Indera penciuman merupakan salah satu indra fundamental pada manusia. Indera ini dapat
berinteraksi dengan bau primer sehingga dapat memicu aksi manusia dalam melakukan
sesuatu hal baik di control maupun non control. Berdasarkan pengalaman pribadi indera
penciuman dapat memunculkan respon aksi control pada manusia seperti saat kita sedang
memasak makanan sesuatu dan kita meninggalkan makanan tersebut sehingga saat terjadinya
gosong pada makanan tersebut ketika kita tinggal dalam waktu yang lama indera penciuman
kita dapat memunculkan reaksi untuk mencium bau menyengat sehingga kita dapat berdiri
dan juga saat itu juga kita segera lekas bergeak untuk mematikan kompor yang menyala
peristiwa tersebut disebut short-term memory store karena rangsangan penciuman menyengat
tadi dan juga tindakan pikiran kita untuk mematikan kompor termasuk dalam perception dan
hasil akhir kita untuk berdiri mamatikan kompor disebut juga sebagai decision and response
selection yang menghasilkan response execution sehingga terjadi aksi tersebut. Dan peristiwa
paling akhir ketika terjadinya pertistiwa tersebut adalah ketika kita mempunyai pikiran
mengganti alat masak yang sudah gosong tersebut atau resiko kita terkena marah oleh orang
tua disebut juga sebagai long-term memory yang dirangsang oleh working memory yang ada
pada pikiran kita sebelumnya. Peristiwa tersebut dapat terjadi karena Bagian yang berperan
sebagai kemoreseptor pada hidung yakni sel olfaktori yang terletak pada jaringan epitel
olfaktori di langit-langit rongga hidung. Setiap epitel olfaktori pada kedua rongga hidung
mempunyai ukuran luas kurang lebih 250 mm2. Udara yang masuk ke dalam rongga hidung
tentu akan melaluinya. Di dalam sel-sel olfaktori terdapat sekumpulan rambut mikro atau
silia. Silia akan mendeteksi partikel-partikel pembawa bau tertentu dari udara, yang melewati
hidung sehingga mendarat pada silia. Partikel-partikel ini larut dalam lapisan mukus. Silia
berhubungan dengan sel saraf olfaktori yang membawa impuls saraf menuju otak.
6. Sinus Hidung
Sinus merupakan bagian berbentuk rongga yang berada disekitaran hidung. Manusia
memiliki 4 pasang sinus hidung. Strukur ini disebut juga sinus paranasal. Semua sinus akan
berakhir ke dalam rongga hidung. Sinus hidung memiliki fungsi untuk melembabkan dan
menyaring udara. 4 sinus yang dimiliki manusia adalah : Sinus maksilaris (di tulang pipi),
Sinus Frontalis (di tengah dahi), Sinus ethmoidalis (diantara mata), dan Sinus sphenoidalis (di
belakang rongga hidung)
7. Tulang Rawan Hidung
Tulang rawan pada hidung ialah bagian kuat namun elastis pembentuk bagian ujung hidung.
Tulang rawan memiliki bentuk yang menyusun hidung dan juga menentukan bentuk hidung.
Tulang rawan yang membentuk bagian hidung dinamai tulang rawan hialin yang memiliki
sifat semi transpasan, kuat dan juga fleksibel. Walaupun memiliki sifat kuat dan elastis,
tulang rawan juga bisa rusak jika terjadi benturan yang sangat keras.
8. Silia
Silia merupakan bagian bulu hidung yang sangat halus, silia berfungsi untuk mengerjakan
penyaringan udara yang masuk ke hidung.
9. Selaput Lendir
Selaput lendir pada hidung ialah bagian yang memiliki fungsi untuk menghasilkan mukus
(ingus) jadi hidung dapat terlindung dari berbagai jenis kotoran dan bakteri.
10. Saluran Hidung – Tenggorokkan (Nasofaring)
Bagian belakang hidung ini diperoleh saluran yang berkaitan dengan tenggorokkan. Pada
Nasofaring ada tuba eustachius dan juga tonsil adenoid (faringeal). Nasofaring ini akan
berperan untuk mengatur tekanan udara oleh tuba eustachius (saluran penghubung telinga
dengan tenggorokkan) dan juga sebagai pelindung dari infeksi oleh tonsil adenoid.