Anda di halaman 1dari 8

Kegiatan Belajar 1:

DASAR-DASAR KOMUNIKASI

Setelah mempelajari materi Modul I Kegiatan Belajar 1 ini, Anda


diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian komunikasi antar individu.
2. Menjelaskan mekanisme terjadinya proses komunikasi antar individu.
3. Menjelaskan jenis-jenis komunikasi yang biasa digunakan dalam interaksi
antar individu.
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran dari proses
komunikasi antar individu.

Pengertian Komunikasi
Di dalam prosesnya, komunikasi yakni terjadinya aktivitas penyampaian
dan penerimaan pesan, bicara dan mendengar merupakan dua unsur yang
mempunyai peranan yang sangat vital, sebab melalui keduanya proses komunikasi
itu dapat berlangsung secara efektif atau tidak, khususnya dalam komunikasi
langsung dan tatap muka. Begitu strategis peran kedua unsur tersebut dalam
menjalin sebuah proses komunikasi yang efektif. Oleh karena itu sudah
sepatutnya jika kita perhatikan keberadaannya.
Seorang penjual mangga yang terlibat dalam dialog tawar-menawar harga
satu keranjang mangga dengan seorang pembeli misalnya, atau seorang guru
matematika yang menerangkan rumus silinder kepada siswanya, merupakan
contoh-contoh dari sebuah proses terjadinya komunikasi, disatu sisi ada yang
berperan sebagai pembicara (penyampai pesan) serta disisi lain terdapat pula
penyimak (penerima pesan) yang menterjemahkan isi pesan yang disampaikan
pembicara.
Komunikasi yang berasal dari kata "Communicare" (latin) yang berarti
memberitahukan, berpartisipasi. Apabila dirumuskan secara luas, mengandung
pengertian-pengertian memberitahukan (dan menyebarkan informasi, berita,
pesan, pengetahuan, pikiran, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah
partisipasi, serta dengan harapan agar hal-hal yang diberitahukan tersebut menjadi
milik bersama antara dua orang yang menyampaikan informasi (komunikator) dan
orang menerima informasi (komunikan), (modul akta V, 1982).
Secara difinitif, pengertian komunikasi dapat dilihat pada bagian berikut:
• Skinner (1979) mengemukakan; "communication is the transmission and
exchange of information".
• Keith Davis, dalam bukunya "Human relation of work" menjelaskan;
"communication is the process of passing information and understanding from
one person to anotber". (dalam Suhartin Citrobroto, 1979).
• Air University, United State Air Force (USAF) dalam "Communicative Skill"
menjelaskan pengertian komunikasi sebagai berikut; "communication is a
process that has three components, the first is a communicator, some one with
a meaning to transmit, the second is a symbol to transmit the meaning the third
is acceptor, some one to receive the symbol and translate it into meaning".
Dari beberapa difinisi yang dikemukakan di atas, barangkali dapat ditarik
suatu makna yang lebih luas tentang komunikasi sebagaimana yang terdapat
dalam yang intinya sebagai berikut: (1) Adanya aktivitas dari suatu pihak;
"Communication is the discriminator responce of an organism to a stimulus".; (2)
Aktivitas datang dari pihak lain yang mempengaruhi, "The process by wich an
individual (the communicator) transmits stimulate (usually verbal symbols) to
modify the behavior of the individual"; (3) Status hubungan adalah sentral,
"Communication is essentially the relationship set up by the transmission a
stimuli and the evocation of respons"; (4) Hasil yang utama dari kegiatan
komunikasi merupakan "sharing" atau pemilikan, "It is a process that makes
common to or several what was the monopoly of one or some"; (5) Adanya
transmisi informasi, "Communication is an information transforaiation process
wich originates at a mind and ends at a mind"; (6) Menyertakan penggunaan
lambang, "To designate interaction by means of signs and symbols" (Djayusman,
1985).
Kesimpulan dari berbagai uraian sekitar makna dari definisi komunikasi
menunjukkan bahwa komunikasi bukanlah sekedar suatu wujud dari 'hubungan'
antara dua orangatau lebih (give and take) belaka, melainkan hubungan dalam
suatu komunikasi sifatnya kompleks, karena disana banyak ditemukan hal-hal
yang melatar belakangi atas berlangsungnya proses komunikasi tersebut.

Proses Komunikasi
Aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam
sebuah interaksi antar individu, sekilas bila kita amati nampaknya tidak ada yang
istimewa. Artinya secara kasat mata keberadaan mereka dalam sebuah interaksi
sebagai hal yang lumrah atau biasa saja. Namun bila kita coba uraikan bagaimana
interaksi itu berlangsung secara efektif, nampak peran komunikasi menjadi bagian
penting yang mewujudkan efektivitas interaksi tersebut. Secara sederhana proses
berlangsungnya proses komunikasi antar manusia tersebut (Contoh aktivitas
komunikasi A dengan B), dapat diuraikan sebagai berikut:
• Komunikator (A) mempunyai ide yang hendak dikomunikasikan kepada
"B".
• "A" kemudian merumuskan ide-ide itu dan mewujudkannya dalam suatu
bentuk pesan (misalnya berupa serangkaian kalimat konsep).
• Setelah tersusun pesan, kalimat tersebut disampaikan kepada "B" melalui
media tertentu (mungkin dalam bentuk ucapan, tulisan, gambar atau yang
lain).
• Penerima (B) mengindera (melihat, mendengar atau yang lain) isyarat
yang disampaikan "A", menyerap dan menafsirkannya.
• Dari penafsiran itu "B" kemudian merumuskan pesan yang merupakan
jawaban terhadap isyarat yang diterimanya.
• "B" menyatakan pesan itu melalui media tertentu.
• "A" menangkap, menyerap dan menafsirkan pesan yang dikirim oleh
"B", kemudian menciptakan pesan baru dan seterusnva.
Secara skematik proses berlangsungnya komunikasi dengan mengambil
acuan contoh di alas dapat digambarkan sebagai berikut:
Menciptakan Menangkap pesan
pesan Menafsirkan pesan

A B

Menurut Jerold E.Kemp (1975), proses komunikasi itu digambarkan melalui


bagan berikut:

Source Transmitio Message Destiantio


Of n Channel encoded n message
Message Message
receive

Proses Komunikasi

Dengan melihat bagan di atas, Kemp menegaskan bahwa dalam suatu proses
komunikasi, baik yang sederhana maupun yang kompleks akan selalu melajui
urutan yang sama. Dan proses komunikasi itu sendiri dapat dijelaskan sebagai
berikut:
• Ide atau pesan dari sumber pesan, pada mulanya masih merupakan gagasan
atau hasil pemikiran.
• Ide atau gagasan tersebut dirubah dalam bentuk kode atau lambang, misalnya
bahasa, gambar, garis, warna dan sebagainya.
• Kemudian pesan yang sudah berupa kode atau lambang itu dipindahkan dengan
menggunakan medium tertentu atau saluran tertentu.
• Setelah sampai pada penerima pesan, lambang atau kode itu ditafsirkan atau
diterjemahkan.
• Dengan bantuan sistem syarat atau pikiran akhirnya pesan itu diterima atau
dimengerti oleh penerima pesan.
• Terjadilah umpak balik, artinya penyampaian pesan dapat mengetahui apakah
menyampaikan pesan itu dapat berhasil dengan efektif atau tidak. Dengan
demikian manusia sebagai sumber pesan dapat mencari dimana terdapat
gangguan atau hambatan, sehingga dapat mengadakan perbaikan sesuai dengan
keperluan.
Memang tidak selamanya suatu proses komunikasi itu dapat berlangsung
mulus/lancar/efektif, sebab karena sesuatu dan lain hal gangguan (noise) yang
dapat menghambat kelancaran komunikasi itu mungkin terjadi, baik gangguan itu
bersumber pada saluran komunikasi atau yang disebut "Channel noise", maupun
gangguan yang disebabkan oleh penggunaan bahasa yang kurang serasi dan akurat
atau yang disebut "Semantic noise".
Implikasi proses komunikasi dalam proses belajar mengajar di sekolah,
hambatan kelancaran proses komunikasi selain disebabkan oleh faktor di atas,
dapat pula disebabkan oleh:
➢ Guru sebagai komunikator kurang mampu menyampaikan pesan dengan
baik.
➢ Adanya perbedaan daya tangkap diantara para siswa sebagai komunikan.
➢ Adanya perbedaan ruang dan waktu antara guru sebagai komunikator dan
siswa sebagai komunikan.
➢ Jumlah siswa sebagai komunikan sangat besar, sehingga sukar dijangkau
oleh guru sebagai komunikator.
Secara anatomis, komunikasi dalam prosesnya melibatkan keterpaduan
beragam unsur neuro-psikosifik, artinya kelancaran komunikasi (efektentor
komunikasi) sangat bergantung kepada berfungsinya organ-organ, seperti;
susunan syaraf sensoris maupun motoris, kondisi fisik seperti organ bicara,
pendengaran, penglihatan dan lainnya, serta kondisi mental emosinya. Dengan
kata lain, semakin baik kondisi neuro-psycofisik seseorang, semakin baik pula
kemampuan untuk menyampaikan, menangkap, menyerap serta mencerna isi
pesan yang dikomunikasikan.
Untuk lebih jelasnya gambaran organ yang terlibat dalam proses
komunikasi, khususnya pada komunikasi antar manusia, adalah sebagai berikut.

Speaker Listener

Meaning Meaning

Cognitive

Grammar Cognitive

Precognitive
sensory
Muscle Precognitive
Contraction sensory
Auditory
system
Paripheral
Vocaltract
Auditory
system

Speech
Sound
Dilihat dari proses keberlangsungannya, komunikasi dapat dibedakan
menjadi proses primer adalah proses komunikasi langsung, yaitu tanpa
menggunakan alat media yang dapat melipat gandakan jumlah penerima pesan.
Dalam proses primer, komunikasi dapat terbentuk bahasa, gerakan-gerakan yang
mempunyai arti khusus. Sedangkan proses sekunder adalah penggunaan
mekanisme untuk mengatasi berbagai macam hambatan yang terjadi pada proses
primer. Untuk itu digunakan radio, televisi, radio cassete, buku dan sebagainya.
Dengan demikian kesenjangan letak geografis maupun waktu dapat teratasi
dengan baik.
Mirip dengan pengertian di atas, dalam komunikasi dikenal pula
komunikasi langsung, yaitu komunikasi yang tanpa menggunakan alat atau media
perantara, serta komunikasi tidak langsung, yaitu komunikasi menggunakan alat
atau media perantara.
Meski dalam proses komunikasi langsung tanpa menggunakan perantara,
akan tetapi tidaklah sama pengertian komunikasi langsung dan komunikasi tatap
muka (face to face communication). Secara konseptual perbedaan antara
keduanya, bahwa dalam komunikasi tatap muka terdapat proses saling
mempengaruhi secara intens dan keterikatan psikologis, sedangkan pada
komunikasi langsung, proses saling mempengaruhi bisa terjadi dan bisa juga
tidak.
Dalam praktek, kode atau lambang yang digunakan dalam kegiatan
komunikasi adalah kode atau lambang yang diucapkan atau ditulis, yaitu kode
yang berhubungan dengan penggunaan kata (verbal), meskipun disampingnya
terdapatnya kode yang lain yakni kode non verbal.
Walaupun tidak sebanyak verbal dalam penggunaannya, sebenarnya
komunikasi non verbalpun mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya
dengan komunikasi verbal. Sebab tak jarang untuk memperoleh kejelasan arti dari
komunikasi non verbal, misalnya; jika kita ingin menyampaikan informasi tentang
sesuatu peristiwa kecelakaan lalu lintas, selain kita menginformasikan melalui
komunikasi verbal, tentah sengaja atau tidak, untuk memperjelas keterangan yang
disampaikan kerap kali mangikut sertakan komunikasi non verbal seperti; gerakan
tangan, ekspresi muka, gerakan badan dan lain-lainnya.

Tujuan Komunikasi
Sudah menjadi kebiasaan, bahwa setiap tindak perbuatan yang dilakukan
selalu berorientasi pada tujuan tertentu, meski pada kenyataannya disadari
terhadap apa yang dilakukan, namun ada pula yang kurang menyadari. Disadari
atau kurang disadari sepenuhnya, tindak perbuatan yang dilakukan oleh seseorang
yang jelas semua itu tidak lepas dari motive dan nijuan yang ingin dicapai,
demikian halnya dalam kegiatan komunikasi, sudah tentu terselip suatu tujuan
tertentu.
Secara umum tujuan komunikasi adalah mempengaruhi atau mendatangkan
pengaruh, baik pada diri sendiri maupun kepada lingkungannya. Secara eksplisit
tujuan komunikasi itu terbagi atas:
1. Hiburan (recreative).
2. Pemberitahuan(information). .
3. Pengajaran (instruction)
4. Ajakan (persuasive).

Walaupun maksud dan tujuan komunikasi sudah jelas, akan tetapi dalam praktek
pembagian secara tegas itu sulit dipisahkan, sebab adakalanya komunikasi yang
dilakukan sedianya untuk tujuan hiburan misalnya, terselip tujuan informasi atau
persuasive.
Contoh suatu kemlompok komedi yang pentas dipanggung, sedianya tujuan
pementasannya adalah untuk menghibur para penonton lewat gerak ucapnya,
namun tidak jarang dalam pesan yang dikomunikasikan mempunyai unsur
informatif maupun persuasive. Meskipun dalam praktek tujuan kegiatan
komunikasi secara tegas pembagiannya sulit di pisahkan, setidaknya setiap
komunikasi barangkali dapat dilihat pada kecondongannya atau penekanannya
pada suatu tujuan.
Lepas dari semua itu, bal yang perlu diperhatikan dalam tujuan komunikasi
adalah sebelum efek atau pengaruh yang diharapkan itu muncul, diantara pihak
yang terlibat dalam komunikasi, tentunya terdapat kesepakatan (pengertian yang
sama) mengenai pesan-pesan yang dipergunakan.
Tujuan komunikasi itu bisa dilihat baik dari segi sumber (komunikator)
maupun penerima (komunikan), atau timbal balik dari keduanya. Misalnya tujuan
komunikasi dari pihak sumber adalah tersebarnya informasi (tujuan
pemberitahuan), sedangkan dari pihak penerima adalah diperoleh informasi.
Langkah yang penting bagi pihak yang berkomunikasi (terutama sumber) adalah
perumusan tujuan secara spesifik dan jelas. Sumber seharusnya dapat
merumuskan dengan jelas, pengaruh apa yang diharapkan terjadi pada pihak
penerima. Dengan kejelasan tujuan tersebut nantinya akan dapat diketahui dan
diukur apakah usaha komunikasi berhasil efektif atau tidak. (Ishar Hazis, 1991).

Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi


Kejernihan dalam suatu komunikasi sangat diharapkan selama proses
komunikasi itu berlangsung agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan
berlangsung secara efektif. Terdapat beberapa komponen yang mempegaruhi
kerjenihan suatu proses komunikasi, atau setidak-tidaknya ada empat faktor dari
komunikator (sebetulnya berlaku pada komunikan), antara lain:
1. Ketrampilan berkomunikasi
Hal-hal yang termasuk dalam ketrampilan berkomunikasi dapat diidentifikasi
sebagai berikut
a. Kemampuan dalam mengenal dan mendekati sasaran, yakni mengetahui
situasi dan kondisi penerimanya serta dapat diterima oleh audience secara
fisik dan psikis.
b. Kemampuan untuk meramu konsep sehingga menjadi bentuk pesan yang
dapat diterima oleh komunikan.
c. Penguasaan terhadap metode penyamaian pesan.
d. Penguasaan terhadap media, yakni kemampuan dalam memilih media yang
tepat untuk menyampaikan pesan dan dapat menggunakan media tersebut
dengan baik.
e. Kemampuan untuk menerima umpan balik, baik yang terserat maupun yang
tersirat. Komunikasi haruslah tanggap dan bisa berlapang dada, bahkan
mencari balikan.
f. Sikap komunikator terhadap diri sendiri, terhadap pesan dan terhadap
penerima.
g. Tingkat pengetahuan komunikator mengenai materi komunikasi, termasuk
seberapa jauh jarak tingkat pengetahuan antara komunikator dengan
penerimanya.
2. Pesan
Faktor yang mempengaruhi kejernihan komunikasi selain terletak pada kondisi
individu yang terlibat adalah pesan. Pesan sebaiknya dirancang sedemikian
rupa sehingga:
a. Mempunyai daya tarik yang membuat penerimaan menaruh perhatian.
b. Dapat dimengerti sesuai dengan tingkat pengalaman penerimaannya.
c. Dapat memenuhi kebutuhan atau membantu memecahkan persoalan yang
dihadapi penerima.
d. Tidak terlalu bertentangan dengan nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut
penerima atau kelompoknya.
3. Media
Media adalah alat yang dipergunakan untuk menghantar pesan dari
komunikator kepada penerima. Media ini memberi rangsangan kepada alat
penerima yang ada pada komunikan yaitu indera penglihatan, pendengaran,
peraba, perasa dan penciuman. Ada media yang dapat merangsang beberapa
indera sekaligus, ada pula media yang hanya dapat merangsang salah satu
indera saja. Media yang paling efektif sebagai alat penyampaian pesan
barangkali tidak ada, karena masing- masing mempunyai keampuhan sendiri-
sendiri, tergantung pada kebutuhan dari pesan yang dirancang yang hendak
disampaikan. Bila lebih banyak indera yang dirangsang oleh indera komunikasi
barangkali akan mendatangkan kesan yang mendalam atas pesan pada pihak
penerima. Karena itu penggunaan media komunikasi yang dapat merangsang
lebih dari satu indera atau pemaduan beberapa media dalam suatu proses
komunikasi dapat diharapkan lebih menjernihkan proses dari pada media yang
hanya merangsang satu indera saja. Disamping itu memang harus ada
kesesuaian antara media yang digunakan dengan tujuan sasaran komunikasi
serta bentuk pesan.

Rangkuman
1. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian gagasan atau pengertian dari
komunikator (penyampai) kepada komunikan (penerima) melalui simbol
atau lambang bahasa yang berarti.
2. Secara hirarchis proses komunikasi, baik yang sederhana maupun yang
kompleks akan melalui urutan berikut ini:
a. Ada gagasan dari sumber pesan
b. Perubahan gagasan dalam bentuk lambang bahasa.
c. Perubahan lambang bahasa melalui media.
d. Penerimaan, penafsiran atau penerjemahan lambang.
e. Pemahaman pesan oleh sistem syaraf.
f. Feedback terhadap efektivitas komunikasi.
3. Indikasi ketidak lancaran komunikasi dalam proses belajar mengajar dapat
disebabkan oleh:
a. Kemampuan guru dalam menyampaikan pesan.
b. Perbedaan daya tangkap siswa
c. Perbedaan ruang dan waktu antara guru dan siswa.
d. Kapasitas kelas kelewat besar.
4. Dilihat dari proses keberlangsungannya, komunikasi dapat dibedakan
proses primer dan sekunder, atau komunikasi langsung dan tidak langsung,
atau jika dilihat dari lambang yang digunakan dapat dibedakan komunikasi
verbal dan non verbal.
5. Secara umum tujuan komunikasi adalah mempengaruhi atau mendatangkan
pengaruh baik pada diri sendiri maupun kepada lingkungannya, dan secara
khusus tujuan komunikasi sebagai sarana rekreatif, informatif, instructif dan
pesuasive.
6. Sedangkan faktor yang dapat mempengaruhi kejernihan komunikasi
meliputi ketrampilan berkomunikasi, pesan yang disampaikan dan media
yang digunakan dalam berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai