Anda di halaman 1dari 9

Unnes.J.Biol.Educ.

2 (3) (2013)

Unnes Journal of Biology Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujeb

PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI UNTUK MENUNJANG


KINERJA PENGGUNA DAN PENGELOLA LABORATORIUM BIOLOGI
SMA NEGERI 2 WONOGIRI

Aprilianingtyas Anggraeni,Amin Retnoningsih, Lina Herlina

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran Gunungpati Semarang Indonesia 50229

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan atau action research. Tujuan penelitian adalah untuk
Diterima Oktober 2013 memperbaiki pengelolaan laboratorium Biologi guna menunjang kinerja pengguna dan pengelola
Disetujui Desember 2013 laboratorium. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Biologi SMA Negeri 2 Wonogiri pada
Dipublikasikan Desember semester genap tahun ajaran 2011/2012. Laboratorium sudah digunakan untuk kegiatan
2013 praktikum,tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal karena belum dilakukan pengelolaan yang
________________ optimal.Kegiatan penelitian terdiri atas empat tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan,
Keywords: pengamatan dan refleksi. Indikator keberhasilan adalah kinerja pengguna dan pengelola
Laboratory management; laboratorium minimal menunjukkan kriteria baik yaitu berada pada rentang 50-75%. Kinerja guru
user performance; memperoleh kriteria sangat baik tetapi masih terdapat aspek kinerja yang belum mencapai 100%
laboratory manager yaitu kinerja dalam menyiapkan praktikum untuk siswa. Kinerja siswa memperoleh rata-rata
performance sangat baik, tetapi kinerja dalam melaksanakan kegiatan praktikum dan mengkomunikasikan hasil
____________________ praktikum memperoleh hasil kurang dari 75%. Kinerja pengelola laboratorium sudah sangat baik
tetapi masih terdapat aspek kinerja yang belum mencapai 100% yaitu kinerja administratif.
Perbaikan pengelolaan laboratorium biologi mampu menunjang kinerja pengguna dan pengelola
laboratorium BiologiSMA Negeri 2 Wonogiri.

Abstract
___________________________________________________________________
This research is an action research. The research objective is to improve the management biology laboratory to
support user performance and laboratory manager. Research conducted at SMAN 2 Wonogiri Biology
laboratory in the second semester of academic year 2011/2012. Laboratory was used for practical activities, but
has not been fully utilized because optimal management has not done. Research activity consists of four phases:
planning, action, observation and reflection. Indicator of success is the performance of the users and managers
of minimal laboratory showed that both criteria are in the range 50-75%. Performance criteria for teachers to
get very good but there are still aspects of performance that has not reached 100% performance in preparing the
lab for students. Performance of students gained on average very good, but the performance in carrying out
practical activities and communicate the results practice obtain results less than 75%. Laboratory manager
performance is very good but there are still aspects of performance that has not reached 100% the administrative
performance. Improved management of biological laboratories capable of supporting users and managing the
performance of SMAN 2Wonogiri Biology laboratory.

© 2013 Universitas Negeri Semarang

 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6579


E-mail: aaprilianingtyas@yahoo.co.id
A Anggraeni dkk./ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

Biologi lebih dari sekedar kumpulan fakta Penelitian ini merupakan penelitian
ataupun konsep, karena dalam biologi juga tindakan atau action research. Penelitian
terdapat kumpulan proses dan nilai yang dapat dilaksanakan di laboratorium biologi SMA
diaplikasikan serta dikembangkan dalam Negeri 2 Wonogiri pada semester genap tahun
kehidupan nyata. Pembelajaran biologi di ajaran 2011/2012. Laboratorium sudah
sekolah diharapkan mampu memberikan digunakan untuk kegiatan praktikum, akan
pengalaman kepada siswa, sehingga tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal
mewujudkan konsep pembelajaran biologi karena belum dilakukan pengelolaan yang
tersebut diperlukan kegiatan yang dapat optimal. Kegiatan penelitian terdiri atas empat
mendorong siswa untuk melakukan proses tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan,
penemuan, yaitu dengan kegiatan praktikum. pengamatan dan refleksi. Indikator keberhasilan
Praktikum merupakan salah satu penelitian ini adalah kinerja pengguna dan
kegiatan laboratorium yang sangat berperan pengelola laboratorium minimal menunjukkan
dalam menunjang keberhasilan proses belajar kriteria baik yaitu berada pada rentang 50-75%.
mengajar biologi. Praktikum memungkinkan
siswa mempelajari biologi melalui pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-
proses, melatih ketrampilan berfikir ilmiah, Posisi laboratorium Biologi SMA Negeri
menanamkan dan mengembangkan sikap 2 Wonogiri berada di samping laboratorium
ilmiah, serta menemukan dan memecahkan fisika, diantararuang kelas XI dan XII. Letak
berbagai masalah baru melalui metode laboratorium tersebut dapat dikategorikan ideal
ilmiah.Hofstein dan Naaman(2003) menyatakan karena berada di antara ruang kelas dan
bahwa pembelajaran sains bagi siswa tidak akan merupakan satu blok dengan bangunan
bermakna apabila siswa tidak melakukan praktik laboratorium sains. Pengaturan seperti itu
secara langsung dalam melakukan pengamatan menjadikan waktu untuk berpindah dari ruang
ataupun percobaan yang dilakukan dalam kelas ke ruang laboratorium menjadi lebih
laboratorium biologi singkat (Kertiasa, 2006).Fasilitas laboratorium
Pengelolaan laboratorium biologi perlu sudah lengkap, baik fasilitas umum
dilakukan agar laboratorium dapat berfungsi (penerangan, ventilasi, air, bak cuci, aliran
optimal. Pengelolaan laboratorium biologi listrik) maupun fasilitas khusus (meja siswa,
meliputi kegiatan mengatur, memelihara, serta meja guru, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari
usaha-usaha menjaga keselamatan para pemakai bahan). Luas laboratorium Biologi SMA Negeri
laboratorium. Berdasarkan observasi awal, SMA 2 Wonogiri adalah 110 m2dengan rasio2,4
Negeri 2 Wonogiri telah memiliki tiga m2/peserta didik. Hal ini sesuai dengan
laboratorium IPA, diantaranya adalah (Permendiknas, 2007 bahwa rasio tersebut
laboratorium biologi. Laboratorium biologi masih ideal untuk kegiatan praktikum siswa).
sudah digunakan untuk kegiatan pembelajaran Secara umum, kondisi fisik dan kelengkapan
maupun praktikum. Secara umum, alat dan laboratorium biologi SMA Negeri 2 Wonogiri
bahan yang dimiliki laboratorium tersebut sudah termasuk laboratorium yang ideal. Kondisi ideal
cukup lengkap dan memadai, akan tetapi belum tersebut belum ditunjang dengan pengelolaan
didukung dengan pengelolaan yang baik. laboratorium yang optimal. Berdasarkan hasil
Pelaksanaan pengelolaan laboratorium yang evaluasi, perbaikan pengelolaan yang perlu
baik diharapkan dapat menunjang kinerja dilakukan adalah pengelolaan sarana dan
pengguna dan pengelola laboratorium biologi prasarana, pengorganisasian pengelola,
SMA Negeri 2 Wonogiri. pengadministrasian alat dan bahan dan
pengelolaan keselamatan kerja di laboratorium.
304
A Anggraeni dkk./ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

Pengelolaan sarana dan prasarana laboran. Organisasi laboratorium yang baik


laboratorium biologi yang dilakukan adalah memberi peluang komunikasi yang lancar antara
penataan ulang lay out laboratorium Biologi pengelola laboratorium, guru dan admistrator.
yang meliputi ruang praktikum dan ruang Pengadministarsian alat dan bahan
penyimpanan. Alat dan bahan dikelompokkan yang telah dilaksanakan meliputi mendata,
sesuai dengan jenis dan fungsinya dan mengelompokkan dan menyimpan alat dan
ditempatkan pada almari terpisah. Keuntungan bahan sesuai dengan jenis, kegunaan dan bahan
yang diperoleh adalah mempermudah pengguna penyusunnya. Buku inventarisasi alat dan bahan
dan pengelola laboratorium dalam telah disusun, tetapi belum semua alat dan
menggunakan ataupun melakukan pengecekan bahan dapat didata. Hal tersebut dikarenakan
terhadap alat dan bahan praktikum. Penataan alat dan bahan usianya sudah terlalu tua dan
tersebut mampu memberikan kontribusi tidak diketahui spesifikasinya.
terhadap kualitas kegiatan praktikum. Keselaman kerja di dalam laboratorium
Pengorganisasian pengelola dilakukan merupakan faktor yang tidak bisa dianggap
melalui sosialisasi tentang hak dan kewajiban remeh. Kecelakaan fatal dapat terjadi apabila
pengelola dalam melaksanakan tugas dan tidak memahami prosedur keselamatan kerja di
tanggungjawabnya. Acuan tugas pokok dan dalam laboratorium. Oleh karena itu disusun
fungsi pengelola laboratorium dituangkan dalam tata tertib laboratorium dan petunjuk
Permendiknas Nomor 26 tahun 2008 tentang keselamatan praktikum yang di dalamnya berisi
Standar Tenaga Laboratorium tentang peringatan, petunjuk dan larangan.
Sekolah/Madrasah. Struktur organisasi Selain itu, diupayakan tersedianya alat
pengelola laboratorium perlu disusun dengan pemadam kebakaran dan kotak PPPK. Pada
tujuan untuk membagi tugas dan tanggungjawab saat praktikum siswadiwajibkan mengenakan jas
pengelola laboratorium. Struktur organisasi praktikum. Keselamatan kerja di dalam
pengelola laboratoriumyang selama ini laboratorium merupakan tanggungjawab
digunakan di SMA Negeri 2 Wonogiri, guru bersama antara guru, pengelola dan siswa.
IPA memegang peran sebagai penanggungjawab Pengelolaan laboratorium pada empat
utama untuk semua laboratorium. Hal tersebut aspek tersebut diamati dampaknya terhadap
kurang sesuai karena seharusnya kepala kinerja pengguna (guru dan siswa) dan
laboratorium yang menjadi penanggungjawab pengelola. Penilaian kinerja guru dilakukan
utama untuk semua laboratorium yang ada di terhadap tiga orang guru biologi. Rekapitulasi
sekolah (laboratorium fisika, kimia, biologi, kinerja guru disajikan pada Tabel 1.
bahasa, komputer). Masing-masing
laboratorium dipimpin oleh koordinator
laboratorium dan dibantu oleh teknisi dan

Tabel 1 Rekapitulasi kinerja guru


No Kinerja Persentase Kriteriakinerja
1 Menyiapkan alat dan bahan praktikum bersama dengan 79% Sangat baik
kelompok piket siswa
2 Melakukan pengawasan kepada seluruh kelompok yang sedang 100% Sangat baik
melaksanakn praktikum
3 Membuat petunjuk praktikum (LKS) untuk siswa 83% Sangat baik
4 Mengingatkan siswa untuk mematuhi tata tertib yang telah 100% Sangat baik
dibuat dan dijalankan dengan sebaik-baiknya
5 Memberi tahu dahulu kepada siswa agar dapat membawa alat 100% Sangat baik
dan bahan yang harus dipersiapkan dari rumah
6 Melakukan bimbingan pada saat kegiatan praktikum 100% Sangat baik
berlangsung
7 Memberikan petunjuk penggunaan alat dan bahan secara benar 100% Sangat baik
305
A Anggraeni dkk./ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

terutama yang masih asing dan yang dapat menimbulkan


bahaya
8 Berada di ruang laboratorium ketika siswa sedang melakukan 100% Sangat baik
percobaan
9 Membantu siswa jika mungkin terjadi kecelakaan pada saat 100% Sangat baik
praktikum berlangsung
10 Mengingatkan siswa agar menggunakan bahan seperlunya 100% Sangat baik
11 Melapor kepada pengelola setelah kegiatan praktikum 100% Sangat baik
dilaksanakan
12 Menjaga kebersihan ruang laboratorium 96% Sangat baik
13 Mendampingi siswa merapikan alat dan bahan setelah 100% Sangat baik
praktikum dilaksanakan
14 Mengingatkan siswa untuk mematikan kran air dan api setelah 100% Sangat baik
selesai praktikum
100% Sangat baik
Melakukan pengecekan alat dan bahan setelah selesai
15 praktikum
16 Menjaga keselamatan siswa dalam melakukan percobaan di 92% Sangat baik
dalam laboratorium
17 Mengisi buku catatan harian praktikum 100% Sangat baik
18 Mengisi daftar alat yang rusak/pecah jika pada saat praktikum 100% Sangat baik
ada alat yang pecah atau rusak
19 Memberikan penjelasan dan petunjuk kepada siswa jika akan 100% Sangat baik
menggunakan bahan kimia berbahaya
Rata-rata 95% Sangat baik
13 Mendampingi siswa merapikan alat dan bahan setelah 100% Sangat baik
praktikum dilaksanakan
14 Mengingatkan siswa untuk mematikan kran air dan api setelah 100% Sangat baik
selesai praktikum
100% Sangat baik
Melakukan pengecekan alat dan bahan setelah selesai
15 praktikum
16 Menjaga keselamatan siswa dalam melakukan percobaan di 92% Sangat baik
dalam laboratorium
17 Mengisi buku catatan harian praktikum 100% Sangat baik
18 Mengisi daftar alat yang rusak/pecah jika pada saat praktikum 100% Sangat baik
ada alat yang pecah atau rusak
19 Memberikan penjelasan dan petunjuk kepada siswa jika akan 100% Sangat baik
menggunakan bahan kimia berbahaya
Rata-rata 95% Sangat baik

Berdasarkan hasil yang diperoleh, kinerja minim dalam menyiapkan alat dan bahan
guru memperoleh rata-rata sebesar 95%, dapat praktikum terkait dengan fungsi guru di dalam
dikategorikan kinerja guru sangat baik, tetapi laboratorium. Tugas tersebut merupakan tugas
masih ada beberapa aspek kinerja yang pengelola laboratorium khususnya laboran.
memperoleh persentase kurang dari 100%. Laboran harus menguasai kompetensi
Aspek tersebut berkaitan dengan menyiapkan professional yang mewajibkan laboran untuk
alat dan bahan praktikum, membuat petunjuk bertanggungjawab dalam menyiapkan alat dan
praktikum dan menjaga keselamatan kerja di bahan yang digunakan untuk praktikum
dalam laboratorium.Kinerja dalam menyiapkan (Permendiknas, 2008).
alat dan bahan praktikum bersama dengan Kinerja guru dalam membuat petunjuk
kelompok piket siswa memperoleh persentase pratikum (LKS) untuk siswa menunjukkan hasil
terendah yaitu 79%. Peran serta guru yang 83%. Pada saat kegiatan praktikum guru tidak
306
A Anggraeni dkk./ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

selalu menyusun petunjuk praktikum sendiri. kegiatan praktikum, tetapi hal tersebut belum
Guru menggunakan petunjuk praktikum dari disadari sepenuhnya oleh guru dan siswa.
buku teks atau LKS dari penerbit. Sumintono et Indikasi tersebut diperlihatkan dengan belum
al (2010) melaporkan bahwa di dalam buku teks adanya tata tertib dan petunjuk praktikum untuk
dan LKS disediakan berbagai prosedur siswa. Penyusunan tata tertib dan petunjuk
percobaan sesuai dengan topik yang akan praktikum menjadi langkah awal dalam menjaga
dibahas sehingga tidak ada keharusan bagi guru keselamatan siswa di dalam laboratorium.Untuk
untuk menyusun petunjuk praktikum. mengoptimalkan kinerja guru dalam aspek ini,
Kinerja guru dalam menjaga kebersihan guru harus menerapkan disiplin yang tinggi
ruang praktikum, memperoleh persentase kepada siswa untuk menaati tata tertib di dalam
sebesar 96%. Guru belum optimal dalam laboratorium (Aritonang, 2005).
menjaga kebersihan ruang praktikum, Penilaian kinerja siswa dilakukan
meskipunsudah dibantu oleh laboran dan siswa. terhadap 63 siswa terdiri atas kelas X6 dan X7.
Menurut Noor (2008) untuk mengoptimalkan Hasil pengamatan kinerja siswa disajikan pada
kinerja guru dalam hal ini perlu diperhatikan Tabel 2.
peningkatan tanggungjawab guru dalam
mengelola kegiatan praktikum.
Aspek kinerja dalam menjaga
keselamatan siswa di dalam laboratorium
memperoleh persentase sebesar 92%.
Keselamatan siswa menjadi hal penting dalam

Tabel 2 Rekapitulasi kinerja siswa


No Kinerja Persentase Kriteria kinerja
1 Ikut terlibat dalam menyiapkan alat dan bahan yang akan 76% Sangat baik
digunakan dalam praktikum
2 Membawa bahan praktikum yang harus dipersiapkan dari 79% Sangat baik
rumah
3 Memasuki ruang laboratorium dengan tertib 86% Sangat baik
4 Mengambil alat dan bahan praktikum dengan tertib dan teratur 85% Sangat baik
5 Memeriksa dengan teliti semua alat dan bahan sebelum 80% Sangat baik
digunakan dalam praktikum
6 Menggunakan alat-alat praktikum secara benar sesuai dengan 84% Sangat baik
prosedur pemakaian
7 Memakai bahan praktikum seperlunya 80% Sangat baik
8 Melaksanakan kegiatan praktikum dengan tertib, tidak banyak 74% Baik
bercanda dan teratur sesuai dengan langkah yang telah dibuat
9 Meminta petunjuk lebih dahulu kepada guru pendamping 81% Sangat baik
apabila menggunakan bahan kimia berbahaya
10 Melaporkan kepada guru jika terjadi kerusakan atau 84% Sangat baik
memecahkan alat-alat laboratorium
11 Pada pembelajaran biologi siswa mampu melaksanakan 73% Baik
Keterampilan Proses Sains (KPS)
12 Apabila terjadi kecelakaan saat praktikum, segera melapor 88% Sangat baik
kepada guru pendamping praktikum
13 Bertanggungjawab apabila merusak/menghilangkan alat-alat 80% Sangat baik
laboratorium
14 Membersihkan alat-alat yang telah dipakai dalam kegiatan 84% Sangat baik
praktikum
15 Mengembalikan alat dan bahan yang diambil ke tempat semula 86% Sangat baik
16 Menjaga keselamatan di laboratorium dengan mematuhi tata 86% Sangat baik
tertib yang ada di laboratorium
17 Menjaga kebersihan ruang laboratorium, sehingga ditinggalkan 79% Sangat baik
307
A Anggraeni dkk./ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

dalam keadaan bersih dan rapi


18 Mematikan kran air dan api setelah selesai praktikum 89% Sangat baik
19 Menata kembali meja dan kursi setelah selesai praktikum 83% Sangat baik
20 Merapikan kembali peralatan yang dipakai pada waktu 84% Sangat baik
praktikum
21 Membuat laporan hasil praktikum pada akhir kegiatan 83% Sangat baik
praktikum
22 Mengkomunikasikan hasil praktikum dengan melakukan 83% Sangat baik
diskusi kelas pada jam yang telah ditentukan oleh guru
23 Siswa aktif dalam melaksanakan kegiatan praktikum maupun 81% Sangat baik
saat diskusi untuk mengkomunikasikan hasil praktikum
Rata-rata 82% Sangat baik

Hasil rekapitulasi kinerja siswa yang praktikum berlangsung agar tidak ada multi
disajikan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa tafsir atau salah konsep dari siswa.
rata-rata persentase kinerja siswa sebesar 82%, Penguasaan siswa terhadap KPS
memperoleh kriteriasangat baik. Akan tetapi memperoleh persentase sebesar 73%, tergolong
masih terdapat aspek kinerja yang menunjukkan pada kriteria baik. Menurut Ango (2002) KPS
persentase kurang dari 75%. Kinerja tersebut merupakan komponen penting dalam
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pelaksanaan proses belajar karena dapat
praktikum dan pengusaan siswa terhadap mempengaruhi perkembangan pengetahuan
Keterampilan Proses Sains (KPS). siswa. KPS yang diamati meliputi keterampilan
Kinerja dalam melaksanakan kegiatan mengamati, mengklasifikasi, menghitung,
praktikum dengan tertib, tidak banyak bercanda memprediksi, menginferensi, mengontrol
dan teratur sesuai dengan langkah yang telah variabel, membuat hipotesis dan melakukan
dibuat, memperoleh persentase 74% dapat eksperimen. Meskipun tergolong kriteria baik,
diartikan kinerjanya baik namun belum optimal. persentase pada aspek kinerja ini merupakan
Permasalahan tersebut dikarenakan kesadaran yang terendah dibanding aspek lainnya. Siswa
dan tanggungjawab siswa masih kurang pada masih kesulitan dalam
saat melaksanakan kegiatan praktikum. Siswa mengaplikasikanketerampilan menginferensi.
kurang memahami petunjuk praktikum dan Keterampilan menginferensi merupakan aspek
belum mampu bekerjasama dengan teman satu keterampilan yang tergolong sukar direspon oleh
kelompok. Hal tersebut memperkuat hasil siswa (Subali,2009). Kesulitan siswa dalam
penelitian Sumintono et al (2010) bahwa menerespon keterampilan menginferensi karena
kelemahan kegiatan praktikum di dalam dalam kegiatan praktikum yang
laboratorium yang sering dijumpai adalah digunakanadalah LKS bentuk tertutup. Pada
suasana yang sulit diatur, diikuti dengan umumnya LKS bentuk tertutup hanya
kegagalan hasil percobaan dan rendahnya menggiring siswa untuk membuktikan hipotesis
kualitas kerjasama siswa.Wasilah (2012) yang pasti akan terbukti. Hampir tidak ada yang
menyatakan bahwa keberhasilan kegiatan meminta siswa untuk merumuskan hipotesis
praktikum di laboratorium harus didukung oleh baru. Akibatnya siswa mengalami kesulitan
peran guru dalam mengendalikan keseluruhan dalam melakukan inferensi. Langkah yang
proses interaksi siswa. Proses interaksi siswa seharusnya ditempuh adalah membuat LKS
meliputi seluruh kegiatan siswa selama yang mampu mengeksplor kemampuan KPS
praktikum berlangsung mulai dari persiapan alat siswa.
dan bahan hingga tahap pengambilan data dan Penilaian kinerja pengelola
perumuskan kesimpulan. Guru harus laboratorium biologi memperoleh hasil yang
menjelaskan secara sistematis prosedur kegiatan disajkan pada Tabel 3.
yang harus daspekpuh siswa selama kegiatan

308
A Anggraeni dkk./ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

Tabel 3 Rekapitulasi kinerja pengelola


No Kinerja Persentase Kriteria kinerja
1 Membuat jadwal acara praktikum untuk satu semester 88% Sangat baik
2 Membuat tata tertib di laboratorium sesuai dengan tujuan 100% Sangat baik
dan mampu menjamin kelancaran praktikum siswa
3 Memberi label pada alat dan bahan praktikum yang ada di 88% Sangat baik
laboratorium
4 Membuat daftar inventarisasi alat dan bahan praktikum 88% Sangat baik
sehingga mudah untuk melakukan pengecekan
5 Memeriksa kondisi alat dan bahan praktikum (baik/rusak) 88% Sangat baik
tiap akhir bulan dan membuat daftar alat dan bahan yang
perlu diganti/dibeli
6 Mencatat alat dan bahan praktikum yang keluar dari 100% Sangat baik
penyimpanan/sedang dipinjam
7 Menyiapkan alat dan bahan sebelum praktikum 100% Sangat baik
dilaksanakan sesuai dengan acara praktikum yang telah
ditentukan
8 Memeriksa kembali alat dan bahan setelah kegiatan 100% Sangat baik
praktikum selesai dilaksanakan
9 Membuat buku catatan harian acara praktikum 100% Sangat baik
10 Melakukan pengecekan fasilitas umum laboratorium 100% Sangat baik
11 Bertanggungjawab ketika terjadi kecelakaan pada saat 100% Sangat baik
kegiatan praktikum
12 Menjaga ruang dan segala sesuatu yang ada di 88% Sangat baik
laboratorium dalam keadaan bersih dan rapi
13 Membuat laporan berkala tiap akhir bulan/semester/tahun 88% Sangat baik
14 Mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh pengelola 100% Sangat baik
secara berkala
15 Mengadakan koordinasi dengan guru pembimbing 100% Sangat baik
praktikum sebelum kegiatan dilaksanakan
16 Mengelompokkan alat dan bahan praktikum sehingga 100% Sangat baik
memudahkan untuk mencarinya
17 Menyimpan alat dan bahan praktikum sesuai dengan 100% Sangat baik
kelompoknya masing-masing
Rata-rata 94% Sangat baik

Hasil rekapitulasi kinerja pengelola yang pemakaian laboratorium belum teratur. Hal
disajikan pada Tabel 3 menunjukkan rata-rata tersebut mendukung hasil penelitian yang
sebesar 94% dengan kriteriasangat baik, tetapi disampaikan Supriatna (2008) bahwa kesulitan
masih terdapat enam aspek kinerja yang belum dalam pengaturan pemakaian laboratorium
mencapai 100%. Secara umum, aspek kinerja sering dijumpai di sekolah-sekolah menengah.
tersebut merupakan kinerja administrarif. Kepala laboratorium dalam melaksanakan
Kinerja yang pertama adalah membuat jadwal tugasnya harus didukung oleh guru biologi dan
acara praktikum. Pengaturan jadwal secara bersama-sama melakukan koordinasi
penggunaan laboratorium melibatkan guru untuk menyusun jadwal pemakaian
biologi sebagai perencana kegiatan praktikum, laboratorium.
namun karena kurang adanya koordinasi antara Pengelola belum mampu
guru dan pengelola mengakibatkan jadwal melakukaninventarisasi alat dan bahan dengan
309
A Anggraeni dkk./ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

baik sehingga pada saat dilakukan pengamatan, laboratorium dapat menimbulkan kecelakaan,
kinerja pengelola memperoleh hasil yang belum cidera, kerusakan dan masalah lain yang dapat
maksimal.Kinerja dalam melakukan menghambat kegiatan praktikum (Saputra,
inventarisasi alat dan bahan meliputi memberi 2012). Pembuatan peraturan dan pemasangan
label pada alat dan bahan; membuat daftar jargon yang dipasang di sudut-sudut
inventarisasi; memeriksa kondisi alat dan bahan laboratorium agar terbaca oleh semua pihak
tiap akhir bulan dan membuat daftar alat dan yang bekerja di laboratorium perlu dilakukan
bahan yang perlu diganti/dibeli. Saputra (2012) sebagai solusi untuk menjaga kebersihan ruang
menyatakan bahwa kinerja administrasi laboratorium. Selain itu perlu dilakukan
pengelola laboratorium menunjukkan hasil yang pemberian sanksi yang tegas bagi siapa saja yang
rendah jika dibandingkan dengan kinerja melanggar peraturan tersebut.
teknis/profesi. Hal tersebut terjadi karena Kinerja dalam membuat laporan
pengelola belum mendapatkan sosialisasi berkala tiap akhir bulan/semester/tahun masih
tentang pentingnya melakukan inventarisasi alat kurang optimal. Pembuatan laporan terkendala
dan bahan praktikum. Alat dan bahan karena pengelola masih kurang memahami
praktikum belum didata secara sistematis dan tugas dan tanggungjawabnya. Pengorganisasian
kurang dilakukan perawatan, sehingga banyak pengelola yang telah dilakukan diharapkan
alat dan bahan yang rusak, hilang dan tidak mampu meningkatkan kompetensi pegelola
dimanfaatkan. Hal tersebut menyebabkan laboratorium dalam menjalankan tugas dan
pelaksanaan praktikum di dalam laboratorium tanggungjawabnya untuk mengoptimalkan
kurang maksimal. Langkah yang harus fungsi labolatorium dan menjaga kelangsungan
ditempuh pengelola adalah dengan membuat fungsinya. Kepala laboratorium harus
buku inventarisasi alat dan bahan. Penggunaan menguasai kompetensi managerial yaitu rutin
program database di dalam komputer akan dan berkala menjadi reviewer dan melakukan
mempermudah pengelola dalam mencatat cross check terhadap laporan yang telah dibuat
semua alat dan bahan yang ada di dalam pengelola dan menyarankan perbaikan yang
laboratorium (Kertiasa, 2006). harus dilakukan (Permendiknas Nomor 26,
Kinerja pengelola dalam melakukan 2008).
inventarisasi harus menjadi prioritas utama Kinerja pengelola laboratorium perlu
dengan memahami Permendiknas Nomor 26 dievaluasi secara berkala dan berkelanjutan
tahun 2008. Kinerja tersebut harus dilakukan bertujuan untuk memperbaiki kinerja pengelola.
secara profesional, bertahap dan berkelanjutan. Keefektifan pengelolaan laboratorium
Pelatihan secara rutin dalam melakukan cenderung menghasilkan pembelajaran IPA
administrasi alat dan bahan perlu dilakukan yang efektif (Gaspar, 2009). Oleh karena itu
sebagai langkah awal untuk memperbaiki disusun lembar evaluasi untuk pengelola.
kinerja pengelola laboratorium. Pengelola Pelaksanaan evaluasi dilakukan setiap kegiatan
laboratorium perlu menambah wawasan dengan praktikum berlangsung, lembar evaluasi diisi
melakukan studi banding tentang manajemen oleh siswa.
pengelolaan laboratorium ke sekolah dengan
laboratorium berstandar nasional dan SIMPULAN
mengupayakan untuk menyusun perencanaan
melalui musyawarah unsur-unsur terkait Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat
(Tawani, 2008). disimpulkan bahwa perbaikan pengelolaan
Kinerja dalam menjaga ruang dan laboratorium biologi mampu menunjang kinerja
segala sesuatu yang ada di laboratorium dalam pengguna dan pengelola laboratorium.
keadaan bersih dan rapi belum menunjukkan BiologiSMA Negeri 2 Wonogiri. Rata-rata
hasil yang maksimal. Kurangnya perhatian kinerja guru sebesar 95%, kinerja siswa 82% dan
pengelola dalam menjaga kebersihan kinerja pengelola 94%.
310
A Anggraeni dkk./ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

[Permendiknas] Peraturan Menteri Pendidikan


UCAPAN TERIMAKASIH Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan
Ucapan terimakasih disampaikan kepada
Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Drs. Ibnul Mubarok selaku penguji utama yang
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
telah memberikan masukan berupa kritik dan Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS),
saran yang bersifat membangun. Mamiek dan Sekolah Menengah
Setyorini, S.Pd, M.Si selaku kepala Atas/MadrasahAliyah (SMA/MA). Jakarta :
laboratorium BiologiSMA Negeri 2 Menteri Pendidikan Nasional.
Wonogiriatas bimbingan dan arahan dalam _____________. 2008. Peraturan Mendiknas RI,
perbaikan pengelolaan laboratorium Biologi. Nomor 26, Tahun 2008, tentang Standar
Dra. Susanti Rejeki dan Ummi Fauziah, S.Pd Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah.
Jakarta : Menteri Pendidikan Nasional.
selaku guru mata pelajaran biologi yang banyak
Saputra L. 2012. Kinerja Teknisi Laboratorium di
membantu pelaksanaan penelitian.
SMK Negeri Kelompok Teknologi dan
Rekayasa se-Kabupaten Sleman (Skripsi).
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta:.
Subali B. 2009. Pengembangan Tes Pengukur
Ango ML. 2002. Mastery of Science ProcessSkills and Keterampilan Proses Sains Pola Divergen
Their Effective Use in theTeaching of Science: Mata Pelajaran Biologi SMA. Hasil penelitian
An Educology of Science Education in the dipresentasikan pada Prosiding Seminar
Nigerian Context. International Journal of Nasional Biologi, Lingkungan dan
Educology 16 (1) :11-30. Pembelajarannya. Jurdik Biologi, FMIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta, 4 Juli 2009
Aritonang KT. 2005. Kompensasi Kerja, Disiplin Sumintono B, MA Ibrahim & FA Phang. 2010.
Kerja Guru dan Kinerja Guru SMP Kristen Pengajaran Sains dengan Praktikum
BPK PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan 4 Laboratorium: Perspektif dari Guru-guru
(4):1-16. Sains SMP Negeri di Kota Cimahi. Jurnal
Gaspar D. 2009. Keefektifan Pengelolaan Pengajaran. 15 (2):120-127.
Laboratorium IPA SMA/MTs di Kabipaten Supriatna M. 2008. Studi Penelusuran Pengelolaan
Nagekeo, Propinsi Nusa Tenggara Timur Laboratorium Sains SMA sebagai Analisis
(Tesis). Yogyakarta : Universitas Yogyakarta. Kebutuhan untuk Program Diklat Pengelola
Hofstein A&R M Naaman. 2003. The laboratory in Laboratorium.Bandung. Jurnal Pendidikan.
science education: the state of the art. Journal IV(6):47-53.
in Chemistry Education Research and Tawani. 2008. Manajemen Laboratorium Ilmu
Practice8 (2):105-107. Pengetahuan Alam di Sekolah Berstandar
Kertiasa N. 2006. Laboratorium Sekolah dan Nasional (Tesis). Bengkulu : Universitas
Pengelolaannya. Bandung: Pudak Scientifik. Bengkulu.
Noor M. 2008. Analisis tentang Profesionalisme dan Wasilah EB. 2012. Peningkatan Kemampuan
Kinerja Guru (Studi di SMP Negeri Kota Menyimpulkan Hasil Praktikum IPA Melalui
Metro Lampung). Jurnal Aplikasi Penggunaan Media Kartu. Jurnal Pendidikan
Managemen 6 (2):201-216. IPA. I (1):82-90.

311

Anda mungkin juga menyukai