Hukum Islam Di Indonesia & Hkm. Adat, Hkm. Islam, Hkm. Barat 2023

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 34

KEDUDUKAN HUKUM ISLAM

DALAM TATA HUKUM


DI INDONESIA
Lima Sistem Hukum Besar yang
Hidup dan berkembang
•Common Law
•Dianut di Inggris dan bekas jajahannya

•Civil Law
•Hukum Romawi di anut di Eropa Barat kontinental negeri-negeri jajahan atau
bekas jajahan pemerintah kolonial Barat

•Sistem Hukum Adat


•Di negara-negara Asia dan Afrika

•Sistem Hukum Islam


•Dianut oleh orang-orang Islam dimana pun mereka berada, baik di negara-negara
Islam maupun di negara-negara lain yang penduduknya beragama Islam

Sistem Hukum Komunis/Sosialis


Dilaksanakan di negara-negara komunis/sosialis

2
Hukum Adat, Hukum Islam, dan Hukum Barat
di Indonesia
3
KEADAAN
HUKUM ADAT HUKUM ISLAM HUKUM BARAT

•Telah lama ada di •Kedatangan Islam ke •Bersamaan dengan


Indonesia, tidak dapat Indonesia ada dua kedatangan orang-
ditentukan dengan pendapat, yaitu Abad orang Belanda untuk
pasti ke 1 atau ke 7 Hijriah. berdagang di
Nusantara.
4
Bentuk
•Hukum yang tidak tertulis, tumbuh, berkembang dan hilang
Hukum sesuai dgn perkembangan masyarakat
Adat •Hukum Adat yang tertulis: UUPA

•Tidak tertulis dalam bentuk perundang-undangan.


•Dipatuhi masyarakat Islam karena kesadaran dan keyakinan mereka. Hukum
•Hasil ijtihad : Kitab-kitab Fikih Islam
•Di Indonesia: Kompilasi Hukum Islam, Fatwa MUI, Qanun di Aceh

•Tertulis dalam bahasa Belanda. Terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia:


Hukum BW/KUHPer
Barat •Tidak mempunyai kekuatan mengikat seperti UU.
•Telah menjadi Hukum tidak tertulis secara tidak dinyatakan dengan sadar.

5
Hu
ku
m
M A
m nye da
t
te asy ele
nt ar ng
ra ak ga
m
, d at y rak
an an an
se g a ke
ja h
ht ma idu
er n, pa
a n

Hu
ku
m
•M Is
el l
Al
la a am
•M h ksa
Hu en u ser n a
kh ku ru ta ka
m tA m np
ak e e
am

Is

6
al
sa

la bu I nja rin
,k m s u
h

et ) : ha hi tah
q l
al

ur me (
m

un m as ara dan
aq

an el Sh ng ke
a

da iha at an he
sid

n ra ib ny nd
ul

ha ag i; 5 a ak
al

rt am tu
a
TUJUAN

be a, ju
an
nd jiw
a a ,

Hu
ku
m
Ba
Ke ra
Hu pa t
ku sti
m an
da
n
Ke
ad
ila
n
STRUKTUR

Hukum Adat Hukum Islam Hukum Barat

•Contoh: di •Terdiri dari Al- •Kitab Undang-undang


Minangkabau, Adat Qur`an, Sunnah yang dibuat oleh
nan sabana adat, Rasul, Hasil Ijtihad, lembaga legislatif,
Adat pusaka, Adat dan pelaksanaanya Keputusan Hakim, dan
Istiadat, Adat nan oleh masyarakat Amalan keputusan
teradat, dan Adat (keputusan hakim
nan diadatkan. atau amalan umat
Islam)

7
Sumber Hukum
Hukum Adat Hukum Islam Hukum Barat

•1) Ter Haar: Keputusan


•Segala peraturan perundang-
Penguasa Adat. •Al-Qur`an dan Kitab-kitab Hadits,
undangan sejak zaman kolonial
•2)Koesno: Konsep Hukum Adat: Kitab-kitab Fiqh.
Sumber Apa yang benar-benar
(staatsblad).
•(Dokumen tertulis yang tidak
Pengenal terlaksana didalam pergaulan semuanya diberi sanksi negara)
•(Dokumen tertulis yang sifatnya
mengikat)
hukum dalam masyarakat yang
bersangkutan.

•Kemauan Allah (Al-Qur`an),


•Kemauan pembentuk undang-
•Kesadaran hukum yang hidup Sunnah Rasul (Kitab Hadits), dan
Sumber Isi dalam masyarakat adat. Akal pikiran orang yang memenuhi
undang dinegeri Belanda di
masa lalu.
syarat untuk berijtihad.

Kekuasaan negara yang


Kesadaran hukum (rasa malu) •Iman dan tingkat ketakwaan
Sumber anggota masyarakat adat
membentuk UU melalui aturan
seorang muslim.
Pengikat tersebut peralihan UUD 45

8
Lingkup Masalah
Hukum Adat Hukum Islam
•Hanya mengatur hubungan •Mengatur hubungan antara
antara manusia dengan manusia manusia dengan manusia serta
serta penguasa dalam penguasa dalam masyarakat,
masyarakat juga mengatur hubungan antar
manusia dengan Allah.

Hukum Barat
Hanya mengatur hubungan
antara manusia dengan manusia
serta penguasa dalam
masyarakat.

9
Pembidangan
Hukum Adat •Dikenal pembidangan Hukum Islam
hukum perdata (aturan yang
mengatur kepentingan
individu) dan hukum publik •Terdapat Pembidangan
•Tidak
(kepentingan umum yang antara Ibadah dan
dipertahankan oleh alat Muamalah.
mengenal kekuasaan negara) •Tidak
pembidangan
atau membedakan/memisahkan
pembidangan hukum
memisahkan
hukum Hukum perdata dan hukum publik
perdata dan
hukum publik
Barat
10
Hak dan Kewajiban

Hukum
Hukum Islam
Barat
Hukum Adat Kewajiban
Hak didahulukan
Kewajiban = Hak diutamakan
daripada
daripada hak
kewajiban

11
Norma/Kaidah Hukum
Hukum Adat Hukum Islam Hukum Barat
✘ Usage (kebiasaan ✘ Fard (kewajiban), ✘ Impere (Perintah)
pribadi) ✘ Sunnat (anjuran), ✘ Prohibere (Larangan)
✘ Folkways (kebiasaan ✘ Jaiz, Mubah ✘ Permittere (yang
umum) (kebolehan), dibolehkan)
✘ Mores (etika/moral) ✘ Makruh (celaan),
✘ Haram (larangan).
✘ Custom (adat)
✘ Customary law
(hukum adat)

12
Hubungan Hukum Adat Dengan Hukum Islam

Aceh
•Hukum ngon adat hantom cre’, lagee’ zat ngon sipeut (Hukum
Islam dengan adat tidak dapat diceraipisahkan karena erat
sekali hubungannya seperti hubungan zat dengan sifat
sesuatu barang atau benda).

Minangkabau
•Adat dan syara’ sanda menyanda, syara’ mangato adat
mamakai (hubungan adat dengan hukum Islam (syara’) erat
sekali, saling menopang, karena adat yang benar-benar adat
adalah syara’ itu sendiri).
13
Hubungan Hukum Adat Dengan Hukum Islam

Sulawesi Selatan:
•Adat hula hulaa to syaraa, syara’ hula hulaa to adati (adat
bersendi syara’ dan syara’ bersendi adat).

Jawa
•Prinsip rukun dan sinkretisme (percampuran beberapa ritual
keagamaan yang berbeda) yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat Jawa terutama di pedesaan.

14
Lanjutan
•Sikap penguasa jajahan terhadap kedua sistem hukum ibarat orang yang
membelah bambu.
•Menurut Van Vollenhoven, hukum adat harus dipertahankan sebagai
hukum golongan bumiputra, tidak boleh didesak oleh hukum Barat. Sebab,
kalau hukum adat didesak (oleh hukum Barat) maka hukum Islam yang
akan berlaku.

15

•Konflik antara hukum Islam dengan hukum adat pada hakikatnya adalah isu –
isu buatan politikus hukum kolonial saja.
•Menurut Ter Haar , hukum adat dengan hukum Islam tidak mungkin bersatu,
apalagi bekerja sama, karena titik-tolaknya berbeda. Hukum adat bertitik tolak
pada kenyataan hukum dalam masyarakat, hukum Islam bertitik tolak dari
kitab hukum. Contoh: Hukum perkawinan dan kewarisan.
Setelah Indonesia merdeka, di Minangkabau telah berkembang ajaran bahwa
“hukum Islam adalah penyempurnaan hukum adat” kalau terjadi perselisihan
antara keduanya, yang dijadikan ukuran adalah yang sempurna yakni hukum
Islam.
16
Pada masyarakat Aceh: Adat atau
hukum adat hanya dapat berlaku dan
dilaksanakan dalam masyarakat kalau
tidak bertentangan dengan hukum
Islam (Receptio a Contrario, Sayuti
Thalib)

- Kebalikan dari Teori Resepsi


(Snouck Hurgronje: Hukum Islam
bukanlah hukum bila belum diterima
oleh Hukum Adat).

17

“Pengadilan Agama dapat mempergunakan hukum adat
sebagai dasar untuk mengambil sesuatu keputusan.
Terbatas pada hukum adat yang serasi dengan asas-asas
hukum Islam.”

Receptio a contrario pada Pasal 37 Undang-Undang Perkawinan

18
•Al-ahkam al-khamsah: kaidah-kaidah haram (larangan), fard
(kewajiban), makruh (celaan), dan sunnat (anjuran) jauh lebih
sempit ruang-lingkupnya kalau dibandingkan dengan jaiz /mubah

Adat dan bagian-bagian hukum adat dapat dimasukkan ke dalam


jaiz asal tidak bertentangan dengan aqidah (keyakinan) Islam.

•Menurut T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy: para ahli hukum menjadikan


‘urf/adat sebagai salah satu metode pembentukan hukum Islam
àal’adatu muhakkamat: adat dapat dijadikan hukum Islam

19
Syarat Adat Dijadikan Hukum Islam
(Sobhi Mahmassani)
• Adat itu dapat di terima oleh •Telah ada pada waktu transaksi
perasaan dan akal sehat serta dilangsungkan
diakui oleh pendapat umum
•Tidak bertentangan dengan nas
(Syariat Islam)
•Sudah berulangkali terjadi
dan telah berlaku umum •Tidak ada persetujuan atau
dalam masyarakat pilihan lain antara keduabelah
pihak
20
HUKUM ISLAM & PEMBINAAN
HUKUM NASIONAL
Sebelum kedatangan Belanda

✘ Dilakukan oleh para saudagar


melalui perdagangan dan
perkawinan.
✘ Setelah agama Islam berakar
dalam masyarakat, peranan
saudagar digantikan oleh para
ulama yang bertindak sebg guru
dan pengawal hukum Islam.
✘ Hukum Islam sebagai hukum
yang berdiri sendiri telah ada
dalam masyarakat, tumbuh dan
berkembang disamping hkm
adat dengan cara penetrasi
secara damai, toleran dan
membangun.
Setelah kedatangan Belanda
1.Masa VOC (1602-1800)

VOC berfungsi sbg pedagang dan badan pemerintahan.

Karena badan-badan peradilan utk bangsa Indonesia yang dibentuk VOC berdsrkan hkm
Belanda tidak dapat berjalan, maka VOC membiarkan lembaga-lembaga asli yang ada
dalam masyarakat berjalan terus seperti keadaan sebelumnya. Misal: Statuta Batavia
1642 mengenai Kewarisan bagi orang Indonesia yang beragama Islam adalah hukum
Islam.

VOC membuat compendium hukum perkawinan dan kewarisan Islam yang dipergunakan
Pengadilan. Misal Compendium D.W Freijer (Jakarta), Mogharraer (Semarang), Pepakem
Cirebon, Peraturan Hukum daerah Bone dan Goa
Setelah kedatangan Belanda
2. Masa pemerintahan kolonial Belanda

Sikap terhadap Hukum Islam mulai berubah


secara perlahan dan sistematis.
a. Pada masa pemerintahan Belanda/ Daendels
(1808-1811) “Hukum Islam adalah Hukum asli
orang pribumi”.
b. Pada masa pemerintahan Inggris /Thomas S.
Raffles (1811-1816) “Hukum yang berlaku
dikalangan rakyat adalah Hukum Islam.
c. Setelah Indonesia kembali pada Belanda, ada
usaha Belanda untuk menghilangkan pengaruh
Islam dari sebagian besar orang Indonesia.
Setelah kedatangan Belanda
2. Masa Pemerintahan Kolonial Belanda
d. Untuk mengekalkan kekuasaanya, Belanda melaksanakan politik
hukum yang dengan sadar hendak menata dan mengubah kehidupan
hukum di Indonesia dengan hukum Belanda:
1) M.R. Scholten Van Oud Haarlem menyesuaikan Undang-Undang
Belanda dengan keadaan istimewa di Hindia Belanda. Untuk
mencegah timbulnya keadaan yang tidak menyenangkan juga
perlawanan, jika terjadi pelanggaran terhadap orang Bumiputra
dan agama Islam maka harus diikhtiarkan agar mereka dapat
tetap dalam lingkungan hukum agama serta adat-istiadat
mereka”.
2) Pasal 75 RR/Regering Reglement menginstruksikan pengadilan
untuk menggunakan undang-undang agama, lembaga-lembaga
dan kebiasaan mereka bila golongan Bumiputera yang
bersengketa selama undang-undang agama, lembaga-lembaga
dan kebiasaan itu tidak bertentangan dengan azas kepatutan dan
keadilan umum.
3) Pasal 78 (2) RR mendorong pemerintah Hindia Belanda mendirikan
pengadilan agama (Priesterrad/ Pengadilan Pendeta) di Jawa dan
Madura (1882).
PERKEMBANGAN TEORI RESEPSI

Ditentang Cristian Snouck Hourgronje:


Yang berlaku bagi orang Islam bukanlah
Mendapat kritikan dari Hazairin dan Sajuti
Salomon Keyzer dan Ledewijk Willem hukum Islam tapi hukum adat. Dalam
Thalib. Hukum Adat baru berlaku bila tidak
Christian Van Den Berg: Hukum mengikuti hukum adat telah masuk pengaruh hukum
bertentangan dgn Hk Islam (Receptio A
agama yang dianut seseorang. à Receptio Islam tetapi pengaruh itu baru mempunyai
Contrario). Teori Resepsi bertujuan politik
In Complexu yaitu orang Islam Indonesia kekuatan hukum bila telah benar-benar
yaitu menghapuskan Hukum Islam dari
telah melakukan resepsi hukum Islam diterima oleh hukum adat (berdasarkan
Indonesia & mematahkan perlawanan
dalam keseluruhannya dan sebagai satu penelitiannya di Aceh dan Gayo) àTheorie
bangsa Indonesia yg dijiwai hukum Islam
kesatuan. Receptie yang diikuti oleh Cornelis Van
terhadap Pemerintah Kolonial à Teori Iblis
Vollenhoven dan Bertrand Ter Haar.
Diterapkan pada Psl 134 (2) I.S thn 1929
Masa Persiapan & Sesudah Kemerdekaan
Piagam Jakarta (22 Juni 1945)
diterima BPUPKI sbg
Pembukaan UUD à “Negara PPKI (18-8-45) menggantinya
berdsrkan kepada Ketuhanan, dengan kata Yang Maha Esa.
dengan kewajiban à Pasal 29 ayat (1)
menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya”.

Tap MPRS 1960/II: Dalam


menyempurnakan UU Ditempatkannya Piagam Jakarta
dalam Dekrit Presiden RI 5Juli
Perkawinan & Waris supaya
diperhatikan adanya faktor2 1959à Piagam Jakarta
menjiwai UUD 1945 &
agama dll. à Lahirnya UU
Perkawinan à Teori Resepsi merupakan rangkaian kesatuan
tidak berlaku lagi. dalam konstitusi tersebut.
Perkembangan Pengadilan Agama
di Indonesia (1)
Masa permulaan Islam datang ke Indonesia à sengketa antara pemeluk Islam diselesaikan oleh orang
yang mempunyai ilmu pengetahuan keIslaman (tahkim).

Setelah timbulnya kerajaan Islam, para raja mengangkat orang-orang yang mempunyai pengetahuan
untuk menyelesaikan sengketa. Bentuk peradilannya bermacam-macam berdasarkan daerah masing-
masing. Misal. Pengadilan Surambi oleh para penghulu di Jawa.

Setelah Pemerintah Belanda menguasai Indonesia Pengadilan Agama ditempatkan di bawah pengawasan
Pengadilan Kolonial (Landraad) dgn ketentuan Keputusan PA baru dapat dijalankan setelah Ketua
Landraad setuju atas pelaksanaan putusan tersebut (executoire verklaring).

Thn 1882 Pengadilan Agama mulai ditata di setiap Kabupaten yang terdapat Landraad didirikan
Priesteraad (Raad Agama). Wewenangnya hanya permasalahan keluarga (Perkawinan, Kewarisan dan
Wakaf).
Perkembangan Peradilan Agama
Atas saran penganut teori resepsi, (1922) Pemerintah Hindia Belanda membentuk komisi yang dikuasai B. Ter Haa
kembali wewenang Pengadilan Agama.
di Indonesia (2)

Landasan legal teori resepsi: Psl 134 (2) IS 1929:

“… Perkara perdata antara orang Islam dengan orang Islam, harus diperiksa oleh Hakim Agama kalau dik
Hukum Adat”

Atas rekomendasi komisi tersebut, Belanda mengganti nama Priesterraad menjadi Penghulu Gerecht dan menca
Priesterraad di Jawa dan Madura dalam mengadili perkara wakaf dan kewarisan orang-orang Islam , dan dialihkan
Negeri: Pasal 2a (1) S. 1937:116. Hakim Belanda tidak mengetahui hukum adat sepenuhnya dan menyelipkan h
àKasus Landraad Bandung yang tidak sesuai Hukum Islam.
Perkembangan Peradilan Agama
di Indonesia (3)
Walaupun secara resmi
•Umumnya di Jawa orang tidak
Pengadilan Agama telah mempermasalahkan wewenang hakim PN atau
kehilangan kekuasaan PA dan beranggapan PA masih seperti dulu.
untuk perkara Kewarisan, •Pengalihan wewenang kewarisan tersebut
hanya kebetulan efektif pada beberapa tempat
PA di Jawa masih tetap
tertentu di Jawa. Di tempat yang pengaruh
menyelesaikan perkara Islamnya kuat, rakyat selalu menghadap PA
kewarisan dengan cara yang dianggap tepat dan benar menyelesaikan
perkara kewarisan.
mengesankan karena banyak
•Cara-cara penyelesaian masalah kewarisan di
rakyat Indonesia yang Pengadilan Agama dirasakan fleksibel, informal
beragama Islam ke PA dan cepat.
untuk meminta fatwa waris,
karena:
KEDUDUKAN HUKUM ISLAM
DI INDONESIA (KESIMPULAN)
Hukum Islam yang disebut dan ditentukan oleh Peraturan Perundang-
undangan dapat berlaku langsung tanpa harus melalui hukum adat.

Republik Indonesia wajib mengatur sesuatu masalah sesuai dengan


hukum Islam sepanjang pengaturan itu hanya berlaku bagi pemeluk
bagi agama islam

Kedudukan hukum Islam dalam sistem hukum Indonesia adalah sama


dan sederajat dengan hukum Adat dan hukum Barat.

Hukum Islam juga menjadi sumber pembentukan hukum nasional yang


akan datang di samping hukum Adat, hukum Barat, dan hukum lainnya
yang tumbuh dan berkembang dalam Negara R.I.
TIGA DIMENSI PEMBANGUNAN HUKUM
NASIONAL (ISMAIL SALEH):

Dimensi Pemeliharaan: untuk memelihara tatanan hukum yang ada, walau


sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan.à Untuk mencegah
kekosongan hukum dan konsekuensi logis Pasal II Aturan Peralihan UUD
1945. Berorientasi kemashlahatan bersama.

Dimensi Pembaruan: untuk lebih meningkatkan dan


menyempurnakan pembangunan hukum nasional à Pembentukan
peraturan yang baru dan penyempurnaan peraturan yang ada.
(Contoh : UU Peradilan Agamaa NO. 7 – 1989 + Amandemen)

Dimensi Penciptaan: dinamika dan kreativitas à Menciptakan


peraturan yg baru dan belum pernah ada.
( Contoh : UU Tentang Lingkungan Hidup/ NO. 32 TAHUN 2009)
TIGA WAWASAN NASIONAL
(ISMAIL SALEH):
Wawasan Wawasan Wawasan Bhineka
Kebangsaan Nusantara Tunggal Ika
• Hukum yang • Adanya satu • Memperhatikan
sesuai dengan kesatuan hukum kebutuhan2 hkm
perkembangan & nasional (unifikasi khusus golongan
kebutuhan zaman hukum). rakyat tertentu
namun tetap untuk mendapat
berpijak pada perlakuan yang
kepribadian seadil-adilnya.
bangsa.
thanks!
Any questions?

34

Anda mungkin juga menyukai