Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Programmable Logic

Controller
Nama : Fariz Alghofiqi - 3112210007

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA


DAFTAR ISI

1. Teori Singkat PLC Omron...................................................................................2

2. Teori Singkat HMI Omron...................................................................................2

3. Percobaan 1. Instalasi Software PLC Omron.......................................................3

4. Percobaan 2 Penyambungan Input Output PLC.................................................4

5. Percobaan 3 Pemograman Star Stop....................................................................5

6. Percobaan 4 Pemograman Timer.........................................................................6

7. Percobaan 5 . Pemograman Counter....................................................................7

8. Percobaan 6.PLC Pneumatic................................................................................8

1
1. Teori Singkat PLC Omron

PLC kepanjangan dari programmable logic controller. Dari arti kata PLC

adalah Unit kontrol/kendali yang dapat diprogram. Unit kendali di gunakan untuk

mengontrol berbagai proses elektro-mekanis untuk digunakan dibidang

manufaktur, pabrik atau bidang lainnya yang memerlukan otomatisasi. Ada

beberapa merk PLC yang terdapat dipasaran, tapi yang paling banyak dipakai

adalah merk OMRON. Kali ini kita akan mengenal lebih jauh dengan PLC Omron

tipe CP1E-N20DR-A. Arti dari kode tersebut adalah PLC tipe CP1E yang

mempunyai konektor comm, jumlah port 20 (input/output). Input harus berupa

tegangan DC dan tipe output berupa relay  dengan power supply tegangan AC

Seperti umumnya bentuk PLC, Omron CP1E-N20DR-A berbentuk kotak

berwarna hitam. Pada bagian atas terdapat label untuk memberi petunjuk

konfigurasi dan pemasangan PLC.

2. Teori Singkat HMI Omron

HMI Omron merupakan perangkat lunak antar muka berupa Graphical

User Interface berbasis komputer yang menjadi penghubung antara operator

dengan mesin atau peralatan yang dikendalikan dan bertindak pada level

supervisory.  Dalam industri proses, desain tampilan yang menunjang kinerja

tinggi pada HMI berfokus pada penyediaan maksimum jumlah informasi yang

efektif terkait dengan mesin/ proses. Desain yang baik pada HMI menghasilkan

sistem yang mudah dipahami secara visual dan memudahkan operator dalam

menangani masalah/ troubleshooting. HMI pada plant filtrasi menggunakan

modul ultrafiltrasi ini menggunakan perangkat keras HMI Omron NB7W-

2
TW00B, NB-Designer sebagai program HMI, PLC CP1E-NA20DR-A dan

ekspansi PLC OMRON CP1W-40EDR digunakan sebagai perangkat keras PLC,

serta CX-Programmer sebagai program PLC. Komunikasi serial antara HMI dan

PLC menggunakan kabel RS-232, sedangkan koneksi HMI dengan komputer

menggunakan kabel USB.

3. Percobaan 1. Instalasi Software PLC Omron

 Instal CX-One V4.3 – CX Programmer 9.5 Full, double click pada

“productsetup.exe”

 Masukan “ CX-one V4.30 License key “ 1600-0285-8143-5387

 Untuk CX-one V4.40 – Masukkan License Key 1600-0285-8143-5387

atau 1600-0325-7848-5341, dan untuk V4.50 – Masukkan License key

1600-0201-1347-5300

3
 Setelah selesai installation, restar pc

4. Percobaan 2 Penyambungan Input Output PLC

 Penyambungan Perangkat Input PLC

Perangkat input ini fungsinya memberi perintah atau signal pada PLC

yang berkaitan dengan kerja sistem. Beberapa perangkat input yang paling

sering digunakan adalah Push Button, Sakelar, Limit Switch, Sensor

Proximity, Sensor Photoelectric dan lain – lain. Tahap penyambungan input

ini sangat penting untuk dipelajari sebelum membuat program karena


4
pemilihan jenis kontak pada program PLC akan sangat tergantung pada

bagaimana input tersebut disambungkan.

Perangkat – perangkat input tersebut akan disambung ke PLC melalui

pin pada terminal modul input, sehingga nantinya dapat mengaktifkan alamat

input yang bersesuaian pada PLC. Prinsip utama dalam penyambungan input

PLC adalah memberi tegangan (umumnya 24 V, bisa jadi ada PLC dengan

nilai tegangan lain) kepada pin modul input. Tegangan 24 Volt dapat tercapai

jika sebuah loop tertutup telah terbentuk, lihat Gambar di bawah. Field

Device adalah perangkat input yang kita gunakan (Push Button), main path

dan return path adalah terminal pada modul input PLC.

 Penyambungan Perangkat Output PLC

Output bisa berupa signal/kode saja seperti lampu dan buzzer. Output juga

bias berupa actuator, untuk aktuator memungkinkan PLC untuk

mengendalikan sebuah gerakan pada suatu proses tertentu. Berikut ini adalah

output yang paling sering digunakan pada Otomasi industri:

a. Solenoid Valves output logic yang dapat mengendalikan arah aliran

hidrolik atau pneumatik. Biasanya dipasangkan dengan system hidrolik

atau system pneumatic.

b. Lampu output yang sering digunakan sebagai indicator, dapat dipasang

langsung pada terminal output PLC.

c. Relay adalah output logic yang sering dipakai untuk penyambungan

pada motor listrik. Untuk menyalakan motor listrik biasanya sering

5
menarik sejumlah arus yang besar saat pertama kali berputar, sehingga

mereka membutuhkan sumber yang terpisah dengan output PLC.

5. Percobaan 3

Pemograman Star Stop

a. Pertama klik software CX-program terlebih dahulu setelah itu klik new

dan pilih device type nya CP1-E E20 lalu klik OK

b. Lalu pilih new contact dengan alamat 0.00 dan diberi alamat START dan

memilih new contact close dengan alamat 0.01 dan diberi nama STOP

c. Lalu pilih coil sebagai outputnya dengan alamat 100.00 dan diberi nama

OUTPUT

d. Setelah itu pilih simulation dan klik work online simulation

e. Untuk menyalakan outputnya ialah dengan pilih start dan tekan ctrl j

6
Ini adalah hasil contoh dari Pemograman Star-Stop

6. Percobaan 4 Pemograman Timer

a. Pertama klik software CX-Progamer terlebih dahulu setelah itu klik

new. Dan pilih Device Type nya CP1E lau klik OK.

b. Lalu pilih new contact dengan diberi alamat 0.00 dan nama START.

c. Kemudian pilih timer dengan diberi alamat TIM 000 #30 dan diberi

nama TIMER. 23

d. Lalu pilih new contact lagi dengan diberi alamat C000 dan beri nama

TIMER. dan juga memilih coil untuk outputnya denga diberi alamat

100.00 dan diberi nama OUTPUT.

e. Lalu pilih simulation dan klik work online simulation

f. Setelah itu untuk menyalakan outputnya klik tombol start dan tekan

ctrl j. Nantinya timer akan menghitung selama 3 detik dan outputnya

menyala.

7
Ini adalah hasil contoh dari Pemograman Timer

7. Percobaan 5 . Pemograman Counter

a. Pertama klik software CX-Progamer terlebih dahulu setelah itu klik new.

Dan pilih Device Type nya CP1E lau klik OK.

b. Lalu klik New Contact. Lalu diberi alamatnya 0.00 klik OK dan diberi

nama START klik OK.

c. Lalu tambahkan counter. Dan diberi alamatnya CNT 000 #3 klik OK dan

diberi nama COUNTER klik OK. 25

d. Lalu tambahka tombol reset dengan diberi alamat 0.01 dan nama RESET.

e. Lalu tambahkan lagi NC dengan diberi alamat C000 dan nama COUNTER

1. Dan ditambahkan coil sebagai outputnya dengan alamat 100.00 dan

nama OUTPUT

f. Lalu pilih simulation dan kllik work online simulation

g. Kemudian klik start dan tekan ctrl j sebanyak 3 kali dan nanti couter akan

menghitung. Dan output akan menyala.

8
Ini adalah hasil contoh dari pemograman counte

8. Percobaan 6. PLC Pneumatic

Udara disedot oleh kompresor dan disimpan pada reservoir air ( tabung

udara) hingga mencapai tekanan kira-kira sekitar 6 – 9 bar. Kenapa harus 6 – 9

bar?? Karena bila tekanan hanya dibawah 6 bar akan menurunkan daya mekanik

dari cylinder kerja pneumatik dan sedangkan bila bertekanan diatas 9 bar akan

berbahaya pada sistem perpipaan atau kompresor. Baca berapa standar tekanan

maksimal yang terdapat pada nameplate reservoir air dari kompresor. Selanjutnya

udara bertekanan itu disalurkan ke sirkuit dari pneumatik dengan pertama kali

harus melewati air dryer (pengering udara) untuk menghilangkan kandungan air

pada udara. Dan dilanjutkan menuju ke katup udara (shut up valve), regulator,

selenoid valve dan menuju ke cylinder kerja. gerakan air cylinder ini tergantung

dari selenoid. Bila selenoid valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke inlet

dari air cylinder maka piston akan bergerak maju sedangkan bila selenoid valve

menyalurkan udara bertekanan menuju ke outlet dari air cylinder maka piston

akan bergerak mundur. Jadi dari selenoid valve inilah penggunaan aplikasi

pneumatik bisa juga di kombinasikan dengan elektrik, seperti PLC ataupun

rangkaian kontrol listrik lainnya. Sehingga mempermudah dalam

pengaplikasiannya.

9
PENUTUP

10

Anda mungkin juga menyukai