Anda di halaman 1dari 8

Data Pasien

1. Identitas pasien
a. Nama : Ny. P
b. Usia : 65 tahun
c. Tinggi dan berat badan : Tidak diketahui
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Alamat : Pahlawan
2. Keluhan pasien : Nyeri ulu hati, demam dan batuk
3. Riwayat penyakit terdahulu : tidak diketahui
4. Riwayat penyakit sekarang : Hipertensi
5. Diagnosa dokter : Dyspepsia dan PPOK
6. Data lab : tidak diketahui
7. Riwayat alergi : tidak diketahui

Resep
R/ Nebul combivent 1 resp / 12 jam
Omeprazole i.v 1 vial/ 12 jam
Azitromisin 500 mg/24 jam
Chlorpheniramine/CTM 4 mg/8 jam
Glyceryl Guaiacolate/GG 100 mg/8 jam
Paracetamol 500 mg/8 jam
Amlodipin 10 mg/24 jam

Pembahasan
a. Penerimaan Resep
Pasien dirawat inap di Puskesmas Manyak Payed, dokter menuliskan terapi
pasien pada catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT), kemudian perawat
atau bidan memindahkan ke buku rawatan. Terapi yang diterima pasien sesuai
dengan terapi yang dituliskan dokter pada CPPT.
b. Skrinning Resep
1. Kajian administratif
Kajian administratif ini dilihat dari kelengkapan resep yang meliputi identitas
pasien (nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan), identitas dokter (nama dan
paraf ), serta tanggal penulisan resep dan ruangan/unit asal resep (PMK Nomor 74
tahun 2016). Pasien merupakan pasien rawat inap tidak terdapat resep yang diterima
pasien.

Ada/
Tahapan
Tidak Ada Keterangan
Skrinning
(√/-)
Identitas pasien
Nama - Ny. p
Umur - 65 Tahun
Jenis kelamin - Perempuan
Berat badan -
Identitas dokter
Nama -
Paraf -
Tanggal penulisan
-
resep
Ruangan/unit
-
asal resep

2. Kajian kesesuaian farmasetik


Kajian kesesuaian farmasetik meliputi bentuk dan kekuatan sediaan, dosis
dan jumlah obat, stabilitas dan ketersediaan, aturan dan cara penggunaan,
inkompatibilitas (ketidakcampuran obat) (PMK Nomor 74 tahun 2016).

Kajian Kesesuaian Farmasetik


Stabilitas Aturan dan Inkompatibilitas
Bentuk kekuatan
Nama Obat dan cara (Ketercampuran
Sediaan sediaan
ketersediaan penggunaan obat)
Stabil pada 1 resp/12
Nebul combivent Inhalasi - penyimpanan jam, -
suhu ruang nebulizer
Stabil pada
1 vial/ 12
Omeprazole Injeksi - penyimpanan -
jam, I.V
suhu ruang
Stabil pada
Setiap 24
Azitromisin Tablet 500 mg penyimpanan -
jam, P.O
suhu ruang
Stabil pada
Chlorpheniramine/ Setiap 8 jam,
Tablet 4 mg penyimpanan -
CTM P.O
suhu ruang
Stabil pada
Glyceryl Setiap 8 jam,
Tablet 100 mg penyimpanan -
Guaiacolate/GG P.O
suhu ruang
Stabil pada
Setiap 8 jam,
Paracetamol Tablet 500 mg penyimpanan -
P.O
suhu ruang
Stabil pada
Setiap 24
Amlodipin Tablet 10 mg penyimpanan -
jam, P.O
suhu ruang

3. Persyaratan klinis
Pertimbangan klinis meliputi ketetapan indikasi, dosis dan waktu
penggunaan obat, duplikasi pengobatan, alergi, interaksi dan efek samping obat,
kontraindikasi dan efek adiktif (PMK Nomor 74 Tahun 2016).

Ada/
Tahapan Tidak
Keterangan
Skrinning Ada
(√/-)
Ketepatan √  Nebul combivent merupakan kombinasi ipratropium bromide
indikasi dan salbutamol sulphate yang diindikasikan untuk bronkodilator
antikolinergik pada bronkospasme yang terkait dengan PPOK,
bronchitis dan emfisema (DIH, 2009)
 Omeprazole adalah obat proton pump inhibitor (PPI) yang
diindikasikan untuk profilaksis stress ulcer pada pasien yang
sakit kriitis (tanpa label) (DIH, 2009)
 Azitromisin adalah antibiotic golongan makrolida yang
diindikasikan untuk eksaserbasi bakteri akut penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) karena H. influenzae, M. catarrhalis atau
S. pneumonia (DIH, 2009).
 Chlorpheniramine/CTM adalah golongan antagonis histamin H1
yang diindikasikan untuk rhinitis alergi musiman dan abadi serta
gejala alergi lainnya termasuk urtikaria (DIH, 2009)
 Glyceryl Guaiacolate/GG adalah obat golongan ekspektoran yang
diindikasikan untuk membantu melonggarkan dahak dan sekresi
bronkial tipis untuk membuat batuk lebih produkstif (DIH, 2009)
 Paracetamol adalah golongan analgesic yang diindikasikan untuk
pengobatan nyeri dan demam ringan hingga sedang (DIH, 2009)
 Amlodipin adalah obat calcium channel blocker yang
diindikasikan untuk hipertensi untuk menurunkan tekanan darah
(DIH, 2009)
(JNC 8)
Dosis obat dan √  Nebul combivent per unit dosis vial kombinasi ipratropium
waktu bromide 0,52 mg dan salbutamol sulphate 3,01 mg dengan dosis
penggunaan 1 unit, dapat ditingkatkan menjadi vial dosis 2 unit pada kasus
obat yang berat, pemeliharaan : 1 unit dosis vial 3-4 kali sehari
(MIMS.com)
 Omeprazole dengan dosis 40 mg sekali sehari (DIH, 2009)

 Azitromisin dengan regimen alternatif untuk eksaserbasi bakteri


PPOK dengan dosis 500 mg/hari selama total 3 hari (DIH, 2009)
 Chlorpheniramine/CTM untuk lansia dengan dosis 4 mg sekali
atau dua kali sehari, atau 8 mg pelepasan berkelanjutan pada
waktu tidur

(DIH, 2009).
 Glyceryl Guaiacolate/GG dengan dosis oral : 200-400 mg setiap 4
jam hingga maksimal 2,4 gram/hari (DIH, 2009)

 Paracetamol dengan dosis 325-650 mg setiap 4-6 jam atau 1000


mg 3-4 kali/hari, tidak melebihi 4 g/hari (DIH, 2009)
 Amlodipin dengan dosis awal 5 mg sekali sehari, dosis maksimum
10 mg sekali sehari (DIH, 2009)
(JNC 8)
Duplikasi atau - Tidak terdapat duplikasi atau polifarmasi pengobatan di dalam terapi
polifarmasi pasien.
Reaksi obat -  Nebul combivent, efek samping : sakit kepala, iritasi tenggorokan,
yang tidak batuk, mulut kering, gangguan motilitas GI (misalnya konstipasi,
diinginkan diare dan muntah), mual dan pusing (MIMS. Com)
 Omeprazole, efek samping : sakit kepala, pusing, ruam, diare, sakit
perut, mual dan muntah (DIH, 2009)
 Azitromisin, efek samping : diare, pruritis, ruam, nyeri perut,
anoreksia, kram, muntah dan iritasi mata (DIH, 2009)
 Chlorpheniramine/CTM, efek samping : rasa kantuk ringan
hingga sedang, sakit kepala, kelelahan, pusing, mual. Diare, sakit
perut, peningkatan nafsu makan, penambahan berat badan (DIH,
2009)
 Glyceryl Guaiacolate/GG, efek samping : diare, pusing, sakit
kepala, gatal-gatal, mual, muntah, ruam kulit dan sakit perut
(Drugs.com)
 Paracetamol, efek samping : diare, mual, muntah, sakit kepala
(Drugs.com)
 Amlodipin, efek samping : edema (JNC 8)
Kontraindikasi - Tidak terjadi kontraindikasi pada kondisi pasien dan identitas pasien
Interaksi - CTM dan ipratropium (moderate) : dapat meningkatkan efek
samping seperti kantuk, penglihatan kabur, mulut kering, kesulitan
buang air kecil, kram perut, sembelit, detak jantung cepat
(Drugs.com)

4. Peracikan dan Pengemasan


Peracikan dan pengemasan dilakukan oleh perawat dan atau bidan yang
bertanggung jawab di depo rawat inap. Peracikan dan pengemasan disiapkan
berdasarkan terapi yang di tuliskan dokter di CPPT. Peracikan dan pengemasan
dilakukan secara Unit Dose Dispensing (UDD).
5. Penyerahan
Penyerahan obat diberikan ke pada pasien oleh perawat dan atau bidan yang
bertugas secara Unit Dose Dispensing (UDD). Obat diterima pasien untuk sekali
penggunaan sesuai dengan waktu dan frekuensi obat yang diberikan oleh dokter.
6. Drug Related Problem (DRP)
Hasil Pengkajian DRPs Pasien Berdasarkan Klasifikasi PCNE
Klasifikasi Kode
Primary Domain Proses Kajian DRPs Kesimpulan Hasil Kajian DRPs
PCNE V9.1
Melakukan pemeriksaan obat-obat yang
diberikan yang tertulis pada CPPT pasien dan
Obat yang diterima pasien sesuai
Efektivitas melakukan komunikasi langsung dengan
P1 dengan obat yang dituliskan pada CPPT
pengobatan pasien, melihat kondisi klinis pasien dan hasil
pasien.
laboratorium untuk melihat apakah outcome
terapi telah tercapai
Masalah CTM dan ipratropium (moderate): dapat
meningkatkan efek samping seperti
Melakukan pengamatan terhadap efek
Keamanan kantuk, penglihatan kabur, mulut
P2 samping, interaksi, dan kontraindikasi yang
pengobatan kering, kesulitan buang air kecil, kram
mungkin dialami oleh pasien
perut, sembelit, detak jantung cepat
(Drugs.com)
P3 Lainnya Tidak ada Tidak ditemukan masalah
Melakukan pemeriksaan atau pengkajian
terapi obat pada pasien apakah sesuai
C1 Pemilihan obat Tidak ditemukan masalah
dengan tata laksana terapi untuk diagnosa
pasien
Melakukan pemeriksaan apakah bentuk
sediaan yang diberikan pada pasien sesuai
Penyebab C2 Bentuk sediaan Tidak ditemukan masalah
dengan kondisi pasien dan tepat untuk
mengatasi indikasi pasien
Melakukan pengkajian dosis yang diterima
pasien apakah sesuai dengan pemberian
C3 Pemilihan dosis Tidak ditemukan masalah
dosis yang tertera pada literatur untuk
indikasi pasien
 Omeprazole untuk pengobatan
profilaksis gastric-ulcer diberikan 40
mg/12 jam, berdasarkan literatur
Melakukan pengkajian terhadap durasi omeprazole dengan dosis 40 mg/24
C4 Durasi pengobatan
pemberian terapi yang diterima pasien jam (DIH, 2009)
 Chlorpheniramine/CTM untuk
lansia dengan dosis 4 mg sekali atau
dua kali sehari (DIH, 2009).
Melakukan pengkajian penyiapan obat di
depo apakah sudah sesuai dengan yang
C5 Penyiapan/Dispensing Tidak ditemukan masalah
diresepkan atau dituliskan oleh dokter pada
CPPT
Melakukan pengkajian terhadap pemberian
Proses penggunaan obat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
C6 Tidak ditemukan masalah
obat lainnya, dalam hal ini perawat, apakah obat
sampai dan diberikan kepada pasien
Melakukan pengkajian dan pengumpulan
informasi terkait obat yang diterima pasien
C7 Terkait pasien Tidak ditemukan masalah
apakah telah digunakan oleh pasien sesuai
dengan instruksi atau penggunaannya
Melakukan pengkajian tentang pengobatan
Terkait pemindahan
C8 pasien yang dipindah dari pelayanan Tidak ditemukan masalah
pasien
kesehatan primer, sekunder, atau tersier
C9 Lainnya Tidak ada Tidak ditemukan masalah
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai