DINAS KESEHATAN,
PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS TEKUNG
Jl. Raya Tekung Telp. (0334) 886308 Fax. E-mail.
tekung.puskesmas@gmail.com TEKUNG-LUMAJANG 67381
2. Gambaran Umum
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat berpindah dari satu individu ke
individu lain, baik pada manusia maupun hewan. Penyakit menular disebabkan
oleh agen biologi seperti mikroorganisme patogenik (virus, bakteri, dan fungi)
serta parasit. Keberadaan mereka di dalam atau di permukaan tubuh dapat
mengakibatkan infeksi atau investasi. Perpindahan agen infeksi atau parasit
1
tersebut dari individu yang sakit ke individu yang sehat dapat menyebabkan
menularnya penyakit.
Peningkatan kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) berhubungan dengan
peningkatan faktor resiko akibat perubahan gaya hidup, seiring dengan
perkembangan dunia yang makin modern. Permasalahan bukan saja akibat
kondisi sakit yang dirasakan, tetapi termasuk juga kerugian ekonomi baik secara
individu/keluarga maupun nasional. Penyakit tidak menular dan
permasalahannya secara langsung dan tiak langsung akan berdampak pada
kualitas sumber daya manusia.
Berdasarkan Permenkes No. 71 tahun 2015 tentang penanggulangan PTM,
ada 4 kegiatan penanggulangan PTM yang didukung dengan sistem surveilans
yang berkualitas. Kegiatan penanggulangan PTM tersebut dapat dilaksanakan di
fasyankes dan komunitas. Kegiatan di fasyankes diselenggarakan dengan
pelayanan terpadu, mencakup kegiatan promosi kesehatan, deteksi dini,
perlindungan khusus, dan penangana khusus.
Badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa 71% kematian diseluruh
dunia pada tahun 2016 disebabkan oleh PTM (41 juta kematian), terdiri dari
penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) 17,9 juta (31%), penyakit saluran
pernafasan kronik ,9 juta (6,8%), kanker 9 juta (15,6%), diabetes mellitus 1,6 juta
(2,8%), serta PJPD lainnya sebesar 5,9 juta (16%). Di tingkat nasional, hasil
Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi PTM mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal
kronis, diabetes mellitus dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dar 1,4% (2013)
menjadi 1,8% (2018); prevalensi stroke naik dari 7% (2013) menjadi 10,9%
(2018), penyakit ginjal kronis naik dari 2% (2013) menjadi 3,8% (2018).
Berdasarkan pemeriksaan gula darah, prevalensi diabetes mellitus baik dari 6,9%
(2013) menjadi 8,5% (2018) dan hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan
peningkatan prevalensi hipertensi dari 25,8% (2013) menjadi 34,1% (2018).
Berdasarkan dat di atas tampak adanya peningkatn prevalensi PTM dan
presentase penduduk dengan faktor resiko perilaku yang tidak sehat yang
seharusnyadapat dikendalikan melalui kebijakan dan strategi pengendalian PTM
yang tepat. Untuk itu perhatian difokuskan kepada jenis PTM yang mempunyai
dampak besar baik dari segi morbiditas maupun mortalitasnya sehingga menjadi
isu kesehatan masyarakat, disebut sebagai PTM utama, yaitu penyakit
kardiovaskuler, diabetes mellitus, penyakit paru kronik, dan kanker. Sebagian
besar PTM memiliki faktor resiko perilaku bersama, yaitu merokok, kurang
aktivitas fisik, diet tidak sehat, dan mengkonsumsi alkohol.
Kecacingan merupakan penyakit menular yang paling sering terjadi pada
anak-anak yaitu kecacingan. Untuk menghindari penyakit kecacingan perlu
2
dilakukan upaya pencegahan yaitu berupa pemberian obat cacing minimal 6
bulan sekali. Tujuan pemberian obat cacing ini di lakukan untuk mengoptimalkan
penyerapan karbohidrat, protein, vitamin A dan zat besi sehingga meningkatkan
kualitas hidup, status gizi, dan perkembangan anak. Penyakit kecacingan lebih
sering menyerang anak balita dan anak-anak Sekolah Dasar.
Selain penyakit kecacingan, Demam Berdarah juga merupakan penyakit
menular. Demam Berdarah disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Jika suatu wilayah terdapat
penderita demam berdarah dan disekitar rumah ada penderita panas lain tanpa
sebab minimal 3 orang dengan didukung nilai ABJ (Angka Bebas Jentik < 95%
maka perlu dilakukan tindakan fogging (pengasapan) supaya kasus tersebut tidak
menyebar. Tindakan fogging membunuh nyamuk dewasa tidak untuk larva, telur
ataupun jentik nyamuk. Selain itu biaya fogging juga mahal dan mempunyai
dampak jangka panjang yang mungkin disebabkan oleh racun tersebut akan
bersifat karsinogenik (pembentukan jaringan kanker pada tubuh); mutagenik
(kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang); teratogenik (kelahiran
anak cacat dari ibu yang keracunan), dan residu sisa berbahaya bagi konsumen.
Maka dari fogging bukan merupakan langkah utama untuk penanganan kasus
DBD. Namuin tindakan preventif yang perlu diupayakan yaitu PSN
(Permberantasan Sarang Nyamuk). PSN merupakan sebuah gerakan
pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M Plus. 3M Plus terdiri dari :
1. Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan
air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung
air lemari es dan lain-lain 2. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air
seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya 3. Memanfaatkan kembali atau
mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat
perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah. (+) Plus-nya
yaitu kegiatan pencegahan DBD lainnya, seperti : ✓ Menaburkan bubuk larvasida
(lebih dikenal dengan bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit
dibersihkan ✓ Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk ✓ Menggunakan
kelambu saat tidur ✓ Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk ✓ Menanam
tanaman pengusir nyamuk ✓ Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah ✓
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi
tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan
permasalahan yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan
kemanusian yang seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan
hanya dari medis saja tetapi juga adanya masalah psikososial sebagai
3
akibat penyakitnya. dalam keadaan ini warga masyrakat berupaya menghindari
penderita. Sebagai akibat dari masalah-masalah tersebut akan mempunyai efek
atau pengaruh terhadap kehidupan penderita, karena masalah tersebut dapat
mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna social, tuna wisma, tuna karya dan
ada kemungkinan mengarah untuk melakukan kejahatan atau ganguan
dilingkungan masyarakat. program pemberantasan penyakit menular bertujuan
untuk mencegang penyakit, menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
serta mencegah akibat buruk lebih lanjut sehingga memungkinkan tidak lagi
mnjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit kusta adalah suatu penyakit
menular yang masih merupakan masalah nasional kesehatan masyarakat,
dimana berapa daerah di Indonesia prevalens rate masih tinggi dan masalah
yang ditimbulkan sangat kompleks. Masalah yang dimaksut bukan saja dari segi
medis tetapi meluas sampai masalah social ekonomi, budaya, keamanan dan
ketahanan social. Pada umumnya penyakit kusta terdapat di Negara yang
sedang berkembang, dan sebagian besar penderitanya adalah dari golongan
ekonomi lemah. Hal ini sebagai akibat ketebatasan kemampuan Negara tersebut
dalam memberikan pelayanan memadai dibidang kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan soasial ekonomi pada masyarakat.
Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu Negara dengan penyakit
kusta yang tinggi. pada tahun 2013, indonesia menempati urutan ketiga setelah
india dan berazil. Tahun 3013, Indonesia memiliki jumlah kasus kusta baru
sebanyak 16.856 kasus dan jumlah kecacatan tingkat 2 diantara penderita baru
sebanyak 9,86% ( WHO,2013, penyakit kusta merupakan salah satu dari
delapan penyakit terabaikan yang masih ada di Indonesia, yaitu filiariasis, kusta,
prambusia, dengue, helminthiasis, schistosomiasis, rabies, dan taeniasis.
Indonesia sudah mengalami kemajuan yang pesat dalam pembangunan di
segala bidang termasuk kesehatan, namun kusta sebagai penyakit kuno masih
ditemukan.
4
b. Evaluasi anggaran dan realisasi tahun sebelumnya serta permasalahan
Secara umum penyelenggaraan anggaran kegiatan Pelayanan Kesehatan
Penyakit Menular dan Tidak Menular pada tahun 2023 sebagai berikut :
5
Terlaksananya Kegiatan Deteksi dini/skrining faktor risiko & PTM Prioritas
di Institusi/Lintas Sektor
Terlaksananya Kegiatan Skrining perilaku merokok pada usia 10-18 tahun
di sekolah
Terlaksananya Kegiatan Pemberian obat cacing ke sekolah dasar
Terlaksananya Kegiatan Penyemprotan/pengasapan foging dan
larvasidasi DBD
Terlaksananya Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk
Terlaksanakannya kegiatan Scrining penemuan kasus kusta
c) Indikator dan target kinerja Sasaran :
Terselenggaranya penanggulangan PTM yang lebih efektif, efisien, da
terpadu
Terwujudnya siswa siswi sekolah dasar yang sehat dan terbebas dari
penyakit kecacingan
Terwujudnya suatu wilayah yang terbebas dari penyakit demam berdarah
Terwujudnya Desa yang sehat dan bersih sehingga terhindar dari penyakit
demam berdarah
Terwujudnya suatu wilayah yang terbebas dari penyakit kusta
B. Manfaat
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat sehingga terbentuk masyarakat yang
sehat dan produktif.
No. Nama Jumlah Penerima
Kegiatan Manfaat
1. Deteksi dini/skrining faktor risiko & PTM Prioritas di 12 8 Lokasi (Desa)
masyarakat
2. Deteksi dini/skrining faktor risiko & PTM Prioritas di 2 1 Lokasi
Institusi/Lintas Sektor (Gabungan lintas
3. Skrining perilaku merokok pada usia 10-18 tahun di 46 46sektor)
Lokasi
sekolah (Sekolah)
4. Pemberian obat cacing ke sekolah dasar 27 27 Lokasi
(Sekolah)
5. Penyemprotan/pengasapan foging dan larvasidasi 4 4 Lokasi (Desa)
DBD
6. Pemberantasan Sarang Nyamuk 8 8 Lokasi (Desa
6
7. Skrining penemuan kasus kusta 6 Kasus
7
3. Pemberian obat cacing ke sekolah dasar
No. Uraian Kegiatan Prosedur Waktu Tempat Peserta
1. Pemberian obat Ke 27 sekolah Jan- 27 sekolah Sanitarian
cacing ke dasar Des dasar
sekolah dasar
6. Skrining kusta
No. Uraian Kegiatan Prosedur Waktu Tempat Peserta
1. Skrining 6 kasus Jan-Des 8 Desa 2 orang :
penemuan kasus - Pemegang
kusta Program
kusta
- PPD
8
F. Lampiran
Adapun rincian kegiatan dalam rangka Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penyakit
Menular dan Tidak Menular sebagai berikut :
Kebutuhan
No. Kegiatan Output Kegiatan
Anggaran
1. Deteksi dini/skrining faktor 14.400.000 2 orang x 12 bulan x 8 desa
risiko & PTM Prioritas di
masyarakat
2. Deteksi dini/skrining faktor 450.000 3 orang x 2 kali x 1 institusi
risiko & PTM Prioritas di
Institusi/Lintas Sektor
3. Skrining perilaku merokok 6.900.000 2 orang x 1 hari x 46
pada usia 10-18 tahun di sekolah
sekolah
Pemberian obat cacing ke 4.050.000
1. sekolah dasar 1 orang x 2 kali x 27
sekolah
Penyemprotan/ 600.000
2. pengasapan foging dan 2 orang x 4 kasus x 1 hari
larvasidasi DBD
3. Pemberantasan Sarang 14.400.000 2 orang x 12 bulan x 8 desa
Nyamuk
4 Skrining penemuan kasus 900.000 2 orang x 6 kasus x 1 hari
kusta
9
.
10