Peran mahasiswa untuk mewujudkan masyarakat madani
❖ Ummatan wahidah : sebagai mahasiswa kita harus menjadi makhluk sosial untuk mewujudkan masyarakat madani di Indonesia sebagai mana di jelaskan dalam surah Al Baqarah 2/213 ََكَان ََق ِليَحْ ُك ََم بَيْنَِ ب بِ ْال َحََ ل َمعَ ُه َُم ْال ِك ٰتََ َّللاُ النَّبِ ّٖينََ ُمبَ ِش ِريْنََ َو ُم ْنذ ِِريْنََ َۖ َواَ ْنزَٰ ث ََ َاح َدةَ َۖ فَبَع ِ اس ا ُ َّمةَ َّو َُ َّالن ْ ۤ ن بَ ْع َِد َما َجا َءتْ ُه َُم البَ ِي ٰنتَُ بَ ْغيَا َّ َْ ِّل ال ِذيْنََ ا ُ ْوت ُ ْوَهُ ِمََّ ف فِ ْي َِه ا ََ َاختَل ْ اختَلَفُ ْوا فِ ْي َِه َۖ َو َمَا ْ اس فِ ْي َما َ ِ ََّۖ الن َص َراط ِ ن يَّش َۤا َُء ا ِٰلى َْ ِي َمَْ ّللاُ يَ ْهدَٰ ق بِ ِا ْذنِ َّٖه َۖ َو ْ ّللاُ الَّ ِذيْنََ ٰا َمنُ ْوا ِل َما َِ اختَلَفُ ْوا فِ ْي َِه ِمنََ ْال َح َٰ بََ ْينَ ُه َْم َۖ فَ َه َدى ُّم ْستَ ِقي َْم: . Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.untuk menerapkannya yaitu dengan kita meningkatkan akhlaqul karimah dan menjadi manusia yang ber etika dan tidak membeda bedakan satu sama lain Menghormati perbedaan status sosial, suku, agama, maupun ras. َ َ َ َ وك ٰذ ِل ❖ Ummataan wasthan : sebagaimana telah di terangkan dalam surah al Baqarah 2/143 ك َْ ً َ ُ َ ُ ُ َّ َ ُ َ َ َّ َ َ َ ۤ َ َ ُ ُ ُ َ ً َ َّ َّ ُ ُ ٰ ْ َ َ ل َعليكمَ ش ِهيدَاَۗ َو َما َج َعلنا َ ن الرسو َ ل الناسَ ويكو َ جعلنكمَ امةَ وسطا لَتكونوا شهدا َء ع َّ َ َ َ َ َ َ ۗ َ َ ٰ َ ُ َ َّ َّ َ ُ َّ ُ َّ َّ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ ُ َّ َ َ ْ َ ت لك ِب ْيةَ ِا ّل َ ل ع ِقبي َِه وِانَ كان َ بع َ ل ِممنَ ينق ِل َ م منَ يتب َع الرسو َ ّل ِلنعل َ ت عليهاَ ِا َ ت كن َ ِ ِ ال ِقبل َة ال َّ ُ ََ َّ َ ٰ َّ ُ َ َ َ ُ ُ ٰ َ َ َِ َ ُ ٰ َ َ َ َّ َ َ َاّلل ِبالناسَ لرءوفَ ر ِحيم َ ن َ اّلل ِلي ِضي َع ِايمانكمََۗ ِا َ ان َ اّللَۗوما ك َ ن هدى َ ل ال ِذي َ عDengan demikian sebagai umat mayoritas di Negeri ini, sepatutnya kita bersatu dan kompak. Apatah lagi di tengah euforia politik yang nyaris memporak-porandakan ukhuwah, dengan berhembusnya angin fitnah, ghibah dan namimah. Media massa, baik cetak maupun elektronik memainkan peranan penting dalam hal ini. Padahal bila media itu diberi prediket secara Islam, ia adalah sama seperti orang yang fasik. Karena ia menyajikan segala hal, yang baik dan yang buruk. Yang berdasarkan kebenaran objektif dan subjektif. Bahkan ‘menjual’َhalَyangَberdasarkanَdata,َ fakta secara aktual. Tidak jarang juga menghantarkan menu yang mengandung dosa dan maksiat, bahkan perusakan aqidah, akhlak (budi pekeri) dan pemicu tergerusnya moralitas generasi Bangsa ini. Maka saat ini sangat diimpikan lahirkan sebuah kekuatan bersama dengan bersatu padunya seluruh umat muslim dalam menjamin kemerdekaan umat muslim untuk melaksanakanَsyari’atَIslamَsebagaimanaَmestinya.َDanَterayomiَsegalaَkepentinganَ keummatan dalam mempertahankan aqidah yang salimah, mengantisipasi bermacam faham dan aliran sesat yang menggerogoti kehidupan umat. Untuk ini diperlukan upaya dakwah yang responsif, terprogram, berkurikulum dan berkesinambungan. Dan segala potensi umat disinergikan dalam memperkokoh persatuan umat. ❖ khoirul ummah : menurut al-Qur’anَsurahَAli-Imran ayat 110. Menariknya, menurut Kuntowijoyo khairu ummah ini juga merupakan capaian dari visi ilmu sosial profetik Islam. Q.S َ ُ َُ َ ْ َ َ َ ََ ْ َ َُْ َّ َ ُ َّ ُ َ ُ َ ن عنَ ال ُمنكرَ وتؤ ِمنو Ali-Imran [3]: 110 ن َ ِ ن ِبال َمع ُرو َ ف وتنهو ََ ْ نتمَ خ َ ي امةَ اخرجتَ ِللناسَ تأم ُرو َ ُ ٰ ْ ُ ُ ُ ََ ْ َ َ َ ُ ُ ْ ُ ُ َّ َ َ َ َ ٰ ْ ُ َ َ َ ٰ َ َ ٰ ن َ م الف ِسقو َ ن واكيه َ ان خ ْ ًيا ل ُهمََۗ ِمنه َ م المؤ ِمنو َ ب لك َ ِ ل ال ِكت َ ن اه َ اّللَۗ ول َو ام َِ ِب Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (Āli ‘Imrān [3]:110) Menurut Kuntowijoyo, khairu ummah hanya dapat dicapai dengan usaha dan kerja keras, yakni dengan melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar yang disertai dengan keimanan kepada Allah Swt. Usaha dan kerja keras tersebut kemudian diistilahkan dengan “misi profetik Islam”, yakni sebuah usaha untuk melakukan perubahan sosial dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan egaliter yang didasarkan pada iman. Misi tersebut kemudian diinterpretasikan menjadi sebuah disiplin ilmu, yakni ilmu sosial profetik. Amar ma’ruf atau humanisasi dapat bersifat individualَdanَkolektif.َSepertiَshalat,َzikir,َberdo’a,َdanَmenghormatiَ orangَtuaَmerupakanَbeberapaَcontohَamarَma’rufَdalamَruangَlingkupَindividual.َSementaraَ amarَma’rufَdalamَruangَlingkupَkolektifَadalahَmendirikan clean government dan aktivitas kolektif lainnya. Untuk itulah mengapa Kuntowijoyo memilih istilah “humanisasi” yang bermakna memanusiakan manusia, yakni melepaskannya dari kebencian dan kekerasan serta perbudakan. ❖ Di dalam Al Quran, terdapat banyak kisah dengan segudang hikmah yang dapat dipetik umat Muslim.َSalahَsatunyaَadalahَkisahَNegeriَSaba’,َsebuahَnegeriَdiَSyamَyangَdiberiَsebutanَ khusus oleh Allah SWT sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Kalimat itu tepatnya tertuangَdalamَSuratَSaba’َayatَ15,َAllahَSWTَberfirman: “Lalu mereka berpaling sehingga Kami mendatangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami mengganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.”َ(QS:َSaba’:َ16) Berdasarkan beberapa tafsir tersebut, dapat dikatakan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur merupakan kondisi negeri yang menjadi dambaan dan impian seluruh umat manusia. Negeri tersebut memiliki kriteria sebagai berikut: Negeri yang selaras antara kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya. Negeri yang subur dan makmur, tetapi penduduknya tidak lupa untuk bersyukur. Negeri yang seimbang antara kebaikan jasmani dan rohani penduduknya. Negeri yang aman dari musuh, baik dari dalam maupun dari luar. Negeri yang maju dalam ilmu agama maupun ilmu dunianya. Negeri dengan penguasa yang adil dan shalih serta penduduk yang hormat dan patuh. Negeri yang di dalamnya terjalin hubungan harmonis antara pemimpin dan masyarakatnya.