Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PLC

OLEH : Aidil Alfajri


NIM : 17130045
DOSEN : Habibullah, S.pd

TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
A. JOBSHET PLC I

1. Tujuan praktikum
- melakukan identifikasi perangkat keras PLC (fasilitas I/O, alamat I/O, prosessor,
memory, dan power supply
- Memahami instalasi peralatan input/output dengan plc melalui buku petunjuk
pengoperasian PLC
- Memahami komunikasi plc dengan programming device
- Mengetahui mode operasi PLC

2. Alat dan bahan


- PLC trainer dengan merk dan type bervariasi (Omron CPM1A/CPM2A/CQM1H/
siemens 230R, Siemens S7-200, GE Fanuc)
- PLC Manual-Operation book dengan merk dan type bervariasi (omron, siemens,
siemens, GE fanuc, Schneider, Mitsubishi,allan Bradley)
- PC (desktop/laptop with serial port)
- Software PLC syswin, cx programmer, step7 microWIN ( sesuai type PLC)

3. Teori singkat

Persaingan industry makin meningkat, sehingga efisiensi produksi pada umumnya dianggap
sebagai kunci untuk sukses. Efisiensi produksi tersebut arenanya adalah cukup luas seperti
misalnya meliputi hal2 berikut :
- Kecepatan dimana peralatan produksi dan line produksi dapat di set untuk membuat
suatu produk
- Menurunkan biaya material dan upah kerja dari suatu produk
- Meningkatkan kualitas dan menurunkan reject
- Meminimalkan downtime dari mesin produksi
- Menurunkan biata peralatan produksi

PLC memenuhi kebanyakan kriteria diatas dan merupakan salah satu kunci dalam
meningkatkan efisiensi produksi dalam industri. Dalam lingkungan manufaktur, masukan
masukan dikumpulkan dari detector, sensor, dan perangkat lain, kemudian diproses oleh
unit controller untuk memberikan keluaran yang diinginkan ke system atau mesin yang
dikendalikan. PLC merupakan perangkat Spesial-purpose yang mempunyai keandalan yang
tinggi. Program yang dieksekusi PLC membuat jenis keputusan “Ya/Tidak”. PLC umumnya
dapat mengendalikan 64 sampai 512 I/O dan tidak memerlukan aksesoris seperti monitor,
keyboard, dan lain2. PLC dapat menangani jumlah masukan dan keluaran yang banyak serta
range tegangan yang luas sesuaidengan nilai yang umum digunakan di industri.
Merk, tipe, dan ukuran PLC yang digunakan di industry sangat beragam, namun memiliki
prinsip kerja dan konsep teori yang sama. Masing2 PLC juga meluncurkan software aplikasi
pemograman yang berbeda.

4. Data percobaan
A. Tabel 1. Data hasil identifikasi perangkat keras PLC
INPUT MODUL OUTPUT MODUL NAMA
NO MERK TYPE KOMUNIKASI
JUMLAH ALAMAT JUMLAH ALAMAT SOFTWARE
CX
1 OMRON CP1E 12 0.00-0.11 8 10.00-10.07 USB
PROGRAMMER
CS
2 OMRON CPM1A 12 0.00-0.11 8 10.00-10.07 RS232C
PROGRAMMER
CS
3 OMRON TPM1A 12 0.00 8 10.00-10.07 RS232C
PROGRAMMER

B. Gambar diagram pengawatan PLC dengan peralatan input/output

C. Nama indicator yang terdapat pada PLC beserta fungsinya


D. Mode operasi PLC dan penjelasannya
B. Jobsheet PLC II

a. TUJUAN PRAKTIKUM
- Menghubungkan PLC dengan Programming device
- Melakukan instruksi pengalamatan I/O – PLC
- Melakukan prosedur pemograman dan pengoperasian PLC

b. ALAT DAN BAHAN


- PLC trainer Omron CPM1A/CPM2A, Siemens 230R, Siemens S7-200
- PC (desktop/laptop –serial port) koknverter USB to serial 232
- Software PLC syswin, CXprogrammer (omron) dan step7 microwin(siemens)

c. Teori singkat
Operasional PLC adalah menentukan keadaan output berdasarkan kondisi input. Satu unit
PLC dapat melayani lebih dari satu input dan output(I/O). masing2 I/O tersebut diberi
alamat dalam pemograman PLC.
Alamat setiap PLC berbeda beda, berikut ini beberapa alamat pada PLC yang umum
digunakan :

Siemens 230R : + input = I1 – I8


+ output = Q1 – Q4

Siemens s7/200 : + input = I0.0 – I0.7


input = I1.0 – I1.7
input = I2.0 – I2.7
+ Output = Q0.0 – Q0.7
+ Output = Q1.0 – Q1.7
Omron CPM1A : +Input = 000.00 – 000.11
+ output = 010 – 010.07
Omron CPM2A : + input = (0 ch) 000.00 – 000.11
+ input = (1 ch) 001.00 – 001.05
+ output = (00 ch) 010.00 – 010.07
+ output = (10 ch) 011.00 – 011.03

Terdapat tiga tipe bahasa yang umum digunakan dalam pemograman PLC yaitu diagram
tangga(ladder diagram), pernyataan Boolean (statement list) dan diagram fungsi (function
chart). Diantara tiga bahasa tersebut, maka diagram tangga adalah bahasa yang paling
banyak digunakan dalam pemograman PLC. Setiap PLC memiliki struktur bahasa yang sama,
yang berbeda adalah metoda dalam pengaplikasian nya. Walaupun demikian, perbedaan
tersebut hanya terdapat pada sebagian kecil saja dan mudah untuk dipahami. Berikut ini
merupakan bahasa pemograman diagram tangga ( ladder diagram)
1. Examine if closed (XIC)
simbol untuk mendefenisikan input (contact) dengan
fungsi NO (Normally Open).

2. Examine if open (XIO)


Symbol untuk mendefenisikan input (contact) dengan
fungsi NC (normally close)

3. Output energize (OTE)


Symbol untuk mnedefenisikan output (coil)

d. Tugas percobaan
Latihan 1 : ikuti petunjuk praktikum (halaman 3 ) untuk setiap langkahnya (sampai langkah
ke 16)
langkah 2 : buat ladder diagram seperti gambar berikut. Jika sudah, lakukan aktifitas
download, running, dan monitoring seperti yang telah anda lakukan pada latihan 1

Latihan 3 :

Latihan 4 :
Buatlah program ladder diagram untuk mengaktifkan semua output dengan menekan
masing masing input nya. Lampu 00 diaktifkan dengan menekan tombol dialamat 00, lampu
01 diaktifkan dengan menekan tombol 01, dan seterusnya.
Ketika program dijalankan (work online simulator) berikut tampilan nya :

C. Job 2 (pp)

1. Tujuan praktikum
- Menghubungkan PLC dengan programming device
- Melakukan instruksi pengamatan I/O – PLC
- Melakukan prosedur pemograman dan pengoperasian PLC

2. Alat dan bahan


- PLC trainer Omron CPM1A/CPM2A, Siemens 230R, Siemens S7-200
- PC (desktop/laptop –serial port) koknverter USB to serial 232
- Software PLC syswin, CXprogrammer (omron) dan step7 microwin(siemens)
3. Teori singkat

Operasional PLC adalah menentukan keadaan output berdasarkan kondisi input. Satu unit
PLC dapat melayani lebih dari satu input dan output(I/O). masing2 I/O tersebut diberi
alamat dalam pemograman PLC.
Alamat setiap PLC berbeda beda, berikut ini beberapa alamat pada PLC yang umum
digunakan :

Siemens 230R : + input = I1 – I8


+ output = Q1 – Q4
Siemens s7/200 : + input = I0.0 – I0.7
input = I1.0 – I1.7
input = I2.0 – I2.7
+ Output = Q0.0 – Q0.7
+ Output = Q1.0 – Q1.7
Omron CPM1A : +Input = 000.00 – 000.11
+ output = 010 – 010.07
Omron CPM2A : + input = (0 ch) 000.00 – 000.11
+ input = (1 ch) 001.00 – 001.05
+ output = (00 ch) 010.00 – 010.07
+ output = (10 ch) 011.00 – 011.03
Omron CP1E : + input = (0ch) 0.00 s/d 0.11
+ output = (100ch) 100.00 s/d 100.07

Terdapat tiga tipe bahasa yang umum digunakan dalam pemograman PLC yaitu diagram
tangga(ladder diagram), pernyataan Boolean (statement list) dan diagram fungsi (function
chart). Diantara tiga bahasa tersebut, maka diagram tangga adalah bahasa yang paling
banyak digunakan dalam pemograman PLC. Setiap PLC memiliki struktur bahasa yang sama,
yang berbeda adalah metoda dalam pengaplikasian nya. Walaupun demikian, perbedaan
tersebut hanya terdapat pada sebagian kecil saja dan mudah untuk dipahami. Berikut ini
merupakan bahasa pemograman diagram tangga ( ladder diagram)

1. Examine if closed (XIC)


simbol untuk mendefenisikan input (contact) dengan
fungsi NO (Normally Open).

2. Examine if open (XIO)


Symbol untuk mendefenisikan input (contact) dengan
fungsi NC (normally close)

3. Output energize (OTE)


Symbol untuk mnedefenisikan output (coil)

4. Langkah percobaan (omron CX-programmer)


1. Aktifkan software CX-programmer
1. Untuk windows 7
Start all program OMRON CX-one CX-programmer
2. Untuk windows 8 keatas
Tekan icon windows pada bagian sudut kiri bawah, lalu ketikkan saja secara lansung
cx programmer, maka akan lansung keluar software cx-programmer secara lansung
dan klik software tersebut.
3. Cara lain yaitu dengan mengklik ikon cx-programmer pada desktop
2. Selanjutnya lakukan pemilihan untuk lembar kerja baru dengan klik file- NEW…
Cara lainnya yaitu dengan mengklik lansung pada ikon setelah itu akan muncul
jendela kerja seperti yang diperlihatkan di gambar dibawah..

Device name : dapat diisi sesuai keperluan


device type : diisi dengan tipe PLC yang di program

3. Masukkan tipe PLC omron yang akan deprogram (CPM1A/CPM2*/CQM1H/CP1E)


Sesuaikan tipe CPU dengan klik setting seperti gambar dibawah. Lanjutkan dengan klik
OK
Jika tipe PLC yang dipilih CP1E, maka network tiype dengan sendirinya akan terisi
dengan USB. Namun jika tipe PLC diisi dengan CPM1A, CPM2* atau CQM1H, maka
network type akan menunjukkan SYSMAC WAY, hal ini harus diteruskan dengan klik
setting – driver – port name – (sesuaikan dengan saluran COM yang tersambung USB to
serial converter)
Catatan : cara melihat alamat COM yang tersambung dengan USB converter adalah
seperti berikut :
4. Hubungkan PLC dengan computer melalui komunikasi serial (USB). Seperti yang
diperagakan GAMBAR 5 (untuk tipe PLC CP1E). hubungkan PLC dengan computer
menggunakan USB-serial converter diperlihatkan pada gambar 6.

USB

Gambar 5. Koneksi computer dengan PLC trainer unit (USB)

USB to
SERIAL
USB RS-232
converter

Gambar 6. Koneksi computer dengan PLC (dengan USB to SERIAL converter)


*gambar plc hanya sbg contoh, bukan gambar sesuai dengan tipe nya.

5. Selanjutnya akan tampil lembar kerja untuk membuat program LADDER DIAGRAM seperti
yang diperagakan pada gambar 7.

Gambar 7. Lembar kerja untuk membuat ladder diagram


6. Masukkan komponen input , outputdan instruksi PLC sesuai kebutuhan program.

a. Symbol kontak berturut turut : NO, NC, parallel NO,


parallel NC
b. Garis vertical, garis horizontal

c. Coil, closed coil, instruction

Klik symbol kontak NO atau NC, lalu tempatkan pada rung 0 dan beri alamat input :

=> diisi dengan alamat input (contoh 000.00) klik ok

=> diisi dengan nama input. (Contoh : tombol 1). Ok


Selanjutnya klik tombol coil, lalu tempatkan pada bagian sebelah kanan rung 0sebagai
output nya :

=> diisi dengan alamat output (contoh : 100.00) klik ok

=> diisi dengan nama output (contohnya : lampu 1) klik ok


Setelah lengkap input dan output dalam satu rung, maka sudah terdapat satu program
diagram ladder seperti yang diperagakan pada gambar 8.
[ PERHATIKAN : alamat I/O sesuaikan dengan tipe PLC yang di program (lihat di teori
singkat) ]

Gambar 8. Satu rung program yang terdiri dari satu input dan satu output.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi program pada gambar 8 adalah output
di alamat 100.00 (lampu 1) akan aktif apabila input yang beralamat di 0.00 (tombol 1)
diaktifkan.
7. Selanjutnya, sebelum ditransfer ke PLC, program yang telah dibuat dapat di simulasikan
terlebih dahulu dengan cara : pada menu bar klik simulation => work online simulator
seperti yang diperagakan pada gambar 9. Atau dapat juga dengan menekan shortcut
ctrl+shift+W.

Gambar 9. Mengaktifkan fasilitas simulasi

Selanjutnya muncul control panel simulator seperti yang diperlihatkan pada gambar 10.

Gambar 10. Control panel simulator

=> Run (monitor mode)

=> Stop (program mode)

8. Aktifkan input yang deprogram dengan merubah keadaannya menjadi on atau off dengan
cara : klik kanan pada input yang akan diaktifkan lalu klik SET => On seperti yang
diperagakan pada gambar 11.
Gambar 11. Cara mengaktifkan kontak input dalam mode simulasi

Hasil simulasi untuk program yang telah dibuat diperagakan pada gambar 12. Dalam
mode monitoring, rung yang aktif bewarna hijau. Dengan fasilitas simulasi ini, program
yang dibuat dapat diuji sebelum ditransfer ke PLC. Akhiri dengan keluar dari simulasi :
simulation => work online simulator => exit simulator

Gambar 12. Baris program yang sedang aktif dalam mode monitoring simulasi

9. Jika hasil simulasi sudah sesuai dengan yang diinginkan, maka program dapat ditransfer
ke PLC untuk selanjutnya diuji cobakan. Cara transfer program ke PLC didahului dengan
menghubungkan (online) PLC dengan computer dengan cara klik ikon
Atau klik menu bar PLC=>WORK ONLINE=>YES
Selanjutnya muncul dialog box seperti yang diperagakan gambar 13 (klik yes)

10. Transfer program ladder diagram yang telah dibuat ke PLC denga klik ikon
Atau klik menu bar PLC=> TRANSFER=> TO PLC…
Selanjutnya m uncul dialog box seperti yang ditunjukkan pada gambar 14. Dialog box ini
memastikan tidak ada masalah saat mode operasi PLC dihentikan (stop), karena ketika
transfer program ke plc dilakukan maka mode operasi PLC menjadi mode program. Jika
penulisan program benar dan proses transfer berhasil, maka akan diperlihatkan jendela
seperti yang diperagakan dalam gambar 15. Lanjutkan dengan klik OK.

Selanjutnya kembali diingatkan untuk memastikan tidak terjadi masalah ketika PLC
dioperasikan kembali, karena setelah selesai transfer program maka PLC akan diset ke
mode operasi RUN seperti yang diperagakan pada gambar 16.

Secara manual, mode operasi RUN dapat diaktifkan dengan klik ikon
Atau menekan tombol hot key CTRL+4
11. Memantau/mengamati dari operasional PLC yang telah deprogram dapat dilakukan
dengan mengaktifkan fasilitas Toggle PLC monitoring yaitu dengan cara klik pada menu
bar PLC=>MONITOR=>MONITORING , atau klik pada ikon atau menekan hot key
CTRL+M. sehingga aktifitas program yang diakses dapat diamati melalui warna hijau
yang ditebalkan.
12. Mode operasi PLC ketika pertama kali diaktifkan dapat diatur, apakah lansung dalam
keadaan mode program, monitor atau run. Normalnya jika program yang ditransfe
sudah tetap dan PLC sudah terhubung dengan mesin/alat yang dikendalikan, maka PLC
diharapkan lansung beroperasi dalam mode RUN. Caranyaadalah dengan klik
PLC=>EDIT=>SETTINGS, atau lansung klik 2 kali pada setting di project docking. Cara
pemilihan menu setting untuk pengaturan mode operasi startup PLC diperlihatkan pada
gambar 17 dan gambar 18.

13. Terakhir, lakukan penyimpanan file dengan langkah klik pada menubar
FILE=>SAVE=>(BUAT NAMA FILE)=>TENTUKAN FOLDER=>KLIK SAVE.
14. Operasikan dan amatilah aktifitas PLC, apakah sudah sama dengan program yang
diinginkan.
5. TUGAS PERCOBAAN
Latihan 1. Ikuti petunjuk praktikum (halaman 2) untuk setiap langkah nya (Sampai
langkah ke 14)
latihan 2. Sebelum membuat program, daftarkan nama dan alamat input yang digunakan
pada table alokasi I/O berikut ini… :

“ perhatikan : alamat I/O sesuaikan dengan tipe PLC yang diprogram (lihat teori )

Tabel alokasi I/O

INPUT OUTPUT
DEVICE NAME SYMBOL ADDRESS DEVICE NAME SYMBOL ADDRESS

Selanjutnya buatlah ladder diagram seperti gambar berikut. Jika sudah selesai, lakukan
aktifitas transfer, running dan monitoring seperti yang telah anda lakukan pada latihan 1.

Anda mungkin juga menyukai