Anda di halaman 1dari 3

MUATAN LOKAL

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa timur Nomor 19 tahun 2014


tentang Bahasa Daerah sebagai Mulok wajib. Berdasarkan regulasi di atas, maka
UPTD SMPN1 Purwoasri menerapkan Bahasa Jawa sebagai muatan lokal.
Mata pelajaran Bahasa Daerah bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :Berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan
menggunakan bahasa daerah (Jawa) baik dengan teman sebaya maupun dengan
orang yang lebih tua untuk mewujudkan karakter yang berbudi pekerti luhur.
1. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa bahasa daerah (Jawa) serta untuk
melestarikannya sebagai kekayaan budaya daerah.
2. Memahami bahasa daerah (Jawa) dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan diantaranya berupa karya sastra yang berupa
geguritan, parikan, tembang dll.
Muatan lokal dikembangkan atas prinsip:
a. kesesuaian dengan perkembangan peserta didik;
b. keutuhan kompetensi;
c. fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan; dan
d. kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan
global.
Muatan lokal dapat berupa antara lain:
a. seni budaya,
b. prakarya,
c. pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan,
d. bahasa, dan/atau
e. teknologi.
Bahasa daerah diajarkan secara terpisah sebagai mata pelajaran muatan
lokal wajib di seluruh sekolah/madrasah di Jawa Timur, yang meliputi Bahasa
Jawa dan bahasa Madura. Muatan lokal bahasa daerah dimaksudkan sebagai
wahana untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan etika, estetika, moral, spiritual,
dan karakter serta bertujuan untuk melestarikan, mengembangkan, dan
mengkreasikan bahasa dan sastra daerah.
Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal bahasa daerah di Sekolah
Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah/ Sekolah Menengah Pertama
Luar Biasa, diberikan mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. Pembelajaran
bahasa daerah di sekolah/madrasah diberikan minimal 2 jam pelajaran per
minggu.
Strategi pembelajaran bahasa daerah berbasis pada budaya,
tata nilai, dan kearifan lokal yang berkembang di lingkungan masyarakat untuk
menciptakan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM). Pembelajaran bahasa daerah antar jenjang
pendidikan harus mensinkronisasikan kesinambungan materi, strategi, supaya
tidak terjadi tumpang-tindih. Pembelajaran bahasa daerah diajarkan
dengan memperhatikan aspek pragmatik, atraktif, rekreatif, dan komunikatif.
Materi ajar bahasa daerah disiapkan oleh pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota bekerja sarna dengan institusi/pihak yang terkait.
Materi ajar bahasa daerah dapat diperkaya dengan hal ihwal yang kontekstual
dengan keadaan dan perkembangan budaya dan tata nilai di kabupatenj kota
masing-masing. Materi ajar bahasa daerah dipilih dan ditekankan pada bahan
yang bersifat pragmatik, komunikatif, rekreaktif, dan berdaya guna bagi
kehidupan siswa. Materi ajar bahasa daerah bersumber dari budaya, tata
nilai, yang berkembang di lingkungan masyarakat sebagai integrasi tematik yang
memanfaatkan kearifan lokal.
Penilaian hasil belajar dilakukan dengan memperhatikan standai isi,
standar kompetensi lulusan, dan standar proses.Hasil belajar Slswa
dicantumkan dalam raport dan ijazah.
KI/KD Bahasa Daerah (Bahasa Jawa) sesuai dengan yang tercantum dalam
Peraturan Gubenur Nomor 19 tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Kelas Semester StandartKompetensi Kompetensi Dasar
3.1 Memahami teks hasil
observasi, tanggapan
deskriptif, dan eksposisi
dalam bentuk informasi
1. Memahami berbagai
atau berita secara lisan dan
ragam wacana
tulis.
sastra mlalui
4.1 Menelaah dan menyunting
kegiatan
teks hasil observasi,
mendengarkan
tanggapan deskriptif, dan
eksposisi dalam bentuk
informasi atau berita
secara lisan dan tulis
3.2 Memahami struktur teks,
dan unsur kebahasaan dari
teks lisan dan tulis untuk
menceritakan pengalaman
3. Mengungkap akan
pribadi, profil
pikiran danPerasaan,
tokoh ,kegiatan, atau
dan gagasan dalam
peristiwa
bentuk narasi
4.2 Menceritakan pengalaman
sederhana
pribadi, profil tokoh,
kegiatan, atau peristiwa
I
dengan menggunakan tata
krama
3.3 Memahami struktur teks,
unsur kebahasaan, dan
pesan moral dari teks lisan
dan tulis yang berupa fiksi
3. Memahami berbagai
(wayang/ cerkak/folklor/
ragam wacana sastra
topѐng ḍhâlâng).
mlalui kegiatan
4.3Mengapresiasi teks fiksi
mendengarkan
(wayang/cerkak/
VII
folklor/topèngḍhâlâng)
sesuai konteks secara lisan
dan tulis.
3.5 Memahami struktur teks,
unsur kebahasaan, dan
4. Memahami unsur pesan moral lagu tembang
instrinsik tembang macapat dan kreasi secara
macapat melalui lisan dan tulis
kegiatan 4.5 Melagukan dan
mendengarkan mengungkapkan pesan

Anda mungkin juga menyukai