Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PENYUSUNAN

PROGRAM P2 RABIES

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TABANAN


PUSKESMAS MARGA II
TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rabies telah menyebabkan kematian pada orang dalam jumlah yang cukup
banyak.WHO memperkirakan bahwa setiap tahun di dunia ini terdapat sekurang-kurangnya
50.000 orang meninggal karena Rabies . Di Indonesia hingga 4 maret 2019 sebanyak 22
propinsi melaporkam 6760 kasus gigitan anjing penular rabies, dan telah menewaskan 17
orang. Penyakit ini apabila sudah menunjukkan gejala klinis pada hewan dan manusia
selalu diakhiri dengan kematian, angka kematian Case Fatality Rate (CFR) mencapai
100% dengan menyerang pada semua umur dan jenis kelamin. Diwilayah kerja puskesmas
marga II sampai saat ini belum bebas dari ghpr ini dibuktikan masih adanya kasus gigitan
hewan penular rabies setiap bulannya.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif dalam menyembuhkan rabies
namun penyakit ini dapat dicegah melalui penanganan kasus paparan hewan penular
rabies sedini mungkin yaitu dengan cara melakukan perawatan luka dgn benar dan
melakukan pelacakan kasus kontak jika ada kasus gigitan .

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Menurunnya jumlah kasus gigitan hewan penular rabies pada masyarakat
1.2.2 Tujuan Khusus :
1) Penyuluhan rabies dimasyarakat
2) Pelacakan kasus kontak gigitan hewan penular rabies

1.3 Metode
Metode yang dipergunakan yaitu tanya jawab dan wawancara
BAB II

DEFINISI KEGIATAN

2.1 Pengertian

2.1.1 Pengertian Rabies

Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing dalam tubuh manusia yang
ditularkan melalui tanah
Penderita cacingan adalah seseorang yang dalam pemeriksaan tinjanya mengandung telur
cacing .

2.1.2 Pengertian Penanggulangan Kecacingan

Penanggulangan Tuberkulosis adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk
menurunkan prevalensi serendah mungkin dan menurunkan risiko penularan Cacingan di
suatu wilayah.
Dalam penyelenggaraan Penanggulangan Cacingan dilaksanakan kegiatan:
a. promosi kesehatan;

b. Surveilans Cacingan;

c. pengendalian faktor risiko;

d. penanganan Penderita; dan

e. POPM Cacingan

.2.1.3 Pengertian Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan


upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan/atau masyarakat.

2.1.4 Pendataan sasaran pemberian obat cacing


Pendataan sasaran pemberian obat cacing adalah pengumpulan data dan pengelolaan
data dari sasaran yang dicari sehingga didapat data yang sesuai dengan kenyataan. Pendataan
sasaran dilakukan setahun sekali yaitu pada bulan januari sebelum dilakukan distribusi obat cacing
kemasing – masing sasaran.

2.1.5 Pengertian distribusi obat cacing


Distribusi obat cacing adalah pemberian obat untuk mencegah terjadinya penyakit
kecacingan. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan februari di 29 posyandu , 9 tk dan 14 sd.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas puskesmas marga 2. Kegiatan ini dilakukan untuk
mencegah penyakit kecacingan dan menurunkan kecacingan pada balita dan anak sekolah
Yaitu: tk dan sd. Distribusi obat cacing dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan
kegiatan : bulan vitamin A, pemberian makanan tambahan anak balita, anak usia
prasekolah dan anak usia sekolah dan usaha kesehatan sekolah.
2.1.6 Pengertian Sweeping popm kecacingan
Sweeping popm kecacingan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan mendata
anak usia 1-12 tahun yang belum mendapat obat cacing baik diposyandu atau ditempat
lainnya. Kegiatn ini dilaksanakan setelah pemberian obat cacing. Kegiatan ini dilaksanakan
oleh petugas puskesmas marga 2.

2.1.7 Konsultasi program kecacingan ke Dinkes Kabupaten


Konsultasi (Zins) adalah suatu proses yang biasanya didasarkan pada karakteristik
hubungan yang sama yang ditandai dengan saling mempercayai dan komunikasi yang
terbuka, bekerja sama dalam mendifinisikan masalah, menyatukan sumber – sumber
pribadi untuk mengenal dan memiliki strategi yang mempunyai kemungkinan dapat
memecahkan masalah yang telah teridentifikasi, dan pembagian tanggung jawab dalam
pelaksanaan dan evaluasi program atau strategi yang telah dilaksanakan. Sedangkan
menurut KBBI, konsultasi adalah pertukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan
(nasihat, saran ,dsb) yang sebaik-baiknya.
Dapat di simpulkan bahwa Konsultasi program kecacingan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaksana program kecacingan
Puskesmas ke pelaksana/penanggungjawab program kecacingan Dinas Kesehatan
Kabupaten Tabanan untuk melakukan komunikasi / pertukaran pikiran, menyatukan
persepsi mendapatkan kesimpulan (nasihat, saran ,dsb) yang sebaik-baiknya untuk
memecahkan masalah yang telah teridentifikasi, dan pembagian tanggung jawab dalam
pelaksanaan dan evaluasi program atau strategi yang telah dilaksanakan.
Kegiatan yang dimaksud diatas adalah konsultasi dalam penyusunan RUK, PRK
program kecacingan, SPJ BOK kecacingan, target dan capaian program kecacingan,
pencatan dan pelaporan program kecacingan, rapat evaluasi program kecacingan, dan
sebagainya.
BAB III

TATA LAKSANA

3.1 Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


1 Pendataan sasaran 1. TAHAP PERSIAPAN
1) Puskesmas bersurat kepada seluruh Kepala sekolah
dan kepala desa di wilayah Puskesmas Marga II
2) Kepala sekolah dan kepala desa menindaklanjuti
pemberitahuan dari puskesmas
3) Mendapatkan komitmen Kepala sekolah dan kepala
desa kesiapannya untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan pendataan sasaran
4) Mempersiapkan perangkat kegiatan pendataan sasaran
pemberian obat cacing sepert : buku register, pulpen

2. PELAKSANAAN
1) Petugas melakukan kunjungan keposyandu dan
sekolah.
2) Petugas memperkenalkan diri serta menjelaskan
maksud tujuan .
3) Petugas melakukan pendataan
4) Petugas mencatat hasil pendataan pada buku register.

2 Distribusi obat 1. TAHAP PERSIAPAN


cacaing 1) Puskesmas bersurat kepada seluruh Kepala Desa dan
kapala sekolah diwilayah kerja Puskesmas Marga II
2) Kepala Desa dan kepala sekolah menindaklanjuti
pemberitahu
3) Mendapatkan komitmen Kepala Desa dan kepala
sekolah kesiapannya untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan distribusi obat cacing
4) Mempersiapkan perangkat kegiatan seperti obat
cacing, lembar balik, pulpen dan buku register.

2. PELAKSANAAN
1) Petugas kesehatan melakukan kunjungan kesekolah
dan posyandu
2) Petugas kesehatan memperkenalkan diri serta
menjelaskan maksud / tujuan .
3) Petugas kesehatan memberikan informasi tentang
distribusi obat cacing kepada sasaran.
4) Petugas kesehatan memberikan obat cacing kepada
sasaran.
5) Jika ada sasaran yang tidak hadir atau sakit maka
pemberian obat cacing ditunda dan akan diberikan
satu minggu berikutnya
6) Petugas merapikan alat dan menulis kegiatan pada
buku tamu
7) Petugas program kecacingan merekap laporan
8) Petugas megirim laporan ke Dinkes Kabupaten
Tabanan.

3 Sweeping 1. TAHAP PERSIAPAN


1) Puskesmas bersurat kepada seluruh Kepala sekolah di
wilayah kerja Puskesmas Marga II
2) Kepala Sekolah menindak lanjuti pemberitahuan
3) Mendapatkan komitmen Kepala Sekolah dan
kesiapannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
sweeping popm kecacingan
4) Mempersiapkan perangkat kegiatan spt: buku, pulpen
obat cacing
2. PELAKSANAAN
1) Petugas kesehatan melakukan kunjungan kesekola
2) Petugas kesehatan memperkenalkan diri serta
menjelaskan maksud / tujuan kunjungan.
3) Petugas kesehatan memberikan informasi tentang
sweeping popm kecacingan .
4) Petugas kesehatan bertanya kepada guru atau wali
kelas apakah ada murid setelah minum obat cacing
mengalami kontra indikasi spt mual, muntah dan
diare.Apakah anak- anak sudah semua minum obat
cacing. Jika ada murid yg belum minum obat cacing
maka akan diberikan langsung oleh petugas.
5) Petugas kesehatan mencatat kegiatan dalam buku
kegiatan
6) Petugas kesehatan mencuci tangan.

4 Konsultasi program 1. TAHAP PERSIAPAN


kecacingan ke 1) Pelaksana program kecacingan puskesmas
Dinkes Kabupaten menemukan masalah yang tidak bisa dipecahkan dalam
internal Puskesmas
2) Pelaksana program kecacingan puskesmas
Menentukan waktu konsultasi ke Dinkes Kabupaten.
3) Pelaksana program kecacingan puskesmas
mempersiapkan perangkat yang mendukung kelancaran
pelaksanaan konsulatasi seperti : buku-buku program,
buku catatan, pensil, bolpoint, leptop, hp, dll
4) Pelaksana program kecacingan puskesmas membuat
kesepakatan waktu untuk berkonsultasi dengan
pelaksana/ penanggung jawab program kecacingan
Dinas Kesehatan Kabupaten melalui telp, WA, atau
SMS.

2. PELAKSANAAN
1) Sebelum ke Dinas Kesehatan Kabupaten, Pelaksana
program kecacingan puskesmas memastikan kembali
waktu konsultasi dengan pelaksana / penanggung
jawab program kecacingan Kabupaten melalui telp/ WA/
SMS
2) Pelaksana program kecacingan puskesmas
mengucapkan salam.
3) Pelaksana program kecacingan puskesmas
menjelaskan masalah yang menjadi hambatan dalam
pelaksanaan program kecacingan di Puskesmas
kepada pelaksana / penanggung jawab program
kecacingan Kabupaten.
4) Pelaksana program kecacingan puskesmas melakukan
komunikasi pelaksana / penanggung jawab program
kecacingan Kabupaten untuk bertukaran pikiran,
menyatukan persepsi mendapatkan kesimpulan
(nasihat, saran ,dsb) yang sebaik-baiknya untuk
memecahkan masalah yang telah teridentifikasi, dan
pembagian tanggung jawab dalam pelaksanaan dan
evaluasi program atau strategi yang telah dilaksanakan.
5) Pelaksana program kecacingan puskesmas
mendokumentasikan kegiatan dan hasil konsultasi
dalam buku catatan dan buku kegiatan harian petugas,
serta dalam bentuk foto kegiatan.
6) Petugas Puskesmas mengucapkan salam dan
terimakasih .

3.2 Cara Melaksanakan Kegiatan

1) Pendataan sasaran pemberian obat cacing


Pendataan sasaran dilakukan pada bulan Januari 2020. Pendataan sasaran meliputi
anak sekolah dan balita.Pendataan sasaran melibatkan bidan desa, dan guru .

2) Distribusi obat cacing

Distribusi obat cacing dilakukan satu tahun sekali yaitu pada bulan februari 2020.
Dengan cara melakukan kunjungan kesekolah dan posyandu.Yang menjadi sasaran dalam
pemberian obat cacing adalah anak usia sekolah dan balita.

3) Sweeping popm kecacingan


Kegiatan sweeping popm kecacingan dilakukan setelah pemberian obat cacing.
Petugas kesehatan berkunjung kesekolah utk melakukan sweeping pasca pemberian obat
cacaing. Petugas bertanya kepada guru atau wali kelas apakah ada murid yang mengalami
kontra indikasi setelah minum obat cacing spt: mual, muntah dan diare, atau apakah ada
murid yg belum minum obat cacing.Jika ada yg belum maka akan diberikan langsung oleh
petugas kesehatan.

4) Konsultasi program kecacingan ke Dinkes Kabupaten


Konsultasi program kecacingan ke Dinkes Kabupaten dilaksanakan sebanyak 2 kali
pada bulan September dan oktober 2020

3.3 Sasaran:

1) Anak sekolah
2) Balita

3.4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan.

J a d w a l/B u l a n
No Kegiatan Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pendataan sasaran √

2 Distibusi obat cacing √

3 Sweeping popm kecacingan √

4 Konsultasi program kecacingan ke Dinkes √ √


BAB IV

DOKUMENTASI

4.1 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

1. Evaluasi pelaksanaan program kecacingan dilaksanakan setiap akhir pelaksanaan kegiatan


2. Pelaksana evaluasi program kecacingan adalah penanggung jawab UKM
3. Pelaporan evaluasi program kecacingan dilaksanakan oleh pelaksana program,
penanggung jawab UKM kepada kepala puskesmas.
4.2 Pencatatan,Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pelaksana kegiatan kecacingan melakukan pencatatan melalui form kegiatan. Pelaporan
kegiatan kecacingan dilaksanakan oleh pelaksana program kecacingan dan penanggung jawab
UKM puskesmas dan dilaporkan kepada kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan. Evaluasi
kegiatan program kecacingan dilaksanakan menggunakan form pelaporan evaluasi dan
dilaksanakan setiap setelah selesai kegiatan dan ditindaklanjuti perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral PP dan PL tahun 2012 tentang Pedoman


Pengendalian Kecacingan
2. Permenkes RI No.45 tahun 2014 tentang penyelenggaraan survailans kesehatan
3. Permenkes RI no.15 tahun 2017 tentang penanggulangan kecacingan

Anda mungkin juga menyukai