Anda di halaman 1dari 40

A.

Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi


Pekerjaan bidang konstruksi adalah merupakan hal yang kompleksitas dan begitu banyak
melibatkan unsur ataupun pihak lain, terutama tenaga kerja, alat dan bahan material
dengan kapasitas besar atau dalam jumlah yang besar baik secara pribadi ataupun secara
kolektif bersama-sama dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan. Kurang terampilnya
tenaga kerja akan memepengaruhi kelancaran pekerjaan dan sangat merugikan semua
pihak yang terkait dalam kegiatan proyek.
Mengenai pentingnya Konsep RKK sebelum pelaksanaan pekerjaan lapangan dimulai,
diharapkan dapat memberikan pertimbangan bahwa pentingnya penerapan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja yang bermanfaat bagi pekerja proyek untuk dapat berprestasi
secara optimal.
Konsep RKK ini bertujuan untuk menciptakan pekerjaan yang aman dan menekankan zero
accident (nihil kecelakaan fatal) dalam pelaksanan proyek. Untuk itu agar dalam
pelaksanaan proyek nantinya terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3, dengan ini kami sebagai pelaksana
pekerjaan konstruksi menetapkan Kebijakan K3 dari segenap jajaran Direksi dan Personil
serta Pekerjaan berkomitmen untuk mempersiapkan dan melaksanakan Keselamatan
Konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan khususnya dalam pekerjaan Rehabilitasi ini.

A.1 Kepedulian Pimpinan Terhadap Isu Eksternal Dan Internal


1. Berkomitmen dalam menentukan dan meminimalisir tingkat kecelakaan kerja.
2. Berkomitmen dalam meningkatkan kesehatan tenaga kerja dengan memelihara
kesehatan tenaga kerja dan menghilangkan penyakit akibat kerja.
3. Berkomitmen dalam mematuhi persyaratan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan SMKK.
4. Berkomitmen dalam melakukan pemutakhiran secara berkelanjutan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Pemimpin berkomitmen dan fokus pada Keselamatan Konstruksi. Pemimpin
bersama staff dan Pekerja membuat, memahami dan menerapkan kebijakan K3
dalam perusahaan dan di lapangan
6. Pemimpin menjadi contoh penerapan Keselamatan Konstruksi. Pelaksanaan
Konsep Keselamatan Konstruksi yang dimulai dari Pemimpin adalah cara paling
memberi dampak bagi semua personil dalam implementasi K3 di dalam organisasi
Perusahaan dan lapangan

Rencana Keselamatan Konstruksi | 1


7. Pemimpin menerapkan standard kinerja Keselamatan yang tinggi. Memberi
keyakinan kepada semua team bahwa menerapkan Keselamatan Konstruksi
adalah hal yang benar dan penentu untuk keberhasilan dari tujuan perusahaan
8. Pemimpin menetapkan standaed kinerja Keselamatan Konstruksi secara
mendetail. Setiap kriteria pada konsep Keselamatan Konstruksi harus detail dan
terukur. Ukuran kualitatif dirembukkan dan dipermudah untuk menentukan
tingkat/standard secara kuantitatif.
9. Pemimpin mendengarkan dan melibatkan semua personil dan tenaga kerja
10. Pemimpin dan semua personil dibuat merasa bahwa mereka adalah bagian
sesuatu yang penting dari implementasi Keselamatan Konstruksi.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 2


Tabel A-1. Identifikasi dan Penetapan Isu Eksternal dan Internal

DAFTAR IDENTIFIKASI ISU EKSTERNAL DAN INTERNAL


PAKET PRESERVASI JALAN PAL IV – KM. 70 – BTS KAB. DOMPU; JALAN SAMOTA

KATEGORI JENIS JENIS SUMBE KEINGINAN DAN HARAPAN


NO ISU DAMPAK
ISU ISU SWOT R INTERNAL EKSTERNAL
1 Jadwal Pekerja Kinerja Eksternal Threat ISU
Surat Kebutuhan: Keinginan:
Pekerjaan bekerja lebih Perinta - sesuai jadwal - Tidak mengganggu
dipercepat, dari 1 shif h Mulai - sesuai metode kerja aktifitas Harapan:
Kerja - metode kerja aman
(SPMK) Harapan: terhadap lingkungan
- tidak terjadi kecelakaan &
penyakit akibat kerja
- proyek tdk dihentikan / tdk didemo
2 Struktur Penambahan Kinerja Internal Strength Struktu Keinginan : Keinginan:
organisasi personil r - Penambahan Personil - Tidak
Keselamatan Organisasi diharapkan penerapan SMKK mengganggu aktifitas
Konstruksi lebih efektif;
dalam Harapan:
pekerjaan Harapan - metode kerja aman terhadap
- tidak terjadi kecelakaan & lingkungan
penyakit akibat kerja
3 Komunikasi Keaktifan Kinerja Internal Strength Personil Keinginan : Keinginan:
Personil - Kepatuhan Personil diharapkan - Tidak
penerapan SMKK lebih efektif; mengganggu aktifitas

Harapan Harapan:
- tidak terjadi kecelakaan & - metode kerja
penyakit akibat kerja aman terhadap lingkungan
Petugas K3

I Nyoman Astika, ST
Rencana Keselamatan Konstruksi | 3
A.1.1 Unit Keselamatan Konstruksi / UKK (Organisasi Pengelola SMKK)

Direktur Utama
Penanggung Jawab Umum

Pelaksana K3 Ahli Quantity


Penanggung Jawab K3 Divisi Pencegahan K3

Petugas K3 Pelaksana Lapangan


Koordinator K3 Humas K3

A.1 Struktur Organisasi Pengelola SMKK

Direktur Utama

Pimpinan UKK

Petugas K3 Petugas Tanggap Petugas P3K


Darurat

Rencana Keselamatan Konstruksi | 4


A.2 Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi UKK
Posisi dalam SMKK Uraian Tugas
-Menetapkan Kebijakan K3
-Memastikan dipenuhinya persyaratan SMKK
Direktur Utama -Memastikan terlaksananya K3
-Menetapkan sasaran K3
-Melaporkan kinerja penerapan SMKK
Penanggung Jawab K3/Pimpinan UKK -Menetapkan kebijakan K3 di lingkungan
proyek
-Memberikan dukungan agar pelaksanaan K3
berjalan berkelanjutan.
Emergency/ Kedaruratan -Merencanakan dan melaksanakan kedaan
kedaruratan.
-Mengidentifikasi potensi bahaya akibat kedaan
kedaruratan.
-Membuat laporan kegiatan kedaruratan.
-Memantau secara berkala penggunaan APD.
-Mengkoordinasikan tugas-tugas kedaruratan
dan melaksanakan keputusan organisasi K3.
P3K -Merencanakan dan melaksanakan P3K.
-Mengidentifikasi pekerja akibat kecelakaan
kerja.
-Memberikan pertolongan pertama pada korban
sesuai kondisi korban.
-Membuat laporan kegiatan P3K.
-Memantau secara berkala penggunaan APD.
-Mengkoordinasikan kegiatan P3K dan
melaksanakan keputusan organisasi K3.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 5


A.3 Komitmen Keselamatan Konstruksi

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : IR. I KETUT KARNAYA


Jabatan : Direktur
Bertindak untuk : PT. SANUR JAYA UTAMA

Dalam rangka pelaksanaan Paket Preservasi Jalan Pal Iv – Km. 70 – Bts Kab. Dompu; Jalan
Samota pada Pokja PBJ Konstruksi Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi
NTB berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero
Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP) ; dan
7. Memenuhi 9 (Sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

Sumbawa Besar, 14 Januari 2021


PT. SANUR JAYA UTAMA

IR. I KETUT KARNAYA


Direktur

Rencana Keselamatan Konstruksi | 6


KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Kami berkomitmen untuk:


1. Menjalankan pakta komitmen Keselamatan Konstruksi yang telah ditandatangani oleh
Pimpinan perusahaan.
2. Menjamin Keselamatan Konstruksi tenaga kerja, tamu, masyarakat sekitar di sekitar
tempat kerja.
3. Melakukan perbaikan keberlanjutan terhadap sistem Manajemen dan Kinerja
Keselamatan Konstruksi guna meningkatkan budaya Keselamatan Konstruksi yang baik
di tempat kerja.

Untuk mencapainya, kami akan:


1. Membangun dan memelihara sistem manajemen Keselamatan Konstruksi, serta sumber
daya yang relevan.
2. Membangun tempat kerja dan pekerjaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya terkait Keselamatan Konstruksi.
3. Memberikan pendidikan ataupun pelatihan terkait Keselamatan Konstruksi kepada
tenaga kerja untuk meningkatkan kinerja Keselamatan Konstruksi perusahaan.

Kebijakan Penghentian Pekerjaan Konstruksi


1. Dalam rangka menjaga lingkungan kerja pekerjaan konstruksi yang aman dan
berkeselamatan terhadap risiko bahaya cidera ringan, sedang dan berat pada pekerja,
kerusakan aset/properti, publik dan lingkungan, setiap personil berhak untuk
memberhentikan pekerjaan apabila melihat perilaku tidak selamat atau kondisi tidak
aman dalam melakukan pekerjaan.
2. Pekerjaan Konstruksi yang telah diberhentikan karena perintah penghentian pekerjaan
tidak akan dilanjutkan sampai semua aspek keselamatan konstruksi dipenuhi sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
3. Pemimpin tertinggi Penyedia Jasa memberikan kewenangan kepada Pimpinan Unit
Keselamatan Konstruksi untuk melakukan verifikasi penghentian pekerjaan.
4. Perintah penghentian pekerjaan konstruksi harus diterapkan dengan itikad baik dan
bertanggungjawab.
5. Personil yang menyerukan perintah penghentian pekerjaan tidak boleh dan tidak

Rencana Keselamatan Konstruksi | 7


akan dikenai sanksi apabila setelah diverifikasi bahwa perintah penghentian tersebut
dianggap tidak perlu atau bahkan berdampak mengganggu kemajuan pekerjaan.
6. Semua personil bertanggung jawab atas pencegahan kecelakaan.

Sumbawa Besar, 14 Januari 2021


Dibuat Oleh: Disetujui Oleh:
Penyedia Jasa Satker PJN Wilayah II Prov. NTB
PT. Sanur Jaya Utama Pejabat Pembuat Komitmen 2.3

IR. I KETUT KARNAYA NUR KHOJIN, ST., MT.


Direktur NIP. 19680810 200701 1 009

Rencana Keselamatan Konstruksi | 8


Tabel A-2 Jadwal Kunjungan Pimpinan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi

No Bulan ke-
Elemen Kegiatan PIC 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kepemimpinan Dan Partisipasi Kunjungan Direktur


Pekerja Dalam Keselamatan Pimpinan Penyedia Utama
Konstruksi Jasa Pekerjaan
Konstruksi

Rencana Keselamatan Konstruksi | 9


1. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja
Potensi Darurat Cara Penanganan Prasarana yang Diperlukan
Kecelakaan
-Terkena alat manual. Lakukan P3K, untuk Kotak P3
-Jatuh dari ketinggian. pertolongan pertama
-Kejatuhan Benda. Bawa ke dokter / Ambulan/ Kendaraan, Tandu
-Tersandung. Puskesmas / Poliklinik
-Tergelincir dengan kendaraan proyek
-Terjepit antara benda Hub. RS terdekat dan Daftar Nomor Telepon
-Terpotong datangkan ambulance Penting
-Terkilir apabila diperlukan
-Terbakar Petugas TTD proyek buat
akibat/berhubungan laporan ke atasan dan
dengan suhu instansi yang terkait
tinggi/korosif/radiasi
Kebakaran Bagi Karyawan dan para APAR Instruksi Kerja
pekerja yang mengetahui Operasional dan Maintenance
adanya kebakaran segera APAR
Padamkan api dengan
APAR;
jika APAR tidak berfungsi Daftar Nomor Telepon
segera hubungi petugas Penting
TTD proyek
selamatkan Dokumen,
asset, dll;
segera evakuasi secepatnya Lay out/site plan (tentukan
bagi karyawan / pekerja titik kumpul) dan jalur
yang tidak berkepentingan evakuasi
Bagi Petugas TTD Proyek
segera Padamkan api
dengan APAR, jika masih
memungkinkan;
Memerintahkan Satpam
untuk mensterilisasi area.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 10


Serangan Penyakit Segera Lakukan tindakan P3K
Bawa segera ke rumah Tandu, Kendaraan/
sakit/Klinik Ambulances

Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi

Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu disiapkan :


1. Daftar Prosedur
a. Prosedur Pengendalian Dokumen dan Bukti Kerja
b. Prosedure Identifikasi, Sasaran dan Program
c. Prosedur Konsultasi,Partisipasi, dan Komunikasi
d. Prosedur Kesiagaan dan Tanggap Darurat
e. Prosedur Pemantauan, Pengukuran, dan Analisa
f. Prosedur Penanganan Ketidaksesuaian Tindakan Koreksi dan
Pencegahan
g. Prosedur Rapat Tinjauan Manajemen
h. Prosedur Penyimpanan dan Penempatan Material
i. Penanganan Kondisi Darurat dan Pasca Darurat
j. Penanganan Kebakaran
k. Penanganan Tumpahan
l. Prosedur Identifikasi Persyaratan Perundang-Undangan dan Persyaratan
m. Prosedur Audit Internal
n. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan (Training)
o. Prosedur Rekrutment dan Seleksi (Recruitment dan Selection)
p. Prosedur Pengolahan Material
q. Prosedur Pengelolaan Peralatan
r. Prosedur Identifikasi Bahaya dan Aspek Lingkungan
s. Prosedur Pelaksanaan

2. Daftar Instruksi Kerja


a. Instruksi Kerja Pemeliharaan Alat Berat
b. Instruksi Kerja Penyimpanan dan Penempatan Material

Rencana Keselamatan Konstruksi | 11


c. Instruksi Kerja Penanganan Kondisi Darurat dan Pasca Darurat
d. Instruksi Kerja Penanganan Kebakaran
e. Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan Oli dan BBM
f. Instruksi Kerja Bekerja di Proyek
g. Instruksi Kerja Loading Unloading BBM
h. Instruksi Kerja Pemeriksaan Ketelitian Alat
i. Instruksi Kerja Pengisian Check List Pekerjaan
j. Instruksi Kerja Pemeriksaaan Jaringan Listrik
k. Instruksi Kerja Penggunaan alat kerja (Tools)
l. Instruksi Kerja Pengoprasian Buldozer, Excavator, Motor Grader dan
Mesin Pemadat
m. Instruksi Kerja Manual Handling
n. Instruksi Kerja Ijin Kerja
o. Instruksi Kerja Desain Oli Trap dan Pemeliharaannya
p. Instruksi Kerja Concrete Paver

2. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada Tabel 1 :


1. Rencana Sosialisasi
a. Sosialisasi K3 melalui Media Papan Informasi K3.
b. Penyuluhan K3 pada saat Briefing K3 setiap hari, Weekly dan Moonthly
Meeting bersama Subkontraktor.
c. Sosialisasi K3 kepada Subkontraktor dan Supplier.
2. Rencana Pelatihan
a. Pelatihan Dasar Pelaksanaan.
b. Pelatihan Pengendalian Proyek dan Administrasi Kontrak.
c. Pelatihan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 12


B. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
B.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Pengendalian dan Peluang
B.1.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Tabel B.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
PEMELIHARAAN RUTIN KONDISI

Rencana Keselamatan Konstruksi | 13


PENUJANG/HOLDING

Rencana Keselamatan Konstruksi | 14


PENANGANAN DRAINASE

Rencana Keselamatan Konstruksi | 15


REHABILITASI JEMBATAN

Rencana Keselamatan Konstruksi | 16


PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

Rencana Keselamatan Konstruksi | 17


B.1.2 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Peluang
Tabel B.2 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Peluang
PENILAIAN RESIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN
NO DAMPAK TINGKAT
PEKERJAAN BAHAYA KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS RISIKO
RESIKO
1 Mobilisasi Kelakaan kerja Kondisi tidak aman 1 1 1 3 Memakai APD ( helm,
/ berbahaya sepatu safety, sarung
tangan,masker,
dan kacamata kerja )
Kecelakaan Lalu Kerusakan dan
3 3 9 1 Mentaati peraturan lalu lintas
Lintas kecelakaan kerja
Terluka Perilaku tidak Memakai APD ( helm, sepatu
aman 1 1 1 3 safety, sarung tangan,
masker, dan kacamata kerja
)
Tertimpa Alat Kerusakan dan Mengikuti SOP pengoper
1 2 2 3
Berat kecelakaan kerja asian alat berat

Terlindas Kerusakan dan Mentaati peraturan lalu lintas


1 3 3 2
Kendaraan kecelakaan kerja
2 Pekerjaan Kerusakan Pada Kerusakan dan
Galian Prasarana umum kecelakaan kerja 1 2 2 3 Mentaati peraturan lalu lintas
8 Galian Tanah Tertimpa material Perilaku tidak Memakai APD ( helm,
(Dengan Alat galian» Luka aman 1 1 1 3 sepatu safety, sarung
Berat) ringan tangan,masker, dan
kacamata kerja )
Terjadi gangguan Kondisi tidak aman
lalu lintas di area / berbahaya Memakai APD (helm,
proyek» kemacetan 1 1 1 3 sepatu safety, sarung
tangan,masker, dan
kacamata kerja )

Rencana Keselamatan Konstruksi | 18


Kecelakaan Alat Kondisi tidak aman Mengikuti SOP
/ berbahaya 1 2 2 3 pengoperasian alat.

Terjatuh / Perilaku tidak Memakai APD ( helm,


Terpeleset ke area aman sepatu )safety, sarung
galian 1 1 1 3 tangan,masker, dan
kacamata kerja, body
hardness )
3 Pekerjaan Terjadi kecelakaan Kerusakan dan 3 2 6 3 Menggunakan Alat
Timbunan atau tertabrak akibat kecelakaan kerja Pengaman Diri (APD)
arus lalu lintas seperti : helmet, Kacamata,
Sarung Tangan dan Sepatu
Lapangan (Karet)

Terjadi iritasi Pertolongan Pertama pada


terhadap mata, kulit Kecelakaan (P3K);
dan paru-paru akibat
debu saat pekerjaan
galian.
4 Perbaikan Terjadi kecelakaan Kondisi tidak aman 1 1 1 3 Memakai APD ( helm,
Pondasi atau tertabrak akibat / berbahaya sepatu safety, sarung
Agregat Kelas arus lalu lintas. tangan,masker, dan
A kacamata kerja )

Terluka akibat batu Kerusakan dan


3 3 9 1 Menggunakan Alat
pecah berserakan ke kecelakaan kerja
Pengaman Diri (APD)
badan jalan
seperti : helmet, Kacamata,
terlempar tertabrak
Sarung Tangan dan Sepatu
kendaraan.
Lapangan (Karet)

5 Campuran Terjadi iritasi Kerusakan dan


Menggunakan Alat Pengaman
Aspal Panas terhadap mata, kulit kecelakaan kerja
Diri (APD) seperti : helmet,
dan paru- paru
1 3 3 2 Kacamata, Sarung Tangan dan
akibat asap dan
Sepatu Lapangan (Karet)
panas dari aspal.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 19


Terjadi kecelakaan Kerusakan dan
Memasang rambu-rambu
atau tertabrak akibat kecelakaan kerja
1 2 2 3 peringatan yang mudah
arus lalu lintas.
terlihat oleh masyarakat

Dibuat Oleh :
PT. Sanur Jaya Utama

IR. I KETUT KARNAYA


Direktur

Rencana Keselamatan Konstruksi | 20


B.2 Rencana Tindakan (Sasaran dan Program)
1. Sasaran dan Program Umum
No Sasaran Umum Program Umum
A Kinerja Keselamatan Kerja

- Severity Rate (SR) / Tingkat Komunikasi:


Keparahan = 0 - Induksi Keselamatan Konstruksi
SR = Jumlah hari hilang x (construction safety induction)
1.000.000 - Pertemuan pagi hari (safety
Jumlah jam orang kerja morning)
tercapai (Perhitungan SR - Pertemuan kelompok kerja
mengikuti peraturan terkait) (toolbox meeting)
- Rapat Keselamatan Konstruksi
- Penilaian Indikator Kunci (construction safety meeting)
- Laporan Indikasi Kecelakaan
Kinerja Keselamatan Konstruksi
(Construction Safety KPI) =
Pelatihan / Sosialisasi
85/100
Bimbingan Penerapan K3
B Kinerja Kesehatan Kerja
- Tidak ada Penyakit Akibat Kerja Pemeriksaan Kesehatan:
(PAK) - Pemeriksaan kesehatan (awal &
berkala)
Peningkatan kesegaranjasmani
Control Suhu tubuh selama pandemi
C Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Kerja
- Tidak ada pencemaran AMDAL / UKL-UPL
lingkungan Tata Graha (Housekeeping)
Pengolahan Sampah dan Limbah
Baku mutu lingkungan
D Kinerja Pengamanan
- Tidak ada gangguan keamanan Petugas Keamanan
Koordinasi dengan pihak terkait
yang mengakibatkan .......
berhentinya pelaksanaan
pekerjaan

Rencana Keselamatan Konstruksi | 21


2. Sasaran dan Program Umum Khusus
SASARAN KHUSUS PROGRAM

PENANGGUNG
MONITORING
TOLOK UKUR

PENCAPAIAN
TIPE/JENI PENGENDALI

INDIKATOR
NO S AN RESIKO
PEKERJAA

SUMBER
N

URAIAN

JANGKA
WAKTU

JAWAB
DAYA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 PEKERJAAN - Penggunaan - Seluruh - Menggunakan - Adanya APD - Sebelum - 100% -Disediakan Quality
GALIAN APD (alat dan pekerja helm standar (sarung tangan, bekerja sesuai petugas engineeri
pakaian menggunakan SNI, masker, sepatu boot, harus standar. yang ng
Pelindung APD standar. sarung tangan, masker, helm). sdh - Tertib melakukan
Diri) - Tersedianya dan - Adanya lengkap. melaksa pengawas Inspector
Keselamatan instruksi kerja instruksi/ nak an an
atau petunjuk - sepatu boot.Sesuai petunjuk kerja. - Sesuai
jadwal petunjuk pekerjaan. K3
kerja. kerja. dalam dengan instruksi pelaksana kerja. -Checklist
- Manajemen melakukan kerja. an
Kerja dan pekerjaan .
penyusunan
instruksi kerja.

2 LALU - Penggunaan - Seluruh -Menggunakan - Adanya APD - Sebelum - 100% -Disediakan Quality
LINTAS APD (alat dan pekerja helm standar SNI, (sarung tangan, bekerja sesuai petugas engineeri
PROYEK pakaian menggunakan masker, sarung sepatu boot, harus sdh standar. yang ng
Pelindung APD standar. tangan, dan masker, helm). lengkap. - Tertib melakukan
Diri) - Tersedianya sepatu boot. - Adanya - Sesuai melaksa pengawas Inspector
Keselamatan instruksi kerja -Sesuai dengan instruksi/ jadwal nak an an
atau petunjuk instruksi kerja. petunjuk kerja. pelaksanaa petunjuk pekerjaan. K3
kerja. kerja. kerja dalam - Adanya rambu- n. kerja.
- Manajemen melakukan -Memakai rambu rambu - Sebelum - 100% -Checklist
Kerja dan pekerjaan. peringatan peringatan. bekerja sesuai
penyusunan - Tersedianya yang harus standar.
instruksi kerja. sdh
- Penggunaan rambu standar.
Rambu-rambu. peringatan lengkap.
yang
dibutuhkan.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 22


3 PENGANGKU - Penggunaan - Seluruh - Menggunakan - Adanya APD - Sebelum - 100% -Disediakan petugas Quality
TA engineerin
APD (alat dan pekerja helm standar SNI, (sarung tangan, bekerja sesuai yang melakukan
N MATERIAL pengawasan g
pakaian menggunakan masker, sarung sepatu boot, harus standar.
pekerjaan.
Pelindung APD standar. tangan, dan masker, helm). sdh - Tertib -Checklist Inspector
Diri) - Tersedianya sepatu boot. - Adanya lengkap. melaksan K3
Keselamatan instruksi kerja - Sesuai instruksi/ - Sesuai ak an
dengan instruksi petunjuk kerja.
kerja. atau petunjuk kerja. jadwal petunjuk
- Manajemen kerja. dalam pelaksana kerja.
4 PEKERJAAN - Memakai APD - Seluruh - Menggunakan - Adanya APD - Sebelum an - 100% -Disediakan petugas Quality
BEKISTING yang engineerin
sesuai/memad pekerja helm standar SNI, (sarung tangan, bekerja sesuai yang melakukan g
ai. menggunakan masker, sarung sepatu boot, harus standar. pengawasan
- Bekerja - Tertib pekerjaan. Inspector
dengan hati- APD standar. tangan, dan masker, helm). sdh -Checklist
melaksan K3
hati. - Tersedianya sepatu boot. - Adanya lengkap. ak an
- Pengaturan instruksi kerja - Sesuai instruksi/ - Sesuai petunjuk
5 PEKERJAAN - letak stockAPD -
Memakai Seluruh
atau petunjuk - dengan instruksi - petunjuk
Menggunakan Adanyakerja. jadwal
APD - Sebelum - kerja.
100% -Disediakan petugas Quality
PEMBESIAN yang pekerja helm standar SNI, (sarung tangan, bekerja sesuai yang melakukan engineerin
sesuai/memad menggunakan masker, sarung sepatu boot, harus standar. pengawasan g
ai. APD standar. tangan, dan masker, helm). sdh - Tertib pekerjaan.
- Bekerja - Tersedianya sepatu boot. - Adanya lengkap. -Checklist Inspector
- Sesuai instruksi/ - Sesuai melaksan
dengan hati- instruksi kerja dengan instruksi petunjuk kerja. jadwal ak K3
hati. atau kerja. pelaksana an
PEKERJAN -- Pengaturan
Penggunaan - petunjuk kerja.
Seluruh - Menggunakan - Adanya APD - Sebelum an - petunjuk
100% -Disediakan petugas Quality
6
BETON APD (alat dan pekerja helm standar SNI, (sarung tangan, bekerja sesuai yang melakukan engineerin
pakaian menggunakan masker, sarung sepatu boot, harus standar. pengawasan g
Pelindung Diri) APD standar. tangan, dan masker, helm). sdh - Tertib pekerjaan.
Keselamatan - Tersedianya sepatu boot. - Adanya lengkap. melaksan -Checklist Inspector
kerja. instruksi kerja - Sesuai instruksi/ - Sesuai ak K3
- Manajemen atau petunjuk kerja. an
petunjuk kerja. dengan instruksi jadwal petunjuk
Kerja dan dalam kerja. pelaksana kerja.
7 PEKERJAAN - Penggunaan - Seluruh - Menggunakan - Adanya APD - Sebelum - 100% -Disediakan petugas Quality
LAINNYA engineerin
APD (alat dan pekerja helm standar SNI, (sarung tangan, bekerja sesuai yang melakukan
pakaian menggunakan masker, sarung sepatu boot, harus standar. pengawasan g
pekerjaan.
Pelindung APD standar. tangan, dan masker, helm). sdh - Tertib -Checklist
- Inspector
Diri) - Tersedianya sepatu boot. - Adanya lengkap. melaksan K3
Keselamatan instruksi kerja - Sesuai instruksi/ - Sesuai ak an
dengan instruksi petunjuk kerja.
kerja. atau petunjuk kerja. jadwal petunjuk
Manajemen kerja. dalam - pelaksana kerja.
Kerja dan -
penyusunan melakukan an
instruksi kerja. pekerjaan .

Rencana Keselamatan Konstruksi | 23


B.3 Standar dan peraturan perundangan
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai
acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PUPR antara lain sebagai
berikut :
a. UU No 02 Tahun 2017 tentang Jasa Kontruksi;
b. UU No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/1996 Tentang Sistem
Manajemen Keselmatan dan Kesehatan Kerja;
e. Peraturan Menteri PU Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
f. Peraturan Menteri PUPR Nomor 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman SMKK
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 24


C. Dukungan Keselamatan Kerja Konstruksi
C.1 Sumber Daya
PT. SANUR JAYA UTAMA menyiapkan petugas K3 yang bersertifikat dan kelengkapan
pendukung lainnya terlampir.

C.2 Kompetensi
Tenaga Ahli dalam periode tertentu mengikuti pelatihan keahlian sesuai dengan tabel berikut
dibawah ini :
Pengalaman
Pendidikan Jabatan dalam Posisi/
No Nama Kerja
Terakhir Pekerjaan Keahlian
(Tahun)
1 I Putu Antara , ST. S1 Manajer 4 Ahli Teknik
Proyek Jalan - Madya
2 I Ketut Giri S1 Manajer Teknik 3 Ahli Teknik
Mautama, ST. Jembatan -
Madya
3 Ni Made Wartini, SE. SMK Manager 2 Ijazah
Keuangan
5 I Nyoman Astika, ST S1 Ahli K3 3 Ahli K3
Konstruksi Konstruksi
Jaya
Adapun Sertifikat Keahlian masing-masing personil terlampir.

C.3 Kepedulian
Kita, segenap jajaran PT. SANUR JAYA UTAMA selalu peduli K3 dengan : Meningkatkan
cara kerja K3 sesuai peraturan perundang-undangan Melaksanakan pengendalian risiko
K3 sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
Melaksanakan norma-norma perlindungan kerja dan lingkungan serta menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat dan bebas risiko kecelakaan Melakukan perbaikan kinerja
K3 secara berkelanjutan.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 25


C.4 Komunikasi
Dalam kaitannya dengan bahaya K3 perusahaan atau penyedia jasa akan membuat,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk komunikasi internal antara tingkat dan
fungsi penyedia jasa melalui forum P2K3, maupun komunikasi dengan pemasok, sub
kontraktor dan pengunjung atau tamu lainnya yang datang ke proyek. Selain itu sebagai
sarana komunikasi lainnya, perusahaan atau penyedia jasa akan membuat, menerapkan
dan memeliharan prosedur untuk menerima, mendokumentasikan dan menanggapi kritik
dan saran dari pihak luar yang terkait.

C.5 Informasi Terdokumentasi


Perusahaan / penyedia jasa harus membuat dan memelihara informasi (dokumen) yang
berkaitan dengan K3 baik dalam bentuk cetak (kertas) maupun elektronik (komputer).
Agar proses dokumentasi dapat berjalan dengan baik, maka perusahaan / penyedia
jasa akan menempatkan personil dengan tugas khusus untuk menangani masalah
dokumentasi.
Dokumen-dokumen disusun sepraktis mungkin sehingga bisa mewujudkan efektifitas dan
efisiensi dalam bekerja, khususnya dalam proses pencarian Kembali dokumen ataupun
dalam proses penyimpanan dokumen.

D. Operasi Keselamatan Kerja Konstruksi


D.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasi
Perencanaan Operasi
Setelah seluruh bahaya K3 di tempat kerja telah diidentifikasi dan dipahami, Perusahaan
menerapkan pengendalian operasi yang diperlukan untuk mengelola resiko-resiko terkait
bahaya-bahaya K3 di tempat kerja serta untuk memenuhi peraturan perundang- undangan dan
persyaratan lainnya terkait dengan penerapan K3 di tempat kerja.
Keseluruhan pengendalian operasi bertujuan untuk mengelola resiko-resiko K3 untuk
memenuhi Kebijakan K3 Perusahaan. Prioritas pengendalian operasi ditujukan pada pilihan
pengendalian yang memiliki tingkat kehandalan tinggi selaras dengan hierarki pengendalian
resiko/bahaya K3 di tempat kerja.
Pengendalian operasi akan diterapkan dan dievaluasi secara bersamaan untuk mengetahui
tingkat keefektivan dari pengendalian operasi serta terintegrasi (tergabung) dengan
keseluruhan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 26


Beberapa pengendalian operasi K3 Perusahaan mencakup antara lain:
1. Umum :
 Perawatan dan perbaikan fasilitas/mesin/alat reguler.
 Kebersihan dan perawatan tempat kerja.
 Pengaturan lalu lintas manusia/barang, dsb.
 Pemasokan dan Perawatan Fasilitas Kerja/Fasilitas Umum.
 Perawatan suhu lingkungan kerja.
 Perawatan sistem ventilasi dan sistem instalasi listrik.
 Perawatan sarana tanggap darurat.
 Kebijakan terkait dinas luar, intimidasi, pelecehan, penggunaan obat-
obatan dan alkohol.
 Program-program kesehatan dan pengobatan umum.
 Program pelatihan dan pengembangan pengetahuan.
 Pengendalian akses tempat kerja.
1. Pekerjaan Bahaya Tinggi :
 Penggunaan prosedur, instruksi kerja dan cara kerja aman.
 Penggunaan peralatan/mesin yang tepat.
 Sertifikasi pelatihan tenaga kerja keahlian khusus.
 Penggunaan izin kerja.
 Prosedur pengendalian akses keluar masuk tenaga kerja di tempat kerja
bahaya tinggi.
 Pengendalian untuk pencegahan penyakit akibat kerja.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 27


2. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :
 Pembatasan area-area penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di
tempat kerja.
 Pengamanan pemasokan dan pengendalian akses keluar masuk
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3).
 Barikade sumber radiasi.
 Isolasi pencemaran biologis.
 Pengetahuan penggunaan dan ketersediaan perlengkapan darurat.
3. Pembelian Barang, Peralatan dan Jasa :
 Menyusun persyaratan pembelian barang, peralatan dan jasa.
 Komunikasi persyaratan pembelian barang kepada pemasok.
 Persyaratan transportasi/pengiriman bahan berbahaya dan beracun (B3).
 Seleksi dan penilaian pemasok.
 Pemeriksaan penerimaan barang/peralatan/jasa.
4. Kontraktor :
 Kriteria pemilihan kontraktor.
 Komunikasi persyaratan kepada kontraktor.
 Evaluasi dan penilaian kinerja K3 berkala.
5. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :
 Pengendalian akses masuk.
 Pengetahuan dan kemampuan mengenai izin penggunaan
peralatan/ perlengkapan/ mesin/material di tempat kerja.
 Penyediaan pelatihan/induksi yang diperlukan.
 Pengendalian administratif rambu dan tanda bahaya di tempat kerja.
 Cara pemantauan perilaku dan pengawasan aktivitas di tempat kerja.

Penetapan kriteria operasi K3 Perusahaan mencakup beberapa hal sebagai berikut :


1. Pekerjaan Bahaya Tinggi :
 Penggunaan peralatan/perlengkapan yang telah ditentukan
beserta prosedur/instuksi kerja penggunaannya.
 Persyaratan kompetensi keahlian.
 Petunjuk individu mengenai penilaian resiko terhadap kejadian yang
muncul tiba- tiba dalam pekerjaan.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 28


2. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :
 Daftar bahan berbahaya dan beracun (B3) yang disetujui.
 Penentuan Nilai Ambang Batas (NAB).
 Penentuan Nilai Ambang Kuantitas (NAK).
 Penentuan lokasi dan kondisi penyimpanan.
3. Area Kerja Bahaya Tinggi :
 Penentuan APD (Alat Pelindung Diri).
 Penentuan persyaratan masuk.
 Penentuan persyaratan kondisi kesehatan/kebugaran.
4. Kontraktor :
 Persyaratan kriteria kinerja K3.
 Persyaratan pelatihan maupun kompetensi keahlian terhadap personel di
bawah kendali kontraktor.
 Persyaratan pemeriksaan peralatan/perlengkapan/bahan/material
kontraktor.
5. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :
 Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja.
 Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri).
 Induksi K3.
 Persyaratan tanggap darurat.

1. Pengendalian Operasi
Sistem keamanan dan keselamatan kerja terhadap keseluruhan personil baik pengawas,
pelaksana dan juga pekerja terutama yang ada di depan lingkungan pekerjaan menjadi hal
yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan antara lain mengadakan sosialisasi K3, memasang
rambu-rambu peringatan bekerja hati-hati dan pemakaian alat-alat pengamanan untuk
keselamatan kerja dan perlindungan terhadap pekerjaan itu sendiri. Untuk melayani apabila
terjadi kecelakaan kecil disediakan kotak/almari P3K mengadakan kerja sama dengan
Puskesmas terdekat. Apabila Puskesmas tidak mampu akan dirujuk ke Rumah Sakit
terdekat.
Seluruh tenaga yang bekerja pada Proyek ini akan diikut sertakan dalam program Astek
ataupun Jamsostek.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 29


Tujuan Keselamatan Kerja:
- Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja.
- Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien.
- Menjamin proses produksi berjalan secara aman.
Secara umum dapat diartikan tujuan penerapan K3 di proyek adalah agar tidak terjadi
kecelakaan kerja (zero accident).

Program keselamtan dan kesehatan kerja pada proyek (RKP) meliputi:


- Kondisi lingkungan lengkap dengan perencanaan site.
- Struktur organisasi K3
- Pokok-pokok perhatian K3
- Identifikasi resiko kecelakaan dan pencegahan
- Identifikasi kondisi dan alat yang dapat menimbulkan potensi bahaya
- Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja
- Daftar instansi terkait
- Kondisi lingkungan dan perencanaan site
- Pengaturan jalan mobilitas bahan, tenaga dan alat
- Lokasi penyimpanan bahan/material
- Lokasi fabrikasi
- Direksi keet
- Barak kerja

2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung Jawab


Kegiatan SMK3.
Struktur Organisasi Unit K3 :
Ketua Unit K3 : Kepala Proyek
Sekretaris : Administrasi Teknik
Bendahara : Administrasi Umum
Pelaksana K3 : Petugas K3/Ahli K3
Anggota : Seluruh personil proyek

Rencana Keselamatan Konstruksi | 30


3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja
Pokok-pokok perhatian K3:
a. Kecelakaan kerja akibat dari penggunaan
- Alat/mesin
- Tahapan/metode pelaksanaan
b. Penyakit akibat kerja
- Suara dan asap pengguna alat
- Penggunaan bahan kimia berbahaya
c. Pemaparan terhadap kondisi lingkungan
d. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
e. Usaha-usaha penyelamatan

4. Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu disiapkan


Identifikasi resiko dan penanggulangan Kecelakaan:
- Pemasangan poster/himbauan tentang K3
- Penggunaan alat keselamatan kerja yang memadai (helm, sarung tangan, sepatu, dll)
- Pemberian rambu-rambu petunjuk dan larangan
- Pemasangan pagar pengaman di antara lantai dan tangga
- Briffing setiap pagi kepada mandor dan sub yang terlibat
- Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai
- Penempatan material/bahan yang sensitive/berbahaya dengan benar
- Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai
- Perlu mendapat perhatian terhadap alat yang menimbulkan suara bising, asap dan
residu lainnya.
- Penyediaan alat pemadam kebakaran
- Penempatan satpam
- Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat

Pemeliharaan Kesehatan :
- Penyediaan air bersih
- Pembuatan sarana MCK yang memadai
- Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi kerja
- Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat

Rencana Keselamatan Konstruksi | 31


Instansi terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja :
- Depnakertrans
- Kepolisian
- Pemda
- Puskesmas/dokter
- Perlindungan Astek

5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko


Pelatihan K3
Pada umumnya program pelatihan K3 mencakup :
- Kebijakan K3 perusahaan
- Cara bagaimana K3 dapat diorganisir di tempat kerja
- Prosedur K3 dalam perusahaan
- Pengendalian bahaya dan resiko
- Undang-undang K3
- Prosedur keadaan darurat

Program pelatihan K3 perlu mencakup beberapa kelompok sasaran, diantaranya:


- Manajemen senior
- Manajer/supervisor
- Karyawan
- Orang yang mempunyai tanggung jawab
- Operator
- Pengunjung lokal/tamu
- Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3, meliputi:
- Pemasangan bendera K3, bendera perusahaan dan bendera Negara Republik
Indonesia.
- Pemasangan sign board K3 berupa slogan-slogan yang mengingatkan akan perlunya
bekerja dengan selamat, gambar-gambar atau pamplet tentang bahaya/kecelakaan
yang mungkin terjadi dilokasi pekerjaan. Slogan maupun pamflet dapat dipasang di
kantor proyek dan lokasi pekerjaan berlangsung.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 32


Kegiatan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
Kegiatan K3, meliputi:
Kelengkapan administrasi
- Pendaftaran proyek ke Disnaker setempat
Pihak pelaksana proyek wajib melapor dan mendaftar ke Disnaker setempat, karena
Disnaker adalah instansi pemerintah yang berwenang dan bertanggung jawab menangani
K3.
- Pendaftaran dan pembayaran ASTEK
Sesuai dengan ketentuan negara, perusahaan/proyek yang mempekerjakan tenaga kerja
lebih dari 10 orang, wajib melindungi pekerja melalui Asuransi Tenaga Kerja.
- Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, misalnya CAR
- Izin dari pihak terkait tentang penggunaan jalan dan jembatan
Untuk beberapa proyek kadang perlu alat berat yang harus didatangkan dan bila keadaan
jalan/jembatan relatif kecil, perlu izin pihak terkait.
- Keterangan laik pakai untuk penggunaan alat berat/ringan yang memerlukan
rekomendasi dari Depnaker atau instansi yang berwenang.
- Peralatan proyek yang menyangkut keselamatan umum pada saat pengoperasian harus
dimonitor
- pemakaiannya oleh instansi pemerintah yang berwenang.
- Pemberitahuan kepada pemerintah/lingkungan setempat perihal laporan tentang
keberadaan/kegiatan proyek.

Pengawasan Pelaksanaan K3 meliputi:


- Safety Patrol:
Suatu team yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan patroli selama lebih kurang
2 jam (tergantung lingkup proyek). Dalam patroli masing-masing anggota safety patrol
mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan/yang mempunyai resiko kecelakaan.
Ketentuan/tolok ukurnya adalah: safety plan, panduan pelaksanaan K3 dan hal-hal secara
teknis mengandung resiko.
- Safety Supervisor :
Petugas yang di tunjuk oleh manager proyek yang secara terus menerus mengadakan
pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3: Safety supervisor
berwenang menegur dan memberikan instruksi langsung terhadap para pelaksana di
lapangan.
- Safety Meeting :

Rencana Keselamatan Konstruksi | 33


Rapat membahas hasil/laporan dari safety patrol maupun hasil/laporan dari safety
supervisor. Yang paling utama dalam safety meeting adalah perbaikan atas pelaksanaan
kerja yang tidak sesuai K3 dan perbaikan sistem kerja untuk mencegah penyimpangan
tidak terulang kembali.
- Pelaporan dan penanganan kecelakaan :
Pelaporan dan penanganan kecelakaan terdiri dari kecelakaan ringan, kecelakaan berat,
kecelakaan dengan korban meninggal dan kecelakaan peralatan berat.

Perlengkapan Diri (APD)


- Helmet : Allumunium, standard (CIC)
- Sepatu lapangan : Kulit, karet
- Jas hujan
- Masker las
- Kacamata las
- Sabuk pengaman
- Tali pengaman
- Masker hidung
- Penutup telinga
- Sarung tangan
- Handy talky
- Senter
- Tas pinggang
- Kartu pengenal

6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan/Perlengkapan K3


- Tandu orang
- Alat pemadam kebakaran
- Rambu-rambu petunjuk
- Spanduk K3
- MCK
- Pompa Air
- Musholla
- Bedeng Pekerja
- Ruang Klinik
- P3K

Rencana Keselamatan Konstruksi | 34


- Papan pengumuman
- Ambulance

Manajemen pelaksana K3L dalam pelaksanaan proyek


Perusahaan jasa konstruksi dalam melaksanakan pekerjaannya banyak menyerap tenaga kerja,
baik yang mempunyai kemampuan dan keahlian cukup maupun yang terbatas. Kegiatan jasa
konstruksi, mesin-mesin, bahan bangunan dan menerapkan berbagai macam teknologi. Dalam
melaksanakan pekerjaan konstruksi sering terjadi berbagai macam masalah seperti robohnya
perancah, tenaga kerja jatuh dari ketinggian, terkena aliran listrik dan kecelakaan kerja
lainnya. Untuk itu, disusun Standard K3L bagi sektor jasa konstruksi yang ditujukan agar
ditempat kerja tidak terjadi kerugian, gangguan ataupun kecelakaan, menjaga keselamatan,
sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaan merasa aman terhadap bahaya.

Syarat-syarat Manajemen K3L yang akan diterapkan di proyek antara lain sebagai berikut:
 Memberi pengarahan langsung kepada tenaga kerja setiap melaksanakan kegiatan guna
mencegah dan mengurangi kecelakaan.
 Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan
 Membekali peralatan keamanan pada para pekerja pada saat melaksanakan pekerjaan
 Mencegah dan mengurangi timbulnya penyakit dengan menjaga kebersihan setiap pekerja
 Memberikan fasilitas yang mencukupi dalam melaksanakan pekerjaan seperti lampu
penerangan, ataupun peralatan lain yang dibutuhkan.
 Memelihara kesehatan dengan mengadakan pemeriksaan berkala dari ahli dalam bidang
kesehatan.
 Memperoleh keserasian antara kondisi lingkungan setempat dengan keberadaan tenaga
kerja, peralatan kerja dan proses dan metode kerja.
 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada para pekerja yang sedang bekerja.
 Menyediakan fasilitas MCK yang mencukupi bagi pekerja.
 Menyediakan obat-obatan di proyek.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 35


E. EVALUASI KINERJA KESELAMATAN KONSTRUKSI
E.1. Pemantauan dan Evaluasi
E.1.1. Inspeksi dan Audit
a. Inspeksi
Inspeksi K3 di PT. Sanur Jaya Utama merupakan usaha dalam mengidentifikasi

adanya potensi bahaya ditempat kerja baik berupa tindakan tidak aman maupun

kondisi tidak aman serta melakukan tindakan pengendalian dengan mengontrol

potensi bahaya tersebut agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

Inspeksi K3 yang telah dilaksanakan PT. Sanur Jaya Utama terhadap potensi bahaya

kecelakaan ditempat kerja telah sesuai dengan Undang-undang tentang

Keselamatan Kerja yang menyatakan bahwa ”Mencegah dan mengendalikan timbul

atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan

angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.

Pelaksanaan inspeksi K3 di PT. Sanur Jaya Utama telah berjalan dengan baik sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan dan inspeksi tempat kerja dan cara kerja

dilakukan secara teratur.

Prosedur tentang pelaksanaan inspeksi.

a. Inspeksi Peralatan Keselamatan Kerja

Inspeksi peralatan keselamatan kerja merupakan kegiatan pemeriksaan yang

tujuannya supaya peralatan tersebut selalu dalam kondisi aman siap pakai

saat dipergunakan, terutama saat keadaan darurat. Pelaksanaan inspeksi K3

pada tiap-tiap peralatan keselamatan kerja berbeda- beda tergantung tingkat

kepentingan dari peralatan tersebut.

Secara umum dapat dikatakan bahwa inspeksi terhadap peralatan keselamatan

kerja di PT. Sanur Jaya Utama berjalan dengan baik dan sesuai jadwal yang telah

ditetapkan.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 36


b. Inspeksi Alat Pelindung Diri

Inspeksi alat pelindung diri lebih di spesifikan terhadap tenaga kerja,

dengan tujuan untuk memastikan bahwa tenaga kerja bekerja dengan aman

bertujuan untuk menciptakan kerja yang aman dan terhindar dari kecelakaan

di tempat kerja.

c. Inspeksi Ijin Melakukan kerja

Inspeksi ijin melakukan kerja dilakukan untuk mengantisipasi adanya potensi

bahaya. Tujuan dilaksanakannya inspeksi ijin melakukan kerja oleh PT. Sanur

Jaya Utama adalah agar pelaksanaan kerja selalu terkontrol dan digunakan

sebagai bahan evaluasi yang dibuat untuk perbaikan dan peningkatan sistem

kerja yang ada.

d. Inspeksi Peralatan Berat

Seluruh peralatan berat yang ada di PT. Sanur Jaya Utama di lakukan inspeksi

agar peralatan tersebut selalu dalam keadaan aman bila dipergunakan.

Peralatan berat tersebut diantaranya forklift, loader, dan electric chain hoist (lift

barang).

b. Audit
1. Tujuan Audit
 Memastikan apakah Sistem Manajemen K3 yang dijalankan telah memenuhi
prosedur
 Mengetahui apakah Sistem Manajemen K3 telah berjalan di seluruh jajaran
sesuai dengan lingkupnya.
 Memastikan apakah Sistem Manajemen K3 telah efektif.

2. Macam Audit
 Internal Audit : dilakukan oleh auditor dari dalam organisasi sendiri setelah
mendapat tugas dari pimpinan
 External Audit : dilakukan oleh auditor dari luar organisasi yang telah
mendapat tugas dari badan auditing baik pemerintah maupun swasta .

Rencana Keselamatan Konstruksi | 37


3. Karakteristik Internal Audit
 Dilakukan secara berkala
 Tim audit bersifat independen
 Tim audit memiliki kompetensi melakukan audit
 Mendapat tugas dari pimpinan organisasi
 Melaporkan hasilnya kepada manajemen dengan rekomendasi yang
membangun

4. Tahapan Audit

 Persiapan : menetapkan ruang lingkup, lokasi, jadwal, pemberitahuan kepada


yg akan diaudit
 Menyiapkan perlengkapan yg perlu
 Presentasi pembukaan ; perkenalan, maksud dan tujuan, dasar dan pedoman
audit
 Koordinasi tim audit; internal tim audit membuat check list, wawancara.

E.2. Tinjauan Manajemen


Tinjauan Manajemen fokus terhadap keseluruhan kinerja Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kesesuaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap


operasional dan aktivitas Perusahaan.
2. Kecukupan pemenuhan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terhadap Kebijakan K3 Perusahaan.
3. Keefektivan penyelesaian tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta hasil-
hasil lain yang dicita-citakan.

Tinjauan Manajemen dilaksanakan oleh Pimpinan Perusahaan dan dilaksanakan secara


berkala yang secara umum dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali untuk meninjau
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan berjalan
secara tepat.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 38


 Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan Tinjauan Manajemen antara
lain :

1. Laporan keadaan darurat (termasuk kejadian serta pelatihan/simulasi/pengujian


tanggap darurat).
2. Survey kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
3. Statistik insiden kerja (termasuk kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja).
4. Hasil-hasil inspeksi.
5. Hasil dan rekomendasi pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di tempat kerja.
6. Kinerja K3 kontraktor.
7. Kinerja K3 pemasok.
8. Informasi perubahan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang
berkaitan dengan penerapan K3 di tempat kerja.

Rencana Keselamatan Konstruksi | 39


LAMPIRAN - LAMPIRAN

Rencana Keselamatan Konstruksi | 40

Anda mungkin juga menyukai