Skiripsi Levito 11
Skiripsi Levito 11
G ABDELLAH”.
OLEH :
LEVITO MAITALE
12114201170193
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
AMBON
2021
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Kami menerima dan menyetujui proposal ini yang disusun oleh Levito Maitale
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulispanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
jatuh pada pasien balita rawat inap ditinjau dari teori Faye G Abdellah” .
Penulis sadar bahwa proposal ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak. Dengan terselesaikannya proposal ini, maka pada
kesempata ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
2) Para Pembantu Rektor I, II, III dan IV Universitas Kristen Indonesia Maluku
iii
5) Ns. Sinthia. R. Maelissa, S.Kep., M.kep selaku ketua Program Studi
8) Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan
9) Mama dan papa, adik, kaka, om tante dan saudara/saudari atas dukungan dan
semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu demi satu.
semoga proposal ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………… 1
DAFTAR GAMBAR……………………………………………… 7
BAB I PENDAHULUAN
C Faktor faktor yang berhubungan dengan resiko jatuh ditinjau dari teori
Faye G Abdellah............................................................………... 21
v
3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling …......…………………… 40
A. Hasil ..................................................................................................69
B. Pembahasan .......................................................................................67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................69
B. Saran ....................................................................................................79
LAMPIRAN …………………………………………………………. 81
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar belakang
memenjat dan jatuh ke lantai (Saputro, 2016). Begitu pula balita sakit,
balita lebih aktif di atas tempat tidur. Dengan kondisi tempat tidur yang
pasien balita jatuh 291 pasien balita (Lasmani, 2017). Jatuh yang terjadi
pada balita akan berdampak pada psikologis atau trauma, dan balita
1
akan takut serta tidak akan pernah melakukan aktivitas tersebut. Jika
dalam Widyaningsih 2010). Oleh sebab itu, orang tua dan tenaga
pasien jatuh. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem yang
2
dari insiden jatuh dapat menyebabkan kejadian yang tidak diharapkan
agar tidak menjadi potensial cedera bagi pasien serta berdampak baik
3
Kurangnya pengetahuan akan dampak dari resiko jatuh memampukan
seseorang baik itu tenaga kesehatan, keluarga pasien maupun pasien itu
pasien menganggap jatuh adalah hal yang wajar dan biasa. Adapun
antara lain lantai yang licin, bed side real yang tidak terpasang, tempat
dengan rentan 16% pada rumah sakit diberbagai Negara, yaitu Amerika,
7/ kejadian pasien jatuh/1000 tempat tidur per hari pada pasien balita di
4
Dan Peru pada ruang rawat inap menemukan hasil bahwa 8% pasien
anak mengalami insiden jatuh akibat pelayanan kesehatan. Data dari the
keselamatan pasien ada 103 RS. kejadian pasien jatuh untuk pasien
2017). Data dari komite keselamatan pasien rumah sakit insiden jatuh
Oktober 2019 di angka 7%. Pasien dengan kejadian jatuh dirumah sakit
lingkungan.
5
untuk meningkatkan keahlian dalam tindakan keperawatan dan untuk
bed side real pasien. padahal SOP pasien jatuh dapat dilakukan dengan
pastikan tanda resiko jatuh terpasang di tempat tidur pasien atau kamar
keluarga, pengaman sisi tempat tidur pasien yang harus terpasang dll.
serta didepan pintu kamar pasien. hal ini disebabkan karena kurangny
sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan pada perawat. Oleh sebab itu
6
sosialisasi khususnya mengenai pencegahan kejadian keselamatan
pemahaman bahwa dalam masa balita jatuh adalah kejadian yang wajar
resiko jatuh sesuai SOP justru meningkatkan resiko pada pasien itu
sendiri.
7
sehingga tidak optimal memberikan perawatan. Adapun jumlah pasien
pasien jatuh kurang baik. Sebanyak 63 responden (40,6) lebih besar dari
dengan cukup banyak waktu dan energi setiap hari. Penelitian ratna
pengawasan yang baik teradap semua pasien. Oleh sebab itu menurut
merasa kesulitan saat bekerja akibat kondisi pasien yang penuh, yang
8
memungkinkan perawatan yang diberikan tidak maksimal sehingga
resiko pasien jatuh akan lebih besar. Beban kerja perawat adalah
kerja perawat adalah pasien datang lebih dari satu orang dengan kondisi
kenyataannya masih terdapat bad side rell yang tidak terpasang, tempat
tidur yang tinggi dan tidak ada bel pasien serta kondisi lantai yang
menyatakan bahwa bed side rel pada tempat tidur yang tidak dinaikan
dan kondisi tempat tidur yang tinggi dapat mengakibatkan pasien jatuh.
Adapun Ruang anak yang terdiri dari 4 kamar pasien dan 13 tempat
tidur belum dilengkapi dengan bel pasien. Hal ini tentu menjadi
sedangkan terdapat kamar pasien yang berada jauh dari nurse station
jauh sedangkan diruang tidak ada yang menunggu anaknya. Selain itu
pada perawat karena hanya ibu pasien saja yang menunggu anaknya
9
sehingga kesulitan untuk melapor pada perawat. Kejadian tersebut
membersihkannya (Trisnawati,2018).
yang beresiko jatuh. Kekurangan bel pasien ini membawa kendala pada
yang terletak cukup jauh dari ruangan pasien membuat pasien atau
dan jarak sehingga resiko jatuh pada pasien menjadi lebih tinggi. Bed
rails yang tidak terpasang sering diakibatkan oleh keluarga pasien yang
sering menurunkan bed rails serta tempat tidur yang tinggi dan tidak
jatuh tersebut dapat terjadi dan dalam meaksanakan hal tersebut pun
10
Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis tertarik untuk
resiko jatuh pada pasien balita rawat inap ditinjau dari teori Faye G
Abdellah.
B Rumusan Masalah
rumusan masalah yang muncul adalah Apakah ada faktor-faktor resiko yang
berhubungan dengan kejadian jatuh pada pasien balita rawat inap ditinjau dari
C Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
yang berhubungan dengan kejadian jatuh pada pasien balita rawat inap
D Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
11
mahasiswa tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko jatuh
pada pasien balita rawat inap ditinjau dari teori “Faye G Abdellah.
2. Manfaat praktis
1) Bagi perawat
resiko jatuh pada pasien balita rawat inap ditinjau dari teori “Faye
G Abdellah
dengan resiko jatuh pada pasien balita rawat inap ditinjau dari teori
“Faye G Abdellah
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Resiko jatuh adalah pasien yang beresiko untuk jatuh yang umumnya
Pada usia balita kejadian jatuh sering tidak dilaporkan karena sering
dan jatuh ke lantai (Saputro, 2016). Begitu pula balita sakit, balita lebih
aktif di atas tempat tidur. Dengan kondisi tempat tidur yang tinggi
faktor penyebab resiko jatuh pada anak didapatkan data 93 pasien anak
jatuh 291 pasien anak (Lasmani, 2017). Usia balita merupakan masa
13
balita mulai mengalami perubahana dalam tingkahlaku perilakunya,
gerakan dari beberapa anggota gerak badan. Pada tahap ini balita mulai
balita akan berdampak pada psikologis atau trauma, dan balita akan
takut serta tidak akan pernah melakukan aktivitas tersebut. Jika hal
sebab itu, orang tua dan tenaga kesehatan harus berfokus pada balita
karena masa depan seorang anak sangat ditentukan pada masa balita.
pasien jatuh.
14
mencegah terjadinya Kejadian potensial kerja (KPC), kejadian nyaris
seseorang sangat ditentukan dari kondisi pada saat balita (Sinta, 2018).
Faktor penyebab jatuh pada pasien dibagi menjadi 2 bagian yaitu faktor
a. Faktor Intrinsik
15
yang mengakibatkan kekakuan alat alat gerak, maupun depresi
3) Muskuloskeletal
16
4) Gangguan gaya berjalan
lantai.
17
d) Gangguan gaya berjalan Miophaty
seperti topeng.
cerebellum.
gaya berjalan yang terjadi akibat proses menua tersebut antara lain
18
massa otot, perlambatan konduksi saraf, penurunan visus atau
b. Faktor Ekstrinsik
1) Lingkungan
tidak stabil, tangga tanpa pagar, tempat tidur atau tempat buang air
terlalu rendah, lantai yang tidak rata, licin atau menurun, karpet
yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal atau menekuk
serta alat bantu jalan yang tidak tepat (Yuli Reny, 2014).
2) Aktivitas
biasa seperti berjalan, naik atau turun tangga dan mengganti posisi.
terpapar bahaya yang lebih banyak. Jatuh juga sering terjadi pada
3) Obat-obatan
19
mengganggu stabilitas postur tubuh, yang mengakibatkan efek
dan alcohol
adalah patah tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi
akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis
cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh
jatuh adalah:
a) Perlukaan (injury)
20
b) Disabilitas
c) Kematian
Persiapan Prosedur
Humpty Dumpty.
b) Siapkan alat tulis berupa pulpen biru, status pasien, dan form
Pelaksanaan Prosedur
21
d) Lakukan assesmen awal resiko jatuh pada pasien dengan
22
4) Pastikan lantai tidak licin, tidak ada genangan air, dan
23
Pasca Prosedur
keluarganya.
semula.
Jatuh.
24
demi meningkatkan keselamatan pasien sesuai dengan tinjauan teori
perawat dapat memberikan asuhan yang aman bagi pasien dengan cara
seseorang baik itu tenaga kesehatan, keluarga pasien maupun pasien itu
pasien menganggap jatuh adalah hal yang wajar dan biasa. Adapun
25
cenderung tidak memenuhi standar lingkungan yang baik untuk pasien
antara lain lantai yang licin, bed side real yang tidak terpasang, tempat
2. Keterampilan komunikasi
3. Aplikasi pengetahuan
8. Pemecahan masalah
peduli, tapi juga cerdas, kompeten, dan secara teknis siap untuk
26
1. Untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan fisik.
penyebaran infeksi.
mencegah deformitas.
elektrolit.
fungsi.
penyakit organik.
27
14. Untuk memudahkan pemeliharaan komunikasi verbal dan
nonverbal efektif.
yang produktif.
rohani pribadi
28
kurangnya pengetahuan perawat dan keluarga tentang SOP. Hal ini
resiko jatuh sesuai SOP justru meningkatkan resiko pada pasien itu
sendiri.
salah satu faktor yang menjadi penyebab pasien jatuh ialah beban kerja
29
perawat yang berat. Adapun jumlah pasien yang meningkat dengan
merasa kesulitan saat bekerja akibat kondisi pasien yang penuh, yang
resiko pasien jatuh akan lebih besar. Beban kerja perawat adalah
kerja perawat adalah pasien datang lebih dari satu orang dengan kondisi
lingkungan yang buruk seprti bad side rell yang tidak terpasang, tempat
tidur yang tinggi dan tidak ada bel pasien serta kondisi lantai yang licin
30
jatuh. Counter perawat yang terletak cukup jauh dari ruangan pasien
menjadi lebih tinggi. Bed rails yang tidak terpasang sering diakibatkan
oleh keluarga pasien yang sering menurunkan bed rails serta tempat
tidur yang tinggi dan tidak sesuai dengan pasien membuat resiko jatuh
31
Pengetahuan perawat dan keluarga tentang SOP, bwban kerja
(Admoko,2012).
kerja.
lain-lain.
32
c. Merupakan salah satu cara atau parameter dalam
administrasi lainnya.
Manfaat SOP
aktivitas perusahaan.
operasional kerja.
semua pihak.
33
e. Membantu dalam melakukanb evaluasi dan penilaian
Macam-macam SOP
1) SOP Pelayanan
2) SOP Adminitrasi
Alat Medis.
34
dengan pasien namun memberikan pengaruh pada kastamer
operasional (SOP).
SOP resiko pasien jatuh atau standar prosedur resiko pasien jatuh
35
Untuk pengkajian awal pasien anak yang memiliki resiko jatuh di
STANDAR
PENGISIAN LEMBAR PENGKAJIAN RESIKO JATUH
PROSEDUR
PADA PASIEN ANAK (HUMPTY DUMPTY)
OPERASIONA
No. Dokumen No. Revisi : Halaman
L
PENGERTIAN Pengkajian resiko jatuh pada pasien anak adalah upaya yang dilakukan
oleh perawat untuk mengetahui / menilai resiko jatuh pada pasien dengan
pasien anak
KEBIJAKAN
PROSEDUR Pelaksanaan
36
1. Tempelkan label/ cetak identitas pasien yang berisi identitas pasien
a) USIA
13-14 skor = 1
b) JENIS KELAMIN
Laki-laki = 2, Perempuan = 1
c) DIAGNOSIS
skor = 1
STANDAR
PENGISIAN LEMBAR PENGKAJIAN RESIKO JATUH
PROSEDUR
PADA PASIEN ANAK (HUMPTY DUMPTY)
OPERASIONA
No. Dokumen No. Revisi : Halaman
L
d) GANGGUAN KOGNITIF
37
skor = 2, orientasi terhadap kemampuannya sendiri skor = 1.
e) FAKTOR LINGKUNGAN
g) PENGGUNAAN MEDIKANTOSA
sebagai berikut :
38
dievaluasi ulang tiap 2 hari
STANDAR
PENGISIAN LEMBAR PENGKAJIAN RESIKO JATUH
PROSEDUR
PADA PASIEN ANAK (HUMPTY DUMPTY)
OPERASIONA
No. Dokumen No. Revisi : Halaman
L
diperlukan
jatuh
39
Penanggulangan resiko rendah skor 7-11 (RR)
shift jaga
resiko jatuh
STANDAR
PENGISIAN LEMBAR PENGKAJIAN RESIKO JATUH
PROSEDUR
PADA PASIEN ANAK (HUMPTY DUMPTY)
OPERASIONA
No. Dokumen No. Revisi : Halaman
L
Unit Kerja Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat inap Anak
Tabel SOP pengkajian resiko jatuh Humpty Dumty pada anak menurut Nursalam
2016 dengan tindakan intervensi pencegahan jatuh menurut Person dan Andrew
(2015), intervensi resiko tinggi, sedang dan rendah menurut Ziolkowski (2016)
40
Pelaksanaan SOP pencegahan pasien jatuh adalah SOP
pasien yang beresiko. Akar masalah dari insiden jatuh berasal dari
41
dikarenakan Kurangnya sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan
keperawatan pada setiap waktu dan setiap pasien agar perawat dan
pagala,2017).
42
2. Beban kerja
fisik dan beban kerja fisiologis. Beban kerja fisik dapat berupa
lainnya. (manuaba)
pekerja seperti:
jawab pekerjaan.
43
2) Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu
wewenang.
2. Faktor internal
dan kepuasan).
munandar(2008)
harus dikerjakan.
44
Kontak langsung perawat pasien secara terus
yang berkualitas
pasien
45
baik fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit
lebih besar.
sift malam karena cleaning service sudah tidak ada. Selain itu, pada
46
saat pasien datang lebih dari satu orang dengan kondisi gawat,
jatuh pada pasien. tidak jarang hal ini dapat menimbulkan masalah
3. Lingkungan
Jenis-jenis lingkungan.
mikroorganisme.
47
3 Lingkungan sosial adalah segala seuatu tindakan yang
dan rohani.
maupun sosial.
2000):
48
sehingga suhu tidak berubah banyak dan agar
maupun malam.
lingkungan.
jatuh.
49
penyakit menular tetapi juga terhadap keamanan dan keselamatan
stabil, bed side rel yang tidak terpasang, tempat tidur yang terlalu
50
adanya pasien yang muntah atau air yang tumpah. Orang tua
akan lama dan jauh sedangkan diruang tidak ada yang menunggu
anaknya sehingga resiko anak jatuh menjadi lebih tinggi. Bed side
rel pada tempat tidur yang tidak dinaikan dengan kondisi tempat
kesehatan yang optimal, hal ini bisa dilakukan oleh perawat dengan
51
seorang perawat harus terlebih dahulu memahami dan mendalami
dengan optimal dan adanya kerja sama dengan keluarga begitu juga
52
D. Kerangka Konsep
Pelaksanaan SOP
resiko jatuh
Resiko jatuh
Beban kerja perawat
Lingkungan
Keterangan :
: Variabel Independent
:Variabel Dependent
: Hubungan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
dalam pemilihan study. Tijuan dari metode ini adalah untuk membantu
sebagai berikut :
54
Pertanyaan peneliti berdasarkan PICO adalah apakah ada
2. Menyusun Protokol
a) Pencarian data
b) Screening data
yang sesuai dengan topic atau judul, abstark dan kata kunci
yang diteliti.
55
c) Penilaian kualitas (kelayakan data)
56
Gambar 3.1 diagram PRISMA tahapan Systematic Review
Studi literatur
Faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko jatuh pada pasien balita rawat
Kriteria inklusi:
Jurnal yang berkaitan dengan
faktor-faktor resiko jatuh pada
pasien balita rawat inap ditinjau
dari teori Faye G Abdella
Jurnal yang berkaitan dengan
pelaksanaan SOP resiko jatuh
pada pasien balita rawat inap
Jurnal yang berkaitan dengan
Jurnal akhir yang sesuai beban kerja perawat terhadap
pencegahan resiko jatuh pada
dengan kriteria inklusi
pasien balita rawat inap.
(n=9) Jurnal yang dapat diakses full text
57
4. 3. Menyusun strategi pencarian
review.
5. Ekstrasi data
58
pencegahan
risiko jatuh Di
Rsud Haji
Makassar
3. Hubungan 2018 Lingkungan, survey analitik. Gampong
Faktor Jatuh. Suak Raya
Lingkungan Kecamatan
Dengan Kejadian Johan
Jatuh Pada Anak Pahlawan
Di Gampong Kabupaten
Suak Raya Aceh Barat
Kecamatan
Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh
Barat
4. Phenomenologi 2018 Faye G. kualitatif dengan Rumah Sakit
Study: Risk Abdellah metode pendekatan Bandung
Factors Related pasien anak fenomenologi
To Faal risiko jatuh
Incidence In
Hospitaliced
Pediatric Patient
With Theory
Faye G.
Abdellah
5. Hubungan beban 2019 Beban kerja cross-sectional Ruang Rawat
kerja perawat perawat, Inap Bedah
terhadap Implementasi Rsud
implementasi patient safety Panembahan
pasien safety Senopati
(risiko jatuh) di Bantul
ruang rawat inap
bedah rsud
panembahan
senopati bantul
6. Hubungan beban 2020 Beban Kerja; crosssectional. Ruang Rawat
kerja perawat Pendidikan Inap Rumah
dengan Kesehatan; Sakit Baptis
pelaksanaan Risiko Jatuh. Batu
pendidikan
kesehatan dalam
pencegahan
risiko jatuh di
ruang rawat inap
rumah sakit.
7. Evaluasi 2015 Resiko jatuh, deskriptif rumah sakit
59
penerapan patient safety panti rini
pasient savety kalasan
resiko Jatuh unit sleman
gawat darurat di
rumah sakit panti
rini kalasan
sleman
8. Kepatuhan 2015 kepatuhan, Metode kuantitatif di RSUD
perawat dalam patient safety, dengan desain wates kulon
pelaksanaan SPO deskritif analitik progo
prosedur
itervensi pasien
resiko tinggi
jatuh di RSUD
wates kulon
progo
a) Populasi
berhungan dengan resiko jatu pada pasien balita rawat inap ditinjau
60
b) Sampel
dengan resiko jatu pada pasien balita rawat inap ditinjau dari teori
Faye G Abdellah.
c) Teknik Sampling
1. Kriteria Inklusi
Faye G Abdellah
61
2) Jurnal yang berkaitan dengan pelaksanaan SOP
rawat inap
2. Kriteria Ekslusi
d) Variabel Penelitian
meliputi :
1) Variabel independen/bebas
2) Variabel dependen/terikat
62
Variable dependen atau variable terikat merupakan variable
e) Analisa Data
63
BAB IV
A. HASIL
Hasil penelitian adalah suatu proses penelitian yang diteliti berdasarkan judul yang telah ditetapkan sehingga
menghasilkan suatu penelitian berdasarkan fakta yang ada. Berikut ini adalah tabel hasil penelitian dengan
Tabel 4.1
Hasil Systematic Review Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Resiko Jatuh Pada Pasien Balita Rawat Inap Ditinjau
berhubungan Sakit mengetahui faktor analitik Responden dan bivariat. hubungan antara pengetahuan dengan
64
dengan upaya Bhayang yang observasi upaya pencegahan risiko jatuh oleh
risiko jatuh oleh Makassa dengan upaya perawatan anak Rumah Sakit
Makassar (ρ=0,022)
65
2 Hubungan 2020 RSUD untuk deskriptif 41 kuesioner chi- Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengetahuan Haji mengidentifikasi analitik Responden square. responden yang memiliki pengetahuan
Makassar
3 Hubungan 2018 Gampon Penelitian ini Survey 35 Total Bivariat Hasil penelitian menunjukkan bahwa
66
Faktor g Suak adalah untuk analitik. responden sampling mengguna ada hubungan yang signifikan antara
Lingkungan Raya mengetahui kan uji faktor lingkungan dengan kejadian jatuh
Dengan Kecamat hubungan faktor Chi- pada anak dengan nilai p = 0,010
Gampong Suak n jatuh pada anak upaya keluarga dalam mencegah resiko
Kabupaten Aceh
Barat
4 Phenomenologi 2018 RS Ibu mengeksplorasi kualitatif 4 responden Pendekatan content Hasil penelitian didapatkan 4 tema yaitu
Study: Risk dan faktor yang fenomenolo analysis pengetahuan, sumber daya manusia,
67
To Faal Bandung risiko terjadi jatuh ini karena pelaksanaan pencegahan
5 Hubungan 2019 Rsud Menguji cross- 33 purposive Uji Menunjukan bahwa beban kerja perawat
68
beban kerja panemba hubungan antara sectional responden sampling. korelasi di ruang rawat inap tinggi (57,6%),
terhadap senopati perawat dan Rank patient safety resiko jatuh cukup
pasien safety patient safety untuk uji ρ= -,767, dengan (p= 0.000)..
panembahan Panembahan
6 Hubungan 2020 Rumah bertujuan untuk crosssectio 32 kuesioner uji Berdasarkan hasil penelitian dari 18
beban kerja Sakit mengetahui nal. Responden dan lembar Spearman responden dengan kategori beban kerja
perawat dengan Baptis hubungan beban observasi Rank berat, 14 responden (43,7%)
69
pendidikan dengan dengan kurang baik dan 4 responden
ruang rawat inap pencegahan risiko dengan hasil probabilitas (sig.) 0,000
sangat kuat.
7 Evaluasi 2015 Rumah Penelitian ini Penelitia 24 Checklist Analisa Hasil yang diperoleh penerapan patient
penerapan sakit bertujuan untuk deskriptif Responden statistik safety resiko jatuh berdasarkan SOP
pasient savety panti rini mengetahui distribusi aspek yang dilaksanakan 100% yaitu
resiko Jatuh unit kalasan evaluasi frekuensi. penulisan pada dokumentasi, sedangkan
gawat darurat di sleman penerapan pasien 50% pengkajian resiko jatuh, aspek
70
panti rini jatuh. didapatkan terlaksananya hanya 51%.
8 Kepatuhan 2015 RSUD Penelitian ini Metode 57 Proporsiona Program hasil penelitian didaapatkan bahwa
perawat dalam WATES bertujuan untuk kuantitatif Responden l stratified pengolaha sebagian besar perawat (68,4%) berada
pelaksanaan KULON mengetahui dengan random n data pada kategori tdak patuh pada
prosedur PROGO tingkat desain sampling. SPSS. pelaksanaan intervensi pasien resiko
71
tahap implementasi (63,2%) perawat
tidak patuh.
9 Anlisis 2020 Rsup Penelitian ini Penelitian 21 Wawancara framework Hasil penelitian menunjukan bahwa
penyebab Dr.M.Dj bertujuan untuk kualitatif Responden semi analysis penyebab insiden pasien jatuh dari
insiden pasien amil mengetahui dengan terstruktur faktor insiden yaitu belum optimalnya
jatuh di bangsal Padang penyebab dan framework peran perawat, dokter dan cleaning
penyakit dalam komponen yang analysis. service, kurangnya tenaga perawat dan
72
sarana. Lingkungan organisasi dan
73
B. Pembahasan
studi pada 58 rumah sakit di Argentina, Colombia, Costa Rika, Mexico Dan
Peru pada ruang rawat inap menemukan hasil bahwa 8% pasien anak
mengalami insiden jatuh akibat pelayanan kesehatan. Data dari the joint
terdapat 120 kejadian jatuh ditahun 2019. Kejadian pasien jatuh merupakan
masalah serius di Rumah Sakit terutama pasien rawat inap karena kejadian
balita dan indikator mutu Rumah sakit. Salah satu faktor yang
acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
prosedural sesuai dengan tata kerja yang bersangkutan. SOP rumah sakit
74
menciptakan komitmen pekerjaan dalam mewujudkan good govermance
sebagai alat penilaian kinerja yang efektif dan efisien, perlu adanya SOP
bed side real pasien. Padahal Adapun SOP resiko pasien jatuh seperti
pastikan tempat tidur dalam posisi rendah dan roda terkunci, pastikan tanda
pasien resiko jatuh terpasang di tempat tidur pasien atau kamar pasien,
pengaman sisi tempat tidur pasien yang harus terpasang serta kondisi tempat
tidur yang harus sesuai dengan kebutuhan pasien dll. Adapun keluarga
pasien memiliki pemahaman bahwa dalam masa balita jatuh adalah kejadian
yang wajar yang terpenting jangan sampai menimbulkan luka. Hal ini
75
mengembangkan tindakan keperawatan yang baru, untuk memenuhi semua
prosedur pencegahan risiko jatuh dan 7 responden (17,1%) yang tidak patuh
operasional prosedur pencegahan risiko jatuh. Hasil uji statistik dengan Chi-
square diperoleh nilai ρ=0,049. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada
76
voice recorder dan kamera. Sampel penelitian adalah 4 perawat (2 kepala
kepada sampel dan triangulasi kepada kepala instalasi rawat inap, supervisor
jumlah perawat dan pasien yang tidak seimbang (1 perawat : 6-7 pasien)
sedangkan banyak tindakan yang tidak bisa dilakukan oleh 1 orang perawat,
lantai licin, tidak terpasang bed side rel dan belum ada bel pasien. Saran
beban kerja, menjaga lantai tetap kering dan pengadaan bel pasien.
77
penelitian menunjukkan patient safety risiko jatuh berdasarkan SOP didapat
kerja perawat adalah volume kerja perawat di sebuah unit rumah sakit,
sedangkan volume kerja pera pasien datang lebih dari satu orang dengan
Adapun jumlah pasien yang meningkat dengan jumlah perawat yang tidak
memenuhi kebutuhan dasar pasien. Oleh sebab itu jumlah kebutuhan tenaga
sehingga perawat tidak merasa kesulitan saat bekerja akibat kondisi pasien
78
purposive sampling diaplikasikan. Uji korelasi Spearman Rank dilakukan
pasien jatuh di ruang rawat inap bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul.
hasil probabilitas (sig.) 0,000 dan nilai r hitung sebesar 0.845 yang termasuk
Sakit perlu melakukan analisa beban kerja perawat secara obyektif sehingga
79
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisniawati Dewi, Richa
kepada sampel dan triangulasi kepada kepala instalasi rawat inap, supervisor
jumlah perawat dan pasien yang tidak seimbang (1 perawat : 6-7 pasien)
sedangkan banyak tindakan yang tidak bisa dilakukan oleh 1 orang perawat,
lantai licin, tidak terpasang bed side rel dan belum ada bel pasien. Saran
beban kerja, menjaga lantai tetap kering dan pengadaan bel pasien.
3. Lingkungan
segala sesuatu baik fisik, biologis maupun sosial yang berada disekitar
80
lingkungan yang menjadi resiko jatuh pada pasien yaitu kondisi lingkungan
fisik yang buruk.Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang ada disekitar
Kondisi lingkungan fisik yang buruk seperti bad side rell yang tidak
terpasang, tempat tidur yang tinggi dan tidak ada bel pasien serta kondisi
yang beresiko jatuh. Kekurangan bel pasien ini membawa kendala pada
terletak cukup jauh dari ruangan pasien membuat pasien atau keluarga sulit
resiko jatuh pada pasien menjadi lebih tinggi. Bed rails yang tidak terpasang
sering diakibatkan oleh keluarga pasien yang sering menurunkan bed rails
2020. Kesimpulan: Penyebab insiden pasien jatuh dari faktor SDM yaitu
81
kemampuan perawat mengenai pencegahan pasien jatuh. Faktor sifat dasar
kepada sampel dan triangulasi kepada kepala instalasi rawat inap, supervisor
jumlah perawat dan pasien yang tidak seimbang (1 perawat : 6-7 pasien)
sedangkan banyak tindakan yang tidak bisa dilakukan oleh 1 orang perawat,
lantai licin, tidak terpasang bed side rel dan belum ada bel pasien. Saran
82
pada rumah sakit untuk mensosialisasikan pencegahan jatuh, penghitungan
beban kerja, menjaga lantai tetap kering dan pengadaan bel pasien.
dengan kejadian jatuh pada anak dengan nilai p = 0,010 (p<0,5) Disarankan
keluarga yang memiliki anak dalam mencegah resiko jatuh pada anak
anak.
BAB V
PENUTUP
83
A. Kesimpulan
dengan edukasi dan menaikan bed side real pasien. Begitupula keluarga
mengasuh pasien yang beresiko jatuh sesuai SOP. Keberadaan SOP dan
84
2. Terdapat hubungan antara beban kerja perawat dengan resiko
Beban kerja yang berat seperti jumlah pasien yang meningkat dengan
sehingga resiko pasien jatuh akan lebih besar. Oleh sebab itu
Kondisi lingkungan fisik yang buruk seperti bad side rell yang tidak
terpasang, tempat tidur yang tinggi dan tidak ada bel pasien serta
kondisi lantai yang licin dapat menjadi resio jatuh bagi pasien balita
85
derajat kesehatan yang optimal dengan cara memodifikasi lingkungan,
aman maka dapat mengurangi resiko jatuh pada pasien balita rawat
inap.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
2 Bagi perawat
DAFTAR PUSTAKA
86
Trisnawati Dewi, Ricka Novrianti, (2018). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan resiko jatuh pada pasien anak rawat inap ditinjau dari teori Faye G
Iqra S. Rusna tahir (209-2020) analisis beban kerja perawat pelaksana diruang
Etik Ratnaningsih, Sri werdati, Retno koeswandari (2017). Hubungan beban kerja
perawat terhadap implementasi patient safety (resiko jatuh) diruang rawat inap
Gambaran beban kerja perawat pelaksana unit instalasi gawat darurat RS.
Muhamadyah Bandung.
Andi Mapangaro, Rahmat Hidayat, Eka Reski (2020) Faktor yang berhubungan
dengan uapaya pencegahan resiko jatuh oleh perawat dalam patient safety
diruang perawatan rawat inap anak rumah sakit bayangkara Makassar. Jurnal
dengan pelaksanaan patient safety diruang rawat inap rumah sakit Santa Anna
Kendari. 1-148
87
Dwi Ratnaningsih, Diah Fatmawati (2016). Beban kerja perawat terhadap
( 11) 44-51
Kristiana catur I., Erlisa Candrawati, Ragil Catur Adi W (2018). Hubuungan
dengan pelaksanaan SOP pencegahan resiko jatuh di ruang rawat inap dewasa
pasien resiko jatuh oleh perawat di ruang nusa indah RSUD tugurejo semarang,
88
LAMPIRAN
89
90