Anda di halaman 1dari 5

Anggota Kelompok / Nim :

- Laode Muhammad Fitra / 22522088


- Zulfikar Muhammad / 22522126
- Muhammad Raffa Supiana / 22522157
- Gian Prawala Renata / 22522158
Kelas : B
STUDI PENGARUH BAU MENYEGAT TERHADAP RESPON TUBUH

Indera penciuman merupakan salah satu indra fundamental pada manusia. Indera ini dapat
berinteraksi dengan bau primer sehingga dapat memicu aksi manusia dalam melakukan
sesuatu hal baik di control maupun non control. Berdasarkan pengalaman pribadi indera
penciuman dapat memunculkan respon aksi control pada manusia seperti saat kita sedang
memasak makanan sesuatu dan kita meninggalkan makanan tersebut sehingga saat terjadinya
gosong pada makanan tersebut ketika kita tinggal dalam waktu yang lama indera penciuman
kita dapat memunculkan reaksi untuk mencium bau menyengat sehingga kita dapat berdiri
dan juga saat itu juga kita segera lekas bergeak untuk mematikan kompor yang menyala
peristiwa tersebut disebut short-term memory store karena rangsangan penciuman menyengat
tadi dan juga tindakan pikiran kita untuk mematikan kompor termasuk dalam perception dan
hasil akhir kita untuk berdiri mamatikan kompor disebut juga sebagai decision and response
selection yang menghasilkan response execution sehingga terjadi aksi tersebut. Dan peristiwa
paling akhir ketika terjadinya pertistiwa tersebut adalah ketika kita mempunyai pikiran
mengganti alat masak yang sudah gosong tersebut atau resiko kita terkena marah oleh orang
tua disebut juga sebagai long-term memory yang dirangsang oleh working memory yang ada
pada pikiran kita sebelumnya. Peristiwa tersebut dapat terjadi karena Bagian yang berperan
sebagai kemoreseptor pada hidung yakni sel olfaktori yang terletak pada jaringan epitel
olfaktori di langit-langit rongga hidung. Setiap epitel olfaktori pada kedua rongga hidung
mempunyai ukuran luas kurang lebih 250 mm2. Udara yang masuk ke dalam rongga hidung
tentu akan melaluinya. Di dalam sel-sel olfaktori terdapat sekumpulan rambut mikro atau
silia. Silia akan mendeteksi partikel-partikel pembawa bau tertentu dari udara, yang melewati
hidung sehingga mendarat pada silia. Partikel-partikel ini larut dalam lapisan mukus. Silia
berhubungan dengan sel saraf olfaktori yang membawa impuls saraf menuju otak.

Cara kerja pernapasan


Udara yang kita hirup pertama-tama akan masuk ke rongga hidung. Di bagian atas rongga
hidung terdapat epitelium penciuman atau olfaktori. Olfaktori memegang peranan penting
dalam hal penciuman karena mengandung reseptor yang dapat mendeteksi aroma.
Setelah berhasil mengenali bau, reseptor mengirim sinyal ke saraf penciuman dan dilanjutkan
ke bulbus olfaktorius (olfactory bulb). Setelah itu, sinyal dikirim ke otak untuk
diinterpretasikan sebagai bau sebagaimana yang Anda hirup.
Hidung juga memiliki peran penting lainnya, yaitu sebagai pintu saluran pernapasan. Mula-
mula udara yang kita hirup akan masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung untuk
dilakukan proses penyaringan. Debu atau partikel yang tidak seharusnya masuk ke dalam
paru-paru akan tertinggal di rongga hidung.
Udara yang sudah bersih akan melanjutkan perjalanannya ke trakea atau pipa udara,
kemudian berakhir di paru-paru. Ketika kita mengembuskan napas, udara dari paru-paru akan
keluar melewati jalan yang sama.

Bagian Bagian Hidung


1. Lubang Hidung
Lubang hidung merupakan bagian yang mempunyai fungsi untuk melindungi hidung dari
berbagai ancaman dari luar. Dan juga berperan sebagai pengatur ukuran sesuatu yang bisa
masuk ke dalam hidung. Bagian ini berkaitan langsung dengan rongga hidung. Diperoleh 2
buah lubang hidung pada manusia yang dipisahkan dengan septum (pemisah) hidung.
2. Bulu Hidung
Bulu hidung terdiri dari rambut – rambut halus pada hidung yang memiliki fungsi sebagai
penyaring udara yang masuk. Bulu hidung nantinya akan menahan kotoran sehingga tidak
bisa masuk ke sistem pernapasan selanjutnya.
3. Septum (Pemisah) Hidung
Septum hidung merupakan bagian yang memisahkan hidung menjadi 2 bagian. Septum
hidung memisahkan hidung menjadi 2 bagian (kiri dan kanan) mulai dari lubang hidung
sampai bagian tenggorokan awal. Dinding septum nasi dilapisi dengan lendir dan mempunyai
pembuluh darah sehingga berguna untuk melembabkan dan juga mengatur suhu udara yang
masuk. Septum nasi terbentuk dari tulang dan tulang rawan hidung.
4. Rongga Hidung
Pada rongga hidung diperoleh selaput lendir dan silia (rambut halus). Rongga hidung
memiliki fungsi untuk melanjutkan udara yang masuk kemudian mengarah ke tenggorokkan.
Rongga hidung juga bisa menjaga kelembapan, suhu dan tekanan udara. Dalam melakukan
fungsinya, bagian ini akan dibantu oleh tulang tengkorak yang akan membentuk dinding-
dinding hidung. Ada 4 dinding yang saling berkaitan, yaitu dinding superior (atas), inferior
(bawah), medial (tengah), dan lateral (samping).
5. Saraf Hidung (Saraf Olfaktori)
Saraf hidung atau olfaktori ialah salah satu dari 12 saraf kranial yang berhubungan langsung
dengan otak. Saraf olfaktori ini ialah saraf kranial 1 yang memiliki fungsi sebagai reseptor
utama dalam indera penciuman. Saraf ini akan menerima rangsangan berupa aroma yang
terbawa bersama dengan udara yang dihirup lalu mengirimkan informasi berupa impuls.
Fungsi dari saraf olfaktori akan berkaitan dengan rasa makanan atau minuman yang kita
konsumsi.

6. Sinus Hidung
Sinus merupakan bagian berbentuk rongga yang berada disekitaran hidung. Manusia
memiliki 4 pasang sinus hidung. Strukur ini disebut juga sinus paranasal. Semua sinus akan
berakhir ke dalam rongga hidung. Sinus hidung memiliki fungsi untuk melembabkan dan
menyaring udara. 4 sinus yang dimiliki manusia adalah : Sinus maksilaris (di tulang pipi),
Sinus Frontalis (di tengah dahi), Sinus ethmoidalis (diantara mata), dan Sinus sphenoidalis (di
belakang rongga hidung)
7. Tulang Rawan Hidung
Tulang rawan pada hidung ialah bagian kuat namun elastis pembentuk bagian ujung hidung.
Tulang rawan memiliki bentuk yang menyusun hidung dan juga menentukan bentuk hidung.
Tulang rawan yang membentuk bagian hidung dinamai tulang rawan hialin yang memiliki
sifat semi transpasan, kuat dan juga fleksibel. Walaupun memiliki sifat kuat dan elastis,
tulang rawan juga bisa rusak jika terjadi benturan yang sangat keras.
8. Silia
Silia merupakan bagian bulu hidung yang sangat halus, silia berfungsi untuk mengerjakan
penyaringan udara yang masuk ke hidung.
9. Selaput Lendir
Selaput lendir pada hidung ialah bagian yang memiliki fungsi untuk menghasilkan mukus
(ingus) jadi hidung dapat terlindung dari berbagai jenis kotoran dan bakteri.
10. Saluran Hidung – Tenggorokkan (Nasofaring)
Bagian belakang hidung ini diperoleh saluran yang berkaitan dengan tenggorokkan. Pada
Nasofaring ada tuba eustachius dan juga tonsil adenoid (faringeal). Nasofaring ini akan
berperan untuk mengatur tekanan udara oleh tuba eustachius (saluran penghubung telinga
dengan tenggorokkan) dan juga sebagai pelindung dari infeksi oleh tonsil adenoid.

Penyakit Indera Penciuman


1. Salesma atau Cold dan Flu
Penyakit yang diakibatkan oleh virus bernama influenza ini menyebabkan batuk, pilek, sakit
di daerah sekitar leher. Terkadang juga muncul gejala seperti demam dan sakit di persendian
yang disertai rasa pusing. Gejala serangan virus influenza pada anak-anak terkadang disertai
diare.
2. Rhinitis Allergica
Rhinitis Allergica adalah peradangan hidung akibat alergi. Rhinitis disebabkan oleh
masuknya benda asing ke dalam saluran tenggorokan. Kemudianhidung secara otomatis
merespon sehingga terjadilah peradangan pada hidung.
3. Sinusitis
Sinusitis adalah penyakit yang terjadi akibat peradangan pada bagian sinus. Sinus sendiri
terletak pada rongga-rongga tulang yang berhubungan dengan hidung.
4. Polip Hidung
Polip hidung adalah tumor kecil yang terdapat pada hidung. Ini merupakan tumor jinak yang
bisa menjadi berbahaya dan merupakan suatu massa patologis yang terdapat pada rongga
sinus hidung yang licin dan lunak.
5. Hidung Tersumbat dan Pilek
Hidung tersumbat atau pilek menjadi salah satu penyebab salesma itu sendiri. Penyakit ini
menimbulkan lendir yang berlebihan yang bisa mengakibatkan sinus atau peradangan.
6. Anosmia
Anosmia merupakan salah satu kelainan pada hidung yang berhubungan dengan indera
penciuman. Saat mengidap anosmia, seseorang tidak dapat mencium bau sebagian atau sama
sekali. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh kecelakaan serta gangguan saluran hidung
lainnya.
7. Dinosmia
Penyakit dinosmia adalah keadaan dimana seseorang merasa selalu mencium bau yang tidak
sedap. Ini terjadi karena terdapat kelainan dalam rongga hidung, infeksi pada sinus, dan
kerusakan parsial pada saraf olfaktori.

Anda mungkin juga menyukai