Anda di halaman 1dari 2

Hati Baru & Roh yang Baru

Yehezkiel 36:26 memberi tahu kita bahwa sewaktu Allah membersihkan kita, menyelamatkan kita, atau
melahirkan kita kembali, Dia memberi kita hati yang baru. Jadi, menurut ajaran Alkitab, kelahiran kembali juga
memberi kita hati yang baru. Apakah hati yang baru ini? Hati yang baru berarti hati yang lama telah menjadi
baru. Hati yang baru ini berasal dari pembaruan hati kita yang lama. Jika Allah memberi kita hati yang baru, hal
ini berarti Allah memperbarui hati kita yang lama. Setelah mengatakan bahwa Allah memberi kita hati yang baru,
Yehezkiel 36:26 juga mengatakan bahwa Dia menjauhkan hati kita yang keras (batu) dan memberi kita hati yang
taat (daging). Berdasarkan ayat ini, kita menjadi jelas bahwa Allah memberi kita hati yang baru dengan cara
memperbarui hati lama kita.

Hati kita merupakan organ untuk menyatakan kecenderungan dan rasa sayang kita terhadap sesuatu; hati kita
mewakill manusia kita dalam hal menyatakan kecenderungan, rasa sayang, kesenangan, dan keinginan kita
terhadap sesuatu. Semua kecenderungan, rasa sayang, kesenangan, dan keinginan kita ini merupakan fungsi hati
kita. Sebelum kita dilahirkan kembali, hati kita condong kepada dosa, mengasihi dunia, dan mendambakan hal-
hal yang berhubungan dengan hawa nafsu, sebaliknya, dingin dan keras terhadap Allah, tidak ada kedambaan dan
rasa kasih terhadap Allah; terhadap Allah dan hal-hal rohani, tidak ada minat dan tidak ada rasa damba sedikit
pun. Karena itu, ketika Allah melahirkan kita kembali, Dia memperbarui hati kita dan menjadikannya hati yang
baru, yang memiliki kecenderungan baru, kasih sayang baru, kesewingan baru, dan hasrat baru. Jadi, begitu kita
dilahirkan kembali dan diselamatkan, hati kita condong kepada Allah, mengasihi Allah, dan menginginkan Allah.
Terhadap perkara-perkara Allah, perkara-perkara rohani, dan perkaraperkara surgawi, hati kita juga mempunyai
kesenangan dan kedambaan. Setiap kali hal-hal ini disebutkan, hati kita penuh suka cita, tanggap, dan penuh
semangat.
Karena kelahiran kembali memberi kita hati yang baru, maka kita punya kecenderungan dan kasih yang baru,
hasrat dan kerinduan yang baru. Kecenderungan, kasih, hasrat, dan kerinduan yang baru ini semuanya mengarah
kepada Allah dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Inilah fungsi hati yang baru, ini juga adalah tujuan Allah
memberi hati yang baru kepada kita.
Sesudah Yehezkiel 36:26 mengatakan bahwa Allah memberi kita hati yang baru, selanjutnya mengatakan
bahwa Allah juga menaruh roh yang baru di dalam diri kita. Jadi, kelahiran kembali bukan hanya membuat kita
mempunyai hati yang baru, tetapi juga membuat kita mempunyai roh yang baru. Apakah roh baru itu? Roh baru
berarti roh lama kita yang mati telah diperbarui dan dihidupkan. Sama seperti hati baru adalah hati lama yang
dijadikan baru, maka roh baru juga adalah roh lama yang dijadikan baru. Hanya saja, di sini membuat hati lama
kita menjadi lembut, sedangkan roh lama kita dihidupkan. Ini dikarenakan masalah hati lama kita adalah
kedegilannya, dan masalah roh lama kita adalah kematian. Karena itu, sewaktu Allah melahirkan kita kembali,
sama seperti Dia memperbarui hati kita yang lama dan keras dengan cara melembutkannya sehingga menjadi hati
baru, Dia juga memperbarui roh kita yang lama dan mati dengan cara menghidupkannya sehingga menjadi roh
baru.

Pada mulanya, roh manusia yang diciptakan merupakan organ manusia untuk berkontak dengan Allah.
Manusia berhubungan dan bersekutu dengan Allah melalui dan oleh rohnya. Namun, karena kejatuhan manusia,
rohnya rusak akibat tercemar oleh Iblis (Satan) dan dosa. Jadi, roh manusia kehilangan fungsinya terhadap Allah
dan menjadi roh yang mati. Dikarenakan roh telah mati, maka roh menjadi usang. Demi darah Tuhan kita Yesus
Kristus membasuh bersih roh kita dari kecemarannya, maka sewaktu kita dilahirkan kembali, Roh Allah menaruh
hayat Allah yang merupakan unsur Allah ke dalam roh kita dan menghidupkannya (lihat Kol. 2:13). Dengan
demikian, roh lama kita yang telah mati diperbarui dan menjadi roh baru yang hidup.
Jika Allah sudah memberi kita hati yang baru pada waktu kita dilahirkan kembali, mengapa Dia masih perlu
menaruh roh yang baru dalam diri kita? Karena hati kita hanya dapat mendambakan Allah dan mengasihi Allah,
tetapi masih belum dapat berkontak dengan Allah atau menyentuh Allah. Karena itu, Allah merasa tidak cukup
jika hanya memberi kita hati baru; Dia masih harus menaruh roh baru dalam diri kita. Kalau Allah hanya memberi
kita hati baru, Dia hanya dapat membuat kita damba dan mengasihi Dia; Dia tidak bisa membuat kita berkontak
dengan-Nya. Karena itu, Dia harus menaruh roh baru di dalam diri kita, supaya kita dapat berkontak dan bersekutu
dengan-Nya.

Dengan hati baru, kita dapat mendambakan Allah dan mengasihi Allah; dengan roh baru, kita dapat mengontak
Allah dan menyentuh Allah. Hati baru kita membuat kita mampu mempunyai kesenangan dan kecenderungan
baru, perasaan dan rasa tertarik yang baru terhadap Allah serta hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Roh baru kita
membuat kita mampu mempunyai kontak dan pandangan baru, kemampuan dan fungsi rohani yang baru
terhadap, Allah serta hal-hal yang berkaitan dengan-Nya.

Pertanyaan Diskusi
1. Apakah yang dimaksud dengan hati dan roh yang baru ?
2. Sudahkah anda mengalami hati dan roh yang baru ? Sharingkan pengalaman anda!

Anda mungkin juga menyukai