Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Sosiosaintifik (JurDikMas)

ISSN: 26886-164X
Volume 4 ∣ Issue 2 ∣ Agustus 2022

Cegah Stunting Itu Penting!

Fitriani1*, Barangkau1, Masrah Hasan1, Ruslang1, Eka Hardianti1,


Khaeria1, Resti Oktavia1, Selpiana1
1Program Studi Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Universitas Puangrimaggalatung

Artikel Info ABSTRAK


Artikel Histori Stunting merupakan salah satu kondisi gagal tumbuh pada anak. Ada
Submisi: beberapa hal yang menjadi penyebab utama masalah stunting pada anak,
02 Juli 2022 salah satunya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
Penerimaan: stunting itu sendiri. Tujuan pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat
06 Agustus 2022 (PKM) ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
stunting. Metode pelaksanaan PKM yaitu ceramah, diskusi,dan tanya jawab
Keywords: kepada masyarakat Kelurahan Lapongkoda, khususnya masyarakat yang
Stunting, bertempat tinggal di Jalan Nusa Tenggara RT 03/RW 02. Evaluasi dari
Anak 1000 HPK kegiatan ini dilakukan dengan melihat kemampuan peserta menjelaskan
tentang hal-hal mengenai stunting. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa
85% peserta kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) telah
memahami tentang stunting. Diharapkan pengetahuan masyarakat
mengenai stunting khususnya pencegahan stunting yang tepat dapat
menurunkan risiko masalah stunting di Indonesia.

1. Pendahuluan
Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang terjadi di masyarakat,
khususnya negara berkembang seperti Indonesia dikarenakan prevalensi stunting tetap tinggi
hingga saat ini. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama, umumnya karena asupan makanan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anak (Zainuddin & Yaqin, 2021). Stunting atau kerdil
juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana badan anak lebih pendek dibanding tinggi
badan anak seusianya (Gaffar dkk., 2021). Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi sejak masa
kehamilan hingga anak berusia 2 tahun (Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan) yang merupakan
masa kritis (Astuti, 2018). Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) meliputi 270 hari selama
kehamilan dan 730 hari pertama setelah bayi dilahirkan merupakan peride kritis yang
menentukan kualitas kehidupan anak (Damanik dkk., 2021).
Balita dan baduta yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan yang tidak
maksimal, anak lebih rentan terkena penyakit, dan dapat berisiko pada penurunan tingkat
produktivitas di masa depan. Dengan demikian, secara tidak langsung stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan
(Victoria Souisa dkk., 2021). Di Indonesia, stunting tidak hanya dialami oleh keluarga yang miskin
dan kurang mampu, tetapi juga dialami oleh keluarga yang tidak miskin yang berada diatas 40%
tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi (Victoria Souisa dkk., 2021).

63 *Corresponding Author: Fitriani; Email: fitriani@gmail.com


Jurnal homepage: https://ojs.univprima.ac.id/index.php/JurDikMas ISSN: 26886-164X

Banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka kejadian stunting pada balita.
Penyebab langsung adalah kurangnya asupan makanan dan adanya infeksi penyakit (Gaffar dkk.,
2021). Selain itu, praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu
mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta setelah ibu melahirkan,
masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC – Ante Natal Care (pelayanan
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), PNC – Post Natal Care (pelayanan kesehatan
setelah melahirkan) dan pembelajaran dini yang berkualitas merupakan faktor lain yang dapat
menyebabkan terjadinya stunting. Kurangnya hiegine dan sanitasi juga berkaitan dengan
kecacingan yang juga merupakan salah satu faktor yang erat kaitannya dengan stunting (Victoria
Souisa dkk., 2021).
Pemahaman masyarakat mengenai stunting pada anak masih cukup rendah menjadi
sumber penyebab tingginya angka kejadian stunting di Kabupaten Wajo, khususnya di Kota
Sengkang. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan
kepedulian terhadap stunting pada anak adalah dengan pemberian edukasi kesehatan. Edukasi
kesehatan sangat penting dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya
para ibu tentang pencegahan stunting dengan menerapkan pemberian makan yang benar sesuai
dengan rekomendasi WHO.

2. Metode Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi,
dan tanya jawab. Sasaran pengabdian ini adalah seluruh masyarakat kelurahan Lapongkoda yang
berdomisili di Jalan Nusa Tenggara RT 03/RW 02. Peserta yang terlibat dalam kegiatan
penyuluhan ini sebanyak 30 orang. Semua peserta yang hadir berasal dari warga kelurahan
Lapongkoda yang bertempat tinggal di Jalan Nusa Tenggara dan sekitarnya. Kegiatan ini juga
dihadiri langsung oleh bapak Lurah Lapongkoda, Andi Zainal Arifin AB., S.E.
Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Puangrimaggalatung yang diwakili oleh Ibu Fitriani, S. Kep., Ns., M. Kes pada tanggal
23 Februari 2022 di Jalan Nusa Tenggara RT 03/RW 02 tepat di samping Gereja Pantai Costa.
Kegiatan ini berlangsung selama 2 jam, dimulai pada pukul 09.00 – 11.00 WITA menggunakan
media power point.
Pada kegiatan pengabdian ini, masyarakat dikumpulkan di sebuah tempat yang telah
ditentukan sebagai lokasi pengabdian, yaitu berlokasi di salah satu rumah warga yang terletak di
Jalan Nusa Tenggara, samping Gereja Pantai Costa. Kemudian, acara dibuka oleh bapak Lurah
Lapongkoda. Setelah itu, para peserta diberi penjelasan mengenai stunting oleh Ibu Fitriani, S.
Kep., Ns., M. Kes selaku pemateri menggunakan media power point dan para peserta diminta
untuk menyimak penjelasan dari pemateri. Setelah pemateri selesai menjelaskan, dibuka sesi

64 Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sosiosaintifik (JurdDikMas) - Volume 4 │ Issue 2 │ Agustus 2022
Jurnal homepage: https://ojs.univprima.ac.id/index.php/JurDikMas ISSN: 26886-164X

diskusi dan tanya jawab yang ditujukan kepada peserta untuk mengetahui tingkat
pemahaman/pengetahuan peserta penyuluhan terhadap materi yang disampaikan.
Indikator keberhasilan kegiatan ini yakni peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
stunting yang dapat dievaluasi dari kemampuan masyarakat untuk menjelaskan kembali
mengenai stunting dan langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting
secara dini.

3. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan Pengabdian yang telah dilaksanakan, hasil yang dicapai melalui kegiatanini
adalah peningkatan pengetahuan masyarakat tentang stunting. Karya utama yang dicapai melalui
kegiatan ini dituangkan dalam bentuk hasil kegiatan pada setiap tahap pelaksanaan sebagai
berikut.
3.1 Perencanaan Kegiatan
Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah observasi dan survei di lokasi
pengabdian, kemudian melakukan koordinasi dengan tim pengabdi terkait dengan pelaksanaan
kegiatan pengabdian. Dalam koordinasi tim pelaksana dengan tim pengabdi ditentukan kontrak
waktu pelaksanaan kegiatan. Selain itu, tim pelaksana juga mengurus izin pelaksanaan kegiatan
pada pihak-pihak terkait. Setelah mendapat izin dari pihak-pihak terkait, tim pelaksana
pengabdian memberi sosialiasasi terkait kegiatan yang akan dilaksanakan di lokasi pengabdian,
khususnya kepada pemilik rumah warga yang akan dijadikan sebagai tempat berkumpulnya
peserta pengabdian.

3.2 Pelaksanaan Kegiatan


Pada tahap ini yang dilakukan adalah melaksanakan program-program kegiatan
pengabdian. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.
Kegiatan pengabdian diawali dengan acara pembukaan oleh Lurah Lapongkoda.

Gambar 1. Pembukaan acara PKM oleh Lurah Lapongkoda

Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sosiosaintifik (JurdDikMas) - Volume 4 │ Issue 2 │ Agustus 2022 65
Jurnal homepage: https://ojs.univprima.ac.id/index.php/JurDikMas ISSN: 26886-164X

Setelah kegiatan dibuka, pemateri menjelaskan mengenai materi yang telah


disediakan. Materi tersebut mengenai stunting antara lain, pengertian stunting, penyebab
stunting, cara mencegah stuntung, dll.

Gambar 2. Penyuluhan mengenai Stunting oleh pemateri

Setelah itu, dibuka sesi diskusi. Sesi ini dimaksudkan agar peserta dan tim pengabdi bisa
untuk saling bertukar informasi yang dimiliki mengenai hal-hal yang berkaitan dengan stunting.
Sesi ini berlangsung selama 10 menit.

Gambar 3. Foto bersama peserta PKM


3.3 Review
Pada tahap ini yang dilaksanakan adalah mereview kembali kegiatan yang telah
dilakukan. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat tingkat pemahaman peserta pengabdian
dengan materi yang diberikan. Pada tahap ini, pemateri memberikan beberapa pertanyaan

66 Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sosiosaintifik (JurdDikMas) - Volume 4 │ Issue 2 │ Agustus 2022
Jurnal homepage: https://ojs.univprima.ac.id/index.php/JurDikMas ISSN: 26886-164X

untuk dijawab oleh peserta pengabdian. Dari hasil kegiatan ini diperoleh bahwa masih perlu
dilakukan berbagai upaya untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
stunting.

4. Kesimpulan
Pemberian sosialisasi tentang masalah stunting pada masyarakat merupakan strategi
penting yang perlu untuk terus dilakukan agar pengetahuan masyarakat tentang stunting dapat
terus ditingkatkan. Pemberian edukasi yang rutin dilakukan di masyarakat dapat menjadi salah
satu solusi yang tepat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mengurangi angka
kejadian stunting pada anak di Indonesia

5. Ucapan Terima Kasih


Tim mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM) Universitas Puangrimaggalatung Sengkang atas partisipasinya dalam kegiatan
pengabdian ini. Selanjutnya, tim pengabdi mengucapkan terima kasih kepada dosen pendamping
lapangan yaitu Ibu Fitriani., S. Kep., Ns., M. Kes serta bapak ibu dosen tim pengabdian yang bekerja
sama dalam kegiatan ini. Selain itu, tim pengabdi mengucapkan begitu banyak terima kasih
kepada masyarakat kelurahan Lapongkoda yang telah kooperatif dan mendukung dalam jalannya
kegiatan pengabdian ini.

References

Astuti, S. (2018). Gerakan Pencegahan Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan


Jatinangor Kabupaten Sumedang. Dharmakarya, 7(3).
https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v7i3.20034

Damanik, S. M., Sitorus, E., & Mertajaya, I. M. (2021). Sosialisasi Pencegahan Stunting pada Anak
Balita di Kelurahan Cawang Jakarta Timur: Dissemination about Prevention of Stunting in
Toddlers at Cawang Village, East Jakarta. JURNAL Comunità Servizio : Jurnal Terkait
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, terkhusus bidang Teknologi, Kewirausahaan dan
Sosial Kemasyarakatan, 3(1), 552–560. https://doi.org/10.33541/cs.v3i1.2909

Gaffar, S. B., B, M., Natsir, N., & Asri, M. (2021). PKM Pencegahan Stunting melalui Pendidikan
Keluarga. 4.

Victoria Souisa, G., Rehena, Z., & Joseph, C. (2021). PKM Ibu dan Balita Stunting Di Puskesmas
Perawatan Waai, Kabupaten Maluku Tengah. AMALIAH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT, 5(1), 19–31. https://doi.org/10.32696/ajpkm.v5i1.689

Zainuddin, M., & Yaqin, L. N. (2021). PKM: Konvergensi Stunting Di Desa Kerumut Kecamatan
Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 9.

Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sosiosaintifik (JurdDikMas) - Volume 4 │ Issue 2 │ Agustus 2022 67

Anda mungkin juga menyukai