Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hutan Dan pengelolaan Kehutanan”

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


kekurangan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna mewujudkan makalah yang lebih baik di masa
mendatang.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan


konstribusi positif kepada para pembaca.

Kendari, 6 Desember,2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................4

A. Pengertian Dan Tujuan Hutan ...................................................................4

B. Dasar Hukum Kehutanan...........................................................................5

C. Pengertian dan pengelolaan Hutan ............................................................5

D. Ruang Lingkung Pengelolaan Hutan .........................................................6

BAB III PENUTUP ...................................................................................................17

1.3 Kesimpulan .................................................................................................17

1.4 Saran ...........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Landasan pembangunan kehutanan adalah Pasal 33, Ayat 3, Undang-


Undang Dasar (UUD) 1945, yang menyatakan bahwa bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
1993 mengamanatkan bahwa titik berat Pembangunan Jangka Panjang Kedua
(PJP II) diletakkan pada bidang ekonomi, yang merupakan penggerak utama
pembangunan, seiring dengan kualitas sumber daya manusia dan didorong secara
saling memperkuat, saling terkait dan terpadu dengan pembangunan bidang-
bidang lainnya yang dilaksanakan seirama, selaras, dan serasi dengan
keberhasilan pembangunan bidang ekonomi dalam rangka mencapai tujuan dan
sasaran pembangunan nasional.

Pembangunan kehutanan mencakup semua upaya untuk memanfaatkan


dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber daya alam hayati
lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung sistem penyangga kehidupan dan
pelestari keanekara¬gaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan.
Dengan demikian, pembangunan kehutanan mencakup aspek pelestarian fungsi
lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial, baik di
dalam maupun di luar hutan negara. Menurut fungsinya, hutan terbagi ke dalam
hutan produksi, hutan produksi yang dapat dikonversi (hutan konversi), hutan
lindung, hutan suaka alam dan hutan wisata. Hutan negara adalah hutan milik
negara yang diperuntukkan bagi hutan dan kegiatan kehutanan dan dapat dikelola
baik oleh dunia usaha, masyarakat maupun oleh pemerintah sesuai dengan tujuan
dan fungsi hutan yang telah ditetapkan. Selain hutan negara terdapat pula hutan

1
atau kebun kayu yang dibangun oleh rakyat atau masyarakat di atas tanah
miliknya, yang disebut hutan milik atau hutan rakyat. Pemerintah memberikan
pula bimbingan teknik dan menciptakan iklim yang sehat dalam pengelolaan
hutan yang dilakukan oleh masyarakat sehingga kemandirian dan pengembangan
usaha rakyat dalam kehutanan tumbuh dengan baik. dan sumber daya alam hayati
lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung sistem penyangga kehidupan dan
pelestari keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan.

Dengan demikian, pembangunan kehutanan mencakup aspek pelestarian


fungsi lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial, baik
di dalam maupun di luar hutan negara. Menurut fungsinya, hutan terbagi ke
dalam hutan produksi, hutan produksi yang dapat dikonversi (hutan konversi),
hutan lindung, hutan suaka alam dan hutan wisata. Hutan negara adalah hutan
milik negara yang diperuntukkan bagi hutan dan kegiatan kehutanan dan dapat
dikelola baik oleh dunia usaha, masyarakat maupun oleh pemerintah sesuai
dengan tujuan dan fungsi hutan yang telah ditetapkan. Selain hutan negara
terdapat pula hutan atau kebun kayu yang dibangun oleh rakyat atau masyarakat
di atas tanah miliknya, yang disebut hutan milik atau hutan rakyat. Pemerintah
memberikan pula bimbingan teknik dan menciptakan iklim yang sehat dalam
pengelolaan hutan yang dilakukan oleh masyarakat sehingga kemandirian dan
pengembangan usaha rakyat dalam kehutanan tumbuh dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa Pengertian Dan tujuan Hutan?

2) Apa dasar Hukum Kehutanan?

3) Apa yang di maksud denga pengelolaan hutan?

4) Apa yang menjadi Ruang Lingkung pengelolaan Hutan?

2
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk memberikan


pemahaman kepada pembaca,untuk memahami Mengenai Hutan dan bagaimana
melakukan pengelolaan hutan ,dan pemanfaatan hutan, serta Rehabilitasi pada
Hutan yang sudah dipungut hasil alam nyaa dan menjaga Hutan yang di Lindungi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN KEHUTANAN

Kehutanan menurut Undang-undang Kehutanan yaitu Undang-undang


No.41 Tahun 1999 :Kehutanan adalah system pengurusan yang berangkut paut
dengan hutan kawasaan hutan dan hasil hutan yang diselenggarakan secara
terpadu.

Sedangkan Hutan Adalah suatu kesatuan Ekosistem berupa hamparan


lahan berisi sumber daya alam hayati dan didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan.

Penyelengaraan Kehutanan bertujuan :

a) Menjamin keberadaan Hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang
proposional;

b) Mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi Konservasi


,Fungsi Lindung ,dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat
lingkungan,social ,budaya dan ekonomi yang seimbang dan lestari;

c) Meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai;

d) Meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan


keberdayaan masyrakat secara partisipatif ,berkeadilan ,dan berwawasan
Lingkungan sehingga mampu menciptakan ketahanan social dan ekonomi
serta ketahanan terhadap akibat perubahan Eksternal,Dan

e) Menjamin Distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelan

4
B. DASAR HUKUM KEHUTANAN

1) Undang-undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan terbagi 84 pasal dan


17 bab yaitu :

a. Bab I, Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1 s/d 4 )


b. Bab II, Tentang Status dan Fungsi Hutan (Pasal 5 s/d 9 )
c. Bab III,Tentang Pengurusan Hutan (Pasal 10 )
d. Bab IV, Tentang Perencaanaan Kehutanan (Pasal 11 s/d 20 )
e. Bab V , Tentang Pengelolaan Hutan (Pasal 21 s/d 51 )
f. Bab VI, Tentang Penelitian dan pengembangan pendidikan dan latihan
Serta penyuluhan Kehutanan (Pasal 52 s/d 58 )
g. Bab VII ,Tentang Pengawasan (Pasal 59 s/d 65 )
h. Bab VIII, Tentang Penyerahaan Kewenangan ( Pasal 66 )
i. Bab IX, Tentang Masyrakat Hukum adat (Pasal 67)
j. Bab X , Tentang Peran Serta Masyrakat (Pasal 68 s/d 70 )
k. Bab XI ,Tentang Gugatan dan perwakilan (Pasal 71 s/d 73 )
l. Bab XII Tentang Penyelesaaain Sengketa Kehutanan (Pasal 74 s/d 76 )
m. Bab XIII ,Tentang Penyidikan (Pasal 77 )
n. Bab XIV ,Tentang ketentuan Pidana (Pasal 78 s/d 79 )
o. Bab XV ,Tentang Ganti Rugi dan Sanksi Administratif (Pasal 80 )
p. Bab XVI ,Tentang Ketentuan Peralihan (Pasal 81 s/d 82 )
q. Bab XVII ,Tentang Ketentuan Penutup (Pasal 83 s/d 84)
2) Undang-undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan Hidup.Terdiri dari 17 bab, 127 pasal .

C. PENGERTIAN PENGELOLAAN HUTAN


Pengelolaan hutan merupakan kegiatan kehutanan yang mencakup
kegiatan merencanakan, menggunakan, memanfaatkan, melindungi, rehabilitasi

5
serta mengembalikan ekosistem hutan yang didasarkan pada fungsi dan status
suatu kawasan hutan.

Pengelolaan hutan pada kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi


lebih berorientasi pada bagaimana menjadikan ekosistem hutan tetap terjaga
tanpa melakukan kegiatan produksi atau penebangan pohon di dalam hutan.
Sedangkan pengelolaan hutan pada kawasan produksi lebih mengedepankan
pemanfaatan hasil hutan dengan tetap melakukan kewajiban untuk
mengembalikan ekosistem hutan tetap lestari.

Menurut Helms (1998), pengelolaan hutan (forest management) adalah


praktek penerapan prinsip-prinsip dalam bidang biologi, fisika, kimia, analisis
kuantitatif, manajemen, ekonomi, sosial dan analisis kebijakan dalam rangkaian
kegiatan membangun atau meregenerasikan, membina, memanfaatkan dan
mengkonservasikan hutan untuk mendapatkan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan, dengan tetap mempertahankan produktivitas dan kualitas hutan.
Pengelolaan hutan mencakup pengelolaan terhadap keindahan (aesthetics), ikan
dan fauna air lain pada sungai-sungai di dalam hutan, rekreasi, nilai-nilai dan
fungsi-fungsi hutan untuk wilayah perkotaan, air, hidupan liar, kayu dan hasil
hutan bukan kayu lainnya, serta berbagai nilai lain yang termasuk dalam
kelompok sumberdaya hutan.

Pengelolan hutan mengandung arti penanganan hutan dengan fungsi


tertentu yaitu pengelolaan hutan lindung, pengelolaan hutan produksi dan
pengelolaan hutan konservasi serta yang lebih khusus lagi adalah pengelolaan
hutan pada tingkat kesatuan pengelolaan hutan (management unit) tertentu

D. RUANG LINGKUP PENGELOLAAN HUTAN


Menurut UU Kehutanan No.41 tahun 1999 tentang Kehutanan, ruang
lingkup pengelolaan hutan meliputi kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana

6
pengelolaan hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan
reklamasi hutan serta perlindungan hutan dan konservasi alam.

Pengelolaan Hutan pada kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi


lebih berorientasi pada bagaimana menjadikan ekosistem hutan tetap terjaga
tanpa melakukan kegiatan produksi atau penebangan pohon di dalam hutan.
Sedangkan pengelolaan hutan produksi berorientasi pada pemanfaatan hasil
hutan dengan tetap melakukan kewajiban untuk megembalikan ekosistem hutan
tetap lestari.

Pengelolaan hutan meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan merupakan


kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan sesuai dengan tipe
ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara
lestari (optimal). Dengan kata lain kegiatan ini merupakan tahap persiapan
untuk dapat mengelola hutan secara intensif dan lestari (optimal).

Tata hutan meliputi pembagian hutan ke dalam blok-blok


berdasarkan ekosistem, tipe, fungsi dan rencana pemanfaatan hutan. Dimana
pembagian blok tersebut didasarkan kepada petak-petak sesuai intensitas
dan efisiensi pengelolannya.

Berdasarkan petak dan blok tersebut maka disusunlah rencana


pengelolaan hutan untuk jangka waktu tertentu. Berdasarkan penataan hutan
yang telah dilakukan maka ditentukanlah peruntukan kawasan hutan sesuai
status dan fungsinya sebagai hutan konservasi, hutan lindung dan hutan
produksi.

7
2. Pemanfaatan hutan Dan Penggunaaan Kawasan Hutan

Pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat yang


optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat secara berkeadilan dengan
tetap menjaga kelestariannya. Pemanfaatan kawasan hutan dapat dilakukan
pada semua kawasan hutan kecuali pada cagar alam, zona inti dan zona
rimba pada taman nasional.

Pemanfaatan hutan pada beberapa kawasan hutan di antaranya:

a) Pemanfaatan hutan lindung dapat berupa pemanfaatan kawasan,


pemanfaatan jasa lingkungan dan pemungutan hasil hutan bukan kayu.

Pemanfaatan hutan lindung dilaksanakan melalui pemberian izin usaha


pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan dan izin
usaha pemungutan hasil hutan bukan kayu.

- Izin usaha pemanfaatan kawasan dapat diberikan kepada


perorangan dan koperasi.

- Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan dapat diberikan kepada


perorangan, koperasi, badan usaha milik swasta Indonesia, badan
usaha milik negara atau badan usaha milik daerah.

- Izin usaha pemungutan hasil hutan bukan kayu dapat diberikan


kepada perorangan dan koperasi.

b) Pemanfaatan hutan produksi dapat berupa pemanfaatan kawasan,


pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan
kayu, serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu.

8
Pemanfaatan hutan produksi dilaksanakan melalui pemberian izin usaha
pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin
usaha pemanfaatan hasil hutan kayu, izin usaha pemanfaatan hasil hutan
bukan kayu, izin usaha pemungutan hasil hutan kayu dan izin usaha
pemungutan hasil hutan bukan kayu.

- Izin usaha pemanfaatan kawasan hutan produksi dapat diberikan


kepada perorangan dan koperasi.

- Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan pada hutan produksi dapat


diberikan kepada perorangan, koperasi, badan usaha milik swasta
Indonesia, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah.

- Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan produksi dapat
diberikan kepada perorangan, koperasi, badan usaha milik swasta
Indonesia, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah.

- Izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu pada hutan produksi
dapat diberikan kepada perorangan, koperasi, badan usaha milik
swasta Indonesia, badan usaha milik negara atau badan usaha milik
daerah.

- Izin usaha pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu dapat
diberikan kepada perorangan dan koperasi.

Dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat setiap BUMN,


BUMD dan BUMSI yang memperoleh izin usaha pemanfaatan jasa
lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu
diwajibkan bekerjasama dengan koperasi masyarakat setempat.

9
Untuk menjamin azas keadilan, pemerataan dan lestari, maka izin usaha
pemanfaatan hutan dibatasi dengan mempertimbangkan aspek
kelestarian hutan dan aspek kepastian usaha.

c) Pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus dapat diberikan


kepada:

1) Masyarakat hukum adat

2) Lembaga pendidikan

3) Lembaga penelitian

4) Lembaga sosial keagamaan

Kewajiban yang harus dilakukan oleh pemegang izin usaha pemanfaatan


hutan yaitu:

1) Setiap pemegang izin usaha pemanfaatan hutan dikenakan iuran


izin usaha, provisi, dana reboisasi dan dana jaminan kinerja.

2) Setiap pemegang izin pemanfaatan hutan wajib menyediakan dana


investasi untuk biaya pelestarian hutan.

3) Setiap pemegang izin usaha pemanfaatan hutan hanya dikenakan


provisi.

d) Pemanfaatan hutan hak dilakukan oleh pemegang hak atas tanah yang
bersangkutan sesuai dengan fungsinya. Pemanfaatan hutan hak yang
berfungsi lindung dan konservasi dapat dilakukan sepanjang tidak
mengganggu fungsinya.

10
e) Pemanfaatan hutan adat dilakukan oleh masyarakat hukum adat yang
bersangkutan sesuai dengan fungsinya. Pemanfaatan hutan adat yang
berfungsi lindung dan konservasi dapat dilakukan sepanjang tidak
mengganggu fungsinya.

f) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar


kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan
produksi dan lindung. Penggunaan kawasan hutan dapat dilakukan tanpa
mengubah fungsi pokok kawasan hutan. Penggunaan kawasan hutan
untuk kepentingan pertambangan dilakukan melalui pemberian izin
pinjam pakai oleh menteri dengan mempertimbangkan batasan luas dan
jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan.

g) Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan


pola pertambangan terbuka. Pemberian ijin pinjam pakai yang
berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis
dilakukan oleh menteri atas persetujuan DPR.

3. Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

Rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk memulihkan,


mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan lahan sehingga daya
dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga
kehidupan tetap terjaga. Rehabilitasi hutan dan lahan diselenggarakan
melalui kegiatan:

a. Reboisasi
b. Penghijauan
c. Pemeliharaan
d. Pengayaan tanaman, atau

11
e. Penerapan teknis konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis pada
lahan kritis dan tidak produktif.

Kegiatan rehabilitasi tersebut dilakukan di semua hutan dan kawasan


hutan kecuali cagar alam dan zona inti taman nasional.

Rehabilitasi hutan dan lahan dilaksanakan berdasarkan kondisi


spesifik biofisik, mengutamakan pendekatan partisipatif dalam rangka
mengembangkan potensi dan memberdayakan masyarakat.

Setiap orang yang memiliki, mengelola dan atau memanfaatkan


hutan yang kritis atau tidak produktif, wajib melaksanakan rehabilitasi hutan
untuk tujuan perlindungan dan konservasi. Dalam pelaksanaannya, setiap
orang dapat meminta pendampingan, pelayanan dan dukungan kepada LSM,
pihak lain atau pemerintah.

Reklamasi hutan meliputi usaha untuk memperbaiki atau


memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat
berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya. Kegiatan reklamasi
meliputi inventarisasi lokasi, penetapan lokasi, perencanaan dan pelaksanaan
reklamasi.

Penggunaan kawasan hutan yang mengakibatkan kerusakan hutan,


wajib dilakukan reklamasi dan atau rehabilitasi sesuai dengan pola yang
ditetapkan oleh pemerintah. Reklamasi pada kawasan hutan bekas areal
pertambangan, wajib dilaksanakan oleh pemegang izin pertambangan sesuai
dengan tahapan kegiatan pertambangan. Pihak-pihak yang menggunakan
kawasan hutan untuk kepentingan di luar kegiatan kehutanan yang
mengakibatkan perubahan permukaan dan penutupan tanah wajib membayar
dana jaminan reklamasi dan rehabilitasi.

12
4. Perlindungan Hutan Dan koservasi Alam

Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam bertujuan


menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung,
konservasi dan produksi tercapai secara optimal dan lestari.

Perlindungan hutan dan kawasan hutan merupakan usaha untuk:

a. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil


hutan yang disebabkan oleh manusia, ternak, kebakaran, daya-daya
alam, hama serta penyakit.

b. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan


perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta
perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.

Pemerintah mengatur perlindungan hutan, baik di dalam maupun di


luar kawasan hutan. Perlindungan hutan pada hutan negara dilakukan oleh
pemerintah. Pemegang izin usaha pemanfaatan hutan serta pihak-pihak yang
menerima wewenang pengelolaan hutan diwajibkan melindungi hutan dalam
areal kerjanya. Perlindungan hutan pada hutan hak dilakukan oleh pemegang
haknya. Untuk menjamin pelaksanaan perlindungan hutan yang sebaik-
baiknya, masyarakat diikutsertakan dalam upaya perlindungan hutan.

Beberapa hal yang dilarang:

a. Setiap orang dilarang merusak prasarana dan sarana perlindungan hutan.

b. Setiap orang yang diberikan izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha
pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu
dan bukan kayu serta izin pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu,
dilarang melakukan kegiatan yang menimbulkan kerusakan hutan.

13
c. Setiap orang dilarang:

1) Mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan


hutan secara tidak sah.

2) Merambah kawasan hutan.

3) Melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius:

- 500 m dari tepi waduk atau danau

- 200 m dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa

- 100 m dari kiri kanan tepi sungai

- 50 m dari kiri kanan tepi anak sungai

- 2 kali kedalam jurang dari tepi jurang

- 130 kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi
pantai.

d. Membakar hutan

e. Menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam


hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang

f. Menerima, membeli, atau menjual, menerima tukar, menerima titipan,


menyimpan atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau patut di duga
berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah

g. Melakukan kegiatan penyelidikan umum atau eksplorasi atau eksploitasi


bahan tambang di dalam kawasan hutan tanpa izin Menteri

14
h. Mengangkut, menguasai, memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi
dengan surat keterangan sahnya hasil hutan (SKSHH)

i. Menggembalakan ternak di dalam kawasan hutan yg tidak ditunjuk


secara khusus untuk maksud tersebut oleh pejabat yang berwenang

j. Membawa alat-alat berat atau alat lainnya yang lazim atau patut diduga
akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan
tanpa izin pejabat yang berwenang

k. Membawa alat-alat yang lazim diguanakan untuk menebang, memotong


atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang
berwenang

l. Membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran dan


kerusakan serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi
hutan ke dalam kawasan hutan; dan

m. Mengeluarkan, membawa dan mengangkat tumbuh-tumbuhan dan satwa


liar yang tidak dilindungi undang-undang yang berasal dari kawasan
hutan tanpa izin dari pejabat yang berwenang.

Untuk menjamin terselenggaranya perlindungan hutan, maka kepada pejabat


kehutanan tertentu sesuai dengan sifat pekerjaannya diberikan wewenang
kepolisian khusus. Pejabat tersebut berwenang untuk:

a. Meangadakan patroli/parondaan di dalam kawasan hutan atau wilayah


hukumnya;

b. Memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan


pengangkutan hasil hutan di dalam kawasan hutan atau wilayah
hukumnya;

15
c. Menerima laporan tentang telah terjadinya tindak pidana yang
menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan;

d. Mencari keterangan dan barang bukti terjadinya tindak pidana yang


menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan; dalam hal
tertangkap tangan, wajib menangkap tersangka untuk diserahkan kepada
yang berwenang; dan

e. Membuat laporan dan menandatangani laporan tentang terjadinya tindak


pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan.

16
BAB III

PENUTUP

1.4 Kesimpulan

Kehutanan menurut Undang-undang Kehutanan yaitu Undang-undang


No.41 Tahun 1999 :Kehutanan adalah system pengurusan yang berangkut paut
dengan hutan kawasaan hutan dan hasil hutan yang diselenggarakan secara
terpadu. Dasar hukumnya yaitu Undang-undang No. 41 Tahun 1999 Tentang
Kehutanan, dan Undang-undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan Hidup

Pengelolaan hutan merupakan kegiatan kehutanan yang mencakup


kegiatan merencanakan, menggunakan, memanfaatkan, melindungi, rehabilitasi
serta mengembalikan ekosistem hutan yang didasarkan pada fungsi dan status
suatu kawasan hutan.

Menurut UU Kehutanan No.41 tahun 1999 tentang Kehutanan, ruang


lingkup pengelolaan hutan meliputi kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan
reklamasi hutan serta perlindungan hutan dan konservasi alam.

1.5 Saran

Diharapkan Kepada Pemerintah Lebih Menjaga atau Lebih tegas untuk


Menjaga Hutan ,karna Hutan merupakan Ekosistem yang sanggat penting ,dan
Indonesia merupakan paru paru dunia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Defartemen Kehutanan,Direktorat Jendral Rehabilitasi lahan dan perhutanan social


,(Dirjen RLPS )2005.pedoman Inventasisasi dan identifikasi lahan kritis
Magrove.Jakarta.

Undang-Undang No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

iii

Anda mungkin juga menyukai