Anda di halaman 1dari 68

DAFTAR ISI

Pendahuluan ....................................................................................................................................... 1
Dewan Komisaris ................................................................................................................................2
Direksi ............................................................................................................................................... 10
Komite Dewan Komisaris ................................................................................................................. 17
Penerapan Manajemen Risiko .......................................................................................................... 35
Penerapan Fungsi Kepatuhan ..........................................................................................................45
Penerapan Fungsi Audit Intern ....................................................................................................... 49
Penerapan Fungsi Audit Ekstern ..................................................................................................... 51
Rencana Strategis Bank .................................................................................................................... 52
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait ..........................................................................................58
Penyimpangan Internal (Intern Fraud) ...........................................................................................58
Permasalahan Hukum ......................................................................................................................58
Transaksi Yang Memiliki Benturan Kepentingan ...........................................................................59
Buy Back Shares Dan/Atau Buy Back Obligasi Bank .......................................................................59
Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial ......................................................................................... 60
Remunerasi ....................................................................................................................................... 61
Kesimpulan Umum Hasil Penilaian Mandiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bank Tahun 2017 ...........................................................................................................62

i Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


PENDAHULUAN
Efektivitas penerapan corporate governance (tata kelola) dapat dilihat dari adanya keselarasan
pada tiga aspek governance system yaitu governance structure, governance process dan
governance outcome. Aspek governance structure berkaitan dengan kecukupan struktur dan
infrastruktur tata kelola agar proses penerapan prinsip tata kelola yang baik menghasilkan
outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders (Pemangku Kepentingan). Adapun yang
termasuk dalam struktur tata kelola PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,
Tbk. (selanjutnya disebut Bank) adalah Direksi, Dewan Komisaris, komite-komite dan satuan
kerja pada Bank. Sedangkan yang termasuk infrastruktur tata kelola antara lain kebijakan dan
prosedur Bank, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing
struktur organisasi.

Governance process terkait dengan proses penerapan prinsip tata kelola yang baik yang
didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola sehingga menghasilkan
outcome yang sesuai dengan harapan Pemangku Kepentingan. Dengan demikian, governance
outcome mencerminkan sejauh mana penerapan governance process dan dukungan yang
memadai dari governance structure. Sebaliknya, permasalahan pada governance structure
mengakibatkan timbulnya kelemahan pada governance process yang akan berdampak pada
governance outcome.

Komitmen Bank dalam menerapkan corportate governance terlihat dari dimilikinya governance
structure dan governance process yang efektif, sehingga menghasilkan governance outcome yang
memuaskan, sesuai dengan harapan Pemangku Kepentingan. Bank menyadari bahwa melalui
pelaksaan tata kelola yang baik, Bank tidak hanya mendapatkan hasil keuangan yang baik, akan
tetapi juga mampu menghasilkan reputasi yang baik di mata Pemangku Kepentingan.
Keberlangsungan Bank dengan kepercayaan Pemangku Kepentingan, akan senantiasa
meningkatkan kontribusi Bank bagi seluruh masyarakat.

Untuk itu, Bank berkomitmen untuk senantiasa menempatkan tata kelola sebagai fondasi
utama dalam menjalankan kegiatan usahanya, serta untuk mempertahankan eksistensi dalam
menghadapi tantangan dan persaingan usaha di masa-masa mendatang, khususnya di sektor
industri perbankan. Bank senantiasa menerapkan seluruh prinsip tata kelola yaitu Transparency,
Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness (TARIF) yang telah disepakati oleh
seluruh Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai Bank.

Melalui penerapan tata kelola dengan mengacu pada pedoman dan standar tata kelola
perusahaan yang berlaku, baik secara nasional dan internasional, Bank memiliki cita-cita untuk
menjadi Bank terdepan kebanggaan Indonesia dan mencapai tujuan jangka panjang yang telah
ditetapkan serta senantiasa memberikan kontribusi positif bagi seluruh Pemangku Kepentingan.

1 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


DEWAN KOMISARIS

Selama periode 2017, komposisi anggota Dewan Komisaris terdiri atas 5 (lima) orang yaitu
1 (satu) orang sebagai Komisaris Utama Independen, 1 (satu) orang sebagai Komisaris dan
3 (tiga) orang sebagai Komisaris Independen.
Nama Jabatan Dasar Pengangkatan Tanggal Efektif
Komisaris Utama Akta RUPS Tahunan nomor 119 tanggal
Klemi Subiyantoro 31 Maret 2015
Independen 31 Maret 2015
Komisaris Utama Akta RUPS Tahunan nomor 140 tanggal
29 Maret 2017
Independen 29 Maret 2017
Akta RUPS Tahunan nomor 119 tanggal
Muhadi Komisaris 31 Maret 2015
31 Maret 2015
Akta RUPS Tahunan nomor 119 tanggal
Rudhyanto Mooduto Komisaris Independen 31 Maret 2015
31 Maret 2015
Akta RUPS Tahunan nomor 119 tanggal
Yayat Sutaryat Komisaris Independen 31 Maret 2015
31 Maret 2015
Akta RUPS Tahunan nomor 61 tanggal 23
Suwarta Komisaris Independen 23 Maret 2016
Maret 2016

Kriteria Dewan Komisaris


Kriteria anggota Dewan Komisaris berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor
33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik yaitu
orang perseorangan yang memenuhi persyaratan pada saat diangkat dan selama menjabat:
1. Mempunyai akhlak, moral dan integritas yang baik;
2. Cakap melakukan perbuatan hukum;
3. Dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat:
a. tidak pernah dinyatakan pailit;
b. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit;
c. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan
negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan
d. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang selama
menjabat:
1) pernah tidak menyelenggarakan RUPS tahunan;
2) pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan
pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
kepada RUPS; dan
3) pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan atau
pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan tidak memenuhi kewajiban
menyampaikan laporan tahunan dan/atau laporan keuangan kepada Otoritas Jasa
Keuangan.
4. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan; dan
5. Memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan Emiten atau
Perusahaan Publik.
6. Selain memenuhi ketentuan sebagaimana tersebut diatas, Komisaris Independen wajib
memenuhi persyaratan sebagai berikut :

2 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


a. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan atau mengawasi kegiatan Bank
dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir, kecuali untuk pengangkatan kembali sebagai
Komisaris Independen Bank pada periode berikutnya;
b. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Bank;
c. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Bank, anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi atau Pemegang Saham Utama Bank;
d. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan kegiatan Bank.

Independensi
Dewan Komisaris selalu berupaya untuk memastikan bahwa Bank telah dikelola secara
profesional, sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan Pemangku Kepentingan lainnya.
Dalam menjalankan perannya, Dewan Komisaris senantiasa menjaga obyektivitas dan
independensi. Oleh karena itu, Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan
operasional Bank, kecuali untuk hal-hal yang telah diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar
dan peraturan perundang-undangan.

Selain itu, memperhatikan komposisi Dewan Komisaris Bank per 31 Desember 2017 yang
berjumlah 5 (lima) orang, 4 (empat) orang diantaranya merupakan Komisaris Independen yang
berarti 80% anggota Dewan Komisaris Bank merupakan Komisaris Independen. Selain itu juga,
independensi Komisaris Independen diperlihatkan melalui Surat Pernyataan Independensi yang
dibuat dan ditandatangani oleh seluruh Komisaris Independen.

Tugas dan Tanggung Jawab


Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dinyatakan dalam Pedoman dan Tata Tertib
Kerja Dewan Komisaris yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor
07/SK/DK/2016 tanggal 14 Oktober 2016 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
Komisaris. Adapun tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris berdasarkan Pedoman dan Tata
Tertib Kerja Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan, memberi nasihat, mengarahkan, memantau serta mengevaluasi
jalannya kepengurusan Bank dan pelaksanaan kebijakan strategis Bank oleh Direksi;
2. Melakukan tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar
Perseroan, Keputusan RUPS serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku,
diantaranya:
a. Menyusun dan melakukan evaluasi berkala atas Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
Komisaris yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris;
b. Mengevaluasi dan menyetujui Rencana Bisnis Bank (RBB);
c. Berdasarkan keputusan RUPS, Dewan Komisaris menetapkan Akuntan Publik atas
rekomendasi Komite Audit untuk melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan.
3. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen dan bertanggung jawab kepada
RUPS;
4. Wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap
kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

3 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


5. Wajib membentuk komite–komite dan memastikan bahwa komite tersebut telah
menjalankan tugasnya secara efektif sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
6. Dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali hal-hal
lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
7. Persetujuan yang diberikan Dewan Komisaris merupakan bagian dari tugas pengawasan
Dewan Komisaris sehingga tidak menghilangkan tanggung jawab Direksi dalam
pelaksanaan kepengurusan Bank. Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris tersebut
merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan;
8. Mengkaji dan menyetujui kebijakan-kebijakan yang menurut peraturan perundangan yang
berlaku wajib memerlukan persetujuan Dewan Komisaris;
9. Mengkaji pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah
disetujui;
10. Membuat laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang
baru lampau untuk disampaikan kepada RUPS;
11. Mengevaluasi laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani
laporan tersebut. Penelaahan laporan tahunan dilakukan sebelum pelaksanaan RUPS;
12. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari
Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas Iainnya;
13. Melakukan pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja semenjak ditemukannya:
a. Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan;
b. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank
dengan didasarkan pada temuan maupun rekomendasi dari komite-komite yang
membantu Dewan Komisaris dalam pengawasan operasional Bank; dan
c. Hal-hal yang wajib dilaporkan diatas yang belum atau tidak dilaporkan oleh Bank
dan/atau Direktur Kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
14. Menentukan dan melaksanakan sistem nominasi, evaluasi, remunerasi yang transparan bagi
Pengurus setelah mempertimbangkan hasil kajian Komite Nominasi dan Remunerasi yang
selanjutnya diajukan untuk memperoleh persetujuan RUPS.

Rekomendasi
Pada periode Januari sampai dengan Desember 2017, Dewan Komisaris melakukan hal-hal
sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan Bank oleh
Direksi termasuk pengawasan terhadap:
a. Rencana Bisnis Bank 2017-2019;
b. Evaluasi pencapaian Kinerja Bulanan;
c. Ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS;
d. Peraturan perundang-undangan, untuk kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud
dan tujuan bisnis Bank.
2. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar,
perundang-undangan, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau Bank Indonesia serta
keputusan RUPS, diantaranya adalah:

4 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


a. Memantau dan melaporkan pelaksanaan action plan Tata Kelola Perusahaan (Good
Corporate Governance) ;
b. Mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan
bisnis Perseroan (kebijakan kepengurusan oleh Direksi);
c. Mengawasi efektivitas penerapan prinsip-prinsip GCG pada setiap tingkatan dan
jenjang organisasi Bank;
d. Mengawasi pelaksanaan manajemen risiko;
e. Memantau dan mengevaluasi kinerja Direksi;
f. Memantau kepatuhan Perseroan terhadap peraturan otoritas jasa keuangan/ peraturan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta komitmen
kepada Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan pihak-pihak lainnya;
g. Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan RBB;
3. Menyusun pembagian tugas diantara anggota Dewan Komisaris sesuai dengan keahlian dan
pengalaman masing-masing anggota Dewan Komisaris;
4. Menyusun program kerja serta mekanisme review kinerja Dewan Komisaris;
5. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris kepada RUPS;
6. Memberikan pendapat kepada RUPS mengenai masalah strategis atau yang dianggap
penting, termasuk pendapat mengenai kelayakan visi dan misi Bank;
7. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi,
termasuk laporan hasil audit intern Perseroan;
8. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari
Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain;
9. Mengevaluasi bahwa komite yang telah dibentuk telah menjalankan tugasnya secara efektif;
10. Melaksanakan review atas struktur organisasi;
11. Melaksanakan evaluasi kinerja Direksi.

Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris terus
mendorong pelaksanaan keputusan pengawasan dan penasehatan yang semakin efektif. Selama
2017, Dewan Komisaris telah mengeluarkan beberapa kebijakan, antara lain:
1. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 01/SK/DK/2017 tanggal 20 Juni 2017 tentang
Persetujuan Atas Revisi Rencana Bisnis PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk. Tahun 2017 – 2019;
2. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 02/SK/DK/2017 tanggal 27 September 2017
tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris serta Komite-
Komite;
3. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 03/SK/DK/2017 tanggal 27 September 2017
tentang Perubahan Pembentukan Komite Tata Kelola Terintegrasi (KTT);
4. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 04/SK/DK/2017 tanggal 10 November 2017
tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit (KA);
5. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 05/SK/DK/2017 tanggal 28 November 2017
tentang Persetujuan atas Rencana Bisnis PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk. Tahun 2018 – 2020;
6. Persetujuan pemberian kredit kepada pihak terkait;

5 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


7. Penunjukan jasa auditor eksternal CSR Tahun 2016;
8. Penunjukan jasa auditor eksternal laporan keuangan dan portofolio Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK) Bank Tahun 2016 dan 2017;
9. Persetujuan atas perubahan struktur organisasi Bank;
10. Persetujuan atas penyesuaian Rencana Bisnis Bank Tahun 2017-2019;
11. Persetujuan atas publikasi laporan keuangan triwulanan Bank;
12. Rekomendasi terkait dengan asuransi jabatan pengurus Bank;
13. Persetujuan atas Kebijakan Contingency Funding Plan;
14. Penunjukan Kantor Akuntan Publik dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB)
Obligasi;
15. Persetujuan pengalihan fungsi tugas Direktur Operasional ke Direktur Komersial;
16. Persetujuan atas Kebijakan Umum Manajemen Risiko;
17. Persetujuan atas penyertaan modal kepada PT Asuransi Bangun Askrida;
18. Persetujuan atas Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU-PPT);
19. Persetujuan atas Kebijakan Umum Direksi Tahunan (KUDT) Tahun 2018;
20. Persetujuan atas Arsitektur Kebijakan dan Prosedur Bank;
21. Persetujuan pengefektifan dana setoran modal kepada bank bjb Syariah.
22. Penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk melakukan Audit Laporan Keuangan Bank per 31
Desember 2017;
23. Persetujuan atas Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance);
24. Persetujuan atas Kebijakan Tresuri Bank;
25. Persetujuan atas penambahan penyertaan modal kepada bank bjb syariah;
26. Persetujuan atas Kebijakan Sistem Pengendalian Internal Bank.

Kepemilikan Saham
Dewan Komisaris telah mengungkapkan kepemilikan sahamnya baik pada Bank maupun pada
Bank lain dan perusahaan lain yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri. Kepemilikan
saham Dewan Komisaris dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Lembaga
Perusahaan
Nama Jabatan bank bjb Bank lain Keuangan
Lain
Bukan Bank
Klemi Subiyantoro Komisaris Utama Independen Nihil Nihil Nihil Nihil
Muhadi Komisaris Nihil Nihil Nihil Nihil
Rudhyanto Mooduto Komisaris Independen Nihil Nihil Nihil Nihil
Yayat Sutaryat Komisaris Independen Nihil Nihil Nihil Nihil
Suwarta Komisaris Independen Nihil Nihil Nihil Nihil

Hubungan Afiliasi
Kriteria hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham
Pengendali meliputi:
1. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Direksi lainnya.
2. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
3. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan pemegang saham utama dan/atau
pengendali.
4. Anggota Komisaris lainnya; dan

6 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


5. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan pemegang saham utama
dan/atau pengendali.
Hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali,
dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini:
Hubungan Keuangan Dengan Hubungan Keluarga Dengan
Pemegang Pemegang Hubungan
Dewan Dewan
Nama Jabatan Direksi Saham Direksi Saham Kepengurusan
Komisaris Komisaris
Pengendali Pengendali
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Klemi Komisaris Utama
√ √ √ √ √ √ √
Subiyantoro Independen

Muhadi Komisaris √ √ √ √ √ √ √

Rudhyanto Komisaris
√ √ √ √ √ √ √
Mooduto Independen
Yayat Komisaris
√ √ √ √ √ √ √
Sutaryat Independen
Komisaris
Suwarta √ √ √ √ √ √ √
Independen

Rapat Dewan Komisaris


Pada tahun 2017, Dewan Komisaris telah menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris sebanyak 15
(lima belas) kali serta rapat gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi sebanyak 28 (dua puluh
delapan) kali. Dengan rincian sebagai berikut :
Rapat Gabungan Dewan
Rapat Dewan Komisaris
Komisaris Dengan Direksi
Nama Jabatan Jumlah dan (%) Kehadiran Jumlah dan (%) Kehadiran
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
% %
Rapat Kehadiran Rapat Kehadiran
Klemi Komisaris Utama
13 12 92,3% 28 24 85,71%
Subiyantoro Independen

Muhadi Komisaris 15 13 86,7% 28 27 96,43%

Rudhyanto
Komisaris Independen 15 15 100,0% 28 27 96,43%
Mooduto
Yayat
Komisaris Independen 15 15 100,0% 28 27 96,43%
Sutaryat

Suwarta Komisaris Independen 15 15 100,0% 28 27 96,43%

Di dalam pelaksanaan rapat Dewan Komisaris sepanjang tahun 2017, tidak terdapat pelaksanaan
rapat yang menggunakan teknologi telekonferensi.

Remunerasi
Remunerasi Dewan Komisaris ditetapkan dengan mengacu pada Surat Keputusan Direksi
nomor 277/SK/DIR-CS/2016 tanggal 30 Maret 2016 perihal Pedoman Pengelolaan Tunjangan dan
Fasilitas Bagi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Pemberian remunerasi bagi anggota
Dewan Komisaris dan Direksi dihitung berdasarkan formula yang ditetapkan oleh RUPS. Setiap
anggota Komisaris dan Direksi berhak menerima sejumlah kompensasi yang diberikan secara
bulanan. Dewan Komisaris dan Direksi berhak mendapatkan tantiem berdasarkan kinerja dan
pencapaian perusahaan dengan besaran yang ditentukan dalam RUPS. Dewan Komisaris dan
Direksi juga berhak mendapatkan tunjangan pada saat mereka telah tidak lagi menjabat sebagai
Dewan Komisaris ataupun Direksi.

7 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Adapun struktur remunerasi Dewan Komisaris berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor
277/SK/DIR-CS/2016 tanggal 30 Maret 2016 perihal Pedoman Pengelolaan Tunjangan dan
Fasilitas Bagi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut:

No Jenis Remunerasi Keterangan


1 Honorarium dan Tantiem
Honorarium Komisaris Utama sebesar 50% dari Direktur Utama.
Anggota Dewan Komisaris sebesar 40% dari Direktur
Utama.
Tantiem Ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

2 Fasilitas dan Tunjangan


Hari Raya Dewan Komisaris diberikan tunjangan Hari Raya sebesar
2 (dua) kali honorarium.
Fasilitas Kendaraan Disediakan Bank dan dapat dimiliki
Jamuan Makan Diberikan jamuan makan
Tunjangan Hari Tua Bank mengikutsertakan Dewan Komisaris dalam
Program Tunjangan Hari Tua
Tunjangan Pakaian Dinas Diberikan 1 (satu) tahun sekali
Uang Penghargaan Diberikan sesuai masa jabatan
Perjalanan Dinas Diberikan sebesar 75% dari dinas Direksi
Asuransi Jabatan Direktur Utama sebesar 70.000 USD dan bagi Dewan
Komisaris sesuai formula gaji
Fasilitas Kesehatan dan Medical Fasilitas kesehatan termasuk suami/isteri dan anak
Check Up dalam tanggungan maksimum 3 (tiga) anak baik dalam
negeri dan luar negeri
Fasilitas Rumah Dinas dan Disediakan penginapan
Penginapan
Fasilitas Komunikasi 2 (dua) perangkat
Insentif Prestasi Kerja Diberikan sesuai ketentuan Bank

3 Bantuan Hukum
Bantuan Perlindungan Hukum Diberikan sesuai Plafon

8 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Adapun jumlah nominal/komponen Remunerasi Dewan Komisaris dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Jumlah yang Diterima Dewan
Komisaris dalam 1 Tahun
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Jumlah (dalam
Orang
Juta Rupiah)
Remunerasi (gaji, tunjangan rutin, tantiem, dan
5 30.476
fasilitas lainnya dalam bentuk non natura)
Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan,
transport, asuransi dan sebagainya) yang: dapat - -
dimiliki tidak dapat dimiliki
Total 5 30.476

9 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


DIREKSI
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., yang tertuang di dalam Akta Pernyataan Keputusan Umum
Pemegang Saham Tahunan nomor 140 tanggal 29 Maret 2017, susunan Direksi bank adalah
sebagai berikut :
Nama Jabatan Dasar Pengangkatan Tanggal Efektif
Akta RUPSLB nomor 221 tanggal 19
Ahmad Irfan Direktur Utama 19 Desember 2014
Desember 2014
Akta RUPSLB nomor 221 tanggal 19
Agus Gunawan Direktur Mikro 19 Desember 2014
Desember 2014
Akta RUPSLB nomor 221 tanggal 19
Suartini Direktur Komersial 19 Desember 2014
Desember 2014
Akta RUPSLB nomor 221 tanggal 19
Fermiyanti Direktur Konsumer 19 Desember 2014
Desember 2014
Direktur Kepatuhan dan Akta RUPSLB nomor 110, 111 tanggal 29
Agus Mulyana 29 Mei 2015
Manajemen Risiko Mei 2015
Akta RUPSLB nomor 221 tanggal 19
Nia Kania Direktur Keuangan 19 Desember 2014
Desember 2014
Akta RUPSLB nomor 221 tanggal 19
Benny Santoso* Direktur Operasional 19 Desember 2014
Desember 2014
*Berdasarkan surat Sdr Benny Santoso tertanggal 27 April 2017, dinyatakan bahwa yang bersangkutan telah mengundurkan diri
sebagai Direktur Perseroan sejak tanggal surat tersebut dan berdasarkan surat Perseroan nomor 560/DIR-CS/2017 tanggal 27 Juli
2017 perihal Pengunduran Diri Pengurus, yang ditujukan kepada OJK, telah dilaporkan pengunduran diri Benny Santoso kepada
OJK dan menindaklanjuti hal tersebut maka sesuai anggaran dasar Perseroan Pasal 15 ayat 18, maka terhitung tanggal 27 Juli
2017, pengunduran diri yang bersangkutan menjadi sah dan telah dilaporkan pada RUPS Tahunan Tahun Buku 2017 tanggal 28
Februari 2018.

Kriteria Direksi
Kriteria anggota Direksi mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor
33/POJK.04/2014 tanggal 08 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik. Direksi telah dinyatakan lulus penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and
proper test) sehingga telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria anggota Direksi
berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yaitu :
1. Direksi harus memenuhi persyaratan yang berlaku sesuai dengan perundang – undangan
serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlaku, telah lulus penilaian kemampuan dan
kepatutan (fit and proper test) sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test), serta berdomisili di
Indonesia;
2. Direksi wajib mengikuti ketentuan Undang – Undang Perseroan Terbatas, peraturan
perundang – undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang – undangan yang
terkait dengan kegiatan usaha bank;
3. Direksi adalah warga Negara Indonesia :
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Mempunyai akhlak dan moral yang baik;
c. Setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah Republik Indonesia;
d. Tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pengkhianatan
kepada Negara Republik Indonesia;
e. Sehat jasmani dan rohani;

10 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


f. Tidak pernah dihukum karena melakukan kegiatan yang merugikan negara atau
tindakan–tindakan yang tercela dibidang perbankan;
g. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan;
h. Mampu melaksanakan perbuatan hukum;
i. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan
Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu bank dinyatakan pailit;
j. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan
negara dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan;
k. Telah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) berdasarkan
ketentuan yang berlaku;
l. Usia maksimal calon Direksi pada saat pertama kali diangkat adalah 56 (lima puluh
enam) tahun;
m. Wajib mempunyai latar belakang pengalaman Bank Umum Devisa dengan jabatan
terakhir serendah-rendahnya Direktur yang masih aktif atau pernah menjadi Direktur.
Bagi calon Direktur Utama yang berasal dari luar Bank memiliki rekam jejak yang baik.
n. Wajib menjabat sebagai anggota Direksi Bank bagi calon Direktur Utama yang berasal
dari Bank.
o. Wajib mempunyai latar belakang Bank Umum dengan jabatan sebagai pejabat
eksekutif aktif yang paling rendah satu tingkat di bawah Direksi bagi calon Direktur
yang berasal dari Bank atau luar Bank.

Independensi
Direksi senantiasa bertindak independen, dalam arti tidak mempunyai benturan kepentingan
yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis,
baik dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan terhadap Dewan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab


Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi nomor 519/SK/DIR-CS/2011 tanggal 20 September 2011
tentang Pedoman Kerja Direksi, dijelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi sebagai
berikut :

1. Tugas Direksi
a. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank;
b. Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang – undangan yang
berlaku;
c. Direksi mengurus kekayaan Bank sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang
berlaku;
d. Direksi wajib membuat dan melaksanakan Rencana Kerja Tahunan yang harus
disampaikan kepada Dewan Komisaris paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender
sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang;

11 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


e. Dalam hal Direksi tidak menyampaikan rencana kerja sebagaimana dimaksud, rencana
kerja tahun yang lampau diberlakukan. Rencana kerja tahun yang lampau berlaku juga
bagi Bank yang rencana kerjanya belum memperoleh persetujuan sebagaimana
ditentukan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang – undangan;
f. Direksi wajib menyerahkan laporan tahunan Bank kepada akuntan publik yang
ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk diperiksa. Laporan atas
hasil pemeriksaan akuntan publik tersebut disampaikan secara tertulis kepada RUPS
Tahunan. Laporan tahunan harus memuat sekurang-kurangnya :
1) Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku
yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan
laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas dan laporan
perubahan ekuitas, secara catatan atas laporan keuangan tersebut;
2) Laporan mengenai kegiatan Bank;
3) Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan;
4) Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan
usaha Bank;
5) Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan
Komisaris selama tahun buku yang baru lampau;
6) Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
7) Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan
bagi anggota Dewan Komisaris Bank untuk tahun baru lampau.
g. Direksi wajib menerapkan manajemen risiko dan prinsip-prinsip GCG dalam setiap
kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, Direksi harus membentuk sekurang-kurangnya :
1) Satuan kerja yang menjalankan fungsi Audit Internal, untuk membantu Direksi
dalam pengawasan operasional Bank pada seluruh organisasi Bank. Satuan Kerja
Audit Internal ini wajib independen terhadap satuan kerja operasional;
2) Satuan kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko dan Komite Manajemen
Risiko untuk membantu Direksi dalam penerapan manajemen risiko sebagaimana
diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/Peraturan Bank Indonesia;
3) Satuan Kerja yang menjalankan fungsi Kepatuhan, untuk membantu Direksi dalam
melakukan kepatuhan hukum, perundang-undangan serta Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan/Peraturan Bank Indonesia atas operasional yang memiliki terkait
dengan hukum, perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia/Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan.
h. Direksi wajib menindak lanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit
Internal Bank, Auditor Eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
hasil pengawasan otoritas pengawas yang berwenang Iainnya;
i. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan oleh Dewan Komisaris dan/atau RUPS;
j. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS-LB (Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa) dengan didahului pemanggilan RUPS;
k. Pada penyelenggaraan RUPS, dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir
atau memiliki benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah satu Direktur
yang ditunjuk oleh Direksi;

12 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


l. Direksi melalui jajarannya di bidang Sumber Daya Manusia dengan menggunakan
sarana yang mudah diketahui dan diakses oleh pegawai, wajib mengungkapkan kepada
pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian baik mengenai
pemberian gaji, tunjangan, fasilitas, sistem penerimaan pegawai, sistem promosi,
termasuk rencana Bank untuk mengadakan efisiensi melalui pengurangan pegawai
maupun kebijakan strategis Bank tentang kepegawaian lainnya;
m. Tiga bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir, Direksi dilarang
mengambil/menetapkan kebijakan yang bersifat strategis;
n. Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu
pada Dewan Komisaris;
o. Direksi wajib memberikan jawaban dan penjelasan atas segala sesuatu yang ditanyakan
oleh Dewan Komisaris;
p. Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara Bank dengan para pemangku
kepentingan melalui pemberdayaan fungsi sekretaris perusahaan;
q. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara daftar pemegang saham dan
daftar khusus sebaik-baiknya;
r. Anggota Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya wajib mentaati
standar etika Bank dan standar etika yang tercantum pada pedoman kerja Direksi.
2. Tanggung Jawab Direksi
a. Direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan.
b. Direksi dalam penyelenggaraan tugas dan bersifat strategis untuk kepentingan maksud
dan tujuan bank bertanggung jawab secara kolegial. Setiap anggota Direksi
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan operasional dari keputusan yang
bersifat strategis dan keputusan lainnya sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
c. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham).
d. Dalam rangka mempertahankan kesinambungan usaha Bank, Direksi harus dapat
memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial Bank (Corporate Social Responsibility)
yaitu dengan adanya perencanaan tertulis yang jelas dan fokus dalam melaksanakan
tanggung jawab sosial Bank.
e. Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja
mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh Direksi.
f. Direksi bertanggung jawab atas penerapan etika usaha dan tata perilaku (code of
conduct) di lingkungan Bank.

Kepemilikan Saham
Perseroan mewajibkan anggota Direksi untuk mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik
pada Bank, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank dan perusahaan lainnya, yang
berkedudukan di dalam dan di luar negeri. Sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, anggota
Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki saham melebihi 25%
dari modal disetor pada suatu perusahaan lain.

13 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Kepemilikan saham Direksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Lembaga
Perusahaan
Nama Jabatan bank bjb Bank lain Keuangan
Lain
Bukan Bank

Ahmad Irfan Direktur Utama Nihil Nihil Nihil Nihil

Agus Gunawan Direktur Mikro Nihil Nihil Nihil Nihil

Suartini Direktur Komersial Nihil Nihil Nihil Nihil

Fermiyanti Direktur Konsumer Nihil Nihil Nihil Nihil

Direktur Kepatuhan dan


Agus Mulyana Nihil Nihil Nihil Nihil
Manajemen Risiko
Nia Kania Direktur Keuangan Nihil Nihil Nihil Nihil

Benny Santoso* Direktur Operasional Nihil Nihil Nihil Nihil

*Berdasarkan surat Sdr Benny Santoso tertanggal 27 April 2017, dinyatakan bahwa yang bersangkutan telah mengundurkan diri
sebagai Direktur Perseroan sejak tanggal surat tersebut dan berdasarkan surat Perseroan nomor 560/DIR-CS/2017 tanggal 27 Juli
2017 perihal Pengunduran Diri Pengurus, yang ditujukan kepada OJK, telah dilaporkan pengunduran diri Benny Santoso kepada
OJK dan menindaklanjuti hal tersebut maka sesuai anggaran dasar Perseroan Pasal 15 ayat 18, maka terhitung tanggal 27 Juli
2017, pengunduran diri yang bersangkutan menjadi sah dan telah dilaporkan pada RUPS Tahunan Tahun Buku 2017 tanggal 28
Februari 2018.

Hubungan Afiliasi
Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, kepemilikan saham
dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, sehingga, dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya secara independen.
Hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Utama
dan/atau pengendali, yang meliputi:
1. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Direksi lainnya.
2. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
3. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang Saham Utama dan/atau
pengendali.
4. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris
lainnya; dan
5. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Utama
dan/atau pengendali.
Hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali,
dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini:
Hubungan Keuangan Dengan Hubungan Keluarga Dengan
Dewan Direksi Pemegang Dewan Direksi Pemegang Hubungan
Nama Jabatan Komisaris Saham Komisaris Saham Kepengurusan
Pengendali Pengendali
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Ahmad Irfan Direktur Utama √ √ √ √ √ √ √

Agus Gunawan Direktur Mikro √ √ √ √ √ √ √

Direktur
Suartini √ √ √ √ √ √ √
Komersial
Direktur
Fermiyanti √ √ √ √ √ √ √
Konsumer

14 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Hubungan Keuangan Dengan Hubungan Keluarga Dengan
Dewan Direksi Pemegang Dewan Direksi Pemegang Hubungan
Nama Jabatan Komisaris Saham Komisaris Saham Kepengurusan
Pengendali Pengendali
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Direktur Kepatuhan
Agus Mulyana √ √ √ √ √ √ √
dan Manajemen Risiko
Direktur
Nia Kania √ √ √ √ √ √ √
Keuangan
Direktur
Benny Santoso* √ √ √ √ √ √ √
Operasional
*Berdasarkan surat Benny Santoso tertanggal 27 April 2017, dinyatakan bahwa yang bersangkutan telah mengundurkan diri sebagai
Direktur Perseroan sejak tanggal surat tersebut dan berdasarkan surat Perseroan nomor 560/DIR-CS/2017 tanggal 27 Juli 2017 perihal
Pengunduran Diri Pengurus, yang ditujukan kepada OJK, telah dilaporkan pengunduran diri Benny Santoso kepada OJK dan
menindaklanjuti hal tersebut maka sesuai anggaran dasar Perseroan Pasal 15 ayat 18, maka terhitung tanggal 27 Juli 2017,
pengunduran diri yang bersangkutan menjadi sah dan akan dilaporkan pada RUPS Tahunan Tahun 2018.

Remunerasi
Struktur remunerasi anggota Direksi yang mengacu pada Surat Keputusan Direksi nomor
277/SK/DIR-CS/2016 tanggal 30 Maret 2016 perihal Pedoman Pengelolaan Tunjangan dan
Fasilitas Bagi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut:

No Jenis Remunerasi Keterangan


1 Gaji
Direktur Utama sebesar 100%
Direktur sebesar 80%
Tantiem Ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
2 Fasilitas dan Tunjangan
Hari Raya Anggota Direksi diberikan tunjangan Hari Raya Keagamaan sebesar
2 (dua) kali gaji setiap tahun.
Fasilitas Kendaraan Disediakan Bank dan dapat dimiliki
Jamuan Makan Diberikan jamuan makan
Cuti dan Bekal Cuti 1 (satu) kali gaji
Tunjangan Hari Tua Bank mengikutsertakan Direktur dalam program Tunjangan Hari
Tua
Tunjangan Pakaian Diberikan 1 (satu) tahun sekali
Dinas
Uang Penghargaan Diberikan sesuai masa jabatan
Perjalanan Dinas Diberikan uang saku perjalanan dinas, akomodasi, dan transportasi
sesuai ketentuan
Manfaat Pensiun Direktur Diikutsertakan program pensiun iuran pasti
Asuransi Jabatan Direktur Utama sebesar 70.000 USD dan bagi Direktur sesuai
formulasi gaji
Fasilitas Kesehatan dan Fasilitas kesehatan termasuk suami/isteri dan anak dalam
Medical Check Up tanggungan maksimum 3 (tiga) anak baik dalam negeri maupun
luar negeri
Fasilitas Rumah Dinas Direktur Utama Rp. 20.000.000 dan Direktur sebesar Rp. 15.000.000
dan Penginapan
Fasilitas Komunikasi 3 (tiga) perangkat
Insentif Prestasi Kerja Diberikan sesuai kenetuan Bank

3 Bantuan Hukum
Bantuan Perlindungan Diberikan sesuai plafon
Hukum

15 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Adapun jumlah nominal/komponen Remunerasi Direksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Jumlah yang Diterima Direksi dalam 1
Tahun
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Jumlah (dalam Juta
Orang
Rupiah)
Remunerasi (gaji, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas
7 85.720
lainnya dalam bentuk non natura)
Fasulitas lain dalam bentuk natura (perumahan,
transport, asuransi dan sebagainya) yang dapat dimiliki - -
tidak dapat dimiliki
Total 7 85.720

16 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


KOMITE DEWAN KOMISARIS

1. Komite Audit
Komite Audit merupakan alat kelengkapan Komisaris yang berfungsi untuk melakukan
pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern, internal audit dan proses
pelaporan keuangan. Fungsi utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris
memenuhi tugas dan tanggung jawabnya dengan menelaah laporan keuangan dan
informasi keuangan lainnya sebelum diberikan Bank kepada Pemangku Kepentingan serta
menelaah sistem pengendalian internal bank, dan efektivitas fungsi audit intern.
Dasar pembentukan Komite Audit Perseroan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit. Komite Audit merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi
untuk melakukan pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern, Internal audit,
proses pelaporan keuangan, sehingga bank dapat dikelola berdasarkan prinsip – prinsip
transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran.

Pembentukan Komite Audit Perseroan juga berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:
a. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara nomor KEP-
117/M-PBUMN/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate
Governance Pada Badan Usaha Milik Negara;
b. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. Nomor 05/SK/DK/2005 tanggal 17 Mei 2005 Tentang Pembentukan
Komite Audit PT Bank Jabar.
c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. nomor 07/SK/DK/2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas
dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. nomor 02/SK/DK/2017 tanggal 27 September 2017 tentang Pembagian
Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.

Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Audit
tahun 2017 :
Nama Jabatan Keterangan Periode Keahlian
Komisaris 23 Maret 2016 s/d tahun ke 4 Akuntansi dan Hukum
Suwarta Ketua
Independen sejak tanggal diangkat
Klemi Komisaris Utama 29 Maret 2017 s/d tahun ke 4 Akuntansi dan Hukum
Anggota
Subiyantoro Independen sejak tanggal diangkat
Pihak Ekonomi dan Manajemen
Erie Febrian Anggota 04 Mei 2017 s/d 03 Mei 2018
Independen Keuangan
Mokhamad Pihak 25 Agustus 2017 s/d 24 Agustus Ekonomi dan Manajemen
Anggota
Anwar Independen 2018 Keuangan

Independensi Anggota Komite Audit


Persyaratan Independensi Komite Audit diatur dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Komite Audit sebagai berikut:
a. Anggota Komite Audit tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Bank, Dewan
Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Bank;

17 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


b. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan
dengan kegiatan usaha Bank;
c. Bukan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan,
memimpin atau mengendalikan kegiatan Bank dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir
sebelum ditetapkan, kecuali orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk melaksanakan fungsi pengawasan;
d. Tidak menjadi Komisaris atau pemegang saham mayoritas dari pelanggan atau rekanan
utama Bank;
e. Pihak Independen yang menjadi anggota Komite Audit adalah pihak yang berada di
luar Bank yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham
dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang
Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit


Komite Audit mempunyai tugas mendukung Dewan Komisaris sesuai dengan
tanggungjawabnya sebagai berikut :
a. Pengawasan Terhadap Proses Pelaporan Keuangan
1) Komite audit bertugas melakukan pengawasan terhadap proses pembuatan
Laporan Keuangan Bank. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Komite Audit:
2) Memantau proses pelaporan keuangan untuk memastikan terpenuhinya standar
dan kebijakan akuntansi yang berlaku.
3) Melakukan evaluasi atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh Bank
seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya.
4) Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku serta apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui
oleh anggota Komite Audit secara bulanan, triwulanan dan tahunan.
5) Melakukan pemantauan atas penetapan metode penilaian aktiva dan passiva,
komitmen dan kontijensi serta cadangan-cadangan yang harus dibentuk.
6) Melakukan pemantauan atas pos-pos laporan keuangan yang mengandung
transaksi-transaksi yang kompleks dan tidak lazim.
7) Menilai kecukupan pengungkapan transaksi dengan pihak terkait.
8) Menilai dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terhadap saran
yang diajukan oleh auditor eksternal, Direksi dan auditor internal jika terdapat
perubahan dalam ruang lingkup audit serta prinsip dan standar akuntansi.
9) Komite Audit mengkomunikasikan kepada Auditor Eksternal, Direksi dan Auditor
Internal bila menghadapi penafsiran yang berbeda maupun sesuatu hal yang tidak
konsisten.
b. Seleksi dan Penunjukkan Kantor Akuntan Publik (KAP) serta Pengawasan
Pekerjaannya
c. Komite Audit dalam memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai
KAP yang akan melakukan audit tahunan sebagai auditor eksternal sekurang-
kurangnya melakukan, sebagai berikut:
1) Menyeleksi dan merekomendasikan penunjukan KAP

18 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


a) Komite Audit menyeleksi dan merekomendasikan calon KAP yang akan
melakukan audit laporan keuangan tahunan Bank kepada Dewan Komisaris.
b) Proses seleksi dan penunjukkan KAP dapat dilihat pada lampiran Pedoman
Kerja Komite Audit - Proses Penunjukkan Auditor Independen, dengan
berpedoman pada peraturan yang berlaku.
c) Komite Audit dapat merekomendasikan untuk pemutusan hubungan kerja
dengan auditor ekstern kepada Dewan Komisaris jika terdapat indikasi kuat
bahwa independensi auditor dapat terganggu atau terbukti bahwa auditor
tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan
Publik.
2) Mengawasi pekerjaan Auditor Eksternal
a) Melakukan evaluasi terhadap rencana audit dan kecukupan program audit
serta melakukan pengawasan atas pekerjaan auditor eksternal serta
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan
pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.
b) Terlibat dalam dan/atau menerima laporan atas pembahasan temuan audit
yang dilakukan oleh auditor eksternal dengan manajemen serta membuat
laporan tertulis mengenai adanya perbedaan pendapat antara auditor dengan
manajemen yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.
c) Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut di atas, Komite Audit sekurang-
kurangnya melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
- Kesesuaian pelaksanaan audit oleh KAP dengan standar yang berlaku;
- Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku;
- Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan auditor eksternal
sebagai rekomendasi untuk Dewan Komisaris.
d) Memberi masukan kepada Auditor Eksternal agar mengidentifikasikan area-
area berisiko tinggi.
e) Berkonsultasi dengan Auditor Eksternal tanpa kehadiran manajemen tentang
pengendalian internal berkenaan dengan identifikasi kemungkinan adanya
kelemahan pengendalian internal, serta pemenuhan dan ketepatan laporan
keuangan Bank.
f) Memastikan agar auditor eksternal, dalam kaitannya dengan pelaksanaan
audit umum (general audit) mengkomunikasikan hal-hal berikut;
- Tingkat tanggung jawab auditor terhadap pengendalian internal dalam
penyajian laporan keuangan;
- Perubahan kebijakan akuntansi yang signifikan;
- Kelemahan signifikan dalam disain dan penerapan pengendalian internal;
- Metode pencatatan, pelaporan dan dampak dari transaksi luar biasa yang
signifikan terhadap laporan keuangan;
- Adanya Fraud ataupun indikasi Fraud serta penyimpangan terhadap
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, yang dilakukan oleh
manajemen atau pegawai yang berdampak salah saji material dalam
laporan keuangan;
- Koreksi audit yang signifikan;

19 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


- Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor terhadap laporan tahunan yang
berisi laporan keuangan audited;
- Ketidaksepakatan dengan manajemen tentang penerapan standar
akuntansi, lingkup audit, pengungkapan dalam laporan keuangan dan kata-
kata yang digunakan auditor dalam laporan auditnya;
- Adanya perbedaan pendapat antara manajemen dengan auditor eksternal
untuk melakukan konsultasi dengan auditor eksternal lainnya;
- Hambatan dalam pelaksanaan audit.
g) Melakukan kajian bersama Dewan Komisaris, Direksi serta auditor eksternal
mengenai:
- Laporan keuangan tahunan Bank beserta catatan atas laporan keuangan
sebelum dipublikasikan;
- Laporan audit dari auditor eksternal mengenai laporan keuangan tahunan
Bank dan pendapat serta saran dari auditor eksternal;
- Temuan penting dan rekomendasi yang dibuat oleh Auditor Eksternal serta
memonitor tindak lanjut atas rekomendasi tersebut oleh Direksi dan
manajemen;
- Mengkaji surat representasi yang ditandatangani oleh Direksi, serta
meyakinkan tidak adanya kesulitan dalam memperoleh surat tersebut dan
juga hal-hal spesifik yang ditemui dalam penugasan;
- Menilai pendapat auditor eksternal tentang kualitas dan ketepatan
penerapan Standar Akuntasi Keuangan yang berlaku bagi perbankan.
h) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap auditor eksternal mengenai
kualifikasi, kinerja dan independensi atas partner audit dari KAP serta auditor
yang ditugaskan untuk melakukan audit keuangan, menerima masukan dari
manajemen serta Divisi Audit Intern atas pekerjaan auditor eksternal tersebut;
i) Berdiskusi dengan Dewan Komisaris dan Direksi serta auditor eksternal untuk
mendapatkan pengertian atas pertimbangan yang digunakan dalam
menentukan standar akuntansi beserta aplikasinya;
j) Memastikan adanya pengungkapan yang memadai terhadap standar
akuntansi.
d. Evaluasi Jasa Non-Audit
Untuk menjaga independensi auditor eksternal, Komite Audit wajib melakukan
evaluasi sebelum memberikan persetujuan awal (pre-approval) terhadap jasa non-audit
yang akan ditugaskan kepada auditor eksternal yang sedang melaksanakan jasa audit.
Jasa-jasa non-audit yang mengganggu independensi adalah:
1) Jasa pembukuan atau jasa-jasa lain yang berhubungan dengan catatan akuntansi
atau laporan keuangan Bank;
2) Jasa disain dan implementasi sistem informasi keuangan;
3) Jasa penilaian atau jasa untuk memberikan opini atas kewajaran;
4) Jasa aktuaria;
5) Jasa outsourcing internal audit;
6) Jasa fungsi manajemen atau sumber daya manusia;
7) Jasa perantara;

20 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


8) Jasa layanan hukum dan jasa keahlian yang tidak berkaitan dengan audit;
9) Jasa konsultasi perpajakan;
10) Jasa lain berdasarkan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan Bank
Indonesia.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan manajemen Bank untuk mendapatkan
persetujuan awal (pre-approval) adalah sebagai berikut:
1) Direksi, menyampaikan kepada Dewan Komisaris uraian rinci mengenai jenis jasa
dan pekerjaan yang akan ditugaskan kepada KAP;
2) Komite Audit mengevaluasi dan menganalisis jasa non-audit yang akan ditugaskan
kepada KAP agar tidak mengganggu independensi atau menimbulkan benturan
kepentingan;
3) Komite Audit hanya dapat menyetujui pemberian jasa non-audit tersebut apabila
hasil evaluasi tidak menunjukkan adanya gangguan dalam hal independensi atau
menimbulkan benturan kepentingan.
Pre-approval terhadap jasa non-audit ini dapat dikecualikan, jika nilai seluruh jasa non-
audit tidak lebih dari 5% dari total nilai biaya audit yang dibayarkan Bank kepada KAP
dalam tahun fiskal di mana jasa non-audit diberikan.
e. Pengawasan Pengendalian Internal
Komite Audit dan Satuan Kerja Audit Intern melakukan pengawasan atas operasional
Bank sesuai dengan fungsi masing-masing agar tidak melanggar peraturan Otoritas Jasa
Keuangan/Bank Indonesia, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Pengawasan tersebut sekurang-kurangnya meliputi:
1) Komite Audit mendapatkan laporan audit internal secara berkala dari Divisi Audit
Intern sebagai masukan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan
pengendalian internal;
2) Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengendalian internal, Komite Audit
dapat memberikan masukan kepada manajemen Bank, melalui Dewan Komisaris,
saran tersebut berkenaan dengan peningkatan kinerja Divisi Audit Intern;
3) Mengkaji dan memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas Rencana Kerja
Tahunan Audit Internal, termasuk ruang lingkup Audit, serta untuk memastikan
bahwa Rencana Kerja Tahunan Audit Internal tersebut sudah mencakup risiko
operasional Bank secara keseluruhan;
4) Setiap awal tahun, Komite Audit mengevaluasi Program Kerja Audit tahunan yang
disusun oleh Divisi Audit Intern serta ruang lingkup audit dan merekomendasikan
hasil evaluasi dimaksud kepada Dewan Komisaris;
5) Mengkaji dan memberikan pertimbangan kepada Dewan Komisaris atas kesulitan
dan hambatan yang dihadapi audit internal dalam melaksanakan tugasnya,
termasuk hambatan atas lingkup kerja audit dan/atau hambatan akses untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan;
6) Komite Audit harus berkoordinasi dengan Divisi Audit Intern untuk:
a) Mengadakan pertemuan reguler dalam rangka membahas temuan dan/atau
hal-hal lain yang mengandung indikasi mengenai kelemahan pengendalian
internal, serta kekeliruan penerapan standar akuntansi termasuk melakukan
pemantauan tindak lanjut manajemen Bank atas temuan tersebut;

21 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


b) Membahas tanggapan manajemen Bank atas temuan signifikan dalam
operasional Bank serta rekomendasi yang diberikan oleh Divisi Audit Intern
terhadap temuan tersebut;
c) Secara tahunan melakukan pemantauan terhadap kode etik profesi,
mengevaluasi kegiatan, struktur organisasi dan kualifikasi anggota audit
internal;
d) Memperluas evaluasi untuk menilai sifat, lingkup, besaran dan dampak dari
kelemahan signifikan pengendalian internal serta pengaruhnya terhadap
laporan keuangan.
7) Melakukan penilaian efektifitas dan independensi Divisi Audit Intern serta
melakukan evaluasi atas aktivitas-aktivitas rutin, penempatan auditor internal dan
struktur organisasi Divisi Audit Intern.
8) Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris tentang;
a) Perubahan signifikan dalam lingkup kerja audit dari rencana semula,
termasuk sumber daya manusia dan anggaran Audit Internal;
b) Pemutakhiran Pedoman Kerja Komite Audit;
c) Kepatuhan terhadap Pedoman Kerja Komite Audit.
9) Komite Audit atas permintaan Dewan Komisaris dapat merekomendasikan tentang
pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin Divisi Audit Intern.
f. Pengawasan Kepatuhan Terhadap Peraturan dan Perundang-undangan
Komite Audit dan Satuan Kerja Kepatuhan sesuai dengan fungsinya masing-masing
bertugas untuk memantau kepatuhan operasional Bank terhadap Peraturan dan
Perundang-undangan yang berlaku, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/Peraturan Bank
Indonesia, sekurang-kurangnya meliputi:
1) Pemantauan dapat dilakukan melalui evaluasi atas temuan, pelaporan atau hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia, auditor
ekstern, Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja
Manajemen Risiko/Komite Manajemen Risiko.
2) Apabila terdapat indikasi kuat bahwa telah terjadi pelanggaran terhadap peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku serta peraturan Otoritas Jasa
Keuangan/Bank Indonesia, Komite Audit harus melaporkan kepada Dewan
Komisaris dan mengusulkan diadakannya investigasi.
g. Pelaporan Risiko dan Pelaksanaan Manajamen Risiko
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko sesuai dengan fungsinya masing-masing
memantau jalannya operasional Bank dan meminimalisasi terjadinya risiko yang
sekurang-kurangnya meliputi:
1) Melakukan evaluasi atas proses identifikasi risiko dan pelaksanaan manajemen
risiko yang dilakukan oleh manajemen;
2) Menilai proses pengelolaan risiko dan pengendalian keuangan Bank termasuk
identifikasi dan evaluasi terhadap semua risiko dan pengendaliannya untuk
memperkecil timbulnya risiko tersebut;
3) Memantau dan mengevaluasi kecukupan pelaksanaan tugas Auditor Eksternal dan
Divisi Audit Intern dalam memastikan terpenuhinya pengendalian dan
penanganan risiko utama telah tercakup dalam perencanaan audit.

22 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


4) Memastikan bahwa manajemen Bank telah melaksanakan semua rekomendasi
yang terkait dengan risiko dan pengendalian yang direkomendasikan baik oleh
auditor eksternal, Divisi Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite
Pemantau Risiko.
h. Penelaahan Pengaduan Pihak Ketiga
Komite Audit tidak hanya menerima informasi yang berasal dari pelaksanaan tugas-
tugas rutinnya, akan tetapi juga menerima pengaduan pihak ketiga mengenai
akuntansi, pengendalian internal dan fraud yang dapat mengganggu operasional Bank.
1) Syarat pengaduan yang dapat diproses lebih lanjut:
a) Pengaduan disampaikan secara tertulis;
b) Terdapat alibi dan permasalahan yang jelas atas pengaduan yang dibuat.
2) Penelaahan Pengaduan
Dalam menangani pengaduan yang disampaikan oleh pihak ketiga, Komite Audit
dapat meminta Divisi Audit Intern untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut.
3) Hasil Penelaahan
Jika berdasarkan hasil penelaahan, terbukti bahwa pengaduan yang disampaikan
oleh pihak ketiga ternyata benar, maka:
a) Komite Audit meneruskan hasil penelaahan kepada Dewan Komisaris.
b) Komite Audit memantau tindak lanjut dari hasil penelaahan, jika diminta oleh
Dewan Komisaris.
i. Pelaksanaan Tugas Khusus
Tugas khusus merupakan tugas yang dilaksanakan diluar rutinitas, sebagaimana
diperintahkan oleh Dewan Komisaris, dengan memberikan surat penugasan kepada
Komite Audit.
1) Dewan Komisaris memberikan tugas khusus, karena;
a) terdapat indikasi adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku sehingga Komite Audit, dengan persetujuan Dewan
Komisaris, memperluas evaluasi dengan melaksanakan Audit Investigasi
untuk menentukan dampak dan besarnya kerugian akibat pelanggaran
tersebut. Untuk melaksanakan audit investigasi tersebut, Komite Audit dapat
meminta bantuan pihak Divisi Audit Intern atau auditor eksternal.
b) terdapat laporan/pengaduan pihak ketiga yang mengindikasikan adanya
ketidakpatuhan dan/atau kecurangan.
2) Pelaksanaan tugas khusus Komite Audit antara lain berwenang untuk:
a) Melakukan evaluasi terhadap semua pencatatan termasuk didalamnya risalah
rapat Direksi dan risalah rapat Dewan Komisaris, dokumentasi serta informasi
lainnya yang diperlukan.
b) Mengajukan pertanyaan kepada Direksi dan stafnya, yang hasilnya dituangkan
dalam Berita Acara Tanya Jawab yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
c) Jika dianggap perlu, pelaksanaan audit investigasi dapat dilaksanakan dengan
bekerjasama Divisi Audit Intern atau Auditor Eksternal.
j. Melakukan Self Assessment Pelaksanaan Tugas Komite Audit
Self assessment dilakukan dengan dasar ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
Bank Indonesia terhadap efektivitas pelaksanaan tugasnya sesuai dengan Pedoman

23 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Kerja Komite Audit disamping evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris atas
kinerja Komite Audit.

Selain itu, Komite Audit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut.


a. Memastikan bahwa laporan keuangan Bank dapat dimengerti, transparan dan dapat
diandalkan;
b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Divisi Audit Intern
maupun auditor eksternal sehingga dapat mencegah pelaksanaan dan pelaporan yang
tidak memenuhi standar;
c. Melakukan evaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, etika, benturan kepentingan dan
investigasi akan adanya kesalahan maupun kecurangan, melalui Dewan Komisaris
memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian intern Bank
serta pelaksanaannya;
d. Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit Intern, pelaporan dan temuan yang
signifikan;
e. Berkomunikasi dengan Direksi dan satuan kerja terkait tentang status, kemajuan dan
perkembangan baru pada permasalahan operasional yang dijumpai serta temuan Divisi
Audit Intern;
f. Memastikan bahwa Divisi Audit Intern dapat memiliki akses langsung kepada Komite
Audit dan mendorong adanya komunikasi di luar rapat komite yang telah dijadwalkan;
g. Menciptakan jalur komunikasi langsung dengan Auditor Eksternal/pengawas Bank
untuk membahas rencana audit, temuan maupun laporan.

Rapat Dan Kehadiran Komite Audit


Selama tahun 2017, Komite Audit telah menyelenggarakan rapat sebanyak 19 (sembilan
belas) kali. Berikut informasi pertemuan Komite Audit sepanjang tahun 2017 :
Total
Nama Jumlah Rapat Persentase
Kehadiran
Suwarta 19 19 100%

Klemi Subiyantoro 19 15 78,9%

Muhadi 14 10 71,4%

Erie Febrian 19 17 89,5%

Mokhamad Anwar 19 18 94,7%

Pelaksanaan Tugas Komite Audit


Komite audit internal melaksanakan kegiatan sesuai dengan program kerja tahun 2017 yang
telah ditetapkan, program kerja tersebut termasuk memantau dan mengevaluasi
perencanaan dan pelaksanaan audit serta tindaklanjut hasil audit dalam rangka menilai
kecukupan pengendalian internal dan kecukupan pelaporan keuangan, dengan rincian
sebagai berikut :
a. Selama tahun 2017 Komite Audit melakukan pembahasan mengenai pelaksanaan
program kerja dan hasil temuan audit umum maupun audit khusus DAI, tindak lanjut
Direksi atas temuan KAP dan Otoritas Jasa Keuangan, penunjukan KAP serta evaluasi

24 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


terhadap pelaksanaan Audit oleh KAP, review terhadap laporan keuangan publikasi
pertriwulan
b. Melaksanakan review dan pemantauan
1) Komite Audit melakukan review dan pemantauan atas pelaksanaan tugas Divisi
Audit Intern, atas hasil eveluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa Divisi Audit
Intern telah melakukan perencanaan audit berbasis risiko (risk based audit) dalam
penyusunan program kerja yang ditetapkan dan telah melakukan audit dengan
pencapaian sebesar 121% dari rencana program kerja. Pelaksanaan dan pelaporan
audit telah sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank
(SPFAIB).
2) Komite Audit melakukan review dan memberikan saran-saran penyempurnaan
terhadap draft laporan publikasi triwulanan dan secara aktif melakukan diskusi
dengan KAP atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP.
3) Komite Audit terlibat dalam tim pemilihan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
terdiri dari komite audit dan unsur manajemen dan melakukan review KAP untuk
melakukan pemeriksaan Laporan Keuangan dalam rangka Penawaran Umum
Berkelanjutan (PUB) Obligasi Bank, review KAP untuk pemeriksaan Laporan
Portofolio Investasi Dana Pensiun Tahun 2016 dan review KAP untuk
pemeriksanaan dana CSR Bank tahun 2016, serta memberikan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris atas hasil pemilihan KAP tersebut
4) Komite Audit melakukan evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit eksternal
termasuk penelaahan independensi dan objektivitas auditor eksternal serta
penelaahan kecukupan pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan semua
risiko yang penting telah dipertimbangkan, melakukan evaluasi kesesuaian
pelaksanaan audit oleh kantor akuntan publik sesuai dengan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan nomor 13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik
dan Kantor Akuntan Punlik dalam Kegiatan Jasa Keuangan. Dari hasil pemantauan
dan evaluasi Komite Audit, Kantor Akuntan Publik telah melaksanakan sesuai
dengan Standar Auditing yang ditetapkan.
5) Monitoring tindak lanjut
a) Pemantauan Tindak Lanjut atas Hasil Audit Internal :
Komite Audit melakukan pemantauan atas tindak lanjut temuan-temuan hasil
audit yang dilakukan oleh Divisi Audit Internal melalui rapat-
rapat/pertemuan untuk membahas hasil temuan dan tindak lanjut hasil audit
Divisi Audit Internal dalam rapat/ pertemuan
b) Pemantauan Tindak Lanjut atas Hasil Audit Eksternal:
Komite Audit melakukan pemantauan terhadap pemenuhan komitmen atas
hasil pemeriksaan pihak eksternal yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan
melakukan pembahasan dalam rapat/ pertemuan dengan Divisi Kepatuhan
yang merupakan Person In Charge (PIC) untuk melakukan pemantauan
terhadap pemenuhan komitmen dimaksud
Komite Audit juga memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk
mengingatkan manajemen agar memenuhi komitmen yang telah disampaikan
kepada OJK.

25 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


2. Komite Pemantau Risiko
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 09 Desember 2016
tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, Komite Pemantau Risiko merupakan alat
kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi memonitor risiko dan menilai toleransi risiko
yang dapat diambil oleh Bank, mengevaluasi perbaikan yang dilakukan atas kebijakan,
prosedur dan praktek manajemen risiko Bank guna memastikan telah dilakukannya
pengelolaan risiko dengan baik, terutama pada pengelolaan risiko kredit, risiko pasar, risiko
likuiditas, risiko operasional serta risiko bank lainnya.
Komite Pemantau Risiko Bank untuk periode tahun 2017 dibentuk berdasarkan :
a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 9 Desember 2016
tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum
b. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. Nomor 07/SK/DK/2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas
dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris serta Komite – Komite
c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten,Tbk. Nomor 02/SK/DK/2015 tanggal 26 Januari 2015 Tentang Pedoman dan Tata
Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko

Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite


Pemantau Risiko Bank tahun 2017.
Nama Jabatan Keterangan Periode Keahlian
Rudhyanto Komisaris 31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak Akuntansi dan Manajemen
Ketua
Mooduto Independen tanggal diangkat Bisnis Internasional
31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak
Muhadi Anggota Komisaris Tekhnik
tanggal diangkat
Komisaris 31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak
Yayat Sutaryat Anggota Hukum
Independen tanggal diangkat
Komisaris 23 Maret 2016 s/d tahun ke 4
Suwarta Anggota Akuntansi dan Hukum
Independen sejak tanggal diangkat
Tettet Pihak 01 Januari 2017 s/d 31 Desember
Anggota Akuntansi
Fitrijanti Independen 2019
Pihak
Nury Effendi Anggota 28 Juli 2017 s/d 27 Juli 2019 Ekonomi
Independen

Independensi Anggota Komite Pemantau Risiko


Dalam menjaga independensinya, anggota Komite Pemantau Risiko yang berasal dari pihak
independen:
a. Tidak menerima kompensasi dari Bank dan anak perusahaan Bank atau afiliasinya
kecuali upah, gaji dan fasilitas lainnya yang diterima berkaitan dengan tugas yang
dilaksanakan sebagai anggota Komite Pemantau Risiko;
b. Tidak mempunyai hubungan keluarga maupun bisnis dengan Direksi dan Dewan
Komisaris;
c. Tidak mempunyai kedudukan rangkap pada Bank dan perusahaan lainnya yang
terafiliasi dengan Bank;
d. Tidak memiliki tugas, tanggung jawab dan kewenangan yang menimbulkan benturan
kepentingan;

26 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko meliputi:
a. Mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan
kebijakan tersebut:
1) Mengevaluasi dan menganalisa secara berkala kesesuaian kebijakan manajemen
risiko dengan peraturan, serta kecukupan kebijakan manajemen risiko
2) Memberikan pendapat berupa saran dan/atau rekomendasi kepada Dewan
Komisaris untuk perbaikan dan penyempurnaan kebijakan manajemen risiko yang
diperlukan.
b. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan
Kerja Manajemen Risiko:
c. Mengevaluasi dan menganalisa laporan profil risiko Bank secara triwulanan serta
laporan lain atau hasil kajian yang relevan dan memberikan pendapat berupa saran dan
atau rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan.
d. Mengevaluasi dan menganalisa laporan tingkat kesehatan Bank untuk bagian profil
risiko dan prinsip-prinsip GCG.
e. Memantau kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan
sistem informasi manajemen risiko Bank.
f. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Pemantau risiko sesuai
arahan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank.

Rapat Dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko


Selama tahun 2017, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak
12 (dua belas) kali. Berikut informasi pertemuan Komite Pemantau Risiko sepanjang tahun
2017 :
Total
Nama Jumlah Rapat Persentase
Kehadiran
Rudhyanto Mooduto 12 12 100%

Muhadi 12 10 83,3%

Yayat Sutaryat 12 11 91,7%

Suwarta 12 6 50%

Tettet Fitrijanti 12 12 100%

Nurry Efendi 12 5 41,7%

Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko


Sesuai program kerja Komite Pemantau Risiko, maka pada tahun 2017 direalisasikan
rencana kerja sebagai berikut.
a. Mengevaluasi peringkat risiko berdasarkan Laporan Profil Risiko self assessment
triwulan IV tahun 2016, triwulan I tahun 2017, triwulan II tahun 2017 dan triwulan III
tahun 2017 dan memberikan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepada
Dewan Komisaris
b. Memantau Tingkat Kesehatan Bank melalui telaah dan pembahasan laporan Tingkat
Kesehatan Bank self assessment semester II tahun 2016 dan semester I tahun 2017
c. Mengevaluasi risiko kredit melalui telaah dan pembahasan Laporan Analisa Root Cause
Credit Risk (RCCR)

27 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


d. Mengevaluasi manajemen Risiko dan tingkat risiko bisnis Kredit KPR
e. Mengevaluasi risiko operasional melalui telaah dan pembahasan monthly report
operational risk
f. Mengevaluasi pedoman GCG
g. Memantau melalui telaah dan pembahasan laporan stress test likuiditas Bank bjb
Syariah sebagai anak perusahaan
h. Menyusun laporan KPR triwulanan dan tahunan dan menyusun rencana kerja

3. Komite Nominasi dan Remunerasi


Komite Nominasi dan Remunerasi merupakan salah satu alat kelengkapan Dewan
Komisaris yang berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi
dan tugasnya di bidang yang berkaitan dengan nominasi dan remunerasi terhadap anggota
Direksi dan Dewan Komisaris. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mewajibkan Bank selaku
perusahaan publik untuk membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi sebagai salah satu
bentuk penerapan prinsip-prinsip GCG, sehingga Bank dapat dikelola berlandaskan prinsip-
prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independensi dan kewajaran
sehingga pengelolaan Bank dapat dipertanggungjawabkan.
Komite Nominasi dan Remunerasi Bank dibentuk berdasarkan :
a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 34/POJK.04/2014 tanggal 08 Desember 2014
tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik.
b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 07 Desember 2016
tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum.
c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. Nomor 02/SK/DK/2016 tanggal 04 Februari 2016 tentang Pembentukan
Komite Nominasi dan Remunerasi
d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. Nomor 09/SK/DK/2016 tanggal 14 Desember 2016 Tentang Pedoman
Komite Nominasi dan Remunerasi

Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite


Nominasi dan Remunerasi Bank tahun 2017.
Nama Jabatan Keterangan Periode Keahlian
Klemi Komisaris Utama 29 Maret 2017 s/d tahun ke 4 Akuntansi dan Hukum
Ketua
Subiyantoro Independen sejak tanggal diangkat
31 Maret 2015 s/d tahun ke 4
Muhadi Anggota Komisaris Tekhnik
sejak tanggal diangkat
31 Maret 2015 s/d tahun ke 4
Yayat Sutaryat Anggota Komisaris Independen Hukum
sejak tanggal diangkat
Dadan Ex. Officio Pemimpin Hukum dan Sumber
Anggota -
Yonanda Divisi Human Capital Daya Manusia
Ernie Tisnawati 01 Maret 2017 s/d 28 Februari Manajemen Sumber
Anggota Pihak Independen
Sule 2018 Daya Manusia

Independensi Komite Nominasi dan Remunerasi


Seluruh anggota Komite Nominasi dan Remunerasi yang berasal dari pihak independen
tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya bertindak independen.

28 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite Nominasi dan Remunerasi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun
dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai arahan
Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank.
a. Tugas terkait Nominasi
1) Memberikan rekomendasi mengenai komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris;
2) Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem dan prosedur
pemilihan dan/atau penggantian anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;
3) Sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota pengurus
dituangkan dalam Pedoman Nominasi;
4) Memberikan rekomendasi nama calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi
kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS setelah lulus Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan;
5) Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi calon
anggota komite-komite yang berada di bawah Dewan Komisaris kepada Dewan
Komisaris;
6) Menyusun kriteria evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris;
7) Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris;
8) Memberikan rekomendasi mengenai program pengembangan kemampuan
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
b. Tugas terkait Remunerasi
1) Mengevaluasi kebijakan remunerasi yang berlaku pada Bank, termasuk struktur
dan besaran remunerasi;
2) Mempelajari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
kebijakan remunerasi, penetapan fasilitas serta tunjangan lainnya;
3) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:
a) Kebijakan remunerasi berupa gaji, fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;
b) Kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan
untuk disampaikan kepada Direksi melalui Dewan Komisaris.
4) Rekomendasi disampaikan dengan memperhatikan:
a) Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b) Prestasi kerja individual;
c) Kewajaran dengan peer group;
d) Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank;
e) Tugas, tanggung jawab dan wewenang anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris dikaitkan dengan pencapaian tujuan dan kinerja Bank;
f) Target kinerja atau kinerja masing–masing anggota direksi dan/atau anggota
dewan komisaris;
g) Keseimbangan tunjangan antara yang bersifat tetap dan bersifat variabel;

29 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


5) Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian
remunerasi yang diterima masing-masing anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris;
6) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan remunerasi
pegawai Bank secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.

Rapat Dan Kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi


Selama tahun 2017, Komite Nominasi dan Remunerasi telah menyelenggarakan pertemuan
sebanyak 9 (sembilan) kali. Berikut informasi pertemuan Komite Nominasi dan Remunerasi
sepanjang tahun 2017:
Total
Nama Jumlah Rapat Persentase
Kehadiran
Klemi Subiyantoro* 7 7 100%

Muhadi 9 9 100%

Yayat Sutaryat 9 9 100%

Dadan Yonanda 9 9 100%

Ernie Tisnawati Sule 9 3 33,3%


*mulai bergabung ke Komite Nominasi dan Remunerasi pada tanggal 29 Maret 2017

Pelaksanaan Tugas Komite Remunerasi dan Nominasi


Komite Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2017 telah melaksanakan tugas dan
tanggung jawab terkait dengan fungsi nominasi dan remunerasi, diantaranya :
a. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait perpanjangan perjanjian
kerja anggota Komite dari pihak independen
b. Mengevaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai salah
satu komponen remunerasi pengurus
c. Memberikan rekomendasi calon Komisaris Utama Independen yang telah memenuhi
persyaratan kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS tanggal 29
Maret 2017
d. Melaksanakan proses nominasi untuk pengisian jabatan Direksi yang akan kosong pada
RUPS tahunan tahun buku 2018

Seluruh rapat Komite Nominasi dan Remunerasi telah didokumentasikan dengan baik
dalam notulen rapat dengan memperhatikan jumlah kuorum kehadiran. Anggota Komite
Nominasi dan Remunerasi senantiasa diberikan kesempatan untuk mengikuti seminar
maupun program pelatihan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan terkait dengan
tugas dan tanggungjawabnya

4. Komite Tata Kelola Terintegrasi


Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 18/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014
tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan guna mengatur
pelaksanaan tata kelola terintegrasi bagi Lembaga Jasa Keuangan yang memiliki hubungan
kepemilikan dan/atau pengendalian. Oleh karena itu setiap Lembaga Jasa Keuangan yang
tergabung dalam konglomerasi keuangan wajib menerapkan tata kelola secara terintegrasi.
Dalam pelaksanaan tata kelola terintegrasi, Bank telah membentuk Komite Tata Kelola

30 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Terintegrasi sebagai pengawasan guna memberikan rekomendasi atau nasihat dalam
pelaksanaan kebijakan termaksud.
Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank dibentuk berdasarkan:
a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 07 Desember 2016
tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum;
b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata
Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan;
c. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 17/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014
tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan;
d. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 14/SEOJK.03/2015 tanggal 25 mei 2015
tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan;
e. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 15/SEOJK.03/2015 tanggal 25 Mei 2016
tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan;
f. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. Nomor 05/SK/DK/2016 tanggal 31 Maret 2016 tentang Pembentukan
Komite Tata Kelola Terintegrasi (KTT);
g. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. nomor 07/SK/DK/2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas
dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite;
h. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. nomor 04/SK/DK/2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas
dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite;
i. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. nomor 05/SK/DK/2016 tanggal 31 Maret 2016 tentang Pedoman dan Tata
Tertib Kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi.
Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Tata
Kelola Terintegrasi Bank tahun 2017.
Nama Jabatan Keterangan Periode Keahlian
Komisaris 31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak
Yayat Sutaryat Ketua Hukum
Independen tanggal diangkat
Klemi Komisaris Utama 29 Maret 2017 s/d tahun ke 4
Anggota Akuntansi dan Hukum
Subiyantoro Independen sejak tanggal diangkat
Rudhyanto Komisaris 31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak Akuntansi dan Manajemen
Anggota
Mooduto Independen tanggal diangkat Bisnis Internasional
Komisaris 23 Maret 2016 s/d tahun ke 4
Suwarta Anggota Akuntansi dan Hukum
Independen sejak tanggal diangkat
Aldrin Pihak
Anggota 03 Juni 2017 s/d 02 Juni 2019 Ekonomi
Herwany Independen

Independensi Komite Tata Kelola Terintegrasi


Seluruh anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris,
Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat
mempengaruhi kemampuannya bertindak independen.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi


Komite Tata Kelola Terintegrasi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun dan
melaksanakan rencana kerja tahunan sesuai arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang

31 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


berlaku di Bank. Adapun Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi
adalah:
a. Mengawasi penerapan tata kelola pada masing-masing Lembaga Jasa Keuangan agar
sesuai dengan Kebijakan Tata Kelola Terintegrasi;
b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris Entitas Utama mengenai
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama atas pelaksanaan
Kebijakan Tata Kelola Terintegrasi dan tindak lanjut hasil audit dari pihak intern dan
ekstern;
c. Melakukan evaluasi terhadap Kebijakan Tata Kelola Terintegrasi yang telah ditetapkan;
d. Mengevaluasi dan menganalisa laporan tata kelola terintegrasi yang diberikan oleh
Direksi serta laporan lain;
e. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Tata Kelola Terintegrasi
sesuai arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank;
f. Membuat program kerja tahunan;
g. Membuat laporan hasil evaluasi dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris
paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap Triwulan.

Rapat Dan Kehadiran Komite Tata Kelola Terintegrasi


Selama tahun 2017, Komite Tata Kelola Terintegrasi telah menyelenggarakan pertemuan
sebanyak 8 (delapan) kali. Berikut informasi pertemuan Komite Remunerasi dan Nominasi
sepanjang tahun 2017 :
Total
Nama Jumlah Rapat Persentase
Kehadiran
Yayat Sutaryat 8 8 100%
Klemi Subiyantoro 8 3 37,5%
Rudhyanto Mooduto 8 8 100%
Suwarta 8 7 87,5%
Aldrin Herwany 8 7 87,5%

Pelaksanaan Tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi


Selama tahun 2017 kegiatan Komite Tata Kelola Terintegrasi adalah sebagai berikut:
a. Program kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi tahun 2017 telah dilaksanakan
sebagaimana yang telah ditetapkan.
b. Komite Tata Kelola Terintegrasi telah mengagendakan secara berkala baik rapat
internal maupun rapat koordinasi dengan Direktur yang membawahkan fungsi Tata
Kelola Terintegrasi melalui Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi, Satuan Kerja
Kepatuhan Terintegrasi dan Satuan Kerja Audit Internal Terintegrasi, Perusahaan Anak
serta Perusahaan Terelasi dalam rangka melakukan evaluasi dan pemantauan atas
pelaksanaan penerapan tata kelola terintegrasi konglomerasi keuangan oleh Bank
selaku entitas utama.
c. Komite Tata Kelola Terintegrasi memberikan saran masukan kepada pihak – pihak
terkait sebagai bentuk pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan penerapan Tata
Kelola Terintegrasi konglomerasi keuangan Bank.

32 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


5. Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan
Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan (KPBP) Bank merupakan salah satu komite yang
dibentuk Dewan Komisaris Bank dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya. KPBP Bank dibentuk berdasarkan:
a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 07 Desember 2017
tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum;
b. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. Nomor 04/SK/DK/2015 tanggal 25 Februari 2015 tentang Pembentukan
Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan;
c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. nomor 04/SK/DK/2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas
dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite;
d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. nomor 07/SK/DK/2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas
dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite;
e. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 05/SK/DK/2015 tanggal 03 Maret 2015 tentang
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan.
Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite
Pemantau Bisnis dan Perkreditan Bank tahun 2017.
Nama Jabatan Keterangan Periode Keahlian
Rudhyanto Komisaris 31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak Akuntansi dan Manajemen
Anggota
Mooduto Independen tanggal diangkat Bisnis Internasional
Komisaris 31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak
Yayat Sutaryat Ketua Hukum
Independen tanggal diangkat
31 Maret 2015 s/d tahun ke 4 sejak
Muhadi Anggota Komisaris Tekhnik
tanggal diangkat
Agus Hery Pihak
Anggota 03 Maret 2017 s/d 02 Maret 2019 Ekonomi
Suvagyo Independen
Pihak
Usman Anggota 03 Maret 2017 s/d 02 Maret 2019 Manajemen
Independen
Independensi Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan
Seluruh anggota Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan yang berasal dari pihak
independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham
dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham
Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
bertindak independen.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan
Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan memiliki tugas:
a. Memantau kebijakan serta jalannya bisnis dan perkreditan Bank;
b. Tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

Adapun tanggung jawab Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan adalah sebagai berikut:
a. Dalam melaksanakan tugas, KPBP bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris;
b. Anggota KPBP wajib merahasiakan informasi yang diperoleh sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
c. Anggota KPBP dalam melaksanakan tugasnya wajib mentaati standar etika Bank dan
dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung

33 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


dari kegiatan Bank selain honorarium dan/atau tunjangan lainnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Rapat Dan Kehadiran Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan


Selama tahun 2017, Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan telah menyelenggarakan
pertemuan sebanyak 13 (tiga belas) kali. Berikut informasi pertemuan Komite Pemantau
Bisnis dan Perkreditan sepanjang tahun 2017:
Total
Nama Jumlah Rapat Persentase
Kehadiran
Rudhyanto Mooduto 13 13 100%
Yayat Sutaryat 13 12 92,3%
Muhadi 13 11 84,6%
Agus Hery Subagyo 13 13 100%
Usman 13 11 84,6%

Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan


Sesuai program kerja Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan (KPBP), maka pada tahun
2017 direalisasikan rencana kerja sebagai berikut :
a. Melakukan evaluasi kebijakan bisnis dan perkreditan, serta memberi rekomendasi
untuk penyempurnaan dan pengembangan kebijakan bisnis dan perkreditan;
b. Mengawasi serta memantau jalannya proses bisnis dan perkreditan;
c. Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja keuangan Bank;
d. Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja perkreditan Divisi yang relevan;
e. Melakukan review dan pemantauan terhadap NPL dan CKPN Kantor Cabang yang
relevan serta memberikan saran/rekomendasi untuk penyelesaiannya.
f. Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga
(DPK)
g. Melakukan review dan pemantauan terhadap kondisi CASA bank
h. Mengevaluasi pencapaian fee based income dan memberikan saran/rekomendasi untuk
meningkatkan
i. Melakukan review dan pemantauan terhadap kondisi OPEX Bank
j. Mengawasi serta memantau jalannya proses kegiatan Trisuri
k. Melaporkan kegiatan pemantauan bisnis dan perkreditan kepada Dewan Komisaris
secara berkala

34 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

Bank melaksanakan penerapan sistem manajemen risiko berdasarkan empat pilar sebagai
berikut:
1. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris
Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab atas efektivitas penerapan Manajemen
Risiko Bank. Untuk itu Direksi dan Dewan Komisaris harus memahami Risiko yang
dihadapi oleh Bank dan memberikan arahan yang jelas, melakukan pengawasan dan
mitigasi secara aktif serta mengembangkan budaya Manajemen Risiko dalam organisasi
Bank. Dalam rangka mendukung penerapan Manajemen Risiko secara efektif, Direksi dan
Dewan Komisaris secara aktif terlibat dalam Risk Management Commite (RMC) serta
penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris yang ditunjang pula dengan rapat komite.

2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit sebagai pedoman penerapan


manajemen risiko.
Penerapan Manajemen Risiko yang efektif telah didukung dengan kerangka yang mencakup
kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan secara jelas
sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis Bank. Penyusunan kebijakan dan prosedur
Manajemen Risiko tersebut dilakukan dengan memperhatikan antara lain jenis,
kompleksitas kegiatan usaha, profil Risiko, tingkat Risiko yang akan diambil, keterkaitan
antar Risiko, serta peraturan yang ditetapkan otoritas dan/atau praktik perbankan yang
sehat. Selain itu, penerapan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko yang dimiliki Bank
harus didukung oleh kecukupan permodalan dan kualitas SDM. Dalam rangka
pengendalian Risiko secara efektif, kebijakan dan prosedur yang dimiliki Bank didasarkan
pada strategi Manajemen Risiko yang dilengkapi dengan toleransi Risiko dan limit Risiko.
Penetapan toleransi Risiko dan limit Risiko dilakukan dengan memperhatikan tingkat
Risiko yang akan diambil dan strategi Bank secara keseluruhan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penetapan kerangka Manajemen Risiko termasuk kebijakan, prosedur
dan limit, antara lain:
a. Strategi Manajemen Risiko
Strategi manajemen risiko merupakan acuan terhadap pendekatan mengenai cara
pencapaian tujuan Manajemen Risiko. Bank merumuskan strategi Manajemen Risiko
sesuai strategi bisnis secara keseluruhan dengan memperhatikan risk appetite, risk
tolerance dan risk limit. Strategi Manajemen Risiko disusun untuk memastikan bahwa
eksposur risiko Bank berada pada atau di bawah tingkat eksposur risiko yang
ditetapkan sesuai dengan kebijakan, prosedur internal Bank, peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Strategi Manajemen Risiko disusun
berdasarkan prinsip-prinsip umum berikut :
1) Strategi Manajemen Risiko harus berorientasi jangka panjang untuk memastikan
kelangsungan usaha Bank dengan mempertimbangkan kondisi atau siklus
ekonomi;
2) Strategi Manajemen Risiko secara komprehensif dapat mengendalikan dan
mengelola risiko Bank dan Perusahaan Anak; dan

35 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


3) Mencapai kecukupan permodalan yang diharapkan disertai alokasi sumber daya
yang memadai.
Strategi Manajemen Risiko disusun dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
1) Kondisi ekonomi serta dampaknya pada risiko Bank.
2) Organisasi Bank, termasuk kecukupan sumber daya manusia dan infrastruktur
pendukung.
3) Kondisi keuangan Bank, organisasi Bank, kemampuan untuk menghasilkan laba
dan kemampuan mengidentifikasi, memantau, dan mengendalikan risiko yang
timbul sebagai akibat perubahan faktor internal dan eksternal;
4) Bauran serta diversifikasi portofolio Bank.
Strategi Manajemen Risiko dimaksud di review secara berkala dan dikomunikasikan
secara efektif kepada seluruh jenjang organisasi agar memahami secara jelas
pendekatan yang telah ditetapkan serta mematuhi seluruh aspek yang terkait. Direksi
mengkomunikasikan Strategi Manajemen Risiko secara efektif kepada seluruh jenjang
organisasi dan melakukan review secara berkala.
b. Tingkat Risiko yang akan Diambil (Risk Appetite), Toleransi Risiko dan limit
Risk Appetite merupakan tingkat risiko yang bersedia diambil oleh Bank dalam rangka
mencapai sasaran atau tingkat laba yang diharapkan. Risk Appetite tercermin dalam
strategi dan sasaran bisnis Bank serta mencerminkan harapan Pemangku Kepentingan.
Tingkat Risiko yang akan diambil (risk appetite) tercermin dalam strategi dan sasaran
bisnis Bank.
Toleransi Risiko (risk tolerance) merupakan tingkat dan jenis Risiko yang secara
maksimum ditetapkan oleh Bank. Risk tolerance merupakan penjabaran dari risk
appetite. Direksi memberikan arahan yang jelas mengenai risk appetite, risk tolerance
dan risk limit Bank. Risk appetite dan risk tolerance harus tercermin di dalam kebijakan
Manajemen Risiko, termasuk dalam penetapan limit. Dalam merumuskan risk
tolerance, Bank perlu mempertimbangkan strategi dan tujuan bisnis Bank serta
kemampuan Bank mengambil risiko (risk bearing capacity).

3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko


serta sistem informasi manajemen.
Identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian Risiko merupakan bagian utama
dari proses penerapan Manajemen Risiko. Identifikasi Risiko bersifat proaktif, mencakup
seluruh produk dan aktivitas bisnis bank dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber
dan kemungkinan timbulnya Risiko serta dampaknya terhadap kelangsungan bisnis bank.

Selanjutnya perlu dilakukan pengukuran Risiko yang telah diidentifikasi sesuai dengan
karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha Bank. Atas hasil pengukuran tersebut perlu
dilakukan pemantauan yang dilakukan oleh Risk Taking Unit (RTU) yang berkoordinasi
dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) selaku pihak yang independen dalam
proses pemantauan tersebut. Selain itu, guna mendukung efektifitas penerapan Manajemen
Risiko perlu didukung oleh pengendalian risiko dan sistem informasi manajemen risiko
yang memadai.

36 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


4. Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
Proses penerapan Manajemen Risiko yang efektif harus dilengkapi dengan sistem
pengendalian intern yang andal. Penerapan sistem pengendalian intern secara efektif dapat
membantu pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan
dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan
dan peraturan perundang-undangan, serta mengurangi Risiko terjadinya kerugian,
penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Terselenggaranya sistem
pengendalian intern Bank yang andal dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh
satuan kerja operasional (risk-taking unit) dan satuan kerja pendukung serta SKAI.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan sistem pengendalian intern antara lain:
a. Pelaksanaan sistem pengendalian intern secara efektif dalam penerapan Manajemen
Risiko Bank mengacu pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Penerapan
prinsip pemisahan fungsi (four eyes principle) harus memadai dan dilaksanakan secara
konsisten.
b. Sistem pengendalian intern dalam penerapan Manajemen Risiko paling sedikit
mencakup:
1) kesesuaian antara sistem pengendalian intern dengan jenis dan tingkat Risiko yang
melekat pada kegiatan usaha Bank;
2) penetapan wewenang dan tanggung jawab untuk pemantauan kepatuhan
kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta penetapan limit Risiko;
3) penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas dari satuan kerja
operasional (risk-taking unit) kepada satuan kerja yang melaksanakan fungsi
pengendalian;
4) struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas tugas dan tanggung jawab
masing-masing unit dan individu;
5) pelaporan keuangan dan kegiatan operasional yang akurat dan tepat waktu;
6) kecukupan prosedur untuk memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan
peraturan perundang-undangan;
7) kaji ulang yang efektif, independen, dan obyektif terhadap kebijakan, kerangka dan
prosedur operasional Bank;
8) pengujian dan kaji ulang yang memadai terhadap sistem informasi manajemen;
9) dokumentasi secara lengkap dan memadai terhadap cakupan, prosedur
operasional, temuan audit, serta tanggapan pengurus Bank berdasarkan hasil
audit; dan
10) verifikasi dan kaji ulang secara berkala dan berkesinambungan terhadap
penanganan kelemahan Bank yang bersifat material dan tindakan pengurus Bank
untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
c. Pelaksanaan kaji ulang terhadap penerapan Manajemen Risiko paling sedikit sebagai
berikut:
1) Kaji ulang dan evaluasi dilakukan secara berkala, paling sedikit setiap tahun oleh
SKMR dan SKAI;
2) Cakupan kaji ulang dan evaluasi dapat ditingkatkan frekuensi atau intensitasnya,
berdasarkan perkembangan eksposur Risiko Bank, perubahan pasar, metode
pengukuran, dan pengelolaan Risiko;

37 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


3) Khusus untuk kaji ulang dan evaluasi terhadap pengukuran Risiko oleh SKMR,
paling sedikit mencakup:
a) kesesuaian kerangka Manajemen Risiko, yang meliputi kebijakan, struktur
organisasi, alokasi sumber daya, desain proses Manajemen Risiko, sistem
informasi, dan pelaporan Risiko Bank dengan kebutuhan bisnis Bank, serta
perkembangan peraturan dan praktik terbaik (best practice) terkait
Manajemen Risiko;
b) metode, asumsi, dan variabel yang digunakan untuk mengukur Risiko dan
menetapkan limit eksposur Risiko;
c) perbandingan antara hasil dari metode pengukuran Risiko yang menggunakan
simulasi atau proyeksi pada masa datang dengan hasil aktual;
d) perbandingan antara asumsi yang digunakan dalam metode dimaksud dengan
kondisi yang sebenarnya atau aktual;
e) perbandingan antara limit yang ditetapkan dengan eksposur yang sebenarnya
atau aktual; dan
f) penentuan kesesuaian antara pengukuran dan limit eksposur Risiko dengan
kinerja pada masa lalu dan posisi permodalan Bank saat ini.
4) Pelaksanaan kaji ulang oleh pihak independen atau SKAI antara lain mencakup:
a) keandalan kerangka Manajemen Risiko, yang mencakup kebijakan, struktur
organisasi, alokasi sumber daya, desain proses Manajemen Risiko, sistem
informasi serta pelaporan Risiko Bank; dan
b) penerapan Manajemen Risiko oleh unit bisnis atau aktivitas pendukung,
termasuk kaji ulang terhadap pelaksanaan pemantauan oleh SKMR.
d. Penyampaian hasil penilaian kaji ulang oleh SKMR kepada Dewan Komisaris, SKAI,
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan, Komite Audit (jika ada) dan Direksi
terkait lainnya sebagai masukan dalam rangka penyempurnaan kerangka dan proses
Manajemen Risiko;
e. Pemanatauan oleh SKAI terhadap perbaikan atas hasil temuan audit intern maupun
ekstern. Temuan audit yang belum ditindaklanjuti harus diinformasikan oleh SKAI
kepada Direksi untuk diambil langkah-langkah yang diperlukan;
f. Tingkat responsif Bank terhadap kelemahan dan/atau penyimpangan yang terjadi
terhadap ketentuan internal dan eksternal yang berlaku.

Terdapat 8 (delapan) jenis risiko yang harus dikelola dengan baik oleh Bank. Kedelapan jenis
risiko tersebut meliputi Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko
Stratejik, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum dan Risiko Reputasi.
A. Risiko Kredit
Terkait proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko kredit, Bank
telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Bank secara berkala melakukan analisa menyeluruh atas aspek internal dan eksternal
bank melalui analisa Root Cause of Credit Risk (RCCR) yang berisi analisa penyebab
penurunan kolektibilitas debitur yang berdampak pada timbulnya Non Performing
Loan (NPL).
b. Bank melakukan perhitungan stress test Risiko Kredit yang disampaikan kepada
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Disamping itu, Bank telah menyusun

38 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


analisa Bottom Up Stress Test (BUST) yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) sebagai bagian dari pelaksanaan Financial Sector Assessment Program (FSAP)
serta telah disusun stress test dengan isu pendirian BPD Banten. Pelaksanaan stress test
dilakukan dengan pendekatan portfolio level dan bertujuan untuk menghitung
pengaruh kondisi shock makro ekonomi terhadap peningkatan NPL secara bankwide.
Pelaksanaan perhitungan menggunakan satellite model yang meliputi kredit produktif
maupun kredit non-produktif pada seluruh sektor ekonomi. Satellite model tersebut
merupakan perhitungan regresi multiple yang menghubungkan kondisi makro ekonomi
sebagai independent variable dan NPL sebagai dependent variable.
c. Selanjutnya terkait proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko kredit pada divisi bisnis perkreditan, maka secara berkala disusun laporan
perkembangan eksposur risiko kredit yang disusun dalam rangka mitigasi risiko dan
sebagai upaya perbaikan segera sesuai perkembangan tingkat risiko. Pemantauan atas
kualitas portofolio kredit yang dilaporkan secara berkala kepada Direksi melalui hal-hal
sebagai berikut:
1) Review dan evaluasi berkala melalui pelaksanaan business review termasuk
diantaranya pembahasan mengenai posisi serta kualitas portofolio kredit;
2) Kaji ulang atas potensi risiko dalam aktivitas perkreditan yang dilaporkan secara
independen oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko.
Di samping itu, Bank juga melakukan pemantauan kredit yang memuat informasi
mengenai :
1) Kondisi keuangan debitur;
2) Kecukupan agunan;
3) Pemantauan kepatuhan persyaratan perjanjian kredit.

B. Risiko Pasar
Adapun upaya pengelolaan Risiko Pasar yang telah dilakukan Bank adalah sebagai berikut:
a. Bank telah memiliki prosedur dan identifikasi risiko suku bunga banking book yang
didukung oleh sistem informasi yang sangat memadai dan adanya pelaporan secara
harian mengenai pergerakan nilai tukar, suku bunga, dan informasi pasar lainnya ke
Direksi termasuk over limit;
b. Terdapat proses mark to market secara harian terhadap transaksi trading bank untuk
mengetahui kerugian/keuntungan bank dan bank pun memiliki metode dalam proses
mark to market-nya termasuk prosedur contingency plan dalam proses mark to market-
nya apabila terjadi kondisi di luar normal;
c. Bank melakukan proses review atau validasi model pengukuran risiko pasar yang
dilakukan secara berkala melalui back testing dimana model pengukurannya masih
valid sesuai hasil back testing. Adapun mengenai validasi dan back testing tersebut
disusun dalam bentuk laporan VaR (Value at Risk) dan validasi model;
d. Bank memiliki prosedur pemantauan limit secara harian sebagai standarisasi
pemantauan Divisi Manajemen Risiko terhadap aktivitas dealing room treasury
termasuk tindak lanjut yang akan dilakukan oleh risk taking unit apabila terjadi
pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi;

39 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


e. Bank melakukan pengendalian risiko pasar melalui monitoring terhadap kontrak
transaksi dan penilaian kembali kredibilitas counterparty secara harian dan dipantau
oleh dedicated person yang berpengalaman kemudian dalam penetapan limit
counterparty dilakukan oleh unit kerja lain yang independen dari unit kerja bisnis
sehingga proses penetapan limitnya melibatkan four eyes principle;
f. Sebagai upaya meningkatkan informasi atas eksposur risiko pasar yang dihadapi bank,
unit kerja terkait telah melaporkan eksposur risiko pasar baik secara harian (utilisasi
treasury), mingguan (treasury utilization report), bulanan (analisis pengukuran risiko
pasar & likuiditas), semesteran (market risk stress test), kepada Direksi dan pejabat
eksekutif sehingga diharapkan adanya tindak lanjut perbaikan dan proses mitigasi
untuk meminimalisir potensi risiko yang akan datang;
g. Dalam proses pengukuran, pemantauan yang dilakukan Satuan Kerja Manajemen
Risiko melalui pelaporan atas aktivitas unit kerja Trisuri masih dilakukan secara
manual dan belum tersistem namun demikian mempertimbangkan eksposur transaksi
bank yang belum kompleks, potensi risiko yang dihadapi bank masih dapat termitigasi
dengan baik.

C. Risiko Likuiditas
Adapun upaya pengelolaan Risiko Likuiditas yang telah dilakukan Bank adalah sebagai
berikut.
a. Bank melakukan analisis terhadap seluruh sumber risiko likuiditas baik dari sisi
internal maupun eksternal seperti produk dan aktifitas perbankan yang mempengaruhi
sumber penggunaan dana secara komprehensif, kecukupan pendanaan melalui pasar,
serta analisis risiko didukung dengan sistem informasi dan kecukupan data yang
memadai;
b. Bank telah memiliki alat pengukuran yang dapat mengkuantifikasi dan
mengidentifikasi risiko likuiditas secara tepat waktu dan komprehensif berdasarkan
indikator internal dan eksternal dalam early warning indicator berupa pengukuran
untuk mengukur risiko inheren mengenai komposisi pendanaan, rasio likuiditas,
proyeksi arus kas, liquidity gap, scenario analysis dan stress testing;
c. Bank telah mengembangkan early warning indicator risiko likuiditas yang merupakan
indikator yang digunakan untuk memprediksi potensi krisis likuiditas di masa datang
sebagai bentuk identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko likuiditas secara harian
yang bertujuan untuk memitigasi sejak dini apabila terdapat potensi krisis likuiditas
dikemudian hari;
d. Bank melakukan pemantauan limit secara harian seperti limit GWM primer, sekunder
dan excess reserve dan (AL+NAB)/NCD terhadap treshold yang telah ditetapkan oleh
regulator termasuk tindak lanjut yang akan dilakukan oleh risk taking unit apabila
terjadi pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi.

D. Risiko Operasional
Adapun upaya pengelolaan Risiko Operasional yang telah dilakukan Bank adalah sebagai
berikut.
a. Bank berupaya untuk melakukan penyempurnaan bussiness process terutama untuk
aktivitas perkreditan. Hal tersebut terlihat dari penerapan model bisnis dengan

40 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


melibatkan beberapa fungsi seperti Relationship Manager, Relationship Officer dan
Account Officer yang telah diakomodir dalam struktur organisasi serta terdapat
beberapa review atas prosedur kerja dalam rangka mendukung proses manajemen
risiko yang handal;
b. Bank melakukan upaya untuk mengurangi konsentrasi komposisi pegawai pada level
dasar dengan melakukan program pengembangan karyawan diantaranya melalui
program Staff Development Program;
c. Bank senantiasa melakukan peningkatan kualitas SDM khususnya pada aktivitas bisnis
utama Bank yaitu perkreditan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada
pegawai;
d. Risk taking unit senantiasa melakukan risk assessment atas pengembangan produk dan
aktivitas baru dalam rangka melakukan penerapan manajemen risiko didalamnya;
e. Bank melakukan proses pengukuran Risiko Operasional dilakukan secara berkala
melalui perangkat pengukuran Risiko Operasional diantaranya Risk Control Self
Assessment, Key Risk Indicator, laporan data kerugian risiko operasional pada masing-
masing unit kerja serta pengukuran profil Risiko Operasional bankwide yang dilakukan
secara periodik. Adapun hasil analisa atas penilaian Risiko Operasional tersebut
dilaporkan kepada pihak manajemen yang dilakukan secara berkala seperti pelaporan
monthly report;
f. Dalam menjaga kepentingan Bank dan penegakan disiplin, Bank telah melaksanakan
pedoman sanksi disiplin dengan cukup efektif termasuk dalam pengenaan sistem
sanksi kepegawaian.

E. Risiko Hukum
Bank melalui unit kerja hukum senantiasa melakukan penanganan atas kasus hukum yang
terjadi, baik yang dilakukan oleh Bank secara langsung maupun menggunakan jasa
konsultan hukum atas permintaan risk taking unit. Upaya yang dilakukan Bank dalam
mengelola Risiko Hukum yaitu:
a. Unit kerja hukum melakukan pembinaan dalam bidang hukum secara berkala melalui
proses pendampingan perkara hukum, legal session kepada risk taking unit dengan
pembahasan permasalahan-permasalahan hukum yang dihadapi pada Kantor Cabang,
serta melaksanakan review terhadap perjanjian-perjanjian kerjasama yang akan
dilaksanakan guna melindungi kepentingan Bank, namun masih dalam ruang lingkup
yang terbatas;
b. Bank melakukan identifikasi dan pengendalian Risiko Hukum terhadap produk dan
aktivitas baru melalui pengkajian terkait aspek hukum serta menyampaikan informasi
dan pelaporan yang berkaitan dengan mitigasi Risiko Hukum kepada Direksi yang
membidangi unit kerja hukum;
c. Terkait dengan pelaksanaan sistem informasi manajemen Risiko Hukum telah
dilaksanakan dengan baik salah satunya adanya laporan secara berkala terkait dengan
pemantauan dan pencatatan atas pelaksanaan pendampingan perkara hukum serta
penanganan hukum, update perkara hukum yang ditangani oleh Divisi Hukum serta
laporan setiap triwulan disajikan dalam bentuk profil Risiko Hukum.

41 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


F. Risiko Stratejik
Pengelolaan risiko stratejik yang dilakukan Bank adalah sebagai berikut.
a. Bank secara berkala melakukan pengukuran Risiko Stratejik melalui pemantauan atas
progress report pencapaian rencana bisnis Bank serta melakukan business review atas
perkembangan bisnis Bank;
b. Pencapaian atas bisnis Bank tersebut dibahas dan dilaporkan kepada pihak manajemen
yang dilakukan secara berkala termasuk kepada komite yang berada di bawah Dewan
Komisaris;
c. Bank senantiasa melakukan monitoring atas kinerja Kantor Cabang;
d. Bank melakukan beberapa upaya dan strategi yaitu optimalisasi dalam upaya
penyelesaian kredit bermasalah dengan melakukan penagihan, klaim asuransi dan
eksekusi agunan, melakukan peningkatan dana CASA;
e. Bank melakukan evaluasi serta sosialisasi kepada seluruh unit kerja tentang target
bisnis Bank;
f. Bank melakukan peningkatan kerjasama layanan dengan operator/instansi/lembaga
lain dalam rangka meningkatkan fee based atau keuntungan tambahan bagi Bank.

G. Risiko Kepatuhan
Upaya pengelolaan Risko Kepatuhan yang dilakukan Bank adalah sebagai berikut:
a. Proses identifikasi, pengukuran, pengendalian serta pemantauan melalui penerapan
compliance sheet, compliance checklist dan terdapat pula pelaporan secara rutin 3 (tiga)
bulan sekali dalam bentuk profil Risiko Kepatuhan serta adanya pemantauan dan
pelaporan mengenai tingkat penyelesaian atas objek pemeriksaan oleh regulator. Selain
itu adanya ketentuan atas penyampaian Laporan Rapat Rutin yang dilaksanakan
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan dengan materi yang sampaikan
adalah sebagai berikut:
1) Pembahasan ketentuan yang berlaku dalam lingkup masing-masing bidang kerja;
2) Pemantauan pengisian compliance checklist quality assurance dan pelaksanaan
deskripsi pekerjaan yang terkait dengan bidang tugasnya;
3) Pembahasan permasalahan-permasalahan yang timbul di setiap unit kerja masing-
masing.
b. Adanya pemantauan maupun pencatatan terkait Risiko Kepatuhan oleh Divisi
Kepatuhan walaupun masih belum menyeluruh terhadap pelanggaran ketentuan
internal. Hal tersebut masih terbatas kepada pemantauan prinsip kehati-hatian,
pelaporan Bank dan pengkajian aspek kepatuhan dan dilaporkan melalui Pelaksanaan
Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko;
c. Terkait dengan pelaksanaan aktivitas usaha Bank serta produk dan aktivitas baru Bank
beserta pengembangannya, Bank melakukan review dalam hal aspek kepatuhan
terhadap ketentuan atas produk dan aktivitas baru tersebut. Selain itu, Divisi
Kepatuhan melakukan pengkajian yang mencakup review atas seluruh
kebijakan/ketentuan/kegiatan usaha yang dimiliki Bank;
d. Dalam menunjang penerapan manajemen Risiko Kepatuhan yang efektif khususnya
pada tools Risiko Kepatuhan seperti form compliance sheet dan compliance checklist

42 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


quality assurance masih diperlukan monitoring secara berkala guna mengefektifkan
tools secara efisien.

H. Risiko Reputasi
a. Identifikasi serta pengukuran Risiko Reputasi dilakukan secara berkala yaitu melalui
pemantauan terhadap keluhan nasabah baik melalui call center dan/atau frontliner;
b. Bank melakukan penatausahaan setiap adanya pemberitaan negatif dalam laporan
media monitoring yang terdiri dari judul berita, nama media massa berikut dengan
news value sehingga Bank dapat mengetahui pengaruh dari pemberitaan tersebut;
c. Bank melakukan penatausahaan setiap adanya pengaduan nasabah dalam Laporan
Pengaduan Nasabah yang disampaikan kepada Direksi secara berkala;
d. Terdapat pemantauan atas keluhan nasabah dan penyelesaian pengaduan nasabah
yang sesuai dengan ketentuan/SLA;
e. Terdapat pemantauan atas pemberitaan negatif kepada Bank melalui berbagai media
termasuk search engine optimation untuk meningkatkan citra positif bagi Bank, serta
penilaian profil risiko reputasi melalui pelaporan profil risiko secara triwulanan;
f. Bank melakukan counter terhadap adanya pemberitaan negatif terhadap Bank dengan
berupaya menyebarluaskan pemberitaan positif termasuk advertorial yang
mengedepankan kinerja perbankan serta corporate action yang telah dilakukan bank;
g. Bank dengan segera menindaklanjuti jika terdapat pemberitaan negatif yang memiliki
dampak signifikan bagi Bank baik secara materil maupun imateril dengan
berkoordinasi bersama unit kerja terkait dan Bank tetap menindaklanjuti setiap adanya
pemberitaan negatif yang tidak berdampak signifikan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
h. Bank melakukan sosialisasi kepada customer service untuk senantiasa mengedukasi
nasabah guna meminimalisir potensi Risiko Reputasi yang mungkin timbul atas
kesalahpahaman nasabah terkait penggunaan produk/jasa Bank. Selain itu terdapat
kunjungan ke setiap jaringan kantor Bank mengenai penyesuaian standardisasi layanan
industri perbankan, coaching dan pendampingan kepada Kantor Cabang serta adanya
program service dan budaya dalam rangka meningkatkan kualitas layanan bank;
i. Dalam rangka peningkatan kualitas layanan, Bank juga melakukan survei atas layanan
Bank baik secara internal maupun eksternal untuk meningkatkan kepuasan dan
loyalitas nasabah kepada Bank melalui:
1) Survey Internal:
a) Score kinerja layanan sesuai dengan standar Market Research Indonesia;
b) Monitoring internal yang dilakukan baik oleh Kantor Pusat maupun Kantor
Wilayah terhadap Kantor Cabang;
c) Adanya penilaian layanan secara self assessment oleh seluruh jaringan kantor
Bank serta selain itu terdapat mysterious shopper oleh vendor yang
bekerjasama dengan Bank dalam rangka penilaian layanan Bank secara
independen;
d) Adanya service quality assurance yang berperan melakukan evaluasi, coaching
dan monitoring layanan di Kantor Cabang untuk mendukung tercapainya
service excellence dan pencitraan bank yang baik.

43 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


2) Survey External:
a) Bank bekerjasama dengan vendor mengenai survei kepuasan nasabah melalui
program Customer Satisfaction Index dan Customer Loyalitas Index guna
mengetahui ekspektasi nasabah terhadap layanan Bank yang bertujuan untuk
meningkatkan kepuasan dan meningkatkan loyalitas nasabah;
b) Bank melakukan pula sosialisasi atas hasil kepuasan nasabah/customer
feedback tersebut kepada seluruh Kantor Cabang sebagai bahan evaluasi
layanan Bank;
c) Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui pemberian pendidikan dan
pelatihan service excellent & standar layanan bagi frontliner serta pelatihan
communication skill;
d) Selain itu untuk meminimalisir potensi Risiko Reputasi yang berasal dari
keluhan nasabah atas produk/layanan Bank, Bank terus melakukan koordinasi
dengan unit kerja terkait mengenai tindaklanjut perbaikan terkait kerusakan
mesin/sistem transaksi yang ada pada mesin ATM dan electronic banking;
e) Bentuk mitigasi lainnya yang secara rutin dilakukan yaitu sebagai berikut:
 Media Visit ke beberapa media massa berskala nasional baik cetak
maupun elektronik;
 Membangun sarana komunikasi dengan para investor;
 Menjalin hubungan baik rekan-rekan media baik lokal maupun nasional
dan pelaksanaan media gathering, undangan media untuk berpartisipasi
dalam liputan kegiatan Bank serta pelaksanaan seminar bagi beberapa
media massa dalam rangka menjaga nilai keseimbangan antara Bank
dengan pihak media;

44 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN

Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan pada Bank berpedoman kepada Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan nomor 46/POJK.03/2017 tanggal 12 Juli 2017 tentang Pelaksanaan Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank Umum. Bank wajib memiliki Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
dengan peran sebagai berikut:
1. Fungsi Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
a. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan
kegiatan usaha Bank;
b. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;
c. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang
dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan
ketentuan peraturan perundang – undangan, termasuk Prinsip Syariah bagi bank
umum syariah dan unit usaha syariah; dan
d. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada
Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
2. Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, paling kurang
mencakup :
a. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
b. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan
ditetapkan oleh Direksi;
c. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan di dalam
penyusunan ketentuan dan pedoman internal Bank;
d. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan
usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan
ketentuan peraturan perundang – undangan, termasuk Prinsip Syariah bagi bank
umum syariah dan unit usaha syariah;
e. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;
f. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil
Direksi Bank atau pimpinan kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri
tidak menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan ketentuan peraturan
perundang – undangan; dan
g. Melakukan tugas lain yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan

Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud diatas tidak menghilangkan hak dan
kewajiban Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagai anggota Direksi Bank
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang mengenai Perseroan Terbatas, dalam hal diperlukan
keputusan terhadap perbuatan tertentu dari seluruh anggota Direksi Bank

Satuan Kerja Kepatuhan


Dalam mengimplementasikan Fungsi Kepatuhan, Direktur Kepatuhan dibantu oleh Satuan
Kerja Kepatuhan yang bertanggung jawab untuk menyusun langkah-langkah dalam rangka
mendukung terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank pada setiap
jenjang organisasi, yang antara lain dilaksanakan melalui:

45 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


1. Monitoring pemenuhan komitmen Bank atas laporan hasil pemeriksaan Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang;
2. Melakukan review atas kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha Bank yang telah
diberlakukan berdasarkan adanya informasi ketentuan baru dari lembaga/ instansi terkait,
usulan dari unit kerja terkait atau inisiatif Satuan Kerja Kepatuhan;
3. Melakukan pengkajian terhadap draft kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha Bank
yang diusulkan oleh unit kerja terkait;
4. Melakukan rekapitulasi dan monitoring Pelaporan untuk disampaikan kepada Pengurus
Bank dan/atau Otoritas Jasa Keuangan;
5. Melakukan Kompilasi ketentuan-ketentuan internal maupun eksternal Bank yang diinput
ke dalam database aplikasi bjb cafe serta disosialisasikan ke Divisi/Unit, Kantor Wilayah
dan Kantor Cabang;
6. Penyampaian materi sosialisasi Budaya Kepatuhan baik melalui program pendidikan dan
pelatihan pegawai ataupun dilaksanakan dengan mendatangi Kantor Cabang;
7. Melakukan koordinasi dengan KPK dalam penerapan Pedoman Pengendalian Gratifikasi
dan Pelaporan LHKPN dilingkungan Bank;
8. Melakukan review atas bidang-bidang operasional/non-operasional yang dipandang perlu
untuk dibuatkan compliance sheet baru/evaluasi atas compliance sheet yang telah ada.

Dalam menjalankan kegiatan usaha, Bank telah memenuhi ketentuan regulator yang terkait
dengan aspek kecukupan modal, pemenuhan ketentuan bidang perkreditan serta pemeliharaan
likuiditas.
Acuan
Aspek Kepatuhan Pemenuhan Bank
(Ketentuan)

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 18,43% ≥ 8%


Tidak
Pelampauan/Pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Tidak ada
diperkenankan
Rasio Non Performing Loan (NPL) 1,69% ≤ 5%

Rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Primer 7,92% ≥ 6.5%

Rasio GWM Sekunder 7,15% ≥ 4%

Rasio GWM dalam Valuta Asing 11,33% ≥ 8%

Rasio Posisi Devisa Netto (PDN) 0.58% ≤ 20%

Satuan Kerja Kepatuhan juga ikut memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat
kepada Otoritas Jasa Keuangan serta otoritas pengawas lain yang berwenang. Selama tahun 2017,
Bank telah berupaya untuk melakukan pemenuhan terhadap komitmen-komitmen yang telah
dibuat oleh Bank terhadap otoritas yang berwenang khususnya Otoritas Jasa Keuangan. Hal
tersebut ditunjukkan melalui pemenuhan komitmen yang telah ditindaklanjuti oleh Bank serta
telah disampaikan kepada otoritas jasa keuangan sebesar 95,49%. untuk komitmen yang masih
dalam proses pemenuhan, bank telah menyampaikan progress penyelesaian secara berkala
kepada OJK serta melaksanakan jadwal ulang terhadap pemenuhannya.

46 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Sebagai langkah keseriusan dalam rangka peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko,
Satuan Kerja telah melaksanakan kegiatan dan pengembangan penerapan program APU-PPT
antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan pemantauan transaksi-transaksi keuangan untuk dilakukan analisa lebih
mendalam terhadap potensi terjadinya Transaksi Keuangan Mencurigakan;
2. Melakukan Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) kepada Pusat Pelaporan
dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK);
3. Melakukan Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) kepada PPATK;
4. Melakukan pelaporan transaksi transfer dana dari dan Ke Luar Negeri (LTKL) kepada
PPATK;
5. Melakukan pelaporan Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu (SIPESAT) kepada PPATK;
6. Melakukan pemeliharaan dan pemantauan terhadap profil nasabah dengan daftar-daftar
orang maupun lembaga yang wajib dipantau berdasarkan database informasi dari otoritas
yang berwenang baik nasional maupun internasional;
7. Melakukan pemantauan terhadap nasabah yang dijadikan tersangka atau terdakwa suatu
tindak pidana serta Daftar Tersangka dan Terduga Teroris oleh pihak yang berwenang
maupun dari media massa atau berdasarkan informasi lainnya dari sumber yang resmi;
8. Melakukan koordinasi dengan PPATK, KPK, POLRI serta pihak berwenang lainnya terkait
dengan permintaan data, pemblokiran rekening dan penyitaan dana berkenaan dengan
kasus pencucian uang dan pendanaan terorisme;
9. Melakukan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan pengkinian data nasabah oleh
seluruh unit kerja dan cabang;
10. Melakukan pemantauan secara efektif terhadap profil dan transaksi nasabah dengan
memantau pelaksanaan pengelompokan nasabah kedalam tingkat risiko (Risk Based
Approach) terjadinya pencucian uang;
11. Melakukan pemenuhan pelaksanaan pembukaan hubungan usaha Bank dengan bank
koresponden dari Luar Negeri dari aspek APU-PPT;
12. Melakukan pengkajian terhadap aktivitas dan produk baru perbankan terkait dengan
kewajiban penerapan program APU-PPT sebelum aktivitas dan produk tersebut dijalankan;
13. Melakukan pemantauan dan rekomendasi terkait pendidikan dan pelatihan APU-PPT
terhadap karyawan Bank dalam rangka meningkatkan pemahaman, kewaspadaan serta
risiko terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme;
14. Memastikan teknologi informasi yang mendukung penerapan program APU-PPT telah
sejalan dan mencakup perkembangan bisnis, produk serta layanan bank, berkenaan dengan
hal ini Bank telah melakukan pengembangan aplikasi yang diberi nama bjb AMOLA (Anti
Money Laundering);
15. Melakukan koordinasi dan pemantauan langsung (on site) terhadap pelaksanaan kebijakan
program APU – PPT pada unit kerja terkait yang berhubungan langsung dengan nasabah
yang didasarkan atas hasil penilaian tingkat risiko unit kerja terkait terhadap potensi
terjadinya Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
16. Melakukan penyesuaian terhadap pedoman APUPPT Bank berdasarkan regulasi yang
dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

47 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Adapun statistik pelaksanaan program APU-PPT yang dilaksanakan oleh Bank selama tahun
2017, dapat kami informasikan sebagai berikut:
Aktivitas Jumlah
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) 233 Laporan

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) 24.654 Laporan

Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan Keluar Negeri (LTKL) 14.026 Laporan

Laporan SIPESAT 770.070 Data CIF

Korespondensi dengan pihak yang berwenang 111 Kali

Pengkajian penerapan APU-PPT terkait Aktivitas dan Produk Baru Bank 16 Kajian

Pelaksanaan APU-PPT terkait bank koresponden 17 Kali

Jumlah pegawai yang mengikuti Pelatihan APU-PPT 6.616 Pegawai

48 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERN

Berdasarkan struktur organisasi yang berlaku dan telah disahkan oleh Direksi melalui Surat
Keputusan Direksi nomor 0177/SK/DIR-PS/2017 tanggal 1 Maret 2017 tentang Struktur
Organisasi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., dimana Divisi Audit
Internal berada dibawah garis komando Direktur Utama dan garis koordinasi Komite Audit.
Dewan Komisaris

Direktur Utama Komite Audit

Pemimpin Divisi

Grup Audit Umum Grup Audit Teknologi Grup Audit Anti Grup Service Development
Grup Audit Umum & Quality Assurance
Informasi Fraud
Pemimpin Grup
Pemipin Grup Pemimpin Grup Pemimpin Grup Pemimpin Grup

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi nomor 728/SK/DIR-AI/2014 tanggal 10 November 2014
tentang Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter) yang menjelaskan visi, misi, fungsi,
peran serta tanggung jawab Divisi Audit Intern dalam rangka Pelaksanaan Audit Internal Bank
yang efektif.
Pada posisi tanggal 31 Desember 2017, DAI memiliki 47 orang pegawai yang terdiri dari 1 orang
pemimpin divisi, 8 orang pemimpin grup, 4 orang manager, 5 orang senior officer, 10 orang
officer, 17 orang staff, dan 2 orang junior staff. Untuk mendukung peran Audit Internal sebagai
mitra bisnis strategis, jajaran pegawai DAI telah memiliki sertifikasi baik yang bertaraf
internasional maupun nasional. Peningkatan jumlah pemegang sertifikasi menjadi salah satu
program utama DAI di tahun 2017 dan akan terus berlanjut pada tahun 2018. Adapun sertifikasi
yang telah dimiliki oleh para auditor internal, antara lain:
Pemegang
No Nama Pelatihan Sertifikasi
Sertifikat
1 BSMR1 14
2 BSMR2 6
3 BSMR3 5
4 BSMR5 1
5 Qualified Internal Auditor (QIA) 2
6 Certified Bank Internal Auditor (CBIA) 1
7 Certified Forensic Audit (CfrA) 2
8 Akuntan 4
9 Brevet A&B 3
10 Certified Internal Auditor (CIA) 1
11 Certified Fraud Examiners (CFE) 1
12 Certified Information System Auditor (CISA) 1
13 Enterprise Risk Management Professional (ERMCP) 1
14 Cisco Certified Network Associate (CCNA) 1
15 Information Technology Infrastucture Library 1
16 Chartered Accountant (CA) 4

49 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Program Kerja Tahun 2017
Pada tahun 2017, Divisi Audit Internal menetapkan jenis penugasan audit yang terdiri dari audit
umum, audit tematik, audit terintegrasi kepada anak perusahaan, audit teknologi informasi,
audit khusus dan surprise audit.

Metode Audit
DAI memiliki standar penyelenggaraan audit yang diatur di dalam Kebijakan dan Pedoman
Audit Internal dan ditetapkan dengan Surat Keputusan nomor 729/SK/DIR-AI/2014 tentang
Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank (SPFAIB). Penyelenggaraan aktivitas audit
diawali dengan pembuatan rencana kerja audit tahunan (audit plan) yang disusun menggunakan
pendekatan berbasis risiko. Audit universe ditinjau berdasarkan berbagai sudut pandang, baik
unit kerja (entitas bisnis), proses bisnis, atau pun objek audit yang bersifat tematik. Pemilihan
prioritas objek audit dilakukan berdasarkan profil risikonya (risk based internal audit).

Setiap penugasan audit individual dimulai dengan analisa mendalam pada fase persiapan
(preliminary survey) sehingga pelaksanaan audit di lapangan dapat berjalan dengan tepat
sasaran. Berbagai metode telah digunakan dalam penugasan audit, yaitu teknik pengambilan
sampling, data gathering, teknik wawancara, kriteria penyusunan audit evidence dan dituangkan
secara terstandarisasi dalam kertas kerja audit. Untuk mendukung proses analisa, para auditor
dibekali dengan standar perangkat alat kerja yang memadai dan mutakhir, didukung oleh
penggunaan Computer Assisted Audit Technique (CAAT).

Pelaksanaan Kegiatan Audit Tahun 2017


Pada tahun 2017, pelaksanaan audit telah terealisasi seluruhnya sesuai dengan audit plan yang
ditetapkan.Jenis penugasan audit terdiri dari audit umum, audit tematik, audit terintegrasi
kepada anak perusahaan, audit teknologi informasi, audit khusus dan surprise audit. Berikut
adalah data statistik pelaksanaan dan temuan audit pada tahun 2017:
Tahun Penugasan Jumlah Temuan
20 Kantor Cabang 158
7 Divisi 47
2017 1 Kanwil 13
1 Anak Perusahaan 8
12 Audit TI (Modul dan Aplikasi) 25
Total 41 Objek Audit 251

Ruang lingkup pemeriksaan selama tahun 2017 tidak terbatas pada audit compliance tetapi juga
meliputi penilaian kecukupan Sistem Pengendalian Intern (SPI), penilaian efektivitas SPI,
penilaian kualitas kinerja, dan penilaian performance objective. Selain melakukan pemeriksaan,
DAI menjalankan tugas untuk menyampaikan laporan pokok-pokok hasil audit dan sebagai
fasilitator untuk audit eksternal. Pada tahun 2017, DAI telah menyampaikan laporan audit
khusus dan laporan pokok-pokok hasil audit kepada Otoritas Jasa Keuangan secara semesteran
dan memfasilitasi pelaksanaan audit Otoritas Jasa Keuangan dan BPK-RI.

50 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Temuan dan Tindak Lanjut Hasil Audit
Laporan Hasil Audit (LHA) yang disampaikan kepada Divisi Human Capital dan ditindaklanjuti
dengan output berupa saran pengenaan sanksi sesuai dengan Pedoman Disiplin Pegawai (PDP)
yang berlaku dengan hasil akhir pemberian sanksi kepegawaian. Selama 2017, jumlah LHA yang
diterima dan diselesaikan oleh Divisi Human Capital berjumlah 11 LHA, dimana 2 LHA
diteruskan kepada penyidik sesuai dengan hasil rekomendasi.

Evaluasi Kinerja Divisi Internal Audit


Untuk memastikan kualitas Audit Internal yang sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern Bank (SPFAIB), DAI melakukan metode internal assessment dan external
assessment.
Internal assessment Internal assessment dilakukan secara on-going basis dalam setiap
penugasan audit oleh masing-masing Ketua Tim Audit sebagai in-charge
auditor dan secara periodic basis oleh Grup Service Development and
Quality Assurance. Hasil internal assesment dilaporkan secara periodik
triwulanan kepada Pemimpin Divisi Audit Internal.
External assessment External assessment dilakukan secara periodic basis untuk mengevaluasi
kesesuaian pelaksanaan audit dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit
Intern Bank. Evaluasi terkini dilakukan pada Triwulan III tahun 2017 oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk periode tahun 2014 s.d. 2016 dengan
hasil generally conform terhadap SPFAIB. Hasil eksternal assessment
tersebut dilaporkan kepada Direktur Utama, Dewan Komisaris dan
Otoritas Jasa Keuangan.

51 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


PENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN

Fungsi pengawasan independen terhadap aspek keuangan Bank dilakukan melalui pelaksanaan
pemeriksaan oleh auditor eksternal yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Auditor
eksternal yang memeriksa laporan keuangan Bank tahun buku 2016 ditetapkan melalui RUPS
berdasarkan rekomendasi dari Dewan Komisaris dan Komite Audit. Proses pemilihannya
dilakukan sesuai dengan mekanisme pengadaan barang dan jasa yang berlaku di Bank. Untuk
menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan, auditor eksternal yang ditunjuk tidak
boleh memiliki benturan kepentingan dengan Bank.

Dalam penggunaan auditor eksternal, Bank mengacu pada ketentuan Peraturan Pemerintah
Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
Dalam Kegiatan Jasa Keuangan, dimana hasil review ketentuan di atas disebutkan bahwa tidak
terdapat pembatasan masa pemberian jasa audit dari Kantor Akuntan Publik namun terdapat
pembatasan masa pemberian jasa audit oleh Seorang Akuntan Publik. Bank selalu berupaya
meningkatkan komunikasi antara Kantor Akuntan Publik, Komite Audit dan Manajemen untuk
dapat meminimalisir kendala-kendala yang terjadi selama proses audit berlangsung. Agar proses
audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit
yang telah ditetapkan dan selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan, secara rutin
dilakukan pertemuan–pertemuan yang membahas beberapa permasalahan penting yang
signifikan

Penunjukan Kantor Akuntan Publik dan biaya audit dilaksanakan sesuai dengan keputusan
RUPS dan KAP yang ditetapkan serta merupakan Akuntan Publik (partner in-charge) yang
terdaftar di Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan. Audit Laporan Keuangan Bank yang
berakhir 31 Desember 2017 dilaksanakan kepada KAP Purwantono, Sungkoro & Surja dengan
biaya audit sebesar Rp. 2.350.000.000,- (dua milyar tiga seratus lima puluh juta rupiah)
(termasuk Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan Out-of-Pocket (OPE)). Adapun daftar KAP yang
telah mengaudit laporan keuangan Bank selama 5 (lima tahun) terakhir adalah sebagai berikut:

Kantor Akuntan Publik PIC


Tahun
In-Charge
Buku Internasional Afiliasi di Indonesia
Partner

2017 Ernst & Young Purwantono, Sungkoro & Surja Yasir

2016 Ernst & Young Purwantono, Sungkoro & Surja Sinarta

2015 Ernst & Young Purwantono, Sungkoro & Surja Sinarta

2014 Ernst & Young Purwantono, Suherman & Surja Sinarta

Benyanto
2013 Ernst & Young Purwantono, Suherman & Surja
Suherman

52 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


RENCANA STRATEGIS BANK

Strategi jangka pendek untuk tahun 2017 yang telah dilakukan oleh Bank adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan momentum pertumbuhan kredit berkualitas (quality growth), dengan
langkah-langkah yang ditempuh yaitu:
a. Mempertahankan dan memperluas market share kredit berpenghasilan tetap (KGB)
serta peningkatan pangsa pasar kredit pensiunan (purna bhakti) sebagai champion
product;
b. Peningkatan pertumbuhan portofolio kredit konsumer melalui review pricing dan fitur
produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar pada Kantor Wilayah dan Kantor
Cabang;
c. Peningkatan portofolio kredit kelolaan dengan fokus penyaluran pada perusahaan
BUMN/BUMD strategis dan badan usaha Penanaman Modal Asing atau perusahaan
yang telah go-public dan dikenal luas;
d. Optimalisasi penyaluran kredit korporasi dan komersial melalui:
1) Kredit komersial dengan review pricing baik cash loan maupun non-cash loan;
2) Kredit segmen korporasi dengan melakukan diversifikasi sektor industri
pembiayaan;
3) Penggalian potensi product holding debitur kelolaan;
4) Mengembangkan aliansi bisnis yang berbasis cross selling guna mengembangkan
potensi value chain dari nasabah;
e. Memperkuat sinergitas dengan BPR dan LKM melalui kegiatan pemasaran berbasis
komunitas, pengembangan produk dan layanan dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi (TI);
f. Meluncurkan produk baru untuk penetrasi pasar segmen Usaha kecil & Menengah
(UKM);
g. Meningkatkan fungsi pembinaan terhadap masyarakat (debitur dan calon debitur)
dengan program PESAT (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu) sehingga
mampu menciptakan engagement dengan Bank;
h. Meningkatkan akselerasi pertumbuhan kredit KPR dan KKB melalui percepatan SLA
proses kredit, fokus pada produk dengan tujuan pembelian KPR dan KKB;
i. Memastikan kecukupan infrastruktur pendukung penyaluran kredit yang berkualitas
agar memudahkan dalam mengelola dan mengendalikan risiko.
2. Pengelolaan likuiditas dengan memprioritaskan peningkatan CASA melalui pendekatan
bisnis human to human, antara lain :
a. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
1) Peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang diprioritaskan untuk
meningkatkan CASA melalui peningkatan layanan serta kerjasama strategis
(aliansi strategik) baik dengan BUMN, BUMD maupun dengan institusi lainnya
(business to government);
2) Melakukan dan mengembangkan kerjasama bisnis dengan nasabah dan prospek
potensial nasabah institusi (business to business);
3) Pengembangan layanan berbasis transaksi untuk mendorong pengendapan dana.

53 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


b. Penempatan Aktiva produktif untuk mendapatkan margin dari ekses fund maupun
borrowing sebagai pemenuhan kebutuhan likuiditas;
c. Penambahan agen kerja sama Laku Pandai bjb BiSA untuk terwujudnya keuangan
inklusif;
d. Pengembangan Layanan berbasis digital (TI), yaitu:
1) Pengembangan layanan distribution channel berbasis web/internet serta aplikasi
yang menunjang kerjasama institusi;
2) Penambahan infrastruktur berbasis TI untuk mendukung peningkatan CASA dan
fee based income khususnya produk retail.
3. Mendorong pertumbuhan fee based untuk meningkatkan kontribusi dari pendapatan non-
bunga. Adapun strategi peningkatan fee based income dilakukan antara lain :
a. Mendorong peningkatan pendapatan dan jasa layanan kustodian dan wali amanat;
b. Enhancement yield instrumen trisuri dengan memperhatikan risiko likuiditas;
c. Menjadikan Bank sebagai pilihan bagi bank koresponden di Indonesia dan Asia dalam
kerjasama antar bank untuk mendukung bisnis Bank;
d. Memberikan standar layanan yang tersertifikasi secara internasional (ISO 9001) untuk
transaksi bjb trade finance and service;
e. Membuka jaringan layanan di luar negeri yang memiliki potensi remitansi guna
mengoptimalkan fee based income;
4. Pengendalian kualitas aktiva produktif dan percepatan recovery kredit hapus buku melalui
penyelesaian yang optimal
a. Melakukan rekonsiliasi dan penagihan secara intensif dengan pihak pialang asuransi
dan atau asuransi dalam percepatan penyelesaian klaim;
b. Mengoptimalkan fungsi penagihan secara intensif terhadap debitur yang mempunyai
kualitas kredit bermasalah;
c. Melakukan perbaikan kualitas setiap prospek calon debitur melalui tahapan
pembahasan bersama antara unit bisnis dan unit risk sehingga dapat dijaga risk
appetite sesuai dengan level yang diinginkan;
d. Melakukan perbaikan proses penagihan terhadap kredit bermasalah dengan
meningkatkan koordinasi yang lebih intensif bersama unit bisnis terkait;
e. Penyelamatan kredit (restrukturisasi) dan penyempurnaan regulasi internal beserta
kewenangannya;
f. Penyelesaian kredit dengan cara percepatan eksekusi agunan melalui lelang
KPKNL/balai lelang swasta/penjualan sukarela, hapus buku, klaim asuransi, lawyer,
instansi yang berwenang termasuk kerjasama dengan Kejaksaan dan berkoordinasi
dengan unit terkait dan Kantor Cabang untuk peningkatan penyempurnaan pengikatan
agunan.
5. Mendorong pertumbuhan aset melalui inisiasi bjb holding
a. Meningkatkan kinerja anak perusahaan dan non anak perusahaan melalui sinergi bisnis
dengan Bank diantaranya:
1) Melalui pemberian kredit linkage program kepada BPR terafiliasi;
2) Kerjasama tata kelola dan manajemen risiko terintegrasi.
b. Melakukan setoran modal kepada anak perusahaan dan non-anak perusahaan,
disesuaikan dengan kondisi anak perusahaan dan atau memenuhi Peraturan Daerah

54 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


dan ketentuan lainnya untuk pengembangan usaha anak perusahaan, serta melakukan
akuisisi perusahaan baru diantaranya perusahaan multifinance, asuransi, sekuritas dan
BPR swasta.
6. Penguatan permodalan Bank untuk ketahanan kelembagaan dan meningkatkan daya saing
melalui ekspansi bisnis, yaitu melalui:
a. Penurunan Dividend Payout Ratio;
b. Penerbitan obligasi sub ordinasi;
c. Melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
ataupun Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMT
HMETD).
7. Penguatan struktur organisasi dengan dukungan SDM yang profesional
a. Mendorong proses pengambilan keputusan yang lebih efisien dan efektif melalui
pendelegasian kewenangan ke wilayah secara bertahap dengan tetap menjaga fungsi
pengawasan;
b. Penyempurnaan struktur organisasi yang diarahkan kepada penguatan fungsi–fungsi
penunjang bisnis dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian;
c. Optimalisasi fungsi Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang melalui
pembagian peran dan tanggung jawab yang lebih efektif dan efisien;
d. Mendorong fungsi Change Management Office dalam memberikan input yang inovatif
dan responsif untuk memastikan terlaksananya business plan melalui pemantauan
program kerja;
e. Implementasi bjb culture sebagai inisiasi transformasi Bank;
f. Mendorong penguatan implementasi budaya perusahaan “GO SPIRIT” sebagai
corporate value pegawai Bank;
g. Mengembangkan balance scorecard sebagai sistem manajemen strategi guna
percepatan pencapaian visi Bank;
h. Penerapan individual scorecard sebagai upaya pegawai agar menjalankan tugasnya
secara optimal, meningkatkan loyalitas dan mengarahkan persaingan kinerja ke arah
iklim terbuka, positif serta progresif;
i. Membentuk pegawai Bank menjadi knowledge bankers yang handal melalui
penyelarasan bisnis serta penguatan fungsi learning center melalui bjb University
sebagai strategic business partner;
j. Melakukan update dan upgrade kebutuhan kompetensi pegawai secara
berkesinambungan sesuai dengan perkembangan bisnis;
k. Menunjang pertumbuhan bisnis Bank melalui pendidikan & pelatihan yang berbasis
kompetensi dan menjadi strategic partner demi terciptanya SDM yang berkualitas;
l. Peningkatan tata kelola pendidikan dan pelatihan melalui pemerataan pendidikan dan
pelatihan bagi seluruh SDM Bank.
8. Penguatan TI menuju digital banking dan integrated payment system
a. Pengembangan aplikasi dan infrastruktur TI guna mendukung meningkatnya
transaksional perbankan secara menyeluruh dan berkelanjutan;
b. Melengkapi kebijakan dan prosedur untuk mendukung peningkatan kualitas
penerapaan prinsip-prinsip GCG Bank khususnya di bidang TI;
c. Melakukan pengembangan untuk mendukung penguatan (kelancaran dan keamanan)
sistem pembayaran, pelaporan dan administrasi jasa melalui:

55 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


1) Pembuatan aplikasi monitoring interface SKNBI;
2) Pembuatan database inward kliring;
3) Pembuatan aplikasi pelaporan MPN;
4) Pembuatan aplikasi interface ID Billing;
5) Perluasan jaringan transaksi e-banking.
d. Penambahan fitur dan/atau layanan transaksi e-banking melalui :
1) Perluasan kerja sama dengan switching/aggregator dan biller untuk peningkatan
transaksi e-banking;
2) Pengembangan layanan transaksi e-banking (USSD Menu Browser, bjb Mobile
Banking);
3) Pengembangan fitur e-banking (multiple account untuk layanan bjb NET dan bjb
SMS, pembukaan deposito di bjb NET, pembukaan tabungan berjangka di bjb
NET, pengembangan menu purchase untuk kartu ATM/Debit bank-bank lain).
e. Meningkatkan kemampuan dan kehandalan TI untuk mendorong terwujudnya layanan
digital bank sebagai tindakan antisipasi kebutuhan layanan nasabah yang berbasis
elektronik.
9. Meningkatkan peran unit kerja non-bisnis untuk mendukung akselarasi pertumbuhan
bisnis yang berkualitas
a. Berperan aktif dalam memantau, meneliti dan memberikan informasi mengenai
perkembangan bisnis perbankan terkini yang meliputi strategi bank wide dan strategi
Kantor Cabang melalui riset business intelligence bersama unit bisnis terkait;
b. Memastikan pemenuhan aspek yuridis dan ketersediaan seluruh dokumen kredit yang
berkualitas;
c. Peningkatan pengelolaan kerjasama jasa pihak ketiga untuk mendukung operasional
bisnis Bank yang berkualitas;
d. Pengelolaan Risiko Hukum secara implementatif guna mendukung kemajuan bisnis
Bank yang bersinergi dengan peraturan berlaku;
e. Mendorong pelayanan bidang hukum yang efektif dan efisien untuk mendukung
kemajuan bisnis Bank;
f. Mengimplementasikan tim SQA di setiap Kantor Wilayah dan duta layanan di Kantor
Cabang;
g. Melaksanakan fungsi four eyes principles dalam proses pemberian kredit;
h. Mengelola dan mengembangkan standar-standar pengukuran risiko kredit;
i. Evaluasi dan pengembangan kualitas risk assessment;
j. Meningkatkan peran audit internal sebagai strategic business partner bagi manajemen
dan seluruh jajaran yang terdapat di Bank dalam rangka mencapai tujuan Bank;
k. Menumbuhkan anti fraud awareness dalam kegiatan operasional Bank;
l. Meningkatkan pelaksanaan budaya kepatuhan baik terhadap ketentuan internal
maupun ketentuan eksternal dan meningkatkan kesadaran atas risiko kepatuhan (risk
compliance awareness) sebagai komitmen mewujudkan fungsi kepatuhan Bank;
m. Melaksanakan pengkajian dalam rangka memastikan produk dan kegiatan Bank telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
n. Peningkatan brand image produk dan layanan melalui program promosi above the line
dan below the line;

56 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


o. Penyempurnaan fungsi cost center sebagai sarana untuk mengendalikan biaya
operasional, guna menumbuhkan awareness terhadap pencapaian realisasi anggaran;
p. Optimalisasi sistem informasi akuntansi dalam mendukung informasi keuangan yang
cepat, tepat dan dan akurat secara real time untuk meningkatkan kualitas transparasi
laporan keuangan.

Adapun strategi jangka panjang Bank (corporate plan) adalah sebagai berikut:
1. Strategi Utama
a. Strategi menggunakan kekuatan untuk menangkap peluang (strength and opportunities
strategy) dengan mereplikasi pola hubungan Bank dengan Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dan Banten ke provinsi-provinsi lain.
b. Memperkuat dan mengembangkan bisnis di berbagai daerah Indonesia
2. Strategi Tambahan
a. Pengelolaan dan pemanfaatan data untuk pengembangan bisnis Bank;
b. Cross selling antar bagian untuk meningkatkan volume bisnis dengan biaya yang lebih
efisien;
c. Strategi pertumbuhan anorganik:
1) Strategi diversifikasi terkonsentrasi: merger dan/atau akuisisi terhadap lembaga
keuangan
2) Untuk pertumbuhan anorganik Bank perlu melakukan peningkatan modal dengan
cara:
a) Menerbitkan saham baru (PMT HMETD/HMETD);
b) Menerbitkan obligasi subordinasi untuk memperkuat struktur pendanaan
serta memenuhi kebutuhan likuiditas dari pasar modal;
c) Meningkatkan profitabilitas;
d) Dividend Payout Ratio.

57 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT
Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large
exposure), posisi pada akhir tahun 2017, adalah sebagai berikut:
Jumlah
No Penyediaan Dana
Debitur Nominal (Rp)
1. Kepada Pihak Terkait 1 2,509,348,975
2. Kepada Debitur Inti :
a. Individu 22 5,580,710,135,918
b. Grup 3 2,356,101,180,376

PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERN FRAUD)


Jumlah penyimpangan internal pada Bank yang terjadi sepanjang tahun 2017 :
Jumlah Kasus yang dilakukan oleh
Anggota Dewan Pegawai tidak
Internal Fraud Komisaris dan Pegawai tetap Tetap
(Dalam 1 tahun) Anggota Direksi
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Sebelumnya berjalan Sebelumnya berjalan Sebelumnya berjalan
Total Fraud - - 9 10 - -

Telah Diselesaikan - - 4 4 - -

Dalam Proses Penyelesaian


- - 4 4 - -
di Internal Bank
Belum diupayakan
- - - - - -
Penyelesaian
Telah ditindaklanjuti
- - 1 2 - -
melalui proses hukum

Jumlah kasus fraud yang telah diselesaikan melalui proses internal adalah sebanyak 10
(sepuluh) kasus dengan 2 (dua) diantaranya ditindaklanjuti melalui proses hukum. Daftar
diatas merupakan kasus fraud yang berpotensi merugikan Bank lebih dari Rp 100.000.000,-
(seratus juta rupiah). Bank telah meningkatkan fungsi reward dan punishment terhadap
proses bisnis yang terjadi karena fraud, guna meningkatkan fungsi SKAI, kedisiplinan
pegawai serta kualitas proses bisnis.

PERMASALAHAN HUKUM
Jumlah
Permasalahan Hukum *)
Perdata Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) 26 Nihil
Dalam proses penyelesaian 48 Nihil
Total 74 Nihil

58 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


TRANSAKSI YANG MEMILIKI BENTURAN KEPENTINGAN
Ketentuan mengenai benturan kepentingan telah di atur dalam :
1. Surat Keputusan Direksi nomor 1217/SK/DIR-KP/2015 tanggal 28 September 2015 tentang
Pedoman Benturan Kepentingan
2. Surat Keputusan Direksi nomor 519/SK/DIR-CS/2011 tanggal 20 September 2011 tentang
Pedoman Kerja Direksi,
3. Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 07/SK/DK/2016 tanggal 14 Oktober 2016 tentang
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Selama tahun 2017, tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan di dalam
kegiatan usaha bank.

BUY BACK SHARES DAN/ATAU BUY BACK OBLIGASI BANK


Pada tahun 2017, Bank tidak melakukan transaksi buy back atas saham, begitu pula Bank tidak
melakukan kegiatan buy back atas obligasi yang telah diterbitkan.

59 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, sepanjang tahun 2017 Bank telah
menyalurkan dana CSR (Corporate Social Responsibility) sebesar Rp. 116.889.226.922,- (Seratus
enam belas miliar delapan ratus delapan puluh sembilan juta dua ratus dua puluh enam ribu
sembilan ratus dua puluh dua) yang terserap di berbagai kegiatan meliputi kegiatan bidang
prasarana dan sarana umum yaitu sebanyak 34% atau sebesar Rp 39.3 miliar, bidang keagamaan
yaitu sebanyak 16% atau sebesar Rp 18.78 miliar, bidang kesehatan yaitu sebanyak 14% atau
sebesar Rp 16.14 miliar, bidang pendidikan yaitu sebanyak 20% atau sebesar Rp 23.46 miliar.
Adapun penyaluran dana CSR yang telah dilaksanakan, antara lain meliputi:
No Kegiatan Rincian Kegiatan Nominal (Rp)
1 Bidang Prasarana dan  Pembangunan MCK 39.179.800.089
Sarana Umum  Pembangunan TPU
 Pembangunan Tugu Kota
 Pembangunan Saung Teater
 Pembangunan jalan
 Pembangunan Jembatan
2 Bidang Sosial  Bantuan bagi korban banjir 19.309.353.093
Kemasyarakatan  Bantuan bagi korban tanah longsor dan gempa
 Pembangunan asrama kejiwaan dan asrama penanggulangan
pengguna narkoba
 Pemberian santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa
3 Bidang Keagamaan  Pembangunan dan renovasi masjid 18.785.051.900
 Pengadaan perlengkapan masjid
 Pelaksanaan kegiatan keagamaan
4 Bidang Kesehatan  Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis 16.171.274.335
 Khitanan massal
 Kegiatan donor darah
 Program kampung bjb sehat dan bantuan keanggotaan BPJS
5 Bidang Pendidikan  Pemberian beasiswa kepada pelajar kurang mampu 23.443.747.505
 Kegiatan Story Telling

60 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


REMUNERASI

Remunerasi tidak dapat dipisahkan dari kebijakan dalam suatu perusahaan, karena
dilatarbelakangi oleh kesadaran serta komitmen manajemen dalam mewujudkan tata kelola
perusahaan yang baik. Bank telah menerapkan kebijakan sistem remunerasi dengan
berpedoman pada konsep Merit System Bank juga selalu memastikan telah mentaati seluruh
aturan yang berlaku yang terkait dengan sistem remunerasi sesuai dengan Surat Keputusan
Direksi nomor 148/SK/DIR-HC/2018 tanggal 1 Maret 2018 Tentang Pedoman Pengelolaan
Penghasilan dan Fasilitas Kepegawaian. Saat ini Bank sedang melakukan pengkinian terhadap
Ketentuan Remunerasi Bank dengan berpedoman pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(POJK) nomor 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian Remunerasi
Bagi Bank Umum yang penyusunannya melibatkan konsultan independen yaitu Willis Towers
Watson. Terkait dengan remunerasi, Bank senantiasa berupaya agar tidak terjadi gap
remunerasi terlalu tinggi. Rasio gaji tertinggi dan terendah selama 2017 adalah sebagai berikut:

Uraian Rasio

Gaji pegawai tertinggi dan terendah 12,74:1

Gaji Direksi tertinggi dan terendah 1,25:1

Gaji Komisaris tertinggi dan terendah 1,25:1

Gaji Direksi tertinggi dan Pegawai Tertinggi 2,89:1

Jumlah Direksi, Dewan Komisaris dan Pegawai yang menerima remunerasi yang bersifat variabel
selama 1 (satu) tahun dan total nominal sebagaimana dalam tabel di bawah ini :
Jumlah Diterima dalam 1 (satu) tahun
Remunerasi yang Bersifat Variable Pegawai
Orang Juta Rp
Total 7806 419.990

Adapun jumlah pegawai yang terkena pemutusan hubungan kerja dan total nominal pesangon
yang dibayarkan sebagaimana dalam tabel di bawah ini :
Jumlah nominal pesangon yang dibayarkan per Orang dalam 1
Jumlah Pegawai
(satu) Tahun
Di atas Rp. 1 Miliar Nihil
Di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 Miliar Nihil
Rp. 500 juta ke bawah Nihil
Ket: Berdasarkan penjelasan Pasal 28 huruf o POJK 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian Remunerasi
Bagi Bank Umum yang dimaksud dengan “pemutusan hubungan kerja adalah pemutusan hubungan kerja yang terjadi bukan
karena permintaan dari Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Pegawai yang bersangkutan namun karena adanya kebijakan Bank
seperti adanya merger, konsolidasi, akuisisi atau perampingan struktur organisasi. Tidak termasuk dalam pengertian pemutusan
hubungan kerja pada ayat ini adalah pemutusan hubungan kerja yang disebabkan karena pelanggaran ketentuan atau fraud.

61 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


Kesimpulan Umum Hasil Penilaian Mandiri (Self
Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank
Tahun 2017

Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG


Peringkat Definisi Peringkat
Mencerminkan manajemen Bank telah melakukan penerapan
Tata Kelola yang secara umum baik. Hal ini tercermin dari
Individual pemenuhan yang memadai atas prinsip Tata Kelola. Dalam
2
hal terdapat kelemahan penerapan prinsip Tata Kelola, secara
umum kelemahan tersebut kurang signifikan dan dapat
diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Bank.
Analisis

Kesimpulan:
Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut di atas,
disimpulkan bahwa :
a. Governance Structure
Faktor-faktor positif aspek governance structure Bank adalah:
 Sampai dengan Triwulan IV 2017, pengurus Bank terdiri dari 5 (lima) orang
Dewan Komisaris serta 6 (enam) orang Direksi yang memiliki integritas,
kompetensi dan reputasi keuangan yang baik. Hal tersebut dapat dilihat melalui
hasil penilaian kemampuan dan kepatutan oleh Otoritas Jasa Keuangan dimana
seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank telah dinyatakan lulus.
 Posisi Direktur Operasional telah dipenuhi berdasarkan Surat Keputusan
Pembagian Tugas Direksi yang baru, yaitu Surat Keputusan Direksi nomor
1140/SK/DIR-CS/2017 tanggal 20 Desember 2017 Tentang Pembagian Tugas dan
Wewenang Direksi.
 Posisi Direktur Mikro yang membawahi Divisi Penyelamatan & Penyelesaian
Kredit (PPK) tidak mengurangi independensi Direktur Mikro karena setiap
keputusan hapus buku sudah melalui mekanisme rapat komite yang melibatkan
unit kerja lain sebagaimana Surat Keputusan Direksi nomor 843/SK/DIR-
PPK/2015 tanggal 11 November 2015 Tentang Limit dan Kewenangan Memutus
Hapus Buku Kredit Non Klaim.
 Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank tidak melaksanakan rangkap
jabatan kecuali terhadap hal-hal yang telah ditetapkan dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum serta ketentuan
lainnya;
 Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank tidak saling memiliki
hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan sesama anggota Dewan
Komisaris dan/atau Direksi;

62 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


 Bank bjb telah menyempurnakan struktur organisasi berdasarkan kompleksitas
usaha yang dijalankannya dan menempatkan Direksi sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing;
 Bank bjb telah membentuk komite-komite yang menunjang pelaksanaan tugas
Dewan Komisaris (Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi
dan Remunerasi, Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan, serta Komite Tata
Kelola Terintegrasi) dimana seluruh anggotanya memiliki kompetensi pada
bidang kerjanya masing-masing sesuai dengan kebutuhan bank bjb;
 Bank telah membentuk Satuan Kerja Audit Internal, Satuan Kerja Kepatuhan
dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, dengan Sumber Daya Manusia yang
kompeten sehingga mampu bekerja secara independen terhadap unit kerja
bisnis dan operasional;
 Bank telah menetapkan kebijakan serta prosedur yang memadai guna
menunjang seluruh kegiatan usaha yang dijalankannya, diantaranya seperti
Arsitektur Kebijakan dan Prosedur, Kebijakan Perkreditan, Kebijakan
Manajemen Risiko dan lain sebagainya;
 Bank telah menetapkan kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai
dalam rangka penyediaan dana kepada pihak terkait dan juga penyediaan dana
besar, berikut monitoring serta penanganan yang diperlukan dalam hal terjadi
non performing loan;
 Bank telah menetapkan pedoman tata kelola perusahaan yang mengatur
mengenai kebijakan-kebijakan guna menunjang kegiatan operasional bank bjb,
sehingga setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat mencerminkan suatu tata
kelola perusahaan yang baik;
 Bank telah menetapkan pedoman benturan kepentingan guna menangani
potensi situasi benturan kepentingan yang dihadapi oleh setiap pegawai bank;
 Bank telah menetapkan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)
sebagai dasar dalam penerapan fungsi Audit Internal;
 Bank telah menetapkan kebijakan manajemen risiko yang memadai di dalam
mendukung penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal yang baik;
 Bank telah menyusun Laporan Pelaksanaan GCG pada setiap akhir tahun buku
dengan cakupan isi laporan berdasarkan ketentuan yang berlaku;
 Bank telah menyusun Rencana Bisnis Bank secara realistis, komprehensif,
terukur (achievable) dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian serta
responsif terhadap setiap perubahan internal maupun eksternal;
 Terhadap posisi – posisi yang masih kosong di bank bjb telah dilakukan
pengisian jabatan, salah satunya untuk posisi Pemimpin Divisi Trisuri dan Divisi
Komersial yang telah di isi.
 Bank telah melakukan penguatan Fungsi Kepatuhan khususnya Budaya
Kepatuhan melalui pelaksanaan fungsi quality assurance dengan cara
menetapkan compliance sheet dan compliance checklist bagi kegiatan
operasional Bank sehingga kegiatan dimaksud dapat dilakukan secara konsisten
dan tetap memperhatikan prinsip-prinsip tata kelola yang baik serta azas-azas
perbankan yang sehat.

63 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


b. Governance Process
Faktor-faktor positif aspek governance process Bank adalah:
 Dewan Komisaris telah melaksanakan rapat untuk memberikan rekomendasi
kepada Direksi dalam rangka melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya.
Rapat tersebut dilakukan antara lain untuk memastikan terselenggaranya
pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam setiap
kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam
melakukan tugas pengawasan, Dewan Komisaris telah mengarahkan, memantau
dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank;
 Seluruh komite yang dibentuk dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas
Dewan Komisaris telah menjalankan tugasnya secara independen dan telah
memberikan analisa yang memadai serta rekomendasi kepada Dewan
Komisaris;
 Direksi telah mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya serta
bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank;
 Dalam rangka peningkatan fungsi quality assurance dan corrective action, Bank
melalui unit kerja terkait telah melakukan sosialisasi kepada Kantor Cabang
terkait budaya risiko dan kepatuhan serta fraud awareness.
 Direksi telah menyusun Rencana Bisnis Bank secara realistis, komprehensif,
terukur (achievable) atas dasar kajian yang komprehensif dengan
memperhatikan peluang bisnis dan kekuatan yang dimiliki oleh Bank serta
mengidentifikasikan kelemahan dan ancaman yang ada;
 Direksi telah menindaklanjuti temuan dan rekomendasi dari hasil pemeriksaan
Satuan Kerja Audit Internal, auditor eksternal, hasil pengawasan otoritas yang
berwenang melalui pemberian arahan terkait temuan dan rekomendasi tersebut
kepada seluruh unit kerja terkait;
 Direksi telah mengeluarkan surat instruksi ke seluruh unit kerja dalam rangka
pemenuhan komitmen terhadap regulator
 Direksi telah menjalankan prinsip kehati – hatian dengan melakukan revisi
terhadap ketentuan segmen Kredit Konsumer dan Komersial
 Satuan Kerja Kepatuhan telah membuat dan menjalankan langkah-langkah
dalam rangka menciptakan Budaya Kepatuhan pada setiap jenjang organisasi;
 Satuan Kerja Kepatuhan telah melaksanakan review dan/atau
merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan,
sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank;
 Satuan Kerja Kepatuhan memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan
prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan, Bank Indonesia dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku;
 Satuan Kerja Kepatuhan dan Satuan Kerja Manajemen Risiko terlibat aktif dalam
pengkajian draft kebijakan dan prosedur serta ikut rapat teknis finalisasi draft
kebijakan dan prosedur bersama Tim Sinkronisasi dan Harmonisasi Kebijakan.

64 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


 Pelaksanaan pemantauan dan penyampaian laporan atas komitmen yang dibuat
berdasarkan hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan serta pemeriksa lain
yang berwenang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Kepatuhan sesuai dengan
ketentuan struktur organisasi Bank;
 Satuan Kerja Audit Internal melakukan fungsi pengawasan secara independen
dengan cakupan tugas yang memadai dan sesuai dengan rencana kerja,
pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit;
 Satuan Kerja Audit Internal telah melaporkan seluruh temuan hasil pemeriksaan
sesuai ketentuan yang berlaku;
 Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk, mampu bekerja secara independen,
memenuhi standar profesional akuntan publik serta ruang lingkup audit yang
ditetapkan;
 Satuan Kerja Audit Internal, Satuan Kerja Kepatuhan dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
 Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana diputuskan dalam Rapat
Komite yang dilakukan secara independen tanpa intervensi dari pihak terkait
dan/atau pihak lainnya dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian;
 Bank telah menyampaikan informasi keuangan dan non-keuangan secara
transparan.

c. Governance Outcome
Faktor-faktor positif aspek governance outcome Bank adalah:
 Dewan Komisaris beserta komite-komite dibawah Dewan Komisaris telah
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai fungsi pengawasan dengan
baik. Hal ini dapat terlihat dengan adanya pengawasan atas pencapaian
target/realisasi Rencana Bisnis Bank;
 Komite-komite yang berada dibawah Dewan Komisaris telah memberikan
analisa dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Analisa dan Rekomendasi
tersebut menjadi pertimbangan Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan
fungsi pengawasan terhadap Direksi;
 Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan seluruh
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi untuk tahun buku 2016 telah
diterima oleh para pemegang saham;
 Bank telah menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan secara berkala
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
 Satuan Kerja Audit Internal melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan RKAT
tahun 2017 dan pemantauan hasil audit dilakukan secara berkesinambungan dan
penyelesaian komitmen tindaklanjut per Desember 2017 sebesar 100%;

65 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017


 Audit Eksternal telah bertindak objektif dalam melakukan audit serta hasil audit
dan management letter telah menggambarkan permasalahan Bank yang
kemudian disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan oleh
KAP yang ditunjuk;
 Dewan Komisaris dan Direksi mampu melakukan pengawasan secara aktif
terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko;
 Bank telah menyusun laporan-laporan untuk disampaikan kepada pihak
internal maupun pihak eksternal Bank, diantaranya laporan Tingkat Kesehatan
Bank, laporan hasil audit, laporan pelaksanaan tata kelola dan sebagainya, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
 Bank telah menetapkan kertas kerja kepatuhan yang diantaranya adalah
compliance sheet bidang perkreditan dalam rangka mengantisipasi penyediaan
dana agar batas minimum, agunan, asuransi, pengikatan dan hal lain yang
berkaitan dengan proses kredit dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Selama periode Juli s.d Desember 2017 tidak terdapat penyediaan
dana yang melampaui BMPK;
 Bank telah menyampaikan informasi keuangan dan non-keuangan secara
transparan dan berkala melalui melalui media cetak maupun media elektronik
yang dapat dengan mudah diakses oleh para pemangku kepentingan.
 Dalam rangka penyusunan profil risiko, bank telah melakukan verifikasi atas
hasil pengisian kuesioner yang disampaikan oleh Risk Taking Unit.
 Bank telah melakukan perbaikan terhadap perhitungan CKPN.
Faktor negatif aspek governance outcome Bank adalah:
 Terdapat peningkatan jumlah nilai sanksi atau denda yang dikenakan oleh
regulator kepada Bank dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Bandung, 23 April 2018


PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk.

Klemi Subiyantoro Ahmad Irfan


Komisaris Utama Independen Direktur Utama

66 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola bank bjb Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai