Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TUGAS KASUS

PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER


DI PUSKESMAS KEJURUAN MUDA

Disusun oleh:
TEUKU EDI JUANDA
2208509010002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS KASUS
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
DI PUSKESMAS KEJURUAN MUDA

Periode: 22 Mei 2023 - 24 Juni 2023

Disusun oleh:
TEUKU EDI JUANDA
2208509010002

Banda Aceh, 03 Juni 2023


Disetujui oleh:

Pembimbing Pembimbing Jurusan Farmasi


Puskesmas Kejuruan Muda Universitas Syiah Kuala

apt. Sheila Faranessia, S.Farm apt. Nadia Isnaini, S.Farm., M.Sc


NIP. 19890914 202012 2 005 NIP. 19940704 202203 2 016
KAJIAN KASUS

DATA PASIEN
Nama : Pasien RS
Umur : 54 tahun
BB : 83,6 Kg
Diagnosa : -

RESEP

RESEP
Dokter: dr. Nia Banda Aceh,
30-05-2023

R/ Amlodipin tab 5 mg No X
S3dd tab 1
--------------------------
R/ Acetylsisten tab 200 mg No X
S2dd tab 1
--------------------------
R/ B1 tab No X
S2dd tab 1
--------------------------
R/ Na. diklofenat tab 50 mg No X
S2dd tab 1
---------------------------
R/ Simvastatin tab 10 mg No X
S2dd tab 1
---------------------------
Pro : Pasien RS
Umur : 54 tahun
Alamat : Sungai Liput

PEMBAHASAN

a. Penerimaan Resep
Resep diterima dari pasien oleh Apoteker atau Tenaga Teknik Kefarmasian
(TTK) di Ruang Farmasi setelah pasien memeriksakan diri ke dokter yang
bertugas di Ruang Poli Puskesmas.
b. Skrining Resep
Resep yang telah diterima dari pasien kemudian diperiksa
kelengkapannya. Aspek kelengkapan resep yang diperiksa antara lain
kelengkapan administrasif, kelengkapan farmasetik serta kelengkapan klinis
(Permenkes 73, 2016).

1) Aspek Administratif Resep


PADA RESEP
NO. URAIAN Dokter: dr. Nia Banda Aceh, 30-05-
ADA TIDAK
1 Nama dokter  2023
2 Nomor SIP 

3 Alamat dokter  R/ Amlodipin tab 5 mg No X


4 Nomor telepon  S3dd tab 1
dokter --------------------------
5 Tempat, Tgl.  R/ Acetylsisten tab 200 mg No X
Penulisan R/ S2dd tab 1
6 Tanda R/ 
--------------------------
7 Paraf dokter 
R/ B1 tab No X
8 DPJP 
S2dd tab 1
10 Nama pasien 
--------------------------
11 Jenis kelamin pasien 
R/ Na. diklofenat tab 50 mg No X
12 Umur pasien 
S2dd tab 1
13 Berat badan pasien 
---------------------------

14 Alamat pasien R/ Simvastatin tab 10 mg No X

15 Nomor telepon S2dd tab 1
pasien
---------------------------
16
Pro : Pasien RS
17
Umur : 54 tahun
Alamat : Sungai Liput
2) Aspek Farmasetik
KESESUAIAN
NO. URAIAN
SESUAI TIDAK
1 Nama dan bentuk 
sediaan
2 Stabilitas obat 
3 Inkompatibilitas 

4 Cara pemberian 

5 Jumlah dan aturan 


pakai

3) Aspek Klinis
NO. KRITERIA KETERANGAN
1 Ketepatan 1. Amlodipin 5 mg (3x1)
indikasi dan Amlodipin adalah obat untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
dosis hipertensi. Dosis lazim yang digunakan 5-10 mg/hari, dosis maksimum adalah 10
mg/hari (DIH, 2009). Indikasi sudah tepat tapi dosis tidak tepat untuk pasien ini.
2. Acetylsistein 200 mg (2x1)
Acetylcysteine adalah obat yang digunakan untuk mengencerkan dahak pada
beberapa kondisi, seperti asma, emfisema, bronkitis, atau cystic fibrosis. Dosis yang
digunakan adalah 200 mg setiap 8-12 jam (MIMS). Indikasi dan dosis sudah tepat
untuk pasien ini.
3. Vitamin B1 50 mg (2x1)
Vitamin B1 atau tiamin adalah vitamin yang dapat membantu sel-sel tubuh
mengubah karbohidrat menjadi energi. Vitamin ini juga membantu menjaga fungsi
saraf agar tetap baik. Dosis lazim yang digunakan adalah 50-100 mg/hari (DIH,
2009). Indikasi dan dosis sudah tepat untuk pasien ini.
4. Natrium Diklofenak 50 mg (2x1)
Natrium diklofenak merupakan golongan analgetik NSAID. Dosis yang digunakan
adalah 150 mg/hari (DIH, 2009). Indikasi dan dosis sudah tepat untuk pasien ini.
5. Simvastatin 10 mg (2x1)
Simvastatin adalah obat untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan
trigliserida serta meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL) dalam darah. Dosis
maksimum yang digunakan adalah 80 mg/hari (DIH, 2009). Indikasi dan dosis
sudah tepat untuk pasien ini.
2 Kontraindikasi 1. Amlodipin: hipersensititas terhadap amlodipin atau komponen dalam formulasi
(DIH, 2009)
2. Acetylsistein: hipersensitivitas terhadap obat ini atau komponen yang terdapat
dalam formulasi (DIH, 2009)
3. Vitamin B1: hipersensitivitas terhadap vitamin B1 atau komponen lainnya yang
terdapat dalam formulasi (DIH, 2009)
4. Natrium diklofenak: hipersensitivitas terhadap diklofenak, aspirin, NSAID lainnya,
atau komponen formulasi apa pun; nyeri perioperatif dalam pengaturan operasi
cangkok bypass arteri koroner (CABG) (DIH, 2009).
5. Simvastatin: hipersensitivitas terhadap simvastatin dan komponen yang terdapat
didalam formulasi, penyakit hati aktif, menyusui, hamil (DIH, 2009).
3 Duplikasi/Polifar -
masi

4 Interaksi Obat Interaksi obat (Drugs.com)


dan -Ada interaksi antara amlodipine dengan simvastatin (major)
Rekomendasi -Ada interaksi antara amlodipine dengan natrium diklofenak (moderate)

Rekomendasi:
-Pemantauan nyeri otot pasien
-Pemantauan tekanan darah pasien
5 Efek 1. Amlodipin: edema perifer, palpitasi, sakit kepala, pusing, ruam (DIH, 2009)
Samping/alergi 2. Acetylsistein: mual, muntah,demam, ruam kulit, sakit maag (DIH, 2009)
3. Vitamin B1: mual, kelemahan, kegelisahan (DIH, 2009)
4. Natrium diklofenak: edema, pusing, sakit kepala, diare, dispepsia (DIH, 2009)
5. Simvastatin: konstipasi, dyspepsia, sakit kepala, pusing (DIH, 2009)
6 Aturan, cara dan 1. Amlodipin: diminum setiap 8 jam sekali setelah makan (tidak tepat)
lama 2. Acetylsistein: diminum setiap 12 jam sekali
penggunaan 3. Vitamin B1: diminum setiap 12 jam sekali
obat 4. Natrium diklofenak: diminum setiap 12 jam sekali
Simvastatin: diminum setiap 12 jam sekali.

3. Peracikan dan Pengemasan


Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,
mengemas, dan memberikan etiket pada wadah (Widyaastuty, 2020), Setelah
peracikan dan pengemasan, kegiatan selanjutnya adalah memberikan etiket yang
berisi tentang informasi tanggal, nama pasien dan aturan pakai. Memberikan
keterangan “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi. Memberikan
keterangan habiskan untuk obat antibiotik (Kemenkes, 2019).

4. Penyerahan
Penyerahan obat adalah salah satu kegiatan menyerahkan obat kepada
pasien secara langsung oleh apoteker. Sebelum obat tersebut diserahkan, apoteker
terlebih dahulu memberikan informasi obat mencakup nama obat, dosis, cara pakai
obat, indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara penyimpanan obat, stabilitas dan
interaksi yang diserahkan kepada pasien dan meminta nomor kontak pasien. Jika
diperlukan pasien dapat diberi konseling obat di ruang konseling (Kemenkes, 2019).

5. Drugs Related Problems (DRP)


DRP atau permasalahan terkait dengan pengobatan adalah suatu kejadian
atau situasi yang menyangkut terapi obat yang secara potensial maupun aktual dapat
memengaruhi hasil akhir terapi pasien. DRPs dapat menyebabkan morbilitas dan
mortalitas yang signifikan dan berkontribusi terhadap meningkatnya biaya
kesehatan (Murti dkk, 2020).
Resep yang dikaji di atas memiliki resiko interaksi obat antara simvastatin
dengan amlodipine (major), natrium diklofenak dengan amlodipine (moderate) serta
dosis amlodipin berlebih. Pemberian bersama antara amlodipin dengan simvastatin
dapat secara signifikan meningkatkan konsentrasi plasma simvastatin dan metabolit
aktifnya, serta berpotensi risiko miopati yang diinduksi statin (termasuk
rhabdomiolisis) (Drugs.com).
Rhabdomiolisis ditandai dengan cedera otot yang parah dan mengakibatkan
nyeri otot, kelemahan, atau pembengkakan dengan kandungan serat otot yang bocor
ke aliran darah, sehingga warna urin menjadi gelap dan mengakibatkan
mioglobinuria. Simvastatin adalah obat golongan statin yang paling berpotensi
menyebabkan rabdomiolisis pada dosis 40 mg/hari, diikuti dengan atovarstatin yang
digunakan dengan dosis 10 mg/hari (Zhou et al, 2013).
Kombinasi calcium channel blockers dan statin sering digunakan untuk pasien
dengan kondisi hiperlipidemia dan hipertensi. Untuk mengurangi resiko terjadinya
miopati, FDA menetapkan batasan baru terhadap dosis simvastatin untuk pasien yang
juga mengonsumsi amlodipin secara bersamaan. Namun demikian, tidak ada batasan
dosis bagi pasien yang menjalani perawatan farmakologi dengan menggunakan
atovarstatin dan amlodipin. Atovarstatin biasanya diresepkan bagi pasien dengan
masalah hiperkolesterolemia yang beresiko penyakit jantung (Khan Salman et al.
2018)
Dosis simvastatin tidak boleh melebihi 20 mg setiap hari bila digunakan
dalam kombinasi dengan amlodipine. Manfaat kombinasi keduanya harus ditimbang
dengan hari-hati terhadap potensi peningkatan risiko mipoati termasuk
rhabdomiolisis. Fluvastatin, pravastatin dan rosuvastatin mungkin merupakan
alternatif yang lebih aman pada pasien yang menerima amodipin, karena tidak
dimetabolisme oleh CYP450 3A4. Semua pasien yang menerima terapi statin harus
disarankan untuk segera melaporkan nyeri otot, nyeri tekan atau kelemahan yang
tidak dapat dijelaskan, terutama jika disertai demam, malaise dan/atau urin
berwarna gelap. Terapi harus dihentikan jika kreatin kinase meningkat tajam tanpa
adanya olahraga berat atau jika miopati dicurigai atau didiagnosa (Drugs.com).
Selain itu, pada resep tersebut juga terdapat interaksi antara amlodipine
dengan natrium diklofenak. Natrium diklofenak dapat melemahkan efek obat
antihipertensi dari golongan CCB. Mekanismenya terkait dengan perubahan tonus
pembuluh darah yang bergantung pada prostasiklin dan prostanoid vasodilatasi
lainnya. Ketika obat NSAID dikombinasikan dengan CCB, peningkatan tekanan darah
dapat terjadi. Penatalaksanaan pada interaksi ini adalah disarankan untuk memantau
tekanan darah pasien (Drugs.com).
Terakhir, pada resep pasien ini juga ditemukan DRP lain yaitu frekuensi
pemberian amlodipine berlebih dari dosis lazim (DIH, 2009). Hal ini berpotensi
menimbulkan efek samping umum yang terjadi yaitu edema dan sakit kepala,
sehingga frekuensi pemberian untuk pasien tersebut perlu diturunkan menjadi 5 mg
setiap 12 jam.
DAFTAR PUSTAKA

Aberg, J.A., Lacy, C., Amstrong, L., Goldman, M. and Lance, L.L., 2009,
Drug Information Handbook 17th Edition, American
Pharmacist Association

Https:www.drugs.com

Https://www.medscape.com

Kementerian Kesehatan. 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di


Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Khan Salman, et al. 2018. The Concomitant Use of Atorvastatin and


Amlodipine Leading to Rhabdomyolysis. Cureus. 10(1): e2020.

Lolo, Widya Astuty. 2020. Farmasi Komunitas. Semarang: Lakeisha

Murti, Andayani, dkk. 2020. Drug Related Problems. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press

Peraturan Menteri Kesehatan No 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian di Apotek

Zhou Y, et al. 2013. Pharmacokinetic drug-drug interactions


between 1,4-dihydropyridine calcium channel blockers and
statins: factors determining interaction strength and relevant
clinical risk management. Ther Clin Risk Manag. 10:17–26.

Anda mungkin juga menyukai