Anda di halaman 1dari 6

Perhentian adalah Kekuatan

Pembacaan Alkitab :

Lukas 10:38-42; Yesaya 30.15; Filipi 4:7; Matius 11:29.

HANYA SATU SAJA YANG PERLU

Pada suatu hari, ketika Tuhan kita berjalan masuk sebuah kampung, seorang perempuan yang
bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Saudari ini sangat mengasihi Tuhan Yesus. Dia mengira,
bahwa ia harus dengan sebaik-baiknya berbuat sesuatu bagi Tuhan untuk menyenangkan hati Tuhan.
Lalu ia mulai melakukan ini, melakukan itu, menyiapkan ini, menyiapkan itu. Tetapi setelah
menangani banyak pekerjaan, hatinya menjadi kacau, tidak saja demikian, malahan merasakan ada
banyak hal yang menguatirkan dan menggelisahkan, kekuatiran ini membuat dia resah.

Marta, seperti orang-orang lainnya, dirinya sendiri telah tidak benar, lalu menyalahkan orang lain. Dia
datang ke hadapan Tuhan dan berkata, "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku
membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawab,
"Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu sqia
yang perlu : Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Oh, Tuhan berkata hanya satu saja yang perlu! Marta telah melakukan banyak perkara, tetapi Tuhan
berkata bahwa hanya satu saja yang perlu, tidak banyak. Anda merencanakan ini, merencanakan itu,
melakukan ini, melakukan itu, seolah-olah telah bekerja begitu banyak. Tetapi hanya satu saja yang
perlu! Yang perlu tidak banyak, hanya satu.

Saudara-saudari, sebenarnya apakah keperluan yang hanya satu ini? Keperluan yang hanya satu ini
ialah Kristus yang telah dipilih oleh Maria. Bagaimana kita dapat memperoleh keperluan yang hanya
satu ini? Caranya ialah dengan tenang diam di hadapan Tuhan, seperti apa yang telah dilakukan
Maria.

Setiap orang Kristen harus bekerja. Alkitab menampakkan kepada kita, jika seorang tidak mau
bekerja, janganlah ia makan (II Tesalonika 3:10), sebab itu kita harus bekerja. Tetapi ketika kita
bekerja, di dalam kita seringkali tidak ada perhentian, malahan seakan-akan kita telah melupakan
Tuhan. Sepanjang hari sibuk, tidak dapat dengan baik-baik berdoa di hadapan Tuhan, tidak dapat
dengan baik-baik membaca Firman Allah. Jerih payah kita, pelayanan rohani kita, membantu saudara
ini, membantu saudari itu, memang motivasi pekerjaan kita semua untuk Tuhan, tetapi akhirnya, hati
kita menjadi kacau, dalam kita penut kekuatiran dan keresahan. Di sinilah kesulitannya, yaitu banyak
perkara yang dapat membuat kita lupa akan Tutian, membuat kita kendor. Dengarlah Tuhan berkata,
hanya satu saja yang perlu! Perkara ini ialah "berhenti/istirahat" di hadapan Tuhan, dipuaskan oleh
diri Tuhan.

DAMAI DAN TENANG DI DALAM BATIN


Bagaimana kita dapat hidup dengan penuh ketenangan dan kemantapan? Marilah kita melihat
jawaban Tuhan. Tuhan tidak berkata, "Jangan bekerja." Tuhan juga tidak berkata, "Seseorang harus
bekerja selama setengah hari dan setengah hari lainnya tekun untuk masalah rohani." Tuhan tidak
berkata, "Marta, perkara-perkara yang kau lakukan salah." Marta boleh melakukan banyak hal, tetapi
Tuhan mengingatkan Marta, sekali-kali jangan membiarkan perkara-perkara itu masuk ke dalam
dirinya sehingga menimbulkan kekuatiran dan keresahan. Tuhan tidak berkata, bahwa Marta telah
bekerja terialu banyak, tetapi Tuhan berkata, bahwa yang dipikirkan Marta terlalu banyak. Tuhan
Yesus tidak berkata bahwa ia telah menangani terlalu banyak perkara, tetapi Tuhan berkata,
kekuatirannya terlalu banyak. Perkara boleh saja ada mulai dari pagi hari sampai malam hari, tetapi
Anda jangan sepanjang hari dikuatirkan dan diresahkan olehnya.

Banyak orang, walaupun perkara di luar yang dihadapinya tidak begitu banyak, tetapi di dalamnya
telah sangat sibuk karenanya. Ada orang untuk perkara yang akan dilakukan lima hari kemudian,
sudah sibuk lima malam, tidur tidak nyenyak, terus memikirkannya, menguatirkannya. Ada juga
untuk menemui seseorang pada keesokan harinya yang hanya satu jam, tetapi ketika tidur, telah me-
mikirkannya selama empat jam. Inilah yang disebut berpikir terlalu banyak. Tuhan tidak berkata,
jangan bekerja; tetapi Tuhan berkata, walaupun Anda tetap bekerja, janganlah kuatir dan resah hati.
Tuhan tidak berkata, Anda telah bekerja terlalu banyak; tetapi Tuhan berkata, janganlah kuatir dan
resah hati.

Saudara-saudari, demikianlah seharusnya kehidupan orang Kristen. Kita harus rajin bekerja, jangan
malas. Di luaran rajin bekerja adalah seharusnya, di luaran sibuk tidak mengapa, tetapi di dalam
harus tenang, di dalam hanya ada satu hal --- Kristus. Inilah yang diperlihatkan Tuhan Yesus kepada
kita. Di sini Tuhan minta satu hal kepada kita, yaitu supaya kita dalam keadaan apapun tidak sampai
terjamah oleh keadaan itu. Tubuh, boleh giat bekerja, melakukan banyak perkara, tetapi di dalam
hanya ada satu hal, di dalam sedikit pun tidak kendor. Di luar boleh sibuk, tetapi di dalam senantiasa
bersekutu dengan Tuhan.

Terima kasih kepada Tuhan, di sini tidak hanya ada Marta, juga ada Maria. Maria telah memilih
bagian yang terbaik, yaitu bersekutu dengan Tuhan. Tuhan mau supaya Marta belajar seperti
kakaknya dalam hal ketenangan yang di dalam, bukan dalam hal mengurus pekerjaan di luar. Kita
boleh menjadi Marta di luaran, tetapi jangan di dalam. Di luaran boleh menjadi Marta, tetapi di
dalam, harus belajar seperti Maria yaitu mutlak bersatu dengan Tuhan. Walaupun di luaran sibuk,
tetapi di dalam, tetap bersekutu dengan Tuhan dalam ketenangan. Inilah pengalaman yang paling
berharga.

Sebagai contoh, saudam Lawrence, sepanjang hari ia harus menyiapkan makanan untuk banyak
orang. Seandainya kita dalam kedudukan saudara Lawrence, kita tentu akan begitu sibuk sehingga
mungkin kehilangan persekutuan dengan Allah. Tetapi persekutuan batiniah antara saudam
Lawrence dengan Allah sedikit pun tidak terpengarut oleh keadaan yang di luar. Oh, dia sungguh
seorang yang mengenal bagaimana diam bersama Allah. Di luar dia selalu sibuk, tetapi di dalam dia
senantiasa duduk di bawah kaki Tuhan. Di luar mungkin banyak sekali perkara yang harus dikerjakan,
tetapi di dalam sedikit pun tidak terganggu oleh perkara-perkara luar tersebut.

Ini sungguh suatu kehidupan yang sangat berharga. Kita masing- masing dapat memiliki kehidupan
semacam ini. Kehidupan demikian bukan terjadi di atas tubuh daging kita, kehidupan demikian bukan
di dalam perasaan kita, kehidupan demikian ada di dalam insan kita yang terdalam. Di dalam batin
kita tetap bersekutu dengan Tuhan, senantiasa hidup, di hadapan Tuhan, ada suatu kehidupan yang
tenang dan mantap. Kita harus ingat, Allah tidak menghendaki kita malas dan tidak man bekerja.
Tuhan mau supaya setelah Ia tinggal di dalam kita, kita dapat menahan semua kesibukan luaran itu.
Mulai pagi sampai malam Anda selalu sibuk, tetapi meskipun demikian, tidak ada seorang pun yang
dapat menyingkirkan kedamaian yang ada di dalam Anda. Tidak ada satu perkara pun yang dapat
menghilangkan perhentian yang ada di dalam Anda. Sibuk di luar, tetapi tenang di dalam.

Saudara saudari, jangan membiarkan perkara yang di luar menjamah kalian. Kalian harus menolak
terjamah okh perkara-perkara yang di luar itu. Biarpun berapa banyaknya perkara yang di luar, jangan
membiarkan perkara itu masuk ke dalam diri Italian. Di dalam diri kalian seharusnya hanya ada satu
orang, yaitu Kristus; di dalam kalian harus ada satu perkara, yaitu berdekatan dengan Tuhan. Kalau
ada benda-benada lain masuk ke dalam kalian, maka damai yang ada di dalam kalian akan hilang.

SENANTIASA HIDUP

DALAM RUANG MAHA KUDUS

Tabernakel Allah dalam Perjanjian Lama terbagi atas pelataran luar, ruang kudus dan ruang maha
kudus. Di dalam ruang maha kudus terdapat sebuah tabut, yaitu tempat kediaman Allah. Di dalam
ruang kudus ada roti tak beragi, kaki than emas dan mezbah pembakaran ukupan. Di pelataran luar
ada mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan. Di antara ruang kudus dan ruang maha kudus
terdapat sebuah tirai pemisah; di antara pelataran luar dengan ruang kudus terdapat sebuah pintu;
di antara dunia luar dengan pelataran luar terdapat satu tirai pintu gerbang. Pelataran luar hanya
boleh dimasuki oleh orang-orang Lewi dan para imam; ruang kudus hanya boleh dimasuki oleh para
imam, dan ruang maha kudus hanya Imam Besar saja yang boleh memasukinya, setahun sekali
dengan membawa darah.

Dalam Perjanjian Baru, Allah melalui hambaNya memberitahu kita, bahwa kita adalah Bait Allah (I
Korintus 3:16). Kehidupan kekristenan kita, sepertilah Tabernakel Allah, sepertilah keadaan Bait
Allah.

Keadaan di pelataran luar sangat sibuk; di luar lagi, ada puluhan ribu orang Israel, ada entah berapa
banyaknya barang-barang persembahan yang mereka bawa; pula banyak sekali orang-orang Lewi
yang khusus untuk menyembelih kambing domba. Dalam sehari entah berapa banyak waktu yang
diperlukan untuk melakukan semus. itu. Walaupun sepanjang hari di pelataran luar banyak orang,
tetapi di ruang maha kudus seorang pun tidak ada. Tirai pintu gerbang boleh seringkali dilewati dan
orang yang keluar masuk boleh banyak, tetapi tirai di dalam ruang maha kudus tetap tergantung di
sana, sedikit pun tidak bergerak, seorang pun tidak boleh masuk. Di pelataran luar boleh gaduh, tapi
di ruang maha kudus sedikit pun tak terpengaruk; sangat tenang. Inilah kehidupan orang Kristen.

Di luar Anda boleh berhubungan dengan ratusan, ribuan orang, tetapi Anda tetap dapat menjadi
orang yang paling tenang, sedikit pun tidak terganggu olehnya. Di luar mungkin sangat sibuk, tetapi
di dalam roh sedikit pun tidak terganggu. Di luar mungkin sibuk, tetapi di dalam tetap bersekutu
dengan Tuhan, sedikit pun tidak ada kekacauan. Inilah yang disebut mendapat perhentian di dalam
roh.

Kita, orang-orang Kristen, seharusnya hidup dalam suasana dosa yang berkesinambungan. Bukan
berdoa sepuluh menit, setengah jam, itu baru berdoa. Bukan juga pagipagi bangun berdoa,
kemudian ketika bekerja tidak berdoa lagi. Karena kits, man hidup di hadapan Tuhan, maka meskipun
di luar sibuk bekerja, di dalam tetap mempunyai persekutuan dengan Tuhan. Memang kita perlu
mempunyai doa pada waktu-waktu tertentu, membaca Alkitab pada waktu-waktu tertentu; tetapi
selain waktu-waktu tersebut, hayat di dalam kita haruslah tetap bersekutu dengan Tuhan.

Kita harus ingat, bahwa kekuatan kehidupan kita mutlak tergantung pada persekutuan antara hayat
terdalam kita dengan Tuhan. Bagian terdalam itu, tidaklah terganggu oleh pengaruh-pengaruh dari
luar, sedikit pun tidak terpengaruh oleh perkara-perkara dari luar. Jika di dalam Anda tenang,
perkara-perkara di luar tentu dapat dikendalikan dari dalam. Walaupun di dalam ruang maha kudus
tidak ada kaki dian, mezbah pembakaran ukupan, roti sajian, tetapi ruang maha kudus mengatur
seluruh pergerakan di dalam Tabernakel. Karena itu, kalau Anda mempunyai satu kehidupan yang
tenang di dalam ruang maha kudus, perkara-perkara luar tidak akan dapat menjamah Anda, ling-
kungan tidak dapat mengusik Anda. Kalau Anda hidup di dalam ruang maha kudus, Anda akan
nampak bahwa Allah telah menjenuhi semuanya ini. Di sini persekutuan Anda dengan Allah
berlangsung terns, tidak dapat diputuskan oleh perkara luar apapun.

KEKUATAN DARI PERHENTIAN DAN KETENANGAN

Saudara-saudari, satu kegagalan kita dalam kehidupan ini ialah begitu kita sibuk, segera di dalam kita
timbul perasaan kacau. Bahkan seringkali, walaupun di luar belum begitu sibuk, di dalam sudah
bingung sekali. Karena di dalam kacau, maka tak ada kekuatan untuk menanggulangi perkara-perkara
luar. Kita harus tahu, perhentian adalah kekuatan hidup kita; tenang dan mantap, adalah kekuatan
kehidupan kita. Firman Allah mengatakan, "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan
diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu" (Yesaya 30:15). Tidak ada
orang yang mudah terangsang yang dapat mempunyai kekuatan di hadapan Allah. Kita harus ingat,
bahwa kekuatan kita tergantung pada ketenangan dan kemantapan di dalam kita.

Setiap, angin puyuh pasti ada intinya. Meskipun lingkaran luar angin puyuh berputar dengan begitu
cepat, tetapi di titik intinya sangatlah tenang. Kehidupan inti yang tenang ini adalah kekuatan kita.
Perkara di luar sepertilah angin puyuh yang berdup kacau, tetapi di dalam kita harus sangat tenang.
"Dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu". Jangan sekali-kali karena perkara di luar
bertambah banyak, membuat pikiran Anda kacau, sehingga Anda kehilangan ketenangan. Kalau
demikian Anda tidak akan berdaya mengendalikan situasi Anda.

Lihatlah lautan, biarpun permukaannya terjadi perubahan yang dasyat, ombak besar bergulung-
gulung, angin topan bertiup kenceng, tetapi di dasarnya tetap, tenang, benar-benar tenang. Ada
orang yang khusus menyelidiki keadaan tanaman di dasar laut. Tanaman-tanaman itu membuktikan
entah sudah berapa tahun lamanya dasar laut itu tidak pernah berubah.

Kehidupan kekristenan kita haruslah mempunyai ketenangan yang di dalam ini. Kita tidak dapat
mengharapkan agar di luar tidak sibuk, tetapi kita dapat mengharapkan bahwa dalam kesibukan-
kesibukan tersebut di dalam kita tenang mutlak. Perkara yang kita tangani boleh lebih banyak lagi,
tetapi di dalam kita tetap, tenang. Ketenangan yang ingin kita dapatkan adalah ketenangan di dalam.
Kalau tenang, Anda tidak akan gagal. Bagaimanapun keadaan di luar, Anda harus tetap, hidup di
dalam Tuhan, seolah-olah tidak ada perkara apapun. Kita akan nampak bahwa Tuhan di dalam kita
ingin supaya kita menempuh satu kehidupan yang tenang.

Tuhan tidak pernah terpengaruh oleh perkara-perkara di luar. Pada suatu hari, orang-orang dalam
rumah ibadah menganiaya Dia, akan melemparkan Dia dari sebuah tebing gunung. Jika kita yang
mengalami kejadian ini, tentu kita akan segera melarikan diri. Tetapi Alkitab mengatakan, Tuhan
Yeaus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi. Orang-orang itu ingin mencelakakan Dia,
tetapi Dia sedikit pun tidak terpengaruh, "Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, Ialu pergi."
(Lukas 4:2830). Ketika terjadi angin topan Tuhan kita sedang tidur. Murid-murid berteriak : "Kita
binasa". Mengapa mereka berteriak sedemikian rupa? Karena di dalam mereka tidak ada perhentian.
Tetapi Tuhan kita tidak terpengaruh olehnya (Matius 8:23-25). Ketika orang-orang bersenjata lengkap
ingin menangkapNya, Tuhan malah keluar dan bertanya kepada mereka, "Siapakah yang kamu cari?"
Jawab mereka, "Yesus dari Nazaret" Kata Tuhan Yesus, "Akulah Dia." Begitu mereka mendengar
perkataan ini, mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. Orang-orang yang mau menangkap malah
dikejutkan sampai jatuh ke tanah oleh orang yang mau ditangkap (Yohanes 18:2-6). Oh, Tuhan yang
patut dipuji sampai selama- lamanya ini tidak pernah terpengaruh okh perkara-perkara yang di luar,
Dia hanya hidup berdasarkan yang di dalam.

PERCAYA DAN BERSANDAR

Bagaimana kita dapat memperoleh perhentian yang dalam? Ayat-ayat Alkitab di bawah ini
memberitahu kita dua syarat.

Syarat pertama terdapat dalam Filipi 4:64, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan
pikiranmu dalam Kristus Yesus."

Yang membuat Anda mendapatkan perhentian, pertama adalah menyatakan segala perkara Anda,
segala keinginan Anda kepada Allah. Pekerjaan Anda, keperluan Anda, segala kesulitan yang Anda
ternui, boleh Anda beritahukan kepada Tuhan. Anda dapat berkata kepada Tuhan, "Tuhan, saya
menyerahkan semuanya ini ke dalam tanganMu." Begitu Anda menernui masalah, Anda dapat
melalui doa, permohonan dan ucapan syukur memberitahu kepada Tuhan segala keinginan Anda.
Begitu ada masalah, hendaklah segera Anda serahkan kepada Allah. Dan begitu Anda menyerahkan
kepada Allah, maka damai sejahtera Allah segera menaungi Anda. Kapankala Anda berserah kepada
Allah, saat itu juga kedamaian datang. Dengan demikian kita dapat sepanjang hari tidak terpengaruh
oleh keadaan di luar. Meskipun ada kesulitan yang sangat besar., meskipun ada banyak masalah,
pasti ada kedamaian Allah yang senantiasa melindungi hati Anda.

Masih ada s3rarat kedua, yaitu dalam Matius 11:29, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. "

Syarat pertama adalah iman, syarat kedua adalah taat. Allah mengijinkan banyak perkara menimpa
diri Anda, kalau Anda menolak apa-apa yang Allah kehendaki supaya Anda dapatkan, kalau Anda
tidak menerima kehendak Allah, kalau Anda masih mempunyai keinginan- keinginan lain, di dalam
Anda pasti tidak mempunyai perhentian. Kita harus tahu bahwa perhentian dihasilkan dari adanya
persembahan. Ketika kesulitan datang kalau Anda dapat belajar seperti Tuhan, dapat menanggung
kuk Tuhan, walaupun Anda tidak dapat berbuat menurut keinginan Anda, Anda menderita, tetapi
Anda pasti mendapatkan perhentian. Jika Anda berkata pada Tuhan, "Tuhan, apapun yang Engkau
kehendaki supaya hamba lakukan, hamba mau melakukannya." Anda pasti memiliki perhentian.
Sebaliknya kalau Anda menolak, Anda memilih jalan Anda sendiri, memilih kehidupan Anda sendiri,
mempunyai pengharapan sendiri, Anda akan kehilangan perhentian. Semua ketidakpuasan kita,
harapan kita, hanya akan membuat kita kehilangan perhentian. Kalau Anda berkata pada Tuhan, "Tu-
han, segala yang Kau berikan kepadaku adalah baik, aku mau berjalan pada jalanMu, aku mau
kehendakMu, aku mau mengesampingkan harapanku", maka perhentian akan memenuhi Anda.

Semoga Tuhan memberkati kita, sehingga kita percaya bahwa Tuhan sanggup menanggung segala
beban berat dan kesulitan kita, juga membuat kita mau taat kepada semua kehendak Allah atas diri
kita, dan mau melakukan sentua permintaan Allah atas diri kita. Kita dapat menjawab, "Saya mau
melakukannya".

Oh, semoga Tuhan membuat kita, nampak bahwa perhentian hanya dapat diperoleh karena kita
percaya kepadaNya, taat kepadaNya. Mau masih ada hati yang tidak percaya, perhentian tidak akan
datang. Kalau Anda sendiri masili ingin mendapatkan sesuatu, perhentian tidak akan datang. Tetapi
jika Anda percaya kepada Allah, taat kepada Allah, walaupun di luar terjadi perkara yang
bagaimanapun, semuanya tidak akan dapat mengganggu hati Anda. Di dalam Anda senantiasa
bersekutu dengan Tuhan, ini membuat Anda sanggup menanggung segala perkara dari luar. Kiranya
kita semua nampak Perhentian adalah Kekuatan.

Anda mungkin juga menyukai