Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 44-49

Analisa Obat Dead Moving

Dead Moving Drug Analysis


Hariyani1, Anita Rahmawati2
1,2
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti wiyata Kediri
Email: hariyani_iik@yahoo.com

ABSTRAK

Salah satu permasalahan instalasi farmasi dalam melakukan manajemen obat adalah terjadinya stok
mati obat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa persentase obat dead moving apotek Rumah Sakit Widodo
Ngawi. Desain penelitian ini adalah non ekperimental dengan pendekatan deskriptif. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh jenis obat yang terdapat pada Apotek Rumah Sakit Widodo Ngawi tahun 2021 sebanyak 726
jenis obat. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa persentase obat dead moving Apotek Rumah Sakit Widodo Ngawi pada tahun 2021 adalah 1,10%. Hal
ini menunjukkan bahwa pengelolaan obat masih belum efisien.

Kata kunci: pengelolaan obat, dead moving, apotek

ABSTRACT

Hospital pharmacy installations need to carry out drug management properly, starting from the
selection, planning, procurement, storage, distribution, control, deletion, administration and reporting and
evaluation. One of the problems in pharmaceutical installations in managing drugs is the occurrence of dead
stock of drugs. The purpose of this study was to analyze the percentage of dead moving drugs at Widodo
hospital Ngawi Pharmacy . This type of research is included in non-experimental research with a descriptive
approach. The population in this study was all types of drugs found at Widodo hospital Ngawi Pharmacy during
2021 as many as 726 types of drugs. Sampling technique using saturated sample. The results of the study found
that the percentage of dead moving drugs at Widodo hospital Ngawi Pharmacy in 2021 was 1.10%. This shows
that drug management is still inefficient.

Keywords: drug management, dead moving, pharmacy

PENDAHULUAN agar tercapainya proses operasional


Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) (Mangindara, dkk., 2012).
perlu melakukan manajemen obat dengan Salah satu permasalahan instalasi
baik yaitu perencanaan, pengadaan, farmasi dalam melakukan manajemen obat
penyimpanan, pendistribusian, adalah terjadinya stok mati (dead moving)
pengendalian, penghapusan, administrasi, obat. Satibi dalam Akbar, dkk (2016)
pengevaluasian dan pelaporan. Tujuan dari menjelaskan bahwa stok mati untuk
manajemen obat agar persediaan obat yang menunjukkan persediaan obat di gudang
dibutuhkan meliputi item , kuantitas dan yang tidak mengalami transaksi selama 3
kualitas secara efesien, sehingga bulan berturut turut.
manajemen obat merupakan proses Penelitian terdahulu oleh Somantri
penggerakan dan pemberdayaan sumber (2013) menemukan bahwa terdapat stok
daya untuk mewujudkan ketersediaan obat mati sebesar 10,9% yang menunjukan

44
Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 44-49 45

bahwa ketersediaan obat gudang farmasi dengan menghitung jumlah obat yang
“X” bukan yang dibutuhkan di rumah sakit tidak mengalami transaksi dengan jumlah
dan kurangnya pengawasan petugas. Stok obat yang masih tersedia stoknya selama
mati ini karena banyaknya jenis obat yang tiga bulan berturut turut.
ada dan jarangnya kasus penyakit
menggunakan obat tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian Oktaviani, dkk (2018) di Penelitian ini dilakukan untuk
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum menganalisa persentase obat dead moving,
Daerah Provinsi NTB menemukan bahwa selama bulan Januari - Desember tahun
persentase stok mati sebesar 4%. 2021 di apotek Rumah Sakit Widodo
Penelitian Ihsan, dkk (2014) di Rumah Ngawi dikalikan dengan 100%.
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Perhitungan Analisa Persentase obat dead
menemukan nilai persentase stok mati moving dilakukan terhadap 726 jenis obat
sebesar 7,96%. dan dapat diringkas seperti pada tabel
Berdasarkan penelitian terdahulu berikut :
sebagaimana dikemukakan di atas, dapat Tabel 1 Jumlah Obat Dead moving
Apotek Rumah Sakit Widodo Ngawi
diketahui masih terjadi manajamen obat
Tahun 2021
yang kurang optimal sehingga terdapat Triwulan
Uraian
obat dead moving. Kondisi ini menarik I II III IV
peneliti untuk melakukan penelitian Jumlah 47 38 22 16
tentang analisa persentase obat dead Sumber : Hasil Olah Data Sekunder
moving di apotek Rumah Sakit Widodo
Ngawi. Berdasarkan tabel 1 maka dilakukan
perhitungan per triwulan sebagai berikut :
METODE PENELITIAN Triwulan I (Januari - Maret 2021)
Penelitian ini merupakan non 47
Persentase stok mati = x 100%
ekperimental dengan pendekatan 726
deskriptif. Teknik pengambilan sampel = 6,47%
pada penelitian ini menggunakan Total Triwulan II (April - Juni 2021)
sampling dengan jumlah sampel 726 jenis 38
Persentase stok mati = x 100%
726
obat. Instrumen penelitian menggunakan
= 5,23%
lembar pengumpulan data sekunder berupa
transaksi obat pada apotek Rumah Sakit
Widodo Ngawi. Teknik pengolahan data
46 Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 44-49

Triwulan III (Juli - September 2021) sampel penelitian yang tidak terjual selama
22 tahun 2021 adalah 8 jenis obat.
Persentase stok mati = x 100%
726 Berdasarkan temuan ini dapat dilakukan
= 3,03% perhitungan sebagai berikut :
Triwulan IV (Oktober - Desember 2021) 8
Persentase stok mati = x 100%
16 726
Persentase stok mati = x 100%
726 = 1,10%
= 2,20% Jadi persentase obat dead moving di
Persentase stok mati obat Apotek Rumah Sakit Widodo Ngawi pada
sebagaimana dijelaskan di atas tahun 2021 adalah 1,10%.
dibandingkan dengan ketentuan Apotek Rumah Sakit Widodo Ngawi
Departemen Kesehatan 2010 yang dikutip telah melakukan pencatatan transaksi
Ihsan, dkk (2014) bahwa persentase stok penjualan menggunakan Sistem Informasi
mati obat yang ideal adalah 0%. Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Berdasarkan pada ketentuan ini maka berbasis komputer. Tujuan penerapan
pengelolaan obat Apotek Rumah Sakit SIMRS ini adalah mempermudah dalam
Widodo Ngawi masih belum efisien jika melakukan pengecekan stok obat. Salah
ditinjau dari adanya obat dead moving atau satu stok yang dianalisis pada penelitian
stok mati. ini adalah stok mati (dead moving).
Obat dead moving sebagaimana Berdasarkan hasil penelitian, dapat
hasil perhitungan di atas, menunjukkan diketahui persentase obat dead moving
adanya penurunan dari triwulan I sampai Apotek Rumah Sakit Widodo Ngawi pada
dengan triwulan IV. Kondisi ini tahun 2021 untuk masing-masing triwulan.
menunjukkan bahwa obat dead moving Pada triwulan I persentase obat dead
pada triwulan I dapat pula terjual atau moving sebesar 6,47%. Terjadi penurunan
terjadi transaksi pada triwulan berikutnya. pada triwulan II menjadi 5,23%, Triwulan
Untuk menghitung persentase obat dead III kembali terjadi penurunan menjadi
moving di Apotek Rumah Sakit Widodo 3,03%, dan kemudian turun lagi menjadi
Ngawi pada tahun 2021, maka dilakukan 2,20% pada triwulan IV. Kondisi ini
pengumpulan data tentang jumlah obat menunjukkan bahwa obat dead moving
yang tidak terjual selama satu tahun. pada triwulan I dapat pula terjual atau
Berdasarkan hasil pengumpulan data terjadi transaksi pada triwulan berikutnya.
sebagaimana dikemukakan pada lampiran
1 diketahui bahwa jumlah jenis obat
Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 44-49 47

Rata-rata persentase obat dead pada formularium Rumah Sakit atau


moving Apotek Rumah Sakit Widodo standar pengobatan. Pola peresepan yang
Ngawi pada tahun 2021 adalah sebesar berubah atau prevalensi yang berubah
4,24%. Kondisi ini menunjukkan masih sehingga dokter tidak meresepkan obat
tingginya obat yang tidak terjadi transaksi. tersebut selama tiga bulan berturut-turut.
Obat dead moving ini dapat disebabkan Temuan penelitian ini dapat
oleh berbagai macam penyebab seperti dibandingkan dengan hasil penelitian
peresepan yang tidak mengacu pada terdahulu yang membahas permasalahan
formularium atau standar pengobatan. Pola serupa. Penelitian Oktaviani, dkk (2018) di
peresepan yang berubah atau prevalensi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
yang berubah, sehingga dokter tidak Daerah Provinsi NTB menemukan bahwa
meresepkan obat tersebut selama tiga persentase stok mati sebesar 4%.
bulan berturut-turut. Penelitian Ihsan, dkk (2014) di Rumah
Apoteker dan petugas gudang perlu Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
menganalisis jenis obat yang cepat laku menemukan bahwa nilai persentase stok
atau terjadi transaksi yang sering serta obat mati sebesar 7,96%.
yang sangat jarang terjadi transaksi. Apotek Rumah Sakit Widodo Ngawi
Pengetahuan apoteker dan petugas gudang perlu malakukan perencanaan obat yang
ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam lebih baik. Hal ini dilakukan agar
perencanaan pengadaan obat pada Instalasi menghindarkan rumah sakit pada kejadian
Apotek Rumah Sakit Widodo Ngawi. adanya obat yang tidak mengalami
Hasil penelitian juga menemukan transaksi. Stok mati menyebabkan obat
bahwa jenis obat yang tidak terjual selama menumpuk di gudang farmasi dalam
tahun 2021 berjumlah 8 jenis obat. Jadi jangka waktu yang lama. Kondisi ini
persentase obat dead moving Apotek berpotensi mengakibatkan obat
Rumah Sakit Widodo Ngawi pada tahun kadaluwarsa sehingga merugikan rumah
2021 adalah 1,10%. Hal ini menunjukkan sakit secara finansial. Dibutuhkan
bahwa pengelolaan obat masih belum pemeriksaan secara berkala terhadap obat
efisien karena melebih standar sehingga tidak terjadi obat kadaluwarsa
Departemen Kesehatan bahwa persentase yang jika terjadi transaksi akan
stok mati obat yang ideal adalah 0%. mengakibatkan masalah bagi rumah sakit.
Penyebab dari stok mati obat di apotek
Rumah Sakit widodo Ngawi karena
adanya peresepan yang tidak mengacu
48 Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 44-49

SIMPULAN rint/222/, diakses 27 Desember


2020.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Ihsan, S., Amir, S.A., dan Sahid, M., 2014,
“Evaluasi Pengelolaan Obat di
persentase obat dead moving Apotek
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Rumah Sakit Widodo Ngawi pada tahun Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014”, Pharmauho, Vol. 1,
2021 adalah 1,10%. Hal ini menunjukkan
No. 2 .
bahwa pengelolaan obat masih belum
Malinggas, N.E.R., Posangi, J. dan
efisien.
Soleman, T., 2015, “Analisis
Manajemen Logistik Obat Di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
DAFTAR PUSTAKA
Umum Daerah DR Sam Ratulangi
Adelheid, 2018, “Manajemen Pengelolaan
Tondano”, JIKMU, Vol. 5, No. 2b.
Obat Terhadap Ketersediaan Obat
Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Mangindara, Darmawansyah, Nurhayani,
Umum Daerah Kudungga Sangatta
dan Balqis, 2012, “Analisis
Kabupaten Kutai Timur”, Tesis,
Pengelolaan Obat Di Puskesmas
Makasar : Universitas Hasanudin.
Kampala Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai Tahun 2011”,
Akbar, N.H., Kartinah, N., dan Wijaya, C.,
Jurnal AKK, Vol. 1, No. 1.
2016, “Analisis Manajemen
Penyimpanan Obat Di Puskesmas
Oktaviani, N., Pamudji, G., dan Kristanto,
Se-Kota Banjarbaru”, Jurnal
Y., 2018, “Evaluasi Pengelolaan
Manajemen dan Pelayanan
Obat Di Instalasi Farmasi Rumah
Farmasi, Vol. 6, No. 4.
Sakit Umum Daerah Provinsi NTB
Tahun 2017”, Jurnal Farmasi
Fakhriadi, A., Marchaban., dan
Indonesia, Vol. 15, No. 2 .
Pudjaningsih D., 2011, “Analisis
Pengelolaan Obat di Instalasi
Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor
Farmasi Rumah Sakit PKU
72 Tahun 2016 tentang Standar
Muhammadiyah Temanggung”,
Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Jurnal Manajemen dan Pelayanan
Sakit.
Farmasi, Vol, 1., No 2.
Prasetyana, Khamid, M.N, dan Citrariana,
Fatihudin, D., 2012, Metode Penelitian
S., 2019, “Analisa Death Stock
Untuk Ilmu Ekonomi, Manajemen
Dan Kadaluwarsa Perbekalan
dan Akuntansi dari Teori ke
Farmasi di Gudang RSUD Pandan
Praktek, Cetakan ke II, Surabaya:
Arang Boyolali Tahun 2018”,
PPs UMSurabaya
Jurnal STIKES Duta Gama Klaten.
Fitri, Y.I., dan Kurniawan, T.D., 2018.
Purwito, A.R.D. 2017, Metodologi
Evaluasi Penyimpanan Obat Di
Penelitian. Pendekatan Praktis
Gudang Instalasi Farmasi RSUD
Untuk Bidang Ilmu Ekonomi dan
Kanjuruhan Kepanjen Periode
Ilmu Sosial, Ngawi: LPM
Oktober – Desember 2017, online
Universitas Soerjo Ngawi .
pada
http://repository.pimedu.ac.id/id/ep
Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 44-49 49

Rusli, 2016, Farmasi Rumah Sakit dan


Klinik, Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

Sasongko, H., dan Octadevi, O.M., 2016,


“Overview Of Drug Procurement
Management Indicators In
Sukoharjo Central Java Hospital”,
Journal of Pharmaceutical Science
and Clinical Research 2016, Vol.
01.

Somantri, A.P., 2013, “Evaluasi


Pengelolaan Obat Di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit X”, Naskah
Publikasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Sugiyono, 2017, Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Cetakan Ke-26, Bandung:
Alfabeta.

Susilowati L., dan Sumarto, 2010,


“Anteseden Dan Luaran Dari
Kepuasan Pelanggan”, Ekonomika-
Bisnis, Vol. 02 No. 02 .

Wicita, P.S., 2017, “Aplikasi Xanthan


Gum Dalam Sistem Penghantaran
Obat: Review”, Farmaka, Volume
15 Nomor 3.

Anda mungkin juga menyukai