depan. Kelima varga konsonan tersebut adalah: ka varga, ca varga, ṭa varga, ta varga, dan pa
varga. Kelima varga konsonan tersebut disebut dengan istilah Paňcavalimukha. Selain
kelima varga konsonan tersebut, kelompok konsonan bahasa Sanskerta juga disertai
konsonan semi vokal (ya, ra, la, va); sibilant (desis) (ça, ṣa, sa); serta sebuah aspirat (ha).
.
Meskipun setiap konsonan disertai dengan huruf “a”, tetapi masing-masingnya dibaca
dengan bunyi vokal schwa yakni seperti huruf “e” pada kata “kesemek”.
ङ = ṅa, dibaca dengan bunyi sengau, ञ = ña, dibaca dengan bunyi “ny”, ण = ṇa, dibaca seperti
gabungan huruf “r” dan “n”. Namun pada prakteknya, huruf “ण” lebih sering ditransliterasi
ट = ṭa, ठ = ṭha, ड = ḍa, dan ढ = ḍha, dibaca seperti bunyi huruf “t”, “th”, “d”, dan “dh”, dengan
lidah menempel di langit-langit mulut. Seperti contoh ṭ dibaca seperti pada kata kantil (versi
bahasa Jawa), ḍ dibaca seperti pada kata kadawung (versi bahasa Jawa)
त = ta, थ = tha, द = da, dan ध = dha, dibaca sama dengan bunyi huruf alfabet “t”, “th”, “d”, dan
Berikut disajikan salah satu pengucapan bunyi-bunyi BS seperti yang dibaca secara umum
1. a, i, u, e, o, ai, dan au dibaca seperti dalam bahasa Indonesia, hanya saja huruf vokal tunggal
श = ṡa dibaca sy, seperti pada kata syukur, ष = ṣa dibaca seperti ç hanya ujung lidah didekatkan
Huruf-huruf yang lainnya dibaca seperti mengucapkan huruf-huruf dalam bahasa Indonesia.