Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BAHASA INDONESIA

“ARTIKEL”

Nama : Kadek Anggy Melda Putri

No : 21

Kelas : XII MIPA 2

SMA N 1 GIANYAR
TAHUN AJARAN
2022/2023
Pemilih Cerdas melahirkan pemimpin berkualitas

Suhu politik saat ini mulai menghangat. Ada partai-partai yang sudah
membentuk koalisi, ada pula yang para petingginya baru menjalin komunikasi. Semua
langkah ditujukan untuk memenangi Pemilu 2024. Manuver tersebut memancing
politikus, simpatisan, pakar politik, tokoh masyarakat, hingga awam
memperbincangkannya untuk membangun opini.

Tidak ada yang mustahil orang biasa yang tidak mempunyai kemampuan bisa
saja dipromosikan bagai pahlawan yang bijaksana dan menjadi teladan. Pun
sebaliknya seorang tokoh yang mempunyai kapabilitas dan kualitas bisa jatuh
terjerembab ke lembah paling dalam.

Kecintaan dan kebencian yang berlebihan tanpa pengetahuan itu tumbuh di


saat mereka aktif update mengikuti media streaming maupun medsos.Media streaming
dan medsos bermata dua akan berfungsi baik dan buruk tergantung pada yang
memanfaatkannya.

Sebagian menggunakan untuk konsolidasi dan promosi mengedukasi, sebagian


lagi memanfaatkan untuk menjatuhkan orang lain.Medsos kini menjadi sebuah
wahana atau tempat paling efektif dan efisien untuk bersosialisasi. Menyongsong pesta
demokrasi akbar di Indonesia, medsos dan media streaming akan menjadi salah satu
alternatif sarana untuk mempengaruhi publik paling efektif dan efisien.
Pemilu 2024 menjadi pesta paling akbar karena pada tahun sama digelar
pemilihan anggota DPRD kabupaten, kota, provinsi, DPR RI, DPD, kepala daerah,
serta presiden dan wakil presiden.

Kondisi tersebut menuntut publik lebih cerdas dan sadar bahwa pemilu adalah
sarana paling dasar untuk melahirkan wakil rakyat dan pemimpin berkualitas yang
mengayomi masyarakat. Agar tidak seperti membeli kucing dalam karung, masyarakat
memerlukan edukasi agar lebih cerdas dalam memilih pemimpinnya.

Memberikan edukasi pemahaman terhadap proses demokrasi yang sehat


dengan mengedepankan etika politik yang sesuai dengan konstitusi, Edukasi secara
masif dalam proses demokrasi diperlukan untuk mendapatkan pemimpin yang baik
dan mendapatkan legitimasi rakyat.

Tidak hanya memperoleh suara terbanyak, namun pemimpin yang dihasilkan


dari proses demokrasi yang baik itulah nantinya bisa melahirkan kebijakan berkeadilan
sosial.Proses politik itulah yang disebut salah satunya melalui pelibatan atau
partisipasi masyarakat untuk memilih.

Dalam negara demokrasi, pemilu merupakan satu landasan utama bahwa setiap
kebijakan publik dibuat berdasarkan perencanaan dari aspirasi, memperhatikan
aspirasi rakyat. Akan tetapi tidak jarang bahwa masyarakat masih banyak yang kurang
paham terhadap proses berdemokrasi dalam pembuatan kebijakan.Oleh sebab itu,
penting adanya edukasi supaya masyarakat paham hak dan kewajiban mereka.

Edukasi itu sebenarnya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah,


melainkan menjadi bagian dari fungsi partai politik, lembaga pembuat kebijakan
(misalnya wakil rakyat di DPRD), media masa, dan dunia pendidikan. Oleh sebab itu,
sudah waktunya lembaga-lembaga terkait menyusun strategi untuk menggerakkan dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pemilu.

Peran Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu),


menjadi ujung tombak pendidikan politik rakyat untuk menghasilkan pemilu yang
lebih berkualitas.Sebagai lembaga penyelenggara pemilu, KPU harus bisa memainkan
peran meningkatkan partisipasi masyarakat untuk melahirkan pemimpin yang
legitimate. Perlu membangun pemahaman berpolitik sehat di tengah masyarakat yang
sudah terpengaruh pada segelintir politikus yang lebih mengutamakan kepentingan
pribadi dan kelompok.

Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Kalimantan Selatan Dr. H.


Nurzazin menjelaskan KPU telah membuat kebijakan tentang sosialisasi pemilu guna
meningkatkan partisipasi masyarakat pada Pemilu 2004. Melalui UU Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum, KPU mengedukasi publik tentang proses demokrasi
yang sehat.

KPU terus mengedukasi masyarakat agar kian melek politik, antara lain,
melalui kampus, SLTA, kelompok belajar, organisasi masyarakat, organisasi pemuda,
media sosial, media online, serta media cetak.Dengan memberikan pemahaman proses
demokrasi dan berpolitik yang sehat, upaya itu diharapkan mampu mendongkrak
partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2024.

Diharapkan partisipasi masyarakat pada Pemilu 2024 lebih tinggi dibanding


capaian Pemilu sebelumnya. Strategi yang mesti dilakukan untuk mewujudkannya,
antara lain, menguatkan sinergi penyelenggara dengan pemangku kepentingan,
terutama dalam mengedukasi pemilih. Publik harus paham dampak atas pengambilan
keputusan memilih pemimpin.

Mengajak masyarakat untuk menolak politik uang, janji-janji palsu, hingga


kampanye hitam. Lebih dari itu, juga membangun optimisme masyarakat akar rumput
dan kaum milenial mengenai penting dan strategisnya pemilu untuk menghasilkan
pemimpin berkualitas.

Rakyat harus menyadari dampak baik dan buruknya dalam 5 tahun ke depan,
jangan sampai salah memilih pemimpin atau wakil rakyat yang hanya mementingkan
individu dan kelompok.Pencerahan tersebut bisa memanfaatkan media streaming,
media online, dan medial sosial.

Bisa pula melibatkan organisasi kemasyarakatan, kepemudaan, lingkungan


kampus, sekolah lanjutan atas, majelis taklim, serta kelompok lain untuk
meningkatkan keterlibatan masyarakat. Semua ikhtiar tersebut untuk membangun
pemilih yang cerdas. Dari pemilih cerdas inilah bakal menghasilkan wakil rakyat dan
pemimpin berkualitas

Anda mungkin juga menyukai