Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan tersusunnya Pedoman
Internal Pelayanan Klinis, sebagai sarana sarana informasi pedoman bagi petugas
pelayanan dan karyawan Puskesmas Imogiri I dalam memberikan pelayanan dalam
gedung.
Pedoman internal Pelayanan Klinis Puskesmas Imogiri I ini, berisi tentang
pedoman dalam melakukan kegiatan pelayanan dalam tiap poli dan ruang pelayanan
yang ada di dalam gedung Puskesmas Imogiri I.
Buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mewujudkan
keseragaman dalam melakukan Pelayanan Klinis di Puskesmas Imogiri I. Kami
berharap buku pedoman ini dapat membantu dan memberikan petunjuk bagi tenaga
Kesehatan di Puskesmas Imogiri I dalam melakukan Pelayanan Klinis. Dengan
harapan agar hasil yang dicapai dengan segala masalah dan hambatannya dapat
dipergunakan untuk analisi perencanaan dan tindak lanjut Pelayanan Kesehatan
yang akan dilaksanakan.
Imogiri, Januari
2022 Mengetahui,
Kepala Puskesmas Imogiri I
A. Latar Belakang
Puskesmas Imogiri I sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di seluruh wilayah Kapanewon Imogiri I. Puskesmas Imogiri I memiliki
wilayah kerja 4 desa, yaitu Imogiri, Karangtalun, Girirejo dan Wukirsari.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan
bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya pembangunan kesehatan tingkat kapanewon.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5 Permenkes
RI No 43 Tahun 2019, meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerjanya;
2. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional. Untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama di Puskesmas Imogiri I meliputi:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Rawat Inap
B. Tujuan Pedoman
Pedoman pelayanan klinis bertujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh
aktivitas pelayanan klinis yang dilaksanakan di Puskesmas Imogiri I, sehingga
pelayanan klinis dapat dilakukan sesuai standar serta dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan yang pada akhirnya dapat mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan klinis di Puskesmas Imogiri I meliputi:
1. Skrining
Sebagai upaya untuk mencegah penularan penyakit infeksius antar-
pengunjung Puskesmas (pasien dan pendamping pasien), maka diberlakukan
skrining pada semua pasien yang datang untuk memisahkan pasien infeksius
dan non-infeksius. PasienInfeksius setelah mendaftar diarahkan langsung ke
Poli Infeksius, dan pasien non-infeksius diarahkan ke bagian pendaftaran lalu
masuk ke poli-poli yang dituju.
4
2. Pendaftaran
Sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan, pasien
mengambil nomor antrian dan mendaftarkan diri terlebih dahulu di bagian
pendaftaran untuk dicatatkan data sosialnya dan dibuatkan elektroknik rekam
mediknya. Pasien rawat jalan yang baru pertama kali mengakses akan
diberikan persetujuan umum sebelum melakukan pendaftaran. Selanjutnya
setelah mendaftar pasien akan diarahkan ke poli yang dituju.
3. Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
Pelayanan pasien dilakukan di poliklinik sesuai dengan keluhan dan kondisi
pasien. Pemeriksaan dilakukan di Poli Umum, Poli Infeksi, Poli Gigi, Poli KIA, Poli
Psikologi, Poli Gizi, Poli MTBS, Poli Fisioterapi. Jika pasien dengan kondisi
tertentu membutuhkan tindakan lebih lanjut, maka dapat dilakukan tatalaksana
sesuai kebutuhan pasien termasuk rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjut.
4. Pemeriksaan Penunjang
Dokter/petugas kesehatan berwenang yang sedang memeriksa kondisi
pasien dapat merujuk pasien ke unit penunjang (laboratorium) atau penunjang
lain (EKG, USG) sesuai indikasi untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang
yang sesuai demi mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai kondisi
pasien.
5. Pelayanan Kefarmasian
Apabila pasien sudah selesai diperiksa dan membutuhkan obat, maka
pasien akan diberi resep yang akan dibawa ke bagian farmasi untuk
mendapatkan obat sesuai dengan yang tertera pada resep. Persiapan dan
pemberian obat dilakukan oleh petugas farmasi.
6. Konsultasi Pasien
Pasien yang membutuhkan penjelasan mengenai kondisi kesehatan yang
lebih rinci akan dirujuk internal ke unit terkait lainnya, misalnya konsultasi Gizi,
Fisioterapi, Akupresure, Psikolog, KIA, CST atau Sanitasi (Kesehatan
Lingkungan).
7. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap
Pelayanan pada pasien yang membutuhkan perawatan dan monitoring
secara komprehensif oleh tenaga kesehatan sesuai indikasi medis dan
kewenangan FKTP. Jika pasien dengan kondisi tertentu membutuhkan
tindakan lebih lanjut, maka dapat dilakukan tatalaksana sesuai kebutuhan
pasien termasuk rujukan ke Fasilitas Kesehatan tingkat Lanjut.
8. Unit Gawat Darurat (UGD)
Pelayanan pada pasien yang membutuhkan tindakan segera oleh tenaga
kesehatan dengan kriteria gawat dan/atau darurat sesuai wewenang dan
kemampuan FKTP. Tindakan berupa penanganan sesuai kondisi atau
stabilisasi atau rujukan sesuai indikasi medis.
5
9. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
Pelayanan pada pasien hamil dan emergensi pada kehamilan tanpa
komplikasi yang membutuhkan tindakan persalinan atau stabilisasi sebelum
rujukan.
D. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus
diberikan secepatnya untuk mencegah terjadinya kematian, keparahan atau
kecacatan sesuaidengan kemampuan puskesmas.
3. Rawat Inap adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnosis, dan pengobatan secara berkala yang
mengharuskan pasien menginap di Puskesmas.
4. Pasien rawat jalan adalah pasien Puskesmas yang setelah mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
5. Pasien rawat inap adalah pasien Puskesmas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan kondisi harus dilakukan perawatan lebih lanjut di
Puskesmas.
6. Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan tambahan terhadap
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dokter untuk mendapatkan
kepastian diagnosis dan ketepatan terapi terhadap pasien.
7. Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai
hal – hal yang harus diketahui yang berhubungan dengan kondisi
kesehatannya.
E. Landasan Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No.43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Perawat
Budi Yulaicha, Amd Kep
Very Cahayati, Amd Kep Perawat
Perawat
Zuli Astuti, Amd Kep
Perawat
Habib Mustofa, Amd Kep
7
Bidan
Reni Dwiriani, Amd Keb
Bidan
Lusiana Anggraeni, Amd Keb
Bidan
Rr Sri Mulyantari, SKM
Persalinan Dokter dr. Ika Octaviani Arta Dokter
(PONED)
Bidan Istikomah, STr Keb Bidan
UGD Dokter dr. Deta Intan Herdyan Dokter
Perawat Habib Mustofa Perawat
Rawat Inap Dokter dr. Gisti Adiasta Dokter
Bidan
Ari Wahyu Utami, Amd Keb Bidan
Gizi Ahli Gizi Nutrisionis
Sujariyah, SST
Ahli Gizi
Ismiranti, Amd Gz
Farmasi Apoteker Apoteker Pertama
Asisten Nur Wakhidah, Amd Asisten Apoteker
Apoteker
Psikolog Psikolog Yofhi Rio Nicha Dewi, S.Psi., Psikolog
M.Psi., Psikolog
Fisioterapi Fisiotera Rachmat Edi Wibowo, Amd Fis Fisioterapis
pis
Skrining Perekam Danik Lestari, Amd Perekam Medis
Medis
Laboratorium ATLM Pranata Lab. Kes.
Lingggarsih, SST
Pranata Lab. Kes.
Nur Aisah, Amd AK
Kesehatan Sanitaria n Ahmad Fauqi Zainanda, AMKL Sanitarian
Lingkungan
Hasan Keuangan
Staff lain Pengelola Data
Erna Nur Nisnawati
Arum Widia I Pekarya
8
Marwanto Petugas Kebersihan
KIA - Imunisasi √
MTBS √ √ √ √ √ √
Gizi √ √ √ √ √ √
Psikolog √ √ √
Fisioterapi √ √ √ √ √ √
Laboratorium √ √ √ √ √ √
Skrining √ √ √ √ √ √
Akupresure √ √
Kesling √ √
CST √ √
Pendaftaran √ √ √ √ √ √
UGD/ PONED √ √ √ √ √ √ √
Ranap √ √ √ √ √ √ √
Pustu Wukirsari
9
pembuat jadwal dengan persetujuan Kepala Tata Usaha dan Kepala Puskesmas.
Adapun pembagian ketenagaan adalah sebagai berikut:
● Dokter
Setiap hari bertugas di Poli Umum (2), Poli Infeksius/MTBS (1), UGD/PONED
dan Rawat Inap (1), KIA (1), dan tugas luar (1) meliputi
pertemuan/penyuluhan/puskesmas keliling/PHN/P3K. Setiap hari, satu Dokter
dijadwalkan on call sebagai rujukan konsultasi pasien UGD yang diterima oleh
petugas jaga (perawat atau bidan). Setiap Dokter mempunyai tugas masing –
masing sesuai jadwal poli harian. Bila ada pertemuan yang menyangkut upaya
klinis yang menjadi tugas keseharian dokter atau yang berkaitan dengan tugas
fungsionalnya, maka akan didisposisi untuk melakukan pertemuan. Pelayanan
kemudian dialihkan/ diatur sesuai kesepakatan dokter yang bertugas dengan
memeprtimbangkan kelancaran pelayanan pada pasien. Selain itu dapat dibantu
oleh perawat yang diberi pelimpahan wewenang.
● Dokter gigi
Setiap hari bertugas di Poli Gigi (1), dan tugas luar (1) meliputi pertemuan/
penyuluhan/ puskesmas keliling/ PHN. Bila ada pertemuan yang menyangkut
upaya klinis yang menjadi tugas keseharian dokter gigi atau yang berkaitan
dengan tugas fungsionalnya, maka akan didisposisi untuk melakukan pertemuan.
Pelayanan kemudian dialihkan/ diatur sesuai kesepakatan dokter yang bertugas
dengan memeprtimbangkan kelancaran pelayanan pada pasien. Selain itu, dapat
dibantu oleh perawat yang diberi pelimpahan wewenang.
● Bidan
Setiap hari melakukan pelayanan di Poli KIA – KB – Imunisasi (3),
MTBS/Infeksius (1), UGD/PONED dan Rawat Inap untuk 3 shift (3), dan tugas luar
meliputi pertemuan/ penyuluhan/ puskesmas keliling/ PHN/ P3K. Masing-masing
bidan mempunyai ketugasan masing – masing, misalnya sebagai koordinator KIA,
penanggung jawab kesehatan anak atau penanggung jawab pelayanan KB
(Keluarga Berencana) dan Penanggung jawab PONED. Setiap bidan yang
mempunyai tugas integrasi atau tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas,
misalnya programer TB, programer PTM, penanggung jawab PHN, dll dapat
melakukan ketugasan tersebut sebagai tugas luar dengan pemberitahuan
sebelumnya kepada tim pembuat jadwal. Jika ada undangan pertemuan untuk
bidan maka yang ditugasi adalah disesuaikan dengan ketugasannya, sedangkan
untuk kegiatan puskesmas keliling dilakukan penjadwalan sesuai anggota tim.
Untuk melakukan kegiatan luar gedung, misalnya kunjungan ibu hamil risiko tinggi,
maka bidan akan menyesuaikan dengan kondisi pelayanan dalam gedung.
● Perawat
Setiap hari melakukan ketugasan sesuai jadwal, Poli umum (2), Poli
Infeksius (1), UGD dan Rawat Inap (3), Pustu (1) dan tugas luar meliputi
pertemuan/ penyuluhan/ puskesmas keliling/ PHN/ P3K. Setiap perawat yang
mempunyai tugas integrasi atau tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas,
misalnya programer TB, programer PTM, penanggung jawab PHN, dll dapat
10
melakukan ketugasan tersebut sebagai tugas luar dengan pemberitahuan
sebelumnya kepada tim pembuat jadwal. Sehingga jika ada undangan yang
menyangkut ketugasanya, perawat yang bersangkutan akan didisposisi mengikuti
kegiatan tersebut. Untuk kegiatan puskesmas keliling, jadwal perawat disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi pelayanan dalam gedung.
● Perawat gigi
Setiap hari bertugas di Poli Gigi bersama dokter gigi. Setiap perawat gigi
yang mempunyai tugas integrasi atau tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas, misalnya penanggung jawab skrining anak sekolah, dll dapat
melakukan ketugasan tersebut sebagai tugas luar dengan pemberitahuan
sebelumnya kepada tim pembuat jadwal. Jika ada undangan yang menyangkut
ketugasanya, perawat yang bersangkutan akan didisposisi mengikuti kegiatan
tersebut. Untuk kegiatan puskesmas keliling, jadwal perawat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi pelayanan dalam gedung.
● Ahli Gizi
Setiap hari bertugas di Poli Gizi. Setiap Ahli Gizi yang mempunyai tugas
integrasi atau tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas, misalnya
programer Gizi UKM, tim penanggulangan stunting, dll dapat melakukan
ketugasan tersebut sebagai tugas luar dengan pemberitahuan sebelumnya
kepada tim pembuat jadwal. Jika ada undangan yang menyangkut ketugasanya,
ahli gizi yang bersangkutan akan didisposisi mengikuti kegiatan tersebut.
● Analis laboratorium (ATLM)
Setiap hari bertugas di Ruang Laboratorium. Setiap ATLM yang mempunyai
tugas integrasi atau tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas, misalnya
skrining PTM bersama programer PTM, dll dapat melakukan ketugasan tersebut
sebagai tugas luar dengan pemberitahuan sebelumnya kepada tim pembuat
jadwal. Jika ada undangan yang menyangkut ketugasanya, ATLM yang
bersangkutan akan didisposisi mengikuti kegiatan tersebut.
● Apoteker
Setiap hari bertugas di pelayanan farmasi (1). Pelayanan setiap hari dibantu
oleh asisten apoteker (2) yang diberi wewenang membantu dalam pelayanan
kefarmasian. Apoteker yang mempunyai tugas integrasi atau tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Puskesmas dapat melakukan ketugasan tersebut sebagai
tugas luar dengan pemberitahuan sebelumnya kepada tim pembuat jadwal. Jika
ada undangan yang menyangkut ketugasanya. Apoteker yang bersangkutan akan
didisposisi mengikuti kegiatan tersebut.
● Fisioterapis
Setiap hari bertugas di Poli Fisioterapi. Fisioterapis yang mempunyai tugas
integrasi atau tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas dapat melakukan
ketugasan tersebut sebagai tugas luar dengan pemberitahuan sebelumnya kepada
tim pembuat jadwal. Jika ada undangan yang menyangkut ketugasanya,
Fisioterapis yang bersangkutan akan didisposisi mengikuti kegiatan tersebut.
● Psikolog
11
Ketugasan di Poli Psikolog sesuai jadwal. Psikolog yang mempunyai tugas
integrasi atau tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas dapat melakukan
ketugasan tersebut sebagai tugas luar dengan pemberitahuan sebelumnya kepada
tim pembuat jadwal. Jika ada undangan yang menyangkut ketugasanya, Psikolog
yang bersangkutan akan didisposisi mengikuti kegiatan tersebut.
● Sanitarian
Ketugasan di Poli Kesling dengan sistem stand by di ruang kesling. Jika ada
pasien yang perlu konsultasi lanjutan dengan sanitarian (scabies, DBD), maka
akan dirujuk ke poli kesling. Sanitarian memiliki tugas utama/prioritas yang
sebagian besar dilakukan di luar gedung. Sehingga jika sanitarian yang
mempunyai tugas integrasi atau tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas
dapat melakukan ketugasan tersebut sebagai tugas luar dengan pemberitahuan
sebelumnya kepada tim pembuat jadwal. Jika ada undangan yang menyangkut
ketugasanya, Sanitarian yang bersangkutan akan didisposisi mengikuti kegiatan
tersebut.
● Perekam Medis
Ketugasan di bagian Pendaftaran setiap hari sesuai jadwal (2). Perekam
medis yang mempunyai tugas integrasi atau tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas dapat melakukan ketugasan tersebut sebagai tugas luar dengan
pemberitahuan sebelumnya kepada tim pembuat jadwal. Jika ada undangan yang
menyangkut ketugasanya, Perekam Medis yang bersangkutan akan didisposisi
mengikuti kegiatan tersebut.
12
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Pasien yang datang ke Puskesmas Imogiri I untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dikategorikan menjadi dua, yaitu pasien gawat darurat yang masuk
melalui UGD, dan pasien stabil yang masuk melalui Poli Skrining. Alur pelayanan
pasien rawat jalan dibagi menjadi dua, yaitu pasien infeksius dan pasien non –
infeksius.
Fasilitas di Puskesmas Imogiri I berupa ruang pelayanan utama (poli) dan
ruang pendukung (laktasi, mushola, ruang tunggu, toilet, ruang MDR, ruang
bermain). Pelayanan klinis dilakukan dalam ruang yang telah disesuaikan dengan
jenis pelayanan yang diberikan, antara lain:
1. Poli Infeksius
2. Poli Umum
3. Poli Gigi
4. Poli KIA (ANC, KB, Imunisasi)
5. Poli Gizi
6. Poli Psikologi
7. Poli Fisioterapi
8. Laboratorium
9. Farmasi
13
10. Pendaftaran
11. Poli Konseling Bersama
12. UGD/ Ruang tindakan
13. Persalinan/ VK
● Skrining merupakan awal semua pasien yang berkunjung ke Puskesmas
Imogiri I dipilah berdasarkan keluhan utama mengarah infeksi atau non
infeksi. Terdapat 1 (satu) meja periksa dilengkapi dengan sticker skrining
untuk penandaan dengan petugas jaga 1 – 2 orang. Pemisahan pasien
datang menjadi:
1. Pasien balita sakit <2 bulan diarahkan langsung ke UGD tanpa melihat
keluhan.
2. Pasien gejala infeksi diarahkan ke poli Infeksius.
3. Pasien dengan gejala non infeksius diarahkan sesuai tujuan
periksa yaitu poli umum, poli gigi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
Imunisasi, KB, Gizi, psikolog atau fisioterapi.
● Poli Infeksius merupakan ruang pelayanan pasien rawat jalan infeksius.
Terdiri atas 2 (dua) meja periksa untuk dokter dan perawat, 1 (Satu)
wastafel cuci tangan petugas, 1 (satu) bed periksa pasien, dan 1 (satu) loker
penyimpanan berkas.
● Poli Umum merupakan ruang pelayanan pasien rawat jalan non –
infeksius. Terdiri atas 2 ruang pemeriksaan yang masing-masing terdiri dari
dokter (1) dan perawat (1) untuk melakukan assesment awal dan
pengukuran TTV sekaligus administrasi (print rujukan, PRB, dll). Di dalam
ruang pemeriksaan poli umum terdapat meja periksa, wastafel cuci tangan
petugas, 1 bed pasien dan 1 loker petugas.
● Poli Gigi merupakan ruang pelayanan pasien dengan keluhan gigi dan mulut.
Ruang pelayanan gigi dilengkapi dengan peralatan yang sudah memadai
seperti 2 (dua) dental unit, lemari penyimpanan alat, wastafel cuci tangan,
wastafel cuci alat, sterilisator, 2 (dua) meja periksa dan 2 (dua) meja
administrasi dilengkapi komputer dan printer.
● Poli Gizi memiliki 1 ruang khusus konsultasi masalah gizi baik anak
maupun dewasa yang membutuhkan konsultasi lebih lanjut tentang diet
sehari – hari. Ruang ini dilengkapi dua meja konsultasi, timbangan, alat
ukur tinggi badan, seperangkat alat peraga seperti food model yang
diletakkan di dalam lemari penyimpanan.
● Poli KIA merupakan poli yang melayani pasien hamil antenatal care,
imunisasi bayi balita dan catin, serta KB. Ruangan KIA dibagi menjadi 2
(dua) bagian, yaitu ruang konsultasi dan ruang periksa. Ruang konsultasi
dilengkapi dengan 1 (satu) meja konsultasi, 1 (satu) meja administrasi
dilengkapi komputer dan printer dan 1 (satu) wastafel. Ruang periksa
dilengkapi 1 (satu) meja konsultasi, 1 (satu) bed pemeriksa, 1 bed
pemeriksaan ginekologi, 2 (dua) troli pemeriksaan, 1 wastafel cuci tangan
14
petugas dan 1 wastafel cuci alat. Alat pemeriksaan penunjang yang
disediakan di ruang KIA adalah USG dilengkapi printer dan komputer dan
EKG.
● Poli Konseling Bersama (Kesehatan Lingkungan, CST dan Akupresure)
merupakan poli yang dipakai secara bersama dalam pelayanan kesling,
CST dan akupresure. Ruangan dipakai bergantian untuk konseling kesling,
CST (Care Support Treatment) untuk pasien HIV/IMS dan pelayanan
akupresure. Ruangan terdiri dari 1 (satu) meja konsultasi, 1 (satu) bed
periksa, 1 kursi akupresure.
● Ruang Laboratorium terdiri atas 1 (satu) ruangan besar terbagi menjadi 1
area pengambilan sampel pasien dilengkapi meja dan kursi, kemudian 1
bagian area pemeriksaan laboratorium, dan 1 bagian lain tempat
pengelolaan sampel selain dahak. Pemeriksaan BTA dilakukan di tempat
khusus BTA. Pintu ruang laboratorium dibagi menjadi pintu depan
berhubungan langsung dengan ruang tunggu khusus pasien non infeksius
dan jendela buka tutup untuk akses pasien infeksius memberikan sampel
dahak atau urin.
● Ruang Farmasi terdiri dari 2 ruangan, yaitu 1 (satu) ruang untuk pelayanan
obat dan 1 (satu) ruang tempat penyimpanan obat. Ruang pelayanan obat
terletak bersebelahan dengan tempat penyimpanan obat, dilengkapi
dengan almari obat, meja peracikan obat dan seperangkat komputer untuk
pendukung sistem informasi Puskesmas. Ruang penyimpanan obat
dilengkapi dengan AC dan rak penyimpanan obat. Loket penyerahan obat
dibagi menjadi dua, yaitu loket depan melayani pasien poli non
i n f e k s i u s dan loket belakang untuk pasien MTBS dan infekisus.
● Ruang Psikolog dilengkapi dengan 1 (satu) meja konsultasi dan 1 sofa.
● Ruang Fisioterapi dilengkapi dengan 1 (satu) meja konsultasi dan 2 (dua)
bed tindakan pasien.
● Ruang Persalinan/ VK terdiri dari 1 (satu) ruangan yang dilengkapi 2 (dua)
bed persalinan, 1 infant warmer, 1 kamar mandi, 1 (satu) lemari
penyimpanan peralatan
persalinan dan bayi baru lahir. Tabung oksigen dan trolly perlengkapan
persalinan selalu tersedia lengkap disamping bed pasien.
● Ruang UGD terdapat 1 ruangan yang dilengkapi dengan 3 (tiga) bed
sesuai dengan triase, 1 meja konsultasi, 1 meja administrasi yang
dilengkapi dengan komputer, 2 lemari obat, BMHP dan penyimpanan alat,
1 rak gantung penyimpanan berkas administrasi UGD, 2 trolley. 1 wastafel
cuci tangan petugas dan 1 wastafel cuci alat. Peralatan pemeriksaan
penunjang atau tindakan yang tersedia adalah EKG, oksigen konsentrator,
stand lamp dan tabung oksigen. Ruang UGD dihubungkan dengan
berseberangan dengan kamar jaga petugas, sehingga memudahkan
15
dalam koordinasi dan monitoring. Ruang jaga petugas dilengkapi dengan
2 (dua) tempat tidur, dan 1 ruang jaga yang dilengkapi dengan 1 TV
monitoring CCTV
● Ruang Rawat Inap terdiri dari 1 (satu) ruang yang bersekat non permanen
untuk pasien (laki – laki dan perempuan) yang terdiri dari masing – masing
2 (dua) bed yang dipisahkan dengan tirai. Petugas jaga rawat inap berada
di ruang jaga petugas bersama dengan petugas UGD.
2. Peralatan
Ruang Alat
Skrining ● Termometer
● Sticker penanda skrining visual
● ATK
Poli Infeksius ● Tensimeter
● Stetoskop
● Termometer
● Pulse Oximetry
● Senter
● Otoskop
● Timbangan Berat Badan
● Pengukur Tinggi Badan
● Komputer
16
● Komputer
● Printer
Poli KIA ● Tensimeter
● Stetoskop
● Termometer
● Pulse Oxymetry
● Doppler
● KB Set
● USG
● EKG
● Metlin
● Set Injeksi
● Set pemeriksaan ginekologi
● Lampu periksa
● Pita Pengukur Lila
● Timbangan Dewasa
● Pengukur Tinggi Badan
● Komputer
● Printer dokumen
● Printer USG
Poli Gizi ● Timbangan berat badan
● Alat ukur tinggi badan
● Metlin
● ATK
● Food model
Ruang laboratorium ● Centrifuge darah
● Centrifuge urine
● Box fiksasi
● Lampu spiritus
● Objek glass
● Deck glass
● Tabung
● Mikroskop
● Spuit
● Kulkas
● Komputer
● Printer
Ruang farmasi ● Timbangan obat
● Mortar
● Laminator
● Kalkulator
● Plastik obat
● Kertas puyer
● Label obat
● Sendok obat
● ATK
● Komputer
● Printer
● Kulkas
17
Pendaftaran ● ATK
● Komputer
● Printer
● Mesin antrian
● Mic sentral
● Rak penyimpanan
Rekam Medis ● Rak penyimpanan RM
● Komputer
Ruang Bersalin/ VK ● Partus set
● Stetoskop
● Doppler
● Tensi meter
● Timbangan Dewasa
● Timbangan bayi
● Metlin
● Slim secher
● Oksigen
● Warmer
● HB Set
● Stirilisator
● Nebulizer
● Resusitasi set neonatus
● Inkubator
UGD ● Tabung O2 dan humidifier
● Nebulizer set
● Lampu tindakan
● Hecting set
● Spuit
● Alligator
● Nierbeken
● Kom
● Tromol kassa
● Timbangan bayi
● Timbangan dewasa
● Stethoscope
● Tensimeter
● Termometer
● Emergency drugs set
18
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Poli Umum
1. Petugas
● Dokter
● Perawat
2. Perangkat Kerja
● Peralatan Poli Umum
3. Tatalaksana
● Perawat melakukan pemanggilan pasien.
● Perawat melakukan:
a. Anamnesis keluhan utama
b. Menilai kondisi awal pasien
c. Mengukur tanda – tanda vital, tinggi badan, berat badan,
lingkar perut pasien
d. Mencatat hasil di rekam medis
e. Pasien dipersilahkan menuju meja dokter
● Dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan mencatat
dalam rekam medis. Kebutuhan terhadap pemeriksaan lebih
lanjut diputuskan oleh Dokter, berupa rujukan internal untuk poli di
dalam puskesmas atau rujukan eksternal ke faskes lain atau ke
RS. Bila konsultasi selesai tanpa pemeriksaan penunjang, maka
pasien mendapatkan resep sesuai kondisi penyakitnya. Jika
memerlukan tindakan khusus, maka pasien dirujuk internal ke
Ruang tindakan yang menjadi satu dengan ruang UGD.
B. Poli Gigi
1. Petugas
● Dokter gigi
● Perawat gigi
2. Perangkat kerja
● Peralatan Poli Gigi
3. Tatalaksana
● Perawat Gigi melakukan pemanggilan pasien.
● Perawat Gigi melakukan:
a. Anamnesis keluhan utama
b. Menilai kondisi awal pasien
c. Mengukur tanda – tanda vital, tinggi badan dan berat badan
pasien
d. Mencatat hasil di rekam medis
e. Pasien dipersiapkan di kursi gigi untuk diperiksa dokter
19
● Dokter memeriksa kondisi kesehatan gigi dan mulut pasien,
kemudian mencatatnya di rekam medis. Bila pasien memerlukan
tindakan perawatan gigi, maka dokter gigi akan melakukan
tindakan dengan dibantu perawat gigi sebagai asisten. Bila tidak
ada tindakan khusus dan pasien membutuhkan obat, maka dokter
akan menuliskan resep untuk pengambilan obat di farmasi.
E. Laboratorium
1. Petugas
● Analis laboratorium/ ATLM
2. Perangkat Kerja
● Peralatan dalam ruang laboratorium
3. Tatalaksana
● ATLM memanggil pasien sesuai dengan antrian dan menerima
surat permintaan laboratorium yang dibawa dari perujuk.
● Petugas menyiapkan peralatan dan bahan reagen yang sesuai
21
dengan pemeriksaan yang akan dilakukan.
● Petugas menerima spesimen yang akan diperiksa, atau petugas
sendiri yang melakukan pengambilan spesimen dari pasien.
● Petugas mempersilahkan pasien menunggu di luar sementara
petugas melakukan pemeriksaan terhadap spesimen.
● Bila hasil pemeriksaan sudah keluar, petugas memanggil pasien
dan menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium untuk
diserahkan ke unit perujuk.
● Untuk pasien rawat inap, petugas laboratorium mendatangi ruang
rawat inap dan memeriksa RM untuk melihat apakah ada
permintaan laboratorium.
● Jika ada permintaan laboratorium petugas laboratorium segera
mengambil lembar permintaan laboratorium yang diselipkan di
RM pasien.
● Petugas laboratorium menyiapkan alat dan reagennya.
● Petugas laboratorium mengambil sampel yang akan diperiksa
pada pasien.
● Petugas memberikan hasil laboratorium kepada petugas rawat
inap untuk di follow up.
F. Farmasi
1. Petugas
● Apoteker
● Asisten Apoteker
2. Perangkat Kerja
● Peralatan dalam ruang farmasi
3. Tatalaksana
● Pasien meletakkan lembar resep di keranjang yang telah
disediakan dan menunggu obat disiapkan.
● Petugas mengambil lembar resep dan membacanya untuk
memastikan resep dapat dibaca dengan jelas dan obat-obat yang
tertulis di dalam lembar resep tersedia.
● Apabila ada keraguan atau kurang jelas terkait resep obat, maka
petugasakan menanyakan kepada petugas yang menulis resep.
● Petugas kemudian menyiapkan obat yang tertera diresep dan
memasukkannya ke dalam bungkus plastik, menuliskan
informasi penggunaan obat dibungkusnya dan kemudian
menyerahkannya kepada pasien.
● Sambil menyerahkan obat, petugas juga menyampaikan
informasi yang perlu diketahui pasien atau keluarganya
sehubungan dengan penggunaan obat.
22
G. UGD
1. Petugas
● Dokter
● Perawat
● Bidan
2. Perangkat Kerja
● Peralatan dalam Ruang UGD dan Rawat Inap
3. Tatalaksana
● Pasien masuk UGD diterima oleh petugas jaga UGD.
● Petugas menyarankan pasien tidur ditempat tidur tindakan.
● Dokter atau Petugas jaga (Perawat atau Bidan) melakukan
anamnesa keluhan utama dan melakukan triase tingkat
kesadaran, kondisi umum, kondisi jalan napas (airway),
pernapasan (breathing), dan sirkulasi (circulation). Petugas jaga
menentukan tingkat kegawatdaruratan pasien berdasarkan hasil
triase.
● Dokter melakukan pemeriksaan secara komprehensif sesuai
keluhan pasien. Jika Dokter tidak ada ditempat, maka petugas
jaga UGD menelpon Dokter On Call untuk konsultasi.
● Dokter menentukan rencana manajemen pasien apakah rawat
jalan dengan obat, rawat inap, atau dirujuk ke fasilitas kesehatan
tingkat lanjut.
H. Rawat Inap
1. Petugas
● Dokter
● Perawat
23
● Bidan
2. Perangkat Kerja
● Peralatan dalam Ruang Rawat Inap
3. Tatalaksana
● Pasien masuk rawat inap diterima oleh petugas jaga di UGD.
● Petugas jaga mempersiapkan administrasi pasien masuk
ranap dan manajemen awal sesuai instruksi Dokter.
● Pasien diantar ke ruang rawat inap menggunakan bed mobile
dalam UGD.
● Petugas jaga melakukan pemantauan pasien secara berkala
minimal 1x dalam 1 shift jaga atau sesuai instruksi Dokter. Jika
dalam pemantauan ditemukan kondisi yang harus
dikonsultasikan oleh Dokter, maka petugas jaga memanggil
Dokter yang bertugas atau Dokter On call.
● Konsultasi dilakukan dengan metode SBAR dan TBAK dan
dicatat dalam rekam medis.
● Pemulangan pasien dilakukan atas persetujuan Dokter dengan
memberikan surat pulang, dan rencana kontrol.
24
BAB V
LOGISTIK
26
h. Petugas Puskesmas memberikan pertanyaan terbuka menanyakan
tanggal lahir pasien/ umur ; “Kapan tanggal lahir/ umur Bapak / Ibu?”
i. Saat pasien menyebutkan tanggal lahirnya, Petugas Puskesmas
mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
j. Petugas Puskesmas dapat melanjutkan pelayanan medis yang akan
diberikannya bila kedua identitas yang disebutkan pasien telah sesuai
dengan yang tercantum dalam gelang identitas.
k. Petugas Puskesmas melakukan konfirmasi dengan keluarga bila
salah satu identitas yang disebutkan pasien tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam gelang identitas.
l. Petugas Puskesmas menjelaskan kepada pasien mengenai
pelayanan medis yang akan diberikannya.
m. Pada kondisi pasien yang tidak dapat berkomunikasi misalnya pada
pasien tidak sadar, tidak dapat berkomunikasi karena terhalang
masalah bahasa dan tidak ada penerjemah, karena usia (bayi),
gangguan kognitif (dementia atau kelainan mental), maka identifikasi
dilakukan dengan memeriksa Nama lengkap pasien dan Identitas lain
(seperti tanggal lahir, KTP) pada gelang identitas pasien, dicocokan
dengan informasi yang telah dimiliki dalam ruang rawat inap (rekam
medis, resep, atau tabung specimen).
n. Petugas Puskesmas yang memasang gelang identitas pasien harus
menuliskan tanggal dan jam masuk Puskesmas pada gelang
identitas.
o. Untuk identifikasi pasien terlantar/ tidak ada keluarga, petugas
Puskesmas dalam mengidentifikasi pasien terlantar/ tidak ada
keluarga (Mr X1, Mr X2, dst.) dengan mencocokkan gelang identitas
pasien yang meliputi nama pasien, tanggal dan jam masuk UGD
Puskesmas dan nomor rekam medis.
p. Dalam mengidentifikasi bayi baru lahir petugas Puskesmas
memberikan gelang identitas bayi lahir dengan memberikan nama
lengkap ibu (Contoh: By Ny. Ana Suryana) dan nomor rekam medis
ibu.
q. Petugas Puskesmas memberikan gelang identitas sesuai waktu bayi
lahir dengan memberikan nama ibu dan nomor rekam medis ibu
ditambah nomor urut kelahiran (Contoh: By Ny. Ana Suryana 1, By.
Ny Ana Suryana 2) untuk mengidentifikasi bayi kembar baru lahir.
r. Koordinator rawat inap dan PONED melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan identifikasi pasien di tiap-tiap unit masing-
masing dan merencanakan tindak lanjut jika pelaksanaan tidak sesuai
dengan tujuan.
27
2. Pemasangan gelang identifikasi pada pasien rawat inap
Prosedur pemasangan gelang pasien yang benar adalah
a. Petugas Puskesmas menganamnesa identitas pasien pada saat proses
identifikasi pasien.
b. Petugas Puskesmas membuat label pada gelang identitas pasien
memuat 4 (empat) identitas pasien, yaitu nama lengkap di sisi kiri atas,
tanggal lahir/ umur di sisi kiri bawah, jenis kelamin (P untuk perempuan
dan L untuk laki-laki) di sisi kanan bawah, dan nomor rekam medis di
sisi kanan atas.
28
j. Koordinator rawat inap dan PONED melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pemasangan gelang identifikasi pasien di tiap-tiap unit
masing- masing.
k. Koordinator rawat inap dan PONED merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.
b. Benar Obat
1. Petugas memberi label semua obat dan tempat obat (syringe,
baskom obat) dan larutan lain.
2. Petugas menuliskan pada label nama obat, kekuatan, jumlah,
kuantitas, pengenceran dan volume, tanggal persiapan, tanggal
kadaluarsa jika tidak digunakan dalam 24 jam dan tanggal
kadaluarsa jika kurang dari 24 jam.
c. Benar Dosis
1. Dua orang yang berkompeten mengecek dan menghitung (double
cek) jika ada untuk dosis/ volume obat, terutama yang memerlukan
kewaspadaan tinggi.
2. Petugas mengkonsultasikan dengan dokter yang menuliskan
resep jika ditemukan keraguan.
3. Petugas saat menyiapkan obat berkonsentrasi penuh untuk
menghindari gangguan dan kesalahan.
d. Benar Waktu
1. Petugas memberikan obat dan menginformasikan sesuai waktu
yang ditentukan.
● Sebelum makan, setelah makan, saat makan.
● Perhatikan waktu
pemberian: 3 x sehari
tiap 8 jam.
2 x sehari tiap 12 jam. Sehari sekali tiap 24 jam. Selang
sehari
tiap 48 jam
2. Petugas memberikan obat dengan segera setelah diinstruksikan
oleh dokter.
3. Petugas meneliti dengan benar bahwa obat belum memasuki
masa kadaluarsa.
g. Benar Informasi
1. Petugas mengkomunikasikan semua rencana tindakan/
pengobatan harus dikomunikasikan pada pasien & atau
keluarganya.
2. Petugas menjelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang
benar.
3. Petugas menjelaskan efek samping yang mungkin timbul.
4. Petugas mengkomunikasikan rencana lama terapi pada pasien.
33
7. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di puskesmas
a. Cuci tangan
Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan
kebersihan tangan pada 5 (lima) momen yang telah ditentukan, yakni:
● Sebelum kontak dengan pasien
● Sesudah kontak dengan pasien
● Sebelum melakukan tindakan asepsis pada pasien
● Sesudah terkena cairan tubuh pasien
● Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
34
b. Alat Pelindung Diri
Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah, cairan
tubuh, ekskreta, dan selaput lendir pasien seperti sarung tangan, masker,
tutup kepala, kacamata pelindung, apron/ jas, dan sepatu pelindung.
Penggunaan APD disesuaikan dengan tingkat risiko dalam penanganan
pasien, dibagi menjadi APD level 1, 2 dan 3
35
8. Penilaian risiko pasien jatuh pada anak, dewasa dan geriatri
Prosedur penilaian risiko cedera karena jatuh :
1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuh sesuai SOP oleh petugas sejak
pasienturun dari kendaraan. Penilaian diulang jika diindikasikan oleh
perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan lainnya.
2. Pasien dengan risiko jatuh diberikan gelang berwarna kuning.
3. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindaklanjuti sesuai derajat risiko
jatuh pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga
lainnya.
36
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
37
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
38
BAB IX
PENUTUP
39