayang mereka takkan pernah tergantikan sampai akhir
vii
hayat, semoga dapat membuat ayah dan ibu bangga dengan ini. Tak lupa
dukungan, dan doa serta motivasi yang didapatkan oleh penulis dalam
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc, selaku Rektor Universitas
Hasanuddin.
2. Bapak Prof. Sukri Palutturi, S.KM., M.Sc. PH., Ph.D selaku Dekan Fakultas
4. Bapak Prof. Dr. drg. A. Arsunan Arsin, M. Kes, CWM selaku pembimbing I
dan Bapak Indra Dwinata, S.KM, MPH selaku pembimbing II yang tak
5. Ibu Andi Selvi Yusnitasari, S.KM, M. Kes selaku penguji dari Departemen
viii
penguji dari Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan
saran dan kritik serta arahan dalam perbaikan serta penyelesaian skripsi ini.
Universitas Hasanuddin.
berlangsung.
10. Saudara Hijau Hitam FKM UNHAS dari lintas generasi yang telah
#HmIBerakhlak (Fadil, Kyrgist, Arham, Sutra, Dyaul, Nura) yang telah ingin
ix
11. Teman-teman VENOM 2018, terkhusus teman-teman EPIDEMIOLOGI 2018
perkuliahan penulis.
12. @THE CARNAGE 2018 (Amal, Anas, Andri, Arram, Asral, Chaidir, Elsar,
Fadil, Hujan, Kyrgizt, Mekel, Mifta dan Risqal) yang selalu menjadi saudara
kehidupan kampus setiap harinya. Semoga persahabatan ini akan terus terjalin
13. Teman-teman Halo-Halo Bandung (Ainun, Alifah, Ana, Billo, Dina, Dini,
Elita, Fiqah, Ica, Kinah, Nia, Niskad, Nura, Risna, Ruroh, Sute, Tasa, Tifa, vii
Uci, Utti, dan Uung) yang selalu mendukung penulis selama menyusun
skripsi ini.
14. Saudari Elita Wijayanti dan Nisa Hanifah yang tentunya juga ikut mengambil
15. Seluruh pihak yang turut serta dalam penyelesaian pendidikan, penelitian dan
penyusunan naskah skripsi ini yang tidak sempat penulis sebutkan satu
persatu. Terima kasih atas seluruh bantuan baik materil maupun non materil
dan doa yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan hingga
skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun
yang membacanya. Akhir kata, segala puji bagi Allah SWT Zat pemilik cinta dan
dan kasih, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan cintanya kepada kita.
x
Atas perhatiannya diucapkan banyak terima kasih. Akhir kata “Terima Kasih
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN WAKTU SKRIPSI................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.....................................................iv
RINGKASAN.........................................................................................................v
SUMMARY...........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
DAFTAR TABEL................................................................................................xv
DAFTAR DIAGRAM.........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................8
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................9
D. Manfaat Penelitian........................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................11
A. Tinjauan Umum Tentang Demam Berdarah Dengue (DBD).....................11
B. Tinjauan Umum Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).............24
C. Tinjauan Umum tentang Kepadatan Nyamuk.............................................28
D. Tinjauan Umum Tentang Abatisasi............................................................30
E. Kerangka Teori...........................................................................................35
BAB III KERANGKA KONSEP........................................................................36
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian..........................................................36
B. Kerangka Konsep........................................................................................39
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif.................................................39
xii
D. Hipotesis Penelitian.....................................................................................45
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................47
A. Jenis Penelitian............................................................................................47
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................48
C. Alur Penelitian............................................................................................48
D. Metode Intervensi.......................................................................................50
E. Populasi dan Sampel...................................................................................51
F. Metode Pengambilan Sampel......................................................................53
G. Pengumpulan Data......................................................................................53
H. Instrumen Penelitian...................................................................................54
I. Pengolahan dan Analisis Data.....................................................................55
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................58
A. Gambaran Umum Objek Penelitian............................................................58
B. Hasil Penelitian...........................................................................................59
C. Pembahasan Hasil Penelitian......................................................................73
BAB VI PENUTUP..............................................................................................81
A. Kesimpulan.................................................................................................81
B. Saran............................................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................83
LAMPIRAN..........................................................................................................89
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR DIAGRAM
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR SINGKATAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menular yang disebabkan oleh virus dan disebarkan oleh vektor. Virus yang
penyakit ini berasal dari jenis nyamuk Aedes aegypti dan aedes albopictus
(Butarbutar, Sumampouw and Pinontoan, 2019). Saat ini lebih dari 100
dalam beberapa tahun terakhir. Data prevalensi infeksi dari penyakit DBD
diperkirakan mencapai 3,9 milyar orang di 128 negara. Jumlah kasus DBD
Amerika dilaporkan lebih dari 2,38 juta kasus pada tahun 2016 dan Brazil
menyumbang sedikit kurang dari 1,5 juta kasus dengan 1032 kematian.
dilaporkan lebih dari 375.000 kasus, Filipina terdapat 176.411 kasus dan
1
2
yang sangat pesat di seluruh penjuru dunia. Sebanyak dua setengah milyar
atau dua per lima penduduk dunia berisiko terserang DBD. Sebanyak 1,6
milyar (52%) dari penduduk yang berisiko tersebut hidup di wilayah Asia
Sejak pertama kali ditemukan kasus ini terus menunjukkan peningkatan setiap
terdapat 73.518 kasus. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2020 yang
sebesar 108.303 kasus. Sejalan dengan jumlah kasus, kematian karena DBD
pada tahun 2021 juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2020 dari
2020, yaitu dari 40 menjadi 27 per 100.000 penduduk. Namun, Case Fatality
Rate (CFR) tahun 2020 sebanyak 0,69 meningkat pada tahun 2021 yaitu 0,96.
Kepulauan Riau sebesar 80,9 per 100.000 penduduk. Provinsi Sulawesi Barat
yang sebelumnya menempati pada urutan 15 dengan angka kesakitan 44,8 per
3
provinsi pada tahun 2021 dengan angka kesakitan 24,3 per 100.000 penduduk
Sulawesi Barat tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2019-2021 mengalami
pada tahun 2019 - 2021 ditemukan kasus DBD. Pada tahun 2019 kasus DBD
100.000 penduduk dan CFR sebesar 1,77%, kemudian meningkat pada tahun
2020 menjadi 234 kasus dengan IR 54,08 per 100.000 penduduk dan CFR
sebesar 0,43% (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, 2021). Pada tahun
2021 kasus menurun menjadi 185 kasus dengan IR 42,76 per 100.000
4
dari 2019 dengan kasus berjumlah 85 kasus, tahun 2020 terdapat 26 kasus
dan pada tahun 2021 kembali meningkat dengan 60 kasus. Kasus DBD pada
DBD diperlukan peran serta dari masyarakat dan kader Kesehatan (Adnan
menutup, mendaur ulang (3M) plus. Keberhasilan kegiatan PSN antara lain
dapat dicegah atau dikurangi. PSN terbagi menjadi tiga, pengendalian secara
larva secara kimiawi, salah satu contoh yakni penggunaan abate. Abate
adalah insektisida yang mengandung bahan aktif temephos 1%. Abate berupa
butiran pasir berwarna coklat untuk memberantas jentik nyamuk yang dapat
bertahan selama 8-12 minggu (WHO, 2011a). Program penggunaan abate ini
bubuk abate pada tempat perindukan nyamuk Ae. aegypti dengan dosis 1 ppm
atau 10 gram untuk 10 liter air (Indrayani, Yoeyoen and Wahyudi, 2018).
serta abate tidak menimbulkan perubahan bau, rasa dan warna ketika
Penelitian yang dilakukan oleh Kasman, Yeni Riza dan Mia Rosana
kematian untuk kontrol positif (temephos) dan 0% untuk kontrol negatif (air
Penelitian lain yang dilakukan oleh Irsan Syukur dengan sampel yang
lebih luas dalam sebuah wilayah yang diterbitkan tahun 2013 Di Kelurahan
bahwa Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 114 rumah
belum maksimal karena masih terdapat seperdua dari jumlah rumah yang
ada belum melakukan kegiatan abatisasi yang memenuhi syarat, hal ini
menggunakan bubuk abate dengan berbagai alasan karena tidak ada uang,
tidak menggunakan abate karena belum paham terhadap bubuk tersebut, juga
masih ada warga yang tidak tahu kalau bubuk abate bisa didapatkan secara
gratis atau cuma-cuma dari dinas kesehatan atau puskesmas selain dari
bubuk tersebut dari orang yang menjual abate disetiap rumah, serta
masih ada masyarakat yang menggunakan bubuk abate tidak sesuai dosis dan
penurunan angka kasus DBD, Kematian DBD, IR DBD, dan CFR DBD.
terputus dengan sendirinya jika masyarakat tidak terlibat sama sekali. Peran
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Polewali Mandar.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
vektor yang saat ini menjadi penyakit endemis diberbagai belahan dunia
dengue yang ditularkan oleh nyamuk betina yang umumnya berasal dari
dengue. Dengue adalah virus yang menular dari nyamuk Aedes sp,
hampir 390 juta orang terinfeksi tiap tahunnya. Beberapa jenis nyamuk
11
berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat
12
13
DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tipe
1-4, dengan manifestasi klinis demam mendadak 2-7 hari disertai gejala
2022).
2. Etiologi
inaktivasi oleh dietil eter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70oC.
4 (Yasa, 2019).
sendiri, terdapat 2 faktor lain yang berperan yaitu faktor host dan vektor
terinfeksi virus ini. Transmisi vertikal dari ibu ke anak telah dilaporkan
aegypti, maka virus dengue akan masuk bersama darah yang diisap
olehnya. Didalam tubuh nyamuk itu virus dengue akan berkembang biak
nyamuk. Sebagian besar virus akan berada dalam kelenjar air liur
diisap maka terlebih dahulu dikeluarkan air liurnya agar darah yang
diisapnya tidak membeku. Bersama dengan air liur inilah virus dengue
3. Epidemiologi DBD
15
laporan dari Bandung dan Yogyakarta. Sejak saat itu tersangka kasus
terbatas. Pada awal tahun 1980-an, laju angka kesakitan meningkat dari
10000 sampai 30000 per tahun, dan sejak sepuluh tahun terakhir laju
angka kesakitan telah meningkat dari 30000 hingga 60000 kasus per
pada tahun 1973 dan 1988, dan pada tahun 1998 dan 2004 dilaporkan
2017).
4. Penularan DBD
dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut
selama 4-7 hari) timbul gejala awal penyakit secara mendadak, yang
2017).
penyakit tampak dan berlangsung selama kurang lebih lima hari. Saat-
saat tersebut penderita dalam masa sangat infektif untuk vektor nyamuk
5. Gejala Klinis
dibedakan dari penyakit infeksi lain terutama pada fase awal perjalanan
infeksi dengue, tidak jarang pasien demam dibawa berobat pada fase
awal penyakit, bahkan pada hari pertama demam. Sisi baik dari
dan memperoleh pengobatan pada fase dini, namun di sisi lain pada fase
suatu infeksi dengue harus dicurigai, petunjuk ini dapat berupa tanda dan
yang terdiri atas kriteria diagnosis klinis Demam Dengue (DD), Demam
1) Nyeri kepala
4) Manifestasi perdarahan
7) Peningkatan hematokrit 5 – 10 %.
18
menerus.
Tourniquet positif.
konvalesens.
hipoalbuminemia .
a) Demam
19
b) Tanda-tanda perdarahan
maka pasien mulai menjadi tidak tenang, lekas marah dan berkeringat.
batuk pilek.
bayi.
sedangkan yang betina berbulu agak jarang/ tidak lebat. Seseorang yang
darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Berikut ini uraian
a. Telur
oval yang mengapung satu persatu pada permukaan air yang jernih,
c. Pupa
nyamuk lain.
selama 9-10 hari. Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan
7. Habitat Perkembangbiakan
dapat menampung air di dalam, di luar atau sekitar rumah serta tempat-
plastik, dll).
26
dapat dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu kimia, biologi, dan fisika.
lain :
sebagainya).
air.
i. Menggunakan kelambu.
kegiatan PSN 3M antara lain dapat diukur dengan angka bebas jentik
(ABJ), apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan
berulang kali.
berikut, yaitu:
sebagai berikut:
yang diperlakukan.
4) Efektivitasnya lama.
adalah temephos yang lebih dikenal dengan sebutan abate. Larvasida ini
terbukti efektif terhadap larva Aedes aegypti dan daya racunnya rendah
terhadap mamalia.
yang bebas jentik, dihitung dengan cara jumlah rumah yang tidak
2017).
kegiatan PSN 3M Plus di Indonesia, apabila ABJ lebih atau sama dengan
2. House Index
larva Ae.aegypti yang dihitung dengan cara jumlah rumah atau bangunan
3. Container Index
terdapat larva atau jentik Ae.aegypti yang dihitung dengan cara jumlah
32
4. Breteau Index
larva atau jentik Ae.aegypti yang ditemukan di dalam 100 rumah atau
DBD yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus rantai penularan
2018).
membunuh serangga pada stadium larva. Selain itu, abate telah digunakan
di tempat yang digunakan untuk menampung air dengan dosis yang dipakai 1
ppm atau 1 gram untuk 10 liter air. Bentuk temephos berupa kristalin putih
padat, dengan titk lebur 300C –30.50C, produknya berupa cairan kental
berwarna coklat. Temephos tidak larut dalam air pada suhu 200C (kurang dari
1 ppm) dan dalam heksana, tetapi larut dalam aseton, aseronitril, eter (WHO,
aman digunakan pada manusia dan hewan peliharaan. Kelebihan lain dari
abate adalah tidak menimbulkan perubahan bau, warna, dan rasa pada air
yang dilakukan oleh larva bertujuan untuk memperoleh makanan dan oksigen
Sp sebagai vektor filariasis, hal ini terbukti penelitian yang dapat membunuh
action dan cara masuk atau mode of entry. Mode of action adalah cara
tubuh serangga. Titik tangkap pada serangga biasanya berupa enzim atau
protein. Beberapa jenis Insektisida dapat mempengaruhi lebih dari satu titik
pengendalian vektor dalam memilih dan merotasi insektisida yang ada untuk
1. Metode Abatisasi
menampung air banyak dan jarang atau sulit dibersihkan secara rutin.
2. Efek Samping
digunakan sesuai dengan aturan pakai dan dosis yang tepat. Namun,
alergi berupa gatal-gatal, ruam, pusing, mual, muntah, sakit perut, dan
pembengkakan di area wajah. Selain itu, ada juga potensi keracunan jika
Abate adalah merk dagang dari sebuah bahan kimia yang disebut
(AS) tahun 1967, tikus yang diberi makanan dengan campuran abate
sebanyak 1% dari total volume air. Disini pun tidak ditemukan gangguan
E. Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi HL. Blum (1974) dalam Depkes (2010) ; Dirjen P2P
Kemenkes RI (2017)
BAB III
KERANGKA KONSEP
penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain,
atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host
atau inang (penderita). Dalam dunia medis, pengertian penyakit menular atau
penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen
biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), dan bukan disebabkan oleh faktor
penting, salah satu nyamuk yang merupakan vektor dari penyakit demam
Virus dengue berukuran 35-45nm, virus ini dapat terus tumbuh dan
Senjaya, 2019).
Penyakit ini diketahui disebabkan oleh 4 tipe virus dengue, yaitu DEN-
1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 yang terkait dengan antigenik. Penderita DBD
39
40
daerah tropis dan sub-tropis oleh nyamuk Aedes aegypti (Linnaeus), ae. albopictus
(Skuse) dan ae. polynesiensis marks (Fadilla, Hadi and Setiyaningsih, 2015).
hidup Aedes sebagai vektor DBD yang cepat adalah alasan pentingnya
untuk menciptakan kondisi yang tidak sesuai bagi perkembangan vektor. Hal
ini dikarenakan vektor berperan sebagai media transmisi penyakit DBD yang
aedes aegypti selalu ada dan menjadi rantai penularan virus dengue
DBD merupakan upaya utama dan terpenting yang masuk dalam integrated
house index, container index dan breteau index (Kemenkes RI, 2017).
41
salah satu upaya mencegah demam berdarah dengue (DBD) melalui cara
insektisida yang ditujukan untuk membunuh stadium larva nyamuk. Hal ini
B. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Bebas
: Variabel Terikat
: Variabel Perancu
1. Abatisasi
pada tempat penampungan air yang berisi air setelah 24 jam yang
dosis yang telah ditetapkan yaitu 1 gr/10 liter air (Sinaga, Martini and
Saraswati, 2016).
Kriteria Objektif :
dari nilai House Index, Container Index dan Breteau Index dari setiap
a. House Index
b. Container Index
c. Breteau Index
3. Pengendalian Lainnya
Kriteria Objektif :
bersama air yang lama (Depkes RI & Ditjen PPM & PLP, 1999).
Kriteria objektif :
Iya : Mengganti air vas bunga dan tempat air minum hewan seminggu
sekali.
Tidak : Tidak Mengganti air vas bunga dan tempat air minum hewan
seminggu sekali.
Kriteria Objektif :
lancar/rusak.
Kriteria objektif :
Kriteria objektif :
Kriteria objektif :
Kriteria objektif :
D. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kembali.
Keterangan :
E : Kelompok Perlakuan.
50
pengontrolan.
51
52
pengontrolan.
K : Kelompok Kontrol.
X : Treatment (Perlakuan).
- : Pengontrolan.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Alur Penelitian
Perawatan Pekkabata.
kelompok perlakuan.
10. Kesimpulan.
54
D. Metode Intervensi
1. Pekan Pertama
perlakuan.
sebelumnya.
perlakuan.
1. Populasi
a. Penampungan air/container
b. Rumah
2. Sampel
a. Penampungan air/container
56
b. Rumah
N
n= 2
1+ Ne
Keterangan :
n : Besar Sampel
N : Jumlah Populasi
(0,1)
Diketahui :
N : 775
E : 0,1
Penyelesaian :
57
N
n=
1+ Ne2
775
n=
1+775 ×(0,1)2
775
n=
8,75
n = 90 Rumah
pemeriksaan vektor kepadatan nyamuk baik pada wilayah perlakuan dan pada
1. Penampungan air/container
2. Rumah
Hapsari, 2017).
58
G. Pengumpulan Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
H. Instrumen Penelitian
1. Lembar Kuesioner
2. Lembar Observasi
3. Bubuk abate
kelompok perlakuan.
4. Alat Tulis
59
5. Meteran
kelompok perlakuan.
6. Kamera
1. Pengolahan Data
sebagai berikut:
a. Editing
b. Coding
c. Entry
Urutan yang diinput didasarkan pada rekam medik yang telah dipilih
secara acak.
d. Cleaning
e. Scoring
Pada tahap ini peneliti memberi nilai pada data sesuai dengan
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
maka dapat dilihat dari nilai p (p-value) hasil uji statistik dengan
kelompok kontrol.
62
Matakali.
63
64
B. Hasil Penelitian
1. Karasteristik Sampel
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Anggota Keluarga Pada
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Jumlah Rumah Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok
n % n %
Perlakuan 45 50 181 51, 9
Kontrol 45 50 168 48, 1
Total 90 100 349 100
Sumber: Data Primer, 2023
Diagram 5.1
Distribusi Jumlah Kontainer Kelompok Kontrol dan
Perlakuan
60
51 49 52 52 52 52
50 48 48 48 48
40
30
%
20
10
0
PEKAN I PEKAN II PEKAN III PEKAN IV PEKAN V
Kelompok Perlakuan
Diagram 5.2
Distribusi Letak Kontainer Kelompok Perlakuan
60 53 53 53 53
49 51 47 47 47 47
50
40
30
%
20
10
0
PEKAN I PEKAN II PEKAN III PEKAN IV PEKAN V
Kelompok Kontrol
Diagram 5.3
Distribusi Letak Kontainer Kelompok Kontrol
70
59
60 55 55 55 55
50 45 45 45 45
41
40
%
30
20
10
0
PEKAN I PEKAN II PEKAN III PEKAN IV PEKAN V
LUAR DALAM
dalam rumah.
2. Uji Normalitas
67
Uji normalitas juga melihat apakah model regresi yang digunakan sudah
baik. Model regresi yang baik yaitu memiliki distribusi normal atau yang
Wilk, jika probabilitas value > 0,05 maka data terdistribusi normal dan
jika probabilitas value < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal.
Tabel 5.2
Uji Normalitas
Shapiro-Wilk
Variabel Mean
Statistik Df Sig
Perlakuan 5,3 % 0, 730 5 0,019
House Index
Kontrol 6,2 % 0, 853 5 0,203
Container Perlakuan 2,6 % 0, 766 5 0,041
Index Kontrol 3,7 % 0, 875 5 0,286
Perlakuan 6,6 % 0, 751 5 0,030
Breteau Index
Kontrol 8,8 % 0, 850 5 0,195
Sumber: Data Primer, 2023
6 nilai uji statistik. Uji statistik pada house index kelompok perlakuan
memiliki nilai uji 0,19 yaitu di bawah 0,05 dan pada kelompok kontrol
memiliki nilai uji 0,203 yaitu di atas 0,05, selanjutnya pada container
index kelompok perlakuan memiliki nilai uji 0,041 yaitu di bawah 0,05
dan pada kelompok kontrol memiliki nilai uji 0,286 yaitu di atas 0,05
0,030 yaitu di bawah 0,05 dan pada kelompok kontrol memiliki nilai uji
memiliki nilai uji di atas 0,05 dan 3 variabel dibawah < 0,05 yang berarti
dibawah 0,05.
a. Kelompok perlakuan
sebanyak 5 rumah yang memiliki vas bunga yang berisi air; pada
Diagram 5.4
Distribusi Frekuensi Pengendalian Fisik dan Biologi Kelompok Perlakuan
50 45
39
40 34 32
31
30
Jawaban Iya
19
20 16
10 8
5 3
0 0 1
0
e a n r n a g ik
b at T PA ng wa Ai ho as tun nt
A u e n o t K n J e
ui da as
B H ra P
wa rg
a
an
l al Pa V um a lu a da a e k
e n i in S P K T a
n
M a sa i l ik t M i ki ng ng i a n em
a ur a a a a P
ah em pa er
b ob as ak an
g e ng M e m p -L e m P Ik
c e P T m g t i
n ki e
ba
n M pa il i
k
Pe il i M o r da m
L e
em p Te M
M u tu
en
M
n total = 45
b. Kelompok Kontrol
rumah yang memiliki vas bunga yang berisi air; pada pertanyaan
Diagram 5.5
Distribusi Frekuensi Pengendalian Fisik dan Biologi Kelompok Kontrol
50
45
45
40
35 34
35 33 32
30 28
25 23
20
15
10
Jawaban Iya
10 6
5 2
0 0 0
0
e a n r n a g ik
b at T PA ng wa Ai ho as tun nt
u e n o K n e
iA a sB H
ur
a P at ga
J
a lu Pad a m l da
a w e r ka n
el iV u S a a a
n in P K T
n
M a sa i l ik t M i ki n g n g i a n e m
a ur ba a a a P
ah em pa er ob as ak an
g e ng M e m p -L e m P Ik
e P T m g t i
nc ki e n M pa il i
k
Pe il i M o ba da
L r e m
em up Te M
M ut
en
M
n Total = 45
Diagram 5.6
Distribusi Frekuensi Kontainer Positif
120
100 100 100 100 100
100 92
80 72
60
%
40 27
20 8
0 0 0 0 00
0 0
PEKAN I PEKAN II PEKAN III PEKAN IV PEKAN V
positif yang berada di luar rumah sebanyak 100 % dan 0 yang berada
73
di luar rumah, kemudian pada pekan ketiga dan kelima tidak terdapat
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi House Index Antara Kelompok Perlakuan
dan Kelompok Kontrol
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Pekan
n % n %
I 9 20 8 17.78
II 2 4.44 4 8.89
III 0 0 0 0
IV 1 2.22 1 2.22
V 0 0 1 2.22
Sumber: Data Primer, 2023
Diagram 5.7
Distribusi Frekuensi House Index Antara Kelompok Perlakuan
dan Kelompok Kontrol
25
20
2017.78
15
%
10 8.89
4.44
5 2.22 2.22
0
0 0
PEKAN I PEKAN II PEKAN III PEKAN IV PEKAN V
rumah yang terdapat larva DBD sebanyak 9 rumah (20 %) dan pada
pada pekan keempat kembali lagi terdapat rumah yang positif larva
masing terdapat 1 rumah yang positif ae. aegypti, dan untuk pekan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Container Index Antara Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol Selama Intervensi
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Pekan
n % n %
I 11 9.40 12 10.61
II 3 2.77 5 4.95
III 0 0 0 0
IV 1 0.92 2 1.98
V 0 0 1 0.99
Sumber: Data Primer, 2023
Diagram 5.8
Distribusi Frekuensi Container Index Antara Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol Selama Intervensi
12 10.61
10 9.4
8
6 4.95
%
4 2.77 1.98
2 0.99
0 0.92
0 0
PEKAN I PEKAN II PRKAN III PEKAN IV PEKAN V
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Breteau Index Antara Kelompok
Perlakuan Dan Kelompok Kontrol Selama Intervensi
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Pekan
n % n %
I 11 24.44 12 26.67
II 3 6.67 5 11.10
III 0 0 0 0
IV 1 2.22 2 4.44
V 0 0 1 2.22
Sumber: Data Primer, 2023
77
Diagram 5.9
Distribusi Frekuensi Breteau Index Antara Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol Selama Intervensi
30 26.67
25 24.44
20
15
%
11.1
10
4.44
5 6.67 2.22
0 2.22
0
0
PEKAN I PEKAN II PRKAN III PEKAN IV PEKAN V
5. Analisis Bivariat
Tabel 5.6
Hasil Uji Hipotesis (Mann-Whitney U)
P
Media Maksimu Minimu
Variabel Valu
n m m
e
Perlakua 20 0
House 2.2
n 0.74
Index 17.7 0
Kontrol 2.2
Perlakua 9.4 0
Contain 0.9
n 0.45
er Index 10.6 0
Kontrol 1.9
Perlakua 24.4 0
Breteau 2.2
n 0.52
Index 26.6 0
Kontrol 4.4
Sumber: Data Primer, 2023
bahwa p value House index, Container Index dan Breteau Index masing
masing 0.74, 0.45 dan 0.52 melebihi 0,05 yang berarti Ho diterima dan
Ha ditolak.
genangan air yang tertampung lebih dari 24 jam dalam suatu wadah yang
disebut kontainer. Kontainer yang diperiksa meliputi TPA dan non TPA yang
117 kontainer pada kelompok perlakuan dan 113 kontainer pada kelompok
kontrol serta untuk pekan kedua sampai dengan pekan kelima sebanyak 108
kontrol.
dipakai untuk keperluan rumah tangga atau dalam kehidupan sehari-hari dan
umumnya kondisi airnya tenang, jernih, dan tidak mengalir. Adapun yang
bukan Tempat Penampungan Air (non TPA) adalah wadah yang bisa
tidaknya larva Aedes pada setiap kontainer yang diperiksa. Alat untuk survei
80
jentik visual adalah lampu, senter, lembar observasi dan alat tulis untuk
aegypti berkembang biak. Nyamuk Ae. aegypti betina selalu meletakkan telur
positif larva Ae. Aegypti tetapi pekan keempat kembali ditemukan larva
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan pekan kelima tak
kelompok kontrol.
81
curah hujan pada Kecamatan Polewali antara pertama dan kedua pada
33.7 dikategorikan sebagai hujan sedang. Curah hujan pada rentan pekan
Berdasarkan data dari BMKG tersebut dapat kita lihat bahwa curah
dikarenakan kondisi cuaca juga berubah-ubah dalam hal ini curah hujan
(RR) juga berubah-ubah pada setiap pekan bahkan setiap harinya. Larva
yang ditemukan mulai dari pekan pertama sampai pada pekan kelima
juga tidak tetap karena banyaknya kontainer terdapat di luar rumah yang
menjadi tempat bersarangnya larva yang berasal dari air hujan yang
tergenang.
82
terdapatnya genangan air seperti pot bunga, botol minuman bekas, ban
2020).
bahwa House Index, Container Index dan Breteau Index antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol memiliki nilai statistik lebih dari standar
yang berarti hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Artinya
Pergerakan grafik tidak berbeda jauh tetapi hanya berbeda pada angkanya
dikarenakan pemberian abate hanya pada TPA dan larva DBD banyak
Aegypti.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
kelompok kontrol.
B. Saran
4.
DAFTAR PUSTAKA
88
89
Kesehatan
Republik Indonesia.
Desniawati, F. (2014) Pelaksanaan 3M Plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes
Aegypti Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan
Bulan Mei-Juni Tahun 2014. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Dewangga, V.S. et al. (2022) ‘Edukasi Manfaat Lilin Kayu Manis Sebagai Anti
Nyamuk Di Kelurahan Pucang Sawit’, Jurnal Budimas, 04(01), pp. 1–6.
Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar (2022) Kasus Demam Berdarah
dengue tahun 2019 - 2021. Polewali.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat (2020) Kasus Demam Berdarah
Dengue (Dbd) tahun 2019 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas. Mamuju.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat (2021) Kasus Demam Berdarah
Dengue (Dbd) tahun 2020 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas. Mamuju.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat (2022) Kasus Demam Berdarah
Dengue (DBD) Tahun 2021 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas. Mamuju.
Ebnudesita, F.R. (2020) Hubungan Pengetahuan Abatisasi Dengan Praktek
Penggunaan Abate Untuk Pemberantasan Jentik Nyamuk Di Desa Jatisari
Kabupaten Madiun. Universitas Airlangga.
Fadilla, Z., Hadi, U.K. and Setiyaningsih, S. (2015) ‘Bioekologi vektor demam
berdarah dengue (DBD) serta deteksi virus dengue pada Aedes aegypti
(Linnaeus) dan Ae. albopictus (Skuse) (Diptera: Culicidae) di kelurahan
endemik DBD Bantarjati, Kota Bogor’, Jurnal Entomologi Indonesia,
2(1), pp. 31–38.
Goindin, D. et al. (2017) ‘Levels of insecticide resistance to deltamethrin,
malathion, and temephos, and associated mechanisms in Aedes aegypti
mosquitoes from the Guadeloupe and Saint Martin islands (French West
Indies)’, BioMed Central [Preprint].
90
Sartiwi, W., Apriyeni, E. and Sari, I.K. (2018) ‘Hubungan Pengetahuan dan Sikap
dengan Perilaku Keluarga tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Deman
Berdarah Dengue di Korong Sarang Gagak Wilayah Kerja Puskesmas
Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman’, Jurnal Medika Saintika,
9(2), pp. 144–158.
Simaremare, A.P., Simanjuntak, N.H. and Simorangkir, S.J. V. (2020) ‘Hubungan
Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan terhadap DBD denganKeberadaan
Jentik di Lingkungan Rumah Masyarakat Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2018’, Jurnal Vektor Penyakit, 14(1), pp. 1–8.
Sinaga, L.S., Martini and Saraswati, L.D. (2016) ‘Status Resistensi Larva Aedes
aegypti (Linnaeus) terhadap Temephos (Studi di Kelurahan Jatiasih
Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat)’, Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 4(1), pp. 142–152.
Sulidah, Damayanti, A. and Paridah (2021) ‘Perilaku Pencegahan Demam
Berdarah Dengue Masyarakat Pesisir’, Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan,
15(1), pp. 63–70.
Suparyati (2020) ‘Uji Daya Bunuh Abate Berdasarkan Dosis dan Waktu Terhadap
Kematian Larva Nyamuk Aedes Sp dan Culex Sp’, Jurnal PENA, 34(2),
pp. 1–9.
Suyasa, I.N.G., Putra, N.A. and Aryanta, I.W.R. (2008) ‘Hubungan Faktor
Lingkungan dan Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Vektor Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Selatan’, Jurnal Ecotrophic, 3(1), pp. 1–6.
Swarjana, I.K. (2012) Metodologi Penelitian kesehatan. Yogyakarta: C.V ANDI
OFFSET.
Syukur, I. (2013) ‘Pemetaan Distribusi Densitas Larva Aedes Aegypti Di
Kelurahan Tamalanrea Indah Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar’,
Jurnal MKMI, pp. 1–7.
Tamza, R.B., Suhartono and Dharminto (2013) ‘Hubungan Faktor Lingkungan
dan Perilaku dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di
Wilayah Kelurahan Perumnas Way Halim Kota Bandar Lampung’, Jurnal
93
(…………………………….)
Penanggung Jawab Penelitian :
Nama : Ruri Khallaj Al-Farabi
86
Alamat : BTP Blok K No. 89 Kel. Buntusu Kec. tamalanrea
Tlp/HP : 082346249030
Email : rurikhallaj25@gmail.com
87
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
LEMBAR KUESIONER
(Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol)
Pekan :
Nama Kepala Keluarga :
Jumlah Anggota Rumah Tangga :
Alamat :
88
7. Apakah anda memperbaiki saluran dan talang air yang tidak
lancar/rusak?
a. Iya
b. Tidak
8. Apakah menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon?
a. Iya
b. Tidak
9. Apakah terdapat kawat kasa pada ventilasi?
a. Iya
b. Tidak
10. Apakah terdapat pakaian yang tergantung?
a. Iya
b. Tidak
11. Apakah terdapat ikan pemakan jentik?
a. Iya
b. Tidak
89
Lampiran 3 Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
(Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol)
KeberadaanVektor DBD
90
Lampiran 4 Output Analisis Data SPSS
Tabel 1. Uji Distribusi Normal
91
Tabel 3. Container Index
92
Tabel 4. Breteau Index
93
Tabel 6. Hasil Uji Mann-Whitney Test
94
Lampiran 5 Surat Pengambilan Data Awal
95
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dari Kampus
96
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Dari DPMPTSP
97
L
a
m
p
i
r
a
n
98
Lampiran 9 Surat Telah Menyelesaikan Penelitian
99
Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian
100
101
Lampiran 11 Riwayat Hidup Peneliti
102
A. Data Pribadi
1. Nama : Ruri Khallaj Al-Farabi
2. Nim : K011181008
3. Tempat/Tgl Lahir : Polewali, 09 Mei 2000
4. Agama : Islam
5. Jenis Kelamin : Laki-Laki
6. Golongan Darah :A
7. Suku : Mandar
8. Alamat : BTP Blok K No. 89 Kel. Buntusu Kec.
Tamalanrea
Kota Makassar
9. Email : rurikhallaj25@gmail.com
10. No HP : +62 8234 6249 030
11. Motto : Tetap Jadi Jibril-Jibril Saya !!!
B. Riwayat Pendidikan
1. TK Pertiwi Pekkabata (2006 - 2007)
2. SD Negeri 066 Pekkabata (2007 - 2012)
3. SMP PPM Al-Ikhlas Campalagian (2012 - 2015)
4. SMA Negeri 1 Polewali (2015 - 2018)
5. Departemen Epidemiologi FKM UNHAS (2018 - 2023)
C. Riwayat Pengaderan
1. Basic Training HMI Komisariat Kesehatan Masyarakat UNHAS Tahun
2018
2. Intermediate Training HMI Cabang Makassar Timur Tahun 2020
3. BSLT BEM FKM UNHAS Tahun 2018
4. LKTM BEM KEMA FAPERTA UNHAS Tahun 2020
D. Riwayat Organisasi
1. Ketua Umum HMI Komisariat Kesehatan Masyarakat UNHAS Periode
2021 – 2022
103
2. Staff PnPK BEM FKM UNHAS Periode 2021 – 2022
3. Sekretaris Bidang PU HMI Cabang Makassar Timur Periode 2022 –
2023
4. Sekretaris Bidang Pengelolaan Latihan BPL HMI Cabang Makassar
Timur Periode 2022 - 2023
104