Ak
sara Carakan
Aksara Carakan merupakan salah satu jenis aksara yang sangat mendasar untuk mempelajari
aksara Jawa. Apabila disaksikan dari namanya telah dapat dipahami jika jenis aksara ini
merupakan untuk menuliskan suatu kata-kata.
Akasara Carakan ini mempunyai bentuk dan juga pasangannya. Aksara pasangan yang
tersebut digunakan untuk dapat mematikan atau menghilangkan rupa bentuk vokal dari
aksara yang ada sebelumnya.
Aksara Swara
Aksara Swara adalah salah satu jenis dari aksara yang digunakan untuk menuliskan dari jenis
huruf vokal yang berasal dari suatu bentuk kata serapan bahasa asing supaya pelafalannya
akan kemudian menjadi lebih tegas.
Sandangan Aksara Swara
Sanda
ngan Aksara Swara
Sandangan adalah salah satu bentuk huruf vokal yang tidak akan mandiri serta digunakan
pada saat berada di bagian tengah tengah kata. Sedangkan jika di dalam sandangan akan
mudah dibedakan berdasar dari cara membacanya.
Aksara Rekan
A
ksara Rekan
Aksara Rekan merupakan jenis dari aksara yang digunakan untuk penulisan huruf serapan
yang kemudian asalnya adalah dari bahasa Arab. Seperti contohnya saja huruf f, kh, dz dan
lain sebagainya.
Aksara jenis ini kemudian digunakan untuk menuliskan berbagai konsonan yang terdapat
dalam kata-kata asing yang masih sesuai akan bentuk aslinya. Aksara Rekan yang ini juga
terdapat di dalam Hanacaraka dari lima bentuk. Dan semua itu mempunyai pasangan masing-
masing. Adapun aturan dari penulisan juga berbeda dengan aturan yang lain. Berikut
merupakan rinciannya,
Tidak semua aksara Rekan yang ada mempunyai pasangan.
Aksara Rekan ini sejatinya dalam praktik dapat diberikan pasangan.
Aksara Rekan dapat diberikan sandhangan seperti pada aksara-aksara lain yang ada di
dalam Hanacaraka.
Aksara Murda
Aksara Murda
Aksara Murda dan Pasangannya
Aksara Murda merupakan sejenis BENTUK huruf kapital YANG di dalam jenis aksara Jawa.
Aksara Murda khusus diGUNAKAN untuk menulis jenis huruf depan dari suatu nama orang,
bahkan nama tempat, atau dengan kata-kata lain yang awalnya menggunakan huruf kapital.
Di samping itu, jenis dari aksara ini dipakai pada awal sebuah kalimat dan pada awal suatu
paragraf. Dapat digunakan pada penulisan nama gelar, nama orang, nama geografi, nama
lembaga suatu pemerintahan, serta apat digunakan pada nama lembaga yang berbadan.
Aksara Wilangan
A
ksara Wilangan
Aksara wilangan atau bilangan adalah suatu aksara yang digunakan untuk menulis tulisan
jenis angka.
Angka digunakan saat menyatakan suatu lambang atau bilangan dengan penomoran. Angka
dapat berjenis ukuran, panjang, nilai uang, luas, berat, satuan waktu dan lainnya.
Untuk penulisan dari satuan dalam sebuah bilangan, satuan dapat ditulis di dalam suatu
bentuk kata yang lengkapnya. Contohnya kilometer, meter, kilogram dan lain lain.
Prabu Dewata Cengkar menarik surban tersebut dan surban mulai terbentang. Sang Prabu
memanjangkannya surban Ia mulai membuka bagian surban supaya terbentang.
Dengan kesaktian Aji Saka, surban tersebut tak habis saat dibuka. Prabu masih terus berjalan
untuk dapat membentangkan surban. Kemudian sampailah prabu di tepi laut jurang dengan
batu yang cukup terjal serta dalam.
Dengan cepat, Aji Saka menggoyangkan surban miliknya dan akhirnya sang Prabu jatuh ke
laut. Dan Prabu meninggal. Semua rakyat menyambut kabar ini dengan bersuka cita dan Aji
Saka dijadikan sebagai raja mereka. Aji Saka setelah menjadi seorang raja lupa pada kerisnya
yang ia titipkan kepada Sembada. Setelah ingat ia meminta Dora agar mengambil keri.
Dora bergegas menemui Sembada. Sampai disana mereka berbincang hingga Dora meminta
keris yang diamanahkan Aji Saka. Namun, Sembada ingat pesan yang disampaikan Aji Saka
bahwa tidak diperbolehkan menyerahkan keris itu selain kepada Aji Saka.
Akhirnya, Mereka saling bertengkar mempertahankan perintah rajanya. Mereka meninggal
dan kabar ini sampai pada Aji Saka.
Akibat kecerobohan Aji Saka, dua abdinya yang taat harus mati. Karena menyesal Aji Saka
menghormati kedua abdinya dengan Aji Saka membuat barisan huruf serta alphabet yang
dikenal dengan aksara Jawa.
Ha Na Ca Ra Ka (yang artinya terdapat 2 orang utusan dengan kata lain carakan)
Da Ta Sa Wa La (maknanya saling berperang untuk dapat mempertahankan sebuah amanah)
Pa Dha Ja Ya Nya (maknanya lantaran keduanya mereka sama-sama dalam tingkat kesaktian
setara)
Ma Dha Ba Tha Nga (artinya maka keduanya akan mati manjadi bangkai)
Aksara Jawa memang mempunyai cakupan yang sangat luas dan cukup rumit untuk dapat
dipelajari. Tetapi harus terus untuk dipelajari agar aksara Jawa ini tidak akan punah serta
senantiasa hidup di tengah kekayaan budaya Nusantara ini.
Pengajaran atas aksara Jawa sendiri dilakukan secara intens supaya anak-anak usia sekolah
mempunyai perhatian yang besar terhadap aksara.
Sekian pembahasan artikel mengenai tentang Aksara Jawa. Semoga pemahasan yang penulis
berikan mudah untuk sobat pahami dan mudah untuk sobat mengerti.