Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan unit pelayanan kesehatan terkait dengan
tanggung jawab memberikan pelayanan gawat darurat sebagaimana
disebutkan dalam Undang-undang RI no 44 tahun 2009 pasal 1, rumah
sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
menyeluruh, menyiapkan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Selanjutnya dalam Permenkes RI No.147/Menkes/2010 juga
disebutkan bahwa rumah sakit merupakan institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Salah satu unsur pendukung berjalannya rumah sakit yaitu instalasi
farmasi. Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah
Sakit. Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit harus didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian,
pengorganisasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien, dan
standar prosedur operasional.
Pelayanan Kefarmasian di Rumah sakit merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang
berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang
terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan
menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan
kesehatan.
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

1
Habis Pakai, dan pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik
salah satu kegiatannya yaitu pengkajian resep dan pelayanan resep.
Pengkajian Resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah
terkait obat, bila ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan
kepada dokter penulis resep. Pada setiap tahap alur pelayanan Resep
dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian Obat
(medication error). Apoteker atau asisten apoteker harus melakukan
pengkajian Resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan
farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
maupun rawat jalan. Setiap resep yang dilayani di instalasi farmasi
harus dilakukan pengkajian resep oleh tenaga kefarmasian melalui
penerapan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan profesionalisme
tenaga kefarmasian.
Pelayanan resep yang belum optimal akan menyebabkan kesalahan
pemberian obat (medication errors). Medication error adalah kejadian
yang dapat dicegah, yang penanganannya membutuhkan kerjasama
semua tenaga kesehatan di rumah sakit. Menurut penelitian Rahmi
Zakiah dan Zahra Wafiyatunisa Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung, angka kejadian medication error sebesar 63,6% terdapat
hubungan antara tingkat pendidikan terhadap medication error pada
fase prescribing (peresepan). Terdapat beberapa kasus di RSUD
Bandar Negara Husada terkait medication error berupa penulisan
identitas pasien yang tidak lengkap dan yang lainnya. Oleh sebab itu,
saya merancang aktualisasi “Optimalisasi pengkajian resep di depo
farmasi RSUD Bandar Negara Husada Provinsi Lampung guna
meningkatkan mutu pelayanan farmasi klinik”.

B. Tujuan
Tujuan dibuat rancangan aktualisasi ini sebagai langkah demi
mengoptimalkan pengkajian resep di depo farmasi guna meningkatkan
mutu pelayan farmasi kilinik. Hal ini sesuai dengan misi UPTD RSUD

2
Bandar Negara Husada yang berkesinambungan dengan misi
Pemerintah Provinsi Lampung dalam rangka meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat di Provinsi Lampung.

C. Manfaat
Manfaat dari pembuatan rancangan aktualisasi ini antara lain sebagai
berikut.
1. Bagi Stakeholder
Manfaat bagi stakeholder atau masyarakat secara umum adalah
sebagai upaya meningkatkan pelayan kefarmasian kepada
masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan.
2. Bagi Organisasi
Manfaat bagi UPTD RSUD Bandar Negara Husada Provinsi
Lampung adalah sebagai salah satu cara inovasi dalam
meningkatkan pelayanan kefarmasian bermutu yang berorientasi
pada keselamatan pasien.
3. Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis adalah sebagai motivasi untuk bekerja lebih
baik lagi sebagai pelayan publik yang senantiasa menerapkan
nilai-nilai ANEKA, dan sebagai salah satu syarat untuk lulus
dalam Pelatihan Dasar CPNS Golongan II di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Lampung.

D. Ruang Lingkup Aktualisasi


Ruang lingkup pembahasan aktualisasi ini dibatasi pada pengkajian
resep sesuai persyaratan administrasi, farmasetik, dan klinis, dan
pembuatan pamflet terkait kelengkapan resep agar dapat digunakan
untuk koordinasi dengan unit terkait, serta mengevaluasi dari kegiatan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai