ELECTRICAL CONCOLE
(PC 10)
TUJUAN UMUM
PENDAHULUAN
I. TUJUAN PERCOBAAN :
Input atau masukkan adalah efek dari lingkungan ke suatu proses kimia,
sedangkan output atau keluaran adalah efek dari proses kimia ke lingkungan.
Dalam suatu pengendalian hubungan antara input, proses dan output merupakan satu
loop (siklus yang utuh). Output merupakan keluaran dari proses yang menerima input.
III. PERALATAN
1. Satu set PC-10 + trimtool
2. Lampu indikator 24 VAC
3. 2 kabel ukuran pendek
4. 2 kabel ukuran panjang
KALIBRASI
SPAN SPAN 100% pada 20 mA
ZERO ZERO 0% pada 4 mA
V. DATA PENGAMATAN
VII. KESIMPULAN
I. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mendemontrasikan pengendali ON/OFF
2. Mendemontrasikan output relay ON/OFF menggunakan process controller
III. PERALATAN
1. Satu set PC-10 + trimtool
2. Kabel
3. Lampu indikator 24 VAC
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
I. PENGENDALIAN ON/OFF DENGAN SAKLAR PEMILIH
1. Pehatikan bagian saklar pemilih pada alat PC-10 (SWITCHED OUTPUT) posisi
saklar pada kontak terbuka (N/O) dan pasang lampu 24 VAC di soket 24 VAC, amati
lampu dalam keadaan hidup atau mati
2. Pindahkan saklar ke N/C (kontak tertutup), amati bahwa lampu menjadi mati
3. Ambil sebuah kabel, hubungkan dari soket A ke soket C pada posisi N/O catat
keadaan lampu, ubah saklar ke N/C, catat perubahan
4. Ulangi langkah 3 dengan menghubungkan A – B dan B – C
5. Buat tabel data
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Nilai histeritis cendrung mengatur pengendalian proses secara otomatis
2. Untuk system N/O, lampu indikator akan menyala apabila kabel soket A dan C
dihubungkan dan lampu tidak menyala apabila kabel A dan C tidak dihubungkan
3. Untuk system N/C, lampu indikator tidak menyala apabila kabel A dan C
dihubungkan, dan lampu indikator akan menyala apabila kabel soket A dan C tidak
dihubungkan
VIII. TUGAS
1. Analisis perbedaan antara kedua jenis on/off, jelaskan pengertian histeritis dan
hubungannya dengan arus listrik yang mengalir
Jawab = Jenis on/off ada 2 yaitu pengendalian on/off secara manual dan secara
otomatis. Secara manual menggunakan saklar pemilih dan secara otomatis
menggunakan process controller. Pada pengendalian on/off yang menggunakan saklar
pemilih manusia bertindak sebagai controller. Sedangkan pengendalian on/off
menggunakan process controller yang bertindak secara otomatis. Histeritis adalah
interval yang dikehendaki dengan salah satu batas level / toleransi set point. Misal set
point 50%, histeritis 2% maka daerah netral 2% diatas dan dibawah 50% yaitu 48% -
52%. Hubungan histeritis dengan arus listrik yang mengalir adalah jika arus mengalir
pada range histeritis maka mengakibatkan lampu menyala / dapat dikatakan terdapat
arus listrik, namun jika diluar range histeritis terhadap set point maka akan terjadi
hubungan pendek yang berarti arus berhenti mengalir, yang ditandai lampu mati.
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mendemontrasikan pengendalian secara kontinyu P, PI, PD, dan PID
2. Mengubah setting variabel pada process controller
MODE PROPOSIONAL
Merupakan mode perbaikan dari pengendali dua posisi (ON/OFF) dimana terdapat
hubungan garis lurus yang melalui antara output dan error yang terjadi. Pada rentang
error di dekat set point, setiap harga error mempunyai hubungan linier yang mencakup
output pengendali dari 0% - 100% yang disebut pita proposional.
Persamaan yang digunakan :
P = Kp . Ep + Po Pb = 100/Kp
Dimana :
P : Output pengendali
Kp : Konstanta proposional antara error dan output pengendali
Ep : Error persen skala penuh
Po : Output pada saat tak terdapat error
MODE DERIVATIF
Pada mode derivatif, output controller, output dari controller tergantung pada laju
perubahan error. Mode in sering disebut juga mode antisipasi atau mode laju.
Kelemahan mode ini adalah tidak digunakannya secara tunggal karena ketiga error =
nol atau error = konstan output dari controller akan jenuh dan tak dapat memberikan
output yang sesuai.
Mode derivatif memperbaiki/mempercepat respon terhadap sistem kontrol dan
memberikan efek menstabilkan proses. Respon terhadap laju perubahan menghasilkan
koreksi yang berarti sebelum error semakin besar(antisipasi error) terutama untuk
sistem kontrol yang perubahan beban terjadi secara tiba – tiba, karena mode melawan
perubahan – perubahan yang terjadi dalam output controller, sehingga efeknya
menstabilkan loop dan meredam osilasi yang terjadi, persamaannya dapat ditulis
P.Kd.(dEp/dt)+Po
Dimana ; Kd = konstanta derivatif (%/s/%)
dEp/dt = laju perubahan error (%s)
III. PERALATAN
1. Alat PC 10 + trimtool
2. Kabel penghubung 4 pasang
KALIBRASI
SPAN SPAN 100% pada 20 mA
ZERO ZERO 0% pada 4 mA
3. Lakukan penghilangan offset awal dengan cara putar tombol manual output 4-20
mA searah jarum jam hingga tampilan layar variabel process 50% dengan menekan
tombol digit Δ dan enter, kemudian tekan F kembali untuk mengaktifkan mode
otomatis
4. Putar tombol manual output 4-20 mA berlawanan arah jarum jam ke 4 mA,
pembacaan dilayar variabel proses 0%, tekan F 1x, catat harga power output dilayar
digit, amati lampu indikator
5. Naikkan input degnan memutar tombol manual output searah jarum jam ke 10%
pada tampilan layar variabel proses. Tekan F dan catat power output. Hati – hati
memutar tombol manual output, perlahan – lahan ke kanan jangan mengulangi ke kiri
karena akan dapat menyebabkan terjadinya offset. Apabila terjadi ulangi prosedur
penghilangan offset
6. Ulangi langkah 4 hingga input 100% dengan rentang 10% tabulasi data
7. Ubah harga CY-t pada tabel menjadi 20 detik, amati waktu hidup dan mati lampu
untuk setiap rentang 10% dari 0 – 100%
8. Ubah CS-2 menjadi ‘r’ ulangi langkah 7
9. Ubah power limit(PrL) menjadi 50% dan 40%, amati keadaan lampu dan harga Pr
10. Ubah set point limit (SpL) menjadi 50% dan 40%, amati keadaan lampu dan harga
Pr
KALIBRASI
SPAN SPAN 100% pada 20 mA
ZERO ZERO 0% pada 4 mA
3. Masukkan harga input ke process controller dengan memutar tombol manual output
secara bertahap 10% dari 0% - 100%, catat power output dengan menekan tombol F
1x
4. Mengubah set point ke 40%, ulangi langkah 3
KALIBRASI
SPAN SPAN 100% pada 20 mA
ZERO ZERO 0% pada 4 mA
3. Masukkan harga input ke process controller dengan memutar tombol manual secara
bertahap 10% dari 0% - 100%. Catat power output dengan menekan tombol F 1x
4. Mengubah set point ke 40% ulangi langkah 3
3. Masukkan harga input ke process controller dengan memutar tombol manual secara
bertahap 10% dari 0% - 100%. Catat power output dengan menekan tombol F 1x
4. Mengubah set point ke 40% ulangi langkah 3
V. DATA PENGAMATAN
1. Pengendalian Proposional Sebanding waktu (CS-2 = - r -)
VI. PERHITUNGAN
1. Proposional sebanding waktu
Set point = 50%
CS-2 = - r -
Error = harga pengukuran – harga set point
- Pr 100%
Error = 100% - 50% = 50%
- Pr = 95%
Error = 95% - 50% = 45%
- Pr 85%
Error = 85% - 50% = 35%
- Pr 72%
Error = 72% - 50% = 22%
- Pr 61%
Error = 61% - 50% = 11%
- Pr 50%
Error = 50% - 50% = 0%
- Pr 39%
Error = 39% - 50% = -11%
- Pr 27%
Error = 27% - 50% = -23%
- Pr 15%
Error = 15% - 50% = -35%
- Pr 6%
Error = 6% - 50% = -44%
- Pr 1%
Error = 1% - 50% = -49%
2. Proposional Integral
Set point = 50%
Pr 50
- Pr = 100% - 50% = 50%
- Pr 100%
Error = 100% - 50% = 50 %
- Pr 99%
Error = 99% - 50% = 49 %
- Pr 92%
Error = 92% - 50% = 42 %
- Pr 71%
Error = 71% - 50% = 21 %
- Pr 7%
Error = 7% - 50% = -43 %
- Pr 0%
Error = 0% - 50% = -50 %
Set point = 40%
Pr 100
- Pr = 100%
Error = 100% - 40% = 60 %
- Pr 97%
Error = 97% - 40% = 57 %
- Pr 71%
Error = 71% - 40% = 31 %
- Pr 0%
Error = 0% - 40% = -40 %
Set point 50%
IT = 2 menit
- Pr 100%
Error = 100% - 50% = 50 %
- Pr 93%
Error = 93% - 50% = 43 %
- Pr 94%
Error = 94% - 50% = 44 %
- Pr 87%
Error = 87% - 50% = 37 %
- Pr 79%
Error = 79% - 50% = 29 %
- Pr 69%
Error = 69% - 50% = 19 %
- Pr 56%
Error = 56% - 50% = 6 %
- Pr 38%
Error = 38% - 50% = -12 %
- Pr 16%
Error = 16% - 50% = -34 %
- Pr 2%
Error = 2% - 50% = -48 %
- Pr 0%
Error = 0% - 50% = -50 %
3. Proposional Derivatif
Set point 50%
dEr = 6 menit
- Pr 100%
Error = 100% - 50% = 50 %
- Pr 89
Error = 89% - 50% = 39 %
- Pr 79%
Error = 79% - 50% = 29 %
- Pr 68%
Error = 68% - 50% = 18 %
- Pr 55%
Error = 55% - 50% = 5 %
- Pr 45%
Error = 45% - 50% = -5 %
VII. ANALISA
VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada aksi - r - semakin meningkat power input maka power output semakin
menurun
2. Pada aksi - d – semakin meningkat power input maka power output semakin
meningkat
3. Lamanya waktu lampu hidup dan mati menunjukkan cycle time (Cy-t) yang
digunakan
4. Semakin kecil nilai % Prop yang digunakan maka semakin banyak nilai konstan
pada power output