Anda di halaman 1dari 2

JUDUL Analisis Pemanfaatan Laboratorium Biologi dan Lingkungan

Sekolah dalam Pembelajaran Biologi untuk Siswa Kelas X SMA di


Kabupaten Jepara
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN
DOWNLOAD http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise

VOLUME DAN JISE 7 (2) 2018 : 136-144


HALAMAN
TAHUN 2018
PENULIS Novita Asyrofahnti, Enni Suwarsi Rahayu, Nur Kusuma Dewi
REVIEW Kelompok 1
TANGGAL 06 Sepember 2019

TUJUAN PENELITI Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis fasilitas laboratorium
biologi dan lingkungan sekolah, (2) menganalisis pemanfaatan
laboratorium biologi, (3) menganalisis pemanfaatan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar mata pelajaran biologi untuk siswa
semester I kelas XI. SMA.
SUBJEK PENELITI Subjek penelitian ini adalah guru biologi kelas X, siswa kelas X IPA,
dan wakil kepala sekolah (divisi fasilitas).
ASSESMENT DATA Tabulasi data menggunakan observasi, wawancara, kuesioner, dan
dokumentasi. Triangulasi data menggunakan triangulasi sumber dan
metode.

METODE Metode triangulasi bisnis adalah memeriksa validitas data, atau


PENELITIAN memeriksa validitas penemuan-penemuan penelitian. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Analisis
data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik analitik yang diadopsi dari model Miles dan Huberman (2014)
yang mencakup aktivitas dalam analisis data, pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

HASIL PENELITIAN Hasil analisis menyediakan: 1) fasilitas laboratorium di tujuh sekolah


menengah atas di Kabupaten Jepara dapat dimasukkan dalam
kategori “baik: meskipun tidak memenuhi semua standardisasi
Permendiknas Nomor 24, 2007; fasilitas lingkungan sekolah berada
dalam kategori di bawah baik, 2) pemanfaatan laboratorium dalam
pembelajaran biologi untuk kelas sepuluh pada semester pertama
dalam kategori cukup baik, 3) pemanfaatan lingkungan sekolah
dalam pembelajaran biologi untuk kelas sepuluh pada semester
pertama dalam kondisi baik kategori. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kategori adalah manajemen fasilitas, rencana
pelajaran yang dibuat oleh guru, pemahaman guru tentang materi
biologi dalam pendekatan ilmiah, guru dan siswa yang terbiasa
dengan pendekatan ilmiah, dan alokasi waktu.
Jika dilihat antara skor infrastruktur laboratorium tidak signifikan
terkait dengan pemanfaatannya dalam pembelajaran Biologi kelas X
SMA (Gambar 1). Sekolah 1 dan Sekolah 2 memiliki ketersediaan
yang baik belum dapat memanfaatkan lab dengan baik. Begitu pula
dengan sekolah Sekolah 6 dan Sekolah 7. Hal ini dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, motivasi para guru dalam
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanfaatkan fasilitas
laboratorium yang ada. Hanya Sekolah 3 yang memiliki fasilitas dan
pemanfaatan sekolah. Hal ini karena Sekolah 3 telah lama
menerapkan Kurikulum 2013 sehingga guru sudah terbiasa mengajar
pembelajaran biologi sesuai dengan kurikulum 2013.
Penggunaan alat laboratorium yang kurang memadai dalam proses
pembelajaran dapat menjadi alasan mengapa pembelajaran sains di
sekolah cenderung monoton.

KEKUATAN Adapun kekuatannya jurnal ini yaitu memiliki target kegiatan, jadi
bagi pembaca lebih mudah memahami isi jurnal tersebut karena
dipaparkan dalam bentuk tabel dan diserta juga sumber-sumber yang
terpercaya.
KELEMAHAN Kelemahan jurnal ini adalah jurnal ini tidak mencantumkan berapa
jumlah guru yang diteliti
KESIMPULAN Ketersediaan infrastruktur laboratorium di tujuh SMA Kabupaten
Jepara termasuk dalam kategori baik meski belum sepenuhnya
memenuhi standar Permendiknas Nomor 24 tahun 2007.
Ketersediaan lingkungan infrastruktur di sekitar sekolah termasuk
dalam kategori. Pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran
biologi kelas X masuk semester gasala masuk dalam kategori cukup
baik. Pemanfaatan lingkungan di sekitar sekolah dalam pembelajaran
biologi kelas X semester gasal termasuk dalam kategori baik.
Beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain: 1) pengadaan
dan pengelolaan infrastruktur yang dilakukan oleh sekolah, 2) Studi
perencanaan yang dilakukan oleh guru; 3) Memahami guru tentang
materi dalam pendekatan ilmiah; 4) Pengkondisian guru dan siswa
menuju pendekatan ilmiah; 5) alokasi waktu.

Anda mungkin juga menyukai