Anda di halaman 1dari 2

1.

Sejarah awal mula penggunaan aksara jawa


Pada masa periode Hindu-Buddha, aksara jawa digunakan dalam literatur keagamaan
dan terjemahan Sanskerta yang biasa ditulis dalam naskah daun lontar. Selama periode
Hindu-Buddha, bentuk aksara Kawi berangsur-angsur menjadi lebih Jawa, namun dengan
ortografi yang tetap. Pada abad ke-17, tulisan tersebut telah berkembang menjadi bentuk
modernnya dan dikenal sebagai Carakan atau hanacaraka berdasarkan lima aksara
pertamanya.
Aksara Jawa (atau dikenal dengan nama hanacaraka  atau carakan ) adalah aksara jenis
abugida turunan aksara Brahmi (yang merupakan turunan dari Assyiria) yang digunakan atau
pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah berbahasa Jawa, Bahasa Makasar, (pasar),
bahasa Sunda, dan bahasa Sasak. Bentuk aksara Jawa yang sekarang dipakai (modern) sudah
tetap sejak masa Kesultanan Mataram (abad ke-17) tetapi bentuk cetaknya baru muncul pada
abad ke-19. Aksara ini adalah modifikasi dari aksara Kawi atau dikenal dengan Aksara Jawa
Kuno yang juga merupakan augida yang digunakan sekitar abad ke-8 – abad ke-16. Aksara
ini juga memiliki kedekatan dengan aksara Bali.

2. Jenis Aksara Jawa ada 6 (enam) diantaranya adalah :


a. Aksara jawa carakan , yaitu jenis aksara yang paling mendasar dalam
mempelajari aksara Jawa. Jika disaksikan dari namanya saja sudah bisa
dipahami bahwa jenis aksara ini adalah untuk menuliskan kata-kata.
b. aksara jawa pasangan , yaitu bentuk khusus yang terdapat pada aksara Jawa
untuk menghilangkan ataupun mematikan suatu vokal dari bentuk aksara yang
sebelumnya. Aksara pasangan ini akan digunakan untuk menulis bentuk suku
kata yang di dalamnya tidak ada vokal.
c. aksara jawa swara, yaitu jenis aksara yang digunakan untuk menuliskan jenis
huruf vokal yang berasal dari bentuk kata serapan dari bahasa asing supaya
pelafalannya menjadi lebih tegas.
d. aksara jawa rekan, yaitu jenis aksara yang dipakai untuk penulisan huruf
serapan yang asalnya adalah dari bahasa Arab. Misalnya saja huruf f, kh, dz
dan lainnya.
e. Aksara jawa murda, yaitu sejenis huruf kapital di dalam jenis aksara Jawa.
Aksara Murda ini secara khusus dipakai untuk menulis jenis huruf depan suatu
nama orang, nama tempat, atau kata-kata lain yang awalnya memakai huruf
kapital.
f. Aksara wilangan, yaitu sebuah aksara yang dipakai untuk menulis jenis angka
di dalam aksara Jawa.
3. aksara cethak, yaitu terdiri dari ca, ja, ya, nya
aksara ilat, yaitu terdiri dari ra, la, dha, tha
aksara irung, yaitu terdiri dari na, nya, ma, nga
aksara lambe, yaitu terdiri dari wa, pa, ma, ba
aksara untu, yaitu terdiri dari na, da, ta, sa
aksara tenggorokan, yaitu terdiri dari ha, ka, ga, nga

Anda mungkin juga menyukai