Anda di halaman 1dari 24

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitiannini menggunakan metode penelitian bersifat analitik

dengan rancangan penelitian crossssectional (Sastroasmoro 2014). Cross

sectional merupakan sebuah jenis rancangan penelitian yang pelaksanaan

pengambilan datanya dilakukan berupa pengamatan atau pengukuran

terhadap variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen

(variabel terikat) dalam satu waktu serta tidak perlu dilakukan pengukuran

ulang (Nursalam 2015; Hidayat 2014).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi penelitian merupakan sekelompok individu sebagai objek suatu

penelitian yang memiliki karakteristik sama (Notoatmodjo 2010; Imron

2011). Populasi pada penelitiannini adalah seluruh siswi kelas XI dan XII di

SMK Borneo Lestari Banjarbaru yang berjumlah 100 oranggyang terdiri

atas 52 orang siswi kelas XI dan 48 orang siswi kelas XII. Populasi dalam

penelitian ini telah memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Remaja putri berusia antara 14-19 tahun

b. Bersedia menjadi responden

Kriteria eklusi dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Remaja putri kelas XI dan XII di SMK Borneo Lestari Banjarbaru yang

31
32

tidak hadir saat dilaksanakannya penelitian

4.2.2 Sampel

Sampel penelitiannadalah sekelompok orang yang menjadi subjek

penelitian yang dapat mewakili keseluruhannpopulasi yang dipilih dengan

menggunakan teknik sampling (Notoatmodjo 2010). Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah siswi SMK Borneo Lestari yang telah

memenuhikkriteria inklusiyyang ditetapkan olehhpeneliti.

Teknik pengambilannsampel yang digunakanddalam penelitian iniyyaitu

probability sampling yaitu stratified randommsampling. Stratifiedrrandom

sampling merupakannteknik pengambilannsampel dengan memilih subjek

penelitian secara acak/ random berdasarkan strata/ kelas kemudian

sampel tersebut digabungkan menjadi satu sampel. Pada jenis teknik

sampling ini harus dapat dipastikan bahwa sampel mampu mewakili dari

keseluruhan populasi. Untuk menentukan jumlah sampelyyang digunakan

dalam penelitiannini digunakan rumus slovin sebagai berikut (Nursalam

2008):

Keterangan :

Perhitungan sampel untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut:


100
n = 1+100 (0.05)2

100
n = 1+100 (0.0025)
33

100
n=
1+0.25

100
n = 1.25

n = 80 orang

Jumlah keseluruhan sampel yang telah didapatkan tersebut kemudian

diambil kembali berdasarkan setiap kelas menggunakan rumusssebagai

berikut (Sugiyono 2010):

Perhitungannsampel berdasarkan kelas untuk penelitian ini yaitu sebagai

berikut:
52 orang
n kelas XI = 100 orang x 80 orang = 41,6 orang = 42 orang

48 orang
n kelas XII = 100 orang x 80 orang = 38,4 orang = 38 orang

Jadijjumlah keseluruhan sampellyang digunakanddalam penelitian ini yaitu

80 orang yang terdiri atas 42 orang kelas XI dan 38 orang kelas XII.

4.3 Instrumen Penelitian

4.3.1 Data Demografi

Kuesioner dataddemografi atau karakteristik respondennmeliputi nomor

responden (kode responden dalam penelitian), umur responden, kelas (XI

A, XI B, XI TLM, XII A, XII B), berat badan, tinggi badan dan status gizi

responden.

4.3.2 KuesionermMultidimensional Body-SelfRRelations Questionnaire

Appearance Scale (MBSRQ-AS)

Instrumen penelitan yang digunakan untuk mengukur variabel bebas pada

penelitian ini berupa lembar kuesioner Multidimensional Body-Self


34

Relations Questionnaire Appearance Scale (MBSRQ-AS) yang telah

dimodifikasi oleh peneliti dari instrumen penelitian oleh Mohamad Yulianto

Kurniawan (2014) yang diadopsi dari kuesioner oleh cash & Pruzinsky

(1990). Kuesioner Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire

Appearance Scale (MBSRQ-AS) merupakan self report inventory yang

terdiri atas 34 butir pertanyaan multidimensi untuk mengukur aspek

perilaku citra tubuh (body image) yang dapat digunakan pada remaja diatas

umur 14 tahun hingga orang dewasa.

Aspek perilaku citra tubuh yang diukur dengan kuesioner ini terdiri atas 5

subskala meliputi: appearance evaluation (evaluasi penampilan),

appearance orientation (orientasi penampilan), body area satisfaction scale

(kepuasan terhadap terhadap bagian tubuh), overweight preoccupation

scale (kecemasan menjadi gemuk), dan self-classified wight scale

(pengkategorian ukuran tubuh).

Instrumen ini menggunakan skala likert yang terdiri atas dua kategori butir

pertanyaan, yaitu: butir favorable (mendukung konstruk yang ingin diukur)

dan butir unfavorable (tidak mendukung konstruk yang ingin diukur). Ada

tersedia 5 alternatif pilihan jawaban untuk butir pertanyaan favorable yaitu

1 (sangat tidak sesuai), 2 (tidak sesuai), 3 (netral), 4 (sesuai), 5 (sangat

sesuai) dan ada 5 alternatif pilihan jawaban untuk butir pertanyaan

unfavorable yaitu 5 (sangat tidak sesuai), 4 (tidak sesuai), 3 (netral), 2

(sesuai), dan 1 (sangat sesuai). Untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam

bentuk blue print pada tabel dibawah ini:


35

Tabel 4.1 Skala Gambaran Tubuh MBSRQ-AS

Butir pertanyaan Jumlah


No Aspek/ dimensi
Favorable Unfavorable (%)
Appearance evaluation 3, 5, 9, 12, 15, 16 7
1
(evaluasi penampilan) 13 (22,58%)
Appearance orientation 1, 2, 6, 7, 11, 14, 17 9
2
(orientasi penampilan) 10, 18 (29,03%)
Body area satisfaction 23, 24, 25,
9
3 (kepuasan terhadap 26, 27, 28,
(29,03%)
bagian tubuh) 29, 30, 31
Overweight 4, 8, 19, 20
preoccupation 4
4
(kecemasan menjadi (12,90%)
gemuk)
Self-classified weight 21, 22
2
5 scale (pengkategorian
(6,46%)
ukuran tubuh)
31
Total 26 (83,87%) 5 (16,13%)
(100%)

Dari setiappkarakteristik yang ada akan diturunkannsejumlah butir

pertanyaan, darissetiap butir akan diperolehhskor total. Skor total tersebut

akan dikategorikan sesuai dengan teori dalam Azwar (2012):

Tabel 4.2 Kategori Akhir Skoring MBSRQ-AS

Interval Skor Kriteria


X < (µ - 1,0 𝜃) Rendah
(µ - 1,0 𝜃) ≤ X < (µ + 1,0 𝜃) Sedang
(µ + 1,0 𝜃) ≤ X Tinggi

a. Xmax = Jumlah item kuesioner x item skala likert paling tinggi (skor)

= 31 x 5

= 155

Xmin = Jumlah item kuesioner x item skala likert paling rendah (skor)

= 31 x 1 = 31
36

Xmax – Xmin = 155 – 31 = 124

Xmax+Xmin 155 +31 186


b. µ = = = = 93
2 2 2

Xmax − Xmin 155 − 31 124


c. SD = = = = 20,6666667 = 21
6 6 6

d. Kriteria Rendah (citra tubuh negatif) :

X < (µ - 1,0 𝜃)

< (93 – 1,0 X 21)

< (93 – 21)

= <72

Jadi dikatakan citra tubuh negatif apabila skor total kurang dari 72

e. Kriteria Sedang (citra tubuh normal) :

(µ - 1,0 𝜃) ≥ X < (µ + 1,0 𝜃)

(93 – 1,0 X 21) ≥ X < (93 + 1,0 X 21)

(93 – 21) ≥ X < (3 + 21)

72 ≥ X < 114

Jadi, dikatakan citra tubuh normal apabila skor total berada pada

rentang 72 sampai <114

f. Kriteria Tinggi (citra tubuh positif) :

(µ + 1,0 𝜃) ≥ X

(93 + 1,0 X 21) ≥ X

(93 + 21) ≥ X

X ≥ 114

Jadi, dikatakan citra tubuh positif apabila skor total ≥114

4.3.3 Kuesioner Eating Attitude Test (EAT-40)

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel terikat pada

penelitian ini berupa lembar kuesioner Eating Attitude Test (EAT-40) yang
37

telah dimodifikasi peneliti dari instrumen penelitian Mohamad Yulianto

Kurniawan (2014) yang diadopsi dari kuesioner oleh Garner & Garfinkel

(1979). Kuesioner Eating Attitude Test (EAT-40) ini terdiri atas 40 item

pertanyaan multidimensi yang dirancang untuk mengukur sikap, perilaku,

dan sifat-sifat pada gangguan makan khususnya gangguan makan jenis

anorexia nervosa (AN) dan bulimia nervosa (BN).

Skala penilaian untuk kuesioner Eating Attitude Test (EAT-40)

menggunakan skala likert yang terdiri atas dua kategori pertanyaan, yaitu

butir favorable (mendukung konstruk yang ingin diukur) dan butir

unfavorable (tidak mendukung konstruk yang ingin diukur). Tersedia lima

alternatif pilihan jawaban untuk butir pertanyaan favorable yaitu 5 (selalu),

4 (sering), 3 (kadang-kadang), 2 (jarang), 1 (tidak pernah) serta lima

alternatif pilihan jawaban untuk butir pertanyaan unfavorable yaitu 1

(selalu), 2 (sering), 3 (kadang-kadang), 4 (jarang) dan 5 (tidak pernah).

Tabel 4.3 Blue Print Pertanyaan EAT

Jumlah
Butir pertanyaan Nomor pertanyaan
pertanyaan
Favorable 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 31
14, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 25,
26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36
Unfavorable 1, 17, 20, 24, 35 5
Total Pertanyaan 36

Dari 36 butir pertanyaan tersebut akan diperoleh skor total. Skor total yang

didapatkan akan dikategorikan sesuai dengan teori dalam Azwar (2012).


38

Tabel 4.4 Kategori Akhir Skoring EAT

Interval Skor Kriteria


X < (µ - 1,0 𝜃) Rendah
(µ − 1,0 𝜃) ≤ 𝑋 < (µ + 1,0 𝜃) Sedang
(µ + 1,0 𝜃) ≤ X Tinggi

a. Xmax = Jumlah item kuesioner x item skala likert paling tinggi

(skor)

= 36 x 5 = 180

Xmin = Jumlah item kuesioner x item skala likert paling rendah

(skor)

= 36 x 1

= 36

Xmax – Xmin = 180 – 36 = 144

Xmax + Xmin 216


b. µ = = = 108
2 2

Xmax−Xmin 144
c. SD = = = 24
6 6

d. Kriteria rendah

X < (µ - 1,0 𝜃)

X < (108 – 1,0 x 24)

X < (108 – 24)

X < 84

Jadi dikatakan risiko gangguan makan ringan apabila skor total <84

e. Kriteria sedang

(µ - 1,0 𝜃) ≥ X < (µ + 1,0 𝜃)

(108 – 1,0 X 24) ≥ X < (108 + 1,0 X 24)

(108 – 24) ≥ X < (108 + 24)

84 ≥ X < 132

Jadi, dikatakan risiko gangguan makan sedang apabila skor total


39

total berada pada rentang 84 sampai <132.

f. Kriteria tinggi

(µ + 1,0 𝜃) ≥ X

(108 + 1,0 X 24) ≥ X

(108 + 24) ≥ X

X ≥ 132

Jadi, dikatakan risiko gangguan makan berlebih apabila skor total ≥ 132

Ada 2 kriteria pendukung dalam metode ini, kriteria pendukung yang

pertama yaitu (kriteria status gizi) dan kriteria pendukung kedua yaitu

(kriteria tingkah laku 6 bulan terakhir). Kriteria pendukung pertama (kriteria

status gizi), dalam penelitian ini diukur dengan cara perhitungan index

Berat Badan (kg)


massa tubuh (IMT) menggunakan rumus IMT = . Data
Tinggi Badan (m2 )

berat badan diambil dengan cara pengukuran langsung menggunakan

timbangan dan data tinggi badan diambil dengan cara pengukuran

langsung menggunakan microtoise. Klasifikasi status gizi dalam penelitian

ini berdasarkan gabungan dari IMT (Index Massa Tubuh) menurut kriteria

WHO (2000) dan IMT/U menurut kriteria Kemenkes (2010).

Kriteria Index Masa Tubuh (IMT) tersebut meliputi: underweight/ kurus (IMT

<18.5 atau Z -2 SD), normal (IMT 18.5-22.9 atau -2 SD ≤ Z <+1 SD),

overweight/ gendut (IMT 23.0-24.9 atau +1 SD ≤ Z < +2 SD), dan obesitas

(IMT ≥25.0 atau Z ≥ +2 SD). Apabila status gizi termasuk kedalam kategori

underweight (kurus) maka memiliki kemungkinan memiliki faktor risiko

gangguan makan yang serius. Kriteria pendukung kedua (kriteria tingkah

laku 6 bulan terakhir), berikut ini tabel mengenai pertanyaan tingkah laku

selama 6 bulan terakhir menggunakan metode EAT-40.


40

Tabel 4.5 Pertanyaan Tingkah Laku 6 Bulan Terakhir

Skor
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6
1 Merasa bahwa terdapat keinginan untuk
makan terus menerus dan tidak dapat o o v v v v
berhenti makan?
2 Pernah dengan sengaja membuat diri
sendiri muntah untuk mengendalikan o v v v v v
berat badan/ bentuk tubuh?
3 Pernah mengonsumsi obat pencahar, pil
diet atau diuretik untuk mengendalikan o v v v v V
berat badan/ bentuk tubuh?
4 Melakukan olahraga selama 60 menit
atau lebih untuk mengurangi atau o o o o o v
mengontrol berat badan/ bentuk tubuh?
5 Turun berat badan hingga 10kg dalam
Ya (v) Tidak (o)
kurun waktu 6 bulan terakhir?
6 Pernah melakukan pengobatan/
perawatan karena mengalami gangguan Ya (v) Tidak (o)
makan?

Keterangan : 1 (tidak pernah), 2 (≤1x sebulan), 3 (2-3x sebulan), 4 (1x seminggu),

5 (2-6x seminggu), 6 (setiap hari ≥1x)

Berdasarkan tabel diatas, apabila salah satu tingkah laku terpenuhi atau

responden menceklis pada kolom (v) maka dapat dikategorikan kedalam

berisiko mengalami gangguan makan dan harus segera mencari evaluasi

dari seorang professional kesehatan mental yang ahli dibidang gangguan

makan untuk menerima perawatan.

Kategori akhir gangguan makan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: risiko

gangguan makan ringan, risiko gangguan makan sedang, dan risiko

gangguan makan berlebih. Kriteria utama untuk menentukan subjek

mengalami gangguan makan yaitu apabila kriteria utama terpenuhi dan

untuk kriteria pendukung digunakan untuk menambah risiko terjadinya

gangguan makan.
41

Tabel 4.6 Kategori akhir gangguan makan

Kriteria
Kategori Kriteria
pendukung
gangguan Kriteria utama pendukung
(tingkah laku 6
makan (status gizi)
bulan terakhir)
Risiko Skor total <84 Underweight Tidak Berisiko
Gangguan Normal Berisiko
Makan Ringan Overweight/
obesitas
Risiko Skor total 84 - Underweight Berisiko
Gangguan <132 Normal Tidak Berisiko
Makan Sedang Overweight/
Obesitas
Risiko Skor total ≥132 Underweight Berisiko
Gangguan
Makan
Berlebih

4.3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

dilaksanakan oleh peneliti di SMKN 1 Martapura dengan jumlah responden

sebesar 30 orang siswi dari kelas XI dan kelas XII yang diambil secara

random/ acak sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah

ditetapkan sebelumnya. Uji validitas yang akan dilakukan berupa uji

validitas isi (content validity) dan uji validitas konstrak (construct validity)

sedangkan uji reliabilitas akan dilakukan dengan uji reliabilitas konsistensi

internal.

Uji validitas isi (content validity) merupakan validitas yang dilakukan

dengan cara pengujian terhadap kelayakan atau relevansi mengenai isi tes

melalui analisis rasional kepada orang yang ahli dalam bidangnya atau

melalui tahapan expert judgement (Azwar 2015). Kuesioner

Multidimensional Body Self Relations Questionnaire Appearance Scale

(MBSRQ-AS) dan Eating Attitude Test (EAT) yang telah di modifikasi oleh
42

peneliti untuk menjadi instrumen dalam penelitian ini telah dilakukan uji

expert judgement dan dinyatakan layak untuk digunakan dalam penelitian.

Uji validitas konstrak (construct validity) merupakan validitas yang

digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil tes mampu mengukur

suatu teori yang ingin diukurnya (Azwar 2015). Uji validitas konstrak pada

instrumen penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai r

hitung dengan nilai r tabel. Semua item pertanyaan dikatakan valid apabila

nilai r hitung >r tabel dan item pertanyaan dikatakan tidak valid apabila nilai

r hitung <r tabel (Sunyoto 2014). Adapun nilai uji validitas untuk kuesioner

MBSRQ-AS dan EAT-40 yaitu sebagai berikut:

Dari 34 item pertanyaan Multidimensional Body Self Relations

Questionnaire Appearance Scale (MBSRQ-AS), terdapat 3 item pertayaan

yang tidak valid. Selanjutnya peneliti mengeluarkan 3 item pertanyaan

tersebut dari instrumen penelitianm sehingga jumlah total item pertanyaan

untuk kuesioner MBSRQ-AS sebanyak 31 item pertanyaan. Dari 40 item

pertanyaan Eating Attitude Test (EAT), terdapat sebanyak 4 item

pertanyaan yang tidak valid. Selanjutnya peneliti mengeluarkan sebanyak

4 item pertanyaan tersebut dari instrumen penelitian, sehingga jumlah total

item pertanyaan untuk kuesioner EAT sebanyak 36 item pertanyaan.

Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan analisis

Cronbach alpha. Kuesioner dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai

Cronbach alpha minimal sebesar 0,60 (Sunyoto 2014). Hasil uji reliabilitas

kuesioner MBSRQ- AS didapatkan nilai Cronbach alpha sebesar 0,908 dan

hasil uji reliabilitas kuesioner EAT didapatkan nilai Cronbach alpha sebesar
43

0,919. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kuesioner MBSRQ-AS dan EAT

dikatakan reliabel.

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas (variabel independen) merupakan suatu variabel yang

menjadi sebab terjadinya perubahan atau hadirnya variabel terikat (variabel

dependen) (Sugiyono 2015). Variabel bebas (variabel independen) dalam

penelitian ini yaitu citra tubuh (body Image).

4.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat (variabel dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi

oleh variabel bebas (variabel independen) (sugiyono 2015). Variabel terikat

(variabel dependen) dalam penelitian ini yaitu gangguan makan (eating

disorder).

4.5 Definisi Operasional

Tabel 4.9 Definisi operasional hubungan citra tubuh (body image) dan
gangguan makan (eating disorder) pada remaja putri

Skala
Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur
data
Variabel bebas
Citra Sikap, persepsi dan Kuesioner - Citra tubuh Ordinal
tubuh perasaan mengenai Multidimensi negatif ( skor
Citra fungsi penampilan, onal Body- total < 72)
tubuh ukuran, bentuk dan Self - Citra tubuh
(Body potensi tubuh saat Relations negatif ( skor
image) ini dan masa lalu Questionnair total < 72)
yang saling e - Citra tubuh
berkesinambungan. Appearance normal (72 -
Scale <114)
(MBSRQ-AS) - Citra tubuh
yang telah positif (≥ 114)
dimodifikasi
44

Tabel 4.9 Definisi operasional hubungan citra tubuh (body image) dan
gangguan makan (eating disorder) pada remaja putri (lanjutan)

Skala
Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur
data
Variabel terikat
Ganggua Suatu sindrom Kuesioner - Risiko Ordinal
n makan psikiatri ditandai Eating Gangguan
(Eating dengan adanya pola Attitude Test makan ringan
disorder) makan menyimpang (EAT-40) (skor EAT
terkait dengan yang telah <84)
karakteristik dimodifikasi - Risiko
psikologik Gangguan
berhubungan makan
dengan makan, sedang (skor)
gambaran tubuh dan EAT 84 -
berat badan <132)
- Risiko
Gangguan
makan
berlebih (skor
EAT >132,
disertai
kriteria
pendukung
status gizi
underweight
dan tingkah
laku 6 bulan
terakhir
berisiko)
Demografi
Usia responden atau Kuesioner Dalam tahun Interval
subjek dalam demografi
Umur
penelitian ini dalam
rentang 14-19 tahun
Pengkategorian Kuesioner XI (XI A, XI B, Nominal
kelompok responden demografi XI TLM) dan
(subjek dalam XII (XII A, XII
Kelas
penelitian) B)
berdasarkan tempat
ruang belajar
Parameter Kuesioner Dalam satuan Interval
antropometri untuk demografi berat (kg)
Berat
mengetahui ukuran
Badan
tubuh dalam satuan
berat
Parameter Kuesioner Dalam satuan Interval
Tinggi antropometri untuk demografi (cm)
Badan mengatahui hasil
pengukuran
45

Tabel 4.9 Definisi operasional hubungan citra tubuh (body image) dan
gangguan makan (eating disorder) pada remaja putri (Lanjutan)

Skala
Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur
data
Tinggi maksimum panjang Kuesioner Dalam satuan Interval
Badan tulang-tulang tubuh demografi (cm)
yang membentuk
poros tubuh

4.6 Prosedur Penelitian

4.6.1 Tahap Persiapan

Peneliti melakukan tahapan persiapan yaitu peneliti menentukan area

keperawatan, tema penelitian serta judul penelitian yang akan diteliti.

Selanjutnya peneliti melakukan konsultasi kepada pembimbing 1 dan

pembimbing 2 untuk mendapatkan persetujuan mengenai area

keperawatan, tema dan judul yang telah peneliti siapkan. Setelah

mendapatkan persetujuan dari pembimbing 1 dan pembimbing 2, peneliti

mengurus surat izin untuk melakukan studi pendahuluan ke SMK Borneo

Lestari Banjarbaru.

Setelah mengurus surat perizinan, peneliti bertemu dengan perwakilan dari

sekolah untuk menjelaskan mengenai tujuan penelitian, rencana penelitian

serta teknis dilaksanakannya penelitian. Setelah mendapatkan izin, peneliti

melakukan studi pendahuluan pada tanggal 10 oktober 2018 dengan

metode wawancara kepada 10 orang siswi di SMK Borneo Lestari

Banjarbaru. Saat melakukan studi pendahuluan, peneliti juga mendapatkan

data jumlah siswa di SMK Borneo Lestari dari bagian tata usaha sekolah.
46

Bersamaan dengan melakukan studi pendahuluan, peneliti juga menyusun

proposal penelitian yang kemudian peneliti melakukan konsultasi kepada

pembimbing 1 dan pembimbing 2. Setelah proposal penelitian selesai

disusun dan peneliti telah mendapatkan persetujuan proposal penelitian,

peneliti mempresentasikan proposal tersebut. Selanjutnya peneliti

melakukan uji layak etik ke departemen etik Fakultas Kedokteran

Universitas Lambung Mangkurat. Setelah menyelesaikan uji layak etik,

peneliti mengurus surat izin melakukan penelitian di SMK Borneo Lestari

Banjarbaru dengan membawa proposal penelitian dan surat hasil uji layak

etik dari Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.

4.6.2 Tahap Pelaksanaan

Peneliti mengunjungi tempat penelitian yaitu di SMK Borneo Lestari

Banjarbaru. Selanjutnya peneliti mengurus surat izin penelitian dan

menyepakati tanggal penelitian serta menjelaskan bagaimana teknis

penelitian kepada pihak sekolah. Setelah peneliti mendapatkan izin

penelitian, maka peneliti langsung melaksanakan pengambilan data sesuai

dengan tanggal dan waktu yang telah disepakati sebelumnya. Selanjutnya

peneliti mencari sampel penelitian yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi

yang telah peneliti tetapkan sebelumnya. Pada penelitian ini peneliti

mengambil beberapa orang siswi sebagai responden yang dipilih secara

acak dengan menggunakan penggundian menggunakan nomor absen dari

setiap kelas XI dan XII.

Pada saat penelitian, peneliti dibantu oleh 2 orang asisten peneliti yang

telah dibriefing sebelumnya untuk melakukan pengukuran berat badan

(BB) dengan menggunakan timbangan dan tinggi badan (TB)

menggunakan microtoise serta dokumentasi kegiatan. Peneliti masuk ke


47

dalam masing-masing ruangan kelas sesuai arahan dari perwakilan

sekolah. Setiap satu responden dengan responden lainnya diberikan jarak

sepanjang satu rentang tangan. Selanjutnya peneliti menjelaskan

prosedur, manfaat, tujuan penelitian serta kerahasiaan dari jawaban

responden. Kerahasiaan responden akan dijaga oleh peneliti dengan

hanya menuliskan kode pada lembar jawaban kuesioner dan hasil

penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan pertanyaan kuesioner, responden

penelitian diminta untuk tidak menggunakan handphone serta tidak ada

interaksi antar responden penelitian baik dalam kelas yang sama maupun

pada kelas yang lainnya selama dilaksanakannya penelitian.

Selanjutnya, siswi yang menjadi responden pada penelitian ini terlebih

dahulu diminta menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed

consent). Apabila ada pertanyaan selama proses pengisian kuesioner,

maka responden dipersilakan untuk mengangkat tangan kanan dan

langsung mengajukan pertanyaan kepada peneliti. Kuesioner yang

diberikan kepada responden digunakan untuk menilai kedua variabel

penelitian, yaitu citra tubuh (body image) dan gangguan makan (eating

disorder). Pada saat dilaksanakannya penelitian, peneliti didampingi oleh

guru atau wali kelas untuk membagikan kuesioner dan mengawasi

responden selama pengisian lembar jawaban kuesioner.

Responden yang telah menyelesaikan pengisian kuesioner dapat langsung

melakukan pengukuran tinggi badan (TB) dan berat badan (BB) di depan

ruangan kelas dengan asisten peneliti. Asisten peneliti menulis data hasil

pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) di lembar kuesioner

yang sebelumnya telah diisi oleh responden penelitian, kemudian


48

menyerahkan kembali lembar kuesioner ke responden penelitian.

Responden penelitian kemudian mengumpulkan kuesioner yang telah diisi

lengkap ke peneliti utama.

Setelah pengisian kuesioner, data berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)

oleh responden selesai, peneliti mengumpulkan data yang didapatkan

menjadi satu dan mengecek kelengkapan jawaban yang telah dijawab oleh

responden. Setelah selesai dan data yang didapatkan telah lengkap,

selanjutnya peneliti mengucapakan terimakasih dan berpamitan sekaligus

pemberian kenang-kenangan kepada pihak sekolah. Selanjutnya peneliti

mendokumentasikan hasil data yang telah didapat dan melakukan

pengolahan serta analisa data.

4.7 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.7.1 Tahap Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua,

yaitu: data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer pada penelitian ini adalah data yang didapatkan secara

langsung dari responden melalui pengisian kuesioner, data hasil

pengukuran berat badan (BB) responden dan data hasil pengukuran

tinggi badan (TB) responden.

Ada 2 jenis kuesioner yang diisi oleh responden, yaitu kuesioner

Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire Appearance

Scale (MBSRQ-AS) yang telah dimodifikasi peneliti yang terdiri atas 31

butir pertanyaan untuk mengukur variabel bebas yaitu citra tubuh


49

(body image) dan kuesioner Eating Attitude Test yang telah

dimodifikasi peneliti yang terdiri atas 36 butir pertanyaan + 6 butir

pertanyaan mengenai tingkah laku selama 6 bulan terakhir untuk

mengukur variabel terikat yaitu gangguan makan (eating disorder).

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti

sebagai data tambahan atau data penunjang untuk mendukung

penelitian yang dilakukan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa

data jumlah siswi kelas XI dan XII di SMK Borneo Lestari Banjarbaru

yang masih berstatus aktif menjadi siswi di sekolah tersebut.

4.7.2 Tahap Pengolahan Data

Ada beberapa tahapan dalam pengolahan data dalam penelitian ini, yaitu

sebagai berikut:

a. Editing

Editing atau mengedit data merupakan suatu proses untuk melakukan

pengecekan kembali mengenai kelengkapan data dan kebenaran data

tersebut. Apabila saat dilakukan editing terdapat data yang tidak

lengkap, maka ada dua opsi yang dapat dilakukan. Opsi pertama

dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi data-data yang

kurang apabila memungkinkan atau opsi kedua berupa data yang tidak

lengkap tidak dimasukan dalam pengolahan data “missing data”.

b. Coding

Coding atau mengkode data merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan guna mengubah data berbentuk kalimat menjadi data

berbentuk angka. Coding data digunakan untuk memudahkan dalam

pengolahan data dengan memberikan kode-kode tertentu pada setiap

jawaban yang dikumpulkan selama proses penelitian. Pengkodean


50

data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan untuk data

demografi responden, skala untuk mengukur citra tubuh (body image)

dan skala untuk mengukur gangguan makan (eating disorder).

1) Pengkodean data demografi

Pengkodean data demografi digunakan untuk mengetahui

karakteristik responden, meliputi :

a) Data kelas. Kelas XI (XI A, XI B, XI TLM) = 1, kelas XII (XII A,

XII B) = 2

Pada data demografi meliputi umur, berat badan dan tinggi badan

tidak diberi coding data karena data berbentuk interval.

2) Pengkodean untuk variabel bebas

Pengkodean variabel bebas dilakukan setelah didapatkan data

skor total jawaban pertanyaan. Skoring dilakukan dengan cara:

Pada butir pertanyaan favorable, skor 1 (sangat tidak sesuai), 2

(tidak sesuai), 3 (netral), 4 (sesuai), dan 5 (sangat sesuai). Pada

butir pertanyaan unfavorable, skor 5 (sangat tidak sesuai), 4 (tidak

sesuai), 3 (netral), 2 (sesuai), dan 1 (sangat sesuai).

Pengkodean variabel bebas (citra tubuh) meliputi:

a) Citra tubuh negatif = 1

b) Citra tubuh normal = 2

c) Citra tubuh positif = 3

3) Pengkodean untuk variabel terikat

Pengkodean variabel terikat dilakukan setelah didapatkan data

total skor dari jawaban pertanyaan. Skoring data dilakukan

dengan cara pada butir pertanyaan favorable skor 1 (tidak

pernah), 2 (jarang), 3 (kadang-kadang), 4 (sering), 5 (selalu) dan


51

pada butir pertanyaan unfavorable skor 5 (tidak pernah), 4

(jarang), 3 (kadang-kadang), 2 (sering), 1 (selalu).

Pengkodean variabel terikat (gangguan makan) meliputi:

a) Risiko gangguan makan ringan = 1

b) Risiko gangguan makan sedang = 2

c) Risiko gangguan makan berlebih = 3

c. Entry Data

Entry data merupakan suatu proses memasukan data yang telah

didapatkan kedalam program atau software komputer untuk dilakukan

analisis data.

d. Cleaning

Cleaning data adalah suatu proses melakukan pengecekan kembali

data yang sudah dimasukan untuk mengetahui apakah terjadi

kesalahan atau tidak saat melakukan pengkodean atau ada data yang

tidak lengkap. Cleaning data dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu

untuk mengetahui missing data, variasi data, dan konsistensi data.

e. Tabulasi

Tabulasi data merupakan suatu proses membuat tabel-tabel data

penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan oleh

peneliti (Notoatmodjo 2010).

4.8 Analisa Data

4.8.1 Analisa Univariat

Penelitian ini menggunakan analisa univariat yang digunakan dalam

pengolahan data dengan mendeskripsikan responden dan setiap variabel

penelitian. Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan suatu kegiatan


52

yang bertujuan untuk meringkas, mengklasifikasi data serta menyajikan

data kedalam bentuk tabel atau grafik. Analisis univariat (analisis deskriptif)

pada penelitian ini meliputi karakteristik demografi responden (meliputi

umur, kelas, berat badan dan tinggi badan), gambaran citra tubuh (body

image) dan gambaran gangguan makan (eating disorder) pada remaja putri

di SMK Borneo Lestari Banjarbaru.

4.8.2 Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

yang satu dengan variabel lainnya. Pada penelitian ini peneliti ingin

mengetahui hubungan antara citra tubuh (body image) dengan gangguan

makan (eating disorder) pada remaja putri. Analisa data yang digunakan

pada penelitian ini yaitu uji korelasi spearman. Uji korelasi spearman

adalah statistic non parametric yang digunakan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih berskala ordinal.

Pada uji korelasi spearman, nilai korelasi (r) berada di antara rentang 1

hingga -1. Jika nilai mendekati 1 atau -1 mengindikasikan bahwa hubungan

antara dua variabel semakin kuat dan sebaliknya apabila nilai mendekati

angka 0 mengindikasikan bahwa hubungan antara dua variabel semakin

lemah. Nilai positif menunjukan hubungan searah dan nilai negatif

menunjukan hubungan terbalik. Adapun interpretasi koefisien korelasi

sebagai berikut (Sugiyono 2010):

Tabel 4.10 Interpretasi Koefisen Korelasi

Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
53

Tabel 4.10 Interpretasi Koefisen Korelasi (lanjutan)

Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan


0,80 – 1,000 Sangat kuat

Pada penelitian ini, uji korelasi spearman menunjukan bahwa nilai korelasi

(r) yaitu 0,041. Hal ini mengindikasikan bahwa hubungan antara dua

variabel sangat rendah (sangat lemah) dan nilai positif menunjukan bahwa

arah hubungan searah.

4.9 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Borneo Lestari Banjarbaru dan dilaksanakan

pada bulan september 2018 – Februari 2019.

4.10 Etika Penelitian

Ada beberapa etika yang harus diperhatikan dalam penelitian (Hidayat

2008):

a. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Lembar persetujuan menjadi responden diserahkan kepada responden

penelitian agar responden dapat mengetahui dan memahami maksud

dan tujuan dari dilaksanakannya penelitian. Responden yang

menyetujui untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini wajib

menandatangani lembar persetujuan sebagai subjek dalam penelitian.

b. Anomity (tanpa nama)

Nama responden tidak dicantumkan dan hanya diberikan kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan. Hal ini
54

bertujuan agar kerahasiaan dan identitas responden dapat dijaga oleh

peneliti.

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Semua data dan informasi yang telah didapatkan dan dikumpulkan oleh

peneliti akan dijamin kerahasiaannya, dan hanya data-data tertentu

yang akan ditampilkan dan dilaporkan pada hasil penelitian guna

memenuhi tujuan penelitian.

d. Ethical Clearance

Setelah dilaksanakannya seminar proposal penelitian KTI, peneliti

mengajukan Ethical Clearance ke komisi etik penelitian Fakultas

Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini telah

dinyatakan layak etik oleh komisi etik penelitian kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat dengan nomor 01/KEPK-

FK UNLAM/EC/I/2019.

Anda mungkin juga menyukai