DI
Oleh:
MARIADI, SP
NIP. 19681016 199703 1 003
PEMERINTAH ACEH
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN ACEH
BANDA ACEH
2021
Karya Tulis Ilmiah
DISUSUN OLEH:
MARIADI, SP
NIP. 19681016 199703 1 003
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis hadiratkan kepada Allah SWT karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis sudah dapat menyelesaikan karya tulis ini
dnegan baik, dengan judul “Peran Polisi Kehutanan dalam Perlindungan dan
Muhammad SAW yang telah membawa ummatnya dari alam kebodohan kea
teman-teman yang telah memberikan sumbangan saran terhadap karya tulis ini.
Akhir kata semoga Allah SWT dapat membalas segala budi baik yang
telah diberikan kepada penulis dengan harapan semoga karya tulis ini dapat
(Mariadi, SP)
NIP. 19681016 199703 1 003
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan....................................................................................... ii
Kata Pengantar............................................................................................... iii
Daftar Isi........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
BAB IV PENUTUP...................................................................................... 22
DOKUMENTASI......................................................................................... 23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
melindungi tanah dari kerusakan maupun erosi serta fungsi terhadap adanya
ketersediaan air. Beberapa manfaat dari hutan tersebut, tentunya perlu ditunjang
dengan adanya pengelolaan hutan yang lestari, sehingga manfaatnya terus dapat
dirasakan.
nyata bagi kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia, baik manfaat ekologi,
social budaya maupun ekonomi, secara seimbang dan dinamis. Dari aspek
ekonomi, hutan berfungsi sebagai penghasil kayu perkakas, kayu bakar, sumber
pangan dan hasil hutan lainnya, sedangkan dari dari aspek perlindungan
menjaga kesuburan tanah, menjaga flora dan fauna, menjaga iklim dan
lingkungan hidup. Untuk itu hutan harus diurus dan dikelola, dilindungi dan
1
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air
laut dan memelihara kesuburan tanah. Disisi lain dalam penjelasan Pasal 50
kerusakan hutan adalah terjadinya perubahan fisik hutan, sifat fisik atau
hayatinya yang menyebabakan hutan terganggu atau tidak dapat berperan sesuai
dengan fungsinya.
Hutan (KPH). KPH adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi poko dan
peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. Seluruh Kawasan
hutan di Indonesia akan terbagi dalam wilayah-wilayah KPH serta akan menjadi
KPH terdiri dari KPH Konservasi (KPHK), KPH Lindung (KPHL), KPH
Produksi (KPHP).
Kehutanan atau Jagawana adalah aspek dinamis dari kedudukan tertentu apabila
Teknik, semuanya tergantung dengan kondisi dan situasi yang akan terjadi,
maupun yang sedang akan terjadi. Menurut Zain (1997), Polisi Hutan atau
2
instansi lain yang diberi tugas dan tanggunag jawab, wewenang dan hak untuk
kajian peran dan endala polisi hutan dalam perlindungan dan pengamanan
dan ekologi ekosistem pada era tersebut, sehingga bermanfaat secara teoristis
tetap lestari.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hutan
suatu kekayaan alam yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut
Dangler yang diartikan dengan hutan adlah sejumlah pepohonan yang tumbuh
pada lapangan yang cukup luas, sehingga suhu, kelembaban, cahaya, angin dan
tercantum pada pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang
alam hayati beserta lingkungannya dan telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai
hutan.
berupa hamparan lahan yang berisi sumber daya alam hayati yang didominasi
Salim mengatakan bahwa ada empat unsur yang terkandung dari definisi
4
1. Unsur lapangan yang cukup luas
2. Unsur pohon
3. Unsur lingkungan
Unsur pertama, kedua dan ketiga membentuk kesatuan hidup yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pengertian hutan disini menganut
konsepsi hukum secara vertical, karena antara lapangan (tanah), pohon, flora
hutan, yaitu pertama agar setiap orang tidak dapat sewenang-wenang untuk
Hutan merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat penting bagi
umat manusia. Hal ini didasarkan pada banyaknya manfaat yang dapat diambil
social.
sebagai pengaru tata air, menjaga kesuburan tanah, mencegah erosi, menjaga
5
ekosistemnya. Fungsi ekonomis hutan adalah sebagai sumber yang
menghasilkan barang dan jasa baik yang terukur maupun yang tidak terukur.
Fungsi social hutan adalah sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, serta
yang cukup besar dalam ememlihara kelestarian mutu dan tatanan lingkungan
Indonesia memiliki hutan seluas lebih kurang 144 juta hektar, hanya 118
juta hektar yang masih berupa hutan. Hutan seluas itu diperinci dalam hutan
produksi 49,3 juta hektar, hutan lindung seluas 39,9 juta hektar, serta hutan
sangat tua yaitu sejak diundangkannya Reglemen Hutan pada tahun 1865.
atau Forest Law (Inggris). Menurut hukum inggris kuno, yang dimaksud
dengan Forest Law (Hukum Kehutanan) adalah : The System or body old law
relating to the royal forrest. Ynag diartikan yaitu suatu system atau tatanan
Dalam kaitan ini, Idris Sarong Al Mar mengatakan bahwa yang disebut
6
Definisi diatas senada dengan yang dirumuskan Kementrian Kehutanan.
Bahwa yang disebut hukum kehutanan kumpulan atau himpunan peraturan, baik
yang tertulis maupun tidak tertulis yang berkenan dengan kegiatan yang
Ada tiga unsur yang tercantum dalam rumusan hukum kehutanan yang
1. Adanya kaidah hukum kehutanan, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis
kehutanan.
bangsa dan negara, karena hutan dapat memberikan banyak manfaat yang
hutan merupakan kekayaan milik bangsa dan negara yang tidak ternilai,
sehingga hak-hak negara atas hutan dan hasilnya perlu dijaga dna dipertahankan
7
2. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, perorangan
atas hutan, Kawasan hutan, hasil hutan, investasi serata perangkat yang
terjadinya kerusakan hutan. Menurut Salim H.S ada lima golongan kerusakan
tanah/tegakan.
3. Peladangan berpindah-pindah
lain-lain.
8
2.4 Pelaksanaan Perlindungan Hutan
Kehutanan. Tidak kemungkinan terlibat pihak lain, seperti pemegang izin Hak
masing-masing.
Polisi Kehutanan
9
a. Mengadakan patrol/prondaan di dalam Kawasan hutan atau wilayah wajib
pendukungnya
hukumnya.
suatu hal yang berdiri sendiri melainkan berkaitan dengan berbagai aspek/faktor
hukum tidak dapat dipisahkan dari konsep Laurance Meir Friedman, mengenai
tiga unsur system hukum (Three Element of Legal System) yaitu sebagai
berikut:
a. Struktur Hukum
b. Substansi Hukum
c. Kultur Hukum
10
Kultu hukum adalah sikap manusia terhadap hukum dan sitem hukum
kata lain, kultur hukum adalah suasana pikiran social dan kekuatan social yang
Indonesia.
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kehutanan dan instansi lain yang diberikan
tugas dan tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pusat yang
pejabat tertentu dalam lingkungan instansi kehutanan pusat dan daerah yang
dan ekosistemnya.
11
2.7 Pengertian dan Ruang Lingkup Peran
diatas lebih lanjut kita lihat pendapat lain tentnag peran yang telah ditetapkan
dinamis dari kedudukan (status) yang dimilki oleh seseorang, sedangkan status
12
mempunyai peran yang sama. Peran merupakan Tindakan atau perilaku yang
dilakukan oleh seseorang yang menempati suatu posisi di dalam suatu status
Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh
masyarakat. Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena
antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya.
kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang dinamakan peran (role). Peran
pemahaman yang lebih jelas ada baiknya terlebih dahulu kita pahami tentang
pengertian peran (Thoha, 2004). Peran adalah suatu sikap atau perilaku yang
diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang
13
oeran tidak berartisebagai hak dan kewajiban individu, melainkan merupakan
Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh
serta peredaran hasil hutan. Dalam keputusan diatas terdapat juga berbagai
yang bersangkut paut dengan hutan, Kawasan hutan, dan hasil hutan yang
berlaku, dan (4) Instansi Pembina Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan adalah
Departemen Kehutanan.
14
wilayah hukumnya, (2) Memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan
hukumnya, (3) Menerima laporan tentang telah terjadinya tindak pindana yang
menyangkut hutan, Kawasan hutan, dan hasil hutan, (4) Mencari keterangan dan
hutan, dan hasil hutan, (5) Dalam hal tertangkap tangan, wajib menangkap
tersangka untuk diserahkan kepada yang berwenang, dan (6) Membuat laporan
telah ditindak lanjuti oleh pihak Polisi Kehutanan dan diharapkan diberikan
sosialisasi yang belum merata. Dalam melestarikan hutan berdasarkan hak dan
a. Sejarah Kawasan
Tahura PMI) pada mulanya Bernama Tahura Cut Nyak Dien yang ditetapkan
2001. Perubahan nama Tahura Cut Nyak Dien menjadi Tahura Pocut Meurah
15
Intan dilandasi oleh pemikiran telah banyaknya penggunaan nama Pahlawan
Cut Nyak Dien untuk jalan, Kawasan hutan, dan monument bersejarah. Di sisi
lain terdapat nama pahlawan yang dihormati oleh masyarakat Aceh, salah
hutan lindung seluas 3.100 Ha, hutan produksi terbatas 1.020 Ha, hutan
produksi tetap 1.100 Ha dan sisanya 1000 Ha merupakan areal penggunaan lain
Gubernur Kepala Daerah Instimewa Aceh pada Tahun 1995 kepada Menteri
lindung dan hutan produksi yang terletak di kelompok hutan Seulawah Agam
menjadi Tahura Cut Nyak Dien. Kemudian pada tahun 2001, nama Tahura
berubah menjadi Tahura Pocut Meurah Intan, dan dikukuhkan dengan Perda
Pemerintah Daerah c/q Dinas Kehutanan Provinsi Aceh. Kawasan ini telah
memiliki batas Kawasan yang tetap dengan kegiatan penataan batas yang mulai
b. Landasan Hukum
16
Landasan hukum pengelolaan KPH Taman Hutan Raya Pocut Meurah
Intan meliputi:
17
k. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2015
Alam
m. Qanun Aceh No. 2 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Qanun Aceh No.
Intan
Secara geografis wilayah KPH Tahura Pocut Meurah Intan terletak pada
05°24’-05°28’ Lintang Utara (LU) dan 95°38’-95°47 Bujur Timur (BT). Secara
Aceh Besar dan Kecamatan Padang Tiji serta Kecamatan Muara Tiga
Kabupaten Pidie. Disekitar Kawasan Tahura terdapat 6 buah desa yanitu Desa
Lamtamot, Desa Panca, Desa Lam Kubu, Desa Lhok Asan, Desa Lamteuba dan
UPT Panca. Selain itu, terdapat 3 desa yang berbataan langsung dengan Tahura
yaitu Desa Suka Mulia, Desa Suka Damai dan Desa Saree.
18
d. Topografi
8% dengan proporsi luas 8%, kelerengan 8-15% seluas 14%, kelerengan 15-
25% seluas 44%, kelerengan 25-40% seluas 19% dan kelerengan melebihi 40%
seluas 15%.
e. Iklim
0,3952 sehingga menurut klarifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, wilayah Aceh
Besar termasuk tipe iklim agak basah (Klarifikasi C). Mengingat Wilayah
Tahura berada di lereng Gunung Seulawah yang memiliki iklim mikro agak
berbeda dengan daerah disekitarnya, maka wilayah Tahura secara spesifik lebih
Visi
dari berbagai permasalahan yang ada sekarang ini kemudian tertuang dalam visi
19
lansekap Kawasan. Pengelolaan Kawasan dilakukan dengan memanfaatkan
Misi
penelitian
Intan.
20
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
Meurah Intan
banyak orang yang memetic manfaat dari hasil hutan, akan tetapi cara
cara kejahatan.
hutan pada kesatuan Pengelolaan Hutan Tahura Pocut Meurah Intan adalah
sebagai berikut:
21
BAB IV
PENUTUP
pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa “bumi,
air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan
Luas hutan Indonesia sebesaar 98,072,7 juta hektar atau 52,2% luas
sampai saat ini masih menjadi salah satu kendala dalam pembangunan Bangsa
dan Negara.
praktel pembalakan liar atau Illegal Logging adalah tidak pidana penebangan
Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 yang meliputi
kegiatan menebang atau memanen hasil hutan di dalam Kawasan hutan tanpa
memiliki hak atau izin yang berwenang. Serta menerima titipan, menyimpan,
mengangkut, menguasai atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi dengan
22